You are on page 1of 22

ASUHAN KEBIDANAN TRIMESTER 1

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan 1

Disusun Oleh :

Silvia Hapianti Risky Resha F Ariny Fuziastuty Riska Yuniarti Febi alvianti

(130103100005) (130103100016) (130103100020) (130103100030) (130103100035)

Kelas : VI-A

MAHASISWA PROGRAM D3 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJAJARAN BANDUNG 2011

1. Pengkajian Fisik untuk Data Dasar (Anamnesa)


Penyajian berikut tentang riwayat, pemeriksaan fisik dan pelvik, uji laboratorium, serta penelitian lain yang terkait tidak berarti menjadi kegiatan definitif terhadap subjek pengkajian fisik. Beberapa buku yang sangat bagus, yang memberi penjelasan rinci- tentang isi dan prosedur serta kemampuan yang harus dimiliki dalam menegakkan diagnosis fisik, dicantumkan pada bibliografi. Apa yang akan disajikan di sini lebih mengarah pada garis besar yang terlibat dalam riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pelvik, uji laboratorium, dan pemeriksaan terkait, dan merupakan skrining awal pada wanita untuk mendeteksi keadaan abnormal dan menentukan keadaan normal. Sebelum tahun 1970, pengkajian fisik rutin yang dilakukan oleh perawat-bidan terutama terdiri dari pemeriksaan payudara dan pelvik secara menyeluruh; pemeriksaan terbatas pada mulut, tenggorok, kelenjar tiroid, abdomen, dan ekstremitas; serta hemoglobin, hematokrit, urinalisis, dan Pap smear. Namun, pada awal tahun 1970-an, perawatbidan menambahkan perawatan interkonsepsi ke dalam pelayanan mereka dengan cara melibatkan diri mereka ke dalam program keluarga berencana. Hal ini selaras dengan filosofi mereka memberi perawatan yang berkesinambungan. Makin jelas terlihat dari kegiatan yang dilakukan perawat-bidan dalam program keluarga berencana bahwa satu-satunya pemeriksaan fisik yang diterima setiap wanita dari tahun ke tahun adalah tindakan yang dilakukan perawat-bidan saat mereka kembali untuk melakukan kunjungan keluarga berencana tahunan atau semi-tahunan. Secara jelas terlihat pemeriksaan fisik yang dilakukan masih belum adekuat untuk mendeteksi masalah medis yang tidak berkaitan dengan metode kontrasepsi. Penyelesaiannya ialah perawat-bidan harus mempelajari isi, prosedur, serta keterampilan mengkaji riwayat kesehatan keseluruhan dan melakukan pemeriksaan fisik. Pengkajian fisik dimasukkan ke dalam kurikulum program pendidikan perawat-bidan dan pendidikan-dalampelayanan yang diselenggarakan oleh staf perawat-bidan. Pada tahun 1974, pengkajian fisik diterima sebagai bagian praktik perawat-kebidanan. Praktik pengkajian ini dari tahun ke tahun semakin komprehensif selaras dengan

pengembangan lingkup praktik perawatkebidanan hingga mencakup praktik ginekologi dan perawatan primer wanita sejak masa pubertas hingga lanjut usia. Sebuah pemeriksaan skrining dilakukan untuk mendeteksi bukti umum kelainan dan penyakit. Setiap temuan dapat mengawali proses perumusan diagnosis banding untuk kemudian didiskusikan dengan dokter konsultan atau dirujuk ke spesialis medis. Bidan memiliki tanggung jawab mendapatkan riwayat yang relevan, yang berhubungan dengan setiap kelainan yang dideteksi. Riwayat ini kemudian menjadi bagian dari laporan bidan kepada dokter atau spesialis, yang berisi pertanyaan berikut: y y Apakah wanita tersebut menyadari kelainan yang di-alaminya? Apa, yang menyebabkan kelainan tersebut menjadi per-hatiannya? (mis., ia merasa nyeri; apakah ia diberi tahu pada pengkajian fisik sebelumnya? y y Apakah ada gejala terkait yang muncul? Berapa lama kelainan tersebut sudah muncul dan bagaimana

kemajuannya sejak ditemukan? y Apakah wanita tersebut pernah mengunjungi dokter atau dirawat karena kondisi tersebut? y y y Oleh siapa? Kapan? Apa diagnosis kelainan tersebut sesuai dengan pemahaman wanita tersebut? y y y Apa terapi yang diterima? Seberapa efektif terapi yang diterima? Apakah ia terus menerima perawatan terhadap kelainan tersebut?

