You are on page 1of 43

Universitas Budi Luhur

Pascasarjana
UJIAN MATRIKULASI
Mata Ujian Hari/Tanggal Dosen Nama : Wawasan Budi Luhur : 25 September 2010 : Dr. M. Hartun Sunjata, Drs., M.Sc. : Tri Harsono Kelompok Waktu Metode NIM :: 3 hari : Buka Buku :1031600511

Jelaskan dan uraikan masalah dibawah ini dikaitkan dengan wawasan budi luhur .. 1. Mengapa Terjadi Korupsi ? 2. Bagaimana Menanggulangi Korupsi ? 3. Narkoba ? 4. Kecelakaan Lalu Lintas ? 5. Bentrok Antar Ormas ? 6. Premanisme (Bentuk-Bentuknya) ? 7. Kumpul Kebo ? 8. Kemacetan ? 9. KDRT ?

SOAL NOMOR 1 (SATU) & 2 (DUA)


Mengapa Terjadi Korupsi Bagaimana Menanggulangi Korupsi

Latar belakang Beberapa pekan yang lalu Indonesia mendapatkan kabar yang cukup menyenangkan. Kabar tersebut datang dari sisi buruk Indonesia yaitu korupsi. Indonesia yang beberapa tahun terakhir termasuk dalam golongan negara-negara terkorup di asia, kini mulai meranjak naik di atas Philipina dan Burma hal tersebut dtandai dengan naiknya indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia sebesar 0.3 persen dari yang tahun lalu hanya 2,3 persen menjadi 2,6 persen. Memang sejak awal kepemimpinan SBY korupsi menjadi salah satu pusat perhatian pemerintahan ini. Dan pada kepemimpinan beliau terbukti bahwa pemberantasan korupsi menjadi lebih pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pelaku korupsi yang sudah dapat ditangkap dan dimasukkan kedalam penjara. Namun semua itu ternyata belum cukup untuk memberantas korupsi dari tanah air tercinta ini. Korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidakseimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi. Pemberantasan korupsi di negara ini masih tergolong tebang pilih dan proses pemberantasan yang dilakukanpun banyak menggunakan proses yang korup, tidak jujur dan menjebak para pengadil untuk bertindak kotor dan melakukan hal yang sama dengan para koruptor.

Melihat realita yang sangat bertolak belakang dengan harapan pemimpin dan masyarakat Indonesia ini, menimbulkan suatu tanda tanya besar mengenai sistem di Indonesia. Selain itu banyakmnya para pejabat dan pemberi pelayanan publik yang terjebak dalam kondisi dilematis antara menolak dan menerima korupsi juga membuat masyarakat awam bertanya-tanya bagaimana sajakah bentuk korupsi dan bagaimanakah menghadapi kondisi dilematis tersebut. Pengertian Seputar Korupsi, Korupsi memiliki banyak pengertian dimata publik. Banyak yang mengatakan bahwa korupsi adalah tindakan pejabat yang mengunkan uang negara untk memperkaya dirinya. Ada juga yang beranggapan bahwa korupsi adalah penyakit para pemimpin yang gila akan harta. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa korupsi itu identik dengan segala sesuatu yang berbau uang atau hal-hal yang bersifat materi.Namun jika dilihat dari asal kata korupsi yang berasal dari bahasa latin yaitu corruptio dari kata kerja corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik dan menyogok. Pengertian korupsi tersebut jauh lebih luas dibandingkan hanya sekedar masalah materi. Menurut transparency international korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka .Sedangkan menurut hukum berdasarkan pasal 2 UU no. 31 th. 1999 korupsi adalah perbuatan secara melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri/orang lain (perseorangan atau korporasi) yang dapat merugikan keuangan / perekonomian negara . Sehingga menurut hukum suatu tindakan tersebut dianggap sebagai suatu tindakan korupsi apabila terdapat tiga unsur didalamnya yaitu: 1. Secara melawan hukum yang artinya meskipun perbuatan tersebut tidak diatu dalam peraturan perundang-undangan ( melawan hukum formil), namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan hukum materiil, maka perbuatan tersebut dapat dipidanakan. 2. Memperkaya diri sendiri/ orang lain 3. dapat merugikan keuangan perekonomian negara, yang mana tindakan korupsi telah dianggap ada apabila ada unsur-unsur perbuatan yang telah dirumuskan terpenuhi, bukan dengan timbulnya akibat.

Oleh karena itu secara umum korupsi haruslah diletakkan kedalam ranah publik atau dengan kata lain semua hal yang menyalahgunakan kekuasaan publik dan merugikan negara adalah tindakan korupsi. Istilah korupsi yang mengandung makna dan pengertian yang begitu luas ini, menurut Wahyudi Kumorotomo dalam bukunya etika administrasi negara (1992:208) didukung oleh kenyataan bahwa korupsi selalu dilakukan oleh manusia yang punya itikad kurang baik, dan manusia sebagai subjek tidak pernah kehabisan cara untuk mencapai tujuantujuan yang tidak baik tersebut. Oleh karena itu, dapat dikemukakan secara singkat bahwa korupsi mempunyai karakteristik sebagai kejahatan yang tidak mengandung kekerasan (nonviolence) dengan melibatkan unsur-unsur tipu daya muslihat (guile), ketidakjujuran (deceit) dan penyembunyian suatu kenyataan (concealment). Korupsi merupakan suatu tindakan yang merugikan negara baik secara langsung maupun tidak langsung dan jika ditinjau dari aspek normatif, korupsi merupakan suatu penyimpanganatau pelanggaran . Faktor-faktor Penyebab Korupsi Korupsi penyakit mematikan yang mengakibatkan kerusakan pada tatanan sosial in tidaklah terjadi dengan begitu saja. Banyak para pejabat yang sebelum duduk di pemerintahan tergolong orang yang bersih dan vokal dalam menentang korupsi, dan banyak dari mereka merupakan aktivis ketika menjadi mahasiswa. Namun, ketika para pejebat tersebut telah mendapatkan posisi dipemerintahan banyak diantara para pejabat tersebut terjebak dalam kondisi yang tidak diharapkan. Secara umum korupsi tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: Pertama, kerusakan pada lingkungan makro (negara). kerusakan pada lingkungan makro (negara) di mana sistem hukum, politik, pengawasan, kontrol, transparansi rusak. Kerusakan tersebut menjadi latar lingkungan yang merupakan faktor stimulus bagi perilaku orang. Kedua, pengaruh dari iklim koruptif di tingkat meso (kelembagaan, departemen) Ketiga karena faktor kepribadian. Selain faktor-faktor penyebab tersebut masih terdapat berbagai faktor yang tidak kalah penting dan menjadi alasan yang paling umum dari terjadinya korupsi. Faktor tersebut adalah faktor budaya, dimana korupsi telah dianggap sebagai bagian dari sejarah bangsa Indonesia.

Dimana Indonesia masih terikat dengan sistem sosial yang masih terpengaruh oleh sisa-sisa feodalisme, upeti merupakan sumber utama korupsi yang sukar di ubah. Sistem pemerintahan Indonesia yang masih menganut sistem pemerintahan kerajaan khususnya kerajaan-kerajaan jawa, para masyarakat dan pejabat masih memegang erat sistem kebapakan juga menjadi latar belakang sukarnya korupsi tersebut diberantas.

Faktor hukum juga yang masih mudah terombang-ambing oleh kepenting pribadi atau individu juga menjadi salah satu penghalang berhasilnya pemebrantasan korupsi di negara ini. Hukum di Indonesia masih mudah diperjual belikan, banyak mafia-mafia peradilan yang beraksi jika kasus korupsi mulai disidangkan. Hal tersebut menambah sulitnya hukum ditegakkan di Indonesia. Penghormatan yang terlalu tinggi untuk HAM juga menjadi salah satu alasan para koruptor tidak merasa jera dengan hukum yang diberikan. Banyak koruptor yang selalu dilindungi oleh hukuman karena alasan melanggar HAM. Banyak para pejabat merasa terpaksa menerima uang tersebut dan apabila tiba waktnya kasus di sidang para koruptor tersebut dengan segera mengembalikan uang. Para pejebat tersebut lupa bahwa korupsi bukanlah sesautu yang wajiib untuk dilakukan. Sebagaimana pernyataan Anthony Eden, seorang politikus yang pernah menjadi Perdana Menteri Inggris 19551957, Corruption never has been compulsory korupsi itu bukanlah sesuatu yang tidak disengaja bukan faktor kebetulan, Melainkan suatu tingkah laku yang dilandasi niat atau motivasi tertentu . Sehingga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa korupsi karena keadaan yang memaksa untuk menjadikan diri sesorang menjadi koruptor. Korupsi Bagi Kehidupan Negara dan Masyarakat. Korupsi bukanlah penyakit AIDS, Flu Burung ataupun Sars yang merupakan suatu penyakit yang hanya diderita oleh penderita dan akan terinfeksi ke orang lain yang melakukan suatu kontak dengan penderitanya. Korupsi adalah suatu penyakit yang apabila diderita seseorang dapat menyengsarakan semua lapisan masyarakat, dan berdampak negative terhadap semua aspek kehidupan baik itu Ekonomi, Sosial maupun Politik. Dari segi Ekonomi korupsi sudah sangat jelas menghancurkan perekonomian negara, para koruptor melakukan segala cara untuk

menguntungkan dirinya. Para koruptor berani dalam melakukan pencurian, penggelapan atas sumber daya pemerintah yang nantinya mempengaruhi pembelian dan penjualan, belum lagi berbagai cara yang dilakukan untuk mengelak dari pembayaran pajak. Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan resiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien Sehingga dari sisi ekonomi dapat dikatakan korupsi menghambat kegiatan pembangunan dan menghambat perkembangan kegiatan usaha di Indonesia. Dengan kata lain korupsi menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang menyebabkan harga jual barang dan jasa di Indonesia menjadi lebih tinggi dan mahal. Dari sisi Sosial korupsi menyebabkan kerusakan yang cukup parah, korupsi menyebabkan tatanan sosial menjadi rusak. Banyak kejahatan terjadi akibat korupsi, krisis ekonomi yang berkepanjangan, penderitaan dimana-mana, dan angka kejahatan meningkat seiring dengan meningkatnya korupsi (global Corruption Report, 2005). Dan parahnya lagi korupsi sangat dirasakan langsung oleh mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan, dimana masyarakat ini sangant bergantung dengan pelayanan-pelayanan publik yang kian jauh dari kebaikan. Kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum juga sangat bergantung dengan keberhasilan penegak hukum dalam memeberantas korupsi, apabila korupsi berhasil ditekan maka kepercayaan masarakat terhadap penegak hukum bertambah. Kepercayaan yang membaik dan dukungan yang masyarakat memebaut penegakan hukum menjadi efektif. Penegakan hukum yang efektif

dapat mengurangi jumlah kejahatan yang terjadi. Jadi bisa dikatakan bahwa mengurangi korupsi dapat juga secara langsung mengurangi kejahatan yang lain . Sedangkan dari sisi politik, korupsi membawa akibat-akibat buruk yang berbahaya. Korupsi didunia politik terlalu banyak jenis dan bentuknya dari nepotisme, suap hingga penggelapan dan manupulasi data. Masuknya korupsi di dunia politik menyebabkan semakin bobroknya birokrasi suatu negara. Korupsi juga menjadikan penciptaan pemerintahan yang baik(good governance) menjadi terhambat. Korupsi pemerintahan di pemilihan umum dan di badan legislatif dalam mengurangi pelayanan

akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan dan korupsi di publik menghasilkan ketidak-seimbangan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi .Korupsi menyebabkan demokrasi yang tercipta menjadi suatu demokrasi yang palsu dan lebih jauh lagi suatu birokrasi apabila telah dijejali dengan para pejabat yang korup akan menjelma menjadi suatu bentuk negara kleptokrasi. Sehingga sudah sangat jelas mengapa korupsi merupakan sautu penyakit negara yang sangat berdampak pada pembangunan,tatanan sosial dan juga politik. Contoh Kasus Kasus korupsi yang sering tertangkap oleh KPK adalah kasus korupsi pada tingkat Mikro yang mana korupsi ditingkat ini adalah korupsi yang disebabkan kerusakan pada sistem hukum, politik, pengawasan, kontrol, transparansi rusak. Kerusakan tersebut menjadi latar lingkungan yang merupakan faktor stimulus bagi perilaku orang. Kasus Korupsi inilah yang sering diperlihatkan di media masa, contoh dari kasus korupsi inilah kasus korupsi yang melibatkan anggota dewan dari Fraksi PPP Al Amin Nasution yang menerima suap dari Sekda Bintan Azzirwan untuk meloloskan uu pembebasan hutan dan diduga memaksa sekda bintan tersebut untuk memberikan sejumlah uang kepada dirinya dan rekan-rekannya. Dan menurut hukum uu no.31 th 1999 jo uu 20 th. 2001 pasal 12e yang mana menyebutkan pegawai negeri/ penyelenggara negara yang

menyalahgunakan kekuasaannya untuk menguntungkan diri sendiri/orang lain (secara melawan hukum), memaksa untuk memberikan sesuatu, membayar, menerima pembayaran dengan potongan, atau mengerjakan sesuatu. Akan menerima hukuman penjara seumur hidup; penjara min 4 th max 20 th; denda min Rp 200juta max I milyar.Dalam kasus ini anggota dewan yang seharusnya bekerja sebagai lembaga pengawas, untuk menjaga agar proses pemerintahan berjalan lebih baik ternyata melakukan penyelewengan dengan menerima suap. Hal ini menjadikan bukti bahwa tidak berjalannya proses check and balance menyebabkan merajalelanya korupssi di suatu negara. Kesimpulan Korupsi yang merupakan penyakit negara yang sangat berdampak pada pembangunan, tatanan sosial dan juga politik. Korupsi mempunyai karakteristik sebagai kejahatan yang tidak mengandung kekerasan (nonviolence) dengan melibatkan unsur-unsur tipu daya muslihat (guile), ketidakjujuran (deceit) dan penyembunyian suatu kenyataan (concealment). Korupsi merupakan suatu tindakan yang merugikan negara baik secara langsung maupun tidak langsung dan jika ditinjau dari aspek normatif, korupsi merupakan suatu penyimpangan atau pelanggaran. Korupsi itu bukanlah sesuatu yang wajib untuk dilakukan oleh para pejabat atau pemegang kekusaan karena Corruption never has been compulsory korupsi itu bukanlah sesuatu yang tidak disengaja bukan faktor kebetulan, Melainkan suatu tingkah laku yang dilandasi niat atau motivasi tertentu.Solusi.Korupsi dapat dicegah antara lain dengan : 1. 2. memperbaiki kondisi lingkungan makro (negara) seperti memperbaiki sistem, pengawasan dengan cara sistemik-struktural. Melaksanakan cara abolisionistik, dengan mengkaji permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat, mempelajari faktor permasalahan masyarakat 3. Pembinaan mental dan moral individu, baik dengan kotbah, maupun pelatihan.Memberikan efek jera kepada pelaku korupsi, seperti memberikan hukuman kepada koruptor sama seperti memberikan hukuman kepada Pengkhianat negara.Conth: dulu PKI ReferenceKumorotomo, Wahyudi. 1992. Etika Admininistrasi Negara.akarta : Raja Grafindo Jakarta Maheka, Arya. Mengenali & Memberantas

pendorong individu melakukan korupsi dan meningkatkan kesadaran hukum

Korupsi. Jakarta: KPK Muluk, Hamdi. 2008. Psikologi Korupsi. ww.himpsijaya.org Dampak sosial politik dari korupsi. www.transparansi.or.id Memberantas Korupsi Dengan Cara-Cara Korup. www.investigasi-korupsi.com Korupsi. http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

SOAL NOMOR 3 (TIGA) NARKOBA

A.

Latar Belakang Masalah Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan

sangat berbahaya bagi tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obatobatan terlarang. Dahulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai negara. Tapi kini, narkoba telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Pada era modern dan kapitalisme mutakhir, narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai belahan bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga, serta mengancam hari depan umat manusia. walaupun bahaya narkoba terus di galakkan tapi masih saja banyak yang menyalahgunakan.

B.

Rumusan Masalah
a. Macam-macam narkoba, pengarauh dan efek penggunaan

b. Narkoba dan Agama A. Macam-macam Narkoba, Pengaruh dan Efek Penggunaannya 1. Cannabis (ganja, cimeng, mariyuana, hashis, rumput, grass). Ganja bahan aktifnya tetrahidrocanabinol yang dapat membuat hilang kesadaran atau fly / teler. a. Efek penggunaan Ganja : Gelisah Lemas dan ingin tidur terus Perasaan gembira dan selalu tertawa untuk hal yang tidak lucu Nafsu makan besar Persepsi tentang benda berubah

b. Akibat jangka panjang : Gangguan memori otak / pelupa Sulit berfikir dan konsentrasi

Suka bengong

2. Ecstasy (inex, kancing). Obat jenis ini tergolong zat psikotropika, jenisnya antara lain : apel, alladin, elektric, gober, butterfly, dan lain-lain. Bahan ecstasy sering dicampur dengan zat-zat kimia berbahaya seperti insektisida dan pil KB. Berikut ini efek dan pengaruh penggunaan ectasy : Pengaruh menggunakan ecstasy : Energik - Tidak bisa diam Mata sayu - Over acting Pusat - Susah tidur Berkeringat

Efek penggunaan ecstasy : Syaraf otak rusak Dehidrasi Gangguan lever Tulang dan gigi keropos Tidak nafsu makan Waktu tidur terganggu (jet lag) Syaraf mata rusak Paranoid

3. Shabu-shabu (ubas, ss, mecin). Nama aslinya methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan. Jenisnya antara lain gold river, coconut, dan kristal. Efek yang ditimbulkan : Menjadi bersemangat Paranoid Gelisah

Tidak bisa diam Tidak ingin makan Tidak bisa tidur Otak sulit berfikir dan konsentrasi Kesehatan terganggu karena menyerang fungsi lever dan darah.

4. Putaw (PT, bedak, putih). Putaw adalah sejenis heroin dengan kadar lebih rendah (heroin kelas lima atau enam). Zat ini berasal dari sari bunga opium. Putaw terdiri dari beberapa jenis antara lain banan dan snow whitee. Bentuknya seperti bedak dan dijual dalam bentuk paket gram atau paketan gauw. Efek pemakaian putaw : Mata menjadi sayu - Menjadi pendiam Mengantuk - Mata berair Pucat - Badan menjadi kurus / mual-mual Bicara tidak jelas - Sulit berfikir Tidak dapat konsentrasi - Pemarah dan temperamental Cadel - Pandai berbohong Hidung gatal - Plin-plan Menyebabkan kelumpuhan - Kematian bila overdosis Terkena gangguan darah dan darah

Sakaw atau sakit karena putau terjadi apabila si pecandu "putus" menggunakan putaw. Sebenarnya sakaw salah satu bentuk detoksifikasi alamiah yaitu membiarkan si pecandu melewati masa sakaw tanpa obat. Selain diberikan motivasi dan didampingi. Gejala yang ditimbulkan : Mual-mual Mata dan hidung berair

5.

Sakit perut / diare Tulang terasa ngilu Badan berkeringat Selalu kedinginan Bahan adiktif lainnya seperti Lem aica aibon, thinner, bensin, spritus,

jamur kotoran kerbau dan kecubung. Penyalahgunaan narkoba selain merugikan kesehatan diri sendiri juga berdampak negatif terhadap kehidupan ekonomi dan sosial seseorang. Penyalahgunaan narkoba dapat merusak ekonomi karena sifat obat yang membuat ketergantungan, dimana tubuh pengguna selalu meminta tambahan dosis dan dengan harga obat-obatan jenis narkoba yang tergolong relatif mahal maka hal tersebut secara ekonomis sangat merugikan. Ekonomi keluarga bisa bangkrut bilamana keluarga tidak mampu lagi membiayai ketergantungan anggotanya terhadap narkoba, bahkan hal ini bisa berdampak buruk yaitu bisa menimbulkan persoalan kriminalitas seperti pencurian, penodongan bahkan perampokan. Keharmonisan keluarga pun bisa terganggu manakala salah seorang atau beberapa orang anggota keluarga menjadi pecandu. Sifat obat yang merusak secara fisik maupun psikis akan berdampak kepada ketidaknyamanan hubungan sosial dalam keluarga. Penyalahguna narkoba juga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Perilaku pengguna yang tidak terkontrol dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. Terlebih jika dikaitkan dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyertainya seperti Hepatitis, HIV/AIDS, bahkan kematian. Hal tersebut lebih jauh bisa menyebabkan hancurnya suatu negara, oleh karena itu negara melarang narkoba. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, menyatakan : Pasal 45 : Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan/atau perawatan

Pasal 36 : Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur bila sengaja tidak melaporkan diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak satu juta rupiah.

Pasal 88 : Pecandu narkotika yang telah dewasa sengaja tidak melapor diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak dua juta rupiah, sedang bagi keluarganya paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak satu juta rupiah.

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, menyatakan : Pasal 37 ayat (1) : Pengguna psikotropika yang menderita syndrome ketergantungan berkewajiban ikut serta dalam pengobatan atau perawatan Pasal 64 ayat (1) barang siapa : a. menghalang-halangi penderita syndrome ketergantungan untuk menjalani pengobatan dan/atau perawatan pada fasilitas rehabilitasi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 37, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak 20 juta rupiah. Bahaya yang timbul dari penyalahgunaan narkoba ini secara umum sebagai berikut : Aspek fisik : Gagal ginjal Perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati Radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru Rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS Cacat janin Impotensi Gangguan menstruasi Pucat akibat kurang darah (anemia) Penyakit lupa ingatan/pikun

Kerusakan otak Pendarahan lambung Radang pankreas Radang syaraf Mudah memar Gangguan fungsi jantung Menyebabkan kematian

Aspek psikologis : Emosi tidak terkendali Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara pikiran dan kenyataan) Selalu berbohong Tidak merasa aman Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar Tidak memiliki tanggung jawab Kecemasan yang berlebihan dan depresi Ketakutan yang luar biasa Hilang ingatan (gila)

Aspek sosial Hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya terganggu Mengganggu ketertiban umum Selalu menghindari kontak dengan orang lain Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada Melakukan hubungan seks secara bebas Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada

Melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual Mencuri. Penyalahgunaan narkoba umumnya terjadi pada kaum remaja yang

tinggal di perkotaan. Mereka biasanya mempunyai sifat kosmopolit, relatif tidak cepat menikah karena harus menempuh masa belajar hingga jenjang universitas, bahkan hingga memperoleh pekerjaan dianggap layak. Pada masa itulah mereka hidup dalam pancaroba; antara kanak-kanak dan kedewasaan, baik fisik, mental, maupun sosio-kulturalnya. Ia hidup antara kebebasan dan ketergantungan kepada orang tuanya; mereka ada dalam pembentukan nilai-nilainya sendiri serta sikapnya, baik sikap keagamaan, maupun sikap kultural dan sosialnya. Remaja sedang mencari identitas sikapnya terhadap lingkungan dan sesamanya. Dalam kondisi yang serba mendua itulah seringkali remaja tergelincir ke jalur kenakalan, yang disebut juvenile delinquency. Pada masa itu banyak remaja yang melakukan kenakalan, pelanggaran hukum, bahkan tindak kriminal. Motivasinya ialah karena ingin mendapatkan perhatian "status sosial", dan penghargaan atas eksistensi dirinya. Dengan kata lain, kenakalan remaja merupakan bentuk pernyataan eksistensi diri di tengah-tengah lingkungan dan masyarakatnya, bukan kenakalan semata. Salah satu penyimpangan perilaku ini adalah perilaku seksual. Sementara salah satu bentuk pelanggaran hukum ialah meminum minuman keras, obat terlarang hingga ganja dan zat adiktif lainnya. Adapun faktor lain yang beresiko tinggi sehingga remaja dapat menggunakan narkoba, diantaranya : Keluarga yang kacau balau, terutama adanya orang tua yang menjadi penyalahguna narkoba atau menderita sakit mental Orang tua dan anak kurang saling memberi kasih sayang dan pengasuhan Anal/remaja yang sangat pemalu Anak yang bertingkah laku agresif Gagal dalam mengikuti pelajaran di sekolah

Miskin ketrampilan sosial Bergabung menyimpang dengan kelompok sebaya yang berperilaku

B.

Tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua Tidak berada dalam pengawasan orang tua Suka mencari sensasi Dikucilkan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya Tidak mau mengikuti aturan / norma / tata tertib Rencah penghayatan spiritualnya.

Ciri-ciri penyalahguna narkoba Perubahan fisik dan lingkungan sehari-hari Jalan sempoyongan, bicara pelo, tampak terkantuk-kantuk Kamar tidak mau diperiksa atau selalu dikunci Sering didatangi atau menerima telepon orang-orang yang tidak dikenal Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, korek api di kamar/di dalam tas. Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan Sering kehilangan uang/barang di rumah

Perubahan psikologis Malas belajar Mudah tersinggung Sulit berkonsentrasi

Perubahan perilaku sosial Menghindari kontak mata langsung Berbohong atau memanipulasi keadaan Kurang disiplin

Bengong atau linglung Suka membolos Mengabaikan kegiatan ibadah Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempat-tempat tertutup.

Kesimpulan Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Qur'an khamar (narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah dan shalat. Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang ke derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan. Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya, pemakainya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi. Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewantiwanti (memberi peringatan yang sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau secara lebih umum umat manusia, untuk menjauhi narkoba.

Soal Nomor 4

LALU LINTAS DAN PERMASALAHANNYA


( Oleh: Drs MUHAMAD IKHSAN, MH )

1.

PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 menggariskan delapan sasaran pokok sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri, dan adil. Salah satu sasaran pokok tersebut adalah terwujudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional yang ditandai antara lain oleh terbangunnya jaringan sarana dan prasarana transportasi sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia. Sementara itu salah satu dari delapan arah pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 adalah terwujudnya bangsa Indonesia yang berdaya saing tinggi yang antara lain hanya dapat direalisasikan melalui pembangunan transportasi yang mampu mendukung kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Transportasi yang seperti itu hanya dapat diwujudkan melalui pembangunan jaringan infrastruktur dan pelayanan multimoda dan antar moda dengan pendekatan pengembangan wilayah sehingga tercapai pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Polri sebagai salah satu aparatur negara yang diberikan kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang transportasi menindak lanjutinya melalui perumusan Grand Strategi Polri ( 2005 2025 ) dalam tiga tahapan yang mencerminkan upaya Polri secara gradual untuk menncapai hasil akhir berupa out put dari pekerjaan Polri secara utuh. Tahap I Trust Building ( 2005 2010 ) keberhasilan Polri dalam menjalankan tugasnya memerlukan dukungan dan kerjasama masyarakat dengan landasan kepercayaan (trust), Tahap II Partnership Building (2011 2015) merupakan kelanjutan dari tahap pertama, dimana perlu dibangun kerjasama yang berat dengan berbagai pihak yang terkait dengan pekerjaan Polri, Tahap III Srive For Exellence ( 2016 2025 ) membangun kemampuan pelayanan publik yang unggul dan dipercaya masyarakat, pada tahap ini kebutuhan masyarakat akan lebih mengharapkan pelayanan multi dimensional yang efektif dan efisien Sebagai rumusan program kerja Polri ke depan harus mengacu pada Grand Strategi sedangkan proses menuju pencapaian out put pekerjaan polri telah disusun dalam 3 program akselerasi yaitu, Keberhasilan Program (Sustainability Program), Peningkatan kualitas kinerja (Performance Quality Improvements), Komitmen terhadap organisasi (Orhanizational Commitment) merupakan wujud penjabaran dari Grand Strategi Polri. Penjabaran Program Akselerasi fungsi lalu lintas Dit Lantas Polda D.I. Yogyakarta dan jajarannya merupakan tindak lanjut Program Akselerasi Transformasi Polri (Quick Wins) sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan tugas yang merupakan fungsi pelayanan Polri dalam upaya memberikan pelayanan lalu lintas diharapkan mampu memberikan pelayanan prima dengan standar nasional, sehingga diharapkan menuju Polri yang mandiri, professional dan dipercaya masyarakat.

Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, Pengawalan dan Patroli, Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa lalu lintas, Registrasi dan identifikasi pengemudi / kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan , ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pelayanan kepada masyarakat di bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena dalam masyarakat yang modern lalu lintas merupakan factor utama pendukung produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas banyak masalah atau gangguan yang dapat menghambat dan mematikan proses produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu polisi lalu lintas juga mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan POLRI di masa depan Kemajuan sektor transportasi, dengan segala sarana dan prasarana teknologi pendukung yang ada, merupakan sarana sangat vital dalam kehidupan modern yang semakin mengglobal ini, untuk memudahkan kita akses ke berbagai sumberdaya yang ada. Namun, pilihan-pilihan atas moda transportasi ini haruslah memberikan jaminan bagi keselamatan hidup manusia, menempatkan keselamatan di atas segalanya. Pembangunan berdimensi manusia (human development), disertai dengan teknologi transportasi berwajah manusiawi, haruslah menjadi kepedulian kita bersama. Istilah teknis manajemen lalu lintas umumnya digunakan untuk menjelaskan suatu proses penyesuaian dan mengadaptasikan pemanfaatan dari sistem jalan yang ada agar dapat memenuhi objektif yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tanpa harus melibatkan suatu investasi baru. Jadi dengan kata lain dapat diartikan sebagai suatu tindakan jangka pendek dengan memanfaatkan fasilitas yang ada semaksimal mungkin demi tercapainya kamseltibcar lantas. Dalam prakteknya tindakan manajemen tersebut diatas tidak mudah dilakukan khususnya di kota-kota besar di Indonesia termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta, karena masih terdapat berbagai faktor yang lebih mendasar seperti aspek koordinasi, persepsi, interpretasi, integrasi, dll. antar instansi terkait yang masih harus di perbaiki dan ditingkatkan dengan full commitment. Disamping itu, jaringan jalan yang ada juga masih perlu ditingkatkan, dan banyak dari jalan-jalan yang ada pembangunannya sub-standar (tidak memenuhi standar yang seharusnya). Setiap disiplin ilmu memiliki suatu standarisasi yang mencakup fokus dan lokus. Focus mempersoalkan tentang what of the field atau metode dasar yang digunakan atau cara-cara ilmiah apa yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu persoalan. Sedangkan Lokus mencakup where of the field atau medan atau tempat dimana metode tersebut digunakan atau diimplementasikan (Keban, 2004). Dengan dua kategoorisasi standar yang dimiliki sebuah disiplin ilmu tersebut maka setiap ilmu akan mengalami sebuah anomalies. Dalam terapan terhadap disiplin ilmu tersebut, penanganan lalu lintas dan permasalahannya perlu dilakukan suatu penguraian dari setiap komponen/faktor yang terlibat didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan berpengaruh terhadap situasi lalu lintas jalan raya sehingga dapat ditemukan solusi terbaik dan terintegrasi dalam suatu program kegiatan yang mampu mengakomodir setiap komponen tersebut dengan harapan upaya penanganan dapat berhasil sesuai dengan harapan atau point goal terpeliharanya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas guna mendukung terselenggaranya pembangunan nasional.

2.

FAKTOR KORELATIF LALU LINTAS Dari beberapa penelitian dan pengkajian dilapangan faktor korelatif yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalulintas di jalan raya merupakan interaksi serta kombinasi dua atau lebih faktor yang saling mempengaruhi situasi lalulintas meliputi : a. Faktor manusia, Manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan pengendara kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor. Interaksi antara faktor Manusia, Kendaraan, Jalan dan Lingkungan sangat bergantung dari perilaku Manusia sebagai pengguna jalan menjadi hal yang paling dominan terhadap Kamseltibcar Lantas, hal ini sangat ditentukan oleh beberapa indikator yang membentuk sikap dan perilakunya di Jalan raya berupa : 1) Mental Mental dan perilaku yang membudaya dari pengguna jalan merupakan salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap situasi lalu lintas. Etika, sopan santun, toleransi antar pengguna jalan, kematangan dalam pengendalian emosi serta kepedulian pengguna jalan di jalan raya akan menimbulkan sebuah iteraksi yang dapat mewarnai situasi lalu lintas berupa hasil yang positif seperti terciptanya keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu lintas maupun dampak negatif yang dapat menimbulkan kesemrawutan, kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, sehingga mentalitas pengguna Jalan merupakan suatu hal yang pondamental dalam mewujudkan situasi lalu lintas yang baik. Mental dan perilaku pengguna jalan merupakan suatu cerminan budaya berlalulintas, hal ini tidak dapat dibentuk secara instant oleh suatu lembaga tertentu, baik itu lembaga pendidikan maupun lembaga lainnya, tetapi terbentuk secara berkesinambungan mulai kehidupan sehari-hari dalam keluarga, lingkungan dan situasi lalu lintas yang kasat mata secara keseharian selalu terlihat oleh pengguna jalan sehingga membentuk kultur mentalitas berlalu lintas seseorang. 2) Pengetahuan Dalam menciptakan dan memelihara Keamanan, Keselamatan, Ketertiban serta Kelancaran Lalu lintas, telah dilakukan pengaturan yang disesuaikan dengan perkembangan situasi lalu lintas yang ada dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi di bidang transportasi baik yang berhubungan dengan kendaraan, sarana dan prasarana jalan serta dampak lingkungan lainnya dalam bentuk suatu aturan yang tegas dan jelas

serta telah melalui roses sosialisai secara bertahap sehingga dapat dijadikan pedoman dalam berinteraksi di jalan raya. Setiap Pengguna Jalan wajib memahami setiap aturan yang telah dibakukan secara formal baik dalam bentuk Undang-Undang, Perpu, Peraturan Pemerintah, Perda dan aturan lainnya sehingga terdapat satu persepsi dalam pola tindak dan pola pikir dalam berinteraksi di jalan raya. Perbedaan tingkat pengetahuan dan atau pemahaman terhadap aturan yang berlaku mengakibatkan suatu kesenjangan yang berpotensi memunculkan permasalahan dalam berlalu lintas, baik antar pengguna jalan itu sendiri maupun antara pengguna jalan dengan aparat yang bertugas untuk melaksanakan penegakkan hukum di jalan raya. Selain pemahaman terhadap pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengetahuan tentang karakteristik kendaraan merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan, setiap kendaraan memiliki karakteristik yang berbeda dalam penanganannya, pengetahuan terhadap karakteristik kendaraan sangat berpengaruh terhadap operasional kendaraan di jalan raya yang secara otomatis akan berpengaruh pula terhadap situasi lalu lintas jalan raya, pengetahuan tentang karakteristik kendaraan bisa didapat dengan mempelajari buku manual kendaraan tersebut serta dengan mempelajari karakter kendaraan secara langsung(fisik). 3) Keterampilan Kemampuan dalam mengendalikan (Mengendarai/Mengemudi) Kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor di jalan raya akan berpengaruh besar terhadap situasi lalu lintas, keterampilan mengendalikan kendaraan merupakan suatu keharusan yang mutlak demi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaraan lalu lintas baik bagi pengemudi/- pengendara kendaraan tersebut maupun pengguna jalan lainnya. Lisensi terhadap kemampuan dalam mengendalikan kendaraan di wujudkan secara formal melalui Surat Izin Mengemudi yang di keluarkan oleh SATPAS Polri sesuai dengan peruntukan kendaraan bermotor yang dikemudikan/dikendarai oleh pengguna jalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi Bab VII tentang Pengemudi.

