You are on page 1of 10

NAMA KELAS

: SEPTIAN WIDYANTO : XII NS 3

NO. ABSEN : 27

SEJARAH EVOLUSI MANUSIA


Sumber : http//tokohsejarah.blogspot.com Sebelumnya Menurut skema indah yang diajukan oleh evolusionis, evolusi internal dari genus Homo adalah sebagai berikut: Pertama Homo erectus, kemudian apa yang disebut sebagai Homo sapiens "kuno" dan manusia Neanderthal (Homo sapiens neanderthalensis), dan akhirnya manusia Cro-Magnon (Homo sapiens sapiens). Akan tetapi semua pengelompokan ini sebenarnya hanyalah variasi dan ras-ras yang khas dalan keluarga manusia. Perbedaan antara mereka tidak lebih besar daripada perbedaan antara suku Inuit dengan suku Afrika, atau suku pygmi dengan orang Eropa.

Tonjolan besar alis pada tengkorak Homo erectus, dan ciri-ciri seperti dahi yang condong ke belakang, bisa dilihat dalam sejumlah ras zaman sekarang, seperti pribumi Malaysia yang ditunjukkan di sini.

Mari kita kaji terlebih dahulu Homo erectus, yang dikatakan sebagai spesies manusia paling primitif. Seperti yang tersirat dalam namanya, Homo erectus berarti "manusia yang berjalan tegak." Evolusionis harus memisahkan fosil-fosil ini dengan yang sebelumnya dengan menambahkan ciri "ketegakan," karena semua fosil Homo erectus yang ada benar-benar tegak dan tidak terlihat dalam spesimen australopithecine atau yang dikatakan sebagai Homo habilis.

Tidak ada perbedaan kerangka di luar tengkorak antara manusia moderen dengan yang dimiliki oleh Homo erectus.

Alasan utama evolusionis mendefinisikan Homo erectus sebagai "primitif" adalah kapasitas otak tengkorak mereka (900 1.100 cc), yang lebih kecil daripada rata-rata manusia moderen, dan alis mata tebal mereka yang menonjol. Akan tetapi, banyak orang yang hidup saat ini di bumi yang memiliki kapasitas tengkorak yang sama dengan Homo erectus (suku pygmi, contohnya) dan ras lain memiliki alis yang menonjol (penduduk asli Australia, misalnya). Ada fakta yang secara umum disetujui bahwa perbedaan pada kapasitas tengkorak tidak selalu menunjukkan perbedaan dalam kecerdasan dan kemampuan. Kecerdasan lebih bergantung pada organisasi internal otak, daripada volumenya.

Fosil yang telah membuat Homo erectus terkenal diseluruh dunia adalah fosil dari manusia Peking dan manusia Jawa di Asia. Namun kemudian disadari bahwa kedua fosil ini tidak dapat dipercaya. Manusia Peking tersusun atas beberapa elemen buatan yang mana aslinya telah hilang, dan manusia Jawa tersusun atas pecahan tulang tengkorak ditambah tulang panggul yang ditemukan beberapa meter darinya tanpa ada petunjuk bahwa potongan ini berasal dari makhluk yang sama. Inilah mengapa fosil Homo erectus yang ditemukan di Afrika semakin dianggap penting. (Perlu dicatat bahwa beberapa fosil yang dikatakan sebagai Homo erectus dimasukkan di bawah spesies kedua yang dinamakan Homo ergaster oleh beberapa evolusionis. Terdapat pertentangan di antara para ahli dalam hal ini.)

Spesimen Homo erectus paling terkenal yang ditemukan di Afrika adalah fosil "Homo erectus Narikotome," atau "Turkana Boy," yang ditemukan di dekat Danau Turkana di Kenya. Dipastikan bahwa fosil ini adalah dari seorang anak laki-laki berusia 12 tahun ini, yang mungkin tingginya 1.83 meter saat dewasa. Struktur rangka tegak dari fosil ini tidak ada bedanya dengan manusia moderen. Ahli paleoanthropologi Amerika, Alan Walker, mengatakan bahwa Ia meragukan jika "rata-rata ahli paleontologi bisa mengatakan adanya perbedaan antara kerangka fosil tersebut dengan kerangka manusia moderen." Mengenai tengkoraknya, Walker menulis bahwa Ia tertawa ketika melihatnya karena "ia mirip sekali dengan Neanderthal.

Bahkan evolusionis Richard Leakey menyatakan bahwa perbedaan antara Homo erectus dan manusia moderen tidak lebih dari variasi ras: Seseorang juga akan melihat perbedaan: pada bentuk tengkorak, pada besarnya tonjolan wajah, [tulang] alisnya yang kokoh dan seterusnya. Perbedaan ini mungkin tidak lebih nyata daripada yang kita lihat saat ini antara ras manusia moderen yang dipisahkan secara geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi terpisah secara geografis satu sama lain dalam jangka waktu yang cukup lama.

