You are on page 1of 115

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JURUSAN KATEKETIK DAN PASTORAL PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN

AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DEPARTEMEN AGAMA RI NOMOR: DJ.IV/Hk.00.5/126/2004 TENTANG KURIKULUM NASIONAL [INTI] DAN MATAKULIAH UJIAN NEGARA PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK SWASTA [PTAKS] DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA RI DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian mutu kelembagaan Pendidikan Tinggi Agama Katolik Swasta dan dalam rangka mengantisipasi perubahan yang cepat dewasa ini, dipandang perlu menyesuaikan kurikulum Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta; b. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 7 ayat 2 Keputusan Menteri Agama Nomor 325 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pendirian dan Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta, dipandang perlu menetapkan Kurikulum Nasional [Inti] dan Matakuliah Ujian Negara Program Sarjana Strata Satu [S1] Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentan Pendidikan Tinggi; 3. Keputusan Presiden RI Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen; 4. Keputusan Presiden RI Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen; 5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 234/U/2002 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi; 6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. 7. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan 2

Tata Kerja Departemen Agama RI. 8. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama. Memperhatikan : Hasil Lokakarya Penyusunan Kurikulum Nasional [Inti] Program Sarjana Strata Satu [S1] PTAKS tanggal 6 s.d. 9 September 2004 Di Wisma Samadi, Klender, Jakarta Timur. M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DEPARTEMEN AGAMA RI TENTANG

KURIKULUM NASIONAL [INTI] DAN MATAKULIAH UJIAN NEGARA PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK SWASTA DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA RI. Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam ini. Ketujuh Kedelapan : Semua ketentuan yang mengatur kurikulum yang telah ada pada saat berlakunya Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. : Hal-hal lain yang belum diatur dalam keputusan ini akan ditetapkan kemudian. : Kurikulum Nasional [Inti] Program Sarjana Strata Satu [S1] Jurusan Pastoral, dan Jurusan Katekese Pastoral sebagaimana tersebut dalam Lampiran I Keputusan ini. : Matakuliah Ujian Negara Program Sarjana Srata Satu [S1] sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Keputusan ini. : Silabus, buku bacaan wajib dan ajuran disusun oleh masing- masing perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. : Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta Program Sarjana Strata Satu [S1] wajib menetapkan Kurikulum Institusional sesuai dengan kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. : Penilaian Kurikulum Nasional [Inti] dilaksanakan secara berkala oleh Ditjen Bimas Katolik bersama PTAKS yang bersangkutan. : Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta Program Sarjana Strata Satu [S1] wajib melaksanakan Kurikulum Nasional [Inti] yang diatur dalam keputusan ini mulai tahun akademik 2004/2005 dan selambat-lambatnya 2 [dua ] tahun sejak ditetapkannya Keputusan

Ditetapkan di Pada Tanggal

: Jakarta : 23 Desember 2004

DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

DRS. STEF AGUS NIP.150192211 Tembusan kepada: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Yth. Menteri Agama RI di Jakarta; Yth. Menteri Pendidikan Nasional RI di Jakarta; Yth. Kepala BKN di Jakarta; Yth. Sekjen, Irjen, Para Dirjen, Kabalitbang, Dep. Agama di Jakarta; Yth. Uskup/Uskup Agung di seluruh Indonesia; Yth. Kepala Biro Hukum dan Humas Dep.Agama di Jakarta; Yth. Ka.Kanwil Depag Propinsi, u.p. Kabid/Pembimas Katolik di seluruh Indonesia; Yth. Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta di seluruh Indonesia.

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DEPARTEMEN AGAMA RI NOMOR: DJ.IV/Hk.00.5/126/2004 TENTANG KURIKULUM NASIONAL [INTI] DAN MATAKULIAH UJIAN NEGARA PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK SWASTA [PTAKS] DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA RI.

KURIKULUM NASIONAL [INTI] PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1]

A. JURUSAN PASTORAL NO I. MATAKULIAH MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN [MPK] 1. Pastoral Dasar 2. Pancasila 3. Pendidikan Kewarganegaraan MATAKULIAH KEILMUAN KETERAMPILAN [MKK] 1. Metodik Pekerjaan Pastoral 2. Kateketik Umum 3. Didaktik Metodik Umum 4. Moral Dasar 5. Psikologi Umum 6. Dasar-dasar BP 7. Pengantar Teologi 8. Pengantar Kitab Suci Perjanjian Baru 9. Pengantar Liturgi MATAKULIAH KEAHLIAN BERKARYA [MKB] 1. Pastoral Umat 2. Pastoral Keluarga 3. Pastoral Konseling SKS 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 5

4. 5. 6. 7. 8. 4

Pastoral Sekolah Katekese Umat Katekese Sekolah Katekese Anak/Minggu Gembira Komunitas Basis Gerejani [KBG]

2 4 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2 4 2 2

MATAKULIAH PERILAKU BERKARYA [MPB] 1. Teologi Pastoral 2. Injil Sinoptik 3. Injil Yohanes 4. Liturgi Ekaristi 5. Kristologi 6. Eklesiologi 7. Antropologi Kristiani 8. Seksualitas dan Perkawinan 9. Hukum Gereja: Perkawinan MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT [MBB] 1. Sosiologi 2. Ajaran Sosial Gereja 3. Etika

B. JURUSAN KATEKESE PASTORAL NO I. MATAKULIAH MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN [MPK] 1. Pastoral Dasar 2. Pancasila 3. Pendidikan Kewarganegaraan SKS 2 2 2

MATAKULIAH KEILMUAN KETERAMPILAN [MKK] 6

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 3

Pengantar Pastoral Kateketik Umum Didaktik Metodik Umum Pengantar Teologi Moral Dasar Pengantar Kitab Suci Perjanjian Baru Pengantar Liturgi Dasar-dasar Kependidikan Psikologi Umum

2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 4 2 2 3 2

MATAKULIAH KEAHLIAN BERKARYA [MKB ] 1. Katekese Umat 2. Katekese SD 3. Katekese SMP 4. Katekese SMA/SMK 5. Katekese Anak/Minggu Gembira 6. Didaktik Medotik Khusus 7. Pastoral Umat 8. Pastoral Sekolah 9. Komunitas Basis Gerejani [KBG] 10. Praktek Mengajar MATAKULIAH PERILAKU BERKARYA [MPB] 1. Injil Sinoptik 2. Pentateukh 3. Liturgi Ekaristi 4. Sejarah Gereja 5. Kristologi 6. Sakramentologi 7. Eklesiologi 8. Seksualitas dan Perkawinan 9. Hukum Gereja: Perkawinan

MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT [MBB] 1. Sosiologi

4 7

2. Ajaran Sosial Gereja 3. Psikologi Perkembangan

2 2

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 23 Desember 2004 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

DRS. STEF AGUS NIP. 150192211

Lampiran II : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT 8

KATOLIK DEPARTEMEN AGAMA RI NOMOR: DJ.IV/Hk.00.5/126/2004 TENTANG KURIKULUM NASIONAL [INTI] DAN MATAKULIAH UJIAN NEGARA PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK SWASTA [PTAKS] DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA RI. MATAKULIAH UJIAN NEGARA PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] JURUSAN PASTORAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 MATAKULIAH Pancasila Metodik Pekerjaan Pastoral Psikologi Umum Pastoral Umat Pastoral Konseling Pastoral Sekolah Katekese Umat Katekese Sekolah Injil Sinoptik Injil Yohanes Liturgi Ekaristi Kristologi Eklesiologi Seksualitas dan Perkawinan Sosiologi SKS 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 4 2 3 4

JURUSAN KATEKESE PASTORAL NO MATAKULIAH SKS 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Pancasila Kateketik Umum Dasar-dasar Kependidikan Katekese Umat Katekese SMA/SMK Didaktik Metodik Khusus Pastoral Umat Pastoral Sekolah Injil Sinoptik Pentateukh Liturgi Ekaristi Kristologi Eklesiologi Seksualitas dan Perkawinan Sosiologi

2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 4

Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 23 Desember 2004 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

DRS. STEF AGUS NIP. 150192211

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DEPARTEMEN AGAMA RI NOMOR DJ.IV/Hk.00.5/7/2007 10

TENTANG REVISI KURIKULUM NASIONAL [INTI] PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK SWASTA [PTAKS] DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA RI DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan perlu diadakan revisi terhadap Kurikulum Nasional [Inti] Program Sarjana Jurusan Pastoral dan Jurusan Katekese Pastoral sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Nomor DJ.IV/Hk.00.5/126/2004 tentang Kurikulum Nasional [Inti] dan Matakuliah Ujian Negara Program Sarjana Strata Satu [S1] Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta [PTAKS] dalam Lingkungan Departemen Agama RI.

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI; 6. Peraturan Presiden RI Nomor 63 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI; 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi; 8. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 325 Tahun 2002 tentang Pedoman Pendirian dan Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta; 9. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 3 Tahun 2006 tentang Unit Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama. : Hasil Lokakarya Penyusuan GBPP Program Sarjana Strata Satu [S1] PTAKS tanggal 24 s.d. 27 Mei 2006 di Wisma Samadi Jakarta Timur.

Memperhatikan

M E M U T U S K A N 11

Menetapkan

: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DEPARTEMEN AGAMA RI TENTANG REVISI KURIKULUM NASIONAL [INTI] PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK SWASTA [PTAKS] DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA RI. : Penambahan matakuliah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Statistik pada Kurikulum Nasional [Inti] Program Sarjana Jurusan Pastoral dan Katekese Pastoral sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. : Silabus, buku bacaan wajib dan anjuran disusun oleh masing-masing Perguruan Tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. : Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta Program Sarjana Strata Satu [S1] wajib menyesuaikan kurikulumnya sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini mulai tahun akademik 2006/2007. : Hal-hal lain yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan kemudian. Ditetapkan di : Jakarta. pada tanggal : 8 Februari 2007. DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

Pertama Kedua Ketiga Keempat

DRS. STEF AGUS NIP. 150192211 Tembusan disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Agama RI, Jakarta; 2. Menteri Pendidikan Nasional, Jakarta; 3. Kepala BKN, Jakarta; 4. Sekjen, Irjen, Para Dirjen, Kapuslitbang Agama dan Diklat Keagamaan Dep. Agama; 5. Uskup/Uskup Agung di seluruh Indonesia; 6. Kepala Biro Hukum dan KLN Dep. Agama, Jakarta; 7. Ka.Kanwil Depag Propinsi, u.p. Kabid/Pembimas Katolik di seluruh Indonesia; 8. Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Katolik Swasta di seluruh Indonesia. Lampiran : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK DEPARTEMEN AGAMA RI NOMOR DJ.IV/Hk.00.5/7/2007 TENTANG REVISI KURIKULUM NASIONAL [INTI] PROGRAM SARJANA STRATA SATU [S1] PERGURUAN TINGGI AGAMA KATOLIK SWASTA [PTAKS] DALAM LINGKUNGAN DEPARTEMEN AGAMA RI. 12

a. JURUSAN PASTORAL No MATAKULIAH 1 Matakuliah Pengembangan Kepribadian [MPK] a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Inggris 2 Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat [MBB] Pengantar Statistik b. JURUSAN KATEKESE PASTORAL No MATAKULIAH 1 Matakuliah Pengembangan Kepribadian [MPK] a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Inggris 2 Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat [MBB] Pengantar Statistik SKS 2 2 2 KET SKS 2 2 2 KET

Ditetapkan di : Jakarta. pada tanggal : 8 Februari 2007. DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK

DRS. STEF AGUS NIP. 150192211

13

MATA KULIAH : ANTROPOLOGI KRISTIANI SKS/JS = 2/2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami siapakah manusia menurut pandangan kristiani, sehingga mampu memanfaatkan pemahamannya itu dalam karyanya sebagai petugas pastoral. INDIKATOR POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN JAM PERTEMUAN

14

T Menjelaskan arti dan pembagian antropologi serta arti dan penting antropologi kristiani. 1. Arti, penting dan antropologi kristiani. macam-macam 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. Pengertian antropologi Pembagian antropologi Pengertian antropologi kristiani Pentingnya mempelajari antropologi kristiani.

JM

Menjelaskan beberapa pandangan filosofis tentang manusia

2. Beberapa pandangan filosofis tentang manusia

2.1. Plato 2.2. Decartes 2.3. Sorens Kierkgaard (Dapat dipilih filsof lain yang relevan oleh sekolah yang bersangkutan) 2.1. Teologi Penciptaan 2.2. Sekilas tentang teori evolusi 2.3. Teori evolusi tentang manusia 2.4. Hubungan antara teori evolusi dan penciptaan. 3.1. Gambaran manusia menurut Perjanjian Lama 3.1.1. Tradisi Yahwist (Y) 3.1.2. Kej 2:4b-25 3.1.3. Tradisi P 3.1.4. Kej 1:26-31 3.1.5. Sir 17:-10 3.2. Gambaran manusia menurut Perjanjian Baru 3.3. Ajaran Gereja tentang manusia, khususnya GS art. 12-22 4.1. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah 4.1.1. Cinta kasih dan kebebasan 4.1.1.1. Makhluk responsif 4.1.1.2. Dibangun atas kasih dan untuk kasih 4.1.1.3. Diperlengkapi dengan kebebasan. 4.1.2. Manusia dan kedosaannya. 4.12.1. Asal usul dosa 4.12.2. Hakikat dosa 4.1.2.3. Pengetahun akan dosa. 4.2. Panggilan hidup manusia 4.2.1. Manusia makhluk pribadi dan sosial 4.2.2. Manusia dan lingkungannya 4.2.3. Hak azasi manusia.

Menjelaskan teologi penciptaan dan teori evolusi.

2. Penciptaan dan evolusi

Menjelaskan gambaran manusia menurut Kitab Suci dan ajaran Gereja

3. Gambaran manusia menurut Kitab Suci dan ajaran Gereja

Menjelaskan arti manusia sebagai makhluk ciptaan Allah dan panggilan hidupnya.

4. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah dan panggilan hidupnya.

15

Menjelaskan akhir hidup manusia: kematian dan hidup kekal.

5. Kematian dan hidup kekal

5.1. Kematian 5.1.1. Makna kematian 5.1.2. Kematian dan dosa 5.1.3. Akhir hidup 5.2. Hidupkekal 5.2.1. Pengadilan 5.2.2. Surga, neraka dan api penyucian.

KEPUSTAKAAN Wajib. 1. G. Kirchberger, SVD, Pandangan Kristen Tentang Dunia dan Manusia, Ende: Penerbit Nusa Indah. 2. Nico Syukur Dister, OFM, Teologi Sistematika 2, Teologi Penciptaan, Yogyakarta: Yayasan Kanisius 2004 3. Kuntjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 1980. Anjuran: 1. C. Groenen, OFM, Panggilan Kristiani, Yogyakarta: Kanisius. 2. Gaevart, Yoseph, Antropologia Christiana, Elle Di Ci, Torino, 1971.

MATA KULIAH : AJARAN SOSIAL GEREJA SKS :2 JS= 2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memiliki pemahaman menyeluruh tentang isi Ajaran Sosial Gereja dan aplikasi atau relevansinya bagi Gereja Katolik di Indonesia. INDIKATOR POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN JAM PERTEMUAN

16

T 1. Menjelaskan pentingnya sumbersumber, dan nilai Ajaran Sosial Gereja. 2. Menyebutkan dan menerangkan garis-garis besar dokumen Ajaran Sosial Gereja. 1. PENDAHULUAN 1.1. Pentingnya Ajaran Sosial Gereja. 1.2. Sumber-Sumber Ajaran Sosial Gereja AJARAN 2.1. Kondisi Pekerjaan( Rerum Novarum) 2.2. Pembangunan Kembali Tatanan Sosial ( Quadragesimo Anno) 2.3. Orang Kristen dan Kemajuan(Mater et Magistra) 2.4. Perdamaian di dunia( Pacem in Terris) 2.5. Konstitusi Pastoral Mengenai Gereja dalam dunia modern( Gaudium et Spes) 2.6. Perkembangan Bangsa-Bangsa (Populorum Progressio) 2.7. Panggilan untuk Bertindak( Octogessima Adveniens) 2.8. Keadilan di Dunia( Pernyataan para Uskup) 2.9. Seratus Tahun (Centesimus Annus) 2.10.Makna Kerja Manusia(Laborem Exercem) 2.11.Sollicitudo Rei Socialis 10 3. Menjelaskan pokok-pokok Sosial Gereja. Ajaran 3. POKOK-POKOK ASG 3.1. Pokok-pokok Ajaran Sosial Gereja 3.2. Keprihatinan Sosial Gereja 4. Gereja dalam dunia modern. 5.1. Keprihatinan-Keprihatinan Aktual Gereja dan Masyarakat Indonesia. 5.2. Alternatif Jawaban atas Keprihatinan Aktual. 5.3. Relevansi Ajaran Sosial Gereja bagi Gereja Indonesia 4 4 -

P -

JM 4

2.

DOKUMEN-DOKUMEN SOSIAL GEREJA.

10 4

4. Menjelaskan makna Gereja dalam dunia modern. 5. Menerangkan relevansi Ajaran Sosial Gereja bagi Gereja Indonesia

4. GEREJA DALAM DUNIA MODERN 5. ASG dan Gereja Indonesia

KEPUSTAKAAN Wajib: 1. Schulthes Michael, J Ed- Pokok-Pokok Ajaran Sosial Gereja (pustaka teologi), Kanisius, 1988. 2. Dopo Eduard R, Ed-Keprihatinan Sosial Gereja, Kanisius, 1992.

17

3. Dokumen Konsili Vatikan II 4. Frans Magnis Suseno, Beriman Dalam Masyarakat(Butir-Butir Teologi Kontekstual), Kanisius, 1993. Anjuran: 1. Paus Leo XIII : Rerum Novarum 2. Paus Pius XII : Qudragessimo Anno 3. Paus Yohanes XXIII : Mater et Magistra 4. Paus Paulus VI : Populorum Progressio 5. Paus Yohanes Paulus II : Laborem Exercem 6. Amanat Apostolik Paus Paulus VI-Evangeli Nuntiandi (Pewartaan Injil Dalam Dunia Modern) KWI: Pedoman Gereja Katolik Indonesia, 1996.

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

: :

BAHASA INDONESIA SKS: 2 JS : 2 Mahasiswa mampu mamahami konsep dasar, kaidah dan ejaan Bahasa Indonesia agar dapat menggunakannya secara baik dan benar.

18

INDIKATOR
1. Menjelaskan Indonesia konsep dasar Bahasa 1.

POKOK KAJIAN Konsep-konsep dasar Kebahasa-Indonesiaan

SUB POKOK KAJIAN 1.1. Kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia 1.2. Politik Bahasa Nasional dan Pembinaan Bahasa Indonesia 1.3. Bahasa Indonesia baku dan non baku 1.4. Bahasa Indonesia yang baik dan benar 2.1 Pemakaian huruf 2.2 Penulisan huruf 2.3. Penulisan kata 2.4 Penulisan Unsur 2.5 Penggunaan tanda baca 3.1 Kata dan istilah 3.2. Pemilihan kata 3.3. Istilah-istilah populer dan pemakaiannya dalam Bahasa Indonesia 4 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6. 4.7. Syarat-syarat kalimat yang baik Subyek dan Predikat Kesepadanan dan kesatuan Kesejajaran Penekanan Kehematan Kevariasian 4

JM

2.

Menjelaskan penggunaan ejaan Bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

2.

Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan

3.

Menggunakan kata dan istilah Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku

3.

Pemakaian kata Bahasa Indonesia

dalam

4.

Menyusun kalimat lisan dan tertulis secara baik dan benar

4.

Pemakaian kalimat Bahasa Indonesia

dalam

5.

Menyusun paragraf secara benar

5.

Pengembangan Paragraf

5 Posisi paragraf 5.2. Batasan paragraf 5.3 Kegunaan paragraf 5.4 Unsur-unsur paragraf 5 Struktur paragraf 5.6. Syarat-syarat pembentukan paragragf 5.7. Pengembangan paragraf 6.1. Penalaran prinsip dan unsurnya 6.2. Penalaran Induktif

6.

Menyusun karangan, homili, buku, sesuai dengan kaidah yang baku

6.

Penalaran dalam karangan

19

6.3. Penalaran deduktif 6.4. Salah nalar KEPUSTAKAAN 1. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. 2. Modul Bahasa Indonesia, Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia, Program Penyetaraan Bimas Katolik, Depag RI 3. Goris Keraf, Kompoisisi, PT Gramedia Jakarta. 4. Yus Badudu, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia 5. Rm Mangun Wijaya, Pr, Teknik Membaca Efektif, Yogyakarta: Kanisius.

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR :

DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN SKS : 2 JS : 2 Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar kependidikan dan menjadikannya sebagai titik tolak dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

20

INDIKATOR
1. Menjelaskan pengertian dan alasan perlunya pendidikan .

POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan

SUB POKOK KAJIAN 1.1. Pengertian Pendidikan 1.2. Beberapa istilah yang berhubungan dengan pendidikan 1.3. Teori-teori Kependidikan 1.4. Pendidikan sebagai keharusan mutlak dalam diri manusia 2.1. Tujuan Pendidikan dipandang dari keseluruhan proses Pendidikan 2.2. Tujuan Pendidikan dalam proses belajar mengajar (tujuan Institusional kurikuler tujuan instruksional: Umum dan Khusus ) 2.3. Pendidik 3.1. Peserta didik 4

JM

2. Menjelaskan dan merumuskan tujuan pendidikan yang benar dan lengkap

2. Tujuan Pendidikan

2 4 3

3. Menjelaskan subyek pendidikan.

3. Subyek Pendidikan

4. Menyebutkan perbedaan antara pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat 5. Menjelaskan pendidikan gai suatu sistem seba

4. Lembaga-lembaga Pendidikan 4.2. 4.3. 5. Pendidikan sebagai suatu sistem

Pendidikan dalam Keluarga Pendidikan Formal Pendidikan Non Formal

5 Pendidikan sebagai suatu sistem 5.2. Pengaruh Instrument input dalam pro ses pendidikan sebagai suatu sistem 5.3. Pendidikan seumur hidup 6.1. Deklarasi tentang Pendidikan 6.2. Dokumen-dukumen Gereja Pendidikan

6. Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang pendidikan

6. Pandangan Gereja Katolik tentang Pendidikan

4 Katolik tentang

KEPUSTAKAAN Wajib: Diktat Dasar-dasar Kependidikan STP IPI Malang, 2006

21

Anjuran : 1. Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya 2. Edi Suardi, Drs, Pedagogik 1 2 3 , Angkasa, Bandung 3. Ali Saifullah HA, Drs, Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (Pendidikan Sebagai Gejala Kebudayaan), Usaha Nasional, Surabaya, 1982 4. Paulo Freire, Pedagogy of The Oppresed, Herder and Herder atau Pendidikan bagi Kaum Tertindas, LP3S, Jakarta 1985 5. BS Mardiatmadja, Dr. Tantangan Dunia Pendidikan, Kanisius, Jakarta 6. Suwarno, Drs, Pengantar Umum Pendidikan, Aksara Baru, Jakarta, 1981 7. Amin Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional Surabaya 8. Zahara Indris, Prof, MA, Dasar-dasar Kependidikan, Angkasa Raya, Padang 9. Wayan Ardhana Drs, MA, Dasar-dasar Kependidikan, FIP IKIP Malang 10. Ivan Illich, Bebas dari Sekolah, Obor Sinar Harapan, Jakarta, 1987 11. Ag. Soejono, Ilmu Pendidikan Umum, CV Ilmu, Bandung 12. Ivor Morrish, Aspects of Educational Change, George Allen & Unwais Ltd, London, 1976 13. Philip H. Coombs, The World Educational Crisis: A System Analysis, Oxford University Press, London Toronto, 1968 14. Dokumen Konsili Vatikan II.