Pada saat mengkaji riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik dan pelvik, bidan harus mengajukan perta-nyaan yang lebih rind, mencakup area yang berkaitan erat dengan masa usia subur, kehamilan, ginekologi, dan keluarga berencana, bukan pertanyaan lazim yang biasa diajukan kepada wanita yang berkunjung ke unit medis untuk melakukan pemeriksaan diagnostik rutin. Hal ini

tidaklah mengejutkan karena sebagian besar wanita yang mengunjungi bidan bertujuan untuk mendapat perawatan kesehatan preventif atau untuk kondisi yang terkait dengan sistem saluran reproduksi. Untuk alasan ini, rancangan garis besar berikut, berisi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pelvik, serta uji laboratorium masih memiliki kekurangan untuk mengkaji beberapa sistem tubuh secara mendalam. Di sisi lain, rancangan ini merupakan alat untuk memperoleh data yang sangat rinci tentang aspek yang terutama berkaitan dengan perawatan kesehatan wanita. Rancangan ini mengupas juga kekerasan dalam rumah tangga, bahaya dalam pekerjaan, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, dan

penyalahgunaan zat. Selain itu juga menyinggung keterampilan yang dibahas rind pada Bagian 8, yang tidak khusus berkaitan dengan sistem reproduksi, tetapi sering digunakan. Contohnya antara lain mendeteksi nyeri tekan pada area sudut kostovertebra karena infeksi saluran kemih merupakan keluhan umum pada wanita dan mengkaji refleks tendon profunda, yang sangat penting dalam mengevaluasi kemungkinan preeklampsia berat.

Riwayat Prinsip Pengkajian Riwayat Kesehatan 1. Perkenalkan diri Anda sendiri dan jelaskan apa yang akan Anda lakukan dan tujuan Anda melakukannya. 2. Observasi semua peraturan dalam wawancara: a. Gunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup. b. Ajukan hanya satu pertanyaan delam satu waktu. c. Hindari mengarahkan pertanyaan atau mengajukan pertanyaan yang "berisi jawaban yang dapat diulang oleh wanita tersebut." d. Klarifikasi arti perilaku wanita bagi wanita tersebut. e. Gunakan istilah yang dimengerti wanita tersebut. 3. Bersikaplah bijaksana dan menghargai hak-hak wanita untuk

mempertahankan privasi tentang pribadi dan kehidupannya setiap waktu. 4. Dengarkan wanita tersebut dengan penuh perhatian dan penghargaan dan tanggapi apapun yang ia katakan. Sebagai contoh, jika ia membicarakan

masa-masa sulit dalam kehidupannya, maka respons yang memperlihatkan rasa simpatik akan merupakan tindakan yang tepat. 5. 6. Bersikap responsif ketika meminta klarifikasi tentang suatu informasi. Upayakan tepat, seksama, dan akurat dalam mendapatkan semua data yang penting. 7. Pada saat mengkaji riwayat, pertahankan konsentrasi terfokus sehingga tidak membuang waktu untuk pertanyaan yang tidak perlu. 8. 9. Lakukan skrining dan tidak perlu mencatat informasi yang tidak relevan. Beri wanita tersebut kesempatan untuk rnenjawab pertanyaan. Hindari menyela kecuali ia mulai memberi jawaban yang tidak sesuai atau ketika Anda membutuhkan penjelasan atas jawabannya. 10. Dengarkan wanita tersebut dengan cermat. Kemung-kinan ia memberi jawaban yang seharusnya diberikan pada pertanyaan selanjutnya. Dalam hal ini, jangan ulangi pertanyaan tersebut. Upayakan juga untuk tidak membuatnya mengulangi apa yang baru dikatakan hanya karena Anda tidak mendengarkan dengan seksama. 11. Kaji lagi respons yang tidak jelas, informasi yang berhubungan, atau informasi terkait yang tidak langsung berkaitan dengan pertanyaan yang baru diajukan. 12. Pastikan Anda mengerti apa yang dikatakan wanita tersebut. Gaya bicara dan ekspresi wajah seseorang dapat berbeda dari satu daerah dengan daerah lain. Jangan ragu-ragu meminta wanita tersebut mengeja atau menjelaskan katakata yang ia gunakan. 13. Jangan memperlihatkan ekspresi negatif lewat ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau penekanan nada bicara. 14. Sediakan seluas mungkin privasi supaya pembicaraan tidak terdengar orang lain. 15. Berbicara dengan nada bicara yang jelas, lembut dan tidak terburu-buru. 16. Pertahanan kontak mata, hindari selalu membaca formulir pertanyaan, hindari mencatat, menggambar grafik.

