You are on page 1of 7

A.

JUDUL PROGRAM Pemanfaatan Ekstrak Ethanol Bunga Rafflesia zolingeriana Sebagai Peningkat Fertilitas Melalui Penambahan Jumlah Lapisan Sel Spermatogenesis pada Tikus Wistar Jantan. B. LATAR BELAKANG MASALAH Taman Nasional (TN) Meru Betiri adalah salah satu hutan lindung yang berada di Jawa Timur dengan luas sekitar 58.000 Ha menurut pembagian Tipe Ekosistem dan Zonasi sesuai dengan SK Ditjen PHKA nomor: 185/-Kpts /DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 bahwa topografi umumnya berbukit-bukit dengan kisaran elevasi mulai dari tepi hingga ketinggian 1233 meter pada puncak Gunung Betiri. Secara umum jenis tanah di kawasan TNMB merupakan asosiasi dari jenis aluvial, regosol dan latosol dengan rata-rata curah hujan antara 1438 2818 mm dengan hujan tertinggi pada bulan Desember - Maret. Curah hujan yang tinggi menjadikan TN Meru Betiri kaya dengan keanekaragaman flora dan fauna. Vegetasi di wilyah hutan hujan tropis tersebut banyak dijumpai jenis tumbuhan epifit; seperti anggrek, paku-pakuan dan liana. Salah satu jenis tanaman yang hanya dijumpai dan menjadi bunga endemi di TN Meru Betir adalah Rafflesia zollingeriana (Jamil, 2002). Rafflesia zollingeriana merupakan salah satu dari 17 jenis bunga rafflesia yang ada didunia. Berdasarkan peraturan pemerintah (PP) No.7 tahun 1999 bunga Rafflesia zolingeriana termasuk flora yang dilindungi (Jamil, 2002). Berdasarkan catatan IUCN (International Union Conservation Nature) tahun 1997 bahwa Rafflesia zollingeriana dalam status genting (endangered) sehingga memerlukan konservasi khusus padanya (Sumin, 1999). Rafflesia zollingeriana termasuk bunga terbesar yang holoparasit, yaitu semua nutrisinya tergantung pada inang yang ditempati oleh Rafflesia zollingeriana yaitu jenis liana Tetrastigma sp. (Zuhud, 1998). Bunga Rafflesia zollingeriana masa mekarnya tidak terlalu lama maksimal 1 minggu. Jika musim penghujan paling lama hanya 4 hari saja (Jamil, 2008). Biasanya bunga Rafflesia zollingeriana mulai tumbuh dan mekar pada bulan Mei hingga Oktober. Tumbuhan yang dikategorikan langka dan telah dilindingi ini sejak lama dimanfaatkan masyarakat untuk bahan baku obat. Pemungutan knop Rafflesia zollingeriana dilakukan secara liar oleh masyarakat dengan cara-cara tidak didasarkan pada kaedah pemanfaatan pelestarian yaitu tanpa menyisakan satu knop-pun (Zuhud et al., 1998). Rafflesia zollingeriana sering digunakan sebagai obat fertilisasi dan kangker. Fungsi dan kandungan zat aktif yang terdapat dalam bunga Rafflesia zolinggeriana sampai saat ini masih belum

