You are on page 1of 11

PENETAPAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM DAN PEMBUATAN DERET STANDAR LARUTAN SINDUR METIL SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Pendahuluan
Spektrofotometri adalah metode analisis yang didasarkan pada penyerapan warna media zat padat, cair atau gas. Pada metode ini faktor ketajaman mata diganti oleh suatu fotolistrik (detektor) yang peka terhadap cahaya dan secara langsung dapat mengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diadsorbsi, sehingga konsentrasi larutan dapat diketahui. Metode ini didasarkan pada hukum Lambert Beer yang berbunyi bila

seberkas cahaya melewati suatu media yang transparan, maka sebagian diserap (absorbed), dan sebagian lainnya diteruskan (transmitted). Besarnya penyerapan sebanding dengan tebal media dan kepekatan zat yang diuji.
a. 1.) Peralatan spektrofotometer UV/VIS Sumber cahaya Sumber radiasi dalam spektrofotometer mempunyai 2 fungsi, pertama memberikan energi pada daerah panjang gelombang yang tepat untuk pengukuran, kedua mempertahankan intensitas sinar yang tetap selama pengukuran. Pada prosesnya tegangan listrik yang berasal dari sumber radiasi menyebabkan eksitasi elektron pada benda dan waktu elektron kembali ketingkat energi yang lebih rendah (dasar) akan membebaskan radiasi berupa emisi sejumlah energi tertentu (E) tergantung tingkat eksitasinya dan energi emisi inilah yang digunakan sebagai sumber radiasi. Sumber cahaya pada spektrofotometer terdiri dari 2 jenis yaitu : Lampu wolfram (W) untuk analisa pada daerah tampak (320 2500 nm) Lampu deuterium (D2), untuk analisa pada daerah ultra violet (180 375 nm) 2.) Monokromator Sinar yang dikeluarkan oleh sumber cahaya adalah sinar polikromatis yang mengandung berbagai panjang gelombang sementara itu untuk pengukuran zat

diperlukan sinar tertentu yang khas dan monokromatis. Oleh karena itu sinar yang datang kemudian masuk ke dalam monokromator untuk diubah dari polikromatis menjadi monokromatis. Monokromator terdiri dari beberapa bagian yaitu : a.) Celah masuk, berfungsi untuk mempersempit radiasi yang akan masuk dari sumber radiasi ke zat. b.) Lensa kolimator, berfungsi mengubah sinar menjadi berkas sinar sejajar. c.) Media pendispersi d.) Celah keluar yang akan mengisolasi sinar yang diinginkan dengan cara menghalangi sinar lain dan membiarkan sinar yang diinginkan mencapai zat. Bagian pendispersi sinar bias ada 2 macam yaitu prisma dan grating. Prinsip kerja prisma berdasarkan pembiasan sedangkan grating berdasarkan prinsip pemantulan sinar. Prisma, terbuat dari bahan gelas, kuarsa atau silica. Bila radiasi elektrogmagnetik melalui prisma maka radiasi tersebut akan dibiaskan. Hasil pembiasan adalah terpecahnya radiasi menjadi beberapa radiasi dengan panjang gelombang tertentu yang semuanya tercakup dalam radiasi awal. Panjang gelombang yang berbeda-beda dapat diatur untuk melewati celah dengan memutar prisma. Kisi difraksi atau Grating, penguraian sinar pada monokromator ini didasarkan pada grating (permukaan benda seperti gergaji). Grating dapat diputar dengan sudut tertentu sehingga diperoleh sinar dengan panjang gelombang seperti yang diinginkan. 3.) Sel (Kuvet) Sel adalah tempat disimpannya larutan yang akan dianalisis. Sel atau kuvet diletakkan sejajar dengan jalannya cahaya dari monokromator. Saat cahaya monokromatis melalui sel, terjadi penyerapan sejumlah cahaya tertentu sementara sebagiannya diteruskan ke detektor. Persyaratan kuvet yang baik antara lain: a.) Tidak berwarna

