You are on page 1of 21

ERDIANARTA MAYASA ADI SUSANTO NONI ASRI WULANDARI ELVI JULIANTARI RANI MAIRANDA PUTRI HERMINGGUS YAHYA .S.

DEVI ASTIKA

1 .Faktor Individu Dan Implementasi Rencana Organisasi implementasi dan rencana organisasi sangat tergantung pada karakteristik individu yang terdapat dalam organisasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami lebih jauh karakteristik individu tersebut, termasuk sifat dan perilaku dari setiap individu di perusahaan.

kontribusi adalah apa yang bisa diberikan oleh individu bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sebaliknya, kompensasi adalah apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan bagi individu. Kedua konsep ini satu sama lainnya akan saling mempengaruhi dalam hal implementasi rencana organisasi. Tujuan organisasi tak akan tercapai jika masing-masing individu tidak memberikan kinerjanya yang terbaik (contribution) bagi perusahaan.

Bentuk-bentuk dari kontribusi yang dapat diberikan individu diantaranya adalah usaha, kemampuan, loyalitas, keahlian, waktu, dan kompetensi. Bentuk kompensasi yang bisa diberikan oleh organisasi adalah upah, kepastian kerja, benefit, peluang karier , status, dan peluang promosi.

a .Kontrak Pisokologis (Psychological Contract) kontrak pisikologis adalah suatu kesepakatan tak tertulis yang muncul ketika seseorang bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabug dalam sebuah perusahaan .

b .Kesesuaian Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan Perusahaan (The Person Job Fit) kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan terkait dengan faktor individu dan tenaga kerja. c .Keragaman Individu dalam Organisasi (The Individual Differences In Organizaztion) Perusahaan perlu memahami keragaman secara lebih terbuka dan menerimanya sebagai dinamika yang terdapat dalam organisasi manapun.

Kepribadian pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan perilaku dari indvidu yang sifatnya masih relatif permanen yang dapat membedakan suatu individu tenaga kerja dengan individu lainnya. Manajer haruslah memahami setiap individu agar bagaimana bisa menghadapi mereka. Memahami kepribadian dan perilaku individu adalah termasuk hal yang mendasar yang perlu dipahami oleh para manajer di perusahaan. Ada suatu pemahaman yang harus dipahami oleh para manajer adalah apa yang dinamakan "model lima dimensi mengenai kepribadian".

Tingkat Persetujuan (Aggreeableness) Tingkat Keseriusan dan Kesadaran (Conscienctiousness) Tingkat Emosi yang Negative (Negative Emotionally) Tingat Keleluasaan dan Kenyamanan (Extraversion) Tingkat Keterbukaan (Openness)

Locus of Control Self Eficacy Authoritarianism Machiavellism Self Esteem Risc Propensity

Setelah kita mempelajarinya karakteristik individu memiliki keragaman pada kali ini kita akan mempelajari kaitan antara perlaku individu dengan sikap individu , terutama dalam berorganisasi. Perlu kita sadari, bahwa setiap individu tersebut akan mendorong individu untuk menunjukan suatu sikap tertentu dalam berorganisasi. Sikap pada dasarnya merupakan prinsip yang diambil oleh individu berdasarkan kepribadian, keyakinan dan perasaan yang menyangkut gagasan, situasi, atau lingkungan yang dihadapinya. Griveein (2000) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen utama , yaitu komponen afektif , kognitif, dan intensi.

Dalam organisasi dan pekerjaan, setiap individu akan memberikan sikap yang berbeda-beda tergantung pada yang mereka alami. Ada individu yang menunjukan sikap positif dan negatif yang dapat dilihat dari segi kepemimpinan dan manajemen, yang diperhatikan oleh manajer perusahaan. Sikap tersebut adalah mengenai kepuasan dan ketidakpuasan dalam pekerjaan.