MATA KULIAH : DASAR-DASAR BIMBINGAN PENYULUHAN SKS /JS = 2/2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami prinsip-prinsip dasar bimbingan penyuluhan, sehingga mahasiswa mampu dan trampil menjalankan bimbingan dan penyuluhan dalam hidup dan karyanya.

22

INDIKATOR Menjelaskan latar belakang munculnya dan penetapan istilah Bimbingan dan Penyuluhan. Menjelaskan arti bimbingan dan penyuluhan

POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan

SUB POKOK KAJIAN T 1.1. Latar belakang Bimbingan dan Penyuluhan 1.2. Penetapan istilah 2.1. Bimbingan 2.1.1. Pengertian bimbingan 2.1.2. Unsur-unsur bimbingan 2.2. Penyuluhan 2.1.1. Pengertian penyuluhan 2.1.2. Unsur-unsur penyuluhan. 3.1. Obyek bimbingan sebagai ilmu: obyek formal dan obyek material. 3.2. Tujuan bimbingan. 4.1. Pola sektoral 4.2. Pola multi sektoral 4.3. Pola komprehensip 4.4. Pola integratif. 5.1. Metode directive 5.2. Metode non directive 5.3. Metode eclektive. 6.1. Fungsi dasar 6.1.1. Anamnese 6.1.2. Diagnose 6.1.3. Prognose. 6.2. Fungsi pokok 6.3. Fungsi pelengkap/supportif

JAM PERTEMUAN P L JM

2. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan

Menjelaskan obyek dan tujuan bimbingan

3. Obyek dan tujuan bimbingan

Menjelaskan pola bimbingan

4. Pola bimbingan

Menjelaskan metode-metode penyuluhan

5. Metode penyuluhan

Menjelaskan fungsi bimbingan

6. Fungsi bimbingan

Menjelaskan dan mempraktekkan program organisasi dan layanan bimbingan penyuluhan

7.

Program organisasi bimbingan penyuluhan

dan

layanan

7.1. Teknik pengumpulan data 7.2. Jenis-jenis masalah 7.3. Langkah-langkah penyuluhan 7.4. Program dan organisasi bimbingan penyuluhan. 7.5. Praktek pemecahan masalah. 8.1. Perlengkapan yang diperlukan 8.2. Tata laksana bimbingan penyuluhan.

Memanfaatkan perlengkapan laksana bimbingan penyuluhan

dan

tata

8.

Perlengkapan bimbingan.

dan

tata

laksanana

23

KEPUSTAKAAN 1. MOH. Surya, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV Ilmu, 1975. 2. Priatno, dan Evanus Anti, Pengantar Bimbingan konseling, Bhineka Cipta, 1999.

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

: DIDAKTIK METODIK UMUM SKS: 3 JS= 3 : Mahasiswa memiliki pemahaman tentang prinsip, metode, dan asas-asas mengajar dalam proses pembelajaran dan memahami peran tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

INDIKATOR

24

1.

Menerangkan pengertian Didaktik Metodik, pembagian Didaktik Metodik, dan hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Menguraikan arti belajar, factor yang mempengaruhi belajar, prinsip belajar, dan cara belajar yang efisien. Menjelaskan arti, tujuan, asas, dan pola serta metode-metode mengajar.

1. Pendahuluan

1.1. Arti Didaktik Metodik 1.2. Pentingnya Didaktik Metodik 1.3. Ruang Lingkup Didaktik Metodik 1.4. Hubungan Didaktik Metodik dengan Ilmu-ilmu Lain. 2.1.Arti Belajar 2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 2.3. Prinsip-prinsip Belajar 2.4. Cara Belajar Siswa Aktif dan Proses CBSA 3.1. Arti Mengajar 3.2. Asas-Asas Mengajar 3.3. Pola Dasar Umum Mengajar(Pola Delikan, Induktif, Deduktif, Pemecahan Masalah) 3.4 Metode-Metode Umum Mengajar (Metode Informasi, Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi, Role Playing, dsb) 4.1. Peran dan tanggung jawab sebagai pengajar 4.2. Peran dan tanggung jawab sebagai pendidik 4.3. Peran dan tanggung jawab sebagai pembimbing 4.4. Kedudukan dan peran siswa dalam proses pembelajaran 5.1. Pengertian Media 5.2. Fungsi Media 5.3. Tujuan Media 5.4. Jenis-jenis Media 5.5. Penggunaan Media dalam proses pembelajaran

2 2

2 14 6 4

2.

2. Arti Belajar, Faktor, Prinsip Belajar, Cara Belajar.

2 2 2

2 2 4

3.

3.

Arti Mengajar, mengajar

Asas,

dan

Metode

2 2

2 4. Menerangkan peranan dan tanggungjawab guru serta kedudukan siswa dalam proses pembelajaran 4. Peran dan Tanggungjawab Guru dalam proses pembelajaran. 2 2

2 -

5. Menjelaskan arti, fungsi, tujuan dan jenis Media serta penggunaanya dalam Proses Pembelajaran

5. Media Pembelajaran

6 6. Menjelas kan pengertia n, tujuan, unsur, dan cara pengelola an kelas. 6. Pengelolaan Kelas 6.1. Arti dan Pentingnya 6.2. Tujuan 6.3. Unsur-unsur 6.4. Cara pengelolaan Kelas

25

7. Menjelaskan arti, tujuan, bentuk dan alat penilaian dalam Proses Pembelajaran

7. Penilaian/evaluasi

7.1. Arti Penilaian 7.2. Tujuan penilaian 7.3. Bentuk Penilaian 7.4. Alat Penilaian

KEPUSTAKAAN Wajib: 1. Soejono, AG- Pendahuluan Didaktik Metodik Umum, Penerbit Bina Karya Bandung, 1980. 2. Nasution S- Didaktik Asas-Asas Mengajar, Bandung, 1980. 3. Surachmadi Winarno- Metodologi Pengajaran-Bandung, 1984. Anjuran: 1. Gordon Thomas- Guru Efektif, Rajawali-Jakarta, 1981. 2. Drs. A. Samana, MPd, Profesionalisme Keguruan, Kanisius 1994

MATA KULIAH : DIDAKTIK METODIK KHUSUS SKS : 2 sks KOMPETENSI DASAR : Memahami metodik khusus pendidikan agama katolik, sehingga mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran pendidikan agama katolik.

26

INDIKATOR 1. Menjelaskan arti, alasan, tujuan dan ruang lingkup didaktik metodik khusus Pendidikan Agama Katolik (PAK)

POKOK KAJIAN/SUB POKOK KAJIAN T 2 1. PENDAHULUAN 1.1. Pengertian metodik khusus pendidikan agama katolik 1.2. Alasan perlunya metodik khusus pendidikan agama katolik 1.3. Tujuan mempelajari metodik khusus pendidikan agama katolik 1.4. Ruang lingkup pembahasan metodik khusus pendidikan agama katolik. 4

JAM PERTEMUAN P L

JM 2

2. Menjelaskan istilah dan komponenkomponen pengajaran agama Katolik

2. ARTI DAN KOMPONEN PENGAJARAN AGAMA KATOLIK SEBAGAI SUATU SISTEM 2.1. Batasan istilah pendidikan agama katolik 2.2. Komponen-komponen pendidikan agama katolik dan hubungannya : a. murid b. guru agama katolik c. Isi pendidikan agama katolik d. Pendekatan dan metode pendidikan agama katolik e. Sarana dalam pendidikan agama katolik f. Evaluasi pendidikan agama katolik 3. PENERAPAN ASAS-ASAS MENGAJAR DALAM PAK 3.1. Penerapan asas motivasi dalam pendidikan agama katolik 3.2. Penerapan asas aktivitas dalam pendidikan agama katolik 3.3. Penerapan asas peragaan dalam pendidikan agama katolik 3.4. Penerapan asas individualitas dalam pendidikan agama katolik 3.5. Penerapan asas konsentrasi dalam pendidikan agama katolik 3.6. Penerapan asas kooperasi dalam pendidikan agama katolik 4. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DALAM PAK 4.1. Proses kegiatan belajar mengajar berdasarkan pola Naratif eksperiensial 4.2. Proses kegiatan belajar mengajar berdasarkan pola eksploratif 4 2 2 4 4

3. Menerapkan asas-asas mengajar dalam pengajaran agama katolik

2 2

2 2

4.

Menerapkan proses kegiatan belajar mengajar dengan pola Naratif eksperiensial dan pola komunikasi iman.

27

5. Menjelaskan penggunaan metode umum dan metode khusus dalam pendidikan agama katolik

5. METODE-METODE PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 5.1. Penggunaan metode umum kedalam pendidikan agama katolik di sekolah 5.2. Metode-metode khusus pendidikan agama katolik di sekolah a. metode penjelasan teks/katekismus b. metode penjelasan pokok pikiran c. metode Munchen d. metode aktif e. metode menggali pengalaman f. metode sower g. metode shields h. metode induktif dan deduktif i. metode naratif eksperiensial j. metode dialog partisipatif 6. EVALUASI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 6.1. Arti evaluari PAK 6.2. Tujuan evaluasi PAK 6.3. cara mengevaluasi PAK

4 6

4 6

2 6. Terampil untuk mengevaluasi pendidikan agama katolik 4 2

2 6

KEPUSTAKAAN Wajib: 1. P. Janssen CM, Didaktik Malang, IPI , 1993 2. Marinus Telaumbanua OFM Cap, Ilmu Kateketik , Obor Jakarta, 1999 3. Benson. Clarense H. Teknik Mengajar Malang: PN Gandum Mas, 1974 Anjuran: 1. Nasution S, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta Bumi aksara, 1995 2. Semiawan Conny dkk , Pendekatan Ketrampilan Proses, Jakarta Gramedia, 1989 3. Sujana, Nana dan Ahmad Rifai Media Pengajaran Sinar Baru bandung, 1988

28

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR

EKLESIOLOGI SKS/JS= 2/2 Mahasiswa memahami paham Gereja dalam sejarah Gereja Katolik, sehingga mampu memanfaatkannya dalam karya pastoral. POKOK KAJIAN 1. Pengertian Gereja SUB POKOK KAJIAN T 1.1. Pengertian Gereja 1.2. Pengertian Gereja sebagai misteri 1.3. Pengertian Gereja sebagai sakramen 1.4. Pengertian Gereja sebagai umat Allah 2.1. Misteri Gereja pada zaman Israel 2.2. Misteri Gereja pada zaman Yudaisme 2.3. Misteri Gereja pada zaman Perjanjian Baru 3.1. Gereja zaman Patristik 3.2. Gereja zaman abad pertengahan 3.3. Gereja sampai sebelum Konsili Vatikan II. 4.1. Gereja menurut KV II 4.2. Paham gereja dewasa ini 5.1. Satu 5.2. Kudus 5.3. Katolik 5.4. Apostolik 6.1. Hirarki Gereja 6.2. Kaum Awam 6.3. Hubungan Hirarki dan Awam JAM PERTEMUAN P L JM

Menjelaskan pengertian Gereja.

Menjelaskan misteri Gereja dalam Kitab Suci.

2. Misteri Gereja dalam Kitab Suci

Menjelaskan berbagai pemikiran tentang Gereja dalam sejarah.

3. Pemikiran tentang Gereja sejak zaman Patriska sampai sebelum Konsili Vatikan II 4. Paham Gereja menurut KV II sampai sekarang. 5. Sifat-sifat Gereja

Menjelaskan paham Gereja sejak Konsili Vatikan II sampai sekarang. Menjelaskan sifat-sifat Gereja

Menjelaskan struktur, fungsi hirarki dan hubungannya dengan kaum awam.

6. Hirarki dan Kaum Awam

KEPUSTAKAAN 1. Nico Syukur Dister OFM, Teologi Sistematik 2, Yogyakarta: Kanisius, 2004. 2. BS Mardiatmadja SJ, Eklesiologi, Makna dan Sejarahnya, Yogyakarta: Kanisius, 1986. 3. Katekismus Gereja Katolik. 4. Iman Katolik.

29

MATA KULIAH : KOMUNITAS BASIS GEREJANI (KBG) SKS/JS : 2/2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami dasar-dasar, sejarah perkembangan, peranan serta cara-cara dan bahan pengembangan KBG, sehingga memiliki keterampilan untuk menumbuh kembangkan dan membina Komunitas Basis Gerejani. (KBG) INDIKATOR Menjelaskan dasar-dasar biblis, teologis, eklesiologis dan sosiologis dari KBG. POKOK KAJIAN 1. PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. SUB POKOK KAJIAN Dasar-dasar Biblis Dasar Teologis Dasar Eklesiologis Dasar Sosiologis T 2 JAM PERTEMUAN P L JM 2

4 Menyebutkan definisi KBG; unsurunsurnya; perbedaan antara KBG dengan KBM dan fungsi-fungsinya. 2. ARTI DAN FUNGSI KBG. 2.1. Beberapa pengertian mengenai KBG 2.2. Unsur-unsur dalam pengertian KBG Komunitas Basis Gerejani 2.3. Perbedaan antara KBG dengan Komunitas Basis Insani 2.4. Fungsi-fungsi KBG 8 Menjelaskan sejarah perkembangan KBG serta sebab-sebab munculnya KBG. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar pokok bagi pengembangan KBG. dan 3. SEJARAH PERKEMBANGAN KBG. 3.1. Sejarah perkembangan KBG 3.2. Sebab-sebab munculnya KBG. 4 4. PANCA PRAMANA (LIMA PRINSIP DASAR) DALAM PENGEJAWANTAHAN KBG. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. Komunikasi Kesetiakawanan Kewibawaan yang Dicintai Koreksi, Penyehatan Kembali, Peremajaan Daya Pengorbanan dan Memanggul Salib. 8 Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri KBG, dan tugas-tugas KBG dalam rangka pemberdayaan umat Katolik. 5. KBG ALTERNATIF PRAKSIS PENINGKATAN PEMBERDAYAAN UMAT KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA. 5.1. Mengapa KBG? 5.2. Ciri-ciri KBG. 5.3. Tugas-tugas KBG.

12

30

8 Menyusun bahan pertemuan KBG melalui Satuan Acara Pertemuan (SAP) KBG 6. PERTEMUAN KBG. 6.1. Acara Pertemuan KBG. 6.2. Bahan Pertemuan KBG. 6.3. Praktek Pertemuan KBG. 34 KEPUSTAKAAN Wajib: 1. Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama RI., Komunitas Basis Kristiani Alternatif Praktis Pemberdayaan Umat Katolik, Jakarta, 2000. 2. Komisi Kateketik KWI, Komunitas Basis Gerejani, Jakarta, 2000. 3. Y.B. Mangunwijaya Pr., Panca Pramana, Kanisius, Yogyakarta, 1982 Anjuran: 1. Y.B. Mangunwijaya Pr., Gereja Diaspora, Kanisius, Yogyakarta, 1998. 2. Dr. G. Kirchberger SVD. (Ed.), Gereja Dalam Perubahan, Nusa Indah, Ende, 1991. 3. Georg. Kirchberger SVD & J. Mansford Prior SVD. (Ed.), Hidup Menggereja Secara Baru Di Asia, Jilid I dan II, Nusa Indah, Ende, 2001. Fritz Lobinger, Melatih Kepemimpinan Partisipatif, LPBAJ dan Celesty Hieronika, Jakarta, 1999

16

12

50

31

MATA KULIAH : HUKUM GEREJA PERKAWINAN SKS :2 JS= 3 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami perkawinan menurut Kitab Hukum Kanonik, sehingga mampu memanfaatkannya dalam hubungan dengan tugasnya sebagai petugas pastoral. INDIKATOR Menjelaskan undang-undang perkawinan gerejani dalam konteks Kitab Hukum kanonik dan paham dasarnya POKOK KAJIAN 0. Pendahuluan SUB POKOK KAJIAN T 0.1. Undang-undang Perkawinan Gerejawi dalam Konteks Keseluruhan KHK 0.2. Beberapa Paham Dasar 0.3. Peran dan Paham Konsensus 0.4. Hak Untuk Menikah 0.5. Otoritas Gereja atas perkawinan orang Katolik 0.6. Beberapa penegasan Kategori Perkawinan 0.7. Pertunangan 1.1. Pendampingan Keluarga oleh jemaat kristiani 1.2. Beberapa upaya atau bentuk pendampingan 1.3. Tanggung jawab ordinaris wilayah 1.4. Persiapan langsung 1.5. Kepastian untuk perkawinan sah dan halal 1.6. Penyelidikan Kanonik 1.7. Pembuktian dalam Bahaya Mati 1.8. Kewajiban melaporkan halangan nikah 1.9. Pemberitahuan hasil penyelidikan 1.10.Kasus-kasus larangan peneguhan 2.1. Halangan-halangan nikah pada umumnya dan dispensasi daripadanya. 2.2. Halangan-halangan nikah terinci Hambatan3.1. Ketidakmampuan 3.2. Hambatan konsensus sehubungan pengetahuan 3.3. Hambatan konsensus sehubungan kemauan bebas 3.4. Formalitas pemberian konsensus JAM PERTEMUAN P L JM

Menjelaskan arti dan pentingnya Pastoral persiapan Perkawinan

1. Pastoral Persiapan Perkawinan

Menjelaskan halangan-halangan nikah.

2. Halangan-halangan Nikah

Menerangkan perlunya konsensus nikah dan hambatan-hambatannya.

3. Konsensus hambatannya.

Nikah

dan

dengan dengan

32

Menjelaskan tata peneguhan kanonik dalam perkawinan Katolik

4. Tata Peneguhan Kanonik

4.1. Tata peneguhan kanonik 4.2. Wewenang meneguhkan 4.3. Mereka yang terikat tata peneguhan kanonik 4.4. Wewenang dan tempat peneguhan 4.5. Liturgi perkawinan 4.6. Pencatatan perkawinan 4.7. Pencatatan sipil 5.1. Pengertian 5.2. Persyaratan pemberian izin 5.3. Tata peneguhan kawin campur 5.4. Pastoral Kawin campur 6.1. Pengertian dan implikasinya 6.2. Berhentinya kewajiban merahasiakan 6.3. Pencatatan perkawinan rahasia 7.1. Bagi pasutri 7.2. Bagi anak-anak. 8.1. Pemutusan ikatan perkawinan 8.2. Perpisahan dengan tetap adanya ikatan 9.1. Pengesahan biasa 9.2. Penyembuhan pada akarnya

Menjelaskan perkawinan campur menurut pandangan Gereja Katolik.

5. Kawin Campur

Menjelaskan arti dan maksud perkawinan rahasia.

6. Perkawinan Rahasia

Menjelaskan efek-efek dari perkawinan

7. Efek-efek Perkawinan

Menjelaskan arti perpisahan suami istri dalam perkawinan menurut Gereja Katolik. Menjelaskan tatacara pengesahan perkawinan dalam Gereja Katolik. KEPUSTAKAAN

8. Perpisahan suami-istri

9. Pengesahan perkawinan

1. Piet Go, O Carm, Hukum Perkawinan Gereja Katolik, Edisi Revisi, Malang: Dioma, cetakan ke3 2004 2. Catur Raharjo, Halangan-halangan Nikah, Malang: Dioma

33

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

: SEJARAH GEREJA I sks 1 : Mahasiswa memahami sejarah Gereja mulai dari mulculnya gereja perdana sampai dengan Gereja di zaman modern, serta mampu menarik nilai-nilai dari pengalaman Gereja dalam menghadapi situasi sekarang dan yang akan datang

NO. 1

INDIKATOR Menjelaskan makna sejarah, kesadaran kesejarahan dan pentingnya mempelajari sejarah.

POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan

SUB POKOK KAJIAN 1. Pengertian sejarah 1.1. Asal kata 1.2. Sejarah Obyektif dan sejarah Subyektif 1.3. Kesadaran Kesejarahan 1.4. Pandangan dunia 1.5. Sejarah Kristiani sebagai ilmu 1.6. Tujuan mempelajari sejarah 1. Pendirian gereja sampai edik Milan 1.1. Penyediaan dunia bagi kekristenan 1.2. Pendirian gereja 1.3. Gereja merembes ke dunia kafir 1.4. Jalan ke Roma 1.5. Keruntuhan Yerusalem 1.6. Penganiayaan gereja dan para saksi iman 2. Dari edikta Milan sampai Gregorius Agung 2.1. Kemenangan salib 2.2. Kekaisaran Roma menjadi Kristen 2.3. Gereja Berjuang melawan Bidaah 2.3.1. Bidaah Teologis 2.3.2. Bidaah Antropologis 2.3.3. Bidaah Kristologis 1. Gereja di awal abad pertengahan 1.1. Gregorius Agung dan karya pewartaan 1.2. Islam dan gereja 1.3. Masa Karel Agung 1.4. Skisma Yunani 2. Gereja dalam pertengahan abad pertengahan 2.1. Abad Hildebrand 2.2. Perang Salib 2.3. Inkuisisi 3. Gereja di akhir abad pertengahan 3.1. Keruntuhan kemakmuran bersama Kristen

T 4

Menjelaskan situasi Gereja mulai dari Munculnya Gereja, sampai Gregorius Agung.

