You are on page 1of 9

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK KELAS VII SMP LABSCHOOL JAKARTA TIMUR

1. Tugas/Aspek perkembangan

Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan dewasa pola komunikasi orangtua & anak dalam keluarga Mengetahui berbagai macam bentuk pola asuh keluarga, dan pentingnya

lainnya 2. Tema
3. Sub tema

: :

mengetahui komunikasi dalam keluarga 4. Bidang bimbingan


5. Jenis layanan 6. Fungsi layanan 7. Sasaran layanan/semester

: : : : : :

Kekeluargaan Layanan bimbingan kelompok Pemahaman dan Pengetasan Kelas VII SMP LABSCHOOL/Genap Ruang kelas 2 kali 45 menit (2 kali pertemuan)/ 29/03/ 2010

8. Tempat penyelenggaraaan
9. Waktu penyelenggaraan/Tanggal

10. Penyelenggara layanan 11. Pihak yang dilibatkan


12. Kompetensi dasar

: : :

Guru pembimbing agar siswa memahami pentingnya komunikasi serta keterbukaan Siswa harus mampu:

dalam keluarga
13. Indikator

Memahami pentingnya komunikasi di keluarga Terbuka dalam mengemukaakan pendapat di keluarga Menjalin hubungan komunikasi yang baik.

14. Metode 15. Alat perlengkapan yang digunakan

: :

Tanya jawab Botol

16. Strategi layanan/uraian kegiatan Tahap Pendahuluan

Kegiatan Alokasi waktu Salam pembukaan, memeriksa kondisi kelas 7 menit dan kehadiran peserta didik, dan memaparkan tujuan materi. Games memutar botol. 30 menit Konselor menjelaskan tentang asas-asas, bagaimana prosedur dari kegatan konseling bimbingan kelompok misalnya, waktu dan tempat kegiatan serta peraturan lainnya. Sharing tentang bagaimana pola komunikasi 45 menit yang terdapat di keluarga masing-masing, berbagi pengalaman atau ada yang mau bercerita tentang keluarganya.

Peralihan

Inti

Penutup

Menanyakan kesan, pesan dan manfaat yang 8 menit diterima dari kegiatan bimbingan konseling kelompok.

Sumber bahan bacaan Hasyim Sosiologi Keluarga, Jakarta, cet. III, 1991

William J Goode, The Family, diterj. Oleh Lailahanoum dengan judul Bumi Aksara,

Keluarga, Cipta,

Soerjono Soekanto. Sosiologi Keluarga; tentang ikhwal; Remaja dan Anak, Rineka Jakarta, cet II, 1996

Cipta, cet.

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka II, 1992

17. Rencana penilaian

Penilaian proses

18. Catatan khusus

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Jakarta,29/03/ 2010 Guru Pembimbing

Happy Karlina, M. Pd, Kons. NIP. 197908192005012002

Dina Rizka Stephani NIP. 1715076467

POLA KOMUNIKASI DAN INTERAKSI DALAM KELUARGA

Komunikasi dalam keluarga jika dilihat dari segi fungsinya tidak jauh berbeda dengan fungsi komunikasi pada umumnya. Paling tidak ada dua fungsi komunikasi dalam keluarga, yaitu fungsi komunikasi sosial dan fungsi komunikasi kultural. Fungsi keluarga sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, untuk menghindarkan diri dari tekanan dan ketegangan. Peranan komunikasi di sini adalah turut menentukan, memelihara, mengembangkan dan mewariskan budaya. Hal ini juga pernah dikemukakan oleh seorang ahli sosiolog Edward T. Hall bahwa Budaya adalah komunikasi dan Komunikasi adalah budaya.

A. Pola komunikasi dalam keluarga 1. Model Stimulus-Respon Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses aksi reaksi yang sangat sederhana
2. Model ABX hubungan yang bisa digambarkan sebgai pola komunikasi segitiga

3. Model interaksional Komunikasi disini digambarkan sebagai pembentukan makna, yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Interaksi terjadi antar individu tidak sepihak. Antar individu saling aktif, reflektif, dan kreatif dalam memaknai dan menafsirkan pesan yang dikomunikasikan. Oleh karena itu, inteaksi antar individu atau kelompok dapat berlangsung dengan lancer jika pesan yang disampaikan dapat dimaknai dan ditafsirkan secara tepat.