Profesor William Laughlin dari University of Connecticut melakukan pemeriksaan anatomis yang luas atas suku Inuit dan penduduk kepulauan Aleut, dan melihat bahwa orang-orang ini benar-benar serupa dengan Homo erectus. Kesimpulan yang dicapai Laughlin adalah bahwa semua ras yang berlainan ini pada dasarnya merupakan ras-ras Homo sapiens (manusia moderen):

Adalah merupakan fakta yang semakin nyata dalam komunitas ilmiah saat ini bahwa Homo erectus adalah pengelompokan yang tidak diperlukan dan bahwa fosil ini dikatakan sebagai kelas Homo erectus sebenarnya tidaklah begitu berbeda dari Homo sapiens untuk dianggap sebagai spesies yang berbeda. Dalam majalah American Scientist, diskusi mengenai hal ini dan hasil dari konferensi yang diadakan tentang hal ini pada tahun 2000 diringkaskan sebagai berikut: Sebagian besar peserta pada konferensi Senckenberg larut dalam debat panas mengenai status taksonomi Homo erectus, dimulai oleh Milford Wolpoff dari University of Michigan, Alan Thorne dari University of Canberra dan kolega mereka. Mereka dengan kuat berpendapat bahwa Homo erectus DAN ORANG ABORIGIN Kerangka Pemuda Turkana (Turkana Boy) yang ditunjukkan di samping adalah contoh terbaik Homo erectus yang sejauh ini telah ditemukan. Yang menarik adalah ketiadaan perbedaan besar antara fosil yang berumur 1,6 juta tahun ini dan manusia zaman sekarang. Kerangka orang Aborigin Australia di atas secara khusus menyerupai Pemuda Turkana. Keadaan ini menyingkapkan sekali lagi bahwa Homo erectus benar-benar ras manusia, tanpa ciri-ciri "purba".

Homo erectus tidak memiliki keabsahan sebagai satu spesies dan seharusnya dihilangkan sama sekali. Semua anggota genus Homo, dari sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga sekarang, adalah spesies Homo sapiens yang sangat bervariasi dan menyebar luas tanpa ada pemutusan atau pembagian alami. Subyek dari konferensi ini, Homo erectus, tidak ada.

Kesimpulan yang dicapai oleh para ilmuwan yang mempertahankan pendapat di atas bisa disimpulkan sebagai berikut "Homo erectus bukanlah spesies yang berbeda dengan Homo sapiens, tetapi lebih merupakan satu ras dalam Homo sapiens." Di lain pihak, ada celah besar antara Homo erectus, ras manusia, dan kera yang mendahului Homo erectus dalam skenario "evolusi manusia" (Australopithecus, Homo habilis, dan Homo rudolfensis). Ini berarti bahwa manusia pertama muncul dalam rekaman fosil secara tiba-tiba dan tanpa adanya sejarah evolusi yang mendahului.

NEADRTHAL : ANATOMI DAN KEBUDAYAAN MEREKA


Sekitar 400 ribu hingga 300 ribu tahun yang lalu Homo erectus berkembang menjadi spesies baru manusia yang disebut Homo sapiens. Karena proses evolusi itu berjalan secara bertahap, para ilmuwan sulit menentukan secara tepat kapan Homo Sapiens pertama kali muncul. Kata Homo sapiens berarti manusia yang bijaksana. Semua manusia yang hidup saat ini termasuk dalam spesies Homo sapiens. Tetapi Homo sapiens yang paling awal jauh berbeda dari manusia modern. Homo sapiens pertama sangat mirip dengan Homo erectus. Perbedaan utama diantara mereka adalah dimilikinya tengkorak yang lebih tinggi dan lebih bulat. Namun seperti halnya Homo erectus, Homo sapiens pertama memiliki wajah yang lebar yang menonjol disekitar mulut dan hidung, mereka juga memiliki tulang alis yang besar dan rendah, juga dahi yang menonjol. Orang ini tidak memiliki dagu, satu hal yang hanya dimiliki manusia modern.

