You are on page 1of 6

Penyusunan Desain Proposal Hibah Bersaing

12 07 2008

4 Votes

Urip Santoso [1] Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu

Pendahuluan Seorang pemimpin dalam membuat keputusan atau kebijakan sebaiknya didasarkan oleh data dan fakta. Data dan fakta tersebut dapat diolah menjadi informasi yang dapat dijadikan dasar untuk pembuatan keputusan atau kebijakan yang rasional dan realistis. Data dan fakta tersebut dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain melalui penelitian. Sebagai contoh, perusahaan mobil terkenal, Toyota, sebelum memasarkan produknya ke Indonesia telah melakukan penelitian mengenai karakteristik konsumen di Indonesia. Hasil penelitian itu kemudian dijadikan dasar untuk memproduksi mobil yang sekarang dikenal dengan nama Kijang. Kijang terbukti laris manis seperti kacang rebus. Dewasa ini Indonesia memerlukan berbagai penelitian yang bermutu tinggi untuk memecahkan persoalan bangsa Indonesia yang nota bene sangat ketinggalan di semua bidang. Untuk itu, sebagai peneliti atau calon peneliti unggul, seorang dosen harus mampu menggali permasalahan atau persoalan sesuai dengan kepakarannya untuk kemudian mencari pemecahannya. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui penelitian yang mendalam. Penelitian yang demikian itu biasanya merupakan penelitian terapan, bukan merupakan penelitian dasar. Salah satu jenis penelitian terapan yang dikembangkan oleh Ditjen Dikti adalah Penelitian Hibah Bersaing (PHB). Karakteristik penelitian jenis ini berorientasi kepada produk yang secara nyata mampu memecahkan masalah yang ada. Produk-produk tersebut dapat berupa tangible products maupun intangible products. Produk tersebut setelah selesai PHB dapat langsung diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang ada baik pada sektor swasta, pemerintah ataupun masyarakat pengguna lainnya. Untuk menghasilkan produk dengan cirri-ciri itu diperlukan penelitian yang mendalam yang dilakukan secara bertahap, yang sering kali memerlukan waktu lebih dari 5 tahun. Oleh karena PHB dilakukan hanya 2-3 tahun, maka PHB mesyaratkan para peneliti harus telah mempunyai penelitian sampai tahapan tertentu, sehingga jika mendapat PHB selama kurun waktu 2-3 tahun, telah dihasilkan produk akhir yang siap diterapkan. Oleh karena PHB bersifat penelitian bersaing, maka seorang dosen harus mampu merancang PHB sedemikian rupa sehingga proposal dinilai inovatif, realistis dan mampu memecahkan persoalan yang ada baik di level lokal, nasional maupun internasional. Artikel ini menguraikan kiat-kiat penulisan proposal PHB berdasarkan pengalaman pribadi dan teoritis sebagai bahan perbandingan.