2. Dari munculnya Gereja sampai masa Gregorius Agung.

10

Menjelaskan sejarah Gereja di abad-abad pertengahan, Mulai dari munculnya Hildebran sampai dengan Renaisance

3. Sejarah gereja di abad pertengahan

10

34

Eropa 3.2. Penawanan babilon dan skisma besar di dunia Barat. 3.3. Gereja dan Renaisance. 4 Mampu menjelaskan sejarah Gereja di zaman modern, mulai dari munculnya Protestantisme sampai dengan Konsili Vatikan II. 4. Gereja dalam zaman modern 1. Gereja di awal permulaan Protestantisme sam pai revolusi Perancis. 1.1. Luther dan Lutheranisme 1.2. Calvinisme 1.3. Perpecahan gereja di Inggris 1.4. Reaksi dan kesadaran Katolik 1.5. Absolutisme Raja, Jansenisme, Galikanisme 2. Dari Revolusi Perancis sampai Konsili Vatikan II 2.1. Gereja dalam masa pancaroba revolusi 2.2. Dari Pius VII sampai Pius IX 2.3. Dari Leo X sampai Benediktus XV 2.4. Dari Pius X sampai Yohanes XXIII 2.5. Konsili Vatikan II 12

36 KEPUSTAKAAN Wajib: 1. Diktat Kuliah Sejarah Gereja, STP-IPI Malang 2. H. Embuiru, Sejarah Gereja sepanjang Masa, Ende: Nusa Indah, 1976 Anjuran: G. Van Schie, Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani Dalam Konteks Sejarah Agama-Agama lain, jilid I-III, Jakarta: Obor, 2000

MATA KULIAH

: PENGANTAR LITURGI

SKS = 2

35

KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memiliki pemahaman mengenai pengertian liturgi, bidang-bidang perayaan liturgi, dan unsur-unsur liturgi, sehingga mampu mempraktekkan dan terlibat aktif dalam perayaan-perayaan liturgy.

NO. 1

INDIKATOR Menjelaskan makna dan teologi liturgi

POKOK KAJIAN 1, Makna dan Teologi Liturgi

SUB POKOK KAJIAN 1. Pengertian Liturgi 2. Dimensi Teologis liturgi 2.1. Dimensi Trinitaris 2.2. Dimensi Kristologis 2.3. Dimensi Eklesiologis 2.4. Dimensi Antropologis 1. Liturgi dalam Gereja perdana 2. Liturgi dalam Gereja abad II - III 3. Liturgi dalam Gereja abad IV - V 4. Liturgi Gereja di abad pertengahan 5. Liturgi Gereja dari Konsili Trente ke Vatikan II 6. Konsili Vatikan II 1. Istilah dan dimensi historis inkulturasi 2. Teologi inkulturasi liturgi 3. Tahap-Tahap inkulturasi liturgi 1. Struktur liturgi 2. Bentuk-bentuk liturgi 1. Pengertian Devosi 2. Beberapa sudut pemahaman mengenai muncul nya devosi umat. 3. Teologi devosi 4. Peranan devosi dalam liturgi Gereja 5. Macam-macam devosi 1. Liturgi sakramen 1.1. Makna dan teologi sakramen 1.2. Liturgi sakramen 1.3. Perayaan liturgi sakramen 1.4. Sakramentali 2. Liturgi Sabda 2.1. Makna teologi liturgi sabda

T 6

Menjelaskan sejarah perkembangan liturgi

2. Sejarah Perkembangan Liturgi

Menjelaskan inkulturasi dalam Gereja

3. Inkulturasi

Menjelaskan struktur dan bentuk liturgi Menjelaskan pengertian liturgi dan devosi, dan menyebutkan berbagai macam praktek devosi

4. Struktur dan bentuk liturgi

5. Devosi dan liturgi

Menjelaskan bidang-bidang perayaan liturgi

6. Bidang-bidang perayaan liturgi

36

2.2. Perayaan liturgi sabda 3. Liturgi Harian 3.1. Makna dan teologi liturgi harian 3.2. Perayaan liturgi harian. 7 Menjelaskan unsur-unsur liturgi 7. Unsur-Unsur liturgi 1. Pelayan Liturgi 1.1. Makna dan sejarah singkat 1.2. Teologi pelayanan liturgi 1.3. Macam-macam pelayan liturgi 2. Masa Liturgi 2.1. Makna dan sejarah singkat 2.2. Teologi tahun liturgi 2.3. Struktur dan susunan pokok tahun liturgi 3. Ruang liturgi 3.1. Makna dan sejarah singkat 3.2.Teologi rumah ibadat 3.3. Macam-macam bagian rumah ibadat 4. Warna Liturgi 4

36

KEPUSTAKAAN Wajib : 1. E. Martasudjita, Pr, Pengantar Liturgi, Makna, Sejarah, dan Teologi Liturgi, Yogyakarta: Kanisius, 2003. 2. Diktat Kuliah Pengantar Liturgi, STP-IPI Malang Anjuran : 1. Bosco da Cunha, O.Carm, Teologi Liturgi Dalam Hidup Gereja, Malang : Dioma, 2004 2. Komisi Liturgi KWI, Bina Liturgia, 2a, Jakarta : Penerbit Obor, 2000

MATA KULIAH

: LITURGI EKARISTI

SKS =2

37

KOMPETENSI DASAR

: Mahasiswa memahami Liturgi Ekaristi sebagai Perayaan Keselamatan, yang menjadi pusat dan puncak hidup Gereja serta mampu berpartisipasi secara aktif. POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan SUB POKOK KAJIAN 1. Arti dan kedudukan Perayaan Ekaristi 2. Perayaan Ekaristi dalam dokumen-dokumen Gereja. 3. Sejarah perkembangan perayaan Ekaristi 4. Ekaristi perayaan keselamatan dalam bentuk tanda. 1. Unsur-Unsur Perayaan Ekaristi 2. Susunan Perayaan Ekaristi 1. Ritus Pembuka 2. Liturgi Sabda 3. Liturgi Ekaristi 4. Ritus Penutup 1. Tugas yang didasarkan atas tahbisan 2. Tugas dan peranan umat dalam Perayaan Ekaristi 3. Petugas-petugas khusus dalam Perayaan Ekaristi. 1. Misa Umat 2. Misa Konselebrasi 3. Misa Tanpa Umat. 4. Misa Votif 5. Misa Pontifikal 6. Misa aneka kepentingan T 4 P L

NO. 1

INDIKATOR Menjelaskan arti, makna, sejarah perkembangan Perayaan Ekaristi

Menjelaskan unsur-unsur dan susunan Perayaan Ekaristi Menjelaskan bagian-bagian Perayaan Ekaristi dan terlibat secara aktif dalam persiapan dan pelaksanan Perayaan Ekaristi.

2. Unsur dan susunan Perayaan Eka risti. 3. Bagian-Bagian Perayaan Ekaristi

16

Menjelaskan siapa saja petugas dan apa tugasnya dalam Perayaan Ekaristi, serta mampu melatih para Petugas Liturgi

4. Petugas dan tugasnya dalam Perayaaan Ekaristi

Menjelaskan pelbagai corak dari Perayaan Ekaristi.

5. Pelbagai corak Perayaan Ekaristi

Menjelaskan susunan, perleng kapan Gereja, dan keperluan Perayaan Ekaristi, serta berpartisipasi

6. Susunan, perlengkapan Gereja dan keperluan Perayaan Ekaristi

1. Susunan dan perlengkapan Gereja untuk Pera yaan Ekaristi 2. Keperluan Perayaan Ekaristi

38

dalam mempersiapkannya

36

14

KEPUSTAKAAN Wajib : 1. Martosudjito, Pr, Sakramen Ekaristi, Yogyakarta: Kanisius 2005 2. Komisi Liturgi KWI, Pedoman Umum, Misale Romawi Baru, Ende: Penerbit Nusa Indah, 2002 3. P. Bernard Boli Ujan SVD, Mendalami Bagian-Bagin Perayaan Ekaristi, Yogya: Kanisius, 2002

Anjuran: 1. Komisi Liturgi KWI, Tata Bacaan Misa, Yogyakarta: Obor, 1987 2. Komisi Lituirgi KWI, Pedoman tentang Doa Syukur Agung, Yogyakarta: 1987 3. Seri Bina Liturgi: Sakramen Ekaristi

MATA KULIAH : INJIL YOHANES SKS/JS= 2/2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami persoalan-persoalan umum dan pesan Injil Yohanes berdasar atas penafsiran sehingga dapat

39

Mengaplikasikannya dalam karya pastoral. INDIKATOR Menjelaskan persoalan-persoalan umum Injil Yohanes . POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. SUB POKOK KAJIAN T Pengarang dan tahun penulisan Maksud dan tujuan Injil Yohanes Beberapa ciri sastra Injil Yohanes Hubungan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik. Sumber-sumber penulisan Garis besar Injil Yohanes. JAM PERTEMUAN P L JM

Menjelaskan pesan prolog Injil Yohanes berdasar atas penafsirannya Menjelaskan pesan bagian pertama Yohanes berdasarkan penafsiran. Injil

2. Prolog (1:1-18)

2.1. Pendahuluan 2.2. Pembagian 2.3. Tafsiran 3.1. Kisah-kisah pendahuluan (1:19-51) 3.2. Dari Kana ke Kana (2:1-4:54) 3.3. Pewahyuan dalam karya/pekerjaan Yesus (5:1-6:71). 3.4. Krisis (7:1-10:42) 3.5. Yesus menuju wafat dan kemuliaan (11:1-12:50). 4.1. Pembasuhan kaki dan pengkhianatan Yudas (13:130). 4.2. Sabda Perpisahan (13:31-17:25) 4.3. Kisah Sengsara (18-19) 4.4. Kisah Kebangkitan (20:1-29) 5.1. Maksud dan tujuan penulisan Injil (20:30-31) 5.2. Tambahan Injil Yohanes (21:1-25).

3.

Bagian pertama Injil : Pewahyuan diri Yesus di hadapan dunia dan reaksinya (1:19 12:50)

Menjelaskan pesan bagian kedua Injil Yohanes: Yesus mulia kembali kepada Bapa, masa depan para murid dalam perjumpaan dengan dunia berdasar atas penafsiran. Menjelaskan pesan bagian akhir dari Injil Yohanes.

4. Bagian kedua Injil: Yesus mulia kembali kepada Bapa, masa depan para murid dalam perjumpaan dengan dunia (13:120:29)

5. Epilog (20:30-21:25)

KEPUSTAKAAN 1. Bergant Dianne CSA, Karris Robert J, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Lembaga Biblika Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Kanisius , 2002. 2. Guido Tisera, Sabda Menjadi Manusia, Ende: Nusa Indah 19.... 3. LBI, Seri Tafsir Perjanjian Baru IV, Injil dan Surat-surat Yohanes , Yogyakarta, Kanisius. 4. Sukendar, Injil Yohanes, Malang, 2005.

MATA KULIAH Kompetensi Dasar

: :

KATEKESE SEKOLAH DASAR SKS = 2 JS = 2 Mahasiswa memahami secara benar katekese sekolah dasar, sehingga mampu mengetrapkannya dalam tugas pewartaannya

40

di sekolah dasar. INDIKATOR Menjelaskan tempat dan hubungan pelajaran agama Katolik di sekolah dengan pelajaran lain dan pendidikan iman pada umumnya. POKOK KAJIAN 1. Katekese dan Pelajaran Agama di Sekolah SUB POKOK KAJIAN 1.1. Sifat pelajaran agama yang umum di sekolah-sekolah. 1.2. Konteks sekolah dan mereka yang menerima pelajaran agama. 1.3. Pendidikan dalam keluarga kristen, katekese dan pelajaran agama yang melayani pendidikan dalam iman. 2.1. Pengertian 2.2. Pentingnya pendirikan agama Katolik di Sekolah. 3.1. PAK SD sebelum 1975. 3.2. PAK SD berdasar kurikulum 1975 3.3. PAK SD berdasar kurikulum 1984 3.4. PAK SD berdasar kurikulum 1994 3.5. PAK SD berdasar kurikulum 2004 (KBK) 4.1. Anak dan Injil 4.2. Hidup keagamaan anak Sekolah Dasar 4.2.1. Faktor penggerak hidup religius anak 4.2.2. Ciri-ciri hidup keagamaan anak SD 4.3. Fase-fase perkembangan anak SD dan Katekese 4.4. Saran-saran untuk Guru Agama 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. Pola Hafal Pola Pelajaran Analisis Pola Katekese Umat Pola Pergumulan (Pola PAK) Pola Komunikasi Iman yang bersifat Naratif eksperensial 5.6. Pola Eksploratif. 6.1. Teori menyusun satuan pelajaran agama Katolik SD 6.2. Latihan menyusun satuan pelajaran agama Katolik SD 6.3. Simulasi 7.1. Latar belakang dan prinsip belajar aktif 7.2. Prinsip-prinsip motivasi belajar 7.3. Sumber Belajar PAK 2 JAM PERTEMUAN T P L JM

Menjelaskan arti dan pentingnya Pendidikan Agama Katolik Sekolah Dasar Menjelaskan perkembangan Pendidikan Agama Katolik Sekolah Dasar.

2. Arti dan Pentingnya Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar 3. Perkembangan Pendidikan Agama Katolik di sekolah Dasar di Indonesia

2 6 4

Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri anak usia sekolah dasar dalam hubungannya dengan: perkembangan psikis dan hidup keagamaannya.

4. Peserta Pendidikan Agama Katolik di Sekolah tingkat Sekolah Dasar

Menjelaskan pola-pola pendidikan agama Katolik yang ada dan dapat memilih pola yang tepat di dalam mengajar agama sesuai dengan situasi dan kondisi anak.

5. Pola-pola Pendidikan Agama Katolik

Menyusun satuan pelajaran agama Katolik untuk tingkat Sekolah Dasar dan mempraktekkannya dalam simulasi Menjelaskan arti belajar aktif dan mengetrapkannya dalam praktek

6. Model Satuan Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar 7. Belajar Aktif

4 4

10

41

Menjelaskan mengelola kelas dalam pelajaran agama Katolik dan dapat mengetrapkannya. Menjelaskan bagaimana memberi nilai yang berbasis kelas dan dapat melaksanakannya.

8. Pengelolaan Kelas

8.1. Pengertian 8.2. Pengaturan kelas 8.3. Pengelompokan siswa melayani proses pembelajaran 8.4. Latihan 9.1. Arti dan Tujuan 9.2. Prinsip umum penilaian 9.3. Acuan penilaian berbasis kelas 9.4. Ranah yang dinilai 9.5. Bentuk dan alat penilaian 9.6. Latihan

9. Penilaian Berbasis Kelas

KEPUSTAKAAN 1. STP, Katekese Sekolah Dasar, Diktat 2005 2. Maman Sutarman dan Yos Lalu, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pendidikan Agama Katolik (Bahan untuk Penataran), Komkat KWI,

MATA KULIAH : KATEKESE SEKOLAH SKS/JS= 2/2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami secara benar tentang katekese sekolah sehingga menunjang profesionalisme mereka menjadi petugas

42

pastoral yang trampil handal dan berkualitas dalam membantu proses perkembangan iman peserta didik. INDIKATOR Menjelaskan pengertian, peranan dan tujuan katekese sekolah POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. SUB POKOK KAJIAN T Pengertian katekese Pengertian sekolah dan makna lingkup sekolah Pengertian katekese sekolah Peranan dan tujuan katekese sekolah. JAM PERTEMUAN P L JM

Menjelaskan sejarah katekese sekolah

perkembangan

2.Sejarah perkembangan katekese sekolah.

2.1. Perkembangan katekese sekolah dalam Gereja universal. 2.2. Perkembangan katekese sekolah di Indonesia: mulai dari tahun sebelum 1975 sampai dengan KBK (Kurikulum 2004). 3.1. Dasar pendidikan hidup beriman 3.2. Hakikat pendidikan hidup beriman. 3.3. Pendidikan hidup beriman di sekolah dalam sistem pendidikan di Indonesia. 3.4. Pendidikan iman yang terarah pada hidup. 4..1. Peserta katekese sekolah Dasar 4.2. Peserta katekese SMP 4.3. Peserta katekese SM (Perkembangan psikis dan religius katekese sekolah). 5.1. Pola hafal 5.2. Pola pelajaran analisis 5.3. Pola pergumulan (PAK) 5.4. Pola katekese umat 5.5. Pola komunikasi iman naratif eksperiensial. 5.6. Pola Dialog partisipatif pemahaman iman 5.7. Pola eksploratif. 6.1. Latihan menyusun satuan pelajaran yang berbasis kompetensi. 6.2. Latihan pengelolaan kelas. 6.3. Latihan menyusun evaluasi 6.4. Simulasi.

Menjelaskan dasar-dasar hidup beriman

3. Dasar dan hakikat pendidikan hidup beriman dalam lingkungan sekolah.

Menganalisis ciri khas peserta katekese sekolah

4. Peserta katekese sekolah

peserta

Mengaplikasikan pola-pola katekese sekolah

5. Pola-pola katekese Sekolah

Mendesaign, melaksanakan, mengembangkan dan memanage serta mengevaluasi Katekese sekolah.

6. Latihan-latihan

KEPUSTAKAAN Wajib:

43

Mata Pelajaran PAK untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, Komisi Kateketik KWI Menyimak Kurikulum Pendidikan Agama Katolik, Komisi Kateketik KWI. Anjuran: Telaumbanua, Marius OFM Cap.,Dr. Ilmu Kateketik Pematang Siantar, 1997. Papo, Yakob, Drs. Pendidikan Hidup Beriman Dalam Lingkup Sekolah, Ende, Nusa Indah, 1990 Direktorium Umum Katekese Katekese Tradendae Bunga Rampai Pendidikan Iman, FX. Adi Susanto, S.dkk, 1995 Kateketik Pendidikan Dasar, J. Setyakaryana,SJ, PN Puskat Yogyakarta, 1997 Naratif Eksperential, Roedi Hotmann,SJ Komkat KWI, 1994

MATA KULIAH Kompetensi Dasar

: :

KATEKESE SMA/SMK SKS = 2 JS = 2 Mahasiswa memahami secara benar katekese sekolah menengah, sehingga mampu mengetrapkannya dalam

44

tugas pewartaannya di sekolah menengah INDIKATOR Menjelaskan arti dan pentingnya Pendidikan Agama Katolik SM Menerangkan dengan sendiri perkembangan Agama Katolik SM bahasanya Pendidikan POKOK KAJIAN 1. Arti dan Pentingnya Pendidikan Agama Katolik di SM 2. Perkembangan Pendidikan Agama Katolik di SM di Indonesia SUB POKOK KAJIAN T 1.1. Pengertian 1.2. Pentingnya pendirikan agama Katolik di Sekolah. 2.1. PAK SM sebelum 1975. 2.2. PAK SM berdasar kurikulum 1975 2.3. PAK SM berdasar kurikulum 1984 2.4. PAK SM berdasar kurikulum 1994 2.5. PAK SM berdasar kurikulum 2004 (KBK) 3.1. Ciri Psikologis anak SM 3.2. Hidup Keagamaan anak SM 3.2.1. Perkembangan iman 3.2.2. Perkembangan moral 3.2.3. Gambaran tentang Allah dan Yesus 3.2.4. Gambaran/sikap terhadap Gereja 3.4. Saran-saran untuk Guru Agama 3.1. Diskusi 3.2. Dinamika Kelompok 3.3. Dialog Partisipatif 5.1. Teori menyusun satuan pelajaran agama Katolik SM 5.2. Praktek Latihan menyusun satuan pelajaran agama Katolik SM 5.3. Simulasi 6.1. Pengertian 6.2. Pengelolaan kelas 6.3.Pengelompokan siswa melayani pembelajaran 6.4. Latihan 7.1. Arti dan Tujuan 7.2. Prinsip umum penilaian 7.3. Acuan penilaian berbasis kelas 7.4. Ranah yang dinilai 7.5. Bentuk dan alat penilaian 7.6. Latihan 2 6 4 JAM PERTEMUAN P L JM

Menyebutkan dan menjelaskan ciriciri anak usia SM dalam hubungannya dengan: perkembangan psikis dan hidup keagamaannya.

3. Peserta Pendidikan Agama Katolik di Sekolah tingkat SM

Menjelaskan metode-metode penting pendidikan agama Katolik untuk SM Menyusun satuan pelajaran agama Katolik untuk tingkat SM dan mempraktekkannya dalam simulasi Menjelaskan bagaimana guru mengelola kelas dalam pelajaran agama Katolik dan dapat mengetrapkannya. Menjelaskan bagaimana memberi nilai yang berbasis kelas dan dapat melaksanakannya.

4. Metode-metode

5. Model Satuan Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk SM

10

6. Pengelolaan Kelas

4 proses 4

7. Penilaian Berbasis Kelas

KEPUSTAKAAN

45

1. 2. 3. 4. 5.

Psikologi Perkembangan Pier Babin, Metodologi, Yogyakarta: Kanisius Kurikulum PAK, mulai tahun 1975 s.d tahun 2004 Buku PAK untuk Sekolah Menengah: Pewartaan Iman Katolik, Langkah-langkah, Yesus Teladanku, Perutusan Murid Yesus. Kurikulum Berbasis Kompetensi.

MATA KULIAH Kompetensi Dasar

: :

KATEKESE SMP SKS = 2 JS = 2 Mahasiswa memahami secara benar katekese sekolah menengah pertama, sehingga mampu mengetrapkannya dalam tugas pewartaannya di sekolah menengah pertama. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

INDIKATOR

46

Menjelaskan arti dan pentingnya Pendidikan Agama Katolik SMP Menerangkan dengan bahasanya sendiri perkembangan Pendidikan Agama Katolik SMP

1. Arti dan Pentingnya Pendidikan Agama Katolik di SMP 2. Perkembangan Pendidikan Agama Katolik di SMP di Indonesia

1.1. Pengertian 1.2. Pentingnya pendirikan agama Katolik di Sekolah. 2.1. PAK SMP sebelum 1975. 2.2. PAK SMP berdasar kurikulum 1975 2.3. PAK SMP berdasar kurikulum 1984 2.4. PAK SMP berdasar kurikulum 1994 2.5. PAK SMP berdasar kurikulum 2004 (KBK) 3.1. Ciri Psikologis anak SMP 3.2. Hidup Keagamaan anak SMP 3.2.1. Perkembangan iman 3.2.2. Perkembangan moral 3.2.3. Gambaran tentang Allah dan Yesus 3.2.4. Gambaran/sikap terhadap Gereja 3.4. Saran-saran untuk Guru Agama 3.4. Diskusi 3.5. Dinamika Kelompok 5.1. Teori menyusun satuan pelajaran agama Katolik SMP 5.2. Praktek Latihan menyusun satuan pelajaran agama Katolik SMP 5.3. Simulasi 6.1. Pengertian 6.2. Pengelolaan kelas 6.3. Pengelompokan siswa melayani pembelajaran 6.4. Latihan 7.1. Arti dan Tujuan 7.2. Prinsip umum penilaian 7.3. Acuan penilaian berbasis kelas 7.4. Ranah yang dinilai 7.5. Bentuk dan alat penilaian 7.6. Latihan

2 6 4

Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri anak usia SMP dalam hubungannya dengan: perkembangan psikis dan hidup keagamaannya.