17. Jangan ajukan pertanyaan sampai Anda dapat menjelaskan alasan Anda menanyakan hal' tersebut. Seorang wanita dapat menganggap informasi yang berkenaan dengan aspek sosial, hubungan seksual, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal sebagai hal yang sangat pribadi. Tidak semua informasi yang didapat dari area ini merupakan informasi yang penting. Anda harus mendapatkan informasi hanya bila ada tujuannya karena bila sebaliknya, wanita tersebut dapat menganggap pertanyaan Anda mengusik kehi-dupan pribadinya sehingga ia akan bereaksi terhadap pertanyaan Anda. Sebagai contoh: a. Tempat tinggal merupakan informasi yang penting dipastikan. Beberapa wanita tidak memiliki rumah. Tinggal di tempat penampungan menghambat kemampuannya mempertahankan higiene dirinya dan

membuatnya berisiko lebih tinggi ter-jangkit penyakit tertentu, mis., tuberkulosis. Beberapa wanita yang lain mungkin sedang berada di dalam rumah dalam kelompok-kelompok untuk menjalani rehabilitasi akibat ketergantungan obat, keterbelakangan mental, perlindungan dari

kekerasan yang terjadi di dalam rumah, dsb. b. Riwayat hubungan seksual dan penyalahgunaan zat telah menjadi hal yang sangat penting sebagai bagian skrining penyakit menular seksual dan penyakit HIV/AIDS. c. Sebelum membicarakan tentang diet dan persiapan makan dengan seorang wanita, Anda harus mengetahui apakah berbelanja dan menyiapkan makanannya secara mandiri. Apabila memungkinkan, libatkan orang yang melakukkan tugas-tugas rumah ini dalam diskusi Anda jika memang ia dibantu orang lain. d. Sebelum membicarakan cara ia mandi (mandi siram, berendam dalam bak berisi air hangat atau panas,) Anda harus mengetahui fasilitas mandi apa yang ia miliki, jika ada. e. Mengetahui pekerjaan wanita tersebut dan tang-gung jawabnya dalam rumah merupakan hal yang penting dalam mengidentifikasi risiko cedera yang berhubungan dengan pekerjaan, mis., sindrom tunnel carpal dan

bahaya di dalam lingkungan, dan, jika wanita tersebut sedang hamil, hal ini juga penting untuk memastikan batasan yang perlu diperhatikan dalam pekerjaannya dan untuk merencanakan masa istirahat dengan kakinya ditinggikan.

Mengidentifikasi Informasi 1. Nama 2. Usia 3. Ras/etnik 4. Gravida dan para 5. Alamat/telepon 6. Agama 7. Status pernikahan 8. Pekerjaan 9. Tanggal wawancara

Keluhan Utama (KU) Alasan wanita tersebut mengunjungi Anda di klinik, kantor, kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit, atau rumahnya, seperti yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (dapat berhubungan dengan sistem tubuh).

Riwayat Penyakit Saat Ini (RPS) (berhubungan dengan keluhan atau masalah utama) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tanggal dan waktu awitan Bentuk awitan Faktor pencetus atau latar belakang, yang berhubungan dengan awitan Perjalanan penyakit sejak awitan, termasuk durasi dan kekambuhan Lokasi spesifik Jenis nyeri atau ketidaknyamanan dan keparahan atau intensitas Gejala lain yang berkaitan

8. 9.

Hubungan dengan fungsi dan aktivitas tubuh Gambaran kualitas (warna, konsistensi) dan kuantitas (jumlah, isi), jika ada (mis.,ruam, rabas, perdarahan).