B. Aneka komunikasi dalam Keluarga


1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila komunikasi dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui penggunaan bahasa dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Kegiatan komunikasi secara verbal menempati frekuensi terbanyak dalam keluarga. Setiap hari orangtua selalu ingin berbincang-bincang kepada anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orangtua dan anak. Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat pendidikan yang sering dipergunakan oleh orangtua atau anak dalam kegiatan komunikasi keluarga. Alat pendidikan tersebut tidak hanya digunakan oleh orangtua terhadap anaknya, tetapi bisa juga di pakai oleh anak terhadap anak yang lain.

2. Komunikasi non verbal Komunikasi non verbal sering digunakan oleh orangtua dalam menyampaikan suatu pesan kepada anak. Sering tanpa berkata sepatah katapun, orangtua menggerakkan hati anaknya untuk melakukan sesuatu. Misalnya: orangtua yang seditkit tidak suka dengan sifat anaknya tetapi orangtua tidak menggungkapkannya secara langsung melainkan dengan mengernyitkan keningnya.

3. Komunikasi individual

Sesama anak juga membicarakan banyak hal, entah itu pelajaran atau apa saja yang dapat membuat mereka semakin akrab dalam ikatan persaudaraan seayah dan seibu. Komunikasi interpersonal ini dapat berlangsung dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. Blia komunikasi itu dimulai oleh orangtua kepada anak, maka komunikasi itu disebut komunikasi arus atas. Bila komunikasi itu dimulai oleh anak kepada orangtua, maka komunikasi itu disebut komunikasi arus bawah. Baik komunikasi arus atas maupun komunikasi arus bawah, dapat berlangsung silih berganti.

4. Komunikasi kelompok Boleh jadi suatu pertemuan yang sudah direncanakan oleh orangtua dan anak terancam gagal disebabkan oleh kesibukan masing-masing dan minimnya waktu yang dimiliki untuk bisa berkumpul sekeluarga. Sebenarnya, pertemuan anggota keluarga untuk duduk bersama dalam satu waktu dan kesempatan sangat penting sebagi symbol keakraban keluarga seperti, pada saat makan, menonton TV, bersantai, ketika anak bermain di dalam rumah. Banyak sekali per,asalahan yang dapat diselesaikan secara komunikasi baik secara formal maupun informal dan ini merupkan bagian dari komunikasi kelompok yang terbentuk di keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

William J Goode, The Family, diterj. Oleh Lailahanoum Hasyim dengan judul Sosiologi Keluarga, Bumi Aksara, Jakarta, cet. III, 1991

Soerjono Soekanto. Sosiologi Keluarga; tentang ikhwal; Keluarga, Remaja dan Anak, Rineka Cipta, Jakarta, cet II, 1996

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, cet. II, 1992

Games Memutar Botol


Tujuan Membuat peserta gembira saling berkenalan. Peserta Sebaiknya peserta tidak lebih dari 20 orang Waktu 15-20 menit Bahan Satu botol kosong Petunjuk

Kita akan mengenal teman-teman kelompok dengan bermain botol dengan cara pertama-tama kita harus membuat sebuah lingkaran. Setelah membuat lingkaran, salah satu dari anggota harus bersedia untuk menjadi sukarelawan pertama kali untuk duduk di tengahtengah lingkaran. Dia bisa memberikan tugas pada siapapun yang ditujukan oleh botol kosong di saat botol berhenti. Misalnya dengan mengatakan: siapapun yang ditunjuk oleh botol ini harus menyebutkan namanya lalu bernyanyi potong bebek angsa!

Evaluasi dan refleksi Apa yang paling paling saya sukain dalam permainan tadi? Siapakah yang menjadi lebih saya kenal sesudah permainan tadi? Apakah saya pada umumnya senang bermain?

You might also like