You are on page 1of 3

Sintaks pembelajaran kontekstual berbasis proyek Karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek (Santyasa : 2006) I.

ISI : memuat gagasan yang orisinil 1. Masalah kompleks 2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan 3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined 4. Pertanyaan cenderung mempersoalkn masalah dunia nyata II KONDISI : mengutamakan otonomi siswa 1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat 2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien 3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri 4. Mensimulasikan kerja secara profesional II. AKTIVITAS : investigasi kelompok kolaboratif 1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu 2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks 3. Siswa menformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya 4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah 5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon ahli atau hasil dari tes III. HASIL : produk nyata 1. Siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka 2. Siswa melakukan evaluasi diri 3. Siswa responsif terhadap implikasi dari kompetensi yang dimilikinya 4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi belajarnya

Dalam mengerjakan proyek, siswa dapat berkolaborasi dengan guru satu atau dua orang, tetapi siswa melakukan investigasi dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang. Keterampilanketerampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh siswa dalam tim adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi, dan membuat konsensus tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa, dan bagaimana mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh siswa merupakan keterampilan yang esensial sebagai landasan untuk keberhasilan hidupnya. Di samping itu, keterampilan esensial tersebut sangat mendukung mereka ketika terjun di dunia kerja. Oleh karena hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut seyogyanya ditujukan untuk semua tim. PBP dapat diterapkan untuk semua bidang studi. Implementasi model PBP mengikuti lima langkah utama, sebagai berikut. (1) Menetapkan tema proyek. Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut: (a) memuat gagasan umum dan srisinil, (b) penting dan menarik, (c) mendeskripsikan masalah kompleks, (d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan, (e) mengutamakan pemecahan masalah ill defined. (2) Menetapkan konteks belajar. Konteks belajar hendaknya memenuhi indikatorindikator berikut: (a) Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata, (b) mengutamakan otonomi siswa, (c) Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat, (d)

Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien, (e) Siswa belajar penuh dengan kontrol diri, (f) Mensimulasikan kerja secara professional (3) Merencanakan aktivitas-aktivitas. Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah sebagai berikut: (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e) merekam, (f) mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek, (g) akses internet. (4) Memproses aktivitas-aktivitas. Indikator-indikator memeroses aktivitas meliputi antara lain: (a) membuat sketsa, (b) melukiskan analisa, (c) menghitung , (d) mengenerate, (e) mengembangkan prototipe. (5) Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek. Langkah-langkha yang dilakukan, adalah: (a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa, (b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh, (c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, (d) merevisi hasil yang telah diperoleh, (e) melakukan daur ulang proyek yang lain, (f) mengklasifikasi hasil terbaik. Komponen-komponen dalam CTL ada 7 (tujuh), yaitu: 1. Kontruktivisme, yang intinya bahwa pengetahuan seseorang itu hanya dapat dibangun oleh dirinya sendiri dan bukannya diberikan oleh orang lain yang siap diambil dan diingat 2. Inkuiri, menekankan bahwa mempelajari sesuatu itu dapat dilakukan lebih efektif melalui tahapan inkuiri sebagai berikut, yaitu: mengamati, menemukan, dan merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan 3. Pertanyaan merupakan bagian penting dalam pembelajaran inkuiri dimana siswa dikembangkan untuk rasa keingintahuannya. 4. Masyarakat belajar, yang esensinya bahwa belajar itu dapat diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Kerja kelompok, diskusi kelompok, dan pengerjaan proyek secara berkelompok adalah contoh membangun masyarakat belajar 5. Pemodelan adalah memberikan model atau contoh. Moel bisa berupa cara, metoda kerja, cara atau prosedur kerja, atau yang lain yang bisa ditiru siswa. 6. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang dipelajari sebelumbnya kemudian direnungkan apakah yang selama ini dipelajari benar dan jika salah perlu direvisi. Hasil revisi inilah adalah yang merupakan pengayaan dari pengetahuan sebelumnya 7. Penilaian otentik adalah penilaian yang sebenarnya terhadap perkembangan belajar siswa sehinga penilaian tidak bisa hanya dilakukan dengan satu cara, tetapi dengan menggunakan ragam cara, misalnya kombinasi dari ulangan harian, pekerjaan rumah, karya siswa, laporan, hasil tes tertulis, hasil diskusi, karya tulis, demonstrasi, dsb (bulletin pelangi: 2005) Penjelasan tahapan kontekstual berbasis proyek pada tingkat sekolah, selanjutnya dapat diuraikan sbb: 1) Melakukan pengkajian materi yang akan diajarkan kepada siswa yaitu dengan dengan memilah-milah materi tekstual dan materi yang dapat dikaitkan dengan hal-hal aktual / riil. Hal ini dapat dilakukan dengan : - Menetapkan tema proyek, yang mana hendaknya memuat indikator-indikator berikut: (a) memuat gagasan umum dan orisinil, (b) penting dan menarik, (c) mendeskripsikan

masalah kompleks, (d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan, (e) mengutamakan pemecahan masalah ill defined Menetapkan konteks belajar. Konteks belajar hendaknya memenuhi indikatorindikator berikut: (a) Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata, (b) mengutamakan otonomi siswa, (c) Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat, (d) Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien, (e) Siswa belajar penuh dengan kontrol diri, (f) Mensimulasikan kerja secara professional

2) Melakukan persiapan proses belajar dan mengajar dengan telah memasukkan konteks

kedalam materi yang akan diajarkan, yaitu dengan merencanakan aktivitas-aktivitas proyek yang akan dilaksanakan. Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah sebagai berikut: (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e) merekam, (f) mengunjungi obyek yang berkaitan dengan proyek, (g) akses internet. Untuk melakukan persiapan proses belajar dan mengajar ini guru dapat mengawalinya dengan membentuk masyarakat belajar, yang esensinya belajar itu dapat diperoleh melalui kerjasama dengan orang lain. Kerja kelompok, diskusi kelompok, dan pengerjaan proyek secara berkelompok adalah contoh membangun masyarakat belajar
3) Melaksanakan proses belajar mengajar kontekstual yaitu mendorong siswa untuk selalu

mengaitkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan/ pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya melalui: Memproses aktivitas-aktivitas proyek yang akan dilaksanakan. Indikator-indikator memeroses aktivitas meliputi antara lain: (a) membuat sketsa, (b) melukiskan analisa, (c) menghitung , (d) menggeneralisasi - Menerapkan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek. Langkah-langkha yang dilakukan, adalah: (a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa, (b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh, (c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, (d) merevisi hasil yang telah diperoleh, (e) melakukan daur ulang proyek yang lain, (f) mengklasifikasi hasil terbaik. Hasil revisi inilah adalah yang merupakan pengayaan dari pengetahuan sebelumnya
4) Melakukan penilaian otentik terhadap apa yang telah dipelajari siswa. Hasil penilaian

digunakan sebagai bahan masukan bagi perbaikan / penyempurnaan persiapan dan pelaksanaan proses belajar dan mengajar yang akan datang. Pembelajaran berbasis proyek dapat berfokus pada proses dan produk. Untuk PBP yang berfokus pada proyek komponen yang dinilai dapat berupa : (1) topik; (2) diagram investigasi; (3) tahapan proses investigasi; (4) monitoring. Penjelasan PBP yang berfokus pada produk, komponen yang dinilai berupa: (1) format laporan; (2) deskripsi temuan; (3) pembahasan; (4) kesimpulan; (5) daftar pustaka. Baik PBP yang berfokus pada proyek ataupun produk dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian.

You might also like