10. Faktor yang memengaruhi masalah, balk yang mem-perparah atau yang Meredakan 11. Bantuan medis sebelumnya (dan dari siapa) untuk masalah ini; diagnosis dan Perawatan 12. Keefektifan suatu terapi atau obat yang digunakan (dimulai atas inisiatif diri Sendiri atau diprogramkan dokter)

Riwayat Medis Terdahulu dan Perawatan Primer (termasuk riwayat sosial) 1. Penyakit pada masa kanak-kanak/imunisasi, seperti campak (tipe), gondongan, atau cacar air 2. Uji skrining laboratorium yang dilakukan baru-baru ini untuk penyakit infeksi (seperti hepatitis, campak, tuberkulosis, HIV); tanggal, hasil 3. Penyakit utama (seperti pneumonia, hepatitis, demam reumatik, difteri, polio) 4. 5. 6. 7. 8. Rawat inap; tanggal, alasan Pembedahan; tanggal, alasan Kecelakaan; fraktur, cedera, tidak sadar Transfusi darah; tanggal, alasan, reaksi Alergi (seperti makanan, demam Hay, lingkungan, debu, binatang; asma) 9. Alergi obat

10. Penyalahgunaan alkohol/alkoholisme; perawatan 11. Penyalahgunaan/ketergantungan obat; zat, perawatan 12. Kebiasaan a. b. Merokok (jumlah, durasi) Alkohol (jumlah, durasi)

c. d. e.

Kafein (kopi, teh, soda, coklat) Obat "rekreasi" (zat, jumlah; lama) Keamanan (sabuk pengaman, helm)

13. Pola tidur 14. Diet/malnutrisi 15. Olahraga/aktivitas bersenang-senang 16. Bahaya di tempat kerja: posisi (berdiri, duduk), tegangan (mata, otot), ventilasi, terpajan zat kimia beracun 17. Bahaya lingkungan: udara, air, pembuangan limbah, jumlah jendela kurang, tempat perapian yang terbuka, cat 18. Penganiayaan fisik/seksual pada masa kanak-kanak 19. Kekerasan rumah tangga/pemukulan/pemerkosaan/ isolasi: pada masa yang lalu, saat ini; keamanan 20. Uji skrining genetik, jika dapat dilakukan (mis., sel sabit, Tay sachs, G6PD, X rapuh, fibrosis kistik); hasil 21. Penyakit spesifik a. b. Diabetes Penyakit jantung (diagnosis, mis., prolaps katup mitral), termasuk demam reumatik c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Tuberkulosis Asma Hati/hepatitis Ginjal/infeksi saluran kemih (ISK) Kelenjar/endokrin (diagnosis, seperti hipo/ hipertiroid)

Gastrointestinal (diagnosis, mis., ulkus lambung) Kanker Hipertensi HIV/AIDS Penyakit kejiwaan Diskrasia darah, mis., anemia (jenis)

m. Epilepsi n.

o.

Kelainan makan (diagnosis, mis., bulimia, anoreksia)

22. Pengobatan a. b. Diprogramkan Tidak diprogramkan

Riwayat Keluarga (berhubungan dengan ibu, ayah, saudara kandung, kakek-nenek, paman, dan bibi) 1. Ibu, ayah, saudara kandung a. Usia b. Status, mis., kehidupan dan kesejahteraannya? Jika telah meninggal, apa penyebab kematiannya? 2. Retardasi mental 3. Kanker 4. Penyakit jantung 5. Hipertensi 6. Diabetes 7. Penyakit ginjal 8. Penyakit mental 9. Kelainan kongenital 10. Kehamilan lebih dari satu 11. Tuberkulosis 12. Epilepsi 13. Diskrasia darah, seperti anemia (jenis) 14. Alergi 15. Kelainan genetik 16. Kelainan autoimun (seperti lupus

Riwayat Menstruasi 1. Usia saat menarke 2. Frekuensi; rentang jika tidak teratur

3. Lama 4. Jumlah darah yang keluar 5. Karakteristik darah yang keluar (mis., terdapat bekuan darah) 6. Periode menstruasi terakhir (PMT); lama dan jumlah normal? 7. Dismenorea 8. Perdarahan uterus disfungsional, seperti bercak darah atau antermenstruasi, menoragia, metroragia 9. Penggunaan alat-alat kebersihan (tampon, alas) 10. Sindrom syok toksik 11. Gejala pramenstruasi/sindrom premenstruasi 12. Gejala perimenopause perdarahan

