You are on page 1of 37

Scribd </> Upload a Document </upload-document> Search Documents <#> document collections icon publishers icon documents icon

scribd pages icon users icon Explore </explore> Tri_11x6 Documents </explore> * * * * * * * * * * * * * Books - Fiction </explore/Books-Fiction> Books - Non-fiction </explore/Books-Nonfiction> Health & Medicine </explore/Health-Medicine> Brochures/Catalogs </explore/BrochuresCatalogs> Government Docs </explore/Government-Docs> How-To Guides/Manuals </explore/HowTo-GuidesManuals> Magazines/Newspapers </explore/MagazinesNewspapers> Recipes/Menus </explore/RecipesMenus> School Work </explore/School-Work> + all categories </explore> Featured </explore> Recent </explore/Most-Recent> People </community> * * * * * * * * * * * * * Authors </community/authors> Students </community/students> Researchers </community/researchers> Publishers </community/publishers> Government & Nonprofits </community/government-%26-nonprofits> Businesses </community/businesses> Musicians </community/musicians> Artists & Designers </community/artists-%26-designers> Teachers </community/teachers> + all categories </community> Most Followed </community> Popular </community?t=trending>

* Ahmad Rafii Arlan <http://www.scribd.com/aarlan_1> Tri_11x6 We're using Facebook to personalize your experience. Learn More <http://www.scribd.com/facebookfaq>Disable <#> o Home </> o My Documents <http://www.scribd.com/documents> o My Collections <http://www.scribd.com/my_document_collections> o My Shelf <http://www.scribd.com/shelf> o View Public Profile <http://www.scribd.com/aarlan_1> o Messages <http://www.scribd.com/inbox> o Notifications <http://www.scribd.com/notifications>

o Settings </account/edit> o Help <http://support.scribd.com> o Log Out </logout?return_to=%2Fdoc%2F39452780%2F38333348-Laterit-Dan-Endapan-Biji h> <#> Welcome to Scribd - Where the world comes to read, discover, and share... Were using Facebook to give you reading recommendations based on what your friends are sharing and the things you like. We ve also made it easy to connect with your friends: you are now following your Facebook friends who are on Scribd, and they are following you! In the future you can access your account using your Facebook login and password. Learn more <http://www.scribd.com/facebookfaq>No thanks <#><#> Some of your friends are already on Scribd: Nia Faza <http://www.scribd.com/nia_faza> Z Kri Muhamad <http://www.scribd.com/kaitok_6> Andika Farrel <http://www.scribd.com/andika_farrel> Yanti Wirasasmita <http://www.scribd.com/ywirasasmita> Fakhri Azhar <http://www.scribd.com/fakhri_azhar> Daffa SLalu UntukMuu <http://www.scribd.com/daffaa_1> Ezra Albarra <http://www.scribd.com/ealbarra> Iqbal Amarullah <http://www.scribd.com/iqbal_yasmin> Catur Sintia <http://www.scribd.com/catur_sintia> Ratna Sari Dewi <http://www.scribd.com/ratnad_33> 1 First Page Previous Page Next Page / 80 Sections not available Zoom Out Zoom In Fullscreen Exit Fullscreen Select View Mode View Mode SlideshowScroll Readcast Add a Comment Embed & Share <#>Readcast Reading should be social! Post a message on your social networks to let others know what you re reading. Select the sites below and start sharing. Check_27x27Transparent Check_27x27Transparent Check_27x27TransparentLink account <#> Readcast this DocumentTransparent <#> Readcast Complete!

Click send to Readcast! edit preferences <#> *Set your preferences for next time...*Choose auto to readcast without being prompted. <#><#> Ahmad Rafii ... Ahmad Rafii Arlan Link account <#> Advanced <http://www.scribd.com/account/edit#sharing><#>Cancel <#> <#> Add a Comment Submit share: Characters: 400 <#> Share & Embed <http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F394527 80%2F38333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih%23source%3Afacebook><http://twitter.com/ home?source=scribd.com&status=Reading%20%2238333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih%22 %20on%20Scribd%20http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F39452780%20%23Readcast><htt p://www.google.com/buzz/post?url=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F39452780%2F 38333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih&message=> <#> Add to Collections Download this Document for Free Auto-hide: on <#> Laterit 1. Formasi Laterit Laterit didefinisikan sebagai produk yang dihasilkan dari pel apukan yang kuat pada daerah-daerah tropis, lembab, dan hangat yang kaya akan le mpung kalolinit sebagai oksida dan oksihidroksida dari Fe dan Al. Laterit pentin g secara ekonomi karena mengandung logam alumunium (bauksit). Berikut merupakan kandungan unsur-unsur yang terdapat pada profil laterit. Mineral utama pada zona ferruginous Aluminosilikat (muskovit, kaolinit) oksida b esi; emas pada saprolit bagian atas Aluminosilikat (muskovit) Ferromagnesia (klo rit, talk, amfibol) Lempung smektit pada saprolit bagian bawah Aluminosilikat Fe rromagnesia (piroksen, olivin, amfibol, klorit, biotit) pada zona pelapukan sulf ide Pencucian K, Rb, Cs mineral jejak : Au Mineral Sekunder Si, Al (kaolinit) Cs, K, Rb Mg, Li Ca, Mg, Na Si, Al (kaolinit) Fe, Ni, Co, Cr, Ga, Mn, Ti, V, (Oksida Fe dan Mn) Si,

Al (kaol init) Si, Al (kaolinit); Ba Fe, Ni, Co, Cr, Ga, Mn, Ti, V (Oksida Fe dan Mn) Ca, Cs, K, Na, Rb Ca, Mg pada daerah karbonatan As, Au, Cd, Co, Cu, As, Cu, Ni, Pb, Sb, Zn (oksida besi; Mo, Ni, Zn, S sulfat, a rsenat, karbonatan, alunitjasorit) Ca, Mg, Fe, Mn, Sr 2. Formasi bauksit Bijih bauksit, sebagai sumber utama logam alumunium, mengandu ng mineral gibsit, boehmit, dan diaspor. Akumulasi dari residu kaya alumina, pad a bagian atas dari profil laterit, sebagai hasil dari curah hujan yang tinggi, t emperatur yang agak rendah (22C), dengan kelembaban yang tinggi. Proses yang berl angsung pada bagian atas dari profil laterit berupa pelarutan inkongruen yaitu : Feldspar (kehilangan Si) kaolinit (kehilangan Si) gibsit (Al(OH)3) Variasi iklim musiman juga dianggap penting dalam pembentukan formasi bauksit. M usim panas dan dingin membuat fluktuasi pada muka air tanah, yang membuat terjad inya pelarutan dan transfer massa. Variasi pada profil bauksit sebagai transform asi dari gibsit yang terdehidrasi menjadi versi yang terhidrasi secara relatif, boehemit atau diaspor (ALO(OH)), dihasilkan dari fluktuasi tersebut. Profil mine ralogical untuk zona mineralisasi bauksit dapat bervariabel. 3. Laterit Nikel Laterit nikel berasal dari batuan ultramafik yang mengandung olivin dan ortopiro ksen dengan berlimpah, dan karenanya kaya akan nikel. Laterit nikel mengandung k onsentrasi nikel silikat atau nikel oksida yang mencapai 10 kali lipat dari kons entrasi aslinya. Penambangan laterit nikel jauh lebih mudah daripada penambangan bijih sulfida magmatik. Bijih nikel berhubungan dengan eluviasi nikel dari resi du pada lapisan laterit teratas dan konsenrasi di dasar illuvium saprolit sebaga i talk nikeliferous, serpentin, atau smektit, dan bersamaan dengan geotit meskip un jarang. Mineral olivin dan ortopiroksen sebagai sumber nikel utama merupakan penyusun utama dari batuan ultramafik mungkin berasal dari bagian kompleks ofiol it obduksi atau berupa intrusi mafik. Alterasi olivin terjadi karena proses hidr asi dari silika, serpentinit, dan limonit . Pada tanah laterit, keasaman air tan ah semakin berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman dan bikabornat bertin dak sebagai anion utama dalam proses pelarutan ini. Olivin bereaksi pada kondisi ini, diikuti dengan ortopiroksen, serpentin, klorit, dan talk. Berikut ini meru pakan contoh reaksi pada olivin.