3. Peserta Pendidikan Agama Katolik di Sekolah tingkat SMP

Menjelaskan metode-metode penting pendidikan agama Katolik untuk SMP Menyusun satuan pelajaran agama Katolik untuk tingkat SMP dan mempraktekkannya dalam simulasi

4. Metode-metode

5. Model Satuan Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk SMP

10

Menjelaskan bagaimana guru mengelola kelas dalam pelajaran agama Katolik dan dapat mengetrapkannya. Menjelaskan bagaimana memberi nilai yang berbasis kelas dan dapat melaksanakannya.

6. Pengelolaan Kelas

4 proses 4

7. Penilaian Berbasis Kelas

KEPUSTAKAAN Maman Sutarman dan Rm Yos Lalu, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pendidikan Agama Katolik, Buku Pendidikan Agama Katolik untuk SMP: Keluarga Allah, Persahabatan, Remaja Bersama Yesus, Persekutuan Murid Yesus. Alfon Sene, Berkatekese Demi Remaja.

47

MATA KULIAH Kompetensi Dasar NO

: KATEKESE UMAT I SKS = 2 : Memahami Sejarah, Latar Belakang Dan Perkembagan Serta Hakekat Ku Sehingga Mampu Menjadi Fasilitator Katekese Umat dan dapat Merencanakan Dan Melaksanakan Katekese Umat. INDIKATOR POKOK BAHASAN POKOK BAHASAN/SUBSTANSI KAJIAN JAM PERTEMUAN

48

T 1 Menjelaskan secara sejarah KU di Indonesia sistematis 1. SEJARAH KATEKESE UMAT 1.1. PKKI 1.2 PKKI 1.3. PKKI 1.4. PKKI 1.5. PKKI 1.6. PKKI 1.7. PKKI 1.8. PKKI I II III IV V VI VII VIII

JM

Menjelaskan latar-belakang dan perkembangan KU

Menjelaskan Hakekat (arti dan makna, tujuan, peserta, pendamping, proses materi dan keunggulan ) Katekese Umat

Menjelaskan dan melaksanakan peran sebagai fasilitator

Membuat program dan mempraktekkan Katekese Umat 2. LATAR BELAKANG MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA KATEKESE UMAT 2.1. Budaya Musyawarah 2.2. Arus Demokrasi Jaman Ini 2.3. Berkembangnya Ilmi-ilmu tentang Manusia 2.4. Gambaran Gereja Masa Kini

49

3. HAKEKAT KATEKESE UMAT

3.1. Arti dan Makna KU 3.2. Tujuan KU 3.3. Proses KU 3.4. Materi 3.5. Pendamping KU 3.6. Peserta KU 3.7. Keunggulan KU 4.1. Pola Kepemimpinan dalam Gereja 4.2. Pola Kepemimpinan dalam KU 4.3. Kepribadian dan Spiritualitas Fasilitator KU 4.4. Pengetahuan dan Keterampilan Fasilitator KU 4.5. Pembinaan Fasilitator (Pembina) KU 5. 5.1. Menyusun Program KU 5.2. Menyusun Persiapan KU 5.3. Praktek memandu KU dalam Kelompok

4. FASILITATOR KATEKESE UMAT

5. PROGRAM DAN PRAKTEK KATEKESE UMAT

KEPUSTAKAAN 1. Romo. Yosef Lalu, PR. KATEKESE UMAT, Komisi Kateketik KWI Jakarta 2005 2. Manuskript, Arah Katekese di Indonesia, dikumpulkan oleh Setyokaryono, SJ, Puskat Yogyakarta 3. KOMKAT KWI, Model model Katekese Umat dengan metode analisa social. KOMKAT KWI. Jakarta. 1996 4. Papo Yakob, Drs. Memantapkan Wawasan Dan Keterampilan Para Penggerak Katekese,Pusat pastoral KAE, 1998 5. Intansakti Pius X, Drs. Katekese Umat, IPI Malang 2000 6. Huber, TH. SJ. Katekese Umat. Kanisius. 1980

50

MATA KULIAH : KATEKESE UMAT II SKS = 2 KOMPETENSI DASAR : Memahami analisa sosial, model serta penggunaan Kitab Suci dalam KU ANSOS sehingga mampu menjadi fasilitator serta dapat merencanakan dan melaksanakan KU-ANSOS. INDIKATOR POKOK KAJIAN SUBPOKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

51

1. Menjelaskan analisa sosial dalam KU-ANSOS

1. Analisa Sosial dalam KU

1. Analisa sosial dalam KU 1.1. Arti analisa sosial 1.2. Tujuan analisa sosial 1.3. 5 dimensi analisa sosial 1.4. Analisa sosial dengan 3 poros 2. Model / kerangka berfikir dalam KU-ANSOS 2.1. Model consensus 2.1.1. Ideologi konservatif 2.2.1. Ideologi liberal 2.2. Model konflik 2..2.1. Pandangan tentang masyarakat 2. 2.2. Amal dan sosial 2. 2.3. Jalan keluar 3. SOTARKAE dalam KU-ANSOS 3.1. Memperkenalkan SOTARKAE 3.2. KU-ANSOS dengan metode SOTARKAE 4. Kitab Suci dalam KU-ANSOS 4.1. Memahami hakekat Kitab Suci 4.2. Menafsirkan Kitab suci 4.3. Menggunakan Kitab suci dalam KU-ANSOS 5. Fasilitator KU-ANSOS 5.1. Pola kepemimpinan dalam Gereja 5.2. Kepemimpinan dalam Ku-ANSOS 5.3. Kepribadian dan spiritualitas Fasilitator KUANSOS 5.4. Pengetahuan seorang Fasilitator KU-ANSOS 6. Program dan praktek KU-ANSOS 6.1. Menyusun program KU-ANSOS 6.2. Menyusun persiapan KU-ANSOS 6.3. Praktek memandu KU-ANSOS dalam kelompok

2. Menjelaskan model / kerangka berfikir dalam ANSOS

2. Model Kerangka berpikir Dalam KU-ANSOS

3. Menjelaskan dan menggunakan SOTARKAE dalam KU-ANSOS 4. Menjelaskan penggunaan Kitab Suci dalam KU-ANSOS

3. SOTARKE dalam KU-ANSOS

4. Kitab Suci dalam KU-ANSOS

5. menjelaskan peranan fasilitator dalam kuansos

5. Fasilitator KU-ANSOS

6. Membuat program dan mempraktekkan KUANSOS

6. Program dan Praktek KU ANSOS

KEPUSTAKAAN Wajib: 1. Romo. Yosef Lalu, PR. KATEKESE UMAT, Komisi Kateketik KWI Jakarta 2005 2. Manuskript, Arah Katekese di Indonesia, dikumpulkan oleh Setyokaryono, SJ, Puskat Yogyakarta 3. KOMKAT KWI, Model model Katekese Umat dengan metode analisa sosial. KOMKAT KWI. Jakarta. 1996

52

Anjuran : 1. Papo Yakob, Drs. Memantapkan Wawasan Dan Keterampilan Para Penggerak Katekese,Pusat pastoral KAE, 1998 2. Intansakti Pius X, Drs. Katekese Umat, IPI Malang 2000 3. Huber, TH. SJ. Katekese Umat. Kanisius. 1980

MATA KULIAH : KATEKETIK UMUM SKS/JS = 3/3 KOMPETENSI DASAR : Memahami katekese sebagai ilmu pendidikan hidup beriman dan perkembangannya dari jaman ke jaman serta komponen-komponennya sebagai upaya untuk memiliki wawasan yang mendasar dan lengkap sebagai modal dasar usaha pengembangan iman umat. INDIKATOR POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

53

1. Menjelaskan arti ,bentuk, istilah dan tugas utama katekese

1. Hakekat Katekese

1. HAKIKAT KATEKESE 1.1. Pengertian katekese 1.2. Beberapa peristilahan 1.3. Bentuk katekese 1.4. Tugas utama katekese 2. ILMU KATEKETIK 2.1. Definisi ilmu kateketik 2.2. Medan tugas ilmu kateketik 2.3. Keterkaitan kateketik dengan ilmu-ilmu lain 2.4. Obyek formal dan material ilmu kateketik 2.5. Metode penelitian ilmu kateketik 2.6. Bidang penelitian ilmu kateketik 3. TUGAS DAN PERANAN KATEKESE 3.1. Katekese memberitakan sabda Allah, mewartakan Kristus 3.1.1. Katekese dan sabda Allah : Masalah yang dihadapi 3.1.2. Dimensi sabda Allah dan konsekwensinya bagi katekese 3.2. Katekese mendidik untuk beriman 3.2.1. Mungkinkah mendidik iman ? 3.2.2. Iman dalam wajah baru 3.2.3. Katekese dan iman 3.2.4. Kedewasaan iman 3.2.5. Konsekwensi dan aplikasi dalam katekese 3.3. Katekese mengembangkan Gereja 3.3.1. Dimensi gerejawi katekese 3.3.2. sabda Allah, Gereja, dan ketekese 3.3.3. Katekese pelayanan sabda dan model-model Gereja 3.3.4. Karisma anggota Gereja 4. PERKEMBANGAN KATEKESE DARI MASA KE MASA 4.1. Katekese jaman para rasul 4.2. Katekese sesudah jaman para rasul 4.3. Katekese abad II III 4.4. Katekese abad IV V 4.5. Katekese abad VI 4.6. Katekese abad pertengahan 4.7. Katekese abad XVI 4.8. Katekese abad XVIII 4.9. Katekese tahun 1900 4.10. Katekese sesudah Konsili Vatikan II

2. Menjelaskan Kateketik sebagai ilmu dengan segala kekhasannya.

2. Ilmu Kateketik

3. Menjelaskan tugas dan peranan katekese

3. Tugas dan Peranan Katekese

4. Menjelaskan perkembangan katekese dari masa ke masa (dari masa Para Rasul sampai dengan sesudah Konsili Vatikan II)

4. Perkembangan Katekese

54

5. Menjelaskan ruang lingkup katekese.

5. Ruang Lingkup Katekese

5. RUANG LINGKUP KATEKESE 5.1. Pengertian ruang longkup katekese 5.2. Katekese keluarga 5.3. Katekese sekolah 5.4. Katekese Paroki 6. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM KATEKESE 6.1. Pengertian pendekatan dalam katekese 6.2. Tujuan pendekatan dalam katekese 6.3. Macam-macam pendekatan dalam katekese 7. PERENCANAAN DALAM KATEKESE 7.1. Pengertian perencanaan katekese 7.2. Tujuan perencanaan katekese 7.3. Pokok-pokok perencanaan katekese 8. PELAKSANAAN KATEKESE 8.1. Pengertian pelaksanaan katekese 8.2. Tujuan pelaksanaan katekese 8.3. Hal-hal pokok dalam pelaksanaan katekese 9. EVALUASI KATEKESE 9.1. Pengertian evaluasi katekese 9.2. Tujuan evaluasi katekese 9.3. Pelaksanaan evaluasi katekese

6. Menjelaskan pendekatan-pendekatan dalam katekese.

6. Pendekatan Katekese

7. Menjelaskan perencanaan dalam katekese.

7. Perencanaan Katekese

8. Menjelaskan pelaksanaan dalam katekese

8. Pelaksanaan Katekese

9. Menjelaskan evaluasi dalam katekese

9. Evaluasi Katekese

KEPUSTAKAAN Wajib: 1. Dr. Marinus Telaumbana, OFM Cap, Ilmu Kateketik, Fakultas Filsafat, UNIKA St. Thomas, Sinaksak Pematang Siantar 1997 2. PUSKAT, Sejarah Katekese sampai dengan Konsili Trente dan sesudah Konsili Trente sampai sekarang Yogyakarta Anjuran : 1. 2. 3. 4. Drs. Yacob Papo, Memahami katekese, Nusa Indah 1987 Prof. Dr. P. Janssen CM bersama IPI, Ketekese IPI Malang, 1983 Yoh. Paulus II, Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese). AP. Budiyono. HD, Katekese, Surakarta1988

55

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

: :

KOMUNITAS BASIS GEREJANI (KBG) SKS/JS : 2/2 Mahasiswa memahami dasar-dasar, sejarah perkembangan, peranan, cara-cara dan bahan pengembangan KBG, sehingga memiliki keterampilan untuk menumbuhkembangkan dan membina Komunitas Basis Gerejani (KBG) POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

INDIKATOR

56

Menjelaskan dasar-dasar biblis, teologis, eklesiologis dan sosiologis KBG.

1. PENDAHULUAN

1.1. Dasar-dasar Biblis 1.2. Dasar Teologis 1.3. Dasar Eklesiologis 1.4. Dasar Sosiologis 2.1. Beberapa pengertian mengenai KBG 2.2. Unsur-unsur dalam pengertian KBG Komunitas Basis Gerejani 2.3. Perbedaan antara KBG dengan Komunitas Basis Insani 2.4. Fungsi-fungsi KBG 3.1. Sejarah perkembangan KBG 3.2. Sebab-sebab munculnya KBG. 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 5.1. 5.2. 5.3. Komunikasi Kesetiakawanan Kewibawaan yang Dicintai Koreksi, Penyehatan Kembali, Peremajaan Daya Pengorbanan dan Memanggul Salib. Mengapa KBG? Ciri-ciri KBG. Tugas-tugas KBG.

Menjelaskan arti dan fungsi KBG serta perbedaan KBG dan Komunitas Basis Insani (KBI).

2. ARTI DAN FUNGSI KBG.

Menjelaskan sejarah perkembangan KBG . Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dan pokok bagi pengembangan KBG.

3. SEJARAH PERKEMBANGAN KBG. 4. PANCA PRAMANA (LIMA PRINSIP DASAR) DALAM PENGEJAWANTAHAN KBG. 5. KBG ALTERNATIF PRAKSIS PENINGKATAN PEMBERDAYAAN UMAT KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA. 6. PERTEMUAN KBG.

8 4

8 8

Menjelaskan ciri-ciri KBG, dan tugas-tugas KBG dalam rangka pemberdayaan umat Katolik. Menyusun bahan pertemuan KBG. dengan menyusun Satuan Acara Pertemuan (SAP) KBG

12

6.1. Acara Pertemuan KBG. 6.2. Bahan Pertemuan KBG. 6.3. Praktek Pertemuan KBG.

8 34

4 12

4 4

16 50

KEPUSTAKAAN WAJIB: 1. Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama RI., Komunitas Basis Kristiani Alternatif Praktis Pemberdayaan Umat Katolik, Jakarta, 2000. 2. Komisi Kateketik KWI, Komunitas Basis Gerejani, Jakarta, 2000. 3. Y.B. Mangunwijaya Pr., Panca Pramana, Kanisius, Yogyakarta, 1982 ANJURAN:

57

1. 2. 3. 4.

Y.B. Mangunwijaya Pr., Gereja Diaspora, Kanisius, Yogyakarta, 1998. Dr. G. Kirchberger SVD. (Ed.), Gereja Dalam Perubahan, Nusa Indah, Ende, 1991. Georg. Kirchberger SVD & J. Mansford Prior SVD. (Ed.), Hidup Menggereja Secara Baru Di Asia, Jilid I dan II, Nusa Indah, Ende, 2001. Fritz Lobinger, Melatih Kepemimpinan Partisipatif, LPBAJ dan Celesty Hieronika, Jakarta, 1999.

MATA KULIAH : KOMPETENSI :

KERASULAN KITAB SUCI Mahasiswa memiliki kemampuan memahami arti dan bentuk-bentuk kerasulan Kitab Suci, sehingga mampu mengaplikasikannya dalam tugas pewartaannya.

NO

INDIKATOR

POKOK KAJIAN

SUB POKOK KAJIAN

JAM PERTEMUAN

58

T 1 Menjelaskan arti dan kerasulan Kitab Suci. pentingnya 1. Pendahulun 1.1. Arti Kerasulan Kitab Suci 1.2. Pentingnya kerasulan Kitab Suci 1.3. Kedudukan Kitab Suci sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II 2.1. Konsili Vatikan II membuka zaman baru bari peranan Kitab Suci. 2.2. Mengapa perlu meningkatkan peran-an Kitab Suci di antara umat? 2.3. Bagaimana meningkatkan peranan Kitab Suci dan mengakualkan firman - Membuat Kitab Suci berperanan pada uma - Beberapa jalan untuk mening-katkan peranan Kitab Suci. 3.1. Arti dan pentingnya kotbah 3.2. Karakter sebuah kotbah 3.3. Menangkap tema kotbah 3.4. Dari tujuan sampai metode 3.5. Menyusun kotbah 3.6. Jiwa sebuah kotbah 3.7. Simpul akhir sebuah kotbah 4.1. 4.2. 4.3. 4.4. Pendahuluan Penggerak kelompok Kelompok pendalaman Kitab Suci Beberapa cara/metode mempelari Kitab Suci dalam kelompok 4.5. Membentuk kelompok pendalaman Kitab Suci.

JML 2

Menjelaskan peranan Kitab Suci bagi umat dan jalan-jalan untuk meningkatkan peranan Kitab Suci serta mengaktualkan firman Allah dalam Kitab Suci.

2. Peranan Kitab Suci

Menjelaskan dan dengan benar

menyusun

kotbah

3. Kotbah

4.

Menjelaskan dan cara-cara mempelajari Kitab Suci dalam kelompok dan trampil memimpin kelompok pendalaman Kitab Suci

4. Mendalami Kitab Suci secara kelompok

22

Menyusun bahan kursus Kitab Suci baik bagi pemula maupun lanjutan

5. Kursus Kitab Suci

5.1. Pendahuluan 5.2. Bahan kursus bagi pemula 5.3. Bahan kursus lanjutan

KEPUSTAKAAN

59

1.Alkitab Deuterokanonika 2.Spektrum No. 1 Thn VIII, 1978, Mengintegrasikan Kitab Suci dalam karya pastoral 3.Stefen Leks, Mempelajari Alkitab Secara pribadi, Yogyakarta: Yayasan Kanisius 4._________, Mempelajari Alkitab dalam Kelompok, sebuah pedoman, Yogyakarta: lembaga Biblika Indonesia, 1987 5.C. Groenen dan Stefan Leks, Percakapan tentang Alkitab, Yogyakarta: Yayasan kanisius 6.Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum 7.BA. Pareira, O Carm, Homiletika, Malang: Dioma:
8. A. Eddy Kristiyanto, OFM, the Art of Preaching, Kiat Sukses Pewartaan Sabda, Jakarta: Obor, 2004

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR :

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SKS/JS : 2/2 Mahasiswa memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, hak asasi manusia, asas demokrasi, wawasan nusantara, ketahanan nasional Indonesia, politik dan strategi nasional, sehingga memiliki sikap-sikap yang diperlukan sebagai warga Negara yang baik, yakni warga Negara yang terbuka dan selektif terhadap informasi, bersikap analitis dan aktif melaksanakan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

60

INDIKATOR 1. Menjelaskan kedudukan Pendidikan Kewarganegaraan bagi pembentukan kepribadian 2. Menjelaskan sejarah perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan. Menyebut dan menjelaskan hak-hak yang paling asasi dari manusia; serta menyebutkan contohcontoh.

POKOK KAJIAN 1. PENGANTAR

SUB POKOK KAJIAN 1.1. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Dasar Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). 1.2. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan. 2.1. Pengakuan Atas Martabat dan Hak-hak Yang Sama Sebagai Manusia Hidup di Dunia. 2.2. Penghormatan dan Penghargaan Atas Hak-hak Manusia Dengan Perlindungan Hukum. 3.1. Proses Berbangsa dan Bernegara. 3.2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Dalam UUD 1945. 4.1. Makna Bela Negara. 4.2. Implementasi Bela Negara. 5.1. Konsep Demokrasi 5.2. Demokrasi Dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 6.1. Latar Belakang Filosofi Wawasan Nusantara. 6.2. Implementasi Wawasan Nusantara. 7.1. Konsep Ketahanan Nasional. 7.2. Fungsi Ketahanan Nasional. 7.3. Pengaruh Lingkungan Hidup Terhadap Ketahanan Nasional. 8.1. Faktor yang Mempengaruhi Poltranas. 8.2. Politik Nasional dan Strategi Nasional. 8.3. Penerapan Politik dan Strategi Nasional Dalam Bidang Pembangunan Nasional. 8.4. Politik Nasional Sebagai Politik Negara. 8.5. Strategi Nasional Sebagai hakikat Seni dan Politik Pembangunan Nasional. T 4

JAM PERTEMUAN P L JM 4

2. HAK ASASI MANUSIA

10

Menjelaskan hak dan kewajiban sebagai warga Negara Indonesia. Menjelaskan makna bela Negara dan implementasinya sehari-hari. Menjelaskan konsep demokrasi dalam sistem NKRI

3. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA 4. BELA NEGARA 5. DEMOKRASI

4 4

2 -

6 4

6. WAWASAN NUSANTARA Menjelaskan arti Wawasan Nusantara dan implementasinya sehari-hari. 7. KETAHANAN NASIONAL Menjelaskan konsep, fungsi dan pengaruh lingkungan terhadap ketahanan nasional. Menjelaskan konsep politik dan strategi Nasional serta partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 8. POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

4 4

4 8

36 KEPUSTAKAAN WAJIB:

44

61

1. Prof. Drs. C.S.T. Kansil, SH dan Christine S.T. Kansil, S.H., M.H., Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, cet. II, 2005. 2. Drs. Suparlan Al Hakim, M.Si, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi, Malang: Universitas Negeri Malang, cet. I, 2002. ANJURAN: 1. Drs. S. Sumarssono, MBA., Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, Cet IV, 2005. 2. Dr. Sabarti Akhadiah M.K. dkk.,Materi Pokok Pendidikan Kewiraan, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dan Universitas Terbuka, Jakarta, 1992. 3. Lemhanas, Pendidikan Kewarganegaraan,

MATA KULIAH : KRISTOLOGI SKS: 4 JS: 4 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami ruang lingkup dan perkembangan kristologis dan refleksi teologis tentang Yesus Kristus dewasa ini, sehingga mengenal pribadi-Nya dan mampu mensintesekan untuk karya pewartaan . NO 01 INDIKATOR Menjelaskan dasar Alkitabiah khususnya Perjanjian Baru sebagai titik tolak bagi pemikiran para apologet dalam berkristologi pada POKOK KAJIAN 1. Refleksi Alkitabiah Sebagai Titik Tolak Kristologi. SUB POKOK KAJIAN 1. Dasar Alkitabiah Keyakinan dasar para rasul Berbagai konsep Kristologis. 2. Awal perkembangan Kristologi-Logos. T 12 P L JML

62

abad II dan III.

02

Menjelaskan perkembangan refleksi kristologis abad IV dan V.

2. Ketuhanan dan Kemanusiaan Yesus Kristus dalam Refleksi Teologis Abad IV dan V.

03

Menjelaskan arti dan makna Yesus Kristus yang memiliki satu pribadi dan dua kodrat. Menjelaskan salah satu cara berkristologi dalam konteks Asia.