Apakah yang dimaksud dengan persepsi sesungguhnya? Persepsi pada dasarnya merupakan suatu cara pandang individu yang dihasilkan dari serangkaian proses yang dilakukan dan dialami oleh individu tersebut sehingga individu tersebut semakin menyadari apa yang terjadi mengenai suatu gagasan, situasi, maupun lingkungan yang dihadapi. Terdapat dua jenis persepsi individu yang terkait dengan organisasi yaitu:

Persepsi Selektif, yaitu suatu proses menyeleksi informasi mengenai sesuatu dimana sesuatu tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan ketidaksesuaian dari persepsi awal yang kita yakini. Sterotip, yaitu proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut. Misalnya dalam kenyataannya tidak setiap wanita lemah dan juga tidak setiap lelaki kuat, sehingga pandangan gender mengenai wanita lemah dan lelaki lebih kuat cenderung merupakan sebuah sterotip. Jika sikap yang ditujukan individu positif, maka hal tersebut akan membantu manajer dalam meningkatkan produktifitas organisasi. Namun jika sebaliknya maka hal tersebut akan memunculkan konflik internal dalam organisasi yang akan menghambat produktifitas organisasi.

1. Perilaku Individu dan Stres Stres pada dasarnya adalah perilaku individu yang merespon terhadap tekanan tinggi dalam suatu pekerjaan. Tekana yang tinggi ini sering disebut sebagai stressor. Stres ini sering terjadi pada pengalaman yang dialami oleh individu yang dinamakn sebagai General Adaptation Syndrome ( GAS).

1 .Tuntutan pekerjaan : tekanan terhadap individu yang disebabkan oleh adanya tuntutan tugas dari organisasi yang harus diselesaikan. 2 .Tuntutan fisik : tekanan yang terjadi akibat adanya keadaan fisik dari organisasi dimana dirinya bekerja. 3 . Tuntutan peran atau fungsi : tekanan yang terjadi akibat adanya ambisi dari individu mengenai sesuatu yang ingin dicapai dalam organisasi . 4 . Tuntutan interpersonal : tekanan yang muncul dari rekan kerja , kelompok kerja maupun adanya konflik persoalan dalam organisasi.

Berolahraga dengan teratur. Melakukan relaksasi sebelum melakukan pekerjaan yang lainya. Manajemen waktu. Merubah suasana atau lingkungan pekerjaan.

Kreativitas adalah kemampuan individu dalam memunculkan suatu gagasan baru mengenai sesuatu, terutama dari apa yang sudah diketahui. Ada beberapa factor yang menyebabkan individu menjadi kreativ adalah: Pengalaman individu dengan kreativitas, terkait dengan latar belakang individu sebelumnya, maksudnya apakah individu pernah terlibat pada dalam kegiatan-kegiatan yang menuntutnya untuk bertindak kreatif atau tidak.

 

Perilaku terhadap individu, contohnya adalah bagaimana manajer memperlakukan tenaga kerja. Manajer memberikan keleluasaan pada tenaga kerja tentang bagaimana tenaga kerja bekerja sesuai dengan idenya masing masing. Perusahaan cenderung melakukan pendekatan secara hierarkis dan top-down. Kemampian kognitif dari individu adalah individu yang memiliki kecenderungan memilih yaitu: Divergent congnitive thinking yaitu terbiasa melihat perbedaan dari berbagai persamaan. Convergent cognitive thinking yaitu kebiasaan melihat berbagai masalah dari berbagai perbedaaan.

Tahap persiapaan, Tahap inkubasi, Tahap penemuan gagasan, Tahap pengujian.

Fungsi manajemen yang membahas mengenai bagaimana rencana yang dapat di implementasikan sehingga tujuan organisasai dapat tercapai sesuai dengan rencana melalui pembagian pekerjaan sebagaimana yang disusun dalam struktur organisasi. Yang dikenal sebagai fungsi pengarahaan. Pada tahap implementasi yang akan menentukan berjalan atau tidaknya rencana yang telah di susun adalah faktor sumber daya manusia yang telah di berikan tugas untuk menjalankan rencana. Agar factor tersebut dapat berjalan sesuai rencana yang telah di tetapkan. Fungsi yang perlu diterapkan adalah fungsi pengarahaan, yaitu fungsi yang membahas bagaimana sumber daya manusia yang dimiliki organisasi dapat diarahkan oleh manajer untuk secara konsisten menjalankan apa yang telah ditetapkan dan direncanaklan. Dikarenakan sumber daya manusia organisasi adalah terdiri dari individu-individu yang memiliki keragaman karakteristik.

You might also like