You are on page 1of 32

KATA PENGANTAR Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.

Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapaitujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapaihasil yang maksimal.Mengembangkan kurikulum bukanlah pekerjaan yang mudah dansederhana karena banyak sekali pertanyaan yang dapat dikemukakan untuk dipertimbangkan. Misalnya: Apakah yang ingin dicapai? Manusia yang bagaimana yang diharapkan akan dibentuk? Apakah yang diutamakan kebutuhansekarang atau masa mendatang? Apakah hakikat anak harus dipertimbangkan ataudiperlukan sebagai orang dewasa? Dan segudang pertanyaan lagi yangkesemuanya menyangkut asas-asas yang mendasari setiap kurikulum, yaitu asasfilosotis, asas psikologis, asas sosiologis dan asas organisatoris.Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat diharapkan sasarandan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.Buku ini penting bagi para mahasiswa, para guru dan siapa saja yang berminat dan berkecimpung di bidang pendidikan

DAFTAR ISI Kata Pengantar Bab 1 : Pengertian Dan Asas-Asas KurikulumBab 2 : Asas-Asas FisiologiBab 3 : Asas Psikologis Anak Bab 4 : Asas Psikologis Anak Bab 5 : Proses Perubahan Dan Perbaikan KurikulumBab 6 : Kurikulum Dan MasyarakatBab 7 : Organisasi KurikulumBab 8 : Menentukan Scope Dan Sequence Dalam Pembinaan KurikulumBab 9 : Mengubah KurikulumBab 10 : Penutup

BAB1 1PENGERTIAN DAN ASAS-ASAS KURIKULUM Masa depan bangsa terletak dalam tangan generasi muda. Mutu bangsa dikemudian hari bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak sekarang, terutama melalui pendidikan formal yang diterima di sekolah. Apa yangakan dicapai di sekolah, ditentukan oleh kurikulum sekolah itu. Jadi barangsiapayang menguasai kurikulum memegang nasib bangsa dan negara. Maka dapatdipahami bahwa kurikulum sebagai alat yang begitu vital bagi perkembangan bangsa dipegang oleh pemerintah suatu negara. Dapat pula dipahami betapa pentingnya usaha mengembangkan kurikulum itu. Oleh sebab setiap gurumerupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus pulamemahami seluk-beluk kurikulum. Hingga batas tertentu, dalam skala mikro, guru juga seorang pengembang kurikulum bagi kelasnya.

APA YANG D IMAKSUD DENGAN KURIKULUM Perkataan kurikulum dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikansejak kurang lebih satu abad yang lampau. Perkataan ini belum terdapat dalamkamus Webster tahun 1812 dan baru timbul untuk pertama kalinya dalam kamustahun 1856. Artinya pada waktu itu ialah: "1. a race course; a place for running; achariot. 2. a course in general; applied particulary to the course of study in auniversity". Jadi dengan "kurikulum" dimaksud suatu jarak yang harus ditempuholeh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal sampai akhir. "Kurikulum" juga berarti "chariot," semacam kereta pacu pada zaman dulu, yakni suatu alatyang membawa seorang dari "start" sampai "finish".Di samping penggunaan "kurikulum" semula dalam bidang olah raga,kemudian dipakai dalam bidang pendidikan, yakni sejumlah mata kuliah di perguruan tinggi.