diketahui secara jelas. Pengelola dari kawasan Meru Betiri sangat berharap bahwa tumbuhan ini untuk diteliti dengan berdasar kaedeah pemanfaatna dan pelestariannya. Sehingga dapat digunakan sebagai obat untuk mengatasi gangguan fertilitas seseorang terutama seorang pria. Masalah fertilitas atau kesuburan tidak selalu menjadi masalah kaum hawa, akhir akhir ini fakta membuktikan bahwa kejadian infertilitas atau kemandulan pada pria semakin meningkat. Beberapa penelitian menunjukkan, kesulitan memperoleh keturunan, 40-45% berawal dari laki-laki, dan sekitar 45-50% berasal dari pihak perempuan. Sedangkan sekitar 5-10% persen tidak dapat dipastikan. Tentu saja data ini sudah cukup membuktikan bahwa kemandulan pada pria membutuhkan perhatian secara khusus. Ada beberapa alasan yang menyebabkan seorang pria mengalami kemandulan. Keadaan yang terlalu panas di sekitar buah zakar. Pemicunya celana yang terlalu ketat, terlampau gemuk dan stres karena kondisi pekerjaan. Faktor vitalitas umum, seperti keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan gizi, kurang gerak badan, perokok berat dan alkoholik. Menderita tekanan emosional. Terlampau lama tidak melakukan hubungan intim. Sebab-sebab di atas terjadi seiring dengan gaya hidup tidak sehat para pria yang lalai. Tapi sampai saat ini belum diketemukan satu unsur yang benar-benar khusus menyuburkan sperma. Walaupun kemungkinan penambahan vitamin dapat membantu. Kemandulan seorang pria dapat disebabkan oleh gangguan pada kromosomnya. Kromosom sebagai organel sel merupakan pembawa materi genetik terbesar di dalam sel. Perubahan pada kromosom umumnya akan memberikan pengaruh berupa timbulnya kelainan pada organisme yang bersangkutan. Pada laki-laki keadaan kromosom normalnya ditulis sebagai 46XY. Pada beberapa kelainan kromosom dapat berakibat kemandulan pada laki-laki. Adanya sperma dalam jumlah cukup disertai dengan kemampuan yang layak untuk membuahi ovum melalui proses alami merupakan sarat mutlak bahwa seorang laki-laki dinilai tidak mandul atau subur. Spermatogenesis dan berbagai fungsi kemampuan sperma dikendalikan oleh faktor genetik (gen) yang tidak sedikit jumlahnya. sekurang-kurangnya ada 25 gen yang berperan untuk menentukan mandul atau suburnya lakilaki. Berbagai gen tersebut akan mempengaruhi spermatogenesis yang dapat berakibat pada pengurangan jumlah sprermatogonia, hambatannya pada pasien dan zigoten spermatosit I, hambatan pada spermatid sampai pada hilangnya spermatogenesis. Sampai sekarang belum diketahui adanya faktor mitokondria sebagai penyebab kemandulan pada laki-laki. Azoospermia merupakan keadaan terparah pada laki-laki yang menjadi penyebab terpenting

pada kemandulan. Oleh karena itu penelitian terhadap bunga Rafflesia zolingenariana diharapkan dapat mengetahui kandungan zat aktif yang dapat meningkatkan proses spermatogenesis sehingga dapat digunakan sebagai terapi untuk pasangan yang infertile terutama seorang pria. C. PERUMUSAN MASLAH Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelian Rafflesia zolingenariana dapat meningkatkan fertilitas dari tikus Wistar adalah sebagai berikut : 1. Bagaiman mengetahui Persebaran dan jumlah Rafflesia zolingenariana yang terbaru 2. Jenis pelarut apakah yang efektif digunakan untuk mengekstrak bunga Rafflesia zolingerianana ? 3. Bgaimana pengeruh prosentase filter (bahan pengisi) terhadap kualitias tepung Rafflesia zolingenariana 4. Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak bunga Rafflesia zollingenariana terhadap proses spermatogenesis tikus wistar ? D.TUJUAN PROGRAM 1. Mengetahui pesebaran dan jumlah Rafflesia zollingenariana yang berada diwilayah TN Meru Betiri yang terbaru. 2. Mengetahui metode yang tepat dalam melakukan ekstraksi bunga Rafflesia zolingenariana, khususnya jenis pelarut yang digunakan 3. Mengetahui pengaruh prossentase filter (bahan pengisi) terhadap kualitas tepung Rafflesia zolingenariana 4. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bunga Rafflesia zolingenariana terhadap proses spermatogenesis tikus Wistar E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat diketahui persebaran dan jumlah Rafflesia zollingenariana yang berada di wilayah TN Meru Betiri. Kemudian dilakukan pengeksatrakan, dengan harapan dapat diketahui metode ekstraksi yang tepat untuk Rafflesia zolingernariana secara maksimal, terutama jenis pelarut dan prosentase filter yang digunakan, untuk kemudian dapat dugunakan percobaan dalam meningkatkan fertilitas dari