Persyaratan Administrasi 1. Tim peneliti terdiri atas Peneliti Utama dan Anggota. 2. Peneliti utama sekurang-kurangnya bergelar S2. 3. Bila peneliti utama berhalangan, penggantinya minimum bergelar S2 dan berasal dari perguruan tinggi yang sama. 4. Biodata pengusul mencerminkan tract record yang relevan dengan penelitian yang diusulkan. 5. Jumlah anggota maksimum 3 orang (diutamakan multi disiplin). Tugas dan peran setiap peneliti diuraikan dengan jelas dan disetujui oleh yang bersangkutan. Susunan anggota peneliti dari waktu ke waktu dapat berubah, sesuai dengan kebutuhan penelitian. 6. Pengusul yang berstatus mahasiswa, lembaga pengusul adalah perguruan tinggi asal yang bersangkutan. 7. Hanya diperbolehkan maksimum 2 kali sebagai ketua dan/atau anngota, kecuali bagi peneliti yang berhasil mempublikasikan hasilnya pada jurnal internasional dan memperoleh HAKI dapat mengajukan untuk periode berikutnya. 8. Tiap pengusul hanya boleh mengusulkan 1 usulan pada tahun yang sama, baik sebagai ketua maupun sebagai anggota. 9. Ketua peneliti tidak menjadi peneliti utama atau anggota dalam penelitian dengan sumber dana Dikti pada tahun yang sama. 10. Pelaksanaan penelitian (termasuk penggunaan dana) harus terdokumentasi dalam bentuk logbook, meliputi tanggal, kegiatan dan hasilnya. 11. Peneliti utama yang mewakilkan kepada anggota pada saat pemaparan harus melimpahkan status peneliti utama kepada anggota yang mewakili dan diketahui oleh lembaga penelitian. Peneliti utama pengganti harus berasal dari perguruan tinggi yang sama. 12. Penelitian yang dihentikan sebelum masanya akibat kelalaian, diberi sanksi tidak diperkenankan mengajukan usulan ke DP2M dalam kurun waktu 2 tahun beturut-turut.

Topik Topik penelitian merupakan objek penelitian (Amirin, 1995). Objek penelitian biasanya tercermin dalam perumusan masalah dan dalam judul. Topik atau objek penelitian adalah masalah penelitian yang akan diteliti. Objek dan subjek penelitian biasanya sudah sekaligus menjadi satu kesatuan. Kita ambil contoh judul berikut ini: Kesiapan lulusan sekolah pendidikan guru dalam mengajarkan matematika dan ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar Kesiapan mengajarkan matematika dan ilmu pengetahuan alam di sekolah dasar merupakan objek penelitian, sedangkan lulusan sekolah

pendidikan guru adalah subjek penelitian. Untuk PHB topic penelitiannya bebas, tetapi sebaiknya yang sedang hangat, unik dan sesuai dengan bidang keahlian peneliti.

Judul: - Menarik, spesifik, unik, bermakna tunggal, sederhana, jelas, lojik, tidak perlu puitik, ditulis dalam kalimat berita. - Gunakan kata kunci primer. - Mencerminkan isi. - berorientasi kepada produk sesuai dengan ciri PHB. - Tidak terlalu pendek tetapi tidak terlalu panjang (10-20 kata). Judul yang lengkap biasanya terdiri dari: 1) masalah, objek, atau topic penelitian; 2) subjek penelitian, 3) lokasi atau daerah penelitian, 4) desain, strategi, metode penelitian, dan 5) tahun atau waktu terjadinya peristiwa atau waktu menyelenggarakan penelitian (Amirin, 1995). Mari kita pelajari judul berikut ini (Amirin, 1995): Studi perbandingan antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi intra dan atau ekstra kampus terhadap pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana Judul tersebut selain belum jelas juga terlalu panjang. Bandingkan dengan perubahan judul di bawah ini. Perbandingan persepsi mengenai pekerjaan ideal setelah menjadi sarjana antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif berorganisasi

