You are on page 1of 13

CAHAYA

OLEH:
ANDA IMAM PRANATA NUDY ISTIFA NUGROHO TOMY SATRIA GUNAWAN IRFAN FIRMANSYAH

TUGAS FISIKA

SMAN 1 BANJAR JAWA BARAT - INDONESIA


Jl. KH Mustofa No. 1 Telepon: 62265-741192 / 6265-2732357(IT Div) Email: info@sman1banjar.sch.id / sman_sa_bjr@yahoo.com Web: sman1banjar.sch.id 2012

SMA Negeri 1 Banjar

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim,

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rakhmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan pembahas tentang cahaya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Fisika yang telah diberikan oleh guru pengajar. Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tidak sedikit kesulitan yang kami hadapi, namun berkat bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya Karya Tulis Imiah ini dapat kami selesaikan. Untuk itu kami ucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari Kesempurnaan. Untuk itu tegur, sapa, dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya Tulis Ilmiah ini. Harapan saya mudah-mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya berguna bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Banjar, 11 Januari 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

SMA Negeri 1 Banjar

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ii ABSTRAK ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ iii BAB I CAHAYA ..................................................................................... 1 2 3 Hakikat Cahaya ...................................................................... Sifat Sifat Cahaya ............................................................... Sejarah Pengukuran Kelajuan Cahaya................................... 1 1 2 3 4 4 4 7 10 12 14
14 14 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 2.1 Bahan Pakan .......................................................................... 2.2 Pakan Hijauan ........................................................................ 2.3 Pakan Limbah ........................................................................ 2.4 Kebutuhan Pakan ................................................................... 2.5 EM4 ....................................................................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 3.1 Alat dan Bahan ..........................................................................
3.2 Cara Kerja .................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................... 4.1 Pembahasan ........................................................................... BAB V PENUTUP .................................................................................... 5.1 Simpulan ................................................................................

16 17 17

SMA Negeri 1 Banjar

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN ..................................................................................................

18 19

BAB I CAHAYA 1. Hakikat Cahaya


Cahaya adalah energy berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang bukan kasat mata. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter dimana 1 meter bersamaan dengan jarak yang dilalui cahaya melalui ruang vakum pada 1/299.792.458 sekon. Kecepatan cahaya di ruang hampa yaitu sekitar 299.792.458 meter per sekon atau dibulatkan yaitu 3 x 10 8.

Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya cahaya dari matahari. Matahari adalah sumber cahaya utama di Bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk melakukan fotosintesis. Hewan sangat memerlukan cahaya baik langsung maupun secara tidak langsung. Manusia, sangat membutuhkan cahaya. Dengan adanya cahaya, maka manusia bias melihat benda sekitar. Selain itu, cahaya juga digunakan untuk keperluan lain, seperti menggunakan cahaya matahari digunakan untuk menjeur pakaian, dan lain sebagainya. 2. Sifat Sifat Cahaya 2.1. Bergerak Lurus dan Ke Semua Arah Cahaya bergerak lurus ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayangan yang dihasilkan disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak dapat berbelok.

SMA Negeri 1 Banjar

2.2. Dapat Merambat Melalui Ruang Vakum Udara

Cahaya merupakan salah satu jens dari gelombang transversal, bukan gelombang longitudinal. Apabila gelombang longitudinal, memerlukan media rambatan untuk dapat merambat dalam suatu ruang. Apabila gelombang transversal tidak demikian, karena tidak memerlukan media untuk merambat dalam suatu ruang. Contohnya, suara yang merupakan gelombang longitudinal tidak bisa terdengar (merambat) di ruang angkasa yang vakum udara. Cahaya matahari yang merupakan gelombang transversal dapat merambat melalui ruang angkasa dan sampai ke matahari. 2.3. Dapat Dipantulkan Cahaya dapat dipantulkan baik ke benda yang permukaannya licin / mengkilap maupun benda yang permukannya kasar. Bila memantul ke benda yang permukaannya, maka pantulannya akan teratur. Bila memantul ke benda yang permukaannya kasar, maka pantulannya akan sembarangan. Dengan sifatnya yang bisa memantul ini, kita dapat melihat semua benda yang terkena sinar matahari. 2.4.Dapat Dibiaskan Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium yang berbeda seperti dari udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Hal ini karena cahaya bergerak lebih cepat di medium yang kurang padat. Cahaya yang datang dengan sudtu datang 90 derajat namun, (tegak lurus) melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan. Contoh hal pembiasan dalam hal sehari hari adalah seperti pada kasus sedotan minuman yang kelihatan bengkok dan lebih besar di dalam air, atau pada kasus dasar kolam kelihatan lebih cetek dari kedalaman sebenarnya. Pantulan cahaya bergantung kepada jenis permukaan 2.5.Dapat Dipadukan 2.6.Dapat Melentur 2.7.Dapat Mengalami Pengkutuban 3. Sejarah pengukuran kelajuan cahaya Kelajun cahaya telah sering diukur oleh ahli fisika. Pengukuran awal yang paling baik dilakukan oleh Olaus Roemer (ahli fisika Denmark), dalam 1676. Beliau menciptakan kaedah mengukur kelajuan cahaya. Beliau mendapati dan telah mencatatkan pergerakan planet Saturnus dan satu dari bulannya dengan menggunakan teleskop. Roomer mendapati bahwa bulan tersebut mengorbit