4(Fe2,Mg3)SiO4 + 8H+ + 4O2 (Fe2,Mg3)Si4O10(OH)2 + 6FeO(OH) + 5Mg2+ olivin smekti t goetit Konsentrasi nikel dipengaruhi oleh pertukaran kation, kemungkinan oleh Mg2+. Has ilnya adalah suatu jenis mineral pilosilikat yang kaya nikel seperti kerolit (Ni -talk), nepouit (Ni-serpentin), dan pimelit (Nismektit). Salah satu contoh dari reaksi pertukaran kation adalah sebagai berikut : Mg2Si2O5(OH)4 + 3Ni2+(aq) Ni3Si2O5(OH)4 + 3Mg2+(aq) serpentin nepouit Konsentrasi dari nikel juga sering berasosiasi dengan goetit, sekalipun mekanism enya belum diketahui. Kemungkinan absorbs dari nikel pada koloid goetit terjadi pada alam karena pH yang agak basa. Zona limonit yang ada pada bagian atas dari profil laterit pada umumnya tidak mengandung nikel. Laterit yang sangat tebal da n sangat kaya dengan garnierit terjadi pada batuan dasar yang mengalami sirkulas i air tanah maksimum dan peran dari interaksi air antar batuan. Konsentrasi nike l juga dikontrol oleh keadaan topografi dan cenderung terjadi dibawah perbukitan atau pinggiran plato atau teras. Hal ini dikarenakan deposit sensitif untuk men galami erosi permukaan dan fluktuasi muka air dikonrol oleh distribusi zona eluv iasi dan iluviasi. Nikel laterit Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov batuan ultr a basa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut s ebagai terdapat hasil dalam kisi-kisi terhadap kristal atom mineral dan olivin M g. dan piroksin, terjadinya substitusi Fe Proses substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan muatan i on yang hampir bersamaan di antara unsur-unsur tersebut. Proses serpentinisasi y ang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan mer ubah batuan peridotit menjadi batuan serpentinit atau batuan serpentinit perodit it. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara, air serta pergantian panas din gin yang bekerja kontinu, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan i nduk. Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak stab il (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang la rut; Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat hal us. Didalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhi rnya membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit

dekat perm ukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah k ecil. Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannya bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membe ntuk endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydro silikat dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada ce lah-celah atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierit dan kriso pras. Sedangkan larutan residunya akan membentuk suatu senyawa yang disebut sapr olit yang berwarna coklat kuning kemerahan. Unsur-unsur lainnya seperti Ca dan M g yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas pelapukan d an akan diendapkan sebagai dolomit, magnesit yang biasa mengisi celah-celah atau rekahanrekahan pada batuan induk. Dilapangan urat-urat ini dikenal sebagai bata s petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan ak ar pelapukan (root of weathering). Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan b ijih nikel laterit ini adalah: a. Batuan asal. Adanya nikel batuan asal merupaka n batuan syarat asalnya utama adalah untuk batuan terbentuknya endapan laterit, macam ultra basa. Dalam hal ini pada batuan ultra basa tersebut: - terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya - mempunyai mineralmineral yang palin g mudah lapuk atau tidak stabil, seperti olivin dan piroksin mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel. b. Iklim. Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat menyebabkan terjad inya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-r ekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.

c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia ad alah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH laru tan. Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, v egetasi akan mengakibatkan: penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah deng an mengikuti jalur akar pohon-pohonan akumulasi air hujan akan lebih banyak humu s akan lebih tebal. Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan ka dar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis. d. Struktur. Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah struktur Seperti kekar (joint) batuan diba ndingkan beku terhadap struktur dan patahannya. diketahui, mempunyai porositas permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif. e. Topografi. Keadaan topografi setempat a kan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah y ang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunyai kesemp atan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-po ri batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sam pai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti b entuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yang meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang intensif. f. Waktu. Waktu yang cukup lama akan meng akibatkan pelapukan yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tingg i. Profil nikel laterit keseluruhan terdiri dari 4 zona gradasi sebagai berikut :

1. Iron Capping : merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan limonite. Iro n capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkada ng terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous. 2. Limonite Layer : fine grained, merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi da ri limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis oxide, pada daerah y ang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini ha dir di dalam mineral manganese lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc, t remolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite. 3. Silika Boxwork : putih orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian menggantikan zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagia n mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite-pimelite di dalam boxwork mungkin ber asal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized. 4. Saprolite : campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite, saproliti c rims, vein dari endapan garnierite, nickeliferous quartz, mangan dan pada bebe rapa kasus terdapat silika boxwork, bentukan dari suatu zona transisi yang dari limonite ke bedrock. Terkadang terdapat yang mineral sebagai quartz mengisi reka han, lebih mineral-mineral atau kurang primer terlapukkan, chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi kolloidal talc dengan nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terl ihat. 5. Bedrock : bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mende kati atau sama dengan batuan dasar). Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membu ka, terisi oleh mineral garnierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan men

jadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya t ersembunyi. 4. Emas pada laterit Telah diketahui dengan baik bahwa emas dapat te rbentuk pada bagian pedolitik atas pada zona pelapukan laterit. Bentuk emas yang dihasikan bermacam-macam dari yang berukuran besar, partikel membundar seperti nugget, dan dendritus emas pada celah dan retakan, sampai kristal-kristal kecil pada pori-pori tanah. Sebenarnya sumber emas secara primer adalah pada lingkunga n yang juga kaya akan perak. Emas dapat berada pada profil laterit karena proses kimiawi. Berbeda dengan proses mobilisasi dan penghilangan perak, dimana Ag ber peran sebagai air meteorik pada zona pelapukan. Proses perpindahan Au dan Ag han ya terjadi pada kondisi spesifik tertentu. Mungkin perpindahan tersebut berhubun gan dengan asamnya air tanah dekat permukaan pada lingkungan laterit. Kedua reak si berikut merupakan contoh dari proses pengasaman yang berlangsung pada profil laterit. 2FeS2 + 2H2O +7O2 2Fe2+ + 4SO42- + 4H+ 2Fe2+ + 3H2O + O2 2 FeOOH + 4H+ Percobaan yang dilakukan menunjukan bahwa pada keadaan pH rendah, Eh tinggi, dan keberadan ion Cl-, emas yang berada di dekat permukaan dapat menjadi AuCl4-. Ha l ini dikontrol oleh oksidasi dari Fe 2+ yang berhubungan dengan ketersedian oks igen. Sebagai perbandingan, perak akan bereaksi dengan lebih cepat, pada daerah reduksi, sebagai AgCl, AgCl2-, dan AgCl32-. Reaksi berikut mengasilkan Au murni pada kondisi reduksi yang terjadi pada bagian yang kaya akan ion Fe2+ dan Mg2+. AuCl4- + 3Fe+ + 6H2O Au + 3FeOOH + 4Cl- +9H+ Perlu diketahui bahwa mikroorganisme juga berhubungan dengan konsentrasi emas pa da tanah laterit. Emas sekunden yang berbentuk nugget dapat ditemukan pada lingk ungan yang berbeda dari tempat deposit emas terjadi. Hal ini disebabkan oleh bak teri pada tanah yang memiliki kemampuan untuk mengakumulasi emas melaluiproses d ifusi melewati dinding selnya dan masuk ke dalam cytoplasmanya. Diagenesis subse kuen dari sedimen yang mengandung mikroorganisme yang kaya akan emas akan menyeb abkan terjadinya rekristalisasi dari emas menjadi bentuk seperti nugget. 5. PGE pada laterit Unsur-unsur kelompok platinum juga terdapat pada laterit. Kristal-k ristal Pt-Fe atau Os-Ir-Ru dapat PGE ditemukan juga pada pedolith, dengan sebaga i hasil yang perpindahan PGE pada zona pelapukan. Dipercaya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi sama faktor-faktor

mempengaruhi Au dam Ag. Pada daerah klorit non laterit, PGE tidak akan tetapi tertransportasi sebagai senyawa sebagai senyawa (PdCl42- dan Pt OH2). PtCl42-), Proses hidroksida (PdOH2 dan laterisasi menyebabkan berpindahnya komponen-komponen bijih berpindah, dengan mineral dasar terbentuk pada oksida Mn dan Au-Pt-Pd terbentuk bersamaan dengan karbon nonkris tal, dan oksida atau oksihidroksida dari De-Mn. 6. Deposit lempung Mineral-miner al lempung merupakan produk pelapukan yang sangat berlimpah, baik yang terdapat in situ maupun yang berpindah dan mengalami deposisi. Mineral-mineral ini pentin g secara ekonomi pada industry kertas, keramik, filtrasi, dan minyak pelumas. ka olinit, Mineral-mineral illit, dari dan kondisi lempng lembab yang penting ini d iantaranya adalah kelompok smektit yang (termasuk mendukung monmorilonit). Kaolinit berasal terjadinya hidrolisis asam pada batuan feldspar. Illit terjadi pada kondisi basa dengan pelapukan feldspar dan mika. Sedangkan smektit merupakan hasil pelapukan dari batuan intermediet sampai basa dibawah kondisi basa, dengan lapisan-lapisa n intrakristalin air dan kation-kation yang dapat bergantiganti. Mineral-mineral lempung tidak hanya dihasilkan dari pelapukan batuan saja, tetapi dapat ditemuk an sebagai produk dari alterasi hidrotermal bertemperatur rendah. Eksplorasi min eral merupakan salah satu kegiatan penting untuk mendapatkan informasi dimana lo kasi mineral berada, namun selama ini proses tersebut membutuhkan waktu yang lam a dan biaya yang besar terutama jika dilakukan pada daerah yang luas. Di dalam p enelitian ini penulis akan menyajikan aplikasi penginderaan jauh diterapkan dala m pemetaan mineral deposit nikel laterit. Dengan menggunakan metode defoliant te chnique dan citra sensor ASTER, akan ditunjukkan bagaimana pemetaan