Subjek penelitian Sebagai ilustrasi, misalnya kita akan meneliti tentang profil perpustakaan Sekolah Dasar di Propinsi Bengkulu. Subyek penelitiannya adalah perpustakaan SD. Untuk memperoleh informasi tentang hal itu, kita dapat menggalinya dari sumber data. Sumber data dapat kita peroleh dari responden misalnya kepala perpustakaan & stafnya. Kita dapat juga menggali informasi dari dokumen-dokumen yang ada di perpustakaan. Agar lebih jelas tentang subyek penelitian, kita ambil contoh misalnya kita ingin meneliti tentang motivasi belajar mahasiswa Universitas Bengkulu dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa. Untuk mendapat informasi tentang motivasi mahasiswa kita dapat menggalinya dari responden dapat mahasiswa itu sendiri, dosen atau orang tua. Jika kita pilah lebih dalam dapat saya uraikan sebagai berikut: Mahasiswa sebagai subyek penelitian, responden & sumber data/informasi Dosen sebagai responden & sumber data/informasi Orangtua mahasiswa sebagai responden & sumber data/informasi Dari contoh-contoh di atas dapat kita pahami bahwa subjek penelitian adalah sesuatu atau seseorang yang akan kita ambil informasinya. Informasi tersebut bisa berupa perilaku, keadaan dll. dari sesuatu atau seseorang tersebut. Sumber data adalah sesuatu atau seseorang yang kita pilih untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu atau seseorang yang lain. Aspek atau segi penelitian Aspek adalah segi pandangan terhadap sesuatu hal, peristiwa dsb atau pandangan terhadap bagaimana terjadinya sesuatu peristiwa dari perjmulaan sampai akhirnya (Poerdarminta, 1976). Aspek penelitian berkaitan dengan informasi apa yang akan kita ambil dari sesuatu atau seseorang. Kita ambil contoh misalnya tentang penelitian motivasi mahasiswa dimuka. Informasi yang ingin kita dapatkan adalah motivasi mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Misalnya seorang ahli jiwa tentunya akan memandang motivasi tersebut dari sudut pandang ilmu jiwa atau dari kejiwaan seseorang. Demikian pula ahli lain tentunya akan meneliti dari sudut pandang mereka masing-masing. Produk PHB Hasil penelitian PHB diutamakan berupa produk, baik yang tangible maupun yang intangible. Contoh tangible product antara lain adalah artikel ilmiah, bahan ajar, produk ipteks (metode, blue print, prototype, model), HKI, teknologi tepat guna dan laporan penelitian, sedangkan intangible product contohnya antara lain produk ipteks (kebijakan, system), proses, ide atau gagasan ilmiah yang mampu memecahkan persoalan penting yang ada di masyarakat, dll. Namun pada kenyataannya, proposal PHB yang banyak diterima adalah yang menghasilkan tangible product. Luaran penelitian berupa produk yang mempunyai nilai manfaat tinggi. Untuk menghasilkan produk tersebut, kita harus menggunakan cara atau metode yang seperti apa. Untuk bidang eksakta metode atau teknologi yang akan digunakan sebaiknya bersifat aplikatif, ekonomis, dapat diterima dan dapat dihitung. Berdasarkan ciri khusus PHB ini sebenarnya semua disiplin ilmu berpeluang untuk memperoleh PHB. Abstrak Kemukakan tujuan jangka panjang dan target khusus yang ingin dicapai serta metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Abstrak diuraikan secara cermat dan singkat tentang rencana kegiatan yang diusulkan. Tidak melebihi 200 kata, diketik dengan jarak baris 1 spasi. Bab 1. Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari latar belakang ( 1 halaman), tujuan khusus ( 1 halaman), dan urgensi penelitian ( 3 halaman). Latar belakang Proposal penelitian diawali dengan menguraikan latar belakang ilmiah tentang keutamaan penelitian yang akan dilakukan. Bagian ini sangat