Keterampilan mengendalikan (Mengendarai/Mengemudi) kendaraan baik kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor diperoleh melalui serangkaian pelatihan sebelum mengajukan Lisensi keterampilannya (SIM), secara formal khusus untuk kendaraan bermotor setiap pemohon SIM diwajibkan telah memiliki ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor yang dapat diperoleh baik melalui lembaga pendidikan dan pelatihan mengemudi maupun tidak melalui lembaga pendidikan dan pelatihan mengemudi yang berarti pemohon telah melalui proses pelatihan keterampilan sebelum dilanjutkan proses pengujian keterampilannya untuk mendapatkan SIM. b. Faktor Kendaraan Kendaraan adalah satu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor, Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Kendaraan merupakan salah satu faktor utama yang secara langsung terlibat dalam dinamika lalu lintas jalan raya dengan dikendalikan oleh manusia, interaksi antara manusia dan kendaraan dalam satu kesatuan gerak di jalan raya memerlukan penanganan khusus baik terhadap mental, pengetahuan dan keterampilan pengemudi maupun kesiapan (laik jalan) kendaraan tersebut untuk dioperasionalkan di jalan raya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi situasi lalu lintas jalan raya yang melibatkan kendaraan dapat di bagi dalam 2 (dua) faktor utama yaitu : 1) Kuantitas Kendaraan Pertambahan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya menunjukan angka yang signifikan, hal ini merupakan sebuah manifestasi dari Laju pembangunan Nasional seiring dengan era globalisasi menuntut adanya percepatan dalam bidang perekonomian dan keamanan tuntutan perkembangan di sektor lainnnya yang mengharuskan adanya percepatan mobilitas untuk pencapaian hasil secara optimal, apabila dipandang dari sisi ekonomi dan teknologi perindustrian memang hal ini merupakan sebuah prestasi yang sangat baik tetapi setiap suatu perubahan atau perkembangan di satu sektor akan menimbulkan dampak pada sektor yang lainnya, apabila tidak segera di sikapi secara cepat dan akurat hal ini justruakan menimbulkan dampak negatif pada sektor tertentu. Persaingan ekonomi dan perindustrian dalam era pasar bebas memang sudah mulai dirasakan, dimana sekarang semakin banyaknya produsen kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat atau lebih bahkan dewasa ini telah muncul pula kendaraan yang digerakan secara mekanik tetapi dengan menggunakan tenaga baterai, dengan banyaknya kompetitor dalam bidang otomotif memaksa setiap produsen melakukan promo yang mampu menarik konsumen untuk membeli produknya, segala upaya dilakukan baik dengan memberikan hadiah, potongan harga bahkan dalam perkembangan terkini setiap dealer maupun ATPM telah bekerja sama dengan persaingan usaha di bidang finasial yang tidak kalah ketatnya dalam bentuk kredit angsuran kendaraan bermotor mulai dari bunga angsuran ringan sampai dengan

pemberian kemudahan uang muka yang sangat ringan bahkan ada yang mempromosikan tanpa uang muka setiap konsumen telah dapat memiliki kendaraan bermotor, persaingan usaha seperti ini memberikan kemudahan dan keringanan bagi masyarakat konsumen disamping itu apabial ditinjau dari aspek kesejahteraan hal ini memberikan kontribusi positif sehingga tidak dapat dielakan lagi dengan gencarnya promo serta kemudahan baik biaya maupun fasilitas menimbulkan dampak semakin tingginya kecepatan pertambahan jumlah kendaraan bermotor khususnya roda dua. Tingginya tingkat angka pertambahan kendaraan bermotor apabila ditinjau dari sektor keamanan dan keselamatan transportasi lalu lintas jalan raya menimbulkan dampak permasalahan yang cukup serius, apaliagi bila dibandingan dengan pertambahan panjang dan lebar ruas jalan yang sangat sedikit mengakibatkan semakin rumit dampak permasalahan yang ditimbulkan. Dapat dirasakan oleh seluruh pengguna jalan bahwa dari tahun ke tahun pertambahan lokasi dan ruas penggal jalan raya yang rawan kepadatan, kemacetan dan kesemrawutan semakin bertambah jumlahnya, situasi seperti ini tidak dapat dipecahkan oleh hanya satu instansi saja tetapi memerlukan solusi pemecahan secara terpadu dari semua stake holder dan pengguna jalan itu sendiri untuk dapat merumuskan solusi yang tepat dan dapat diaplikasikan secara cepat untuk mampu mengatasi setiap permasalahan yang muncul sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing serta peranserta masyarakat pengguana jalan itu sendiri. 2) Kualitas Kendaraan Kendaraan bermotor saat ini dirancang telah mempertimbangkan aspek keamanaan yang berhubungan dengan pemakai jalan dan angkutan barang dilain pihak juga mempertimbangkan tentang gerak kendaraan itu sendiri dalam kaitannya dengan arus lalu lintas. Kendaraan bermotor sebagai hasil produksi suatu pabrik, telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan bagi pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem kemudi, ban, lampu, kaca spion, sabuk pengaman, dan alatalat mobil. Dengan demikian pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat : a). b). c). d). e). Mengurangi jumlah kecelakaan Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor Kendaraan dapat tetap laik jalan Komponen Kendaraan selalu dalam kondisi siap untuk dioperasionalkan secara baik sesuai dengan kebutuhan pada saat dikendarai/dikemudikan.

Perbedaan pola pandang dan kepentingan dari setiap individu masyarakat pengguna jalan mengakibatkan adanya perubahan spesifikasi kendaraan bermotor sesuai dengan rancangan standard keamanan yang telah ditetapkan, dengan berbagai alasan pola pandang dan kepentingan banyak kendaraan dilakukan modifikasi yang mempengaruhi standard

kelengkapan keamanan yang ada seperti penggantian spion sepeda motor standard menjadi spion modifikasi yang hanya memenuhi syarat formal tetapi tidak memenuhi syarat fungsi keamanannya bahkan banyak pula yang hanya memasang spion sebelah saja (satu spion) ataupun tidak melengkapi spion sama sekali, penggantian knalpot baik roda dua maupun roda empat dari standard menjadi modifikasi yang memiliki tampilan dan suara berbeda dan cenderung memekakan telinga bahkan dalam situasi tertentu dengan sengaja melepaskan knalpotnya, penggantian struktur pegas/suspensi kendaraan dengan ketinggian ekstrimbaik yang dibuat sangat tinggi atau dibuat sangat rendah, hal ini menimbulkan dampak ketidak stabilan kendaraan serta mempengaruhi kelenturan dan sistem kejut dari fungsi pegas sehingga pada saat pengereman tidak dapat dikendalikan secara baik, masih banyak perubahan lain yang dilakukan sehingga mengakibatkan kualitas kendaraan bermotor tidak lagi memenuhi spesifikasi keamananbaik bagi pengemudi/pengendaranya maupun pengguna jalan lainnya termasuk lingkungan. Selain perubahan secara fisik/modifikasi kendaraan, perawatan dan usia pakai kendaraan sering kali menjadi permasalahan terhadap keamanan dan keselamatan jalan raya, di lapangan kita sering menemukan asap knalpot yang mengeluarkan asap yang jauh melebihi batas gas buang emisi tidak saja menyebabkan polusi udara tetapi terhalangnya jarak pandang pengguna jalan lainnya, perawatan komponen mesin, rem, bam, dan komponen lain sering kali menjadi penyebab utama terjadinya suatu kemacetan, kesemrawutan bahkan kecelakan lalu lintas, kesadaran pengguna jalan terhadap kepedulian pada laik jalan kendaraan bermotornya merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan kamseltibcar lalu lintas. c. Faktor Jalan Transportasi di jalan sebagai salah satu moda transportasi tidak dapat dipisahkan dari moda-moda transportasi lain yang ditata dalam sistem transportasi nasional yang dinamis dan mampu mengadaptasi kemajuan di masa depan, mempunyai karakteristik yang mampu menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan dan memadukan moda transportasi lainnya, perlu lebih dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah baik nasional maupun internasional, sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional. Jaringan transportasi jalan merupakan serangkaian simpul dan/atau ruang kegiatan yang dihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan sistem jaringan untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Sesuai dengan amanah dalam pasal 3 UU o 14 Tahun 1992, Transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau scluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, Untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang terpadu dengan moda transportasi lain

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan jaringan transportasi jalan yang menghubungkan antar daerah, jaringan transportasi jalan didasarkan pada kebutuhan transportasi, fungsi, peranan, kapasitas lalu lintas, dan kelas jalan. Penanganan faktor jalan merupakan sebuah ranah yang memiliki kompleksitas kepentingan serta tanggung jawab yang berada pada banyak pelibatan instansi terkait, sehingga dalam penanganannya perlu dilakukan koordinasi yang komprehensip antar instansi tersebut, dimana setiap instansi berkewajiban memberikan masukan dengan dilengkapi dengan data dan fakta serta analisis sesuai dengan bidang tugasnya untuk di jadikan bahan pertimbangan untuk merumuskan solusi secara bersama. Beberapa faktor yang berpotensi menimbulkan permasalahan terhadap Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran lalu lintas antara lain :
1)

Prasarana. Jalan yang dioperasional harus dilengkapi dengan prasarana jalan sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 ayat 1 Undang-Undang nomor 14 tahun 1992 menyatakan bahwa : Untuk keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai jalan, jalan wajib dilengkapi dengan : a) b) c) d) e) f) Rambu-rambu Marka jalan Alat pemberi isyarat lalu lintas Alat pengendali dan alat pengamanan pemakai jalan Alat pengawasan dan pengamanan jalan ada fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan di luar jalan.

2).

Lokasi Jalan: a) Dalam kota (di daerah pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, perumahan), b) luar kota (pedesaan, penghubung antar daerah) Volume Lalu Lintas, berdasarkan pengamatan diketahui bahwa makin padat lalu lintas jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan tetapi kerusakan tidak fatal, makin sepi lalu lintas makin sedikit kemungkinan kecelakaan akan tetapi fatalitas akan sangat tinggi. Adanya komposisi lalu lintas seperti tersebut diatas, diharapkan pada pengemudi yang sedang mengendarai kendaraannya agar selalu berhati-hati dengan keadaan tersebut. Kelas Jalan, untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan, jalan dibagi dalam beberapa kelas, Pembagian jalan dalam beberapa kelas didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan, penetapan kelas jalan pada ruas-ruas jalan wajib dinyatakan dengan rambu-rambu. Fasilitas pendukung meliputi fasilitas pejalan kaki, parkir pada badan jalan, halte, tempat istirahat, dan penerangan jalan. Fasilitas pejalan kali

3).