potensi depo sit mineral dilakukan padawilayah tropis. Sorowako merupakan contoh menarik untu k dikaji, wilayahnya yang merupakan bagian dari singkapan ultramafik terbesar di dunia disertai lingkungan mendukung menjadikan sorowako kaya akan deposit nikel laterit. Report Preview I. Pendahuluan Nikel merupakan salah satu barang tambang penting di dunia. Manfaatnya yang begitu besar bagi kehidupan sehari-hari, seperti pembu atan logam anti karat, campuran dalam pembuatan stainless steel, baterai Nickelmetal hybride, dan berbagai jenis barang lainnya. Keserbagunaan ini pula yang me njadikan nikel sangat berharga dan memiliki nilai jual tinggi di pasaran dunia. Setidaknya sejak 1950 permintaan akan nikel rata-rata mengalami kenaikan 4% tiap tahun, dan diperkirakan sepuluh tahun mendatang terus mengalami peningkatan (Da lvi et al., 2004). Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbent uk akibat pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0.2 - 0.4 % (Golight ly, 1981). Jenis-jenis batuan tersebut antara lain olivine, piroksin, dan amphib ole (Rajesh, 2004). Nikel laterit umumnya ditemukan pada daerah tropis, dikarena kan iklim yang mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi, drainase, tenag a tektonik, batuan induk, dan struktur geologi (Elias, 2001). Selama ini eksplor asi terhadap nikel laterit dilakukan dengan mencari singkapan ultramafik, pemeta an lapangan, pengeboran, dan analisa laboratorium untuk mengetahui kandungan min eral dan kimiawi nikel. Namun salah satu hambatan besar dari kegiatan tersebut a dalah pada tahap pemetaan lapangan, dimana membutuhkan waktu yang lama dan berbi aya besar, terutama untuk daerah baru, sehingga seringkali sulit untuk dilakukan pada wilayah luas. Namun seiring berkembangnya teknologi dalam bidang pemetaan, keterbatasan tersebut kini dapat diatasi dengan menggunakan aplikasi dari tekno logi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) (Rajesh, 2004). Apli kasi penginderaan jauh dan SIG dalam eksplorasi mineral memiliki banyak keuntung an, antara lain cakupan wilayahnya luas, hemat biaya, data yang mudah diperbahar ui (up date) dan memungkinkan integrasi dengan berbagai jenis data satelit, geof isika, geokimia, Digital Elevation Model (DEM), dan sebagainya. Sehingga proses analisa semakin efisien, cepat, dan akurasi yang meningkat. Penggunaan penginder

aan jauh dalam eksplorasi pertambangan telah lama digunakan dan sudah berkembang luas, beberapa pendekatan yang banyak diaplikasikan antara lain, pemetaan litho logi, struktur, dan alterasi (Rajesh, 2004; Siegal dan Gillespie, 1991). Pemetaa n lithologi merupakan pemetaan sumberdaya mineral, dengan menarik kesimpulan dar i beberapa parameter utama yang diperoleh melalui observasi penginderaan jauh, s eperti mengidentifikasi nilai spektral batuan, penampakan struktural, pelapukan dan bentuk daratan (landform), serta pola aliran sungai. Pemetaan struktur didas arkan pada hubungan antara deposit mineral dengan beberapa tipe deformasi, seper ti patahan, lipatan atau struktur geologi lainnya. Sedangkan pendekatan alterasi merupakan teknik pemetaan mineral yang mengasosiasikan deposit mineral dengan a lterasi hidrothermal dan batuan sekitar, jenis dan luasnya zona alterasi menggam barkan tipe dari deposit mineral (Rajesh, 2004). Distribusi spasial dari batuan hasil alterasi hidrothermal merupakan kunci utama untuk mengetahui zona aliran d ari hidrothermal dan sebagai petunjuk penting untuk mengenali deposit mineral (P irajno, 1992 dalam Rajesh, 2004). Identifikasi sebaran nikel laterit melalui tek nologi penginderaan jauh dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan altera si, yaitu dengan memetakan mineral permukaan hasil lapukan batuan ultramafik pad a lapisan limonite, antara lain mineral goethite, hematite dan chlorite. Metode yang digun akan untuk mendeteksi mineral tersebut yaitu Defoliant Technique atau Directed P rincipal Component (DPC). Pemilihan metode tersebut didasarkan pada karakteristi k wilayah tropis yang bervegetasi rapat, sehingga menjadi hambatan tersendiri da lam mendeteksi deposit mineral. Untuk itu metode yang mampu meminimalisir pengar uh vegetasi, seperti Defoliant Technique sangat cocok untuk digunakan (Carranza, 2003; Rojas, 2003). Defoliant Technique pada dasarnya adalah teknik penajaman y ang dilakukan dengan menggabungkan dua rasio saluran (Carranza, 2002; Fraser dan Green, 1987 dalam Rojas, 2003), adapun hasil dari proses ini adalah sebaran min eral permukaan yang digambarkan dalam citra skala keabuan (grayscale). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Defoliant Technique mampu mengidentifika si keberadaan alterasi hidrothermal di daerah bervegetasi, seperti yang dilakuka n oleh Carranza dan Hale pada tahun 2001 di wilayah Baugio, Filipina.

Kemudian u ntuk menguji tingkat akurasi, hasil pencitraan akan diverifikasi dengan data tit ik bor. Sensor yang digunakan untuk mengidentifikasi deposit mineral adalah Adva nced Spaceborne Thermal Emission Radiometer (ASTER). Salah satu kelebihan citra ASTER dalam memetakan sebaran mineral permukaan adalah ketersediaan saluran (ban d) yang lebih banyak (VNIR saluran 1 3, SWIR saluran 4 9, dan TIR saluran 10 14) dan resolusi spasial yang lebih baik dibandingkan citra Landsat, oleh karena it u ASTER cocok dalam memetakan berbagai jenis batuan dan mineral. Kemudian harga citra ASTER yang jauh lebih murah dibandingkan menggunakan satelit hyperspectral ataupun pemetaan udara menjadikan ASTER menarik untuk digunakan lebih jauh. Beb erapa penelitian sebelumnya menunjukkan kemampuan ASTER yang baik dalam pemetaan geologi, seperti yang dilakukan oleh Simpson, Mars, dan Rowan pada tahun 2004 d alam pemetaan lithologic komplek ultramafik di Australia serta Debgani dan Ginge rich tahun 2005 untuk ekstrasi mineral di Iran. Sorowako merupakan salah satu wi layah Sulawesi yang kaya akan kandungan nikel laterit dalam jumlah besar. Hal in i didukung oleh bentukan geologi yang terdiri atas volcano plutonic arc, methamo rphic belt, ophiolite belt, banggai-sula dan tukang besi disisi Barat dan Utara, Tengah, Timur, serta beberapa pecahan fragmen di Timur dan Tenggara. Selain itu kondisi ini juga tidak terlepas oleh iklim, reaksi kimia, struktur, dan topogra fi Sulawesi yang cocok terhadap pementukan nikel laterit. Endapan nikel laterit di Sorowako terbentuk karena proses pelapukan dari batuan ultramafik yang terben tang dalam suatu singkapan tunggal terbesar di dunia seluas lebih dari 120 km x 60 km, dimana sejumlah endapan lainnya tersebar di provinsi Sulawesi Tengah dan Tenggara (Waheed, 2005). Salah satu perusahaan yang melakukan eksplorasi dan pen ambangan nikel laterit di beberapa wilayah Sulawesi bagian Tengah, Tenggara dan Selatan adalah PT. International Nickel Indonesia, Tbk (PT INCO). Perusahaan mul tinasional yang diakuisisi sahamnya sejak tahun 2007 oleh Companhia Vale do Rio Doce (CVRD) yang kini bernama Vale, dan berubah menjadi Vale Inco, ltd; telah be roperasi sejak tahun 1968, terutama di wilayah Sorowako. Nikel laterit PT INCO d iperoleh dengan mengambil mineral dari endapan nikel laterit yang mengandung uns ur nikel dalam jumlah besar, antara lain limonite dan saprolite,

kemudian diolah secara pyrometallurgical atau hydrometallurgical dan dihasilkan nikel dalam ben tuk matte. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran potensi, tingk at akurasi pencitraan dan ASTER di areal eksplorasi tambang PT INCO blok Sorowak o. Hasil penelitian dapat menyediakan informasi sebaran potensi nikel laterit se cara spasial dengan metode yang lebih cepat dan efisien, mempermudah dalam pemetaan awal (reconnaissance mapping) geologi dan mineral pad a daerah yang luas, serta sebagai decision maker support system bagi kepentingan PT INCO dalam melakukan eksplorasi tambang nikel laterit. II. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran potensi deposit nikel laterit di areal eksplorasi tambang PT INCO berdasarkan interpreta si citra satelit dan kaitannya dengan variabel fisik batuan induk, struktur geol ogi, dan lereng. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat menyediakan informas i sebaran potensi nikel laterit secara spasial dengan metode yang lebih cepat da n efisien, mempermudah dalam pemetaan awal geologi (reconnaissance mapping) dan mineral pada daerah yang luas, serta sebagai decision maker support system bagi kepentingan PT INCO dalam melakukan eksplorasi tambang nikel laterit. III. Kondi si Geologi Beberapa penelitian yang menjelaskan mengenai proses tektonik dan geo logi di daerah sulawesi, antara lain adalah Sukamto (1975) yang membagi pulau Su lawesi dan sekitarnya terdiri dari 3 Mandala Geologi yaitu : 1) Mandala Geologi Sulawesi Barat, dicirikan oleh adanya jalur gunung api paleogen, intrusi neogen dan sedimen mesozoikum. 2) Mandala Geologi Sulawesi Timur, dicirikan oleh batuan ofiolit yang berupa batuan ultramafik peridotite, harzburgit, dunit, piroksenit dan serpentinit yang diperkirakan berumur kapur. 3) Mandala Geologi Banggai Sul a, dicirikan oleh batuan dasar berupa batuan metamorf permo-karbon, batuan pluto nik yang bersifat granitis berumur trias dan batuan sedimen mesozoikum. Menurut Hamilton (1979) dan Simanjuntak (1991), Mandala Geologi banggai Sula merupakan m ikro kontinen yang merupakan pecahan dari lempeng New Guinea yang bergerak keara h barat sepanjang sesar sorong.( Gambar 1 ) Gambar 3.1 Garis Besar Kondisi Litho logi dan Struktur Geologi Pulau Sulawesi (Ahmad, 2006) Geologi daerah Sorowako d an sekitarnya sudah dideskripsikan sebelumnya secara umum oleh Brouwer, 1934; Va