penting untuk disusun secara ringkas, langsung, jelas, menarik dan tegas. Biasanya seorang reviewer setelah membaca judul yang menarik, mereka akan membaca latar belakang penelitian ini. Latar belakang yang tidak jelas, tidak kuat dasar argumentasinya atau bahkan bertele-tele menunjukkan proposal yang tidak baik. Seorang reviewer, jika telah melihat latar belakang penelitian tidak jelas biasanya akan merekomendasikan agar proposal tersebut ditolak. Latar belakang ditulis secara langsung artinya latar belakang langsung menguraikan pokok permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, jika kita akan meneliti tentang peningkatan produksi pada ayam petelur oleh ekstrak daun katuk, maka kita langsung saja kepada permasalahan produksi pada ayam petelur. Apa masalahnya? Misalnya kemukakan tentang rendahnya produksi pada ayam petelur. Tidak perlu kita uraikan hal-hal yang tidak langsung kepada pokok permasalahan. Uraian tentang populasi ayam petelur, kebijakan pemerintah tentang ayam petelur atau yang sejenis tidak perlu diuraikan. Pertanyaan berikut yang harus dijawab adalah mengapa produksi rendah?, uraikan beberapa hasil penelitian sebelumnya untuk mengatasi masalah dan uraikan kelemahannya. Semuanya diuraikan secara jelas. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah uraian latar belakang ditulis secara bertahap dan runtut sesuai dengan jenjang kepentingannya. Ada dua macam tahapan penulisan latar belakang menurut urutannya yaitu urutan klimaks vs antiklimaks dan model recency vs primacy. Urutan klimaks vs. antiklimaks berkaitan dengan tehnik penulisan latar belakang yang bersifat satu sisi. Penyusunan latar belakang satu sisi memberikan penekanan hanya pada posisi kepentingan pihak pembuat proposal. Model urutan klimaks menunjuk pada cara penyusunan betar belakang dimana argumen terpenting/terkuat dari sisi latar belakang ditempatkan di bagian akhir. Kalau argumen terpenting/terkuat tersebut ditempatkan pada bagian awal disebut antiklimaks, sementara jika ditempatkan ditengah-tengah disebut urutan pyramidal. Penggunaan ketiga macam urutan tersebut tentu saja tergantung pada siapa proposal tersebut akan dikirim. Beberapa studi menunjukkan bahwa model urutan klimaks tepat bagi penyandang dana yang punya tingkat kepentingan atau perhatian yang tinggi atas ide atau produk yang diajukan. Bagi penyandang dana yang diduga mempunyai perhatian atau kepentingan yang rendah terhadap ide atau produk yang diajukan, maka model urutan antiklimaks lebih efektif. Sementara untuk model urutan piramidal kurang efektif baik bagi yang tingkat perhatiannya tinggi ataupun rendah. Model recency dan primacy berkaitan dengan penulisan latar belakang yang bersifat dua sisi. Penyusunan dua sisi menguraikan aspek positif/kekuatan ide atau produk sekaligus mengemukakan kelemahan-kelemahan ide atau produk tersebut. Model primacy menunjukkan pada tehnik penyusunan latar belakang dimana aspek-aspek positif/kekuatan dari ide atau produk ditempatkan pada bagian awal. Jika aspek-aspek positif/kekuatan ide atau produk tersebut ditempatkan di bagian akhir disebut model recency. Secara umum kedua model ini mempunyai kekutan/kelebihan yang sama. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa model primacy lebih tepat diterapkan pada isyu-isyu/topik-topik yang uviversal dan/atau popular atau bagi penyandang dana yang mempunyai kepentingan/perhatian tinggi. Sementara bagi topik-topik yang tidak begitu popular dan/atau tidak controversial serta bagi penyandang dana yang diduga tidak punya kepentingan/perhatian, maka model recency dipandang lebih efektif. Proposal yang kita kirim biasanya oleh penyandang dana dikirim ke reviewer untuk dinilai. Kita tidak tahu apakah reviewer yang menilai proposal kita mempunyai kepentingan yang tinggi atau rendah kepada topik penelitian yang kita ajukan. Pada umumnya, reviewer cenderung mencari titik-titik kelemahan proposal tersebut. Oleh sebab itu, kita asumsikan bahwa reviewer tersebut mempunyai perhatian yang rendah. Selain itu, sebagai pembuat proposal harus pula dapat menentukan tipe penulisan apakah menggunakan satu sisi atau dua sisi. Jika proposal yang kita buat menggunakan tipe satu sisi dan dikombinasikan dengan tingkat kepentingan yang rendah dari para reviewer, maka kita sebaiknya menulis latar belakang dengan menggunakan urutan antiklimaks. Artinya argumentasi terpenting/terkuat ditempatkan pada paragraph awal. Hal ini akan membuat reviewer langsung memahami dan mungkin juga langsung tertarik kepada proposal yang kita ajukan. Selanjutnya apakah reviewer terus tertarik membaca proposal kita tergantung kepada urutan argumentasi berikutnya. Isi sebuah latar belakang Bagian latar belakang penelitian berisi hal-hal sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah, dan gambarkan secara kuantitatif kondisi & potensi sasaran. 2. perumusan masalah yang mencakup latar belakang tentang alasan mengangkat masalah tersebut menjadi penelitian dan penjelasan tentang makna penting serta menariknya masalah tersebut untuk ditelaah. 3. uraian singkat mengenai gagasan kreatif yang ingin disampaikan untuk memecahkan masalah tersebut. 4. mengandung pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian 5. tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian

Tujuan khusus Pengalaman penulis dalam memeriksa proposal penelitian dosen muda (Dikti), ternyata banyak peneliti yang dalam membuat tujuan penelitian kurang tepat dan kurang selaras dengan judul dan rumusan masalah yang diajukan. Tujuan penelitian yang tidak selaras dengan judul dan perumusan masalah dapat menjadi alasan kuat bagi reviewer untuk menolak proposal. Sebab jika tujuan tidak selaras dengan judul dan perumusan masalah, maka materi dan metode penelitianpun menjadi tidak jelas pula. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh pengusul untuk merumuskan tujuan penelitian. Tujuan penelitian berawal dari perumusan masalah dan hipotesis. Telitilah perumusan masalah yang hendak anda pecahkan dengan cermat. Jika anda mengajukan 3 perumusan masalah, maka sebaiknya anda juga menuliskan hipotesis dan tujuan sebanyak 3. Kadang dijumpai proposal yang merumuskan satu masalah, namun tujuannya lebih dari satu. Kadang pula dijumpai proposal dengan lebih dari satu perumusan masalah, namun tujuan penelitiannya hanya satu. Kondisi ini dapat dinilai sebagai tidak selaras antara perumusan masalah dengan tujuan penelitian. Peneliti dapat membuat tujuan lebih dari satu dari satu pokok permasalahan jika memang pokok permasalahan yang diteliti memang secara teoritis dan logis mengharuskan demikian. Tujuan penelitian dapat dinyatakan tidak selaras dengan perumusan masalah, juga dikarenakan rumusan tujuan tidak sesuai dengan

