You are on page 1of 8

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KEJAYAAN


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dosen Pengampu : Sejarah Pendidikan Islam : Muchamad Fauzan , M.Pd.

Disusun oleh : Mahfiroh 232 107 145 Khaeron Abidin 232 107 038

JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2010

BAB I PENDAHULUAN

Sejarah pendidikan Islam di Indonesia pada mulanya didasarkan pada sistem kedaerahan dan tentu saja tidak terkoordinir dan terpusat seperti sekarang ini, sebab tiap-tiap daerah berusaha melancarkan pendidikan dan pengajaran islam menurut daerahnya masing-masing. Karenanya pendidikan islam antara daerah yang satu akan berbeda dengan daerah alainnya. Organisasi islam pada waktu dulu mungkin baru merupakan perkumpulan beberapa orang melakukan keinginan bersama untuk menyebarkan ajaran islam. Penyebaran itu dilakukan dengan secara sembunyi-sembunyi dari rumah agar tidak dicurigai atau dianggap menentang norma-norma yang sudah kuat dipegang oleh penguasa dan diikuti oleh masyarakat pada umumnya. Begitulah gambaran keadaan kegiatan penyiaran sekaligus pelaksanan pendidikan islam yang berjalan secara sangat sedrhana dan tidak menemui kendala yang cukup berarti, sampai datangnya imperialis belanda barat, di mana misi kedatangannya tidak hanya dalam rangka berdagang plus menguasai daerah yang ia datangi, tetapi juga membawa misi lainnya yaitu kristenisasi. Sehingga wajar bila kedatangan bansa barat ini menimbulkan reaksi dan pertentangan di mana-man kepulauan nusantara ini, karena apa yang mereka lakukan disamping merugikan penduduk pribumi, juga merusak tatanan social budaya masyarakat yang sudah ada. Dalam makalah kami akan membahas pendidikan islam pada masa Belanda. Mendeskripsikan tentang kebijaka-kebijakan koljnial Belanda terhadap pendidikan islam dan mengidentifikasi adanya perbedaan pendidikan.

BAB II PEMBAHASAN

Pada mulanya kedatangan orang-orang asing belanda keindonesia adalah untuk menjalin hubungan perdangangan dengan bangsa Indonesia. Sambil, berdagang belanda berupaya menancapkan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia.lambat laun belanda berhasil memperkuat penetrasinya di nusantara. Belanda tidak hanya memonopoli perdagangan dengan bansa Indonesia, namun satudemi satu belanda berhasil menundukan pengusaan-penguasaan local, kemudian merampas daerah-daerah tersebut. Kedalam kekusaanya selanjutnya berlangsunglah sistem penjajahan. Pemerintah belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619, yaitu ketika Jan Pieter Zoan Coen menduduki Jakarta. Kemudian belanda, satu demi satu, memperluas jangkauan jajahanya dengan menjatuhkan penguasa didaerah-daerah. Kehadiran belanda dijawa tidak hanya mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, tetapi juga menekankan politik dan kehidupan kegamaan rakyat, penetrasi belanda menghancurkan elemen-elemen kehidupan perdagangan orang jawa, kegiatan umat islam dalam politik. Berikutnya, segala aktivitas umat islam yang berkaitan dengan kehidupan keagamaan ditekan. Upacara-upacara keagamaan yang secara terbuka dilarang. Khawatir akan bahaya setiap kebencian dan permusuhan umat islam, Belanda mulai memberikan edikit kelonggaran terhadap uamat islam dengan mencabut resolusi-resolusi dan oronasi yang membatasi pengalaman agama islam.1 Belanda berkuasa mengatur pendidikan dan kehidupan beragama yang mereka sesuaikan dengan prinsip-prinsip yang mereka pegang sebagai kaum imperialis dan kolonialisme yaitu kebaratbaratan(weternisasi) dan misi kristenisasi. Kebijakan Belanda dalam mengatur jalannya pendidikan tentu saja dimaksudkan untuk kepentingan mereka sendiri terutama kepentingan Kristen. Ketika Van DenBoss menjadi gubernur jenderal dijakarta pada tahun 1831, keluarlah sebagai sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan. Sebagai sekolah pemerintah. Sedangkan departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan satu, sementara disetiap daerah karasidenan didirikan satu
1 Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Pamulung Timur,: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.150-151