b.) Secara optis memiliki permukaan yang sejajar c.) Harus tahan (tidak bereaksi dengan bahan bahan kimia) d.) Tidak boleh rapuh e.) Mempunyai bentuk yang sederhana Untuk pengukuran serapan pada sinar tampak dapat digunakan kuvet dari bahan gelas silika biasa tetapi bahan ini dapat menyerap sinar UV oleh karena itu tidak dapat digunakan untuk pengukuran serapan UV. Untuk keperluan pengukuran serapan pada sinar UV dan tampak dapat digunakan kuvet dengan bahan kuarsa yang tahan terhadap pelarut organik, asam atau basa kuat yang pekat serta dapat mentransmisikan sinar UV maupun visible. 4.) Detektor Detektor berfungsi untuk mengubah energi cahaya yang ditransmisikan atau diteruskan oleh sel, yang jatuh mengenainya menjadi suatu besaran yang terukur. Tatapi pada prinsipnya detektor yang ideal harus memiliki kepekaan yang tinggi, perbandingan sinyal-noise yang tinggi dan responnya stabil pada daerah panjang gelombang pengamatan. Detektor pada spektrofotometri umumnya mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Ada tiga jenis detektor yang biasa digunakan pada alat spektrofotometer yaitu : a.) Phototube b.) Sel photovoltaik (Barrier-layer) c.) Photomultiplier tube Dari ketiga detektor di atas jenis detektor photomultiplier tube yang paling menguntungkan dan sering dipakai karena lebih sensitif sehingga mampu membedakan perubahan intensitas sinar meskipun sinar yang sampai ke detektor sangat lemah. 5.) Rekorder Sinyal listrik dari detektor biasanya diperkuat lalu direkam sebagai spektrum yang berbentuk puncak-puncak. Plot antara panjang gelombang dan absorbans akan dihasilkan spektrum

Sumber cahaya

Monokromato r

Detektor
Sampel

Rekorder Gambar 3. Alur kerja spektrofotometer

b. 1.)

Macam macam spektrofotometer Spektofotometer berkas tunggal (single beam) Alat ini hanya terdiri dari 1 berkas sinar sehingga dalam prakteknya pengukuran sample dan larutan blangko atau standar harus dilakukan secara bergantian dengan menggunakan sel yang sama. Spektrofotometer ini banyak digunakan karena cukup murah tetapi memberikan hasil yang cukup memuaskan.

2.)

Spektrofotometer berkas ganda ( double beam) Spektrofotometer jenis ini mempunyai 2 berkas sinar sehingga pengukuran absorbansi larutan sample dan larutan blanko dapat dilakukan secara paralel dan tidak perlu bergantian. Alat ini telah memakai autoscanning panjang gelombang yang dapat mencatat secara otomatis absorbansi (A) sebagai fungsi panjang gelombang.

3.)

Spektrofotometer Gilford Alat ini banyak dipakai di laboratorium biokimia dan mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan spektrofotometer biasa karena mampu membaca absorbansi (A) sampai dengan angka 3. (spektrofotometri biasa hanya 0,1 1.0). hal ini disebabkan alat ini menggunakan komponen yang disebut dengan photomultiplier feed-back circuit.

Lambda-maks adalah nilai panjang gelombang yang memberikan nilai absorbansi maksimum terhadap larutan sampel. Pengukuran panjang gelombang maksimum mutlak dilakukan sebelum melakukan analisis terhadap sampel, karena pada panjang gelombang maksimum memberikan nilai absorbansi yang stabil dan lebih akurat. Panjang gelombang maksimum (lambda-maks) tergantung pada gugus kromofor (gugus penyerap sinar) pada suatu molekul. Setelah melakukan penentuan lambda-maks, maka tahap penting selanjutnya pada analisis spektrofotometri adalah pembuatan deret standar. Deret standar ini dilakukan dengan cara membuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi dan absorbansi dari larutan tersebut diukur dengan Spektrofotometer. Langkah selanjutnya adalah membuat grafik antara konsentrasi (C) dengan Absorbansi (A) yang akan merupakan garis lurus melewati titik nol dengan slope = .b atau slope = a.b. Konsentrasi larutan sampel dapat dicari setelah absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke dalam kurva kalibrasi atau dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dengan menggunakan program regresi linear pada kurva kalibrasi. Dasar Penentuan panjang gelombang maksimum dapat dilakukan dengan mengambil salah satu larutan deret standar kemudian diukur pada beberapa panjang gelombang dengan interval tertentu. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum dapat digunakan pada pengukuran deret standar. Deret standar dibuat dengan mengencerkan larutan induk sehingga diperoleh beberapa konsentrasi larutan yang kemudian dikonversi ke dalam bentuk kurva kalibrasi. Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk menentukan panjang gelombang maksimum dari larutan sindur metil dan membuat kurva kalibrasi dari deret standar larutan sindur metil.