Ukuran otak Homo sapiens awal bervariasi secara luas, ada yang seperti Homo erectus akhir, dan ada yang mendekati ukuran manusia modern. Homo sapiens awal kira-kira memiliki tinggi yang sama dengan manusia modern. Perbedaan ukuran antara jantan dan betina yang sangat menonjol seperti pada hominid awal mulai berkurang pada Homo sapiens. Manusia Neanderthal adalah satu tipe awal Homo sapiens . Sebelumnya Neanderthal (Homo neanderthalensis) adalah manusia yang secara tiba-tiba muncul 100.000 tahun yang lalu di Eropa, dan kemudian menghilang, atau terasimilasi dengan ras yang lain, dengan tenang tetapi cepat sekitar 35.000 tahun yang lalu. Satu-satunya perbedaan mereka dari manusia moderen adalah bahwa rangka mereka lebih tegak dan kapasitas tengkorak mereka sedikit lebih besar.

Neanderthal adalah satu ras manusia, sebuah fakta yang diakui oleh hampir semua orang saat ini. Para evolusionis telah dengan keras mencoba untuk menghadirkan mereka sebagai "spesies primitif," namun semua penemuan menunjukkan bahwa mereka tidak berbeda dengan seorang manusia kekar yang berlalu-lalang di jalan saat ini. Seorang ahli terkemuka dalam hal ini, Erik Trinkaus, seorang paleoanthropologi, dari New Mexico University, menulis: Perbandingan yang teliti dari sisa-sisa kerangka Neanderthal dengan manusia moderen telah menunjukkan bahwa tidak ada satupun dalam anatomi Neanderthal yang secara meyakinkan menunjukkan kemampuan bergerak, berkarya, intelektual, atau berbahasa yang lebih rendah daripada manusia moderen.

Banyak peneliti masa kini mendefinisikan manusia Neanderthal sebagai subspesies dari manusia moderen, dan menyebutnya Homo sapiens neanderthalensis. Disisi lain, rekaman fosil menunjukkan bahwa Neanderthal memiliki kebudayaan yang telah maju. Salah satu contoh yang paling menarik adalah seruling yang terfosilkan buatan orang-orang Neanderthal. Seruling ini, terbuat dari tulang paha seekor beruang, ditemukan oleh arkeolog Ivan Turk dalam sebuah gua di Utara Yugoslavia pada bulan Juli 1995. Ahli musik Bob Fink kemudian menelitinya. Fink membuktikan bahwa seruling ini, yang menurut test karbon radioaktif berusia antara 43,000 dan 67,000 tahun, menghasilkan empat nada serta memiliki nada setengah dan nada penuh.

Penemuan ini menunjukkan bahwa Neanderthal telah menggunakan skala tujuh nada, ramuan dasar dari musik barat. Fink, yang mengkaji seruling tersebut, menyatakan bahwa "jarak antara lubang kedua dan ketiga pada seruling tua ini adalah dua kali dari jarak antara yang ketiga dan keempat." Ini berarti bahwa jarak pertama mewakili nada penuh, dan jarak disebelahnya adalah nada setengah. Fink mengatakan, "Tiga nada ini adalah tidak bisa tidak adalah diatonis dan akan dengan sempurna berbunyi tepat dalam skala diatonis acuan manapun, moderen maupun antik." Hal tersebut mengungkap bahwa Neanderthal adalah orang dengan telinga dan pengetahuan musik.

NEANDERTHAL: RAS MANUSIA Di atas tampak tengkorak Homo sapiens neanderthalensis Amud I, ditemukan di Israel. Tingginya diperkirakan 1,8 meter. Isi otaknya sama besar dengan manusia masa kini: 1,740 cc. Terlihat pulasebuah alat batu yang diyakini telah digunakannya. Ini dan penemuan-penemuan serupa menunjukkan bahwa Neanderthal benar-benar ras manusia yang punah ditelan waktu.

SERULING NEANDERTHAL Seruling Neanderthal terbuat dari tulang. Perhitungan yang dilakukan atas artefak ini menunjukkan bahwa lubang-lubang dibuat agar menghasilkan nada yang benar, dengan kata lain, inilah alat musik yang dirancang secara piawai.

Foto

di

atas

adalah

perhitungan

Bob

Fink

atas

seruling

itu.

Bertentangan dengan propaganda evolusionis, penemuan-penemuan semacam ini menunjukkan bahwa manusia Neanderthal telah berperadaban, bukan manusia gua kuno. (The AAAS Science News Service, "Neanderthals Lived Harmoniously," 3 April 1997).

JARUM JAHIT NEANDERTHAL Jarum berumur 26 ribu tahun: temuan menarik ini menunjukkan bahwa manusia Neanderthal berpengetahuan menjahit baju sejak puluhan ribu tahun yang lalu (D. Johanson, B. Edgar, From Lucy to Language, h. 99).

Sebuah jarum jahit berusia 26,000 tahun, yang terbukti telah digunakan oleh orang-orang Neanderthal, juga ditemukan selama penggalian fosil. Jarum ini, yang terbuat dari tulang, sangat

lurus dan memiliki sebuah lubang untuk dilalui benang. Orang yang memakai pakaian dan membutuhkan sebuah jarum jahit tidak bisa dianggap "primitif."