4)

5)

terdiri dari trotoar; tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/atau rambu-rambu, jembatan penyeberangan dan terowongan penyeberangan. d. Faktor Lingkungan, 1) Lingkungan sebagai sumber informasi. Manusia, kendaraan dan sistem lingkungan, lingkungan adalah info yang berharga yang dapat digunakan bagi pengguna jalan. Observasi (penglihatan, sentuhan, pendengaran) memungkinkan sesorang untuk menunjukkan kemampuan mengemudinya kedalam keinginan kebiasaan pribadinya. Tujuan observasi ini adalah untuk mendapatkan terus menerus dan mengalir sebanyak-banyaknya informasi tentang jalan dan lingkungan, ini adalah sebagai dasar bagi keadaan yang diinginkan. Dalam menentukan batas kecepatan yang tepat pada jalan, yang diperhatikan tidak hanya antisipasinya tetapi juga masalah berhenti, menyalip dan pandangan, harus mendapatkan perhatihan. Area ini yang mana beradaptasi dengan keadaan jalan sehingga dapat diingat atau (mungkin) dibutuhkan para pemakai jalan, seperti pada jalan persimpangan, pada bagian jalan yang pembentukkannya menyempit, pandangan yang terhalang. Ini dapat menuntun kepada situasi abnormal dan situasi tidak aman dan oleh karena itu hal ini tidak diinginkan bagi tingkah laku berlalu lintas. 2) Penglihatan. Pengguna jalan akan terus menerus mengantisipasi bidang jalan di depannya, ketika pengaruh lalu lintas dari belakang terjadi atau akan terjadi. jalan akan terus menerus saling mengikuti, hal ini akan menambah wawasan kita tentang jalan, dan pada belokannya, sehingga memberikan informasi kepada pengguna jalan tentang arah yang harus diikuti beserta dengan kecepatan yang harus digunakan. Semua ini ditunjang oleh lajur, marka jalan, rambu, dan yang anehnya lagi bisa pula digunakan elemen-elemen lainnya seperti tumbuhtumbuhan. Kadang-kadang digunakan seperti lampu jalan, perendam suara, pagar pengaman, yang dapat memberikan fungsi pendukung. Perhatian harus diberikan sehingga elemen-elemen ini tidak memberikan kesalahan atau kekeliruan informasi, yang mungkin kekurangan informasinya terhadap situasi ataupun kondisi cuaca yang kurang baik dan atau pada kegelapan. 3) Sentuhan. Pengerasan ( halus/licin/tidak rata) pada jalan mempengaruhi pada pergerakan kendaraan, tenaga diperlukan dari pengguna jalan saat melewati jalan tersebut dengan kendaraannya. Hal ini sudah memberikan informasi tentang kondisi jalan dan keadaan jalan yang diperkeras, setelah itu tidak hanya keadaan jalan, tetapi juga mengenai menentukan kecepatannya. Cekungan atau lengkungan pada jalan juga dapat mempengaruhi kecepatan daripada kendaraan bermotor dan perkembangan lalu lintas.

4)

Pendengaran. Suara, pendengaran secara langsung atau tidak langsung dapat memberikan informasi tentang kendaraan, lalu lintas lain, keadaan permukaan jalan dan situasi logkungan guna menentukan kegiatan dan antisipasi pengemudi.

5)

Kebisingan. Untuk mendapatkan pemukiman yang relatif nyaman dan aman dari bising akibat lalu lintas kendaraan bermotor perlu adanya perencanaan pembuatan Bangunan Peredam Bising pada daerah perumahan ditepi jalan. Hal ini perlu direncanakan lebih serius dikarenakan apabila melihat situasi dan kondisi pemukiman, jalan dan penambahan kendaraan bermotor yang pesat dan hampir tidak terkendali dikarenakan tidak adanya peremajaan kendaraan bermotor, tingkat kebisingan kendaraan bermotor perlu mendapatkan perhatian khusus.

6)

Cuaca Karakteristik daerah / jalan di saat musim kemarau, saat musim hujan, saat terik matahari, saat turun kabut dll dapat mempengaruhi para pengemudi dalam mengendarai kendaraan bermotornya hal tersebut akan mengganggu pandangan jauh dekat pandangan pengemudi, maka pengemudi saat terjadi kabut harus menyalakan lampu sedangkan saat mata hari terik akan berpengaruh terhadap pandangan yang silau maupun terjadi pelelehan aspal dan lainnya. Tempat-tempat tertentu akan tiba-tiba turun kabut pada saat tertentu, tergenang air saat hujan, atau tergenang air saat di tempat lain hujan (hujan kiriman), pasar kaget (pasar yang berada di pinggir jalan), adanya fatamorgana saat terik matahari, faktor faktor tersebut diatas akan akan mempengaruhi kegiatan saat mengemudikan kendaraan antara lain jarak pandang yang pendek, dan bila hujang dan terjadi banjir maka jalan jalan akan tergenang air hujan dan akan menyebabkan terjadinya longsor.

Dengan memperhatikan uraian faktor-faktor korelatif laulintas diatas, maka perlu dilakukan perumusan kebijakan strategis melalui program penanganan permasalahan lalu lintas yang mampu memberikan solusi yang tepat dalam penanganannya serta mampu diaplikasikan secara langsung dilapangan tidak hanya melibatkan satu instansi yang berkompeten saja tetapimelibatkan seluruh stake holder yang bertanggung jawab dan memiliki kewenangan sesuai dengan bidang tugasnya masing masing disamping menumbuh kembangkan peran serta masyarakat pengguna jalan secara aktif dalam mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. 3. PENANGANAN PERMASALAHAN LALU LINTAS Dalam era reformasi ini sifat hakikat pekerjaan dan organisasi di sektor modern mulai berubah.dari pekerjaan yang bersifat craft (kerajinan) menjadi pekerjaan yang berbasis pengetahuan (knoledge based works ) dan kebutuhan sumberdaya manusia juga berubah ke arah pekerja yang berpengetahuan ( knowledge workers ) , karena itu pekerjaan yang bersifat rutin (meanigless repetitive task ) mulai diganti dengan tugas pekerjaan yang menekankan pada inovasi dan perhatian (innovation and caring

).Ketrampilan dan keahlian tunggal mulai ditinggalkan diganti dengan profesionalisasi dengan keahlian ganda. Di samping itu penugasan yang bersifat individual mulai berubah menjadi pekerjaan tim (team work ). Pemikiran David Osborne dan Ted Gaebler dalam bukunya yang berjudul Reinventing government mengupayakan peningkatan pelayanan publik oleh birokrasi pemerintah yaitu dengan memberi wewenang kepada pihak swasta lebih banyak berpartisipasi karena pemerintah itu milik rakyat bukan rakyat milik kekuasaan pemerintah. Polri mensikapi perubahan paradigma pemerintahan melalui penerapan Polisi sipil yang modern dan demokratis yaitu polisi yang mengedepankan kemampuan pengetahuannya dalam menciptakan, memelihara dan memperbaiki keteraturan social (kamtibmas). Pola pemolisiannya lebih mengedepankan pencegahan, dan upayaupaya memberikan pencerahan kepada masyarakat untuk berperan serta. Dan penilaian keberhasilan polisi bukan semata-mata pada pengungkapan kasus atau crime fighter, tetapi adalah pada maintenance order atau restorative order. Sehingga dalam pemolisiannya dapat berjalan secara efektif dan dapat diterima atau cocok dengan masyarakatnya (sesuai dengan corak masyarakat dan kebudayaannya), diperlukan gaya pemolisian yang berorientasi pada masyarakat dan untuk memecahkan masalah sosial yang terjadi (Problem solving policing). Yang pemolisiannya tidak dapat disamaratakan antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tetapi dalam pemolisiannya berupaya untuk memahami berbagai aspek yang mempengaruhi antara lain corak masyarakat, kebudayaannya, gejala-gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat dsb. Polisi lalu lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan, Pengawalan dan Patroli, Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa lalu lintas, Registrasi dan identifikasi pengemudi / kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum dalam bidang lalu lintas, guna memelihara keamanan , ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pelayanan kepada masyarakat di bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan kualitas hid up masyarakat, karena dalam masyarakat yang modern lalu lintas merupakan factor utama pendukung produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas banyak masalah atau gangguan yang dapat menghambat dan mematikan proses produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan maupun tindak pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk itu polisi lalu lintas juga mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan bahasan POLRI di masa depan Situasi lalu lintas saat ini khususnya di kota-kota besar diwarnai dengan mobilitas masyarakat yang cukup tinggi, dimana pertambahan kendaraan cukup pesat namun kurang diimbangi dengan penambahan sarana dan prasarana jalan, selain itu masih rendahnya kesadaran hukum masyarakat dalam mematuhi peraturan lalu lintas (traffic regulations), adalah beberapa faktor yang mempengaruhi belum terwujudnya sistem perlalu lintasan yang aman, tertib dan lancar (traffic savety). Dari beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut, apabila dianalisa dan dievaluasi lebih lanjut ternyata banyak disebabkan oleh faktor manusia sebagai pengguna atau pemakai jalan. Polri khususnya satuan lalu lintas telah berupaya secara terus menerus baik melalui kegiatan preventif meliputi kegiatan penjagaan, pengaturan, patroli dan dikmas lantas berupa penyuluhan tentang pengetahuan lalu lintas maupun kegiatan dalam penegakan hukum berupa penindakan terhadap para pelaku pelanggaran lalu lintas sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan efek jera dalam melakukan pelanggaran lalu lintas, namun hasilnya belum memberikan kontribusi yang signifikan dalam rangka menumbuhkan dan mewujudkan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas (Kamtibcar lantas).

Perumusan permasalahan lalu lintas dilakukan melalui berbagai proses analisis terhadap data-data baik yang dimiliki Kepolisian maupun instansi terkait yang berkompeten dengan tugas lalu lintas dan angkutan jalan raya serta fakta-fakta yang ditemukan langsung di lapangan, Dit Lantas Polda DIY sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di seluruh wilayah propinsi Yogyakarta dalam merumuskan upaya aksi penangan permasalahan lalu lintas dilaksanakan melalui pentahapan kegiatan dengan selalu melakukan kekinian (Up Date) setiap perkembangan situasi lalu lintas guna di jadikan bahan analisa serta pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang akan di jadikan acuan penerapan strategi penanganan lalu lintas untuk selanjutnya di wujudkan melalui berbagai progam kegiatan sehingga bermuara terhadap terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di wilayah hukum Polda DIY. a. Data situasi Lalu lintas 1) Perkembangan Kendaraan bermotor di Yogyakarta DATA RANMOR ( KECUALI TNI / POLRI ) POLDA DIY TAHUN 2004 -2009 (S/D BULAN MEI 2009)
NO URAIAN 2004 78.817 34.031 9.968 122.816 755.101 877.917 % pertumbuhan 10 % % pertumb R-4 8,38 % % pertumb R-2 10 % Prosentase R-2 R-4 86 % 14 % 86 % 14 % 8% 87 % 13 % 9 % 87 % 13 % 3% 87 % 13 % 8,8 % 88 % 12 % 87.976 3,8 % 74.634 6,6 % 94.608 2% 35.597 5,5 % 102.218 11.244 7,56 % 5.310 9% 9.997 3% 3.191 8,47 % 8.903 2005 82.705 36.670 14.685 134060 843.077 977.137 99.220 2006 84.786 36.830 17.754 139.370 917.711 1.057.081 79.944 2007 89.598 38.537 21.232 149.367 1.012.319 1.161.686 104.605 2008 102.767 38.688 10.647 456 152.558 1.047.916 1.200.474 38.788 2009 110.594 10.892 39.494 481 161.461 1.150.134 1.311.595 111.1`21

