You are on page 1of 5

Geometri molekul atau sering disebut struktur molekul atau bentuk molekul yaitu gambaran tiga dimensi dari

suatu molekul yang ditentukan oleh jumlah ikatan dan besarnya sudut-sudut yang ada disekitar atom pusat. Perlu ditekankan istilah molekul hanya berlaku untuk atom-atom yang berikatan secara kovalen. Karena hal inilah, istilah geometri molekul hanya ditujukan pada senyawa kovalen ataupun ion-ion poliatomik. Di dalam sebuah molekul atau ion poliatom terdapat atom pusat dan substituentsubstituen. Substituent yang ada terikat pada atom pusat. Substituent-substituen ini dapat berupa atom (misalnya Br atau H) dan dapat pula berupa gugus (misalnya NO2). Terkadang sulit untuk menentukan atom pusat dari suatu molekul atau ion poliatomik. Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan atom pusat yaitu sebagai berikut. 1. Atom pusat biasanya ditulis di awal rumus formulanya. 2. Atom pusat biasanya atom yang lebih elektropositif atau kurang elektronegatif. 3. Atom pusat biasanya atom yang memiliki ukuran lebih besar dari atom atau susbstituen-substituen yang ada. H ukuran paling kecil sehingga tidak pernah berlaku sebagaia atom pusat. Contoh BeCl2 atom pusatnya adalah Be NH3 atom pusatnya adalah N
Geometri molekul adalah susunan tiga dimensi dari atom-atom dari suatu molekul. Geometri molekul mempengaruhi sifat-sifat fisis dan kimianya seperti titik leleh, titik didih, kerapatan dan jenis reaksi yang dialaminya. Terdapat suatu cara sederhana yang dapat memungkinkan kita untuk meramalkan geometri molekul atau ion dengan cukup akurat jika kita mengetahui jumlah elektron di sekitar atom pusat dalam struktur Lewisnya. Dasar pendekatannya adalah asumsi bahwa pasangan elektron di kulit valensi saling bertolakan satu sama lain. Kulit valensi merupakan kulit terluar yang ditempati elektron dalam suatu atom yang biasanya terlibat dalam ikatan. Dalam ikatan kovalen, sepasang elektron yang sering disebut sebagaipasangan ikatan, berperan dalam mengikat dua atom. Tetapi dalam molekul poliatomik, dimana terdapat dua atau lebih ikatan antara atom pusat dengan atom disekitarnya, pasangan itu berada sejauh mungkin satu sama lain. Oleh karena itu, bentuk yang dipilih oleh suatu molekul berusaha meminimalkan tolakan yang terjadi. Pendekatan untuk kajian ini disebut model Valence-Shell Elektron Pair Repulsion (VSEPR).Pendekatan ini

menjelaskan susunan geometrik dari pasangan elektron di sekitar atom pusat sebagai akibat tolak menolak antara pasangan elektron. Untuk meramalkan molekul dengan menggunakan metode VSEPR ini maka perlu diperhatikan bahwa terdapat 3 jenis gaya tolak dalam molekul- antara pasangan elektron ikatan, antara pasangan elektron bebas, dan antara pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas. Secara umum gaya tolak menurun menurut urutan berikut :

Elektron-elektron dalam satu ikatan ditahan oleh gaya tarik inti kedua atom yang berikatan. Elektron-elektron ini mempunyai distribusi ruang yang kurang dibandingkan pasangan elektron bebas, yaitu, elektron tersebut menempati ruang yang lebih kecil daripada pasangan elektron bebas, yang hanya terkait dengan satu atom tertentu. Karena pasangan elektron bebas dalam molekul menempati ruang yang lebih besar, pasangan elektron ini mengalami tolakan yang lebih kuat dari pasangan elektron bebas tetanganya dan dari pasangan elektron ikatan. Molekul yang memiliki pasangan elektron bebas lebih sulit diramalkan dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki pasangan elektron ikatan, hal ini dikarenakan kekuatan tolakan pasangan elektron bebas yang besar menyebabkan molekul membentuk sudut dan kemiringan yang lebih sulit diduga. Untuk mencatat jumlah total pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas kita menandai molekul sebagai ABxEy, dengan A sebagai atom pusat, B sebagai jumlah pasangan eletron ikatan yang terbentuk, dan E sebagai jumlah pasangan elektron bebas pada A, sehingga pada molekul yang tidak memiliki pasangan elektron bebas cukup ditulis dengan ABx. Berikut adalah tabel yang menunjukan bentuk molekul dari tiap-tiap molekul dengan kombinasi jumlah pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas tertentu: Pasanga n Pasang an Jumla h Bentuk Sudu t Conto h Gamb ar

Elektron Berikata n 2

Elektro n Bebas

Elektro n

Ideal Ikata n Linear Segitiga Planar 180

Molek ul

BeCl2

120

BF3

Bengkok

120

SO2

Tetrahedr al Segitiga Piramidal

109.5

CH4

107.5

NH3

Bengkok

104.5

H2O

Segitiga 5 0 5 Bipirami dal Tetrahedr al 4 1 5 tak simetris (bidang 4)

90, 120

PCl5

90, 120

SF4

Huruf T

90

ClF3

Linear

180

XeF2

Oktahedr al Segiempa

90

SF6

t Piramidal

90

BrF5

Segiempa t Planar

90

XeF4

Keterangan: PEI = pasangan elektron ikatan, PEB = pasangan elektron bebas, A= atom pusat, Xn = jumlah atom yang diikat atom pusat, Em = jumlah pasangan elektron bebas Pada Tabel di atas, nama bentuk molekul yang diberi huruf tebal merupakan bentuk molekul dasar karena semua elektron valensi atom pusat digunakan untuk membentuk ikatan. Jika terdapat elektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan atau elektron bebas ditunjukan dengan garis putus-putus kemudian dua titik yang menyatakan pasangan elektron bebas. Terdapat hubungan antara momen dipol molekul poliatomik dengan geometri molekulnya, dimana kita dapat mengetahui geometri suatu molekul dengan mengetahui jumlah elekgtronnya ditambah dengan pengetahuan akan jumlah momen dipol dari molekul tersebut. Contohnya adalah karbon dioksida (CO2), yang merupakan molekul triatomik. Sebagai molekul triatomik, maka karbon dioksida memiliki kemungkinan bentuk geometri linear atau menekuk. Pada dua kemungkinan bentuk molekul karbon dioksida, momen dipol keseluruhan dari molekul tersusun atas dua momen ikatan, yaitu momen dipol dalam masingmasing ikatan polar C=O. Momen ikatan adalah suatu besaran vektor yang berarti besaran tersebut memiliki besaran dan arah. Momen dipol yang terukur sama dengan

jumlah vektor momen-momen ikatan. Kedua momen ikatan dalam CO2 besarnya sama. Karena arahnya berlawanan dalam molekul CO2 yang linear, jumlahnya sama dengan nol. Di sisi lain jika molekul karbon dioksida menekuk, kedua momen ikatan memiliki jumlah, sehingga molekulnya memiliki momen dipol. Jadi dapat disimpulkan bahwa molekul CO2 adalah linear. Hasil ini sesuai dengan hasil uji bentuk molekul CO2 yang lain

http://lischer.wordpress.com/2009/08/28/geometri-molekul/

You might also like