Nama Kelas NIM SEKRING

: Agus Fredy Hendrawan : A2 : 05504241030

Untuk mengamankan kelistrikan pada mobil biasanya pada mobil terdapat sekring induk yang memiliki bentuk bermacam-macam dapat berupa sekring biasa atau berbentuk sepotong kabel (fusible link). Sekring utama ini menghubungkan terminal positif pada aki dengan kabel pengapian dan alternator. Fusible link memiliki kesamaan seperti sekring lainnya yaitu memutuskan arus listrik apabila terdapat konsleting yang membuat beban yang berlebihan pada sirkuit kelistrikan. Ciri-cirinya, sekring putus atau terbakar. Kalau ini terjadi, akan membuat suplay arus pengapian dan komponen lainnya akan terputus. Penggunaan sekring juga harus tepat, jangan terlalu besar atau jangan terlalu kecil. Jika terlalu kecil maka akan membuat sekring sering putus dan membuat mobil selalu mogok. Jika terlalu besar maka akan membuat konslet yang terjadi pada sirkuit listrik tidak akan terdeteksi oleh sekring sehingga akan membuat keadaaan yang berbahaya. Sekring yang terlalu kecil, akan membuat mobil selalu mogok dan ngadat di jalan. Ini dikarenakan seringnya putus atau hangus sekring tersebut. Ini juga akan berpengaruh pada pengisian listrik yang dikarenakan oleh hambatannya mulai bertambah karena kabel atau soketnya hangus atau putus, pengisian aki akan terhambat. Akibatnya aki akan cepat soak. Sekring yang terlalu besar akan berdampak pada kurang amannya mobil dari bahaya konslet yang mungkin timbul pada sirkuit kelistrikan mobil. Seperti misalnya sebuah contoh seorang pemilik mobil, baru saja mengganti lampu kabin standar dengan yang lebih keren namun pada pemasangannya terdapat kesalahan sehingga terjadi hubungan singkat alias konslet dan mengakibatkan percikan api yang akhirnya menyulut kobaran api yang besar dan membakar plafon mobil. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi semua orang yang menaiki mobil tersebut. Oleh karena itu harus benar-benar di perhatikan kapasitas sekring yang sesuai dengan mobil yang kita miliki supaya hal-hal diatas tidak sampai terjadi.