Riwayat Seksual 1. Jenis hubungan seksual (heteroseksual, homoseksual, biseksual) 2. Hubungan monogami atau jumlah pasangan 3. Pasangan monogami atau jumlah dan jenis pasangan 4. Frekuensi, kepuasan hubungan seksual 5. Kepuasan dengan pasangan seksual 6. Masalah a. Pemanasan tidak cukup b. Pelumasan tidak cukup c. Kurang pertimbangan terhadap hal-hal pribadi d. Nyeri, vaginismus e. Takut mengalami kehamilan f. Takut akan menyakiti janin, jika sedang dalam masa hamil g. Masalah pada pasangan (mis, impotenssi, ejakulasi dini) h. Perdarahan pascacoitus i. Kekerasan seksual Riwayat Obstetri 1. Gravida/para (sistem pengnitungan) 2. Tipe golongan darah Rh dan ABO

3. Pada setiap kehamilan a. Tanggal kehamilan berakhir b. Minggu gestasi c. Tempat bersalin, mis., rumah sakit (nama), pusat kelahiran anak (nama), rumah d. Lama persalinan e. Jenis persalinan (spontan, seksio sesarea, forsep, ekstraksi vakum) f. Rhogam yang diterima g. Masalah obstetrik, medis, dan sosial y Selama kehamilan (mis., preeklampsia, ISK, kekerasan dalam rumah tangga) y Selama persalinan dan melahirkan (mis., malpresentasi, malposisi preeklampsia, eklampsia, induksi pitosin, stimulasi pitosin, laserasi perineal utama, laserasi serviks) y Selama masa pasta-perdarahan (mis., ISK, perdarahan, infeksi uterin, kekerasan dalam rumah tanggah. h. Berat lahir bayi i. Jenis kelamin bayi j. Kelainan kongenital atau komplikasi neonatus(mis., ikterik, masalah pernapasan) k. Status bayi saat lahir (hidup atau meninggal) l. Status bayi saat ini (hidup dan dalam keadaan sehat, masalah, penyebab kematian)

Riwayat Ginekologi 1. Infertilitas 2. Terpajan dietilstilbestrol (DES) 3. Infeksi vagina (mis., monilia, vaginosis bakteri) 4. Penyakit menular seksual (PMS) (mis., klamidia, sifilis, gonorea, herpes, trikomonas, kondiloma akuminata 5. Servisitis kronis

6. Endometritis 7. Penyakit radang panggul 8. Kista (Bartholin, ovarium) 9. Endometriosis 10. Mioma 11. Relaksasi pelvik (sistokel, rektokel) 12. Polip 13. Massa pada payudara 14. Pap smear yang abnormal 15. Biopsi (servikal, endometrium, payudara) 16. Kanker ginekologi 17. Pembedahan ginekologi 18. Perkosaan Riwayat Kontrasepsi 1. Apakah kontrasepsi diinginkan 2. Pengetahuan tentang pilihan penggunaan kontrasepsi 3. Metode kontrasepsi yang sedang digunakan a. Tipe b. Kepuasan c. Efek samping d. Konsistensi penggunaan e. Lama penggunaan kontrasepsi yang saat ini digunakan 4. Metode kontrasepsi yang sebelumnya digunakan a. Tipe b.Lama penggunaan masing-masing kontrasepsi c. Efek samping masing-masing kontrasepsi d.Alasan penghentian kontraseps

Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Hormon 1. Alasan penggunaan hormon kontrasepsi (mis., untuk mengatur siklus menstruasi) 2. Terapi pengganti hormon a. Pada saat ini, masa lalu, lama penggunaan b. Tipe c. Efek samping Riwayat Irigasi (Douching) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Frekuensi Metode Larutan yang digunakan Alasan melakukan douching Lama penggunaan Terakhir kali melakukan douching

Tinjauan Ulang Sistem Tinjauan ulang sistem (TUS) adalah tindakan menelusuri kembali secara terstruktur gejala atau keluhan terdahulu atau saat ini yang berkaitan dengan setiap sistem tubuh. Karena beberapa pemeriksa lebih menyukai melakukan tindakan ini pada saat melakukan pengkajian fisik, biasanya untuk menghemat waktu, dan karena memang masuk akal untuk menanyai pasien tentang sistem, organ, atau bagian tubuh tertentu, maka TUS dimasukkan ke dalam garis besar pemeriksaan fisik yang dirancang berikut ini. Dengan menggabungkan TUS ke dalam pengkajian, informasi menyangkut beberapa sistem (sistem limfe dan

hematopoietik, sistem saraf pusat, dan sistem endokrin) dipisahkan kemudian dihubungkan dengan struktur tubuh tertentu. Keuntungan melakukannya dengan cara ini adalah menghindari pengulangan.

