You are on page 1of 13

2.

P enger tian Sen i Mu sik Para pakar telah ban yak mengemukakan pengertian atau defenisi

tentang sen i musik menurut pemahaman mereka, akan tetapi pada modul ini diharapkan mahasiswa dapat membua t penge rtian atau defenisi men urut pemikiran send iri dengan mengacu kepada pendapat yang telah dikemukakan oleh para pakar.S u d a r s o n o ( 1 9 9 2 : 1 ) S e n i m u s i k a d a l a h u n g k a p a n r a s a i n d a h m a n u s i a dalam b entuk suatu kon sep pemikiran yang bulat, dala m wujud nada -nada atau b u n y i - b u n y i l a i n n y a y a n g me n g a n d un g ri t me dan ha r mo n i , serta m e m p u n y a i bentuk dalam

ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri atau manusia lain dalamlingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan dinikmatinya. Rekonstruksi Mata Kuliah Pendidikan Seni SD 3 (Musik) Program Applied Approach (AA) Angkatan 104 UNP 61

Rien (1999:1) Suatu hasil karya dalam bentuk lagu atau komposisi musik,y a n g me n g u n g ka p ka n pikiran dan perasaan penciptanya me l al u i

u n s u r - u n s u r musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu, dan ekspresi.J a m a l u s bentuk lagu (1991:1) Suatu karya seni bunyi dalam

a t a u komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penciptanya melaluiunsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, danekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik b aru itu merupakanhasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan seni suara musik (nyanyian) ataudengan suatu alat-alat proses

musik.P e n d i d i k a n

me rupakan

pendidikan

y a n g membantu pengungkapan ide/gagasan seseorang

yang ditimbulkan dari gejalalingku ngan dengan mempergunakan unsurunsu r musik, sehingga terbentuknya suatu karya musik yang tidak terlepas dari rasa keindahan 3 . K a r a k t e r i s t i k S e n i Mu s i k Pendidikan seni musik lebih menekankan pada pemberian pengala man senimusik, yang nantinya akan melahirkan kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan Sen i musik diberikan di sekolah karenakeunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, y a n g terletak pada p e mb e ri a n

p e n g a l a m a n e s t e t i k d a l a m b e n t u k k e g i a t a n berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: belajar dengan seni,belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Pendekatan Belajar dengan SeniP e n d e k a t a n pada proses pemerolehan dan

ini

mene kankan

p e m a h a m a n pengetahuan

yang didapatkan dengan kegiatan seni musik misalnya siswa belajar menyanyikan lagu Indonesia Raya, maka dengan mempelajari lagu tersebut siswad a p a t me n g e t ah u i da n me ma ha mi si ka p a p a ya n g t er da p a t p a da l a gu. S i s w a seharusnya tahu tentang apa yang diceritakan lagu, dan dari pengetahuan tersebutm e r e k a bahwa lagu bisa mengambil suatu kesimpulan

Indonesia

R a y a mengingikan terwujudnya sikap cinta

tanah air, kebanggaa terhadap tanah air, dansikap mempertahankan tanah air, serta menanamkan jiwa patriotis.

Rekonstruksi Mata Kuliah Pendidikan Seni SD 3 (Musik) Program Applied Approach (AA) Angkatan 104 UNP 62

Pendekatan Belajar Melalui SeniPendekatan ini menekankan pada pemahaman emosional yang tercermin ke dalam penanaman nilai-nilai atau sikap yang terbentuk melalui kegiatan berkesenian.Seperti dalam menyanyikan

sebuah lagu, dituntut untuk membuat keteraturan tempo/ketukan. Apabila kita tidak bisa mengikuti tempo tersebut, maka lagu yangdibawakan menjadi kacau atau tidak teratur. Jadi melalui bernyanyi akan tertanamsikap disiplin yang tinggi untuk membuat keteraturan.