3. Yesus Kristus: Satu Pribadi, Dua Kodrat. 4. Kristologi Modern dalam Konteks Asia.

Parta Apologet, khususnya Yustinus Martir (abad II). Tertullianus (abad II dan III). Origenes (Abad III). . 1. Problem kemanusiaan dan keallahan Yesus. Arius, Athanasius., dan Eustathius. Apollinaris dari Laodikaia. 2. Yesus Kristus sungguh Manusia dan sungguh Allah. Mazhab Antiokhia. Mazhab Alexandria. 1. Konsili Efesus dan Perkembangannya 2. Konsili Chalcedon dan Perkembangan-nya 1. Kereligiusan dan Kemiskinan. Kereligiusan dan kemiskinan sebagai matriks Teologi Asia. Rumus Dimensi Religius Kultural. Bipolaritas Agama dan Kemiskinan. Menuju Suatu Kristologi Asia. Kritik terhadap Dua Perspektif Kristologi di Asia. Perspektif Baru Kristologi Asia. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kyrios, Tuhan. Perantara Tunggal. Sang Sabda. Imam Agung yang mulia Anak domba Penyelamat. Hamba Tuhan.

12

10

04

16

05

Menjelaskan beberapa gelar-gelar Yesus.

5. Gelar-Gelar Yesus

14

KEPUSTAKAAN 1. Diktat Rm. Dr. Handoko, CM. 2. Diktat Rm. Dr. Sutadi, Pr 3. Teologi Sistematika I, Dr. Nico Syukur Dister, OFM. 4. Kristologi Sebuah Sketsa, Dr. Nico Syukur Dister, OFM. 5. Pristiwa Yesus, Dr. C. Groenen, OFM, Yogyakarta 1979. 6. Sejarah Dogma Kristologi, Dr. C. Groenen, OFM, Kanisius, 1988

63

7. Membangun Hidup Berpolakan Pribadi Yesus, Salman Habeaan, Nusa Tama Yogyakarta 2006. 8. Aloysius Pieris, Kristologi Asia, Yogyakarta: Kanisius 19?? 9. Darmawijaya Pr, Gelar-gelar Yesus, Yogyakarta: Kanisius 19??

MATA KULIAH : KATEKESE MINGGU GEMBIRA SKS = 2 JS = 2 KOMPETENSI DASAR : Memahami katekese minggu gembira untuk anak usia dini yang dilaksanakan di luar sekolah secara benar, sehingga mampu mengetrapkannya. INDIKATOR POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

64

1.

Menjelaskan arti, dasar, pentingnya, tujuan dan kekhasan katekese minggu gembira (MG)

1. LATAR BELAKANG MG

1. Arti, dasar, Pentingnya, tujuan dan kekhasan katekese MG 1.1. 1.2. 1.3. 1.3. 1.4. Pengertian katekese MG Dasar biblis dan dogmatis Katekese MG Pentingnya katekese MG Tujuan katekese MG Kekhasan katekese MG

2. Menjelaskan kedudukan katekese MG dalam hubungannya dengan katekese sekolah dan karya pastoral paroki.

2. KEDUDUKAN KATEKESE MG

2. Kedudukan katekese MG 2.1. Hubungan katekese MG dan katekese sekolah 2.2. Penanggungjawab katekese MG 2.3. Pengintegrasian program katekese MG dalam karya pastoral paroki

10 3. Menjelaskan materi / bahan katekese MG 3. MATERI MG 3. Materi/bahan katekese MG 3.1. Kitab Suci 3.2. Ajaran gereja 3.3. Liturgis 3.4. Tematis/Pengalaman hidup 4. Model -model 4.1: Katekese Pastoral 4.1.1. Perayaan 4.1.2. Penghayatan 4.1.4. Pengungkapan 4.1.5. Kesaksian 4.1.6. Perwujudan 4.2. Model-model lain

4. Menjelaskan model katekese MG

4. MODEL-MODEL MG

65

5. Menjelaskan profil Pembina katekese MG

5. PEMBINA MG

5. Profil pembina katekese MG 5.1. Kepribadian dan spiritualitas 5.2. Pengetahuan dan ketrampilan 5.3. Penguasaan Materi Katekese MG 6. Pengelolaan katekese MG 6.1. Arti pengelolaan katekese MG 6.2. Tujuan pengelolaan katekese MG 6.3. Cara pengelolaan katekese MG

6. Menjelaskan pengelolaan katekese MG

6. PENGELOLAAN MG

KEPUSTAKAAN Wajib 1. PPIA STP IPI Malang 2001 2. Pedoman bina iman usia dini dalam keluarga, Komisi Keluarga Keuskupan malang, PN Dioma malang 1998 3. Pedoman umum katekese Dokpen KWI 2000 Anjuran : 1. Katekese anak Alfon Sene APK Ruteng 2. Dr Marinus Telaumbanua OFM Cap Ilmu Kateketik PN Obor Jakarta 1999

66

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

: MORAL DASAR : Mahasiswa memahami prinsip-prinsip dasar Moral Kristiani sehingga dapat mengambil sikap dan tepat sebagai seorang kristiani dalam hidupnya sehari-hari POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN A. Sejarah singkat perkembangan teologi moral B. Pembaharuan teologi moral dalam cahaya Vatikan II C. Arti-makna teologi moral D. Teologi Moral Abad XXI E. Teologi Moral di Indonesia A. Optio fundamentalis dan perbuatan manusia B. Tindakan manusia dan kebebasan sebagai syarat C. Hambatan-hambatan bagi tindakan manusia D. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menilai tindakan manusiawi E. Prinsip minus malum dalam penilaian moral A. Beberapa pengertian dosa B. Hakikat dosa III. DOSA DALAM PERSPEKTIF MORAL C. Kategori dosa D. Sumber-sumber dosa T P L JML

Menjelaskan sejarah perkembangan teologi moral sampai pembaharuan dlm Vatikan II, dan teologi moral kristiani dalam konteks masyarakat indonesia

I. P E N D A H U L U A N

Menjelaskan berbagai tindakan moral manusia sehingga mampu merefleksi dan menilai berbagai tindakan-perbuatan moral II. TINDAKAN MANUSIA tersebut dalam hidupnya sehari-hari. DALAM PERSPEKTIF MORAL Menjelaskan arti dosa, hakekat dosa, kategori dosa dan sumber-sumber dosa sehingga dapat merefleksikan dan menilai secara moral setiap tindakannya dalam hidup sehari-hari terutama tindakan yang disebut sebagai dosa.

Menjelaskan arti tobat dan kebajikan sehingga dapat mempraktekkan sikap tobat dan kebajikan itu dalam hidup sehari-hari guna mencapai kesempurnaan dan kekudusan hidup kristiani.

A. Tobat IV. TOBAT, KEBAJIKAN DAN PANGGILAN MENUJU KESEMPURNAAN B. Kebajikan C. Panggilan universal kepada kesempurnaan dan kekudusan.

67

Menjelaskan hakikat hukum moral, konsepkonsep mengenai hukum moral dan jenis-jenis hukum moral sehingga dapat mengambil sikap secara tepat dalam menghadapi berbagai hal V. HAKIKAT HUKUM MORAL yang berkaitan dengan hukum moral dalam hidup sehari-hari. Menjelaskan arti dan fungsi hati nurani serta kodrat dan tahap-tahap kematangan yang mempengaruhi pembentukan hati nurani, sehingga dapat merefleksikan diri dan menggunakan kebebasan hati nuraninya secara bertanggung jawab dalam hidup sehari-hari.

A. Hakikat hukum moral B. Konsep-konsep hukum moral dan pembagiannya C. Hukum Allah dalam Kitab Suci D. Hukum Moral Kodrati E. Hukum Manusiawi

VI. H A T I N U R A N I

A. Arti dan Fungsi hati nurani B. Kodrat hati nurani dan tahap-tahap kematangan C. Daya ikat hati nurani D. Bantuan bagi pembentukan hati nurani E. Kebebasan dan keterikatan hati nurani F. Arti dan Hubungan IQ, EQ dan SQ dalam rangka pembentukan hari nurani.

KEPUSTAKAAN 1. Williem Chang, Moral Dasar, Yogyakarta: Kanisius 2. Bernard Kieser, Moral Dasar, Yogyakarta: Kanisius 3. Gaudium et Spes, art 16. 4. Mardi Prasetyo, Psikologi Hidup Rohani II, Yogyakarta: Kanisius, ?? 5. Daniel Guleman, Emotional Inteligent.

68

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR :

SEKSUALITAS PERKAWINAN DAN KELUARGA SKS/JS= 3/3 Mahasiswa memahami konsep-konsep dengan benar mengenai seksualitas, perkawinan dan keluarga menurut ajaran Gereja Katolik sehingga dapat mengambil sikap moral yang tepat .

INDIKATOR Menjelaskan arti, makna perkawinan dan keluarga . seks dan seksulitas,

POKOK KAJIAN 1. BEBERAPA DASAR PENGERTIAN

SUB POKOK KAJIAN A. Seks dan seksualitas

JLH

6 B. Perkawinan C. Keluarga

Menjelaskan perkembangan arti dan dan pemahaman tentang seksualitas, perkawinan dan keluarga dalam perjalanan sejarah kristiani.

2. SEKSUALITAS, PERKA-WINAN DAN KELUARGA DALAM PERJALANAN SEJARAH KRISTIANI.

A. Zaman Patristik B. Abad pertengahan C. Reformasi dan Konsili Trente D. Dalam cahaya Konsili Vatikan II 12 12

Menjelaskan pandangan Alkitabiah tentang seksualitas dan perkawinan, prinsip dan moral seksualitas, serta seluk beluk tentang sakramen perkawinan.

3. MEMAHAMI SEKSUALITAS DAN PERKAWINAN SERTA HAL- HAL LAIN YANG TERKAIT DENGANNYA DILIHAT DARI PANDANGAN MORAL KRISTIANI

A. Hakikat dan makna seksualitas manusia B. Pegangan umum bagi moral seksual: 1. Rasa malu dan seksualitas yg brtanggjwb. 2. fantasi-fantasi seksual 3. Aspek-aspek moral masturbasi 4. Pertumbuhan sejati dalam cinta 5. Usaha dalam rangkapendidika seksualitas yang benar. C. Seksualitas di luar pernikahan: 1. Hubungan seks pranikah 2. Bentuk-bentuk lain hubungan seks di luar menikah. 3. Homoseksualitas dan seksualitas abnorml D. Tanggung jawab moral di dalam perkawinan 1. Masa persiapan perkawinan 2. Hakikat perkawinan.

18

18

69

Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri keluarga sejahtera, tahap-tahap perkembangan keluarga, moral keluarga, dan metode KB.

3. MEMBANGUN KELUARGA YANG SEJAHTERA

A. Sejahtera seutuhnya B. Tahap-tahap perkembangan keluarga C. Moral keluarga katolik D. Keluarga Berencana E. Cinta perkawinan dan intimitas. 12 12

KEPUSTAKAAN 1. Karl- Heinz Peschke SVD, ETIKA KRISTIANI, Jilid III, Kawajiban Moral Dalam Hidup pribadi. 2. Dr. Piet Go O Carm, Sexualitas Perkawinan, STFT Widya Sasana, 1985 3. KWI, Kasih Setia Dalam Suka dan Duka, 1994 4. G. Kirchberger dan Vincent de Ornay, Panggilan Keluarga Kristen, LPBAJ,1999 5. Rm Antonius Janga CP, Diktat Kuliah Seksualitas dan Perkawinan, STP-IPI,04/05

70

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR Menjelaskan landasan pendidikan Pancasila. dan

PANCASILA SKS/JS : 2/2 Mahasiswa memahami nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, sehingga memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. POKOK KAJIAN tujuan 1. LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA 2. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT SUB POKOK KAJIAN 1.1. Landasan Pendidikan Pancasila 1.2. Tujuan Pendidikan Pancasila 2.1. Pengertian Pancasila Sebagai Filsafat 2.2. Nilai-nilai Pancasila Menjadi Dasar dan Arah Keseimbangan Antara Hak dan Kewajiban Asasi manusia. 3.1. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Bangsa dan Negara RI. 3.2. Makna Nilai-nilai Setiap Sila Pancasila 3.3. Etika Politik Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. 4.1. Pengertian Ideologi 4.2. Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi lain 4.3. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 5.1. Sistem Ketatanegaraan RI Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 5.2. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945. 6.1. Pancasila Paradigma Pembangunan. 6.2. Aktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan. T 4 4 JAM PERTEMUAN P L JM 4 4

Menjelaskan nilai-nilai Pancasila serta fungsinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Menjelaskan Pancasila sebagai etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

Menjelaskan perbedaan antara ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya Menjelaskan kedudukan Pancasila dan UUD 1945 sebagai sistem ketatanegaraan. Menjelaskan makna Pancasila sebagai paradigma pembangunan dan implementasinya. Menjelaskan peran serta Umat Katolik dalam Negara Pancasila dan implementasinya.

4. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL 5. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA 6. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA. 7. UMAT KATOLIK DALAM NEGARA PANCASILA

7.1. Umat Katolik Mendukung Pancasila. 7.2. Mengamalkan Semua Sila 7.3. Petunjuk Bagi Umat Katolik Guna Meningkatkan Peran Serta Dalam Hidup Bernegara.

12

36

44

KEPUSTAKAAN

71

1. 2. 3. 4.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Dan IPI Malang, Materi Pokok Pancasila, Jakarta, 1996. Drs. Syahrial Syarbani M.A,, Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi, Ghalia Indonesia, Bogor, Cet. II, 2004. Margono, dkk., Pendidikan Pancasila, Universitas Negeri Malang, Cet I, 2003. Undang-Undang Dasar 1945 Dengan Penjelasannya Hasil Amandemen, Abdi Pertiwi, tidak ada data Kota, t.th.

72

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

: PASTORAL DASAR I SKS: 1 JS:2 : Mahasiswa memiliki pemahaman yang benar tentang pastoral dasar dan sila-sila yang terkandung di dalamnya , sehingga dapat menjalankan sebagai dasar pembentukan hidup rohaninya dalam praktek hidup sehari-hari bersama dengan orang lain sebagai petugas pastoral. POKOK KAJIAN 1. ARTI DAN ISI PASTORAL DASAR SUB POKOK KAJIAN Pengertian dan Tujuan pastoral dasar. Sila-sila pastoral dasar Renungan Ibadat Membaca Kitab Suci Pembentukan diri Wawancara Komunita Pengertian Renungan. Metode-metode Renungan Masuk dalam Kehadiran Tuhan. Penyesalan, mohon ampun serta pertobatan. Pengertian Kitab Suci. Pengertian membaca Kitab Suci. 1. Berkenalan dengan Sang Kitab. 2. Memahami Rahasia Alkitab. 3. Firman Tuhan perlu dibaca, dipelajari, diamalkan. 2 2 T P L JML

NO 01

INDIKATOR 1. Menjelaskan arti, tujuan dan pentingnya pastoral dasar dalam pembentukan diri sebagai pekerja pastoral 2. Menyebutkan sila-sila dari Pastoral Dasar

02

1. Menjelaskan arti, tujuan renungan 2. Menyusun renungan yang benar.

2. RENUNGAN DALAM PASTORAL DASAR

2 2 2 2 6

03

Mempraktekkan renungan dengan baik.

3. LATIHAN-LATIHAN RENUNGAN

04

Menjelaskan arti pentingnya Kitab Suci dalam pastoral dasar.

4. MEMBACA KITAB SUCI DALAM PASTORAL DASAR

05

Menjelaskan ketetapan-ketetapan dalam membaca Kitab Suci .

5. KETETAPAN-KETETAPAN YANG HARUS

Ketetapan tempat dan waktu dalam membaca Kitab suci.

73

DIPERHATIKAN DI DALAM MEMBACA KITAB SUCI. 06 Mempraktekkan pembacaan Kitab Suci secara benar. 6. Penggunaan Kitab Suci dalam Pastoral Dasar

Ketetapan sikap dalam membaca Kitab Suci. Bagaimana memilih bacaan Kitab Suci. Cara-cara membaca Kitab Suci. Penalaahan Alkitab. Penafsiran Kitab Suci. Menerapkan Ajaran Kitab Suci.

2 2 2 2 6

74

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

:PASTORAL DASAR II SKS: 1 JS: 2 : Mahasiswa memiliki pemahaman yang benar tentang pastoral dasar dan sila-sila yang terkandung di dalamnya , sehingga dapat menjalankan sebagai dasar pembentukan hidup rohaninya dalam praktek hidup sehari-hari bersama dengan orang lain sebagai petugas pastoral. POKOK KAJIAN 1. PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN IBADAT SUB POKOK KAJIAN Pengertian ibadat. Perbedaan ibadat dengan sila pastoral dasar lain. Hubungan ibadat dengan Agama dan pelayanan sabda. Unsur-unsur penting dalam ibadat. Pembagian ibadat Arti Ekaristi Kudus Ekariti Kudus sebagai ibadat yang utama. Ikut serta dalam perlambangan. Bentuk-betuk partisipasi dalam Ekaristi Kudus. Maksud dan unsur-unsur pembentukan diri. Mengapa harus membentuk diri dan mawas diri. Cara-cara pembentukan diri dan mawas diri secara umum. Cara-cara membentuk diri dan mawas diri yang sistematis. Analisa Batin. Pembentukan diri terhadap masalah-masalah hidup dengan cara analisa batin. Analisa batin penyembuhan. T P L JML

NO 01

INDIKATOR 1. Menjelaskan arti dan bagianbagian penting dalam ibadat, 2. Menjelaskan hubungan ibadat dengan keempat sila yang lain

02

Menjelaskan pentingnya Ekaristi sebagai ibadat yang paling utama. Menyebut dan menjelaskan bentuk-bentuk pastisipasi umat dalam Ekaristi Kudus. Menjelaskan arti, tujuan, alasan dan cara pembentukan diri.

03

2. IBADAT YANG PALING UTAMA:EKARISTI KUDUS. 3. PARTISIPASI UMAT DALAM EKARISTI KUDUS 4. PEMBENTUKAN DIRI

04

05

Mempraktekkan cara membentuk diri dalam pastoral dasar.

5. CARA MEMBENTUK DIRI

75

06 07 Mempraktekkan cara-cara menganalisa hidup rohani dengan menggunakan pedoman. Menjelaskan Arti, bentukbentuk, Fungsi dan isi dari wawancara komunita 6. ANALISA PEDOMAN HIDUP 7. WAWANCARA KOMUNITAS ATAU PERTEMUAN PERSEKUTUAN HIDUP KRISTIANI KEPUSTAKAAN Janssen, CM Prof. Dr. P. Pastoral Dasar I-II, IPI Malang 1994.

Pelaksanaan pembentukan diri melalui analisa batin penyembuhan Analisa Pedoman hidup. Bentuk-bentuk Altruisme.. Pengertian wawancara komunitas. Skema persekutuan hidup dasar. Bentuk-bentuk wawancara Komunita. Kepribadian para peserta dan cara mengatur tempat-tempat duduksituasi-situasi dan masalah pimpinan musywarah. Beberapa petunjuk tambahan untu persiapan suatu musyawarah Kepribadian pemimpin musyawarah.

76

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR :

PASTORAL SEKOLAH SKS/JS : 2/2 Mahasiswa memahami kedudukan pastoral sekolah dalam keseluruhan karya pastoral Gereja serta mampu melaksanakannya di dalam praktek pembinaan pastoral bagi umat Katolik di sekolah. POKOK BAHASAN/POKOK KAJIAN 1. LATAR BELAKANG PASTORAL SEKOLAH 2. PENGERTIAN, UNSUR-UNSUR DAN SIFAT-SIFAT PASTORAL SEKOLAH 3. VISI DAN KONSEPSI PASTORAL SEKOLAH 4. TUGAS-TUGAS POKOK PASTORAL SEKOLAH SUB POKOK BAHASAN/SUB POKOK KAJIAN T 1.1. Keterbatasan Pastoral Paroki yang Global. 1.2. Pastoral Sekolah Sebagai Spesifikasi dan Kontekstualisasi. 2.1. Beberapa pengertian pastoral sekolah. 2.2. Unsur-unsur Pastoral Sekolah. 2.3. Sifat-sifat Pastoral Sekolah. 3.1. Visi Pastoral Sekolah. 3.2. Konsepsi Pastoral Sekolah. 4.1. Pengembangan Koinonia Sekolah. 4.2. Kerygma, Tugas Mewartakan Injil. 4.3. Liturgia, Tugas Merayakan Iman. 4.4. Diakonia, Tugas Menyelenggarakan Aneka Pelayanan. 4.5. Martyria, Tugas Memberikan Kesaksian Iman. 5.1. Tanggung Jawab Bersama. 5.2. Pembagian Tugas. 5.3. Hubungan Dengan Paroki. 5.4. Hubungan Dengan Instansi atau Pihak lain. 5.5. Mekanisme Kerja. 5.6. Peranan Petugas Pastoral. 5.7. Dana, Sarana, Prasarana. 4 4 JAM PERTEMUAN P L JM 4 4

INDIKATOR Menjelaskan latar belakang perlunya pastoral sekolah. Menyebutkan definisi-definisi, unsurunsurnya dan sifat-sifat pastoral sekolah. Menjelaskan visi dan konsepsi pastoral sekolah. Menyebutkan tugas-tugas pokok pastoral sekolah.

4 10

4 16

Menjelaskan organisasi pastoral sekolah serta memberi contoh pelaksanaannya.

5. ORGANISASI PASTORAL SEKOLAH

77

Menyebut dan menjelaskan prinsipprinsip operasionalisasi pastoral sekolah. Mempraktekkan pastoral sekolah dalam rangka pembinaan umat Katolik di Sekolah

6. OPERASIONALISASI PASTORAL SEKOLAH

6.1. Operasionalisasi Dalam Rangka Apa dan Untuk Apa? 6.2. Operasionalisasi Sebagai Konkritisasi dan Kontekstualisasi. 7.1. Memulai dan menggerakkan pastoral sekolah. 7.2. Praktek Pastoral Sekolah di Sekolah Katolik 7.3. Praktek Pastoral Sekolah di Sekolah Negeri

7. PRAKTEK PASTORAL SEKOLAH

12

36 KEPUSTAKAAN Wajib: 1. Piet Go., O.Carm., Pastoral Sekolah, Malang: Dioma, 1991. 2. Piet Go., O.Carm., Katolisitas Sekolah Katolik, Malang: Dioma, 1998. Anjuran: 1. Yakob Papo, Pendidikan Hidup Beriman Dalam Lingkup Sekolah, Ende: Nusa Indah, 1998. 2. Dokumen Konsili Vatikan II, Deklarasi Tentang Pendidikan.