Dalam kasus Webster tahun 1955 "kurikulum diberi arti "'a. A course esp.a specified fixed course of study, as in a school or college, as one leading to adegree. b. The whole body of courses offered in an educational institution, or departme.nt thereof, -. the usual sense." Di sini "kurikulum" khusus digunakandalam pendidikan dan pengajaran, yakni sejumlah mata pelajaran di sekolah ataumata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai suatuijazah atau tingkat. "Kurikulum" juga berarti keseluruhan pelajaran yang disajikanoleh suatu lembaga pendidikan.Di Indonesia istilah "kurikulum" boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang ,memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan ialah "rencana pelajaran". Padahakikatnya kurikulum sama artinya dengan rencana pelajaran. Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, Theory and Practice mengartikan sebagai "a plan for learning", yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran anak.Dalam buku ini kami gunakan istilah "kurikulum," karena pengertiankurikulum banyak mengalami perkembangan, berkat pemikiran yang banyak olehtokoh-tokoh pendidikan mengenai kurikulum, sehingga dapat meliputi hal-halyang tidak direncanakan, namun turut mengubah kelakuan anak didik. Kurikulum juga bukan lagi sekedar sejumlah mata pelajaran , akan tetapi mendapat liputanyang jauh lebih luas. Maka karena itu istilah "rencana pelajaran" rasanyaterlampau sempit dan terikat oleh pengertian tradisional, yang sangat terbatas pada bahan pelajaran dalam buku pelajaran.Dalam teori, tetapi juga dalam praktik, pengertian kurikulum yang lamasudah banyak ditinggalkan. Para ahli pendidikan kebanyakan memberi arti dan isiyang lebih luas daripada semula. Selain itu pengertiannya pun senantiasa dapat berkembang dan mengalami perubahan. Perubahan itu antara lain terjadi karenaorang tak kunjung puas dengan hasil pendidikan sekolah dan selalu inginmemperbaikinya. Memang tak mungkin disusun suatu kurikulum yang baik sertamantap sepanjang zaman. Suatu kurikulum hanya mungkin baik untuk suatumasyarakat tertentu pada masa tertentu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengubah masyarakat dan dengan sendirinya kurikulum pun tak dapat tiada harus disesuaikan dengan tuntutan zaman.Di samping itu banyak timbul pendapat-pendapat baru tentang hakikat dan perkembangan anak, caranya belajar, tentang masyarakat dan ilmu pengetahuan,dan lain-lain, yang memaksa diadakannya perubahan dalam kurikulum.Pengembangan kurikulum adalah proses yang tak henti-hentinya, yang harusdilakukan secara kontinu. Jika tidak, maka kurikulum menjadi usang atauketinggalan zaman. Makin cepat perubahan dalam masyarakat, makin seringdiperlukan penyesuaian kurikulum. Namun, mengubah kurikulum bukanlah pekerjaan yang mudah. Praktek pendidikan di sekolah senantiasa jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan teorikurikulum. Bukan sesuatu yang aneh, bila suatu teori kurikulum baru menjadikenyataan setelah 50 sampai 75 tahun kemudian. Kelambanan ini terjadi antaralain karena guru-guru banyak yang lebih ingin berpegang pada yang telah ada,merasa lebih aman dengan praktik-praktik rutin dan tradisional daripadamencobakan hal-hal baru, yang memerlukan pemikiran dan usaha yang lebih banyak dan ada kalanya menuntut perubahan pada diri guru itu sendiri. Itusebabnya maka kurikulum masih banyak diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada anak. B teknologi yang mengubah masyarakat dan dengan sendirinya kurikulum pun tak dapat tiada harus disesuaikan dengan tuntutan zaman.Di samping itu banyak timbul pendapat-pendapat baru tentang hakikat dan perkembangan anak, caranya belajar, tentang masyarakat dan ilmu pengetahuan,dan lain-lain, yang memaksa diadakannya perubahan dalam kurikulum.Pengembangan kurikulum adalah proses yang tak henti-hentinya, yang harusdilakukan secara kontinu. Jika tidak, maka kurikulum menjadi usang atauketinggalan zaman. Makin cepat perubahan dalam masyarakat, makin seringdiperlukan penyesuaian kurikulum. Namun, mengubah kurikulum bukanlah pekerjaan yang mudah. Praktek pendidikan di sekolah