perumusan masalah. Misalnya anda merumuskan masalah: Bagaimana mekanisme turunnya penimbunan lemak pada broiler oleh ekstrak daun katuk, dan kemudian anda membuat tujuan penelitian: Mengevaluasi aktivitas enzim acetyl-CoA carboxylase di hati pada broiler yang diberi ekstrak daun katuk. Selintas, tujuan penelitian ini tidak selaras dengan rumusan masalah. Apalagi jika reviewernya bukan ahli di bidang tersebut. Oleh sebab itu, tujuan penelitian harus dibuat dengan jelas dan tidak menimbulkan makna ganda. Seperti pemilihan tema penelitian, tujuan penelitian sebaiknya disusun sesuai dengan pola ilmiah pokok dan program paying penelitian baik tingkat universitas, pemerintah daerah maupun tingkat nasional, lingkungan fisik, social budaya, social ekonomi masyarakat, tuntutan pembangunan, PUNAS RISTEK atau kriteria-kriteria lain yang ditentukan oleh penyandang dana. Tujuan dalam proposal dapat dibuat tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dapat juga disebut sebagai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang biasanya dikaitkan dengan tujuan akhir dari serangkaian penelitian yang akan kita lakukan. Untuk mencapai tujuan jangka panjang, maka kita sebaiknya menjelaskan tahapan yang harus dilakukan agar tujuan jangka panjang dapat dicapai. Untuk itu, kita perlu memberikan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang akan dicapai pada satu tahapan penelitian. Pada penelitian multi tahun, tujuan jangka pendek diuraikan per tahapan penelitian (satu tahun). Urgensi penelitian Hal yang terpenting dalam urgensi penelitian ini adalah gagasan kreatif apa yang hendak kita gunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan penelitian. Artinya, dalam bagian ini anda mengemukakan inovasi anda. Tentunya, inovasi yang anda kemukakan harus mempunyai argumentasi yang kuat didukung oleh hasil penelitian sebelumnya, baik hasil penelitian orang lain maupun hasil penelitian anda sendiri. Dalam PHK lebih diutamakan yang merupakan tahapan-tahapan penelitian yang telah anda lakukan. Gunakan referensi mutakhir untuk mendukung gagasan anda. Setelah anda kemukakan gagasan kreatif beserta argumentasinya, akan lebih kuat proposal anda jika anda kemukakan manfaat hasil penelitian anda nantinya. Oleh karena cirri khusus PHK adalah produk, maka perlu anda kemukakan apa manfaat produk tersebut bagi ipteks, industri, pembangunan dll. Bab 2. Studi Pustaka State of art dalam bidang yang diteliti, hasil yang sudah dicapai, studi pendahuluan yang sudah dilaksanakan dan tidak melebihi 8 halaman. Pada umumnya, tinjauan pustaka berisi tentang variabel-variabel penting yang hendak dipecahkan masalahnya. Misalnya saja, kita hendak meneliti tentang penggunaan ekstrak daun katuk sebagai feed additive untuk memproduksi meat designer yang efisien. Dalam penelitian ini kata kunci yang harus dimasukkan ke dalam tinjauan pustaka adalah ekstrak daun katuk, feed additive, meat designer dan efisien. Kata kunci utama pertama adalah meat designer. Oleh sebab itu dalam tinjauan pustaka pengertian meat designer, cara memproduksi dan masalahnya perlu diuraikan dalam tinjauan pustaka. Dalam tinjauan pustaka ini perlu diuraikan teknik-teknik memproduksi meat designer. Perlu juga diuraikan apa kelemahan teknik-teknik sebelumnya sehingga anda perlu mencari metode baru untuk menghasilkan meat designer. Kata kunci berikutnya adalah efisien. Anda perlu menjelaskan pengertian efisien disini, dan apakah meat designer yang diproduksi sekarang belum atau kurang efisien? Kata kunci berikutnya adalah feed additive. Disini anda perlu menghubungkan antara teknik baru yang hendak anda teliti dengan feed additive. Anda harus mampu menjelaskan mengapa anda ingin menggunakan feed additive untuk memproduksi meat designer yang efisien. Apa kelebihan yang dapat anda tampilkan? Setelah itu, anda harus pula menghubungkan antara feed additive dengan ekstrak daun katuk. Apa kelemahan feed additive yang sekarang beredar dan digunakan di masyarakat, sehingga anda perlu mencari feed additive baru untuk memproduksi meat designer. Dan apa pula kelebihan ekstrak daun katuk sehingga anda memilihnya. Adakah ekstrak daun katuk mampu memecahkan masalah yang anda kemukakan. Uraikan dasar argumentasinya secara singkat, jelas dan mendalam. Berdasarkan uraian tersebut di atas anda kemudian perlu menguraikan apa indikator yang akan anda gunakan untuk menentukan keberhasilan anda dalam memproduksi meat designer. Indikator tersebut biasanya dituangkan dalam variabel-variabel yang hendak diukur. Variabel-variabel yang hendak diukur dapat anda jumpai pada pengertian meat designer dan efisien. Nah, masing-masing variabel utama ini perlu anda jelaskan secara mendalam dalam tinjauan pustaka. Disini juga perlu dijelaskan metode dan teknik yang sesuai dengan hipotesis. Uraian yang lebih dalam nantinya akan diuraikan dan materi dan metode penelitian. Dari uraian tersebut kemudian anda dapat menyimpulkan apa permasalahan pokok yang hendak anda teliti, variable-variabel utama yang perlu diukur serta hipotesis yang anda akan buktikan dalam penelitian. Bab 3. Metode Penelitian Dilengkapi dengan bagan alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan secara multitahun. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan pentahapan yang jelas, mulai dari mana, bagaimana luarannya, dan indicator capaian yang terukur. Materi dan metode penelitian biasanya terdiri atas subjek dan objek penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, rancangan penelitian, nama materi, metode penelitian, analisis statistik. 1. Subjek dan objek penelitian. Sudah dijelaskan di awal tulisan ini.

