You are on page 1of 3

1.

Hukum Stefan-Boltzmann Josef Stefan (1835-1873) seorang ahli fisika Austria, dapat menunjukkan gejala radiasi benda hitam melalui eksperimen. Hubungannya adalah daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh benda hitam sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Melalui pengukuran langsung juga diketahui bahwa radiasi dipengaruhi oleh sifat warna benda. Besaran ini dinamakan koefisien emisivitas, disimbulkan e. Benda hitam sempurna memiliki e = 1, benda putih sempurna e = 0 dan benda-benda lain memiliki rentang 0 - 1. Penemuan Stefan diperkuat oleh Boltzmann, kemudian dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann. Dan konstanta pembanding universal dinamakan konstanta Stefan-Boltzmann. Persamaannya dapat dituliskan seperti di bawah.

I=e T4 P=I.A E=P.t


dengan : I = intensitas radiasi ( watt/m2) P = daya radiasi (watt) E = energi radiasi (joule) T = suhu mutlak benda (K) A = luas penampang (m2) t = waktu radiasi (s) = konstanta Stefan-Boltzmann (5,67.10-8Wm-2 K-4) 2. Pergeseran Wien Pada pengukuran intensitas radiasi benda hitam (I) pada berbagai nilai panjang gelombang ( ) dapat digambarkan grafik seperti pada Gambar 7.1. Perubahan intensitas diukur pada benda hitam yang memiliki suhu tetap T, tetapi berbeda-beda. Intensitas tersebut terlihat meningkat seiring dengan peningkatan hingga mencapai nilai maksimum. Kemudian intensitas menurun kembali seiring penambahan . Panjang gelombang energi radiasi pada saat intensitasnya maksimum dinamakan m: panjang gelombang maksimum. Pada pengukuran itu Wilhelm Wien menemukan adanya pergeseran panjang Gambar 7.1 gelombang maksimum saat suhu benda hitam berubah. Kenaikan suhu benda hitam menyebabkan panjang gelombang maksimum yang dipancarkan benda akan mengecil. Hubungan ini dapat dituliskan seperti persamaan berikut.
mT

=c

Dengan : m = panjang gelombang intensitas radiasi maksimum (m) T = suhu mutlak benda (K) c = tetapan Wien (2,90.10-3 mK) B. Kuantum Plenck Perkembangan teori tentang radiasi mengalami perubahan besar pada saat Planck menyampaikan teorinya tentang radiasi benda hitam. Planck mulai bekerja pada tahun 1900. Planck mulai mempelajari sifat dasar dari getaran molekul-molekul pada dinding rongga benda hitam. Dari hasil pengamatannya Planck membuat simpulan sebagai berikut.

Setiap benda yang mengalami radiasi akan memancarkan energinya secara diskontinu (diskrit) berupa paket-paket energi. Paket-paket energi ini dinamakan kuanta (sekarang dikenal sebagai foton). Energi setiap foton sebanding dengan frekuensi gelombang radiasi dan dapat dituliskan :

E=hf
dengan : E = energi foton (joule) f = frekuensi foton (Hz) h = tetapan Planck (h = 6,6.10-34 Js) Jika suatu gelombang elektromegnetik seperti cahaya memiliki banyak foton maka energinya memenuhi hubungan berikut.

E = nh f
Persamaan yang sangat berkaitan dengan hubungan di atas adalah kecepatan cahaya : c= .f. Besarnya c = 3. 108 m/s. Pandangan Planck inilah yang dapat merombak pandangan fisika klasik dan mulai saat itu diakui sebagai batas munculnya teori modern dan dikenal dengan teori kuantum Planck.
C. Kekekalan Energi

Sesuai dengan energi lain, energi foton juga memenuhi kekakalan secara umum. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat berubah ke bentuk lain. Kekekalan energi ini menjelaskan bahwa energi cahaya dapat berubah ke bentuk lain atau cahaya dapat dibentuk dari energi lain. Contoh perubahan energy cahaya adalah pada solar sel yaitu dapat diubah menjadi energi listrik. Contoh lain adalah energi listrik yang dapat berubah menjadi energi gelombang elektromagnetik yaitu produksi sinar-X. Elektron bergerak cepat dapat menumbuk logam pada anoda dan dapat meradiasikan energi. Energi ini yang dikenal sebagai sinar-X. eV = = Sinar-X ini pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Roentgen tahun 1895 sehingga dinamakan juga sinar-Roentgen. Hubungan energi foton dan energi listrik elektron ini memenuhi hubungan berikut. dengan : = panjang gelombang foton (sinar-X) h = tetapan Planck (6,6.10-34 Js) c = cepat rambat gelombang elektromagnetik (3.108 m/s) e = muatan elektron (1,6.10-19 C) V = beda potensial pemercepat elektron (volt)

You might also like