14

54

78

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

PASTORAL UMAT SKS : 3 JS : 3 : Mahasiswa memahami pastoral umat dengan benar sehingga dapat melaksanakan pastoral umat dalam rangka pendampingan umat. POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan SUB POKOK KAJIAN 1. 1. Pengertian Pastoral Umat 1. 2. Visi dasar dan landasan PU 1. 3. Tiga segi pastoral umat serta tugas dan tanggung jawabnya. 2.1 Peran Petugas pastoral sebagai penggerak dalam kegiatan pastoral. 2.2. Ciri ciri Petugas pastoral professional dan lokal 3.1. 3.2. 3.3. Persekutuan hidup, Tugas khas gerejawi, Pembangunan masyarakat) T P L JM

INDIKATOR
Menjelaskan arti, visi dan landasan pastoral umat

Menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari umat Allah

2. Peranan Petugas Pastoral dalam Pastoral Umat

Menjelaskan peran petugas pastoral dalam Pastoral Umat.

3. Peran Petugas Pastoral dalam Persekutuan Hidup, tugas khas gerejawi dan pembaNgunan masyarakat

Menjelaskan peran petugas pastoral dalam bidang persekutuan hidup, tugas khas gerejawi dan pembangunan masyarakat

4. Pengenalan kebutuhan dan masalah

4.1. Cara-cara untuk menemukan kebutuhan, masalah dan potensi umat 4.2. Tugas-tugas petugas pastoral dalam proses menemukan kebutuhan masalah dan potensi umat

Menjelaskan

cara

menemukan

5.1. Dasar-dasar pelaksanaan dan pengelolaan sensus

79

kebutuhan, masalah dan potensi umat.

5. Pelaksanaan dan Pengelolaan sensus paroki

paroki 5.2.Tugas pengurus Lingkungan/Wilayah dalam sensus sacramental pastoral 5.2. Latihan cara pengisian sensus sacramental - pastoral 6.1. Dasar biblis - sosiologis dari proses bimbingan rohani umat 6.2. Pelaksanaan bimbingan rohani dalam umat lingkungan 6.3. Bimbingan Kelompok 7.1. Macam-macam pertemuan yang ada di lingkungan 7.2. Cara-cara praktis mengadakan pertemuan 7.3. manfaat dari pertemuan (teologis biblis, sosiologis, pastoral)

Terampil mengisi sakramental dan pastoral

sensus 6. Bimbingan Rohani Umat

Menjelaskan Bimbingan Rohani umat dan mengisi formulir pelaksanaan bimbingan serta caracara mengadakan pertemuan lingkungan. Menjelaskan dasar-dasar penyusunan rencana kerja serta langkah-langkahnya dan menyusun rencana kerja

7.

Rapat dan pertemuan umat Lingkungan

8.

Penyusunan Rencana Kerja Lingkungan

8.1. Dasar-dasar penyusunan rencana kerja lingkungan 8.2. Langkah-langkah dalam penyusunan rencana kerja lingkungan 8.3. Tugas petugas pastoral dalam penyusunan rencana kerja lingkungan 9.1. Fungsi Pengurus Lingkungan dalam pelaksanaan rencana kerja lingkungan 9.2. Pokok-pokok yang perlu diperhatikan di dalam pelaksanaan rencana kerja lingkungan 9.3. Tugas petugas pastoral dalam pelaksanaan rencana kerja lingkungan 10.1 Arti dan tujuan dari evaluasi 10.2. Pokok-pokok yang perlu diperhatikan dalam evaluasi program kerja lingkungan 10.3.Pelaksanaan dan tugas petugas pastoral dalam evaluasi program kerja lingkungan

Menyebutkan pokok-pokok yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program kerja dan tugas-tugas pengurus lingkungan serta petugas pastoral

9.

Pelaksanaan Rencana Kerja Lingkungan

Menjelaskan evaluasi pelaksanaan program kerja lingkungan. 10. Evaluasi Pelaksanaan Program Kerja Lingkungan

80

KEPUSTAKAAN 1. J. Riberu, Dr; Tanggung jawab Kerasulan Awam, 1987 2. Arah Katekese di Indonesia TH Huber Sj, Kanisius 3. Ensiklopedia Populer Gereja , CLC dan Kanisius 4. Ringkasan Buku Kerja Pastoral Umat, Piet Go O.carm 5. Dasar-dasar Pastoral Umat, Prof. Dr. P. Janssen CM 6. Gereja Diaspora, Rm. YB Mangunwijaya Pr, Kanisius 7. Dinamika Pengembangan Paroki Piet Go O Carm

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR No INDIKATOR

: :

PENGANTAR TEOLOGI SKS = 2 Mahasiswa memahami arti teologi, dasar-dasar berteologi sehingga mampu menerapkannya dalam hidup sehari-hari. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T Jam pertemuan P L JLH 5

Menjelaskan pengertian teologi dan hubungannya dengan iman dan tugas Gereja.

1. Teologi

1. Apa itu Teologi

1.1. Kriterium dan identifikasi 1.2. Teologi sebagai karya iman 1.3. Teologi sebagai ilmu iman 1.4. Teologi, ilmu dan tugas Kegerejaan 2 Menjelaskan hidup Gereja sebagai titik totak dalam berteologi 2. Hidup Gereja 2. Hidup Gereja sebagai titik tolak Teologi 2.1. Pengertian Hidup Gereja 2.2. Menafsirkan Hidup Gereja 4 4

81

Menjelaskan Kitab Suci dan tradisi sebagai sumber utama dalam berteologi.

3. Sumber-sumber teologi

3. Sumber teologi Kitab Suci dan Tradisi

3.1. Teologi dan Kitab Suci 3.2. Kitab Suci dan kesatuannya dgn tradisi 4 Menjelaskan kebenarankebenaran iman, menyintesakan dan menilainya secara kritis, sistematis dan metodologis. 4. Sistematika Teologi 4. Dimensi sistematika teologi 5 5

4.1. Menemukan kebenaran-kebenaran iman 4.2. Menyintesakan kebenaran-kebenaran iman 5 Menjelaskan dimensi pastoral-evangelisasi dalam setiap refleksi teologi 5. Praksis Teologi 5. Dimensi praktis Pastoral Teologi 5.1. Teologi terarah kepada pastoral 5.3. Teologi dan tanda-tanda Zaman 6 Menjelaskan cabang-cabang teologi. 6. Cabang-Cabang Teologi 6. Teologi dan cabang-cabangnya 6.1. Latarbelakang pembagian dalam cabangcabang teologi 6.2. Pengelompokkan cabang-cabang teologi 6.2.1. Teologi Sumber 6.2.2. Teologi sistematis 6.2.3. Teologi Praktis 6.3. Kesatuan teologi 7 Menjelaskan teologi kontemporer dan bagaimana berteologi dalam konteks Indonesia 7. Teologi Kontemporer 7. Teologi Kontemporer 5 5 5 5 6 6

7.1. Perkembangan teologi dewasa ini 7.2. Teologi Kontektual

82

KEPUSTAKAAN Wajib: 1. B. A. Pareira, Pengantar Teologi, STFT Widya Sasana, Malang. 2. Niko Syukur Dister, Pengantar Teologi, Kanisius Anjuran: 1. Y. Tomtala, Teologi Kontektual, Gandum Mas, Malang, 1996 2. Harvie M. Conn, Contemporary Word Theology.

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR

PENGANTAR PASTORAL SKS/JS : 2/2 Mahasiswa mengerti dan memahami konsep-konsep pastoral sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II, arti dan tujuan pastoral, sikap-sikap dasar, pola-pola pendekatan, serta latihan-latihan pastoral sehingga dapat menjadi pekerja pastoral. POKOK KAJIAN 1. PENDAHULUAN: SUB POKOK KAJIAN 1.1. Pengertian Pastoral secara etimologis dan esensial 1.2. Perbedaan Pastoral sebelum Konsili Vatikan II dan sesudah KV II. T 4 JAM PERTEMUAN P L JM 4

Menjelaskan Pengertian Pastoral dan perbedaanperbedaan antara pastoral sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II.

83

Menerangkan definisi Pekerjaan pastoral dan unsurunsurnya .

2. ARTI DAN TUJUAN PEKERJAAN PASTORAL

1.1. Definisi I: Pastoral sebagai pengembangan persekutuan hidup menurut Injil. 1.2. Definisi II: Pastoral sebagai perwujudan Injil dalam situasi konkrit dewasa ini. 1.3. Definisi III: Pastoral sebagai pengintegrasian Umat Allah ke dalam arus kehidupan umat manusia dan mempengaruhinya di dalam perjalanannya menuju ke Tuhan. 1.4. Pengakuan dan penghormatan martabat manusia. 1.5. Kesadaran mengenai realita yang harus menjadi dasar usaha pastoral. 1.6. Kesadaran mengenai proses perubahan sosial yang multi dimensional dan struktural yang dapat menuju ke perkembangan yang laras demi kemajuan umat manusia. 1.7. Kesadaran bahwa perkembangan yang laras tergantung pada otoaktivita manusia baik individu maupun kolektif dan yang dapat dibimbing. 1.8. Kesadaran akan pentingnya perencanaan yang terwujud secara efisien. 4.1. Pendekatan sektoral 4.2. Pendekatan multi sektoral yang tak berkoor-dinasi. 4.3. Pendekatan komprehensif. 5.1. Dimensi Teosentri dan kristosentris 5.2. Dimensi Eklesial 5.3. Dimensi Personal 5.4. Dimensi eskatologis 6.1. Penggunaan studi kasus dalam pastoral 6.2. Penggunaan Role Playing dalam pastoral 6.3. Penggunaan analisis SWOT dalam pastoral 7.1. Arti dan manfaat survey pastoral 7.2. Tujuan dan sasaran survai pastoral 7.3. Langkah-langkah survai pastoral

Menyebutkan lima sikap dasar untuk pekerjaan pastoral dewasa ini, dan mencontohkan konkrit penerapan lima sikap dasar dalam karya seorang pekerja pastoral.

3.

SIKAP-SIKAP DASAR UNTUK PEKERJAAN PASTORAL DEWASA INI.

16

Menyebutkan dan menjelaskan pendekatanpendekatan pastoral. Menjelaskan dimensi-dimensi pekerjaan pastoral Menjelaskan arti dan proses penggunaan studi kasus, role playing, dan analisis SWOT dalam pekerjaan pastoral. Menjelaskan arti dan kegunaan dari survai pastoral, serta mampu mempraktekkannya di dalam tugasnya. 6.

4. PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEKERJAAN PASTORAL

5. Dimensi-dimensi Pekerjaan Pastoral KEBUTUHAN PASTORAL AKAN LATIHAN

10

7.

KEBUTUHAN PASTORAL

AKAN

SURVEY

36 KEPUSTAKAAN

52

84

A. WAJIB: 1. Prof.Dr.P. Janssen CM; Pengantar Pekerjaan Pastoral, IPI Malang, 1993. 2. Departemen Dokpen KWI, Dokumen Konsili Vatikan II : Gaudium et Spes, Jakarta, 1993. 3. BS Mardiatmaja sj, Beriman Dengan Tanggap, Yogyakarta: Kanisius 19?? B. ANJURAN: 4. JB. Banawiratma SJ, Sepuluh Agenda Pastoral Transformatif, Kanisius, Yogyakarta, 2002 5. Pusat Pastoral Ende, Spiritualitas Fungsionaris Pastoral, Ende, 1991. 6. Suratman Gitowiratno SJ., Kamulah Sesamaku, Arah Dasar KAS, Kanisius, Yogyakarta, 1996. 7. Antonius Denny Firmanto Pr, Pengelolaan Dan Pemberdayaan Jemaat, Dioma, Malang, 2003.

MATA KULIAH : PENTATEUKH SKS :2 JS=3 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami persoalan-persoalan dan pesan kitab Pentateukh berdasar atas penafsiran sehingga mampu menerapkannya dalam tugas pewartaannya. INDIKATOR Menjelaskan hal-hal umum berkaitan dengan pentateukh yang menyangkut: nama, tempat, garis besar, persoalan, tradisi-tradisi dan tema-temanya. POKOK KAJIAN 1. Pengantar Umum 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. SUB POKOK KAJIAN T Pendahuluan Persoalan-persoalan Pentateukh Tradisi-tradisi dalam Pentateukh Pembagian Menjadi Lima Jilid Tema-Tema Pentateukh 6 JAM PERTEMUAN P L JM

85

Menjelaskan makna kitab Kejadian berdasarkan penafsiran serta mampu menjelaskan segi-segi kateketis dari hasil penafsiran tersebut. Menjelaskan makna kitab Keluaran berdasarkan penafsiran serta mampu menjelaskan segi-segi kateketis dari hasil penafsiran tersebut.

2. Kitab Kejadian

2.1. Sejarah Awali (Kej 1-11) 2.2. Tradisi tentang Abraham (Kej 12-25) 2.3. Tradisi tentang Yakub (Kej 26-36) 2.4. Tradisi Tentang Yusup (Kej 37-50) 3.1. Penindasan orang Israel di Mesir dan kelahiran Musa (Kel 12) 3.2. Panggilan dan perutusan Musa (Kel 2-4; 6-7) 3.3. Musa (Harun) dan Firaun: 10 tulah sampai dengan Penyeberangan (Kel 5; 8:1-15:21 3.4. Tradisi tentang Sinai (Kel 15:22-40:38) 4.1. Pengantar umum (Ul 1:1-4:43) 4.2. Pengantar khusus pada peraturan Ulangan (Ul 4:44-11:32) 4.3. Peraturan-peraturan (Ul 12-28) 4.4. Akhir Kotbah Musa (Ul 29-34).

24

3. Kitab Keluaran

12

Menjelaskan makna kitab Ulangan berdasarkan penafsiran serta mampu menjelaskan segi-segi kateketis dari hasil penafsiran tersebut.

4. Kitab Ulangan

Kepustakaan: 1. Tafsir Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius 2. Darmaatmaja, Pentateukh atau Taurat Musa, Yogyakarta: Kanisius 3. C. Groenen: Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius. 4. BA Pareira, Abraham, Malang: Dioma, 2004 5. Y. Sukedar, Diktat Pentateukh, STP IPI Malang 2005

MATA KULIAH Kompetensi Dasar

: :

PENGANTAR KITAB SUCI PERJANJIAN BARU SKS =2 JS =3 Mahasiswa memahami persoalan-persoalan umum (pengarang, tahun penulisan, jemaat yang dituju dan susunan) dan pokokpokok teologi kitab-kitab dalam Kitab Suci Perjanjian Baru POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

INDIKATOR

86

Menjelaskan arti , nama , isi, urutan, kanon dan dunia Perjanjian Baru.

1. Pengantar Umum Kitab Suci Perjanjian Baru

1.1. Nama, isi dan urutan Kitab Suci Perjanjian Baru 1.1.1. Nama 1.1.2. Isi 1.1.3. Urutan 1.1.4. Bahasa dan Naskah 1.2. Terjadinya Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru 1.2.1. Antara tahun 40-120 Masehi 1.2.2. Antara Tahun 120-400 Masehi 1.2.3. Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru 1.2.4. Kitab Apokrif 1.2.5. Kitab Suci sebagai firman Allah 1.3. Dunia Perjanjian Baru 1.3.1. Umat perdana 1.3.2. Kehidupan politik dan hukum 1.3.3. Kehidupan ekonomi 1.3.4. Kehidupan keluarga dan rumah tangga 1.3.5. Kehidupan budaya 1.3.6. Gerakan keagamaan 2.1. Arti Injil 2.2. Dari Yesus sampai terjadinya kitab Injil 2.2.1. Hidup publik Yesus 2.2.2. Terang kebangkitan 2.2.3. Terbentuknya tradisi-tradisi 2.3. Persoalan Sinoptik 3. Pengantar masing-masing kitab Injil 3.1. Injil Markus 3.1.1. Persoalan-persoalan umum 3.1.2. Pokok-pokok teologi 3.2. Injil Matius 3.2.1. Persoalan-persoalan umum 3.2.2. Pokok-pokok teologi 3.3. Injil Lukas 3.3.1. Persoalan-persoalan umum 3.3.2. Pokok-pokok teologi 3.4. Injil Yohanes 3.4.1. Persoalan-persolan umum 3.4.2. Pokok-pokok teologi

Menjelaskan arti Injil, terjadinya kitab Injil dan persoalan Sinoptik serta teori yang memecahkan masalah Sinoptik

2. Pengantar Umum Kitab Injil

Menjelaskan persoalan-persoalan umum masing-masing injil dan pokok-pokok teologi dari setiap injil.

3. Pengantar masing-masing kitab injil

10

87

Menjelaskan persoalan-persoalan umum tentang kisah para rasul dan pokokpokok teologinya

4.1. Pengantar Kisah Para Rasul

4.1. Persoalan tentang judul 4.2. Pengarang dan hubungan kisah rasul dengan Injil lukas 4.3. Susunannya 4.4. pokok-pokok teologi 5.1 Surat sebagai alat komunikasi 5.2. Teknik menulis surat pada masa Perjanjian Baru 5.3. Surat-surat Perjanjian Baru 5.4. Riwayat hidup santo Paulus 6.1. Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma 6.2. Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 6.3. Surat Paulus kepada jemaat di Galatia 6.4. Surat Paulus kepada jemaat di Kolose 6.5. Surat Paulus kepada jemaat di Efesus 6.6. Surat paulus kepada jemaat di Filipi 6.7. Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 6.8. Surat Paulus kepada Timotius 6.9. Surat Paulus kepada Filemon 6.10.Surat Paulus kepada Titus 6.11.Surat Ibrani 7.1. Pendahuluan 7.2. Surat Yakubus 7.3. Surat Petrus 7.4. Surat Yohanes 7.5. Surat Yudas

Menjelaskan sistem surat-surat menyurat pada masa Perjanjian Baru serta menyusun riwayat hidup santo Paulus sesuai dengan data-data yang ada dalam Kitab Suci Perjanjian Baru Menjelaskan persoalan, isi dan pesan dari masing-masing surat yang termasuk dalam kelompok surat-surat santo Paulus.

5. Pengantar umum surat-surat Perjanjian Baru dan riwayat santo Paulus.

6. Pengantar Surat-surat Paulus.

10

10

Menjelaskan penulis, latar belakang, situasi jemaat yang dituju, maksud tujuan dan pesan dari masing-masing surat Perjanjian Baru yang dikelompokkan ke dalam kelompok surat-surat Katolik Menjelaskan persoalan-persoalan umum kitab wahyu dan pesan yang mau disampaikan oleh kitab tersebut.

7. Pengantar Surat-surat Katolik

8. Pengantar kitab Wahyu

8.1.Persoalan pengarang 8.2.Jemaat yang dituju 8.3.Soal bahasa/sastra kitab wahyu 8.4 Susunannya 8.5.Pokok-pokok teologi

WAJIB 1. IPI Malang. Pengantar Kitab Suci Perjanjian Baru, IPI Malang 2. C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru , Yogyakarta: Kanisius, 1988 3. I Suharya, Pengantar Injil Sinoptik, Yogyakarta: Yayasan Kanisius

88

DIANJURKAN 1. T. Jacobs, Paulus, Hidup Karya dan teologinya 2. I, Suharyo, Mengenal alam hidup Perjanjian Baru, Yogyakarta, Kanisius, 1993 3. G Lofink, Sekarang Saya Memahami Kitab Suci, Ende-Flores: Nusa Indah 1985 4. BF Drewes, Satu Penginjil Tika Pekabar, Jakarta: BPK Gunung Mulia 5. Ensiklopedi Perjanjian Baru 6. LBI. Seri Tafsir Perjanjian Baru, jilid I s.d X. Yogyakarta: Yayasan Kanisius.

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR

PRAKTEK MENGAJAR SKS:2 JS : 2 Mahasiswa mampu mempersiapkan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengevaluasi Kegiatan Belajar Mengajar di sekolah dengan memperhatikan kebijakan dan kebutuhan sekolah tempat mahasiswa mengajar. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

89

1.

Menjelaskan administrasi pembelajaran.

1. Administrasi Pengajaran

1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. dan

Penyusunan Program Tahunan Penyusunan Program Semester Penyusunan Analisa Pekan Efektif Penyusunan Analisa Materi Pelajaran Penyusunan Rencana Pelajaran

2.

Menyusun persiapan mengajar Pendidikan Agama Katolik.

2. Format Satuan Uraiannya.

Pelajaran

2.1. Membuat Satuan Pelajaran sesuai dengan format yang ada dengan koordinasi dengan guru pamong dan MGMP. 2.2. Mempraktekkan/mensintesakan pengajaran di sekolah. 3.1.Ketrampilan menemukan dan mempraktekkan metode yang sesuai dengan pengajarannya. 3.2.Ketrampilan menemukan, membuat, dan menggunakan alat bantu dalam pengajaran. 3.3.Ketrampilan mengelola kelas(fisik dan emosional) demi efektifitas pembelajaran. 4.1.Bersama guru pamong dan sekolah melaksanakan pastoral sekolah. 5.1. Membuat kisi-kisi soal, kartu soal, soal, dan kunci jawaban. 5.2. Pembuatan standar, rumus, dan hasil penilaian belajar siswa dengan memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. 5.3. Membuat laporan hasil belajar siswa kepada wali kelas atau pihak sekolah yang bertanggungjawab dalam penilaian.

3.

Terampil mengorganisir kegiatan belajar mengajar di sekolah.

3. Pengelolaan Mengajar.

Kegiatan

Belajar

1 s e m e s t e r

4.

Melaksanakan pastoral sekolah.

4. Pelaksanaan Pastoral Sekolah. 5. Penilaian Hasil Belajar

5. Melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didiknya.

Kepustakaan: 1. Departemen Pendidikan Nasional-Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah- PETUNJUK TEKNIS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, Jakarta 1996. 2. Komisi Kateketik KWI-Garis Besar Program Pengajaran, Kurikulum Berbasis Kompetensi: SD, SLTP, SMU, Jakarta, 2002. 3. Tim Penyusun Komkat KWI-Menjadi Murid Yesus-PAK KBK-2004:SD, SLTP, SMU, Kanisius-2004. 4. Komisi Kateketik KWI-Seputar Kurikulum PAK- KBK dan Penilaian Kurikulum PAK-KBK, Jakarta, 2000. MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : PSIKOLOGI UMUM SKS : 2 JS : 2 Mahasiswa mampu memahami gejala gejala tingkah laku manusia pada umumnya, sehingga mampu memanfaatkan dalam kehidupannya.

90

INDIKATOR
1. Menjelaskan arti, ruang lingkup, bidang, metode dan etika riset dalam psikologi 1.