2. Lokasi penelitian Sebutkan lokasi penelitian anda secara jelas. Lokasi penelitian bagi beberapa penelitian sangat penting, karena lokasi yang berbeda akan berpengaruh terhadap hasil penelitian anda. Sebagai contoh anda penelitian tentang pertumbuhan leguminosa. Pertumbuhan leguminosa akan berbeda pada ketinggian yang berbeda. Jika diperlukan data tentang iklim, letak geografi dll. dapat dicantumkan.

3. Waktu penelitian Waktu penelitian berkaitan erat dengan kapan penelitian akan dilaksanakan. Untuk beberapa kajian bidang ilmu pencantuman waktu akan penting atau merupakan keharusan. Misalnya pada penelitian sosial pemilihan waktu yang berbeda dapat menghasilkan data yang berbeda pula. Kita juga mengetahui bahwa musim sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian kita. 4. Alat dan bahan penelitian Alat dan bahan yang perlu dijelaskan bagian ini adalah alat dan bahan utama penelitian anda. Pencantuman alat dan bahan harus dilengkapi dengan spesifikasi seperti nama dan diproduksi oleh perusahaan mana. Jika hewan perlu dicantumkan strain, umur, berat badan awal dsb., demikian pula jika anda menggunakan tumbuhan. Untuk senyawa kimia perlu dicantumkan nama senyawa kimia dan nama produsennya. Penulisan senyawa kimia atau yang lainnya tidak boleh dimaksudkan untuk promosi. Oleh sebab itu, pencantuman merek dagang tidak dibenarkan. 5. Rancangan penelitian Pilihan jenis rancangan penelitian mana yang akan dilakukan harus selaras dengan perumusan masalah, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika kita akan mengevaluasi ada tidaknya hubungan antara satu variable dengan variable lainnya, maka kita memilih rancangan penelitian korelasi. Jika kita akan mengevaluasi sebab akibat terjadinya sesuatu, atau mengevaluasi apakah suatu variable akan mengakibatkan sesuatu pada variable yang lain, maka kita memilih penelitian eksperimen. Jika kita memilih penelitian eksperimen, maka tentunya akan lebih lanjut rancangan statistik penelitian yang mana yang akan kita pilih, apakah rancangan acak lengkap, rancangan acak kelompok ataukah rancangan lainnya. Rancangan ini sekalilagi harus mampu menjawab hipotesis. Jika kita ingin mengetahui sejarah sesuatu hal, tentu dipilih penelitian historis. Untuk keperluan penentuan rancangan penelitian, maka anda perlu mempelajari secara mendalam tentang jenis/corak penelitian. Dalam rancangan penelitian ini juga dijelaskan perlakuan-perlakuan yang akan dilakukan (pada metode eksperimen). Penentuan perlakuan dilakukan berdasarkan hasil telaah pustaka dan untuk menjawab hipotesis dan atau perumusan masalah (bagi penelitian yang tidak ada hipotesisnya). 6. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu, (1) tes, (2) angket, (3) wawancara, (4) observasi, dan (5) telaah dokumen. Penentuan teknik pengambilan data bergantung kepada tujuan penelitian dan jenis data yang akan diambil dan juga keadaan subjek atau sumber informasi penelitian. Jelaskan juga variable-variabel yang akan diukur. Untuk variable yang sifatnya telah diketahui dan disepakati oleh ilmuwan yang relevan tidak perlu dijelaskan, tetapi variable yang bersifat khusus dan belum disepakati perlu dijelaskan definisi operasionalnya. 7. Metode analitik laboratorium Untuk penelitian jenis eksperimen, perlu dicantumkan metode analitiknya. Jika metode tersebut telah banyak diketahui secara luas, maka kita tidak perlu lagi menjelaskan tahapan analisisnya. Akan tetapi, jika kita melakukan modifikasi atau merupakan metode baru maka kita harus menjelaskannya secara rinci. 8. Teknik Analisis Data Jelaskan teknik analisis data yang anda gunakan. Teknik ini tentunya digunakan untuk dapat menjawab hipotesis. Bab 4. Pembiayaan Pembiayaan diperinci berdasarkan tahun dan jenis pengeluaran, yaitu gaji dan upah, perlatan, bahan habis pakai (material penelitian), perjalanan, dan lain-lain (pemeliharaan, pertemuan/lokakarya/seminar, penggandaan, pelaporan, publikasi). Daftar Pustaka Daftar pustaka disusun berdasarkan system nama dan tahun, dengan urutan abjad nama pengarang, tahun, judul tulisan dan sumber. Hanya pustaka yang dikutip dalam usul penelitian yang dicantumkan dalam daftar pustaka. Contoh: Agustal, A., M. Harapini and Chairul. 1997. Analisis kandungan kimia ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) dengan GCMS. Warta Tumbuhan Obat, 3 (3): 31-33. Food and Drug Administration of the United States. 1997. A Food Labeling Guide Appendix A: Definitions of Nutrient Content Claims. Center for Food and Safety and Applied Nutrition, Washington, DC. Santoso, U., J. Setianto and T. Suteky. 2002. Penggunaan Ekstrak Daun Katuk untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Kualitas Telur yang Ramah Lingkungan pada Ayam Petelur. Research Report, Bengkulu University, Bengkulu. Rodwell, V. W. 1988. Catabolism of the carbon skeletons of amino acids. In: Harpers Biochemistry. 21st ed. (Murray, R. K., D. K. Granner, P. A. Maqyes and V. W. Rodwell ed.). Appleton & Lange, Nprwalak, Connecticut/San Mateo, California. Lampiran 1. Pertimbangan alokasi biaya 2. Dukungan pada pelaksanaan penelitian. 3. Sarana