2. Pengkajian fisik
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik yang menyeluruh seyogyanya mencakup evaluasi gigi, sehingga dapat segera dilakukan perbaikan terhadap gigi yang berlubang. Apabila dijumpai vena varikosa (varices), maka pasien dianjurkan untuk sering melakukan drainase postural dan diberi stocking elastic sebagai penopang. Pemeriksaan obstetris Serviks dilihat dengan menggunakan spekulum yang dilumasi oleh air hangat. Gambaran khas adalah hiperemia pasif berwarna merah kebiruan pada serviks, tetapi gambaran ini saja tidak diagnostik untuk kehamilan. Mungkin tampak jelas kelenjar-kelenjar serviks yang berdilatasi, tersumbat, dan menonjol (disebut juga kista nabothian) dibawah mukosa eksoserviks. Apabila serviks mengalami dilatasi yang bermakna, dapat terlihat membran janin melalui kanalis servikalis yang paling tidak mengisyaratkan bahwa kemungkinan akan terjadi ekspulsi produk konsepsi. Kemudian, untuk mengidentifikasi kelainan sitologis dilakukan pap smear dan dilakukan pengambilan spesimen untuk identifikasi Neisseria Gonorrhoeae dan mungkin Chlamydia Trachomatis. Adanya duh mukoid putih dalam jumlah sedang merupakan hal yang normal. Adanya cairan kuning berbusa di vagina merupakan isyarat kuat adanya Trichomonas sedangkan adanya duh seperti kepala susu sesuai dengan infeksi kandida. Spekulum dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan dalam panggul (vaginal touche) dengan palpasi, dengan perhatian khusus pada konsistensi, panjang, dan pembukaan serviks; bagian terbawah janin, terutama menjelang akhir kehamilan; pada arsitektur tulang-tulang pangul; dan pada semua anomali vagina dan perineum, termasuk sistokel, rektokel, dan perineum yang telah mengalami

relaksasi atau robek. Vulva dan struktur-struktur disekitarnya juga diinspeksi secara cermat. Semua lesi di serviks, vagina, dan vulva dievaluasi lebih lanjut dengan kolposkopi, biopsi, biakan, atau pemeriksaan lapangan gelap. Regio perianal harus diinspeksi dan dilakukan pemeriksaan rectal touch untuk mengidentifikasi haemoroid dan lesi lain. Antara usia gestasi 18 32 minggu, terdapat hubungan yang erat antara usia gestasi janin dalam minggu dengan tinggi fundus uteri dalam sentimeter, apabila diukur sebagai jarak melalui dinding abdomen dari puncak simfisis pubis sampai puncak fundus, dengan syarat kandung kemih kosong. Pemeriksa harus mencatat tinggi fundus.

Tujuan pemeriksaan adalah : a. Untuk memastikan telah terjadi kehamilan b. Untuk memastikan apakah kehamilannya intrauteri c. Untuk memastikan apakah kehamilannya tunggal atau ganda d. Untuk memastikan apakah kehamilannya tergolong beresiko rendah, meragukan atau beresiko tinggi

e. Bagaimana sikap masing-masing untuk menghadapi keadaan itu f. Untuk menentukan keadaan janin dan ibu saat ini g. Untuk menentukan apakah perlu diberikan pengobatan terhadap penyakit yang diderita ibu h. Untuk menentukan apakah saat ini diperlukan intervensi medis i. Jika perlu dilakukan intervensi medis, perlu ditetapkan bagaimana bentuknya, tempat dilakukan sehingga jika mungkin tercapai well born baby dan well health mother. Konsep pemeriksaan ibu hamil adalah : 1. Inspeksi 2. Palpasi 3. Auskultasi 4. Pemeriksaan dalam 5. Pemeriksaan tambahan : a. Minimal dilakukan ultrasonografi b. Pemeriksaan laboratorium. penunjang lain, seperti pemeriksaan

Pemeriksaan fisik kehamilan Pemeriksaan fisik merupakan langkah selanjutnya untuk menegakkan diagnosis pasti kehamilan yang dapat dijabarkan sebagai berikut. TATALAKSANA PENJABARAN Inspeksi mukosa y Kloasma gravidarum KETERANGAN y Pigmentasi yang hampir

simetris, seperti kuku y Melanocyte hormone dihasilkan y Konjungtiva stimulating (MSH) hipofisis yang dan

hormon seks)