SMA Negeri 1 Banjar

Saturnus sekali setiap 42-1/2 jam. Masalahnya adalah apabila Bumi dan saturnus berjauhan, putaran orbit bulan tersebut kelihatan bertambah. Ini menunjukkan cahaya memerlukan waktu lebih lama untuk samapai ke Bumi. Dengan ini kelajuan cahaya dapat diperhitungkan dengan menganalisa jarak antara planet pada masa masa tertentu. Roemer mencapai kelajuan 227,000 kilometer per sekon. Albert A. Michelson memperbaiki hasil kerja Roemer pada tahun 1926. Dia menggunakan cermin berputar untuk mengukur waktu yang di ambil cahaya untuk pergi balik dari Gunung Wilson ke Gunung San Antonio di California. Ukuran jitu menghasilkan kelajuan 299,796 kilometer/sekon. Dalam penggunaan sehari-hari, jumlah ini dibulatkan menjadi dan 300,000 kilometer/sekon. 4. Warna dan Panjang Gelombang Panjang gelombang yang berbeda-beda diinterpretasikan oleh otak manusia sebagai warna, dengan merah adalah panjang gelombang terpanjang (frekuensi paling rendah) hingga ke violet dengan panjang gelombang terpendek (frekuensi paling tinggi). Cahaya dengan frekuensi di bawah 400 nm dan diata nm tidak dapat di lihat manusia dan di sebut ultraviolet pada batas frekuensi tinggi dan inframerah pada batas frekuensi rendah. Walaupun manusia tidak dapat melihat sinar Inframerah kulit manusia dapat merasakannya dalam bentuk panas. Ada juga camera yang dapat menangkap sinar Inframerah dan merubahnya menjadi sinar tampak, camera seprti ini disebut night vision camera Radiasi ultaviolet tidak dirasakan sama sekali oleh manusia kecuali dalam jangka paparan yang lama, hall ini dapat menyebabkan kulit terbakat dan kanker kulit. Beberapa hewan seperti lebah dapat melihat sinar ultraviolet, sedangkan hewan hewan lainnya seperti Ular Viper dapat merasakan IR dengan organ khusus. 5. Panjang Gelombang Nampak Cahaya nampak adalah sebagian daripada spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara). Formula-kecepatan-cahaya v = f Dimana adalah panjang gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kelajuan cahaya. Kalau cahaya bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi c = f

SMA Negeri 1 Banjar

di mana c adalah kelajuan cahaya. Kita boleh menerangkan v sebagai

di mana n adalah konstan (indeks biasan) yang mana adalah sifat material yang dilalui oleh cahaya.