4. Biodata peneliti
Daftar Pustaka Amirin, T. M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. PT Raja Grafindo Pustaka, Jakarta. Ditjen Dikti. 2006. Buku Panduan Penulisan Proposal dan Pelaporan Penelitian Edisi VII. Ditjen Dikti, Depdiknas, Jakarta. Santoso, U. 1998. Penyusunan penulisan ilmiah populer. Pelatihan penulisan ilmiah populer bagi mahasiswa, Bengkulu.

Santoso, U. 2006. Kiat-kiat penyusunan proposal program kreativitas mahasiswa. Disampaikan pada pelatihan PKM-FMIPA tanggal 26 Juni 2006. Santoso, U. 2006. Penyusunan proposal penelitian berskala nasional. Disampaikan pada pelatihan penulisan karya ilmiah di Jurusan Peternakan 11 Juli 2006. Santoso, U. 2006. Merencanakan Penelitian Berskala Nasional. Jurusan Peternakan, Pertanian, UNIB, Bengkulu. Sasongko, R. N. 2006. Penyusunan proposal penelitian hibah bersaing. FKIP, Universitas Bengkulu, Bengkulu. Suharto, T. E. 2005. Kiat penulisan proposal penelitian berskala nasional. Jurusan Peternakan, Pertanian, UNIB, Bengkulu. [1]
Dosen Jurusan Peternakan, Pertanian, UNIB.

You might also like