1 KBM Penumpang 2 KBM Beban 3 KBM Bus 4 KBM Khusus JUMLAH R-4 5 Sepeda Motor JU MLAH RANMOR

Data submin reg ident Dit Lantas Polda DIY

2)

Pelanggaran Lalu Lintas DATA PELANGGARAN LALU LINTAS

POLDA DIY TAHUN 2004 -2009 (S/D BULAN MEI 2009) NO URAIAN
HASIL DAKGAR PROSENTASE DENDA ( RIBUAN ) 2004 2005 2006 2007 2008 JUMLAH 326.4 17 2009 29.272 44.993 153 % 444.1 94 845 9 8655 1.535 6

59.100 63.698 62.561 66.793 74.265 4.598 1.137 N:7% T:2% 4.232 6% 7.472 10 %

611.646
1.583 215

705.54 641.79 936.56 2.970 75.091 7 9 0 .643


1.302 281 1.364 422 1.272 1.131 6.652 438 4 1.360 79.67 4 168.7 32

1 2 3 4 5 6

MUATAN KECEPATAN MARKA / RAMBU SURAT SURAT PERLENGKAPA N

11.689 13.833 15.115 18.385 20.652 34.290 34.945 32.829 27.700 38.968 10.242 10.769 13.584 15.925 12.586

63.10 3.343 6

LAIN-LAIN

6.129 5.109 4.127

4.671 2.403

22.43 1.682 9

Data subdit Gakkum Dit Lantas Polda DIY

3)

Kecelakaan Lalu Lintas DATA KECELAKAAN LALU LINTAS

POLDA DIY TAHUN 2004 -2009 (S/D BULAN MEI 2009)

NO 1

THN 2004

KEJ 459

KORBAN MD 158 LB 144 LR 457

KERUGIAN MATERIIL Rp. 675.050.000

PROSENTASE

2005

335

159

169

369

KUALITAS : 124 ( T ; Rp. 79 % ) 474.460.000 KUANTITAS : 1 ( N : 0, 62 % ) Rp. KUALITAS : 731 ( N :

2006 1066 211

481 1094

218 % ) 924.919.000 KUANTITAS : 52 ( N : 25 % ) 4 2007 3071 292 946 3320 KUALITAS : 2005 ( N : Rp. 65 ) 2.689.522.0 00 KUANTITAS : 81 ( N : 28 % ) KUALITAS : 544 ( T : Rp. 22 % ) 2.242.115.0 00 KUANTITAS : 89 ( T : 30 % ) KUALITAS : 901 ( T : Rp. 55 % ) 1.317.571.0 00 KUANTITAS : 134 ( T : 194 % )

2008 2527 203

830 2797

2009 s/d 6 1626 Mei JUMLAH

69

548 1180

9084 1092 3118 9217 p. 8.323.637.000 R


Data subdit Gakkum Dit Lantas Polda DIY

b.

Strategi penanganan lalu lintas Usaha dalam rangka mewujudkan keselamatan jalan raya merupakan tanggung jawab bersama antara pengguna jalan dan aparatur negara yang berkompeten terhadap penanganan jalan raya baik yang bertanggung jawab terhadap pengadaan dan pemeliharaan infra dan supra struktur, sarana dan prasarana jalan maupun pengaturan dan penegakkan hukumnya hal ini bertujuan untuk tetap terpelihara serta terjaganya situasi Kamseltibcar Lantas di jalan raya secara terarah dan mencapai sasaran yang diharapkan, partisipasi aktif dari pemakai jalan terhadap etika. Sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan suatu hal yang paling penting guna terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, sesuai dengan sistem perpolisian modern menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam menjaga keselamatan pribadinya akan berdampak terhadap keselamatan maupun keteraturan bagi pengguana jalan lainnya, untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukan beberapa perumusan dalam bentuk 5 (lima) Strategi penanganannya, berupa : 1. Engineering Wujud strategi yang dilakukan melalui serangkaian kegiatan pengamatan, penelitian dan penyelidikan terhadap faktor penyebab gangguan / hambatan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta memberikan saran-saran berupa langkah-langkah perbaikan dan penangulangan serta pengembangannya kepada instansiinstansi yang berhubungan dengan permasalahan lalu lintas. 2. Education Segala kegiatan yang meliputi segala sesuatu untuk menumbuhkan pengertian, dukungan dan pengikutsertaan masyarakat secara aktif dalam usaha menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran

berlalu lintas dengan sasaran masyarakat terorganisir dan masyarakat tidak terorganisir sehingga menimbulkan kesadaran secara personal tanpa harus diawasi oleh petugas. 3. Enforcement Merupakan segala bentuk kegiatan dan tindakan dari polri dibidang lalu lintas agar Undang-undang atau ketentuan perundang-undangan lalu lintas lainnya ditaati oleh semua para pemakai jalan dalam usaha menciptakan Kamseltibcar lantas. a. Preventif

Segala usaha dan kegiatan untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memelihara keselamatan orang, benda, masyarakat termasuk memberikan perlindungan dan pertolongan khususnya mencegah terjadinya pelanggaran yang meliputi pengaturan lalu lintas, penjagaan lalu lintas, pengawalan lalu lintas dan patroli lalu lintas. b. Represif

Merupakan serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan sesuatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana yang meliputi penindakan pelanggaran lalu lintas dan penyidikan kecelakaan lalu lintas. 4. Encouragement Encouragement bisa diartikan : desakan/pengobar semangat. Bahwa untuk mewujudkan kamseltibcar Lantas juga dipengaruhi oleh faktor individu setiap pemakai jalan, dimana Kecerdasan Intelektual individu / kemampuan memotivasi dalam diri guna menumbuhkan kesadaran dalam dirinya untuk beretika dalam berlalu lintas dengan benar sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut. Menumbuhkan motivasi dalam diri bisa dipengaruhi oleh factor Internal (kesadaran diri seseorang) maupun eksternal (lingkungan sekitarnya). Selain dari pada itu desakan semangat untuk menciptakan situasi lau lintas harus dimiliki oleh semua stake holder yang berada pada struktur pemerintahan maupun non pemerintah yang berkompeten dalam bidang lalu lintas sehingga semua komponen yang berkepentingan serta pengguna jalan secara bersama memiliki motivasi dan harapan yang sama dengan mengaplikasikannya didalam aksi nyata pada kehidupan berlalu lintas di jalan raya. 5. Emergency Preparedness and response Kesiapan dalam tanggap darurat dalam menghadapi suatu permasalahan lalu lintas harus menjadi prioritas utama dalam upaya penanganannya, kesiapan seluruh komponen stake holder bidang lalu lintas senantiasa mempersiapkan diri baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta hal lainnya dalam menghadapi situasi yang mungkin terjadi, pembernayaan kemajuan informasi dan teknologi sangat bermanfaat sebagai pemantau lalu lintas jalan raya disamping keberadaan petugas dilapangan, dalam mewujudkan Emergency Preparedness and response ini perlu adanya konsignes yang jelas di seluruh stake holder

dan dalam pelaksanaannya harus dapat bekerja sama secara terpadu sesuai dengan S.O.P yang telah ditetapkan bersam. Kelima strategi ini dipetakan dalam sektor-sektor yang ada dilingkungan tugas kepolisian sehingga dapat diketahui instansi mana yang berwenang terhadap sektor terkait termasuk masyarakat pengguna jalan, apabila strategi ini dapat diterapkan sesuai dengan konsepsi yang telah dirumuskan diharapkan mampu mewujudkan upaya penanganan secara bersama dimana masyarakat pengguna jalan dapat menumbuhkan pengamanan swakarsa serta Polri maupun instansi terkait lainnya dapat melaksanakan tugas secara profesonal dan proporsional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, dalam arti kata lain etika, sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku bukan lagi menjadi suatu KEHARUSAN yang merupakan kewajiban dengan pemberlakuan reward and punishment dalam pelaksanaanya, tetapi menjadi sebuah KEINGINAN bersama yang muncul dari setiap pribadi Polri, Instansi terkait dan pengguna jalan dalam upaya mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan raya.
c.

Program penangan lalu lintas Dit lantas Polda DIY Penjabaran Program Akselerasi fungsi lalu lintas Dit Lantas Polda D.I. Yogyakarta dan jajarannya merupakan tindak lanjut Program Akselerasi Transpormasi Polri (Quick Wins) sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan tugas yang merupakan fungsi pelayanan Polri dalam upaya memberikan pelayanan lalu lintas diharapkan mampu memberikan pelayanan prima dengan standar nasional, sehingga diharapkan menuju Polri yang mandiri, professional dan dipercaya masyarakat. PROGRAM QUICK WINS merupakan salah satu program unggulan Kapolri dari Program Kerja Akselerasi Transformasi Polri Menuju Polri Yg Mandiri, Profesional Dan Dipercaya Masyarakat. menghadirkan 4 layanan utama, yakni Quick Respon cepat patroli Samapta, Transparansi Yan SSB, Akses Publik proses perkembangan penyidikan (SP2HP), serta Transparansi Rekruitment anggota Polri. Ke-4 komitmen ini adalah untuk terus menyempurnakan citra Kepolisian sebagai mitra yang selalu siap melayani masyarakat 1). QUICK RESPON Kecepatan dan ketepatan mendatangi TKP dalam memberikan pertolongan pertama kepada masyarakat melalui kegiatan patroli samapta, lalu lintas dan pos mobile sehingga terbangun interaksi positif antara Polri dengan masyarakat dan zero complain yaitu meminimalisasi keluhan masyarakat terhadap Polri. Salah satu caranya melalui call centre 112 dan sms centre 1120 Polri.

2).

TRANSPARANSI PELAYANAN SIM, STNK, BPKB (SSB) Pelayanan Prima Polri khususnya Fungsi Lalu lintas kepada masyarakat dalam hal Transparansi pengurusan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, disesuaikan dengan prinsip Pelayanan Publik yaitu : Kesederhanaan, Kejelasan, Akurasi, Tanggung jawab, Kemudahan Akses, Kenyamanan, Kepastian waktu, Biaya Formal dan Wajar, Keamanan, Kelengkapan Sarpras, Kedisiplinan, Kesopanan dan Keterampilan.

3).

AKSES PUBLIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYIDIKAN (SP2H) Pelayanan Prima Polri dalam proses penyidikan suatu perkara, baik yang dilaksanakan oleh fungsi reserse kriminal, narkoba kecelakaan lalu lintas, kejahatan perairan dan penyidikan lain yang dilakukan oleh Kepolisian kepada masyarakat, perkembangan hasil kegiatan proses penyidikan tindak pidana dilaksanakan pemberitahuan kepada pelapor atau keluarganya melalui pemberian SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan) sejak tahap penerimaan penilaian laporan, penyidikan, penindakan dan pemeriksaan serta tahap penyelesaian dan penyerahan berkas perkara secara cepat, tepat, transparan dan akuntabel. Salah satu cara yaitu melalui pemanfaatan teknologi informasi (web site) dan contact person kepada pelapor / saksi dalam rangka kelancaran informasi untuk mengetahui perkembangan penyidikan perkara.

4).