Penelitian terbaik pada kemampuan membuat perkakas Neanderthal adalah yang dilakukan Steven L. Kuhn dan Mary C. Stiner, yang secara berturut-turut, seorang profesor antrophologi dan arkeologi, , pada University of New Mexico. Walaupun kedua orang ilmuwan ini adalah pendukung teori evolusi, hasil dari penelitian dan analisa arkeologis mereka menunjukkan bahwa Neanderthal yang hidup di dalam gua pada pantai barat daya Italia selama ribuan tahun melakukan aktifitas yang membutuhkan kapasitas berfikir yang sama kompleksnya dengan manusia modern saat ini.

Kuhn dan Stiner menemukan sejumlah perkakas di dalam gua ini. Penemuan ini adalah alat pemotong yang tajam dan runcing, termasuk mata tombak, yang dibuat dengan menipiskan secara hati-hati lapisan di pinggiran batu. Membuat sisi tajam semacam ini dengan menipiskan lapisannya tak diragukan lagi merupakan pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan dan keterampilan. Penelitian telah menunjukkan bahwa salah satu permasalahan terpenting yang dihadapi dalam pekerjaan tersebut adalah pecah yang terjadi sebagai hasil dari tekanan pada sisi batu tersebut. Dengan alasan ini, orang yang melakukannya harus membuat mengukur dengan tepat besarnya tenaga yang digunakan untuk menjaga sisi-sisinya agar tetap lurus dan sudut yang tepat untuk memukulnya, jika ia membuat sebuah perkakas yang tajam.

PROPAGANDA FAKTA YANG TAK ADA Meskipun penemuan-penemuan fosil menunjukkan bahwa manusia Neanderthal tak bersifat "purba" jika dibandingkan dengan kita dan adalah satu ras manusia, prasangka para evolusionis terhadap mereka berlanjut tanpa berkurang. Kadang kala Manusia Neanderthal masih digambarkan

sebagai "manusia kera" pada sejumlah museum evolusionis, sebagaimana ditunjukkan gambar di samping. Inilah suatu tanda bahwa Darwinisme bersandar pada prasangka dan propaganda, bukan pada penemuan ilmiah. Jika melihat pada benda-benda yang dibuat oleh tangan-tangan manusia kuno, inti Levallois dan lain-lain, itu bukanlah sesuatu yang main-main. Mereka memiliki pengetahuan terhadap bahan yang mereka kerjakan dan memahami seluk beluknya.

Singkatnya, penemuan ilmiah menunjukkan bahwa Neanderthal adalah satu ras manusia yang tidak berbeda dari kita dalam tingkat kecerdasan dan keterampilan. Ras ini bisa jadi menghilang dari sejarah dengan berasimilasi dan bercampur dengan ras yang lain, atau menjadi punah karena sesuatu hal yang belum diketahui. Tetapi secara pasti mereka tidaklah "primitif" atau "setengahkera."

MUNCULNYA MANUSIA MODERN


Manusia modern pertama muncul sekitar 100 ribu tahun yang lalu di Timur tengah dan Afrika. Manusia ini memiliki dagu, dahi yang tinggi, dan wajah yang lebih kecil dan tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan wajah awal Homo sapiens. Manusia modern awal juga tidak memiliki tulang alis besar dan memiliki tengkorak yang lebih tinggi dan lebih bulat. Para ilmuwan mengklasifikasikan manusia modern sebagai Homo sapiens sapiens, yakni sub spesies dari Homo sapiens. Para ahli Antropologi yakin bahwa manusia modern pertama adalah perkembangan dari tipe awal Homo sapiens.

Perbedaan Ras manusia berhubungan erat dengan asal-usul manusia. Fisik manusia modern berubah secara bertahap dari satu tempat ke tempat lainnya, sehingga sulit untuk menggambarkan garis pemisah diantara mereka. Kelompok manusia yang telah tinggal selama ribuan tahun di suatu tempat di bagian bumi ini, cenderung akan berbeda penampilannya dibandingkan dengan kelompok manusia lainnya yang tinggal di bagian lain bumi.

Perbedaan ini barangkali karena adanya penyesuaian dengan lingkungan setempat. Sebagai contoh manusia yang leluhurnya dari beberapa generasi tinggal di iklim panas, cenderung akan memiliki kulit yang gelap. Pigmen gelap membantu melindungi kulit dari terbakar matahari dan mengurangi resiko kangker kulit. Australia adalah negara dengan penderita kanker kulit terbanyak, karena memang penduduk kulit putih australia bukan asli orang australia.

You might also like