n Bemmelen, 1949; Soeria Atmadja et al., 1974; dan Ahmad, 1977 dalam Mustaring, 2006. Namun yang secara spesifik membahas tentang geologi deposit nikel laterit adalah Golightly pada tahun 1979, dimana ia membagi geologi daerah Sorowako menj adi tiga bagian, yaitu : 1) Satuan batuan sedimen yang berumur kapur, terdiri da ri batu gamping laut dalam dan rijang. Terdapat dibagian barat Sorowako dan diba tasi oleh sesar naik dengan kemiringan kearah barat. 2) Satuan batuan ultrabasa yang berumur awal tersier, umumnya terdiri dari jenis peridotit, sebagian mengal ami serpentinisasi dengan derajat yang bervariasi dan umumnya terdapat dibagian timur. Pada satuan ini juga terdapat intrusi-intrusi pegmatit yang bersifat gabr oik dan terdapat dibagian utara. 3) Satuan alluvial dan sedimen danau (lacustrin e) yang berumur kuarter, umumnya terdapat dibagian utara dekat desa Sorowako. Ba tuan induk dari endapan nikel laterit adalah batuan ultrabasa dengan kandungan mineral ferromagnesian (olivine, piroksin, dan amphibole) dalam jumlah besar yang berasosiasi dengan struktur geologi yang terbentuk pada masa Precamb rian hingga Tersier (Ahmad, 2006). Batuan ultrabasa wilayah Sorowako tersusun da ri batuan peridotite yang dapat dibagi menjadi empat satuan batuan, yang merupak an batuan induk pembawa nikel dengan kadar sekitar 2 %. Batuan-batuan sejenis pe ridotite antara lain : 1) Dunite, yang mengandung olivine lebih dari 90% dan pir oksen sekitar 5%. 2) High Serpentinized, yang mengandung olivine 85% dan pirokse n 15%. 3) Low Serpentinized, yang mengandung olivine 65% dan piroksen 35%. Bijih nikel yang terdapat di bagian Tengah dan Timur Sulawesi tepatnya di daerah Soro wako termasuk ke dalam jenis nikel laterite dan bijih nikel silikat (garnierit). Bijih nikel tersebut terbentuk akibat pelapukan dan pelindihan (leaching) batua n ultrabasa seperti peridotit dan serpentinit dari rombakan batuan ultrabasa. Na mun berdasarkan ciri fisik dan kimiawinya, endapan nikel laterit di Sorowako dap at dibagi menjadi dua, yaitu Blok Barat (West Block) dan Blok Timur (East Block) yang berbeda satu sama lainnya (gambar 2). Perbedaan topografi sangat menyolok, pada umumnya di East Block memiliki topografi yang landai sedikit berbukit seda ngkan di West Block pada umumnya topografi terjal membentuk pegunungan. West Blo ck meliputi 36 bukit dengan luas sekitar 46,5 km persegi, secara umum merupakan batuan peridortite yang tidak terserpentinisasi dengan bentuk morfologi

yang rel atif lebih terjal dibandingkan East Block (karena pengaruh struktur yang kuat), banyak dijumpai bongkah bongkah segar peridotit (Boulder) sisa proses pelapukan sehingga recovery menjadi kecil. Umumnya boulder dilapisi oleh zona pelapukan ti pis dibagian luarnya. Daerah West banyak mengandung urat-urat kuarsa yang sulit dikontrol pola penyebarannya. Sedangkan East Block meliputi 44 bukit menempati a rea seluas 36,3 km persegi. Topografi pada daerah ini relatif lebih landai dari pada daerah West Block. Batuan dasar dari tipe ini umumnya adalah serpentine per idotite, lherzolite, dengan derajat serpentin yang bervariasi. Estimasi dan pemo delan cadangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam tahap evaluasi pena mbangan, karena keputusan teknis yang berhubungan dengan kegiatan penambangan sa ngat bergantung pada jumlah cadangan. Metode estimasi cadangan yang berkembang s aat ini cukup banyak, namun salah satu metode estimasi yang terbaik yang berhubu ngan dengan pemodelan dan perhitungan cadangan adalah metode geostatistik berupa kriging. Metode kriging tersebut diterapkan dalam penelitian ini untuk melakuka n estimasi dan pemodelan cadangan nikel laterit daerah Pulau Gee, Halmahera timu r, Propinsi Maluku Utara. Metode kriging yang digunakan dalam penelitian ini ada lah metode ordinary kriging blok 3 (tiga) dimensi karena mempertimbangkan penggu naan data dalam aspek ruang tiga dimensi. Pemodelan dan perhitungan cadangan dil akukan berdasarkan konsep model blok, dimana cadangan dibagi menjadi unit-unit b lok untuk memperoleh variabel taksiran cadangan secara detail. Adapun variabel t aksiran yang digunakan dalam melakukan estimasi cadangan nikel laterit ini yaitu data kadar nikel (Ni) dan besi (Fe). Dimensi unit-unit blok cadangan yang digun akan adalah 25 25 1 meter yang disesuaikan dengan daerah pengaruh lubang bor dan spasi assay per meter kedalaman yang dilakukan terhadap conto bor. Berdasarkan analisis variogram, dapat diketahui karakterisik spasial antar data. Dimana, data pada arah horizontal memiliki daerah pengaruh (range) sebesar 35-4 3 meter dan pada arah vertikal memiliki daerah pengaruh sebesar 10-15 meter. Pad a beberapa lokasi yaitu Blok Utara dan Blok Selatan A, variogram memiliki nugget effect yang cukup tinggi yang menunjukkan adanya data yang bersifat erratic. Ba tuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov batuan ultra

basa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut ter dapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substit usi terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg d apat diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang hampir bersamaan di antar a unsurunsur tersebut. Proses serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan merubah batuan peridotit menjadi batu an serpentinit atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia dan fis ika dari udara, air serta pergantian panas dingin yang bekerja kontinu, menyebab kan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan induk. Pada pelapukan kimia khususn ya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari udara dan pembusukan tumbuh-tumbuh an menguraikan mineral-mineral yang tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batu an ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang larut; Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus. Didalam larutan, Fe teroksidas i dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya membentuk mineral-mineral sep erti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur cobalt dalam jumlah kecil. Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannya bersifat asam, hingga pada su atu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya kontak dengan tanah dan ba tuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk endapan hydrosilikat. Nikel yang te rkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat dengan komposisi yang mungkin be rvariasi tersebut akan mengendap pada celah-celah atau rekahan-rekahan yang dike nal dengan urat-urat garnierit dan krisopras. Sedangkan larutan residunya akan m embentuk suatu senyawa yang disebut saprolit yang berwarna coklat kuning kemerah an. Unsur-unsur lainnya seperti Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa kebawah sampai batas pelapukan dan akan diendapkan sebagai dolomit, magn esit yang biasa mengisi celah-celah atau rekahanrekahan pada batuan induk. Dilap angan urat-urat ini dikenal sebagai batas petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan segar yang disebut dengan akar pelapukan (root of weathering). Fakto r-faktor yang mempengaruhi pembentukan bijih nikel laterit ini adalah: a. Batuan asal. Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nike

l laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultra basa. Dalam hal ini pada bat uan ultra basa tersebut: - terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara batuan lainnya - mempunyai mineralmineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil, s eperti olivin dan piroksin - mempunyai komponen-komponen yang mudah larut dan me mberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel. b. Iklim. Adanya perganti an musim kemarau dan musim penghujan dimana terjadi kenaikan dan penurunan permu kaan air tanah juga dapat menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi kimia pad a batuan. c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reage n kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2 memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-asam humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merub ah pH larutan. Asam-asam humus ini erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan mengakibatkan: penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan akumulasi air hujan akan lebih b anyak humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana hutann ya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menja ga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis. d. Struktur. Struktur yang sangat dom inan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah struktur kekar (joint) dibandingk an terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai porosi tas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit, mak a dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif. e. Topografi. Keadaan topografi se tempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-lahan sehingga akan mempunya i kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang la ndai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan

pelapukan men gikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah air yan g meluncur (run off) lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabka n pelapukan kurang intensif. f. Waktu. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi. Profil nikel laterit keseluruhan terdiri dari 4 zona gradasi sebagai berikut : 1. Iron Capping : Merupakan bagian yang paling atas dari suatu penampang laterit. Kompos isinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi dan sisasisa organik lainnya. Wa rna khas adalah coklat tua kehitaman dan bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil dalam penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-rata 0,3 s/d 6 m. berwarna merah tua, merupakan kumpulan massa goethite da n limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous. 2. Limonite L ayer : Merupakan hasil pelapukan lanjut dari batuan beku ultrabasa. Komposisinya meliputi oksida besi yang dominan, goethit, dan magnetit. Ketebalan lapisan ini rata-rata 8-15 m. Dalam limonit dapat dijumpai adanya akar tumbuhan, meskipun d alam persentase yang sangat kecil. Kemunculan bongkah-bongkah batuan beku ultrab asa pada zona ini tidak dominan atau hampir tidak ada, umumnya mineral-mineral d i batuan beku basaultrabasa telah terubah menjadi serpentin akibat hasil dari pe lapukan yang belum tuntas. fine grained, merah coklat atau kuning, lapisan kaya besi dari limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan sempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini h adir di dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc, tremolite, chromiferous, quartz, gibsite, maghemite. 3. Silika Boxwork : putih - orange chert, quartz, mengisi sepanjang fractured dan sebagian mengganti kan zona terluar dari unserpentine fragmen peridotite, sebagian mengawetkan stru ktur dan tekstur dari batuan asal. Terkadang terdapat mineral opal, magnesite. A kumulasi dari garnieritepimelite di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya silika. Zona boxwork jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized. 4. Saprolite : Zona ini merupakan zona pengayaan unsur Ni. Komposisinya berupa oksida besi, serpentin sekitar <0,4% kuarsa magnetit dan tekstur batuan

