You are on page 1of 6

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR TERMOKIMIA

ARTIKEL

Oleh : Nama NRP Kelompok No.Meja Tgl.Percobaan Asisten : Ratna Purnamasari : 113020161 :F : 9 (Sembilan) : 16 Desember 2011 : Nadya Charisma

Artikel Kimia Dasar Termokimia

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011
TERMOKIMIA
Ratna Purnamasari 113020161 Nadya Charisma

Perubahan energi bukan hanya terjadi pada mahluk hidup, tetapi dalam bidang ilmu kimia. perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas, yang biasanya disebut sebagai panas reaksi. alat yang dipakai untuk mengukur panas reaksi adalah kalorimeter. cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang panas reaksi dalam proses atau reaksi kimia disebut termokimia, yang merupakan bagian dari cabang ilmu pengetahuan yang lebih besar yaitu termodinamika. Dalam kehidupan sehari-hari kita lebih akrab dengan kata-kata panas dan dingin, untuk mengungkapkan suatu keadaan menurut alat peraba yaitu kulit, yang mana hal tersebut bersifat kualitatif. Namun secara kuantitatif, dapat dilakukan dengan berdasar kepada kenaikan suhu, yang digunakan alat ukur yaitu termometer. Satuan suhu yang dipakai adalah derajat celcius (0C), sedangkan satuan suhu dalam SI digunakan kelvin (K). Untuk menyatakan jumlah energi digunakan satuan

kalori, sedangkan untuk menyatakan jumlah energi dalam SI unit digunakan satuan joule. (Braddy, 1999). Tujuan dari percobaan termokimia ini adalh untuk menentukan setiap reaksi kimia, perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana, dan reaksi kimia yang dapat berlangsung eksoterm dan endoterm. Prinsip percobaan termokimia ini adalh berdasarkan hokum Hessmengenai jumlah panas Keseluruhan perubahan sebagai hasil urutan langkah-langkah dan harga H untuk keseluruhan proses adalah jumlah dari perubahan entalpi yang terjadi selama ini. Berdasarkan hukum Lavoisier Pada setiap reaksi kimia, massa zat-zat yang bereaksi adalah sama dengan produk reaksi. Dalam versi modern Dalam setiap reaksi kimia tidak dapat dideteksi perubahan massa.

Artikel Kimia Dasar Termokimia

Termokimia membahas hubungan antara kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih banyak berhubungan dengan pengukuran kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan struktur zat, misalnya perubahan wujud atau perubahan struktur Kristal. Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu kiranya dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan energy apa saja yang dimiliki oleh suatu zat, bagaimana energy tersebut berubah, bagaimana mengukur perubahan energy tersebut, serta bagaimana pula hubungannya dengan struktur zat. Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan (Bambang, 2011). Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi (Bambang, 2011). Reaksi eksoterm adalah reaksi yang pada saat berlangsung disertai pelepasan panas atau kalor. Panas reaksi ditulis dengan tanda positip. Ciri-ciri reaksi eksoterm : Reaksi yang membebaskan kalor

Reaksi endoterm dalah reaksi yang pada saat berlangsung membutuhkan panas. Panas reaksi ditulis dengan tanda negatif . Ciri-ciri reaksi endoterm adalah : Reaksi yang memerlukan kalor

Suhu sistem < suhu lingkungan Kalor berpindah dari lingkungan ke sistem Disertai dengan penurunan suhu. Kalor adalah salah satu energi yang cepat berpindah dari benda yang satu kebenda yang lain karena perbedaan suhu. Istilah kalor berasal dari kata Kaloric yang diperkenalkan oleh Lavoiser ahli kimia dari Prancis. Oleh para ahli kimia dan fisika kalor dianggap zat alir yang tidak dapat dilihat oleh manusia. Berdasarkan itulah satuan kalor ditetapkan dengan nama kalori. Satuan kalor yang lain yaitu Joule. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu satu gram air sebesar 10 C (Anonim, 2011). Sifat-sifat dari kalor adalah suhu tekanan, jumlah mol dari tiap zat dan berupa cairan, padat atau pun gas. Suatu fungsi keadaan atau variabel keadaan adalah suatu jumlah yang harganya hanya tergantung dari keadaan sistem pada saat tersebut dan tidak bergantung pada keadaan sistem sebelumnya Bila sistem tidak diisolasi dari lingkungannya, maka panas akan mengalir antara keduanya, maka bila terjadi reaksi, suhu dari sistem dapat dibuat tetap dan perubahannya dinamakan perubahan isotermik (Braddy, 1999). Kalor jenis itu adalah sifat zat yang menunjukan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat bermassa 1 kg sebesar 1C atau 1 K (Octa, 2011). Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk

Suhu sistem > suhu lingkungan Kalor berpindah dari sistem ke lingkungan Disertai kenaikan suhu

Artikel Kimia Dasar Termokimia

atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s) (Bambang, 2011). Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi (H) . Misalnya pada perubahan es menjadi air (Bambang, 2011). Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, H adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga H positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga H negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya (Bambang, 2011). Jenis-jenis perubahan entalpi adalah sebagai berikut : 1. Entalpi Pembentakan Standar ( DHf ):DH untak membentuk 1 mol persenyawaan langsung dari unsur-unsurnya yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm. 2. Entalpi Penguraian: DH dari penguraian 1 mol persenyawaan langsung menjadi unsur-unsurnya (= Kebalikan dari DH pembentukan). 3. Entalpi Pembakaran Standar ( DHc ): DH untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm. 4. Entalpi Reaksi:

DH dari suatu persamaan reaksi di mana zatzat yang terdapat dalam persamaan reaksi dinyatakan dalam satuan mol dan koefisienkoefisien persamaan reaksi bulat sederhana. 5. Entalpi Netralisasi: DH yang dihasilkan (selalu eksoterm) pada reaksi penetralan asam atau basa. 6. Hukum Lavoisier-Laplace Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan 1 mol zat dari unsur-unsurya = jumlah kalor yang diperlukan untuk menguraikan zat tersebut menjadi unsurunsur pembentuknya. Artinya : Apabila reaksi dibalik maka tanda kalor yang terbentuk juga dibalik dari positif menjadi negatif atau sebaliknya Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor. Untuk mengukur kalor reaksi dalam kalorimeter, perlu diketahui terlebih dahulu kalor yang dipertukarkan dengan kalorimeter sebab pada saat terjadi reaksi, sejumlah kalor dipertukarkan antara sistem reaksi dan lingkungan (kalorimeter dan media reaksi). Besarnya kalor yang diserap atau dilepaskan oleh kalorimeter dihitung dengan persamaan: Q = m c t Prinsip kalorimeter berdasarkan pada perubahan temperatur artinya hasil reaksi kimia yang dilihat dengan alat pemanas elektris. Alat elektris mengukur arus (l), hambatan (R), dan waktu (t) pada panas agar bisa menghitung berapa banyak panas berbanding dengan banyaknya produk yang dari perubahan kimia. Teknik penggunaan kalorimeter dikembangkan oleh Lavoiser dan ahli kimia lainnya. Kalorimeter terdiri atas penangas air dengan dinding isolasi dan bejana reaksi yng terendam dalam air. Selama reaksi berlangsung terjadi perpindahan kalor dari ampel ke kalorimeter. Akibatnya suhu naik,

Artikel Kimia Dasar Termokimia

kenaikan suhu air dapat diukur dengan termometer . Jenis kalorimeter, diantaranya ialah kalorimeter jenis pembakaran dan kalorimeter untuk mempelajari reaksi-reaksi dalam larutan. Kalorimeter jenis pembakaran biasanya digunakan kalorimeter Bom. Sedangkan untuk kalorimeter yang digunakan yang sederhana yaitu berupa termos yang diberi termometer. Banyaknya kalor yang dibebaskan atau diserap diperoleh dengan menaruh suatu kuantitas yang ditimbang (dari) pereaksi-pereaksi dalam wadah, membiarkan reaksi berlangsung dan mencatat perubahan temperatur dalam air sekitarnya. Dari bobot bahan-bahan yang terlibat (air, hasil reaksi, dan kalorimeter), perubahan temperaturnya, kapasitas panas mereka, maka banyaknya perubahan kalor selama reaksi dapat dihitung. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Gelas kimia, buret, kawat kasa, kaki tiga, pembakar (bunzen), termometer, kalorimeter. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Aquades, Zn, CuSO4,NH4OH,CH3COOCH,HCl. Metode percobaan yang dilakukan dalam percobaan calorimeter ini adalah : Penentuan Tetapan Kalorimeter Dimasukan 20 cm3 air kedalam kalorimeter dengan buret, catat temperaturnya. Panaskan 20 cm3 air kedalam gelas kimia kurang lebih 900 C, catat temperaturnya. Campurkan air panas kedalam kalorimeter, aduk atau kocok, amati temperatur selama 10 menit dengan selang 1 menit. setelah campuran buatlah kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu untuk menentukan harga penurunan temperatut air panas dan kenaikan temperatur air dingin. Hitunglah !, Kalor yang diserap air dingin (q1), Kalor yang diberikan air panas (q2), kalor yang diterim oleh kalorimeter Q3, serta tetapan kalorimeter. Dengan catatan, massa jenis aur dianggap konstan 1gr/cm3, serta kalor jenis air (s) diaggap 4,2 j g-1 k-1. rumus yang dipakai adalah q = massa air x kalor jenis x t, dan tetapan kalorimeter, k = q3/t.