POKOK BAHASAN/POKOK KAJIAN Hakikat Psikologi

SUB POKOK BAHASAN/SUB POKOK KAJIAN 1.1. Pengertian psikologi 1.2. Lingkup dan Perspetif dalam Psikologi 1.3. Metoda dan bidang-bidang dalam Psiko logi. 1.4. Masalah etika dalam riset Psikologi 2.1. Proses Sensorik (sifat umum modalitas sensori, indra visual, indra pendengaran, indra lain) 2.2. Persepsi (fungsi persepsi, lokalisasi, pe ngenalan kekonstanan dan perkembang an persepsual) 2.3. Kesadaran dan perubahan kesadaran (aspek aspek kesadaran, tidur dan mimpi, obat psikoaktif, meditasi, hypnosis dan fenomena psi) 3.1. Belajar dan pengkondisian (perspektif dalam belajar, pengkondisian klasik dan operan, belajar kompleks) 3.2. Mengingat (perbedaan dengan memori, memori jangka pendek dan panjang, memori implicit, meningkatkan daya mengingat, memori kons truktif) 3.3. Fikiran (konsep dan kategori, Penalaran, berfikir imaginer, pikiran dalam aksi) 4 4.2. 4.3. Pendekatan teoritis terhadap motivasi Lapar , obesitas dan seks Motif-motif dasar lainnya dan status mutahir konsep motivasional

JM

2.

Membedakan antara persepsi dan kesadaran.

2.

Kesadaran dan Persepsi

3.

Menjelaskan pengertian tentang mengingat, berpikir dan membedakan antara keduanya

3.

Belajar, mengingat dan berpikir

4.

Menerangkan arti dorongan dan motif dasar serta membedakan antara kedua hal itu Menjelaskan emosi arti motivasi dan

4.

Dorongan dan Motif Dasar

5.

5.

Motivasi dan Emosi

5.1. Teori Motivasi 5.2. Faktor Motivasi dalam Agressi 5.3. Teori Emosi 5.4. Tingkat keterbangkitan Optimal 6.1. Frustrasi dan berbagai reaksi terhadap Frustrasi 6.2. Kecemasan dan mekanisme pertahanan diri 6.3. Stress 7.1. Perilaku abnormal 7.2. Gangguan kecemasan dan Afeksi 7.3 Gangguan kepribadian 7.4. Alkoholisme dan ketergantungan pada obat.

6.

Menjelaskan tentang konflik dan stress Menyebutkan dan menjelaskan bentuk-bentuk perilaku menyimpang

6.

Konflik dan Stress

7.

7.

Perilaku menyimpang

91

8. sejarah singkat perkembangan Psikologi 8. Menjelaskan secara singkat sejarah perkembangan psikologi 8. Sejarah singkat perkembangan Psikologi

Catatan : Pokok Bahasan 8 dapat diberikan di awal dapat pula diberikan di akhir. Daftar Pustaka: 1. Rita L. Atkinson dkk, Pengantar Psikologi Edisi kesebelas Jilid 1 Interaksara, Batam, 1990 2. Rita L. Atkinson dkk, Pengantar Psikologi Edisi kedelapan Jilid 2, Erlangga, Jakarta 1983 3. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Fak Psikologi UGM, Yogyakarat 4. Agus Suyanto, Psikologi Umum, Aksara Baru, Jakarta 5. F. Patty, Prof, MA, Pengantar Psikologi Umum, Usaha Nasional Surabaya

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR :

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN SKS/JS= 2/2 Mahasiswa memahami perkembangan manusia dari segi kejiwaan mulai dari periode prenatal sampai dengan masa tua, sehingga dapat memanfaatkannya dalam karyanya sebagai petugas pastoral.

92

INDIKATOR Menjelaskan pengertian, obyek dan metode psikologi perkembangan 1.

POKOK KAJIAN Obyek dan perkembangan metode psikologi 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.

SUB POKOK KAJIAN T Pengertian perkembangan Psikologi kepdibadian dan psikologi perkembangan Teori-teori perkembangan Metode psikologi perkembangan 2

JAM PERTEMUAN P L JM

Menjelaskan ciri-ciri perkembangan anak pra-natal sampai dengan tahun pertama

2. Periode pre-natal dan tahun pertama

2.1. Perkembangan embrio dan fetus 2.2. Pengaruh pre-natal pada tingkah laku sesudah dilahikan. 2.3. Sikap ibu 2.4. Penelitian prenatal 2.5. Berbagai macam teori mengenai kelahiran 2.6. Periode tahun pertama 2.7. Perkembangan fisik dn psikomotorik selama tahun pertama. 3.1. Perkembangan sesudah tahun pertama 3.2. Perkembangan fisik dan psikomotorik 3.3. Perkembangan kep-ribadian dan perkembangan sosial. 3.4. Perkembangan bahasa 3.5. Anak dan keluarga. 4.1. Perkembangan jasmani dan psikomotorik 4.2. Dari masa sekolah ke mampu sekolah 4.3. Perkembangan sosial dan kepribadian 4.4. Perkembangan kognitif 4.5. Inteligensi serta keberhasilan sekolah 4.6. Anak-anak dengan kecerdasan tinggi. 5.1. Masa remaja dan perkembangannya 5.2. Fase-fase remaja: pibertas dan adolesen 5.3. Perkembangan fisik dan seksual 5.4. Perkembangan Sosial 5.5. Remaja dan sekolah 6.1. Kedewasaan 6.2. Remaja yang bekerja dan remaja yang bersekolah. 6.3. Remaja dan pekerjaan. 6.4. Remaja dan masyarakat 6.5. Perkembangan moralitas 6.6. Pandangan hidup.

Menjelaskan ciri perkembangan anak usia satu tahun sampai dengan usia empat tahun.

3. Usia satu tahun sampai dengan empat tahun.

Menjelaskan perkembangan anak usia pra sekolah sampai dengan anak sekolah.

4. Anak pra-sekolah dan anak sekolah

Menjelaskan ciri perkembangan masa remaja, khususnya fase pubertas dan adolesen Menjelaskan ciri perkembangan masa remaja, khususnya yang sudah mencapai batas dewasa awal.

5. Masa Remaja

6. Masa Remaja: Pada batas dewasa awal.

93

Menjelaskan ciri perkembangan dewasa dan masa tua.

masa

7. Masa dewasa dan masa tua

7.1. Perkembangan dan proses menjadi tua. 7.2. Fase-fase perkembangan pada usia dewasa. 7.3. Menjadi tua sebagai proses individual. 7.4. Beberapa tema dalam psikogerontologi. 7.5. Seksualitas dan intimitas. 8.1. Pengantar 8.2. Permasalahan belajar 8.3. Permasalahan tingkah laku 8.4. Autisme 8.5. Anak-anak delinkuen.

Menjelaskan anak yang terganggu perkembangannya dan anak yang menyimpang dalam perkembangan.

8. Perkembangan yang terganggu dan penyimpangan dalam perkembangan.

Kepustakaan 1. 2. FJ Monk AMP Knor dan Siti Rahayu Hditono, Psikologi Perkembangan, Pengantar dalam berbagai Bagian: Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, cetakan 14 tahun 2002. Winarno Surachmad, Psikologi Perkembangan Anak, Aneka Ilmu, 1985.

MATA KULIAH : SAKRAMENTOLOGI SKS =2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami sakramen-sakramen Gereja secara teologis, liturgis, kateketis dan pastoral, dengan baik dan benar. INDIKATOR POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T P L JML

94

Menjelaskan arti tanda dan lambing serta manusia sebagai makhluk simbolis.

MANUSIA MAKLUK SOSIAL SIMBOLIS

DAN

A. Nilai kebersamaan B. Struktur pengalaman hidup bersama C. Hidup bersama berdimensi simbolis D. Apa itu tanda, lambang, atau simbol? E. Manusia adalah makluk simbolis A. Hidup adalah karunia Allah B. Manusia dipanggil untuk hidup bersama Allah C. Hidup bersama Allah berlangsung dalam kehidupan sehari-hari. D. Struktur pengalaman hidup bersama Allah E. Hidup bersama Allah berdimensi simbolis F. Rangkuman: Hidup bersama Allah beciri sakramental. A. Sakramen tidak sama dengan tujuh sakramen B. Makna istilah sakramen dan sejarahnya C. Pemikiran sakramen dalam Kitab Suci D. Yesus Kristus; Sakramen hidup Allah E. Yesus Kristus sebagai sakramen kebersamaan dengan Allah. A. Gereja adalah sakramen Kristus dalam Roh Kudus B. Sakramentalitas Gereja dalam Kitab Suci C. Sakramentalitas Gereja dalam sejarah teologi D. Sakramentalitas Gereja dalam ajaran Vatikan II E. Refleksi teologis mengenai sakramentalitas Gereja A. Yesus Kristus, Gereja dan ketujuh sakramen B. Sakramen-sakramen Gereja dalam teologi C. Tiga ciri utama teologi sakramen dewasa ini D. Macam-macam model teologi sakramen dewasa ini E. Sakramen-sakramen dalam konteks liturgi Gereja F. Sakramen-sakramen dalam perspektif teologis-liturgis G. Pemahaman ekumenis mengenai sakramensakramen. A. Sakramen-sakramen bagi pelayanan keselamatan B. Sejarah jumlah sakramen-sakramen Gereja C. Sejauh mana Yesus Kristus menetapkan sakramensakramen. D. Sakramen sebagai peristiwa komunikatif-interaktif E. Daya guna sakramen-sakramen F. Sakramentali

Menjelaskan arti panggilan manusia hidup bersama Allah yang berciri sacramental.

PANGGILAN HIDUP

MANUSIA: BERSAMA ALLAH

Menjelaskan Yesus Kristus sebagai sakramen Allah .

YESUS KRISTUS; SAKRAMEN YANG HIDUP DARI ALLAH

Menjelaskan Gereja sebagai sakramen Yesus Kristus..

GEREJA; SAKRAMEN KEBERSAMAAN DENGAN Kristus

Menjelaskan ketujuh sakramen dalam hubungannya dengan Yesus Kristus dan Gereja.

KETUJUH SAKRAMEN

Menjelaskan pelayanan sakramensakramen dalam Gereja.

PELAYANAN SAKRAMENSAKRAMEN GEREJA

95

Menjelaskan sakramen inisiasi sebagai sakramen karunia kebersamaan.

INISIASI: SAKRAMEN KEBERSAMAAN

KARUNIA

A. Pengantar B. Sakramen Bapatisan C. Sakramen Penguatan atau Krisma D. Ekaristi; sakramen puncak kebersamaan

Menjelaskan sakramen pengampunan SAKRAMEN PENYEMBUHAN dosa dan pengiurapan orang sakit sebagai KEBERSAMAAN: sakramen penyembuhan kebersamaan.. REKONSILIASI DAN PENGURAPAN ORANG SAKIT

A. Pengantar B. Sakramen rekonsiliasi atau tobat C. Sakramen Pengurapan orang sakit

Menjelaskan sakramen perkawinan dan tahbisan sebagai sakramen penopang kebersamaan.

SAKRAMEN PENOPANG KEBERSAMAAN: SAKRAMEN PERKAWINAN DAN TAHBISAN

A. Pengantar B. Sakramen Perkawinan C. Sakramen Tahbisan

Kepustakaan: 1. E. Martasudjita,Pr: Sakramen-sakramen Gereja, Kanisius, Yogyakarta 2003 (pegangan 2. Nico Syukur Dister, OFM : Teologi Sistematika 2, Kanisius, Yogyakarta 2004 3. C.Groenen,OFM: Sakramentologi, Kanisus, Yogyakarta 1990. 4. Katekismus Gereja Katolik 5. Iman Katolik wajib)

MATA KULIAH : EKLESIOLOGI KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami ungkapan mengenai Gereja sebagai Misteri, Sakramen dan Umat Allah baik dalam sejarah maupun dalam perkembangannya di masa kini, sehingga dapat memberi refleksi iman secara tepat baik bagi diri sendiri pun bagi umat lainnya dalam hidup menggereja sehari-hari. INDIKATOR P O K O K KAJIAN S U B P O K O K KAJIAN T P L JMH

96

Menjelaskan pengertian Gereja dan Gereja sebagai umat Allah serta dapat menghubungkan nya dengan paham tentang misteri dan sakramen.

PENGERTIAN GEREJA

A. Pengertian Gereja B. Pengertian Gereja sebagai misteri C. Pengertian Gereja sebagai sakramen D. Pengertian Gereja sebagai Umat Allah A. Misteri Gereja pada zaman Israel B. Misteri Gereja pada zaman Yudaisme C. Misteri Gereja pada zaman Perjanjian Baru

Menjelaskan misteri Gereja dalam Kitab Suci MISTERI GEREJA DALAM mulai dari pengalaman umat Israel, zaman KITAB SUCI Yudaisme dan berdasarkan terang Perjanjian Baru. Menjelaskan berbagai pemikiran tentang PEMIKIRAN TENTANG Gereja yang berkembang pada zaman GEREJA SEJAK ZAMAN Patristik; antara lain tentang misteri dan PATRISTIKA SAMPAI SEBELUM sakramen, sifat-sifat Gereja, Gereja sebagai KONSILI VATIKAN II himpunan kultis dan pandangan asketikmonastik yang turut berpengaruh bagi perkembangan Gereja saat ini. Menjelaskan paham Gereja sejak hingga kini KV II EKLESIOLOGI PADA MASA KINI (Mulai dari KV II sampai sekarang) HIRARKI DAN KAUM AWAM

A. Sebagai Misteri dan Sakramen B. Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik C. Sebagai himpunan kultis D. Pandangan asketik-monastik E. Gereja sejak Patristik sampai sebelum KV II

A. Gereja menurut KV II B. Gereja dalam dunia dewasa ini A. Hirarki Gereja B. Kaum Awam C. Hubungan Hirarki dan Awam.

Menjelaskan struktur, fungsi hirarki dan hubungannya dengan kaum awam

Daftar Pustaka: 1. Nico Syukur Dister OFM; Teologi Sistematik 2, Kanisius Yogyakarta, 2004 2. BS Mardiatmadja SJ; Eklesiologi, Makna dan Sejarahnya, Kanisius, Yogyakarta, 1986 3. Avery Dulles SJ; Model-Model Gereja, Nusa Indah, Ende, 1990 4. Katekismus Gereja Katolik 5. Iman Katolik

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR

INJIL SINOPTIK SKS =3 JS = Mahasiswa meemahami Injil Sinoptik berdasarkan penafsiran yang benar, sehingga mampu menerapkan pesan-Pesannya dalam hidupnya dan tugas pewartaan. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

97

Menjelaskan arti, persoalan sinoptik dan dapat memberikan contoh perbandingan kisah di antara penginjil. Menjelaskan kisah masa kanak-kanak Yesus menurut Matius dan Lukas. Menjelaskan tradisi dan pesan tentang kisah Yesus dibaptis dan dicobai Menjelaskan pesan kotbah di bukit berdasarkan atas penafsiran.

1. Pendahuluan

1.1. Arti 1.2. Persoalan Sinoptik dan teori- dua sumber 1.3. Contoh perbandingan 2.1. Asal dan tujuan kisah masa kanak-kanak Yesus 2.2. Kisah masa kanak-kanak Yesus menurut Matius 2.3. Kisah masa kanak-kanak Yesus menurut Lukas 3.1. Yesus dibaptis 3.2. Yesus dicobai 4.1. Pendahuluan 4.2. Sabda bahagia 4.3. Sabda tentang: Membunuh, zinah, perceraian, sumpah dan kasih. 4.4. Sabda tentang doa Bapa Kami 5.1. Pendahuluan 5.2. Istilah dan pengertian 5.3. Rincian perumpamaan-perumpamaan Yesus 5.4. Dari Yesus sampai kepada pengarang Injil 5.5. Pengelompokan perumpamaan-perumpamaan 5.6. Contoh tafsiran 6.1. Istilah dan Pengertian 6.2. Mukjizat-mukjizat injil dan sejarah 6.3. Makna mukjizat-mukjizat Yesus 6.4. Mukjizat-mukjizat alam 6.5. Interpretasi 7.1. Pendahuluan: Yesus dielu-ekan di Yerusalem 7.2.Perjamuan malam terakhir 7.3. Urutan kisah sengsara Yesus dalam Sinoptik 7.4. Tafsiran 7.4.1. Kisah sengsara menurut Markus 7.4.2. Kisah sengsara menurut Matius 7.4.3. Kisah sengsara menurut Lukas 8.1. Pendahuluan 8.2. Kisah kebangkitan menurut Markus 8.3. Kisah kebangkitan menurut Matius 8.4. Kisah kebangkitan menurut Lukas.

2. Masa Kanak-kanak Yesus

3. Persiapan Karya Yesus 4. Kotbah Di Bukit

3 9

Menjelaskan arti, pengelompokan dan pesan perumpamaan-perumpamaan Yesus

5. Perumpamaan-perumpamaan Yesus

Menjelaskan arti dan makna mukjizatmukjizat Yesus.

6. Mukjizat-mukjizat Yesus

Menjelaskan arti dan makna kisah sengsara Yesus menurut Markus, Matius dan Lukas .

7. Kisah Sengsara

Menjelaskan arti dan pesan kisah kebangkitan Yesus menurut Markus, Matius dan Lukas

8. Kisah Kebangkitan

98

DAFTAR PUSTAKA WAJIB Kitab Suci Injil Sinoptik, terbitan IPI Malang ANJURAN

1.Dr. I, Suharyo Pr, Pengantar Injil Sinoptik, Yogyakarta: Kanisius, 1989 2.Drs. BF. Drewes, Satu Penginjil Tiga Pekabar, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986 3.Dr. C. Groenen, Peristiwa Yesus, Yogyakarta: Kanisius, 1988 4.____________, Kisah Sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus, Ende: Nusa Indah, 1983 5.____________, kebangkitan, Ende: Nusa Indah 6.Dr. Tom Jacobs, Lukas Pelukis Hidup Yesus, Jakarta: Obor. 7.Stefan Leks, Yesus Kristus menurut Keempat Injil, Jilid I dan III, Yogyakarta: kanisius, 1978 dan 1992. 8.J.l. Abineno, Kotbah Di Bukit, Jakarta: BPK Gunung Mulia 1986 9.Rginal H. Fuler, Menafsirkan Mukjizat, Yogyakarta: lembaga Biblika Indonesia, 1991 10.LBI, Seri tafsir Perjanjian Baru, Jilid I, II, dan III, Yogyakarta: kanisius 11.Ramond E Brown, Kristus yang tersalib dalam Pekan Suci, Yogyakarta: Kanisius, 1992. 12._______________, Kristus yang bangkit pada masa paskah, Yogyakarta: kanisius, 1995.

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

: SOSIOLOGI I : Mahasiswa memahami sosiologi ditinjau dari berbagai perspektif yang dapat membantu karya pastoral

SKS = 2

NO. 1

INDIKATOR Menjelaskan pengertian dan hakikat sosiologi.

POKOK BAHASAN/POKOK KAJIAN 1. Pengertian dan hakekat sosiologi

SUB POKOK BAHASAN/.SUB POKOK KAJIAN 1. Ilmu Pengetahuan dan Sosiologi 2. Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan 3. Definisi dan sifat hakekat sosiologi 4. Sejarah perkembangan sosiologi

T 4

99

5. Perspektif dalam sosiologi 5.1. Perspektif evolusionis 5.2. Perspektif interaksionis 5.3. Perspektif Fungsionalis 5.4.Perspektif konflik 2 Menjelaskan bidang-bidang dan metode sosiologi 2. Bidang-bidang dan metode sosiologi 1. Bidang sosiologi 2. Metode dan teknik riset sosiologi 3. Kesulitan dalam penelitian sosial 4. Ketidakpastian dalam ilmu sosial 5. Madzab-madzab dan spesialisasi dalam sosio logi. 1. Kebudayaan dan Masyarakat 2. Struktur kebudayaan 2.1. Unsur-Unsur kebudayaan 2.2. Sifat hakekat kebudayaan 2.3. Kebudayaan khusus dan kebudayaan tanding an. 2.4. Perpaduan kebudayaan 2.5. Relativisme kebudayaan 3. Kebudayaan sebagai sistem norma 3.1. Kebiasaan 3.2. Tata kelakuan 3.3. Lembaga 3.4. Hukum 3.5. Nilai 4. Gerak Kebudayaan 5. Etnosentrisme dan Xenosentrisme 1. Pembatasan pengertian 2. Interaksi sosial sebagai faktor utama dalam ke hidupan sosial. 3. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial 4. Kehidupan terasing 5. Bentuk-bentuk interaksi sosial 5.1. Proses sosial yang asosiatif 5.2. Proses sosial yang disosiatif 1. Manusia sebagai mahluk yang hidup berkelompok 4

Menjelaskan konteks kebudayaan

3. Konteks Kebudayaan

Menjelaskan proses-proses sosial

4. Proses-Proses Sosial

10

Menjelaskan organisasi sosial

5. Organisasi sosial

100

2. Macam-macam kelompok-kelompok sosial 2.1. Klarifikasi tipe-tipe kelompok sosial 2.2. Kelompok-kelompok sosial dipandang dari su dut individu. 2.3. Bentuk-bentuk kelompok 3. Kecenderungan kelompok sekunder 4. Kelompok-kelompok sosial yang tak teratur 5. Masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community) 6. Dinamika kelompok 6 Menjelaskan Lembaga-lemba ga sosial 6. Lembaga-Lembaga Sosial 1. Konsep lembaga 2. Perkembangan lembaga 3. Unsur-Unsur lembaga 4. Fungsi lembaga 5. Hubungan timbal balik lembaga-lembaga 6. Kaum intelektral dan Birokrat 7. Keperecayaan terhadap lembaga 4

36 Kepustakaan Wajib : Diktat Kuliah Sosiologi I, STP-IPI Malang. Kepustakaan anjuran : 1. Paul B Horton dan Chester L hunt, Sosiologi, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1987 2. Bruce J Cohen, Sosiologi Suatu pengantar, Jakarta : PT. Bina Aksara, 1983 3. Suryono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: CV. Rajawali, 1982 4. Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 1985. MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR : SOSIOLOGI II SKS = 2 : Mahasiswa mampu memahami masalah-masalah sosial dan upaya mengatasinya sebagai bekal dalam berpastoral di tengah masyarakat. POKOK KAJIAN 1. Lapisan-lapisan sosial (Stratifi kasi sosial) SUB POKOK KAJIAN 1. Pembatasan pengertian 2. terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat 3. Sistem-sistem berlapisa-lapisa dalam masyara kat. 4.Kelas-kelas dalam masyarakat 5. Dasar-dasar lapisan dalam masyarakat T 8 P L

NO. 1

INDIKATOR Menjelaskan stratifikasi sosial

101

6. Unsur-unsur lapisan dalam masyarakat 7. Lapisan-lapisan yang sengaja disusun 8. Mobilitas sosial 9. Perlunya sistem berlapis-lapis dalam masyara kat. 2 Menjelaskan kekuasaan dan wewenang 2. Kekuasaan dan Wewenang 1. Pengantar 2.Hakekat kekuasaan dan sumber-sumbernya 3. Unsur-unsur, saluran-saluran kekuasaan dan dimensinya. 4. Cara atau usaha mempertahankan kekuasaan 5. Beberapa bentuk pelapisan kekuasan 6. Wewenang 7. Kepemimpinan 1. Perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan sebagai gejala umum 2. Pembatasan pengertian 3. Hubungan antara perubahan-perubahan sosial dan perubahan-perubahan kebudayaan 4. beberapa bentuk perubahan-perubahan sosial dan kebudayan 5. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan so sial dan kebudayaan 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya pro ses perubahan. 7. Proses perubahan sosial dan kebudayaan 1. Batasan dan pengertian 2. Klasifikasi problem sosial dan sebab-sebabnya 3. Ukuran dalam sosiologi terhadap problema-pro blema sosial. 4. Beberapa problema sosial yang penting 4.1. Kemiskinan 4.2. Kejahatan 4.3. Disorganisasi keluarga 4.4. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern 4.5. Peperangan 4.6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyara 6

Menjelaskan perubahan-peru bahan sosial dan kebudayaan

3. Perubahan-perubahan sosial dan ke budayaan

Menjelaskan problema-problem sosial dan cara mengatasinya

4. Problema-problema sosial

102

kat 4.7. Korupsi 4.8. Globalisasi dan modernisasi 5. Perencanaan Sosial 5 Menjelaskan ketertiban sosial dan pengendalian sosial 5. Ketertiban sosial dan pengendalian sosial 1. Pendahuluan 2. Pengendalian sosial 2.1. Pengendalian sosial melalui sosialisasi 2.2. Pengandalian sosial melalui tekanan sosial 2.3. Pengendalian sosial melalui kekuatan 2.4. Pengaruh faktor situasi terhadap perilaku 3. Penyimpangan sosial 4. Teori-teori penyimpangan sosial 5. Kebebasan dan ketertiban 6

36 Kepustakaan Wajib : Diktat Kuliah Sosiologi I, STP-IPI Malang Kepustakaan anjuran : 1. Paul B Horton dan Chester L hunt, Sosiologi, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1987 2. Bruce J Cohen, Sosiologi Suatu pengantar, Jakarta : PT. Bina Aksara, 1983 3. Suryono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: CV. Rajawali, 1982 4. Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 1985

MATA KULIAH : PENGANTAR STATISTIK SKS :2 JS= 2 KOMPETENSI DASAR : Mahasiswa memahami metode statistik deskriptif, sehingga mampu memanfaatkannya untuk kepentingan tugasnya sebagai petugas pastoral. INDIKATOR Menjelaskan arti, metode-metode dan kegunaan statistik serta ruang lingkupnya POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. SUB POKOK KAJIAN T Pengantar Arti Statistik Metode-metode stastitik Kegunaan statistik Ruang lingkup 2 JAM PERTEMUAN P L JM

103

Menyebutkan dan menjelaskan data-data statistik yang meliputi: jenis, sumber, kegunaan dan persedur memperoleh data Menjelaskan tabel statistik dan mampu membuat tabel statistik yang sesuai dengan bidangnya Menjelaskan fungsi dan jenis grafik statistik dan mampu membuat grafik statistik sesuai dengan bidangnya Menjelaskan pengertian distribusi frekuensi dan manfaatnya.

