You are on page 1of 3

Akhir-akhir ini Indonesia umumnya dan khususnya Sumatera Utara sering dilanda angin kencang yang disebut sebagai

angin puting beliung. Banyak sudah dampak yang dirasakan oleh masyarakat dan kerugian yang begitu nyata dan besar dialami. apa sebenarnya penyebab terjadinya angin tersebut dan di mana saja bisa terjadinya, serta kapan terjadinya akan kita bahas berikut ini. Dari brosur yang dikeluarkan oleh BMG Pusat dinyatakan puting beliung merupakan angin kencang yang datang secara tiba-tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan akan punah dalam waktu singkat (3-5 menit). Puting beliung di Indonesia biasa disebut 'angin puyuh' atau 'leysus' (Jawa), sedangkan 'tornado' di amerika dan 'twister' di Eropa. Angin puting beliung mempunyai kecepatan ratarata berkisar 30-40 knots dan berasal dari awan cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal, berwarna abu-abu gelap dan menjulang tinggi. Tidak semua awan cumulonimbus (Cb) menimbulkan angin puting beliung. Proses pembentukan awan Cb dimulai dengan gerakan massa udara di permukaan bumi. Gb. awan Cumulonimbus (Cb) a.Tempat, Waktu dan Luasan Tentunya angin puting beliung yang kita bicarakan mempunyai tanda-tanda akan terjadi serta tempat, waktu dan luasan. - angin puting beliung dapat terjadi di mana saja, di laut, di darat, namun lebih sering terjadi di darat. - Bila terjadi di lautan, waktunya lebih lama dibandingkan bila terjadi di daratan. - Lebih sering terjadi pada peralihan musim/panca roba. - Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari dan terkadang pada malam hari. - Luasannya berkisar antara 5-10 Km2. - Sifatnya sangat lokal

B. Indikasi Terjadinya Puting Beliung Proses terjadinya puting beliung yang sangat singkat dan skala lokal, maka sulit diprediksi kapan dan dimana akan terjadinya. Namun demikian perlu diketahui fenomena cuaca yang mengindikasikan akan terjadinya puting beliung antara lain : - Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas atau gerah.

- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis) di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol. - Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam. - Pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang bergoyang cepat. - Terasa sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.

C. Kategori dan Dampak Sesuai dengan kekuatan dan kecapatan angin yang terjadi serta dampak angin puting beliung ada 5 kategori kekuatannya yang diiringi dengan kecepatan angin serta tipe kerusakannya yaitu :

D. antisipasi Dampak agar terhindar dari terjangan angin puting beliung perlu diambil langkah-langkah antisipatif sebagai berikut: - Pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh perlu segera dipotong dahan-dahannya untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut. - atap rumah yang sudah rapuh diganti atau diperkuat. - Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, bila mengetahui adanya indikasi akan terjadi angin puting beliung.

E. Prospek Cuaca Pemanasan lokal, sirkulasi angin darat-laut dan efek pemanasan kota pengaruhnya masih cukup kuat untuk memicu terjadinya angin puting beliung pada Minggu VI Juni 2007. Sementara suhu muka laut sekitar Sumbagut terlihat masih hangat (> 30 oC) dan cukup berpotensi untuk pembentukan awan-awan konventif dan cuaca buruk. Pembelokan arus angin berada di sekitar wilayah pantai barat mengakibatkan akan terjadi cuaca buruk (hujan deras disertai guntur/petir) di wilayah pantai barat dan berdampak kepada hujan dengan intensitas > 50 mm per hari disekitar pantai barat dan pesisir timur Sumatera Utara. Secara umum minggu ke empat Juni 2007 (25-30 Juni 2007) cuaca buruk masih berpotensi. Pemanasan yang masih intensif pada siang hari akan berpotensi memicu terjadinya angin puting beliung. Suhu muka laut yang tinggi dan monsoon barat daya yang sewaktu-waktu

aktif akan berpotensi menimbulkan gelombang tinggi (> 2 meter) terutama di pantai barat sepanjang pantai sumut-NAD. Kondisi demikian masih diperlukan kewaspadaan bagi masyarakat nelayan yang akan melaut terutama perairan Nias- Sibolga sampai ke Utara NAD. Sementara untuk penerbangan perlu mewaspadai terjadinya angin kencang dengan kecepatan 20-40 knots pada route Sumut-NAD terutama di pantai barat. Juga untuk daratan diperkirakan akan terjadi hujan lokal dengan intensitas > 50 mm dan disertai guntur dengan intensitas sedang kuat terutama di daerah pantai timur dan daerah perkotaan.

You might also like