TRANSPARANSI REKRUITMEN POLRI Guna Mewujudkan rekruitmen personel polri baik calon Taruna Akpol, PPSS maupun Brigadir Polisi serta seleksi Dikbang yg BERSIH, TRANSPARAN, AKUNTABEL dan HUMANIS serta untuk meningkatkan profesionalisme dalam bidang pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) degan mengedepankan sumber daya lokal guna menunjang tercapainya postur Polri yg Profesional, Bermoral dan Modern, setiap pelaksanaan proses seleksi tidak lagi bersifat rahasia tetapi dilaksanakan secara transparan mulai dari proses sosialisasi, seleksi, pemeriksaan hasil seleksi, pengumuman hasil ujian seleksi sampai dengan tahap pelantikannya. Selain transparansi dalam pentahapan proses seleksi, panitia pelaksana seleksi tidak saja melibatkan unsur fungsional Polri yang berkompeten tetapi melibatkan instansi lainnya sebagai panitia disesuaikan dengan bidang profesinya seperti Diknas dalam proses pembuatan soal ujian akademik, pemeriksaan hasil ujian akademik sampai tahap pengumuman hasil ujian akademik. Ikatan Dikter Indonesia (IDI Lokal Propinsi) dilibatkan dalam proses pemeriksaan kesehatan khususnya terhadap pemeriksaan laboratoris. Selain instansi pemerintahan, pelibatan tokoh masyarakat dan LSM juga secara langsung mengawasi setiap tahap seleksi dan termasuk dalam surat perintah tugas pelaksana rekruitmen.

Direktorat Lalu Lintas Polda DIY mencanangkan pemolisiannya dengan kami Peduli Keselamatan di Jalan Raya yang merupakan implementasi

Perpolisian Masyarakat (POLMAS) pada fungsi lalu lintas. Tugas polisi di bidang lalu lintas berkaitan dan bersentuhan dengan kemanusiaan, baik pelayanan, perlindungan, pengayoman, kontrol bahkan penegakan hukum sekalipun. Lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan masyarakat kota. Pendukung aktifitas dan produktifitas yang mensejahterakan. Namun dalam kehidupan sehari-hari begitu kompleks masalah lalu lintas. Dari masyarakatnya yang memanfaatkan jalan sebagai sarana usaha, pengguna jalan, infrastruktur, sistem transportasi, aparat atau petugas yang menangani (polisi, dinas perhubungan, Dinas Pekerjaan umum), sektor bisnis, tata ruang. Belum lagi masalah alam maupun masalah-sosial lainya. Menangani lalu lintas tidak bisa hanya dari satu sisi saja, harus ditangani secara terpadu (holistik/komprehensif) dan berkesinambungan. Sejalan dengan hal di atas fokus dari penanganan lalu lintas Dit lantas Polda DIY adalah pada keselamatan jalan (road safety). Keselamatan jalan menjadi perhatian dunia melalui WHO dan UNESCAP yang berdasarkan Resolusi PBB tahun 2005 telah menetapkan Global Road Safety. Dan Indonesia pada tingkat Asia Pasifik tergolong yang buruk, di bawah negara Laos dan Nepal. Penilaian tersebut berdasarkan dari tingkat kesadaran masyarakat, kualitas kinerja aparat, infrastruktur jalan dan sistem lalu lintas serta kerja sama antar stake holder. Sebagai perwujudan peduli terhadap kemanusiaan dan memfokuskan pada keselamatan jalan. Penjabaran Program Akselerasi fungsi lalu lintas Dit Lantas Polda D.I. Yogyakarta dan jajarannya merupakan tindak lanjut Program Akselerasi Transpormasi Polri sebagai salah satu fungsi pelayanan Polri dalam upaya memberikan pelayanan lalu lintas diharapkan mampu memberikan pelayanan prima dengan standar nasional menuju Polri yang mandiri, professional dan dipercaya masyarakat.Yang dimplementasikan melalui 13 program yaitu : 1). Polisi Sahabat Anak (Polsana) Polsana merupakan kegiatan penanaman tentang kesadaran dan tertib berlalu lintas sejak usia dini. Yang juga untuk membangun image atau citra positif polisi terhadap anak-anak. Penanaman disiplin lalu lintas terhadap anak-anak merupakan penyelamatan anak bangsa. Polsana merupakan program jangka panjang, yang harus selalu ditumbuhkembangkan dan dilakukan secara berkesinambungan. Kegiatan Polsana dapat dilakukan melalui kunjungan maupun open house (anak anak yang berkunjung ke kantor polisi). Sasaran Program Polsana ditujukan pada pra pengguna jalan aktif yaitu usia antara 3 sampai 11 tahun atau pelajar tingkat Play group, Taman kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD), Metode pembelajaran melalui kegiatan Permainan, Kuis, Simulasi, bernyanyi, pengenalan rambu, marka dan aturan lalu lintas secara visual serta lomba tertib lalu lintas tingkat dasar. 2). Patroli Keamanan Sekolah (PKS) PKS merupakan Program Pembinaan dan pembelajaran bagi siswasiswa sekolah untuk berlatih dan belajar untuk mencari akar masalah sosial dilingkungan sekolah dan upaya-upaya penanganannya. Dalam hal ini anak-anak juga diajarkan untuk peduli dan peka terhadap masalah

social dan berperan aktif mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah serta merupakan mitra dalam mewujudkan keamanan sekolah dengan harapan setiap siswa yang terlibat dalam PKS mampu menjadi pioneer dan contoh bagi pelajar lain dilingkungannya selain mewujudkan sispam swakarsa dan bentuk lain dari perpolisian masyarakat (POLMAS). Sasaran Program Polsana ditujukan pada pengguna jalan aktif pemula yaitu usia 12 sampai 18 tahun atau pelajar tingkat SMP maupun SMU, Metode pembelajaran melalui kegiatan Pelatihan, diskusi, ceramah, simulasi dan lomba tertib lalu lintas yang bersifat interaktif. Dalam pelaksanaannya pelajar juga diajarkan untuk peduli dan peka terhadap masalah sosial dan berperan aktif mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Masalah sosial yang mungkin muncul di lingkungan sekolah antara lain : masalah lalu lintas, perkelahian antar pelajar, narkotika dan obat-obatan terlarang, sex bebas / pornografi dsb. Melalu kegiatan PKS ini diharapkan anak-anak juga menjadi mitra polisi untuk mencari akar masalah dan solusinya yang tepat.

3).

Police Goes to Campus Police goes to campus bukan sekedar sosialisasi tentang lalu lintas di lingkungan kampus tetapi merupakan kegiatan dari kepolisian yang mengajak kalangan kampus atau akademisi sebagai salah satu stake holder untuk ikut berperan serta dalam menangani masalah lalu lintas.Dalam kegiatan ini tidak hanya sebatas kepada mahasiswa tetapi juga para dosen. Kegiatan police goes to campus dapat dilakukan melalui kunjungan, diskusi, seminar, debat publik, kampanya keselamatan lalu lintas dsb. Pada program kegiatan ini diharapkan menimbulkan kematangan baik secara personal terhadap emosional maupun intelektual mahasiswa dan dosen dalam hal etika, sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam berlalu lintas di jalan raya serta memunculkan kepedulian terhadap lingkungannya sehingga mampu berperan aktif sebagai subjek akademisi maupun figur untuk memberikan suatu solusi dlam tinjauan akademis dalam penanganan permasalahan lalu lintas. Kegiatan tersebut di atas (Polsana, PKS, Police goes to campus) sebagai kepedulian kami terhadap pendidikan. Kami juga menyadari bahwa pada pendidikanlah tergantung masa depan bangsa. Pendidikan akan mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyelamatkan bangsa dari lost generation maupun dari berbagai ancaman maupuntantangan masa depan yang makin berat dan kompleks.

4).

Safety Riding Safety riding merupakan kegiatan untuk keselamatan berkendara. Kegiatan ini mencakup pada kegiatan pendidikan dan pelatihan ketrampilan mengendarai kendaraan bermotor, kiat-kiat aman berkendara.

Ketrampilan dan keahlian berkendara yang dilatihkan dan diselenggarakan oleh polisi yang bekerjasama dengan sektor bisnis, media dan LSM yang ditujukan baik dari tingkat pelajar, mahasiswa, pengemudi angkutan umum, club otomotif, masyarakat umum atau siapa saja yang peduli terhadap masalah keselamatan berkendara dengan bertujuan meningkatkan kemampuan serta kesadaran berlalu lintas untuk keselamatan para pengguna jalan. Implementasi Program kegiatan safety riding dilaksanakan melalui kegiatan : touring, pendidikan dan pelatihan berkendara baik teori maupun praktek, sepeda motor lajur kiri (kanalisasi) dan menyalakan lampu siang hari (Light on) pemesangan spanduk/baliho himbauan dan lain-lain. 5). Kampanye keselamatan lalu lintas Kampanye keselamatan lalu lintas merupakan kegiatan bersama (kemitraan antara polisi dengan stakeholder) sebagai bentuk kegiatan preventif edukatif yang lebih bersifat sosialisasi dalam meningkatkan kedaraan, pengetahuan dan keinginan untuk mentaati peraturan perundang-undangan lau lintas. Program kegiatan Kampanye keselamatan lalu lintas diimplementasikan melalui kegiatan penerangan secara langsung, penyuluhan, pembuatan poster, leaflet, stiker, buku petunjuk, komik, lomba-lomba maupun kesenian. 6). Traffic Board Traffic board merupakan wadah untuk mecari akar masalah dan menangani berbagai masalah lalu lintas. Kegiatan tersebut antara lain dengan membentuk forum, dewan atau asosiasi apa saja yang berkaitan dengan tugas sosial dalam rangka berperan aktif sebagai wujud dari civil society (masyarakat madani) sehingga terwujud rasa kebersamaan antara Polri, Instansi terkait yang berkompeten, organisasi bidang otomotif, organisasi kemasyarakatn dan masyarakat pengguna jalan secara umum dalam menangani permasalahan lalu lintas dan dapat diambil solusi yang cepat dan akurat karena adanya keterlibatan secara langsung oleh badan, instansi, organisasi dan masyarakat pengguna jalan yang berkompeten dibidangnya. Implementasi tersebut antara lain : DTK (Dewan Transportasi Kota), Supeltas, OMP (ojek mitra polisi), club otomotif, ATPM, AISI ataupun BKLL (Badan Keselamatan Lalu lintas) kota/kabupaten, Propinsi dan Nasional yang telah terstruktur secara resmi di setiap tingkatan pemerintahan. 7). TMC (Traffic Manajement Centre) TMC (Traffic Manajement Centre) merupakan pusat manajemen lalu lintas yang melakukan kegiatan informasi, komunikasi, komando dan pengendalian, serta kontrol. TMC bekerja sama dengan media, petugaspetugas lain, instansi terkait. Yang dilengkapi dengan sistem teknologi komputerisasi, CCTV, GIS, GPS, SMS, jalur on line, Web site, dan lainnya. Dari TMC dapat dipantau dan diketahui situasi lalu lintas aktual

dan informasi yang akurat dari petugas di lapangan. Dan berbagai informasi lalu lintas baik infrastruktur, transportasi umum, jalur alternatif, informasi tentang kendaraan bermotor serta informasi lainnya yang dapat diakses langsung oleh masyarakat sebagai wujud peningkatan pelayanan dan transparansi Polri. Dit Lantas Polda DIY telah membangun aktifasi program TMC (Traffic Manajement Centre) melalui TCC (Traffic Care Centre) yang bertempat di ruang TCC Dit Lantas Polda DIY dengan fasilitas sebagai berikut :

a)
b)

Web Site TCC Dit Lantas Polda DIY menginduk pada domain Polri dengan situs www.tcc.jogja.com dan www.tcc.jogja.polri.go.id. IP Camera, Sistem manajemen lalu lintas pengendalian jarak jauh dan pengamatan Camera CCTV yang dihubungkan dengan aplikasi web site secara real time (online), Untuk tahap awal dipasang pada 5 titik pengawasan ruas jalan rawan kemacetan lalu lintas yaitu : Persimpangan empat Kantor Pos Besar Persimpangan empat Tugu Yogyakarta Persimpangan empat Mirota Kampus Persimpangan empat Galeria Persimpangan tiga Abu Bakar Ali

c)