Penentuan Kalor Penetralan HCL dan NH4OH Dimasukan 20 cm3 HCL 2 M ke dalam kalorimeter, catat kedudukan kalormeternya. Ukur 20 cm3 NH4OH 2, 05 M, catat temperaturnya (atur sedemikian rupa, sehingga tmperaturnya sama dengan temperatur HCL). Campurkan bassa ini kedalam kalorimeter dan catat temperatur campuran selama 5 menit dengan selang setengah menit. Buat grafik untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi ini. Hitung!, H penetralan, jika kerapatan larutan 1, 015/ cm3 dan kalor jenis 3, 96 j g-1 k-1 . Penentuan Kalor Penetralan NaOH CH3COOH Dimasukan 20 cm3 CH3COOH 2 M kedalam kalorimeter, catat kedudukan termometernya. Ukur 20 cm3 NaOH 2, 0,5 M, catat temperaturnya ( atur sedemikian rup, sehingga temperaturnya sama dengan temperaturnya sama dengan temperatur HCL. Campurkan basa ini kedalam kalorimeter dan catat temperatur campuran selama 5 menit dengn selang waktu setengah menit. But grafik untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaki ini. Hitung!, H penetralan, jika kerapatan larutan 1,098 g/cm3 dan kalor jenis 4,02 j g-1 k-1. Penentuan Kalor Penetralan HCL dan NaOH Dimasukan 20 cm3 HCL 2 M kedalam kalormeter, catat keudukan termometernya. Ukur 20 cm3 NaOH 2, 05 M, catat temperaturnya (atur sedemikian rupa, sehingga temperaturnya sama dengan temperatur HCl. Campuran basa ini keadalam kalorimeter dan dan catat temperatur campuran selama 5 menit dengan selng setengah menit. Buat grafik unutk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi ini. Hitung !, H penetralan, jika kerapatan larutan 1,098 g/cm3 dan kalor jenis 4,02 j g-1k-1 . Diketahui : anggap penaikan temperatur sebesar T3,pada reaksi dihasilkan 0,0040 mol NaCl. Volume larutan 40 cm3, massa larutan 40 x 1,039 = 41,2 g. Hitunglah kalor yang diserap larutan, q11 ,q11 = 41,2 x 3,96 x T3 kalor yang diserap kalorimeter, q12 q12 = k . T3 J, kalor yang

Artikel Kimia Dasar Termokimia

dihasilkan oleh reaksi, q13, q13 = q11 + q12 j, kalor penetralan, Hn,Hn = q13 j mol-1 . Penentuan kaor reaksi Zn + CuSO4 Dimasukan 40 cm3 larutan CuSO4 1M kedalam Kalorimeter, catat temperaturnya selang 1 menit setelah pencampuran selama 10 menit. Ukur kenaikan suhu dengan termometer , dan memakai grafik.Hitunglah, Kalor yang diserap kalorimeter ( q4 ) dengan rumus q4 = K x T.Kalor kalorimeter q5 = massa larutan x kalor jenis larutan x kenaikan temperatur, kalor yang dihasilkan oleh reaksi q6, q6= q4 + q5, reaksi ini melibatkan 0,040 mmol zat entalpi, jadi Hr = (q6 / 0,040 ) jmol-1.Dengan catatan massa jenis ZnSO4 = 1,14 grcm-1 kalor jenis = 3,52 jgr1 k-1 . Penentuan kalori etanol dalam air Dimasukan 18 cm3 air kedalam kalorimeter dengan buret, ukur temperaturnya selama 2 menit dengan selang 1,5 menit. Ukur temperatur etanol dalam buret kedua, dimasukan dengan cepat 29 cm3 etanol kedalam kalorimeter, kocok campurannya, catat teperatur selama 4 menit dengan selang 0,5 menit.Ulangi pengamatan ini pada campuran lain.

Tim

Penyusun, (2011), Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Universitas Pasundan (UNPAS) : Bandung.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2011), www.google.com, Desember 2011. Wikipedia, Accesed : 15

Bambang, (2011), www.google.com, Desember 2011.

Chem-Is-Try, Accesed : 15

Brady, James E, (1999), Kimia Universitas Asas dan Sruktur, Jilid Kesatu, Edisi Kelima, Erlangga: Jakarta Octa, (2011), Sifat Koligatif Larutan, www.google.com, Accesed : 15 Desember 2011.

You might also like