asal yan g masih terlihat. Ketebalan lapisan ini berkisar 5-18 m. Kemunculan bongkah-bong kah sangat sering dan pada rekahan-rekahan batuan asal dijumpai magnesit, serpen tin, krisopras dan garnierit. Bongkah batuan asal yang muncul pada umumnya memil iki kadar SiO2 dan MgO yang tinggi serta Ni dan Fe yang rendah. campuran dari si sa-sisa batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garni erite, nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silika boxw ork, bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke bedrock. Terkadang terda pat mineral quartz yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukkan , chlorite. Garnierite di lapangan biasanya diidentifikasi sebagai kolloidal tal c dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat. 5. Bedrock : bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah yang lebih besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan s ecara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis (kadar logam sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Batuan dasar merupakan batuan asal dari nikel la terit yang umumnya merupakan batuan beku ultrabasa yaitu harzburgit dan dunit ya ng pada rekahannya telah terisi oleh oksida besi 5-10%, garnierit minor dan sili ka > 35%. Permeabilitas batuan dasar meningkat sebanding dengan intensitas serpe ntinisasi.Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh mineral gar nierite dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab adanya root z one yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi. Nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting, menyumbang terhadap 40% dari produksi nikel dunia. Endapan nikel laterite terbentuk dari hasil pelapukan yan g dalam dari batuan induk dari jenis ultrabasa. Umumnya terbentuk pada iklim tro pis sampai sub-tropis. Saat ini kebanyakan nikel laterite memang terbentuk di da erah ekuator. Negara penghasil nikel laterite di dunia diantaranya New Caledonia , Kuba, Philippines, Indonesia, Columbia dan Australia. yang kaya akan Nikel; Ga rnierite ( max. Ni 40%). Ni terlarut (leached) dari fase limonite (Fe Oxyhydroxi de) dan terendapkan bersama mineral silicate hydrous atau mensubtitusi unsure Mg pada serpentinite yang teralterasi (Pelletier,1996). Jadi, meskipun nikel later ite adalah produk pelapukan, tapi dapat dikatakan juga bahwa proses

enrichment s upergene sangat penting dalam pembentukan formasi dan nilai ekonomis dari endapa n hydrous silicate ini. Type ini dapat ditemui dibeberapa tempat seperti di New Caledonia, Indonesia, Philippines.Dominika dan Columbia. Istilah laterite bisa diartikan sebagai endapan yang kaya akan ironoxide, miskin u nsure silica dan secara intensif ditemukan pada endapan lapukan di iklim tropis (eggleton, 2001). Ada juga yang mengartikan nikel laterite sebagai endapan lapuk an yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat di tambang. Batuan induk dari endapan Nikel Laterite adalah batuan ultrabasa; umumnya harzburgite (peridotite yang kaya akan unsur ortopiroksen), dunite dan jenis peridotite yang lain. Proses Kimia Pembentukan Nikel Nikel terbentuk bersama mineral silikat kaya akan unsur Mg (ex;olivin). Olivin adalah jenis mineral yang tidak stabil selama pela pukan berlangsung. Saprolite adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan sedik itnya 20% fabric dari batuan aslinya (parent rock). Batas antara batuan dasar, s aprolite dan wathering front tidak jelas dan bahkan perubahannya gradasional. En dapan nikel laterite dicirikan dengan adanya speroidal weathering sepanjang join ts dan fractures ( boulder saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg larut da n Silika larut bersama groundwater. Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya is totally change. Sebagai hasilnya, Fe-Oxide mendominasi dengan membentuk lapis an horizontal diatas saprolite yang sekarang kita kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel berasosiasi dengan Fe-Oxide terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel berjumlah 1.2 %. Kondisi Mineralogy Endapan nikel laterite terbentuk baik pada mineral jenis silicate atau oxide. Kemiripan radius ion Ni2+ dan Mg2+ memun gkinkan substitusi ion diantara keduanya. Umumnya, mineral bijih dari jenis hidr ous silicate seperti talc, smectite, sepiolite, dan chlorite terbentuk selama pr oses metamorphisme temperature rendah dan selama proses pelapukan dari batuan in duk. Umumnya, mineral mineral tersebut mempunyai variasi ratio Mg dan Ni. Minera l garnierite dari jenis silicate mempunyai ciri poor kristalin, texture afanitik , dan berstuktur seperti serpentinite (Brindley,1978). Genesis of Nikel Laterite Umunya Nikel deposit terbentuk pada batuan ultrabasa dengan kandungan Fe di oli vine yang tinggi dan Nikel berkadar antara 0.2% 0.4% wt. Secara mineralogi nikel laterite dapat dibagi kedalam tiga kategori (Brand et all.,1998)

1.Hydrous Sili cate Deposits Profil dari type ini dari vertical dari bawah ke atas : Ore horizo n pada lapisan saprolite (Mg-Ni silicate), grade Nikel antara 1.8% 2.5%. Pada zo na ini berkembang box-works (apa tuh..), veining, relic structure, fracture dan grain boundaries dan dapat terbentuk mineral 1.Clay Silicate Deposits Pada jenis endapan ini, Si hanya sebagian terlarut oleh melalui groundwater. Si yang tersi sa akan bergabung dengan Fe,Ni,dan Al untuk membentuk mineral lempung (clay mine rals) seperti Ni-rich Notronite pada bagian tengah profil saprolite (see profile ). Ni-rich serpentine juga dapat di replace oleh smectite atau kuarsa jika profile deposit ini tetap kontak dalam waktu lama dengan groundwater. Ni grade pada endapan ini lebih rendah dari Hydr osilicate deposit (1.2%;Brand et all,1998). 1.Oxide Deposits Type terakhir adala h Oxide. Profile bawah menunjukkan Protolith dari jenis harzburgitic peridotites (mostly mineral olivine,serpentine, piroksen), sangat rentan terhadap pelapukan terutama di daerah tropis. Diatasnya terbentuk saprolite dan mendekati permukaa n terbentuk limonite dan ferricrete (dipermukaan) ( see profile). Pada tipe depo sit oxide ini, Nikel berasosiasi dengan Goethite (FeOOH) dan Mn Oxide. Sebagai t ambahan, Nikel laterite sangat jarang atau tidak sama sekali terbentuk pada batu an carbonate mengandung mineral talc. Tektonik Setting Nikel laterite berkembang di kompleks Ophiolite pada rentang waktu Phanerozoic, terutama Cretaseous-Miose n. Ophiolite ini telah mengalami fault dan joint sebagai efek dari tectonic upli ft yang dapat memicu intensitas pelapukan dan perubahan pada water table level. Deposit Nikel lainnya ditemukan pada Archean Craton yang tergolong stabil beraso siasi dengan layer mafic complexes and komatiite (Butt,1975). Semakin banyak zon a shear dan steep fault ( normal??), semakin tinggi pula tingkat enrichment pros es untuk menghasilkan grade Nikel yang tinggi. Sebaliknya, zona thrust fault ber asosiasi dengan emplacement kompleks ophiolite dan bersama dengan greenstone mem bentuk zona serpentine milonite atau talc-carbonates-altered ultramafic rocks. K omposisi seperti itu tidak memungkinkan terbentuknya Nikel pada endapan residu ( regolith/lapukan). Kondisi Topografi dan Morfologi Dua faktor tersebut sangat pe nting dalam endapan nikel laterit karena kaitannya dengan posisi water table, st

uktur dan drainage. Zona enrichment nikel laterite berada di topografi bagian at as (upper hill slope,crest, plateau, atau terrace). Kondisi water table pada zon a ini dangkal,apalagi ditambah dengan adanya zona patahan n shear or joint. In c onsequence, akan mempercepat proses palarutan kimia (leaching processes) yang pa da akhirnya akan terbentuk endapan saprolite mengandung nikel yang cukup tebal. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di beberapa tempat sepeti Indonesia,New Caled onia, Ural (Russia) dan Columbia. Sebaliknya, pada topografi yang rendah, water table yang dalam akan menghambat proses pelarutan unsur unsur dari batuan induk (baca:enrichment proses). Iklim Tempat tempat yang beriklim tropis seperti Indon esia, Columbia memungkinkan untuk terjadinya endapan Nikel laterite. Kondisi cur ah hujan yang tinggi,temperatur yang hangat ditambah dengan aktivitas biogenic a kan mempercepat proses pelapukan kimia, dimana Nikel laterite bisa mudah terbent uk. 4. NIKEL Sifat-sifat nikel : Putih mengkilat Sangat keras Tidak berkarat Tah an terhadap asam encer Bijih nikel yang utam adalah nikel sulfida . Nikel-nikel yang diekspor dalam ben tuk 3 macam yaitu bijih, nikel kasar, dan ferronikel. Daerah penambangan nikel a da di Koala, Soroako, Maluku Utara. Cara penambangan nikel melalui berbagai cara , antara lain ; Penebangan pohon dan semak Pengupasan tanah permukaan Penggalia n dengan sistem tangga (benching system) yaitu dimulai dari bawah ke atas mengik uti garis kontur dengan alat gali power shovel atau dozer shovel Pengolahan nike l melalui beberapa tahap , yaitu : Pemanggangan Peleburan Elektrolisis Penggunaa n Nikel Untuk melapisi barang yang terbuat dari besi, tembaga, baja karena nikel mempunyai sifat keras, tahan korosi dan mudah mengkilap jika digosok. Untuk mem buat baja tahan karat (stailess stell) Untuk membuat aliase dengan tembaga dan b eberapa logam lain seperti : a. Monel (Ni, Cu, Fe) Digunakan untuk membuat instr umen tranmisi listrik b. Nikrom(Ni,Fe,Cr) Digunakan sebagai kawat pemanas c. Aln iko (Al, Ni, fe, Co) Untuk membuat magnet. d. Palinit dan Invar yaitu paduan nik el yang mempunyai koefisien muai yang sama dengan gelas yang digunakan sebagai k awat listrik yang ditanam dalam kaca, misalnya pada bolam lampu pijar. e. Serbuk nikel digunakan sebagai katalisator, misalnya pada hidrogenansi (pemadatan) min yak kelapa, juga pada cracking minyak bumi. Genesa Endapan Nikel Akibat