GIS (Geographical Information System) Aplikasi GIS dalam web site TCC dipergunakan sebagai sarana informasi bagi masyarakat terhadap lokasi/ruas penggal jalan pemetaan kepadatan lalu lintas, lokasi/ruas penggal jalan pemetaan kejadian kecelakaan lalu lintas dan pemetaan kegiatan masyarakat yang berpotensi mengganggu arus lalu lintas. GPS (Global Positioning System). Aplikasi GPS dalam web site TCC dipergunakan sebagai sarana informasi bagi masyarakat terhadap pemetaan Posisi Ranmor Dinas Jajaran Dit Lantas Polda DIY. Searching Maps, Pencarian lokasi/ruas penggal jalan atau kantor/ gedung serta pemetaan arah perjalanan dari lokasi tertentu menuju posisi/lokasi yang diharapkan (Guiding Map) SMS (Short Massages Services) Gateway dan Call Centre, Aplikasi SMS dan Call Centre TCC Dit Lantas Polda DIY mengunakan provider XL dengan Nomor 081804000000 yang dapat dilakukan langsung melalui telepon rumah maupun telepon seluler (HP) dari provider manapun, atau dapat menggunakan fasilitas Voice over Internet Protocol (VoIP) apabila Komputer yang digunakan memiliki aplikasi yang mampu melakukan komunikasi melalui suara.

d)

e) f)

g)

Web Interactive Response, Web Interactive Response di TCC Dit Lantas Polda DIY memiliki 2 (dua) aplikasi, yang pertama Conference Chat dimana pengunjung web site dapat langsung berinteraksi dengan operator yang bertugas pada saat itu maupun pengunjug web lainnya secara realtime, dan yang kedua melalui Buku Tamu (Guest Book) dimana pengunjung dapat memberikan saran, pengaduan, informasi dan hal lainnya kepada administrator web yang akan diteruskan kepada alamat yang dituju untuk mendapat tanggapan/jawaban. Database Searching System, Aplikasi Database Searching System yang disediakan dalam web site TCC Dit Lantas Polda DIY berisi tentang informasi kendaraan bermotor baik mengenai spesifikasi maupun Informasi Hilang-Temu kendaraan bermotor yang bisa di akses dengan memasukkan Nomor Polisi maupun Nama Pemilik, dan akan menampilkan data kendaraan bermotor meliputi Jenis, Model, Tahun, CC dan apabila diperlukan bisa meminta administrator atau operator untuk menunjukan Nomor Rangka dan Nomor Mesin Kendaraan bermotor yang bersangkutan. Sehingga memberikan kemudahan informasi kepada masyarakat. Aplikasi Info Mudik. Aplikasi ini akan sangat memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi keberangkatan dan kedatangan sarana transportasi baik itu darat maupun transportasi udara termasuk sediaan seat yang ada secara link dengan penyedia jaringan transportasi.

h)

i)

8).

KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas) KTL (Kawasan Tertib Lalu Lintas) merupakan pilot proyek / proyek percontohan dari daerah yang semrawut menjadi daerah yang tertib dan teratur. KTL juga merupakan upaya bersama antar stake holder untuk menangani masalah lalu lintas secara komprehensif. KTL yang dikembangkan oleh Dit lantas POLDA DIY meliputi hampir diseluruh jalur utama perkotaan wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta jalur lain yang dianggap rawan kecelakaan maupun kemacetan lalu lintas.

9).

Taman lalu Lintas Taman lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari tentang lalu lintas. Taman lalu lintas lebih di titik beratkan pada kegiatan simulasi miniatur lalu lintas jalan raya berikut dengan kelengkapan sarana dan prasarana jalannya, sehingga khusus bagi pra pengguna jalan aktif (Usia 3 sampai 11 tahun) dapat secara langsung melakukan simulasi berlalu lintas di jalan raya dengan tidak membahayakan pengguna jalan lainnya tetapi mendapatkan pengetahuan dan pengalaman praktek lapangan seperti yang sesungguhnya, dengan harapan pada saat memasuki usia pengguna jalan aktif telah mampu berlalu lintas secara baik dengan mematuhi etika, sopan santun dan mematuhi setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku di jalan raya.

10). Sekolah Mengemudi Sekolah Mengemudi adalah wadah bagi para calon pengemudi yang merupakan bagian dari upaya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan berlalu lintas. Karena pengemudi mempunyai tanggung jawab keselamatan baik untuk dirinya sendiri maupun pengguna jalan lainya. Dan juga peka dan peduli terhadap masalah masalah lalu lintas.Dalam hal ini Polisi lalu lintas bekerjasama dengan lembagalembaga pendidikan yang berkaitan dengan sekolah mengemudi. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 pasal 235 sampai 238 tentang pendidikan mengemudi yaitu Pendidikan mengemudi dapat diselenggarakan oleh pemerintah, badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan mengemudi wajib mendapat izin dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional setelah mendengar pendapat Menteri dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Untuk memperoleh izin menyelenggarakan pendidikan mengemudi harus memenuhi persyaratan yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri setelah mendengar pertimbangan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Permohonan untuk memperoleh izin menyelenggarakan pendidikan mengemudi diajukan kepada Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional dengan menggunakan formulir yang telaah ditetapkan serta melampirkan bukti pemenuhan persyaratan. Dalam pelaksanaan pendidikan mengemudi, Polri khususnya Dit Lantas Polda DIY selaku pemberi rekomendasi perizinan dan pembina teknis selalu melaksanakan koordinasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan mengemudi sehingga sasaran pendidikan untuk mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan mengemudi dapat terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dan memberikan kontribusi positif terhadap peserta didik untuk mampu mengaplikasikan hasil pendidikannya sebagai pengguna jalan yang ber etika, sopan santun dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku dalam berlalu lintas di jalan raya. 11). Saka Bhayangkara Lalu lintas Saka Bhayangkara Lalu lintas adalah wadah kegiatan antara polisi dengan Pramuka yang berkaitan dengan kelalulintasan, baik bidang operasional seperti penjagaan atau pengaturan, kampanye keselamatan lalu lintas dan lainnya. Pelaksanaan Program Kegiatan Saka Bhayangkara Lalu lintas sebenarnya hampir sama dengan kegiatan yang dilaksanakan PKS tetapi dalam program ini lebih menekankan pada Kepanduan nya, pengetahuan dan keteramplan yang diberikan bukan bertujuan untuk diaplikan langsung sebagai personel yang bertugas sebagai pengamanan swakarsa sebperti PKS, tetapi merupakan bekal pribadi personel Saka Bhayangkara Lalu lintas sehingga dalam kehidupan berlalu lintas dijalan raya mampu

menjadi panutan rekan-rekannya serta apabila menemukan situasi khusus yang membutuhkan penerapan pengetahuan dan keterampilannya dapat melakukan secara baik dalam koridor interaksi sosial (kemanusiaan).

12). Operasi Khusus Kepolisian. Operasi kusus kepolisian di bidang lalu lintas adalah kegiatankegiatan untuk menangani berbagai masalah lalu lintas yang sifatnya khusus dan merupakan peningkatan dari kegiatan operasi rutin. Operasi ini dilakukan baik mandiri kewilayahan (Operasi Simpatik, Operasi Patuh, Operasi Zebra). Dan Operasi yang terpusat seperti Operasi Ketupat dan Operasi Lilin dsb. Pelaksanaan Program Operasi Kepolisian tidak hanya dalam bentuk kediatan represif semata tetapi disesuaikan dengan tujuan pelaksanaan kegiatan Operasi Kepolisian ada yang bersifat prefentif seperti Operasi Kepolisian Ketupat dan Lilin pada saat hari raya Idul Fitri dan Natal/Tahun baru, keiatannya lebih mengarah pada penjagaan, pengaturan, pengawalan dan patroli dengan tetap melaksanakan kegiatan represif selektif prioritas. Ada pula Kegiatan Operasi yang bersifat pencitraan seperti operasi Simpatik yang lebih menekankan pada kegiatan prefentif edukatif. 13). Penegakan Hukum Penegakan Hukum merupakan tindakan kepolisian untuk edukasi, pencerahan, perlindungan dan pengayoman terhadap pengguna jalan lainya yang terganggu aktifitasnya atau produktifitasnya akibat dari pelanggaran hukum dan untuk mewujudkan adanya kepastian hukum. Pada dasarnya program kegiatan Penegakkan Hukum bukan berorientasi mencari kesalahan dari pengguna jalan tetapi lebih berorientasi pada perlindungan, pengayoman dan pelayanan pengguana jalan yang melanggar itu sendiri (Penindakan pelanggaran Helm, Sabuk pengaman dan kelengkapan kendaraan bermotor), Pengguna jalan lainnya (Penindakan pelanggaran SIM, Kecepatan, rambu, marka dan lainnya) serta kepentingan pengungkapan kasus pidana (Penindakan pelanggaran STNK, Nomor rangka, nomor mesin dan lainnya) Program Kegiatan dalam bentuk penegakkan hukum dilaksanakan tidak hanya pada saat Operasi Kepolisian saja tetapi dilaksanakan pula pada lokasi dan jam rawan menurut hasil analisa dan evaluasi yang dilaksanakan oleh bagian analis lalu lintas dilingkungan Polri dalam upaya memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Kegiatan-kegiatan tersebut di atas merupakan proses dan visualisasi perwujudan akuntabilitas Polri kepada publik sebagai upaya untuk mengimplementasikan Perpolisian Masyarakat dalam Fungsi lalu lintas dimana kegiatan-kegiatan tersebut haruslah ditumbuhkembangkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dalam kebersamaan yang saling mendukung tanpa

harus mencampuri fungsi, tugas, tanggung jawab dan kewenangan masingmasing instansi yang terkait didalamnya. 4. PENUTUP Untuk mewujudkan keberhasilan cita-cita Polri disamping memerlukan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat luas kini juga dilakukan proses pembenahan dalam diri internal Polri. Polri sedang berproses diri untuk berubah kearah yang lebih baik. Melakukan perubahan dalam paradigma berfikir, sikap, mental seluruh anggota Polri, juga reformasi birokrasi Polri. Untuk mewujudkan itu semua membutuhkan waktu, proses dan kerja keras dari semua pihak. Penanganan permasalahan lalu lintas kedepan akan semakin meningkat seiring dengan laju pembangunan nasional dan perkembangan teknologi, pembenahan sistem per lalu lintasan harus dilakukan dari sejak dini sebelum permasalahan yang muncul semakin meningkat baik dari faktor manusia, jalan, kendaraan maupun lingkungannya harus disikapi secara bersama antara stake holder yang bertanggung jawab serta berwenang dalam bidang lalu lintas maupun peran serta aktif dari masyarakat pengguna jalan guna tetap terpeliharanya situasi keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dalam mendukung terselenggaranya pembangunan nasional. Masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan, adanya analisa meningkatnya tantangan permasalahan lau lintas kedepan dan hal lain yang memerlukan dedikasi, kinerja dan semangat yang berkobar membutuhkan peran serta aktif dari semua lapisan untuk mampu menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang berbudaya dan memiliki potensi sumber daya manusia yang handal, profesional dan proporsional. Selamat belajar semoga sedikit pengalaman yang dapat disampaikan ini mampu memunculkan kreasi, inovasi dan dapat menjadi bekal demi kemajuan Lalu lintas di Indonesia.

...............oooOOO@OOOooo...............

You might also like