senantiasa jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan teorikurikulum. Bukan sesuatu yang aneh, bila suatu teori kurikulum baru menjadikenyataan setelah 50 sampai 75 tahun kemudian. Kelambanan ini terjadi antaralain karena guru-guru banyak yang lebih ingin berpegang pada yang telah ada,merasa lebih aman dengan praktik-praktik rutin dan tradisional daripadamencobakan hal-hal baru, yang memerlukan pemikiran dan usaha yang lebih banyak dan ada kalanya menuntut perubahan pada diri guru itu sendiri. Itusebabnya maka kurikulum masih banyak diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada anak. BEBERAPADEFINISI KURIKULUM Seperti telah dikemukakan di atas, perubahan zaman menuntut kurikulum baru dan sering juga pengertian baru mengenai makna kurikulum itu sendiri.Perubahan zaman memberi tugas-tugas baru kepada sekolah, di antaranya tugas-tugas yang sediakala dipikul oleh lembaga-lembaga lain seperti rumah tangga, pemerintah, petugas agama, dan lain-lain. Misalnya, anak-anak gadis biasanya belajar memasak, menjahit, mengurus rumah, dan pekerjaan lain dari ibunya.Dunia modern sering mengharuskan ibu-ibu bekerja, dan tidak sempat lagimendidik anaknya dalam keterampilan rumah tangga. Maka tugas ibu itudipercayakan kepada sekolah dengan memberi pelajaran PKK. Ada pula ibu-ibuyang tak puas dan merasa bosan hanya terikat oleh rutin rumah tangga dan ingin menentukan karirnya sendiri. Demikian pula soal kesehatan jasmani anak,keamanan lalu lintas, keterampilan vokasional, pendidikan seks, pencegahanminum alkohol atau ganja, kepramukaan, pendidikan, agama, dan hal-hal lainlambat laun digeser tanggung-jawab pendidikannya kepada sekolah. Dengandemikian kurikulum sekolah tidak hanya meliputi mata pelajaran tradisional,melainkan berbagai kegiatan lain yang bersifat edukatif, di dalam maupun di luar sekolah.Dengan bertambahnya tanggung jawab sekolah timbulah berbagai macamdefinisi kurikulum, sehingga semakin sukar memastikan apakah sebenarnyakurikulum itu. Akhirnya setiap pendidik, setiap guru harus menentukan sendiriapakah kurikulum itu bagi dirinya. Pengertian yang dianut oleh seseorang akanmempengaruhi kegiatan belajar-mengajar dalam kelas maupun di luar kelas.Di bawah ini kami berikan sejumlah definisi kurikulum menurut beberapaahli kurikulum.1.

J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planningfor Better Teaching and Learning (1956) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut. " The Curriculum is the sum total of school's efforts to influencelearning, whether in the clasroom, on the playground, or out of school." Jadisegala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalamruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar sekolah termasuk kurikulum.Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra-kurikuler.2.

Harold B. Albertycs. dalam Reorganizing the High-School Curriculum (1965)memandang kurikulum sebagai "all of the activities that are provided for students by the school". Seperti halnya dengan definisi Saylor dan Alexander,kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran, akan tetapi juga meliputikegiatan-kegiatan lain, di dalam dan luar kelas, yang berada di bawahtanggung jawab sekolah. Definisi melihat manfaat kegiatan dan pengalamansiswa di luar mata pelajaran tradisional. 3. B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores memandang kurikulumsebagai "a sequence of potential experiences set up in the school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of thinking andacting". Mereka melihat kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.4.

William B. Ragan, dalam buku Modern Elementary Curriculum (1966)menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: "The tendency in recent decadeshas ben to use the term in a broader sense to refer to the whole life and program of the school. The term is used ... to include all the experiences of children for which the school accepts responsibility. It denotes the results of efferorts on the part of the adults of the community, and the nation to bring tothe children the finest, most whole some influences that exist in the culture."Ragan mengunakan kurikulum dalam arti yang luas, yang meliputiseluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung-jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan sosialantara guru dan murid, metode mengajar, cara mengevaluasi termasuk kurikulum.5. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku Secondary Schoollmprovemant (1973) juga menganut definisi kurikulum yang luas. Menurutmereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, caramengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal strukturalmengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran.Ketiga aspek pokok, program, manusia dan fasilitas sangat erat hubungannya,sehingga tak mungkin diadakan perbaikan kalau tidak diperhatikan ketiga-tiganya