Replacem ent Unsure logam Ni dan Co sebagai penyusun utama magma basa hadir dalam Kristal olivine dan enstatite karena adanya kesamaan jari-jari ion (Ni= 0,78 A dan Co = 0,82 A) dengan jari-jari mg dan Fe sehingga Ni dan Co dapat bertukar (proses re placement) dengan Mgf dan Fe pada jaringan mineral asli. Ni dan Co menjadi bagia n yang tak terpisahkan dalam batuan peridotit, dimana dalam keadaan segar mengan dung Ni sebesar 0,1% sampai 0,3 % ( Prijono, 1977) Genesa Endapan Nikel Laterit Tubuh endapan nikel laterit terbentuk setelah tubuh batuan beku tersingkap di pe rmukaan dan mengalami pelapukan secara terus menerus yang mengakibatkan batuan m enjadi Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Menurut Vinogradov batu an ultra basa rata-rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel ter sebut terdapat dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasi l substitusi terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang hampir bersamaan di antara unsur-unsur tersebut. Proses serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh larutan hydrothermal, akan merubah batuan peridotit me njadi batuan serpentinit atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kim ia dan fisika dari udara, air serta pergantian panas dingin yang bekerja kontinu , menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan induk. Pelarutan dari mangan primer, fasa koloidal, bentuk konkresi/nodul, lensa, urat dalam retakan batuan. Mineral pirolusit (MnO2), psilomelan (MnO.MnO22H2O), manga anit (Mn2O3.H2O). Sedimenter Mangan berlapis dalam sediment marin, sebaran later al luas, tebal, pra tersier, bantuan bakteri dan ganggang, lingkungan craton yan g stabil. Marine-nodule Relasi dengan kegiatan gunung api bawah laut, pelarutan unsur-unsur logam membentuk polimetalik-nodule. Mineral pirolusit, psilomelane. Laterit dan elluvial Pengayaan dari konsentrasi kimia dan mekanik dari bijih man gan dan batuan. Pada tahun 1859 ada suatu teori kuno yang dikemukakan oleh Van C otta yang menjelaskan proses terjadinya bijih di alam yaitu : a.Teori disensioni s Bahwa endapan bijih berasal dari air permukaan yang meresap ke dalam bumi lalu dipanaskan oleh panas alami, mengakibatkan logam yang terdapat pada batuan laru t dan masuk ke dalam celah-celah batuan. b.Teori sensionis Bahwa endapan bijih b

erasal dari liquid atau cairan yang berhubungan dengan kegiatan magma yang naik mendekati permukaan, kemudian mengendapkan bijih-bijih pada dinding celah-celah. c.Teori pemisahan sekresi lateral Bahwa bijih terbentuk karena adanya sekresi y ang berjalan secara mendatar. Kemudian bermunculan teori-teori baru yang telah m embrikan konsep dasar mengenai proses terbentuknya bijih, yaitu selalu berkaitan dengan batuan. Proses-proses tersebut melibatkan pemisahan bijih atau injeksi gas-gas dan uap b ermineral, air bermineral pada suhu tinggi.Logam-logam yang berguna biasanya ter ikat di dalam mineral bijih bersama-sama dengan unsur kimia lainnya. Mineral-mineral ini biasanya tersebar dalam batuan dan terd iri dari mineral pembentuk batuan yang tidak atau sedikit sekali mengandung unsu r logam. Biasanya mineral-mineral non logam dikenal sebagai gangue. Campuran min eral bijih dan mineral gangue akan membentuk mineral bijih. Mineral bijih dapat dikelompokkan menjadi :Mineral hipogene, mineral yang terbentuk bersama-sama den gan mineral lain dan belum mengalami pelapukan.Mineral supergene, mineral yang m erupakan hasil proses pelapukan. Proses-proses pembentukan bahan galian logam ad alah sebagai berikut : Kristalisasi magma Magma yang merupakan larutan silikat b erasal dari perut bumi mengandung berbagai unsur kimia, baik berbentuk logam, se mi logam dan bukan logam ataupun unsur-unsur volatil (pembentuk gas). Magma yang memiliki sifat mobilitas akan melalui celah-celah pada kulit bumi bila ada kese mpatan dan membentuk intrusi. Magma akan mengalami penurunan tekanan dan tempera tur kemudian akan mengalami kristalisasi mineral-mineral silikat. Sublimasi Meru pakan proses pengendapan langsung dari uap dan gas. Pembentukan bahan galian ini relatif sangat kecil dibandingkan dengan proses lainnya. Konsep kerja proses te rsebut sebagai akibat terjadinya penurunan tekanan. Terbentuknya endapan mineral ini sebagai akibat terjadinya reaksi antara dua gas atau lebih. Metasomatisme k ontak Intrusi magma yang telah menjadi padatan, mempunyai sisa magma yang berupa cairan dan gas yang bersuhu tinggi. Apabila cairan dan gas ini masuk dan bersen tuhan pada celah-celah batuan lainnya dapat mengadakan reaksi kimia dan menghasi lkan mineral-mineral baru. Dalam hal ini perlu dibedakan antara metamorphose kon tak dan metasomatisme kontak. Pada metamorphose kontak, suhu memiliki peranan pe

nting dan hanya mengakibatkan terjadi pemanggangan (baking effect). Sedangkan pa da metasomatisme kontak, tekanan juga memegang peranan penting selain suhu, terj adi penambahan tekanan pada sisa cairan magma yang mampu mengadakan reaksi dan m enghasilkan mineral baru. Hidrothermal Semua cairan, terutama Klasifikasi hidrotermal : Hipothermal, untuk cairan yang berada ditempat yang dalam dengan suhu berkisar antara 300o hingga 500o C. Mesot hermal, untuk cairan yang berada ditempat yangtidak begitu dalam dengan suhu ber kisar antara 150o hingga 300o C. Epithermal, untuk cairan yang berada ditempat y ang dangkal dengan suhu berkisar antara 50o hingga 150o C. Iron Ore Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dar i endapan besi ini bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri namun seringka li ditemukan berasosiasi dengan mineral logam lainnya. Kadang besi terdapat memi liki sebagai nilai kandungan ekonomis logam tanah (residual), besi yang namun ja rang yang tinggi. Endapan ekonomis umumnya berupaMagnetite,Hematite,Limonite dan Siderite. Kadang kala dapat berupa mineral :Pyrite,Pyrhotite,Marcasite, dan Chamosite. Beberapa jenis genesa dan endapan ya ng memungkinkan endapan besi bernilai ekonomis antara lain : 1. Magmatik:Magneti te dan Titaniferous Magnetite 2. Metasomatik kontak: Magnetite dan Specularite 3 . Pergantian/replacement: Magnetite dan Hematite 4. Sedimentasi/placer:Hematite, Limonite, dan Siderite 5. Konsentrasi mekanik dan residual: Hematite,Magnetite d an Limonite 6. Oksidasi: Limonite dan Hematite 7. Letusan Gunung Api Dari minera l-mineral bijih besi, magnetit adalah mineral dengan kandungan Fe paling tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara hematit merupakan mineral bijih u tama yang dibutuhkan dalam industri besi. Mineralmineral pembawa besi dengan nilai ekonomis dengan susunan kimia, kandungan Fe da n klasifikasi komersil dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel mineral-mineral bijih besi bernilai ekonomis Mineral Susunan kimia FeO, Fe2O3 Fe2O3 Fe2O3.nH2O FeCO3 Kandungan Fe Klasifikasi komersil (%) Magnetit Hematit Limonit Siderit 72,4 70,0 59 63 48,2 Magnetik ata u bijih hitam Bijih merah Bijih coklat Spathic, black band, clay ironstone Sumber : Iron & Ferroalloy Metals in (ed) M. L. Jensen & A. M. Bafeman, 1981; Ec onomic Mineral Deposits, P. 392. Besi primer ( ore deposits ) Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi b erhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat perist

iwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lem ah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alter asi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya. Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan baha n cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan m agma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfo sa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) bijih. seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengand ung Besi sekunder ( endapan placer ) Cebakan mineral alochton dibentuk oleh kumpulan mineral berat melalui proses sedimentasi, secara alamiah terpisah karena gravitasi dan dibantu pergera kan media cair, padat dan gas/udara. Kerapatan konsentrasi mineralmineral berat tersebut tergantung kepada tingkat kebebasannya dari sumber, berat Dengan jenis, nilai ketahanan ekonomi kimiawi yang hingga lamanya para pelapukan ahli dan mekanisma. menyebut dimilikinya geologi endapan alochton tersebut sebagai cebakan placer. Jenis cebakan ini telah terben tuk dalam semua waktu geologi, tetapi kebanyakan pada umur Tersier dan masa kini , sebagian besar merupakan cadangan berukuran kecil dan sering terkumpul dalam w aktu singkat karena tererosi. Kebanyakan cebakan berkadar rendah tetapi dapat di tambang karena berupa partikel bebas, mudah dikerjakan dengan tanpa penghancuran ; dimana pemisahannya Penambangannya dapat menggunakan dengan alat semi-mobile d an pengerukan, yang relatif merupakan murah. metoda biasanya cara penambangan termurah. Cebakan-cebakan placer berdasarkan genesanya: G e n e s a Terakumulasi in situ selama pelapukan J e n i s Placer residual Terkonsentrasi dalam media padat yang bergerak Placer eluvial Terkonsentrasi dal am media cair yang bergerak (air) Placer aluvial atau sungai Placer pantai Terko