SMA Negeri 1 Banjar

BAB II TEORI TEORI TENTANG CAHAYA


1. Teori Abad ke-10

Ilmuwan Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham (965 sekitar 1040), dikenal juga sebagai Alhazen, mengembangkan teori yang menjelaskan pengelihatan, menggunakan geometri dan anatomi. Teori itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya, mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat, cahaya lain yang mengenai mata tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat. dia menggunakan kamera lubang jarum sebagai contoh, yang mana kamera itu menampilkan sebuah citra terbaik. Alhazen menganggap bahwa sinar cahaya adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga mengembangkan teori Ptolemy tentang refraksi cahaya namun usaha Alhazen tidak dikenal di Eropa sampai pada akhir abad 16. 2. Teori Partikel Menurut Isaac Newton, cahaya terdiri dari patikel-partikel yang sangat kecil dan ringan yang memancar dari sebuah sumber ke segala arah. Adapun beberapa hal penting terkait dengan cahaya yang terlahir dari teori ini antara lain: 1. Teori partikel dapat menjelaskan bahwa perambatan cahaya berupa garis lurus. Teori ini berdasarkan anggapan bahwa jika sebuah bola dilemparkan dalam ruang hampa, maka lintasannya akan berbentuk garis lurus. Lintasan bola akan melengkung karena pengaruh medan gravitasi bumi. Namun jika massa bola sangat kecil dan kecepetannya sangat tinggi, bentuk lintasan bola akan mendekati garis lurus. Para penganut teori ini menentang teori gelombang dengan alasan bahwa gelombang tidak dapat merambat lurus 2. Adanya pemantulan cahaya. Ketika cahaya mengenai sebuah permukaan halus, seperti cermin, cahaya akan dipantulkan dengan sudut pantul yang sama dengan sudut datangnya. Dengan menggunakan teori partikel, peristiwa pemantulan dapat dijelaskan dengan analogi sebuah bola dilemparkan ke atas sebuah bidang pemantul, bola akan dipantulkan. Begitu pula halnya dengan pemantulan cahaya. 3. Alasan ketiga adalah adanya penomena pembiasan cahaya. Untuk menjelaskan pembiasan cahaya, Newton menggunakan sebuah bola yang menggelinding di permukaan bidang miring

SMA Negeri 1 Banjar

3. Teori Gelombang Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke semua arah sebagai siri-siri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Ini disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahaya dapat dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti gelombang bunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut luminiferous aether telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui. 4. Teori Elektromagnetik Pada 1845 Michael Faraday menemukan bahwa sudut polarisasi dari sebuah sinar cahaya ketika sinar tersebut masuk melewati material pemolarisasi dapat dirubah dengan medan magnet. Ini adalah bukti pertama kalau cahaya berhubungan dengan Elektromagnetisme. Faraday mengusulkan pada tahun 1847 bahwa cahaya adalah getaran elektromagnetik berfrekuensi tinggi yang dapat bertahan walaupun tidak ada medium.
Teori ini diusulkan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke-19, menyebut bahwa yang gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnet karena cepat rambat gelombang elektromagnetik sama dengan cepat rambat cahaya yaitu 3108 m/s,oleh karena itu pula ia tidak memerlukan medium untuk merambat. Pada permukaannya dianggap gelombang cahaya disebarkan melalui rangka rujukan yang tertentu, seperti aether, tetapi teori relativitas khusus menggantikan anggapan ini. Teori elektromagnet menunjukkan yang sinar kasat mata adalah sebagian daripada spektrum elektromagnet. Teknologi pengantaran radio dicipta berdasarkan teori ini dan masih digunakan.

Kesimpulan Maxwell ini di dukung oleh :

Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Heinrich Rudolph Hertz (1857 1894) yang membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik

SMA Negeri 1 Banjar

merupakan gelombang tranversal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat menunjukkan gejala polarisasi.

Percobaan seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Peter Zeeman (1852 1943) yang menyatakan bahwa medan magnet yang sangat kuat dapat berpengaruh terhadap berkas cahaya. Percobaan Stark (1874 1957), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang mengungkapkan bahwa medan listrik yang sangat kuat dapat mempengaruhi berkas cahaya.