Pendekatan Belajar tentang SeniPenekanan ini lebih menekankan pada pembelajaran tentang penguasaan materiseni musik yang tergambar pada unsur-unsurnya sep erti ira ma, birama, notasi,melodi, tangga nada, bentuk/struktur lagu, ekspresi (tempo, dinamik, dan warna).4. Ruang Lingkup Seni Musik Pendidikan seni musik secara garis besar terdiri dari 2 (dua) aspek yang saling b e r k a i t a n . A s p e k t e r s e b u t a d a l a h u n s u r e k s p r e s i d a n u n s u r apresiasi . atau Un su r e k s p r e s i seni meli puti musik cara penyampaian proses

penampilan

y a n g berdasarkan

penguasaan materi seni musik yang dipelajari, sedangkan unsur apresiasi adalah sikap untuk menghargai dan memahami karya musik yangada.Ruang lingkup pendidikan seni musik me ncakup kemampuan untuk

men guasaio l a h

vokal

seperti

dasar -dasar

tekni k

bernyanyi,

m e m a i n k a n a l a t m u s i k , d a n apresiasi musik. 5.F ung si Se ni Mu sik Rien (1999:1) menge mukakan tentang pendapat para pakar

pendidikanyang menyatakan bahwa seni musik memp unya i peranan yang pentin g dalamkehidupan seorang siswa. Siswa yang be rpartisipasi d alam kegiatan sen i musik,s e l a i n dapat mengembangkan

k r e a t i vi t a s, m u s i k j u g a d a p a t m e mb a n t u perkembangan individu,mengembangkan sensitivitas,membangun

r a s a keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin danmengenalkan siswa pada sejarah budaya bangsa mereka. Rekonstruksi Mata Kuliah Pendidikan Seni SD 3 (Musik) Program Applied Approach (AA) Angkatan 104 UNP 63

http://thejeo.blogspot.com/2010/07/penelitian-tentang-musik.html

Tulisan ini bertujuan untuk menginformasikan ilmu pengetahuan tentang teori peran pendidikan musik esensial diberikan dalam pendidikan integral agar peserta didik dapat memperoleh keseimbangan fungsi otak kiri dan kanan yang merupakan pendidikan humanis. Mencari solusi dalam rangka untuk memperbaiki penyimpangan krisis moral yang terjadi pada siswa-siswa sekolah. Memberikan sumbangan pemikiran kepada penentu kebijakan kurikulum Depdiknas agar memasukkan pendidikan musik ke dalam kurikulum nasional di tingkat pendidikan dasar.

Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan secara kognitif dan kecerdasan emosional (EQ). Roger Sperry (1992) dalam Siegel (1999) penemu teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu.

Siegel, 1999 mengatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang Alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron otak.

Musik

Memberikan

Rangsangan

Terhadap

Aspek

Kognitif

(Matematik)

Hal yang sama dikemukakan Campbell 2001 dalam bukunya Efek Mozart) mengatakan musik Barok (Bach, Handel dan Vivaldi) dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar. Musik klasik (Haydn dan Mozart) mampu memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spasial. Masih banyak lagi jenis-jenis musik lain mulai dari Jazz, New Age, Latin, Pop, lagu-lagu, Gregorian bahkan gamelan yang dapat mempertajam pikiran dan meningkatkan kreativitas.

Kognitif merupakan semua proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktivitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.

Mengacu pada perkembangan kognitif dari Piaget (1969) dalam teori belajar yang didasari oleh perkembangan motorik, maka salah satu yang penting yang perlu distimulasi adalah keterampilan

bergerak. Melalui keterampilan motorik anak mengenal dunianya secara konkrit. Dengan bergerak ini juga meningkatkan kepekaan sensori, dan dengan kepekaan sensori ini juga meningkatkan perkiraan yang tepat terhadap ruang (spatial), arah dan waktu. Perkembangan dari struktur ini merupakan dasar dari berfungsinya efisiensi pada area lain. Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuankemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak.

Gallahue, (1998) mengatakan, kemampuan-kemampuan seperti ini makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.

Hasil penelitian Herry Chunagi (1996) Siegel (1999), yang didasarkan atas teori neuron (sel kondiktor pada sistem saraf), menjelaskan bahwa neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak.

Selanjutnya, Gordon Shaw (1996) dalam newsweek (1996) mengatakan kecakapan dalam bidang yakni matematika, logika, bahasa, musik dan emosi bisa dilatih sejak kanak-kanak melalui musik. Dengan melakukan penelitian membagi 2 kelompok yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen melalui pendidikan musik sehingga sirkuit pengatur kemampuan matematika menguat.