nsentrasi dalam media gas/udara yang bergerak Placer Aeolian (jarang) Placer residual. Partikel yang telah mineral/bijih pembentuk cebakan terakumulasi kimiawi dan langsung di atas batuan sumbernya (contoh : urat mengandung emas atau kasiterit) mengalami pengrusakan/peng-hancuran terpisah dari bahan-bahan batuan yang lebih ringan. Jenis cebakan ini hanya terbentuk pada permukaan tanah yang hampir rata , dimana didalamnya dapat juga ditemukan mineral-mineral ringan yang tahan reaks i kimia (misal : beryl). Placer eluvial. placer Partikel eluvial mineral/bijih p embentuk dengan bahan-bahan jenis cebakan yang ini diendapkan di atas lereng bukit suatu batuan sumber. Di beberapa daerah ditemuka n pembentuknya bernilai ekonomis dasar. Placer terakumulasi pada kantong-kantong (pockets) permukaan batuan sungai atau aluvial. dengan bijih emas penting dalam dalam cebakan Jenis yang ini paling penting terutama yang berkaitan umumnya berasosiasi Telah lebih dengan bijih besi, bahwa fraksi fraksi dimana konfigurasi lapisan dan berat jenis partikel mineral/bijihmenjadi faktorfaktor mineral berat pembentukannya. ini berukuran dikenal kecil daripada mineral ringan, sehubungan : Pertama, mineral berat pada batuan sumber (beku dan malihan) terbentuk dalam ukuran lebih kecil daripada mineral utama pembentuk ba tuan. Kedua, pemilahan dan susunan endapan sedimen dikendalikan oleh berat jenis dan ukuran partikel (rasio hidraulik). Placer pantai. Cebakan ini terbentuk sep anjang garis pantai oleh pemusatan gelombang dan arus air laut di sepanjang pant ai. Gelombang melemparkan partikel-partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana a ir yang kembali membawa bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat. Bertambah besar dan berat partikel akan diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kem udian terakumulasi sebagai batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan me nunjukkan urutan terbalik dari ukuran dan berat partikel, dimana lapisan

dasar b erukuran halus dan/ atau kaya akan mineral berat dan ke bagian atas berangsur me njadi lebih kasar dan/atau sedikit mengandung mineral berat. Placer pantai (beac h placer) terjadi pada kondisi topografi berbeda yang disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral berat berada pada zona pasa ng-surut dari suatu pantai terbuka. Konsentrasi partikel mineral/bijih juga dimu ngkinkan pada terrace hasil bentukan gelombang laut. Mineral-mineral terpenting yang dikandung jenis cebakan ini adalah : magnetit, ilmenit, emas, kasiterit, in tan, monazit, rutil, xenotim dan zirkon. Mineral ikutan dalam endapan placer. Su atu cebakan pasir besi selain mengandung mineral-mineral bijih besi utama terseb ut dimungkinkan berasosiasi dengan mineral-mineral mengandung Fe lainnya diantar anya : pirit (FeS2), markasit (FeS), pirhotit (Fe1-xS), chamosit [Fe2Al2 SiO5(OH (TiO2), kasiterit (SnO2), monasit [Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)], intan, emas (Au), p latinum (Pt), xenotim (YPO4), zirkon (ZrSiO4) dan lain-lain. Eksplorasi bijih be si Penyelidikan dilakukan teknis umum dan eksplorasi pihak, besi. bijih besi di Indonesia sebagai sudah bahan banyak pedoman acuan oleh berbagai bijih sehingga Pedoman diperlukan penyusunan eksplorasi dimaksudkan berbagai pihak dalam melakukan kegiatan penyelidikan umum dan eksplorasi bijih b esi primer, agar ada kesamaan dalam melakukan kegiatan tersebut diatas sampai pe laporan. Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan eksplor asi sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan la pangan. Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan ini bertujuan untuk mengetahui gamba ran mengenai prospek cebakan bijih besi primer, meliputi studi literatur dan pen ginderaan jarak jauh. Penyediaan peralatan antara lain peta topografi, peta geol ogi, alat pemboran inti, alat ukur topografi, palu dan kompas geologi, loupe, ma gnetic pen, GPS, pita ukur, alat gali, magnetometer, kappameter dan peralatan ge ofisika. Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi meliputi pemetaan; pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei geofisika dan pemboran inti. Kegiatan analisis setelah kimia pekerjaan

fisika. lapangan Unsur yang dilakukan antara kimia lain adalah lain : analisis laboratorium dan pengolahan data. Analisis laboratorium meliputi dan ya ng dianalisis antara Fetotal, Fe2O3, Fe3O4, TiO2, S, P, SiO2, MgO, CaO, K2O, Al2 O3, LOI. Analisis fisika yang dilakukan antara lain : mineragrafi, petrografi, b erat jenis (BD). Sedangkan pengolahan data adalah interpretasi hasil dari penyel idikan lapangan dan analisis laboratorium. Tahapan umum, eksplorasi eksplorasi a dalah rinci. urutan Survei penyelidikan tinjau, geologi yang umumnya untuk dilakukan melalui empat tahap sbb : Survei tinjau, prospeksi, eksplorasi tahap e ksplorasi mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi keterdapatan miner al pada skala regional. Prospeksi, tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit da erah yg mengandung endapan mineral yg potensial. Eksplorasi umum, tahap eksplorasi yang rnerupakan deliniasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi . Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara r inci dalarn 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui dari pencont ohan singkapan, paritan, lubang bor, shafts dan terowongan. Penyelidikan geologi adalah penyelidikan yang berkaitan dengan aspek-aspek geologi diantaranya : pem etaan geologi, parit uji, sumur uji. Pemetaan adalah pengamatan dan pengambilan conto yang berkaitan dengan aspek geologi dilapangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi : jenis litologi, mineralisasi, ubahan dan struktur pada singkapan, sed angkan pengambilan conto berupa batuan terpilih. Penyelidikan Geofisika adalah p enyelidikan yang berdasarkan sifat fisik batuan, untuk dapat mengetahui struktur bawah permukaan, geometri cebakan minera l, serta sebarannya secara horizontal maupun secara vertical yang mendukung lang sung. Pemboran inti dilakukan setelah penyelidikan geologi dan penyelidikan pena fsiran geologi dan geokimia secara langsung maupun tidak geofisika. Penentuan jumlah cadangan (sumberdaya) mineral yang mempunyai nilai e konomis adalah suatu hal pertama kali yang perlu dikaji, dihitung sesuai standar perhitungan cadangan yang berlaku, karena akan berpengaruh terhadap optimasi re ncana usaha tambang, umur tambang dan hasil yang akan diperoleh. Dalam

hal penen tuan cadangan, langkah yang perlu diperhatikan antara lain : - Memadai atau tida knya kegiatan dan hasil eksplorasi. - Kebenaran penyebaran dan kualitas cadangan berdasarkan korelasi seluruh data eksplorasi seperti pemboran, analisis conto, dll. Kelayakan penentuan batasan cadangan, seperti Cut of Grade, Stripping Ratio, ked alaman maksimum penambangan, ketebalan minimum dan sebagainya bertujuan untuk me ngetahui kondisi geologi dan sebaran bijih besi bawah permukaan. Metode penambangan ada 2 metode : Open Pit ( Tambang Terbuka ) 1. Truck and Shov el 2. Dragline Underground ( Tambang Bawah Tanah ) Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi:Open Stope MethodesSupported Stope Met hodesCaving MethodesCoal Mining Methodes Berdasarkan pembagian metode penambanga n di atas, dapat kita ketahui bahwa penambangan metode penambangan batubara dipi sahkan dari metode-metode yang lain. Hal ini dikarenakan :Batubara berupa lapisan sedimen.Penyusunnya berupa Karbon, dan banyak mengandung Methane (gas beracun). Selanjutnya, metode tambang bawah t anah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.Open Stope Methodes Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri : a.Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada. b.Umumnya merupakan cara penambangan se derhana, atau tradisional. c.Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih. d .Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri: -Endapan bijih dan batuan induk rel ative keras, sehingga tidak mudah runtuh. -Endapan bijih memiliki kemiringan lap isan (dip) lebih dari 70o. -Ukuran bijih tidak terlalu besar. -Tebal endapan bij ih kurang dari 5 m. -Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas. Sedangkan metode Open Stope Methode sendiri dibedakan menjadi: a.Gopheri ng Coyoting b.Glory Hole Methode c.Shrinkage Stoping d.Sublevel Stoping Berdasar kan pembagian di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: a.Gophering Coyoting Me tode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri: -Arah penambangan hanya mengikuti a rah endapan bijih. -Cara pengerjaannya tidak sistematis. -Alat dan cara penambangnya sangat sederhana. -Tanpa perencanaan rinci, karena d alam penambangnya hanya mengikuti arah endapan. b.Glory Hole Methode Metode Glor y Hole Methode merupakan system penambangan dengan cara bebas membuat