sekolah agama Kristen. Inisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan yang diperuntutkan bagi penduduk pribumi adalah ketika Van Den Capellen menjabat sebagai gubenur jenderal, dimana pada waktu dia memberikan edaran yang ditunjukan kepada para bupati yang isinya adalah dianggappenting untuk secepatnya mengadakan peraturan pemerintah yang menjamin meratanya kemampuan membaca dan menulis bagi penduduk pribumi agar mereka lebih mudah untuk dapat menaati undang-undang dan rukun Negara yang diterapkan bela meskipun belanda mendirikan lembaga pendidikan untuk kalangan pribumi, tapi semua demi kepentingan mereka semata. Surat edaran yang dibuat diatas adalah menggambarkan tujuan dari didirikannya sekolah dasar pada zaman itu. Pendidikan agama islam yang telah ada dipondok pesantren, masjid, musholah, atau yang lainnya tidak membantu pemerintah belanda menjadi acuan pada waktu itu. Dengan begitu mereka terapkan berbagai peraturan dan kebijakan diantaranya: 1. Pada tahun 1882 pemeritah belanda membentuk suatu badan khusus pendidikan islam yang mereka sebut priesterraden. Dari nasihat badan inilah pada tahun 1902 pemerinatah belanda mengeluarkan peraturan baru yang isinya bahwa orang yang membrikn pengajaran atau pengajian agama islam harus terlebih dahulu meminta izin kepda pemerintah belanda. 2. Tahun 1925 keluar lagi peraturan yang lebih ketat terhadap pendidikan agama islam yaitu bahwa tidak semua orang (kiai) boleh memberikan pelajaran mengaji terkecuali telah mendapat semacam rekomendasi atau persetujuan pemerintah belanda. 3. kemudian pada tahun 1932 keluar lagi peraturan yang isinya berupa kewenangan untuk memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izinya atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh pemerintah belanda yang disebut ordonasi sekolah liar (wilde school ordonantie)2 Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan model barat membawa arti positif bagi perkembangan pendidkan islam dan kemajuan masyarakat terjajah.
2 Drs Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999), hlm 51-52

Orang-orang pribumi yang belajr disekolah-sekolah belanda menjadi mengenal sistem kelas, pemakaian meja dan bangku, metode belajr mengajar modern, dan ilmu pengetahuan. Selain itu mereka juga mengenal surat kabar atau majalah yang sangat bermanfaat untuk mengikuti perkembangan zaman. Akhirnya dapat melahirkan muslim yang memiliki pola pikir dan wawasan rasional. Pandangan rasionallah yang menjadi salah satu pendorong untuk mengadakan pembaharuan diberbagai bidang, diantarnya adalh perubahan dibidang kegamaan. 3 Pada awal abad ke-20 Indonesia telah dimasuki ole hide-ide pembaharuan pemikir islam, sekaligus ide-ide juga memasuki dunia pendidikan. Salah satuyang terlihat dari pembaharuan pendidikan itu adalah munculnya uapya-upaya pembaharuan dalam bidang materi, metode. Bidang materi tidak hanya sematamata berorentasi kepada mata pelajaran agama dimasukan pula mata pelajran umum. Metode pengajaran telah bervariasi, tidak lagi sorogan, wetonan, hafalan sekaligus pola pembaharuan juga berkaitan dengan mengubah system nonklasikal menjadi klasikal sejalan dengan itu pemantapan administrasi pendidikan pun secara bertahap mulai dilaksanakan. Dampak dari munculnya ide-ide pembaharuan dalam bidang islam yang tidak lagi beriorentasi pilah antara ilmu agama dan umum,tetapi setidaknya walaupun belum seimbang, sudah memunculkan pemikiran untuk mengangap penting kedua ilmu tersebut. Fenomena inilah yang berlangsung pada awal abad ke-20 dan ini menjadi dasar bagi pengembangan penyatuan kedua ilmu ini untuk seterusnya.

Bila diklasikasikan bentuk dan jenis lembaga pendidikan islam pada masa penjajajhan belanda pada awal dan pertengahan abad ke-20, adalah: 1. lembaga pendidikan pesantren yang masih berpegang secara utuh kepada budaya dan tradisi pesantren, yakni mengajarkan kitab-kitab klasik semata-mata. 2. lembaga pendidikan sekolah-sekolah islam, di lembaga ini di samping
3 Harun Asrohah, Op.cit.h. 154

mengajarkan 3.

ilmu-ilmu

umum

sebagai

materi

pokoknya,

juga

mengajarkan ilmu-ilmu agama. lembaga pendidikan madrasah, lembaga ini adalah mencoba mengadopsi sistem pesantren dan sekolah, dengan menampilkan sistem baru. Ada unsur-unsur yang diambil dari pesantren dan ada pula unsure-unsur yang diambil dari sekolah.4

BAB III PENUTUP Dengan demikian sejarah pendidikan islam di Indonesia pada masa pemerintahan Belanda membawa positif bagi perkembangan pendidikan islam dan kemajuan masyarakat terjajah. Karena orang-orang pribumi yang belajar sekolah-sekolah dibelanda mengenal sistem kelas,pemakaian metode belajr4 Dr. h. Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009) hlm. 35-36

mengajar modern, dan ilmu pengetahuan. Pada permulaan abd ke-20 masyarakat islam Indonesia telah mengalami beberapa perubahan baik dalam bentuk kebangkitan agama, perubahan, maupun pencarahan. Salah satu dorongan untuk melawan penjajahan bansa Belanda. Tidak mungkin bangsa Indonesia harus mempertahankan segala aktivuitas dengan cara tradisioanl untuk melawan pemerintahan Belanda. Mereka mulai menyadari perlunya perubahan-perubahan apakah dengan menggali mutiara-mutiara islam dari masa lalu yang telah memberi kesanggupan umat islam pada abad pertengahan untuk mengatasi barat dalam pengetahuan serta dalam memprluas pengaruh, atau dengan menggunakan metode-metode baru yang telah dibawa ke Indonesia oleh Belanda.

Daftar Pustaka
Hasbullah, Sejarah Pendidikan islam di Indonesia, Jakarta: PT persada, 1999. Asrahah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, Pamulung ciputat: PT Logos Wacana Ilmu 1999

Daulay, Putra, Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, jakarta: kencana, 2009.

You might also like