Kecepatan cahaya yang konstan berdasarkan persamaan Maxwell berlawanan dengan hukum-hukum mekanis gerakan yang telah bertahan sejak zaman Galileo, yang menyatakan bahwa segala macam laju adalah relatif terhadap laju sang pengamat. Pemecahan terhadap kontradiksi ini kelak akan ditemukan oleh Albert Einstein. 1. Teori Kuantum Teori ini di mulai pada abad ke-19 oleh Max Planck, yang menyatakan pada tahun 1900 bahwa sinar cahaya adalah terdiri dari paket (kuantum) tenaga yang dikenal sebagai photon. Penghargaan Nobel menghadiahkan Planck Anugerah fisika pada 1918 untuk kerja-kerja beliau dalam penemuan teori kuantum, walaupun beliau bukannya orang yang pertama memperkenalkan prinsip asas partikel cahaya. 2. Teori Dualitas Partikel-Gelombang Teori ini menggabungkan tiga teori yang sebelumnya, dan menyatakan bahwa cahaya adalah partikel dan gelombang. Ini adalah teori modern yang menjelaskan sifat sifat cahaya, dan bahkan sifat sifat partikel secara umum. Pertama kali di jelaskan oleh Albert Einstein pada awal abad 20, berdasarkan dari karya tulisnya tentang efek fotolisktik, dan hasil dari penlitian Planck. Einstein menunjukan bahwa energi sebuah foton sebanding dengan frekuensinya, Lebih general lagi, teori tersebut menjelaskan bahwa semua benda mempunyai sifat partikel dan gelombang, dan berbagai macam eksperimen dapat di lakukan untuk membuktikannya. Sifat partikel dapat lebih mudah di lihat apabila sebuah objek mempunyai massa yang besar, pada tahun 1924 eksperimen oleh Louis de Broglie menunjukan elektron juga mempunyai sifat dualitas partikel-gelombang. Einsiten mendapatkan penghargaan nobel pada tahun 1921 atas karyanya tentang dualitas partikel-gelombang pada foton, dan de Broglie mengikuti jejaknya pada tahun 1929 untuk partikel-partikel yang lain

SMA Negeri 1 Banjar

3. Teori Emisi Teori emisi yang dikemukan oleh Isaac Newton adalah sebagai berikut : a) Cahaya terdiri dari butir butir kecil dan ringan yang dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat besar, butir butir itu mengenai mata kita sehingga kita mendapat kesan melihat. b) Cahaya merambat cepat dalam medium lebih cepat rapat dibandingkan dengan medium yang kurang rapat. c) Cahaya dapat mengalami pemantulan dan pembiasan. 1. Teori Undulasi Teori undulasi dikemukakan oleh Christian Huygens sebagai berikut : a) Cahaya sama dengan bunyi yang merambat berupa gelombang, perbedaan antara cahaya dan bunyi hanya pada frekuensi dan panjang gelombang b) Cahaya merambat melalui medium disebut eter c) Kecepatan cahaya dalam medium akan lebih kecil di udara d) Cahaya dapat mengalami pemantulan dan pembiasa. Prinsip Huygens yaitu setiap titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber gelombang gelombang kecil yang menyebar dengan laju yang sama dengan laju gelombang itu sendiri. Pendukung teori Huygens antara lain :
a) Thomas Young dan Fresnel membuktikan cahaya dapat mengalami

interferensi. b) Foucault menemukan bahwa cahaya di udara kira kira 3 x 108 meter/sekon dan di dalam air sekitar 2,25 x 108 m/s. Hal ini membuktikan bahwa cepat rambat cahaya dalam air lebih kecil daripada cepat rambat di udara. c) Albert Abraham Michelson dan Edward William Morley membuktikan bahwa eter sebenarnya tidak ada, sehingga cahaya dapat merambat tanpa melalui medium atau ruang hampa.

SMA Negeri 1 Banjar

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Cahaya adalah energi yang terbuat dari gelombang. Cahaya diperlukan untuk kehidupan sehari- hari. Cahaya bergerak lurus ke semua arah. Cahaya dapat dibiaskan dan dipantulkan. Pantulan cahaya tergantung dari medium pantulan. Terdapat beberapa teori cahaya, diantaranya teori abad ke-10 (Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham), teori partikel (Isaac Newton), teori gelombang (Christian Huygens), teori elektromagnetik (Faraday dan Maxwell), teori kuantum (Max Planck), dan teori dualitas partikel gelombang (Albert Einstein).

SMA Negeri 1 Banjar

DAFTAR PUSTAKA Purwoko dan Fendi.2011. Physics 1. Jakarta: Yudistira Yunianto, Muhtar dan Riyatun. 2007. Fisika Kelas X. Jakarta. CV. HaKa MJ Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika Kelas X. Jakarta. Grafindo Media Pratama Sutejo. 2007. Fisika 1. Jakarta. Balai Pustaka
http://myquran.org/forum/index.php?topic=47602.0 http://www.mediabali.net/fisika_hypermedia/hakikat_cahaya.html http://akhanggit.wordpress.com/2010/06/29/gelombang-transversal/ http://id.wikipedia.org/wiki/Cahaya

SMA Negeri 1 Banjar

You might also like