2. Data statistik

2.1. Data kuantitatif dan kualitatif 2.2. Sumber dan kegunaan data statistik 2.3. Prosedur penyelidikan dengan data statistik 2.4. Cara pengumpulan data statistic 3.1. Tabel referensi dan tabel ikhtisar 3.2. Cara penyusunan tabel 3.3. Pembuatan tabel statistik 4.1. Fungsi Grafik 4.2. Jenis grafik 4.3. Beberapa peraturan umum tentang penggambaran grafik. 5.1. Beberapa pengertian tentang distribusi frekuensi 5.2. Pembentukan distribusi frekuensi 5.3. Penyajian grafik frekuensi 5.4. Distribusi kumulatif dan kurva 5.5. Distribusi frekuensi relative 6.1. Beberapa pengertian tentang rata-rata 6.2. Rata-rata hitung 6.3. Median 6.4. Modus 6.5. Hubungan antara rata-rata hitung, median dan modus 6.6. Ciri-ciri dari rata-rata hitung, median dan modus 6.7. Rata-rata ukur 7.1. Pengertian tentang dispersi 7.2. Pengukuran jarak 7.3. Pengukuran deviasi kuartil 7.4. Pengukuran deviasi rata-rata 7.5. Pengukuran varians dan deviasi standar 7.6. Pengukuran dispersi relatif.

3. Tabel statistik

4. Grafik statistik

5. Distribusi frekuensi

Menjelaskan pengertian, jenis dan manfaat dari pengukuran nilai sentral

6. Pengukuran nilai sentral

Menjelaskan pengertisn pengukuran dispersi dan manfaatnya.

7. Pengukuran dispersi

Kepustakaan: 1. Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik , Jilid 1, Jakarta: LP3ES, cetakan 4, 1976. 2. Sujana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1982.

104

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR

METODIK PEKERJAAN PASTORAL SKS/JS = 3 Mahasiswa memahami langkah-langkah metodik pekerjaan pastoral, sehingga dapat melaksanakan langkah-langkah tersebut dalam karya pastoral Gereja. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

105

1.

Menjelaskan arti, tujuan dan cara-cara melaksanakan motivasi pastoral, menyebutkan langkah-langkah persiapan untuk menyelenggarakan motivasi pastoral, dapat menyusun persiapan motivasi pastoral dan melaksanakan motivasi pastoral.

1. MOTIVASI PASTORAL 1. Arti dan tujuan dari motivasi pastoral. 2. Langkah-langkah dalam menyelenggarakan suatu motivasi pastoral. 3. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan motivasi pastoral. 4. Menyusun sebuah motivasi pastoral 5. Praktek motivasi pastoral. 2. ANALISA SITUASI PASTORAL 1. 2. 3. 4. 5. Arti dan tujuan analisa situasi pastoral. Metode-metode analisa situasi pastoral Langkah-langkah analisa situasi pastoral Menyusun suatu analisa situasi pastoral Praktek analisa situasi pastoral 2 2 4 4 2 2 8

2. Menjelaskan arti dan tujuan analisa situasi pastoral, menyebutkan metode-metodenya, langkah-langkahnya, menyusun instrumen analisa situasi pastoral serta dapat melaksanakan analisa situasi pastoral. 3.

Menjelaskan maksud dan tujuan 3. PENGGAMBARAN SITUASI penggambaran situasi pastoral, menyebutkan PASTORAL langkah-langkahnya, serta dapat menyajikan penggambaran situasi pastoral.

1. Maksud dan tujuan penggambaran situasi pastoral 2. Langkah-langkah penggambaran situasi pastoral 3. Menyusun contoh suatu penggambaran situasi pastoral 1. Arti dan tujuan feasibility study pastoral 2. Fase-fase feasibility study pastoral 3. Menyusun Feasibility Studi Pastoral 1. Arti penyusunan program pastoral 2. Langkah-langkah penyusunan program pastoral 3. Praktek menyusun program pastoral 1. Arti dan tujuan acara latihan patoral 2. Langkah-langkah acara latihan patoral 1. Arti dan tujuan proyek teladan pastoral 2. Langkah-langkah penyusunan proyek teladan pastoral

4. Menjelaskan arti, tujuan dan fase-fase feasebility study pastoral serta dapat menyusun feasibility studi Pastoral. 5. Menjelaskan arti dan langkah-langkah penyusunan program pastoral, serta dapat menyusun suatu contoh program pastoral.

4. FEASIBILITY STUDY PASTORAL

5. PENYUSUNAN PROGRAM PASTORAL

6. Menjelaskan arti, tujuan dan langkah-langkah 6. PENENTUAN ACARA LATIHAN acara latihan pastoral serta dapat mengadakan PASTORAL acara latihan. 7. Menjelaskan arti, tujuan dan langkahlangkah proyek teladan pastoral serta mengadakan proyek teladan pastoral 7. PROYEK TELADAN PASTORAL

106

8.

Menjelaskan arti pastoral community 8. PASTORAL COMMUNITY organization dan siapa-siapa yang perlu ORGANIZATION dihubungi serta bantuan dan dukungan apa yang diperlukan di dalam pastoral CO.

1. Arti Pastoral CO 2. Subyek-subyek yang perlu dihubungi 3. Bantuan-bantuan dan dukungan yang diperlukan di dalam pastoral CO. 1. Arti dan pentingnya pelaksanaan dan pemeliharaan pastoral 2. Langkah-langkah pelaksanaan dan pemeliharaan pastoral 1. 2. 3. 4. Arti evaluasi pastoral Macam-macam evaluasi pastoral Fungsi-fungsi evaluasi Latihan menyusun alat evaluasi pastoral.

9. Menjelaskan arti, pentingnya, langkah-langkah 9. PELAKSANAAN DAN pelaksanaan dan pemeliharaan pastoral serta PEMELIHARAAN PASTORAL mempraktekkannya

10. Menjelaskan arti, macam-macam, fungsi evaluasi pastoral, dapat menyusun alat-alat untuk evaluasi pastoral serta mengadakan evaluasi protoral

10. EVALUASI PASTORAL 2 2 4

Kepustakaan : Wajib : 1. Prof. Dr. P. Janssen, CM, Modul Metodik Pekerjaan Pastoral (Malang: Institut Pastoral Indonesia), 2001. 2. Prof. Dr. P. Janssen, CM, Metodik Pekerjaan Pastoral (Malang: Institut Pastoral Indonesia), 1989. Anjuran : 1. Joe Holland dan Peter Hendriot, SJ. Analisis Sosial dan Refleksi Teologis, Kanisius 1986. 2. Jhon M. Prior, SVD, Analisis Sosial, Diktat Kuliah STIPAR Ende, 1992. 3. Rm. Yosef Lalu, Pr, Wawasan Pastoral Masa Kini, KOMKAT KWI 1998.

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR

PASTORAL KELUARGA SKS = 2 JS = 2 Mahasiswa memahami : latar belakang perlunya Pastoral Keluarga, pelbagai paham tentang perkawinan, keluarga dan pastoral keluarga, sehingga dapat menerapkannya dalam pendampingan bagi keluarga-keluarga di Paroki. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN T JAM PERTEMUAN P L JM

107

1.

Menjelaskan latar Pastoral Keluarga

belakang

perlunya

1. Pendahuluan

2. Menjelaskan pelbagai visi tentang perkawinan

atau paham

2. Visi tentang perkawinan

3. Menjelaskan arti, tujuan, fungsi dan tugas-tugas dasar keluarga 4. Menjelaskan prinsip - prinsip dasar pelayanan Pastoral Keluarga, tujuan dan faham Pastoral Keluarga 5. Menjelaskan cakupan materi pendampingan Pastoral Keluarga.

3. Visi tentang keluarga

4. Visi tentang Pastoral Keluarga

1.1. Latar belakang perlunya Pastoral Keluarga 1.2. Penegasan istilah-istilah : - Pastoral - Keluarga - Pastoral Keluarga 2.1. Perkawinan adat 2.2. Perkawinan modern 2.3. Perkawinan menurut UU No. 1/1974 2.4. Perkawinan menurut KHK 1983 2.5. Perkawinan menurut Kitab Suci 2.6. Perkawinan menurut Ajaran Gereja (GS) 3.1. Pengertian keluarga 3.2. Pentingnya institusi keluarga 3.3. Fungsi-fungsi keluarga 3.4. Tugas-tugas dasar keluarga 4.1. Prinsip-prinsip dasar Pelayanan Pastoral Keluarga 4.2. Tujuan Pastoral Keluarga 4.3. Fokus Pastoral Keluarga 4.4. Pendampingan berjenjang 5.1. Pendampingan pra nikah 5.2. Pendampingan saat nikah 5.3. Pendampingan post nikah

12

5. Pola dan paket-paket pendampingan Pastoral Keluarga

12

Kepustakaan : Wajib : 1. Amanat Apostolik Paus Yohanes Paulus II : Familiaris Consortio 2. Alkitab 3. KHK 1983 4. Dokumen Konsili Vatikan II 5. Pedoman Gereja Katolik Indonesia Anjuran : 1. Pedoman Pastoral Keluarga, KAE 1995 2. Raho, Bernard, SVD. Keluarga Berziarah Lintas Jerman, Nusa Indah Ende, 2003.

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR : INDIKATOR

PASTORAL KONSELING SKS = 2 Mahasiswa memahami berbagai prinsip Pastoral Konseling, menyadari nilai-nilai dan gaya pendekatannya serta mampu menerapkannya dalam karya pendampingan putra-putri Allah yang bermasalah. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN JAM PERTEMUAN

108

T Menjelaskan arti, tujuan manfaat, karakteristik, landasan dan hubungan Pastoral Konseling dengan teologi dan psikologi. 1. Pengertian Pastoral Konseling a. Pengertian Pastoral Konseling, asumsi dasar dan tujuannya b. Landasan teologis dan psikologis Pastoral Konseling serta hubungannya. c. Karakteristik Pastoral Konseling a. Proses sistematis Pastoral Konseling b. Karya pastoral sebagai persiapan c. Masalah-masalah yang ditangani oleh Pastoral Konseling d. Sumber inspiratif bagi Pastoral Konseling a. Ideal profil konselor pastoral b. Pengembangan diri menjadi konselor pastoral c. Kendala pribadi konselor pastoral a. Latihan sensivitas b. Latihan verbatim c. Latihan mengklasifikasi kasus 4

P -

L -

JM 4

Menerapkan tekhnik - tekhnik Pastoral Konseling dan mengidentifikasi gejala-gejala psikologis klien.

2. Pelaksanaan Pastoral Konseling

Menjelaskan profil ideal konselor pastoral, pengembangan diri dan kendala-kendala pribadi konselor pastoral.

3. Konselor Pastoral

Trampil menggunakan metode pendekatan pastoral konseling dalam menangani masalahmasalah gangguan psikologis klien.

4. Praktek Pastoral Konseling

10

Kepustakaan : Wajib : 1. Pastoral Counseling, Barry K. Estadt, 1983. 2. Pastoral Counseling, Seward Hiltner, 1949. 3. Psychiatry, Ministry an Pastoral Counseling, A.W. Richard Sipe dan Clarence J. Rowe (1984). 4. Pastoral Konseling, 1-2 Yakub B. Susabda (1985). Anjuran : 1. Psychiatry, the clergy and Pastoral counseling, Dana L. Fransworth Francis J. Braccland (1969). 2. Pastoral Companionship, Gerald J. Calhoun (1986). 3. Basic Skills for christian counselors (1987). 4. The making of a pastoral person Gerald R. Niklas (1981). 5. Kerygma and counseling, Thomas C. Ochen (1978). 6. Clinical Handbook of pastoral counseling, Robert J. Wocks, Richard D. Parsons, Donald E. Capps (1985).

109

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR :

ETIKA SKS : 2 / JS : 2 Mahasiswa memahami Etika dan ajaran moral sebagai usaha membangun kesadaran moral untuk bertindak secara etis berdasarkan hati nurani dalam mewujudkan sikap-sikap kepribadian moral yang kuat dan bertanggung jawab. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN JAM PERTEMUAN

INDIKATOR

110

T 1. Menjelaskan pengertian etika, ajaran moral dan agama, serta manfaat dari etika sebagai ilmu yang mencari orientasi. 1. Arti dan tujuan Etika a. b. c. d. e. f. Etika ilmu yang mencari orientasi Etika dan ajaran moral Etika dan agama Kegunaan Etika Metode Etika Arti kata moral 4

P -

L -

JM 4

2. Menjelaskan arti kebebasan dan tanggung jawab serta dapat bertindak secara bertanggung jawab dalam mengekspresikan kebebasannya.

2. Kebebasan dan tanggung jawab

a. Kewajiban mengandalkan kebebasan b. Kebebasan eksistensial c. Kebebasan sosial

3. Menjelaskan pengertian, hakekat unsur-unsur, penilaian etika serta memiliki kesadaran moral dan bertindak secara etis dalam relasi kehidupan dengan orang lain dalam masyarakat 4. Menjelaskan pengertian, fungsi dan pembagian pendidikan suara hati serta dapat bertindak sesuai dengan suara hati/nuraninya.

3. Kesadaran moral dan penilaian etis

a. b. c. d. e. a. b. c. d. a. b. c. d. e.

Pengertian dan hakekat kesadaran moral Unsur-unsur pokok kesadaran moral Tingkatan kesadaran moral Penilaian etis Pendidikan kesadaran moral Pengertian dan faham suara hati Fungsi suara hati Pembagian hati nurani Pendidikan suara hati

4. Hati Nurani

5. Menjelaskan sikap-sikap kepribadian moral yang diperlukan dalam mengembangkan kepribadian

5. Sikap-sikap kepribadian moral yang kuat

Kejujuran Nilai-nilai otentik Kesediaan untuk bertanggung jawab Kemandirian moral Kerendahan hati

Kepustakaan : WAJIB : 1. Magnis Suseno Frans, Etika Dasar masalah-masalah pokok filsafat moral, Kanisius, Yogya, 1993. 2. I. Bambang Sugiharto & Agus Rachmat W, Wajah Baru Etika dan Agama, Kanisius, Yogya, 2002.

111

ANJURAN : Bernard T. Adeney, Etika Sosial Lintas Budaya, Kanisius, Yogya, 2002. Papo Yakobus, Pendidikan Moral Kristiani I, Puspas KAE, Ende, 1987.

MATA KULIAH : KOMPETENSI DASAR :

TEOLOGI PASTORAL I SKS = 2 Mahasiswa memahami dengan baik dan benar tentang aspek Teologis dari karya pastoral, sehingga mendukung pembentukan Teologis dan pembentukan pastoral bagi para petugas pastoral.

112

INDIKATOR 1. Menjelaskan latar belakang dan sejarah perkembangan Teologi Pastoral dalam Gereja. 2. Menjelaskan pengertian dan hakekat Teologi Pastoral.

POKOK BAHASAN/POKOK KAJIAN 1. Pendahuluan 2. Pengertian dan hakekat Teologi Pastoral

SUB POKOK BAHASAN/KAJIAN 1.1. Latar belakang perlunya Teologi Pastoral 1.2. Sejarah perkembangan Teologi Pastoral 2.1. Pengeretian 2.2. Hakekat Teologi Pastoral T 4 4

JAM PERTEMUAN P L JM 4 4

3. Menjelaskan ruang lingkup dan isi serta obyek Teologi Pastoral. 4. Menjelaskan metode dan struktur serta tujuan Teologi Pastoral. 5. Menjelaskan relevansi studi Teologi Pastoral bagi karya pastoral Gereja dewasa ini.

3. Ruang lingkup dan obyek Teologi Pastoral 4. Metode, struktur dan tujuan Teologi Pastoral 5. Relevansi studi Teologi Pastoral

3.1. Ruang lingkup dan isi Teologi Pastoral 3.2. Obyek material dan formal Teologi Pastoral 4.1. Metode dan struktur 4.2. Tujuan 5.1. Relevansi studi Teologi Pastoral bagi karya pastoral Gereja dewasa ini.

Kepustakaan : Wajib : 1. Amberger, J. Pastoral Theologie, 3 vol. Regensburg 2. Benger, M.Pastoral Theologie, 3 vol. Regensburg 1961 3. F.X. Arnold, Handbuch der Pastoral Theologie, 1964 Dianjurkan : 1. Balo, Dominikus, Pr. Diktat Teologi Pastoral STIPAR Ende, 2000. 2. A. Heuken, Ensiklopedi Gereja, Jakarta: CLC, 1994

MATA KULIAH KOMPETENSI DASAR

: INJIL YOHANES SKS/JS = 2/2 : Mahasiswa memahami persoalan-persoalan umum dan pesan Injil Yohanes berdasar atas penafsiran sehingga dapat mengaplikasikannya dalam karya pastoral. POKOK KAJIAN SUB POKOK KAJIAN JAM PERTEMUAN

INDIKATOR

113

T Menjelaskan persoalan-persoalan umum Injil Yohanes . 1. Pendahuluan 1.1 Pengarang dan tahun penulisan 1.2. Maksud dan tujuan Injil Yohanes 1.3. Beberapa ciri sastra Injil Yohanes 1.4. Hubungan Injil Yohanes dengan Injil Sinoptik. 1.5. Sumber-sumber penulisan 1.6. Garis besar Injil Yohanes. 2.1. Pendahuluan 2.2. Pembagian 2.3. Tafsiran 3.1. Kisah-kisah pendahuluan (1:19-51) 3.2. Dari Kana ke Kana (2:1-4:54) 3.3. Pewahyuan dalam karya/pekerjaan Yesus (5:1-:71). 3.4. Krisis (7:1-10:42) 3.5. Yesus menuju wafat dan kemuliaan (11:1-12:50). Menjelaskan pesan bagian kedua Injil Yohanes: Yesus mulia kembali kepada Bapa, masa depan para murid dalam perjumpaan dengan dunia berdasar atas penafsiran. Menjelaskan pesan bagian akhir dari Injil Yohanes. Kepustakaan Wajib : 1. 2. 3. 4. 4. Bagian kedua Injil: Yesus mulia kembali kepada Bapa, masa depan para murid dalam perjumpaan dengan dunia (13:1-20:29)

JM

Menjelaskan pesan prolog Injil Yohanes berdasar atas penafsirannya

2. Prolog (1:1-18)

Menjelaskan pesan bagian pertama Yohanes berdasarkan penafsiran.

Injil

3. Bagian pertama Injil : Pewahyuan diri Yesus di hadapan dunia dan reaksinya (1:19 12:50)

4.1. Pembasuhan kaki, pengkhianatan Yudas (13:1-30). 4.2. Sabda Perpisahan (13:31-17:25) 4.3. Kisah Sengsara (18-19) 4.4. Kisah Kebangkitan (20:1-29)

2 5. Epilog (20:30-21:25) 5.1. Maksud dan tujuan penulisan Injil (20:30-31) 5.2. Tambahan Injil Yohanes (21:1-25).

Bergant Dianne CSA, Karris Robert J, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Lembaga Biblika Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Kanisius , 2002. Guido Tisera, Firman Telah Menjadi Manusia, Yogyakarta, Kanisius 1992. LBI, Seri Tafsir Perjanjian Baru IV, Injil dan Surat-surat Yohanes , Yogyakarta, Kanisius, 1984. Sukendar, Modul Kuliah: Injil Yohanes, Malang, 2005.

Anjuran : 1. Darmawijaya, S, Injil Yesus Kristus menurut St. Yohanes, Seri Puskat Yogyakarta. 2. Sutzwiler, R. Renungan Injil Yohanes, Nusa Indah Ende 1972.

114

115

You might also like