lubang buk aan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan bijih relative kuat. mempunyai ciri-ciri: -Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relative sedikit. Lebar endapan antara 1 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah berbentuk bula t atau elips. -Endapan bijih dan batuan induk kuat. c.Shrinkage Stoping Metode S hrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri: -Cocok untuk batuan kuat. -End apan mempunyai kemiringan lebih dari 70o. -Tebal endapan tidak lebih dari 3 m. Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya. -Endapan bi jih harus homogen atau uniform. -Penambangan tidak selektif. -Bukan merupakan en dapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada asam tambang. d.Sublevel Stoping Subl evel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat level-level, kem udian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-syaratnya sebagai berik ut: -Ketebalan cebakan antara 1 20 m. -Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30 o. -Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras. -Batas endapan bij ih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak ketika dilakukan penamb angan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi atau pencampuran dua materia l. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih dengan batuan induk. -Penyebaran kada r bijih sebaiknya homogen. 2.Supported Stope Methode Supported Stope Methode ada lah metode penambangan bawah tanah yang menggunakan penyangga dalam proses penam bangannya. Secara umum ciriciri Supported Stope Methode antara lain:Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.Cara penambangannya secara sistemati s. Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain: a.Pen yangga Alamiah Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang berada atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga alamiah d ibagi menjadi: -Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang. -Endapan b ijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih ini ditinggalka n sebagai penyangga. -Waste -Batuan samping, atau material lain yang tidak ditambang. b.Penyangga Buatan (Ar tificial Support) Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke d alam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut j

uga Material Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, mau pun baut batuan. Supported Stope Methode dibedakan menjadi: a.Shrink and Fill St oping Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana level -level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-level ter sebut dibuat Stope-stope atau ruanganruangan. Setelah selesai menambang dalam sa tu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material lalu dilanjutkan den gan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relative horizontal. b.Cut and Fill Stoping Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka stop e tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini yang membe dakan dengan Shrink and Fill Stoping. Syarat Cut and Fill Stoping antara lain: Endapan bijih tebalnya antara 1 6 m. -Arah endapan relative mendatar tapi cukup tebal. -Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45o.Dan unt uk endapan yang bukan vein kurang dari 45o -Endapan bijih keras, tapi batuan ind uknya lunak. -Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya. c.Square Set Stoping Pada dasarnya, system penambangan ini dengan cara membuat penyangga yang lebih sistematis, dimana penyangganya berbentuk ruang (tiga dimensi). Baik berupa kubus ataupun balok. Penyangganya sendiri dapat berupa kayu maupun besi. Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain: -Ongkos penyangganya sangat mahal. -K emiringan endapan lebih dari 45o -Ketebalan bijih minimal 3,5 m. -Baik endapan b ijih maupun batuan induk mudah runtuh. -Endapan tidak perlu memiliki batasan yan g jelas antara endapan bijih dan batuan induknya. d.Stull Stoping System penamba ngan ini meruapkan system penambangan yang memasang penyangga dari footwall ke h anging wall. Stull sendiri berarti kayu, sehingga pada system penambangan ini pe nyangganya menggunakan kayu. Ciri-ciri system penambangan ini antara lain: -Biji h cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi batuan induk mudah pe cah menjadi bongkahan-bongkahan. -Kemiringan endapan bijih tidka terlalu berpeng engaruh. -Ketebalan endapan bijih antara 1 5 m. -Bijih harus bernilai tinggi. -R ecovery harus tinggi. Dan looses factor harus rendah, mengingat biaya yang dibut uhkan untuk penyangga sangat mahal. *Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:Raise Set Raise set

merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke atas.Lead Set Lead set merupakan cara pemasan gan penyangga maju, searah dengan penambangan endapan bijih.Corner Corner set me rupakan cara pemasangna penyangga ke arah samping atau juga menyudut. *Vein atau urat batuan adalah intrusi batuan lain ke dalam batuan induk. Intusi terjadi me lalui rekahan-rekahan batuan induk, dan lebih keras daripada batuan induk. * End apan bijih dalam sebuah cebakan relative berbeda kadarnya pada masingmasing bagi annya. Mengenai kadarnya dapat dihitung dengan menggunakan metode IMD dan juga I DW yang diperlajari di matakuliah Geostatik. *Drift adalah lubang bukaan yang me nghubungkan antar level secara vertikal. *Raise adalah lubang bukaan horizontal yang berfungsi sebagai jalan keluarmasuk pekerja dan juga mengeluarkan endapan b ijih. *Level adalah lubang bukaan yang bertingkat-tingkat. 38333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document Report this document? Please tell us reason(s) for reporting this document Spam or junk Porn adult content Hateful or offensive If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these directions <http://support.scribd.com/forums/33563/entries/22981> to submit a copyright infringement notice. Report Cancel <javascript:void(0)> This is a private document. Question_small </static/help?type=private> Info and Rating Reads: 1,142 Uploaded: 10/16/2010 Category: /Uncategorized./ Rated: Copyright: Attribution Non-commercial

Attribution_noncommercial <http://creativecommons.org/licenses/by-nc/3.0/> <#><#> Indra Vj <http://www.scribd.com/de2kzzz> Indra Vj <http://www.scribd.com/de2kzzz> Share & Embed <http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F394527 80%2F38333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih%23source%3Afacebook><http://twitter.com/ home?source=scribd.com&status=Reading%20%2238333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih%22 %20on%20Scribd%20http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F39452780%20%23Readcast><htt p://www.google.com/buzz/post?url=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F39452780%2F 38333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih&message=> <#> Related Documents PreviousNext 1. p. <http://www.scribd.com/doc/36237296/Genesa-Mineral> p. <http://www.scribd.com/doc/46909372/Genesa-Mineral> p. <http://www.scribd.com/doc/28518828/Genesa-Minerals-Genesa-Minerals-Written -by-Administrator> 2. p. <http://www.scribd.com/doc/28517983/Genesa-Minerals-Genesa-Minerals-Written -by-Administrator> p. <http://www.scribd.com/doc/39102208/GENESA-BAHAN> p. <http://www.scribd.com/doc/38551305/Genesa-Nikel> 3. p. <http://www.scribd.com/doc/45725574/Genes-A> p. <http://www.scribd.com/doc/32998366/Genesa-Bahan-Galian-complete2> p. <http://www.scribd.com/doc/23929069/baru> 4. p. <http://www.scribd.com/doc/43549286/Nikel-laterit> p. <http://www.scribd.com/doc/47527649/ajdhg> p. <http://www.scribd.com/doc/49506894/Geologi> 5. p. <http://www.scribd.com/doc/50946322/kumpulan-soal-sidang-tek-pertambangan-M ANTEP> p. <http://www.scribd.com/doc/29482111/BIJIH-LATERIT> p. <http://www.scribd.com/doc/44236983/Bab-i-amp-II-Pendahuluan-amp-Pelapukan>

More from this user PreviousNext 1. 6 p. <http://www.scribd.com/doc/44258522/Mineral-Intan-Merupakan-Jenis-Mineral-Y ang-Mempunyai-Sifat-Fisik-Dan-Drajat-Kekerasan-10-Atau-Paling-Keras-Pada-Skala-M ohs> 6 p. <http://www.scribd.com/doc/44258503/Mineral-Intan-Merupakan-Jenis-Mineral-Y ang-Mempunyai-Sifat-Fisik-Dan-Drajat-Kekerasan-10-Atau-Paling-Keras-Pada-Skala-M ohs> 4 p. <http://www.scribd.com/doc/43500026/Diamond> 2. 80 p. <http://www.scribd.com/doc/39452780/38333348-Laterit-Dan-Endapan-Bijih> 6 p. <http://www.scribd.com/doc/38282433/Baca-Juga-RPS-GD-2007-Rev> 10 p. <http://www.scribd.com/doc/37815075/Www-dim-Esdm-go-Id-17-Logam-Jatim> Recent Readcasters <http://www.scribd.com/ariojudo> Add a Comment Submit share: Characters: 400 <javascript:void(0)> Print this document High Quality Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader required). Download and Print <javascript:void(0)> Add this document to your Collections This is a private document, so it may only be added to private collections. + Create a New Collection Name: Description: Collection Type: *public locked: *only you can add to this collection, but others can view it

*public moderated: *others can add to this collection, but you approve or reject additions *private: *only you can add to this collection, and only you will be able to view it Save collectionCancel <#> Finished? Back to Document <javascript:void(0)> Upload a Document </upload-document> Search Documents <#> * * * * * * * * * * * * * * * * * * Follow Us! scribd.com/scribd </scribd> twitter.com/scribd <http://twitter.com/scribd> facebook.com/scribd <http://www.facebook.com/pages/Scribd/6978454082> About </about> Press </static/press> Blog <http://blog.scribd.com/> Partners </partners> Scribd 101 </scribd101> Web Stuff </webstuff> Scribd Store </store/about> Support <http://support.scribd.com> FAQ </faq> Developers / API </developers> Jobs </jobs> Terms </terms> Copyright </copyright> Privacy </privacy>

Copyright 2011 Scribd Inc. Language: English <#> Choose the language in which you want to experience Scribd: * English </language?destination=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F39452780%2F383333 48-Laterit-Dan-Endapan-Bijih&id=en> * Espaol </language?destination=http%3A%2F%2Fes.scribd.com%2Fdoc%2F39452780%2F3833334 8-Laterit-Dan-Endapan-Bijih&id=es> * Portugus (Brasil) </language?destination=http%3A%2F%2Fpt.scribd.com%2Fdoc%2F39452780%2F3833334 8-Laterit-Dan-Endapan-Bijih&id=pt> scribd. scribd. scribd.

You might also like