proses spermatogenesis tikus Wistar. Hasil penelitian akan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah. F. KEGUNAAN PROGRAM Adapun kegunaan yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Aspek Pendidikan : Menerapkan salah satu mata kuliah dari fakultas kedokteran bidang farmakologi. 2. Aspek Ekonomi : dapat memperkaya dan menambah produk herbal yang ada di Indonesia. Dapat juga menjadi hak paten untuk jamu produksi Indonesia. Penelitian merupakan dasar dan proses pengembangan obat untuk meningkatkan fertilitas manusia. Namun perlu penelitian lebih lanjut. 3. Upaya pengelolaan bunga Rafflesia zolingenariana dengan pengelolaan yang lebih bermanfaat dan pelestarian lebih lanjut. G. TINJAUAN PUSTAKA

H. METODE PELAKSANAAN H.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik sebagai variabel bebas adalah dosis ekstrak etanol Rafflesia zolingenariana sedangkan variabel tergantung adalah proses spermatogenesis tikus wistar jantan. H.2 Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan pada bulan April sampai Mei di laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran sebagai pemeliharaan tikus Wistar, laboratorium biomedik Fakultas Farmasi untuk mengekstraksi bunga Rafflesia zolingenariana dan untuk pembuatan preparat mikroanatomi testin di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. H.3 Bahan dan Alat H.3.1 bahan dan alat untuk ekstrak Rafflesia zolingenariana

Bahan : Bunga Rafflesia zolingenariana, etanol 96 % dan alkohol 70%. Alat : maserator, rotary evaporator, neraca analitik digital, alat-alat gelas, alat suntik, jarum suntik oral dan pipet berskala.

H.3.2 bahan dan alat untuk pembuatan preparat proses spermatogenesis Bahan : 20 ekor mencit jantan strain Winstar dengan berat antara 200-300 gram umur 3 bulan, larutan boiun, formalin 10%, alkhol konsentrasi 10%-alkhohol absolut, toluol, paraffin, xylol, bahan pewarna preparat Hematoxylin-Eosin, Canada balsam, aqudest, chloroform dan albumin meyer. Alat : kandang, tempat minum mencit, bak paraffin, pisau bedah, pinset dan guting bedah, mikrotom, oven, scalpel, holder, spetula, hotplate, straining jar, tusuk gigi, timbangan elektrik dan jarum kanul. H.4 Metode penelitian 1. Ekstraksi bahan uji Serbuk Rafflesia zolingenariana di timbang sebanyak 1 kg. Kemudian dilakukan ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96% 1 L (1:5). Serbuk Rafflesia zolingenariana direndam dalam etanol 96% sebanyak 5 kali berat serbuk Rafflesia zolingenariana. Diaduk dan biarkan selama 3X24 jam, filtrat yang hasilkan ditampung dan dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator. Filtratnya merupakan bahan uji (g) 2. Pelakuan pada hewan uji Dosis untuk kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 berturut-turut diberi 1,0; 2,0 dan 3,0 mg /kg bb ekstrak bunga Rafflesiazolingenariana yang dilarutkan dalam air dan diberikan secara intravena, selama 15 hari berturut-turut. Kelompok kontrol hanya diberi larutan air, dengan cara yang sama. Ketiga kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masing-masing terdiri atas 5 ekor. Pada hari perlakuan terakhir tikus dibunuh dengan kloroform lalu dibedah. 3. Analisis Lapisan Sel Spermatogenesis

Setelah tikus dibunuh organ testis diisolasi untuk dibuat preperat mikroanatomi. Sediaan mikroanatomi testis dilihat dengan menggunkan mikroskop pada perbesaran kuat. Selanjutnya dihitung jumlah lapisan sel spermatogeniknya, mulai dari spermatogonium sampai late spermatid. H.5 Analisis data Data yang diperoleh berupa data kuantitatif yaitu jumlah lapisan sel spermatogenik. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji LSD pada taraf uji 5% untuk menunjukkan letak perbedaan pada tiap perlakuan.

Gambar. Skema penelitian

I. JADWAL PELAKSANAAN Bulan ke No 1 Kegiatan Persiapan 1 2 3 4 5 6

Pembuatan ekstrak

Pembuatan larutan uji

Pengujian

Analisa data dan pembahasan

Penulisan laporan dan seminar

You might also like