Pucat atau cukup merah sebagai anemianya gambaran (kadar Hb)

Edema kelopak mata y Gigi dan lidah

secara kasar. Kemungkinan menderita : y Hipoalbuminerhia Tanda preeklamsi berat Anemia

y y y dan

Gambaran gangguan gigi lidah akibat mual-

muntah dan hipersalivasi y Naevus pigmentosum y y y Lidah kotor Gusi epulis

Makin jelas oleh karena Melanocyte Hormone hormonal. Sstimulating dan seks

Leher

y y y

Bendungan vena Kelenjar tiroid Pembengkakan limfe

Kemungkinan

gangguan

aliran darah akibat penyakit jantung atau aneurisma vena y Sedikitt membesar saat

hamil. Perlu evaluasi tentang hipertiroid y y Mamae Kemungkinan infeksi Metastasis (jarang) y Dapat memberikan petunjuk khususnya pada pertama kehamilan y MSH dan hormonal seks menyebabkan pigmentasi keganasan

aerola mamae dan kelenjar makin tampak ke permukaan

Pigmentasi mamae

aerola

Progesteron yang lambat

menimbulkan

mamae dan papila

vasodilatasi dan aliran darah

Kelenjar montgomery tampak

Pembuluh Kolostrum

darah Produksi prolaktin tinggi,

vena tampak jelas y y menyebabkan pembentukan kolostrum lebih awal y Terjadi keseimbangan estrogen oksitosin, perubahan antara

dan progesteron, dan prolaktin

mengakibatkan dikeluarkannya kolostrum y Pertanda bahwa ASI akan banyak Perut y Pembesaran ke atas y Primigravida akibat otot

abdomen masih tegang y Tingginya fundus uteri dapat dipergunakan mengukur: y Umur menurut kehamilan rumus Mc untuk

Donald. Hukum empat Bartho-lomew y Berat janin berdasarkan rumus Johnson

Perut pendulum

Kemungkinan

panggul

sempit sehingga kepala janin tidak dapat masuk PAP y Kepala janin besar/hidrosefalus sehingga uterus jatuh ke depan y Pigmentasi dinding abdomen y y Linea alba karena pigmentasi Striae gravidarum livid saat hamil dan striae gravidarum alba Bekas luka operasi sebagai bekas

kehamilan sebelumnya y y Bekas seksio atau operasi lainnya yang dapat menjadi lokus minoris resistensi Vulva y Pengeluaran fluor y Infeksi banding vaginalis albikans y y Kandioma akuminata y y Infeksi vaginosis bakterialis Infeksi virus Jika ukurannya besar dengan diagnosis

trikhomonas atau kandida

sebaiknya persalinan melalui SC y Pengobatan dengan tinktura phodrophilin 50% berbahaya karena dapat menyebabkan abortus y Tanda Chadwick y Perubahan warna biru pada vagina akibat terjadi hipervaskularisasi

y y Tungkai y Luka perineum Varises y y

Tanda hamil tidak pasti Bekas episiotomi Sering etrjadi karena

kehamilan berulang y y Edema tungkai y Bersifat herediter Tanda kemungkinan

terjadinya preeklampsia y Sikatriks pada paha Tekanan pada vena kava inferior y y Bekas luka limfe granulosa vereneum lainnya y Tidak mengganggu atau infeksi

persalinan kecuali agak sulit pada saat merangkul kaki atau paha

3. Pemeriksaan laboratorium
Test laboratorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksan ini ditujukan untuk memeriksa golongan darah, Hb, protein urine, dan glukosa urine. Pemeriksaan urine pada awal kehamilan bertujuan untuk mengetahui adanya kehamilan. Selain itu pemeriksaan urin juga bertujuan untuk mengetahui adanya protein urine dan glukosa urine. Protein dalam urine merupakan hasil kontaminasi dair vagina atau dari infeksi saluran kencing atau penyakit ginjal. Pada saat hamil jika dihubungkan dengan hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi tanda serius dari preeklampsi. Untuk glukosa urin berhubungan dengan diabetes.

DAFTAR PUSTAKA Cunningham, F Garry dkk. 2005. Williams Obstetrics. Jakarta : EGC Manuaba, Ida Bagus dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

You might also like