Musik berhasil merangsang pola pikir dan menjadi jembatan bagi pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks. Didukung pula oleh Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) dari hasil penelitiannya mengatakan seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, musik dapat membantu otak berfokus pada hal lain yang dipelajari. Jadi, ada hubungan logis antara musik dan matematika, karena keduanya menyangkut skala yang naik turun, yaitu ketukan dalam musik dan angka dalam matematika.

Daryono Sutoyo, Guru Besar Biologi UNS Solo, melakukan penelitian (1981) tentang kontribusi musik yaitu

menstimulasi otak, mengatakan bawha pendidikan kesenian penting diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) agar peserta didik sejak dini memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri dan belahan otak kanannya. Bila mereka mampu menggunakan fungsi kedua belahan otaknya secara seimbang, maka apabila mereka dewasa akan menjadi manusia yang berpikir logis dan intutif, sekaligus cerdas, kreatif, jujur, dan tajam perasaannya.

Implementasi dari penelitian tersebut, pendidikan kesenian sewaktu di SD mempengaruhi keberhasilan studi pada pendidikan berikutnya. Dengan demikian, diasumsikan bahwa pendidikan kesenian di SD termasuk faktor penentu dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Musik

Sebagai

Pendekatan

Belajar

Berbagai sirkuit pada otak mempunyai waktu perkembangan yang berbeda-beda. Merangsang anak pada waktu masa perkembangan yang tepat bisa memaksimalkan kemampuannya. Kemampuan matematika dan logika ada dalam korteks otak yang berdekatan dengan kemampuan musik dengan masa pembentukan 0 4 tahun. Untuk itu perlu dilakukan bermain hitungan sederhana bersama anak melalui media musik dalam mengajarkan berhitung, misalnya satu piring, satu garpu, satu sendok, saat bersantap di meja makan.

Persamaan

lambang

notasi

musik

dan

matematika

Untuk menulis bunyi dan tanda diam dengan bermacam-macam lama waktu atau panjang pendeknya bunyi dan tanda diam digunakan notasi irama dengan bentuk dan nilai tertentu:

not

penuh

nilainya

atau

2/2

atau

4/4

not

tengahan

nilainya

atau

2/4

not

perempat

nilainya

atau

2/8

not

perdelapan

nilainya

1/8

atau

2/16

not

perenambelas

nilainya

1/16

tanda

diam

penuh

nilainya

atau

2/2

atau

4/4

tanda

diam

tengahan

nilainya

atau

2/4

tanda

diam

perempat

nilainya

atau

2/8

tanda

diam

perdelapan

nilainya

1/8

atau

2/16

tanda

diam

perenambelas

nilainya

1/16

Titik di belakang not atau tanda diam menambahkan nilai not atau tanda diam itu dengan setengah dari nilainya:

4/4

2/4

6/4

2/4

1/4

3/4

1/4

1/B

3/B

1/B

1/16

3/16

1/6

2/4

6/4

2/4

1/4

3/4

1/4

1/B

3/4

1/8

1/16

3/16

Tiap

not

dapat

bernilai

dengan

perbandingan

1,

jika

diberi

tanda

trial

Musik

dan

Kecerdasan

Emosi

Para ilmuwan sering membicarakan bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu korteks, (kadangkadang disebut neokorteks) sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang mengurangi emosi yaitu sistem limbik. Padahal keduanya mempunyai hubungan. Interaksi yang disebabkan rangsangan bunyi musik yang menentukan kecerdasan emosional.

Korteks adalah bagian berpikir otak dan berfungsi mengendalikan emosi melalui pemecahan masalah, bahasa, daya cipta, dan proses kognitif lainnya. Sistem limbik merupakan bagian emosional otak. Sistem meliputi ini thalamus, yang mengirimkan pesan-pesan ke korteks; hippocampus, yang berperan dalam ingatan dan penafsiran persepsi; dan amigdala, pusat pengendalian emosi.

Menurut peneliti Siegel (1999) ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.

Efek atau suasana perasaan dan emosi baik persepsi, ekspresi, maupun kesadaran pengalaman emosional, secara predominan diperantarai oleh hemisfer otak kanan. Artinya, hemisfer ini memainkan peran besar dalam proses perkembangan emosi, yang sangat penting bagi perkembangan sifat-sifat manusia yang manusiawi.

Kehalusan dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain, menghayati pengalaman kehidupan dengan "perasaan", adalah fungsi otak kanan, sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio adalah fungsi otak kiri. Kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan manusiawi dengan orang lain merupakan percampuran (blending antara otak kanan dan kiri itu).

Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari interaksi dengan

lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui musik sejak masa dini.

Campbell 2001 dalam bukunya efek Mozart mengatakan musik romantik (Schubert, Schuman, Chopin, dan Tchaikovsky) dapat digunakan untuk meningkatkan kasih sayang dan simpati.

Musik digambarkan sebagai salah satu "bentuk murni" ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.

Suzuki (1987) dalam Utami Munandar mengatakan bila anak dibesarkan dalam suasana musik Mozart sejak dini, jiwa Mozart yang penuh kasih sayang dan disiplin akan tumbuh dalam dirinya. Inilah keajaiban musik.

Aspek-aspek

Kecerdasan

Emosi

Peter Salovey dan John Mayer (1990) dalam Shapiro (1997) menerangkan kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali emosi diri. Sternberg dan Salovery dalam Shapiro (1997) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap. Dalam hal ini, sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan seperti memilih sekolah, sahabat, profesi sampai kepada pemilihan pasangan hidup.

Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.

Kepekaan akan rasa indah timbul melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia akan dapat mengambil

keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk kepribadian yang tangguh. Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi, sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan mengisyaratkan adanya suatu "perjalanan" yang harus ditempuh dari suatu posisi di mana kita berada (Point of Departure, POD) ke suatu titik tiba (Point of Arrival, POA) dalam kurun waktu tertentu.

Kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka.

Kemampuan untuk mengelola emosi orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat pergaulan seseorang menjadi lebih luas. Anak-anak dengan kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar kelompok (group) dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain.

Anak merupakan pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Anak ingin dicintai, ingin diakui, dan dihargai. Berkeinginan pula untuk dihitung dan mendapatkan tempat dalam kelompoknya. Jelas bahwa individualitas dan sosialitas merupakan unsurunsur yang komplementer, saling mengisi dan melengkapi dalam eksistensi anak.

Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak, sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih optimal.

Idealnya seseorang dapat menguasai keterampilan kognitif sekaligus keterampilan sosial emosional. Daniel Goleman (1995) melalui bukunya yang terkenal "Emotional Intelligences (EQ)", memberikan gambaran spectrum kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun juga menjadi amat ahli. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli, perkembangan kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh rangsangan musik seperti yang dikatakan Gordon Shaw (1996).

Penyusunan

Kurikulum

yang

Ideal

Sprinthall dan Sprinthall (1974) dalam Teori Belajar mengemukakan bahwa perkembangan kognitif tidak datang dengan sendirinya. Untuk mendorong pertumbuhan, kurikulum yang disusun berdasarkan atas taraf perkembangan anak, harus dapat memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui pendidikan musik di sekolah.

Siklus

Pengembangan

Kurikulum

Analisis

Kebutuhan:

Agar terjadi keseimbangan antara belahan otak kiri dan kanan, keajaiban musik dapat menyehatkan jiwa, menciptakan kegembiraan sebagai pendekatan belajar untuk mengajarkan berhitung, mengajarkan sopan santun dan lain sebagainya, dengan musik siswa dapat menyalurkan emosinya secara positif sehingga dapat mencegah terjadinya tawuran sesama pelajar.

Secara eksplisit dalam GBHN disebut bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah membentuk pembangunan sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan sesama manusia merupakan fokus kurikulum masa depan sebagaimana yang dikerangkakan yaitu Ipteks Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni.

Dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya perlu ada keseimbangan antara semua aspek perkembangan manusia yaitu perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan emosi dan perkembangan moral yang ikut menentukan keberhasilan anak.

Pelajaran apa saja yang mengandung aspek-aspek tersebut yang dapat menjadikan siswa pandai dan beriman melalui pelajaran agama, yang menjadikan siswa sehat raga melalui pelajaran olah raga, sehat jiwa melalui pelajaran musik, yang menjadikan siswa berbudaya serta cinta tanah air melalui pendidikan seni melalui ciri masing-masing daerah dan lain sebagainya, semua aspek tersebut dapat menyeimbangkan belahan otak kanan dan kiri yang akhirnya dapat membentuk manusia Indonesia

seutuhnya, memang hasil yang dirasakan/didapat bersifat abstrak, bukan bekal berupa keterampilan, tetapi esensial untuk diberikan jika ingin memanusiakan manusia

You might also like