6.Alice Miel juga menganut pendirian yang luas mengenai kurikulum. Dalam bukunya Changing the Curriculum : a Social Process (1946) ismengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung, suasanasekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-orang melayanidan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia (termasuk penjaga sekolah, pegawai administrasi dan orang lainnyayang ada hubungannya dengan murid-murid ). Jadi kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak disekolah. Definisi Miel tentang kurikulum sangat luas yang mencakup yangmeliputi bukan hanya pengetahuan, kecakapan, kebiasaankebiasaan, sikap,apresiasi, cita-cita serta norma-norma, melainkan juga pribadi guru, kepalasekolah serta seluruh pegawai sekolah.Langeveld seorang ahli pendidikan Belanda dalam bukunya Leerboek der Pedagogische Psychologie membedakan apa yang disebutnyaopvoedingsmiddelen dan opvoedingsfaktoren Istilah pertama berarti alat-alat pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dengan sengaja dilakukan oleh sipendidik terhadap anak-didik guna mempengaruhi kelakuannya, seperti menjelaskan,menga n jur k a n, memuji, mela r an g a tau mengh uk u m. Ist ila h k ed u a bera rt i fa kt or -faktor pendidikan, meliputi keadaan lingkungan pendidikan seperti kebersihanr u a n g a n , k e r a m a h a n p e n d i d i k , j a d i t i d a k m e r u p a k a n t i n d a k a n y a n g d i s e n g a j a . K i t a lihat bahwa Alice Miel mencak up ked ua ha l it u da lam p enger t ia n k ur ik ulu mnyaya kn i ala t p en did ika n dan fak t or p e n d i d i k a n . Tak semua ahli kurikulum menganut pendirian yang begitu luas. Hilda Taba berpendapat bahwa definisi yang terlampau luas mengaburkan pengertian kurikulumsehingga menghalangi pemikiran dan pengolahan yang tajam tentang kurikulum. Jikak ur ik u lum dir u mus kan s eba gai "sega la u sa ha yan g di lak u ka n oleh s ek ola h u nt u k memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi di dalam maupun di luar sekolah"a t a u s eb aga i" s eju mlah p enga la man ya ng p ot ens ia l dap at d ib er ik a n ol eh s ekola h d e n g a n t u j u a n a g a r a n a k d a n p e m u d a d i b i a s a k a n b e r p i k i r d a n b e r b u a t m e n u r u t k el omp ok a t au masya ra kat t emp at ia h idup ", ma ka d efin is i yan g lu as it umemb uat n ya t idak fu ngs iona l. Ma k a Hild a Ta b a memilih posisi yang tidak terlampau luas dan tidak pula terlampau sempit, karena definisi yang sempit tidak lagid i t e r i m a o l e h s e k o l a h m o d e r n . Hild a Ta b a men gemuk a kan , bah wa pa da ha kik at nya t ia p k ur ik u lum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berparsitipasi sebagai anggotayan g pr od ukt if da la m mas yr a ka tnya . Tiap k ur ik u lum, b aga ima nap un p ol an ya, s el al u m e m p u n y a i k o m p o n e n - k o m p o n e n t e r t e n t u , y a k n i p e r n y a t a a n t e n t a n g t u j u a n d a n sa sara n, s eleks i da n orga n is as i ba h an d a n i si pela ja r a n, ben tu k d an k egia t a n bela ja r dan mengajar, dan akhirnya evaluasi hasil belajar. Perbedaan kurikulum terletak pada penekanan pada unsur-unsur tertentu. 7. Ed w a r d A . K r u g d a l a m S h e S e c o n d a r y S c h o o l C u r r i c u l u m ( 1 960 )m en u njuk kan p en d ir ia n ya ng t erb at as t api r ea lis t is t ent a n g k ur ik ulu m. Definisinya ialah "A Curriculum Consists of the means used to achieve or carry outgiven purposes of schooling". Kurikulum dilihatnya sebagai cara-cara dan usaha mencapai untuk mencapai tujuan persekolahan. Ia membedakan tugas sekolah mengenai perkembangan anak dan tanggung jawab lembaga pendidikan lainnya sepertirumah tangga, lembaga agama, masyarakat, dan lain-lain. Ia dengan sengajamenggunakan istilah "schooling" untuk menjelaskan apa sebenarnya tugassekolah. Memborong segala tanggung jawab atas pendidikan anak akanmerupakan beban yang terlampau berat, sehingga tidak mungkin dilakukandengan baik.

Smith dan kawankawan memandang

kurikulum sebagai rangkaian pengala man yang secara potensial dapat diberikan kepada anak, jadi dapat disebut potential curriculum. Namun apa yang benarbenar dapat

diwujudkan pada anak secara individual, misalnya bahan yang benar-benar diperolehnya, disebut actualcurriculum.B erbagai tafsiran tentang kurikulum

dapat kita tinjau dari segi lain,sehingga kita peroleh penggolongan sebagai sebagai berikut :1. Kurikulum dapat dilihat sabagai

produk, yakni sebagai hasil karya para pengembang kurikulum, biasanya dalam suatu panitia. Hasilnya dituangkandalam bentuk buku atau pedoman

kurikulum, yang misalnya berisi sejumlahmata pelajaran yang harus diajarkan.2. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai program, yakni alat yang

dilakukanoleh sekolah untuk mencapai tujuannya. Ini dapat berupa mengajarkan berba gai mata pelajaran tetapi dapat juga meliputi segala kegiatan

yangdianggap dapat mempengaruhi perkembangan siswa misalnya perkumpulansekola h, pertandingan, pramuka, warung sekolah dan lainlain.3.

Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan akandipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu. Apa

yangdiharapkan akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benarbenar dipelajari.4. Kurikulum sebagi pengalaman siswa. Ketiga pandangan diatas

berkenaandengan perencanaan kurikulum sedangkan pandangan ini mengenai apa yangsecara aktual menjadi kenyataan pada tiap siswa. Ada kemungkinan,

bahwaapa yang diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang diharapkanmenurut rencana.Mengenai masalah kurikulum senantiasa terdapat pendirian yang berbeda- beda,

bahkan sering yang bertentangan. Ketidakpuasan dengan kurikulum yang berlaku adalah sesuatu yang biasa dan memberi dorongan mencari kurikulum baru.

Akan tetapi mengajukan kurikulum yang ekstrim sering dilakukan denganmendiskredi tkan kurikulum yang lama, pada hal kurikulum itu pun mengandung

kebaikan, sedangkan kurikulum pasti tidak akan sempurna dan akan tampilkekurangann ya setelah berjalan dalam beberapa waktu.Dalam praktiknya

biasanya tidak dapat pertentangan yang begitu tajamseperti yang digambarkan dalam teorinya. Pada umumnya guru itu konservatif dancenderung berpegang pada

cara-cara yang lama yang telah dikuasainya danmenurut pengalamannya memberi hasil yang baik. Ia tidak mudah melepaskanyang lama yang sudah

terbukti kebaikannya, sebelum ia yakin bahwa yang baruitu ternyata lebih baik lagi. Juga ada kemungkinan untuk mengawinkan yang barudengan yang

lama. Maka karena itu jarang akan terdapat bahwa suatu teoritentang kurikulam dilaksanakan secara murni. Selain itu berbagai jenis kurikulumdapat

hidup bersama tanpa menimbulkan konflik.Adanya berbagai tafsiran tentang kurikulum tak perlu merisaukan, karena justru dapat memberi dorongan untuk mengadakan

inovasi mencari bentuk - bentuk kurikulum baru. Pandangan yang berbeda-beda itu memberi dinamikadalam pemikiran tentang kurikulum secara kontinu tanpa

henti-hentinya.Bila dalam buku ini kami uraikan kurikulum dalam bentuk murninyamenurut teori yang mendasarinya, jadi menonjolkannya dalam bentuk

yangekstrim, perlu kita ketahui bahwa dalam praktik pendidikan sering terjadicampuran atau adanya berbagai bentuk kurikulum yang hidup bersama secaradamai.

ASAS-ASAS KURIKULUM Mengembangkan kurikulum bukan sesuatu yang mudah dan sederhanakarena banyak hal yang harus dipertimbangkan

dan banyak pertanyaan yang dapatdiajukan untuk diperhitungkan. Misalnya : Apakah yang ingin dicapai, manusiayang bagaimana yang diharapkan akan

dibentuk? Apakah akan diutamakankebutuh an anak pada saat sekarang atau masa mendatang? Apakah hakikat anak harus dipertimbangkan, ataukah ia

diperlakukan sebagai orang dewasa? Apakahkebutuhan anak itu? Apakah harus dipentingkan anak sebagai individu atausebagai anggota kelompok?

Apakah yang harus dipentingkan, mengajarkankejuju ran atau memberi

rikulum

pada : 1. organized classroominstruction, yaitu pengajaran di dalam kelas, 2. kegiatan-kegiatan tertentu di luar pengajaran itu, seperti bimbingan dan penyuluhan, kegiatan pengabdianmasyarakat, pengalaman kerja yang bertalian dengan pelajaran, dan perkemahansekolah. Akan tetapi kegiatan-kegiatan akhir masih bersifat kontroversial.Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan gunamencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, suatucitacita tentang manusia atau warga negara yang akan dibentuk. Kurikulum inilazim mengandung harapan-harapan yang sering berbunyi muluk-muluk.Apa yang dapat diwujudkan dalam kenyataan disebut kurikulum yang real.Karena tak segala sesuatu yang direncanakan dapat direalisasikan, makaterdapatlah kesenjangan antara idea dan real curriculum.

You might also like