Bahan dan Alat Bahan: Alat: Spektrofotometer. Kuvet, labu ukur 100 ml, buret, statip, klem, corong, labu semprot, pipet tetes, piala gelas 400 ml, labu erlenmeyer, neraca analitik, kaca arloji, dan spatula. Cara Kerja 1. Ditimbang serbuk sindur metil sebanyak 0,01 gram, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, dilarutkan dengan aquades, kemudian diimpitkan. 2. Dibuat deret standar sindur metil dalam labu takar 100 ml dengan penambahan volume 0,5 ml; 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml; dan 5,0 ml. Kemudian diimpitkan dengan aquades. 3. Diambil larutan dengan konsentrasi tertinggi, kemudian dicari panjang gelombang maksimumnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang tertentu. 4. Setelah diperoleh panjang gelombang maksimum, kemudian deret standar yang telah dibuat diukur pada panjang gelombang tersebut. Hasil dan Pembahasan Data Pengamatan Pencarian Panjang Gelombang Maksimum Panjang Gelombang () Absorbansi (A) 455 0,772 457 0,778 459 0,783 461 0,785 463 0,788 465 0,789 Serbuk Sindur Metil Aquadest

467 469 471 473 475

0,788 0,785 0,780 0,774 0,764

Dari data diatas dapat dilihat bahwa panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimun yaitu pada panjang gelombang 465 nm (absorbansi = 0,789). Oleh karena itu, pengukuran deret standar selanjutnya dilakukan pada panjang gelombang 465 nm. Pada penentuan nilai absorban harus dilakukan pada panjang gelombang yang tepat (panjang gelombang maximum). Hal ini bertujuan agar pengukuran berjalan akurat karena apabila pengujian dilakukan pada panjang gelombang yang tidak tepat berakibat tidak validnya data analisa. Pada saat perubahan konsentrasi yang besar, nilai absorbannya hanya sedikit berubah. Namun jika diuji dengan panjang gelombang yang tepat (spektrum serapan maksimum) maka apabila terjadi perubahan konsentrasi zat sedikit saja, maka akan terjadi perubahan nilai absorban yang cukup besar.

Panjang gelombang maximum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melakukan autoscanning (pada spektrofotometer doublebeam), cara ini merupakan cara yang automatic sehingga mempermudah praktikan tetapi tidak semua spektrofotometer bisa melakukan autoscaning dan untuk spektrofotometer yang tidak bisa maka dapat dilakukan dengan cara menguji nilai transmitan pada spektrofotometer antara panjang gelombang 450-480 nm dengan interval 2 nm.

Data Pengukuran Deret Standar Volume Larutan Induk (ml) 0 0,5 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 Konsentrasi Larutan (ppm) 0 1 2 4 6 8 10 Absorbansi (A) 0,000 0,078 0,157 0,318 0,485 0,650 0,789

Kurva Kalibrasi Deret Standar Larutan Sindur Metil

Pembuatan deret standar merupakan salah satu metode dalam analisis cara spektrofotometri. Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi dan absorbansi dari larutan tersebut diukur dengan spektrofotometer. Langkah selanjutnya adalah membuat grafik antara konsentrasi (C) dengan Absorbansi (A) yang akan merupakan garis lurus melewati titik nol dengan slope = .b atau slope = a.b. Konsentrasi larutan sampel dapat dicari setelah absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke dalam kurva kalibrasi atau dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dengan menggunakan program regresi linear pada kurva kalibrasi. Berdasarkan kurva kalibrasi hasil pengukuran deret standar diperoleh persamaan garis y = 0,08x dengan linieritas sebesar 0,999. Linieritas yang bagus (mendekati 1,000) menunjukkan bahwa deret standar yang telah dibuat memiliki akurasi yang baik.

Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum diperoleh panjang gelombang maksimum untuk larutan sindur metil 10 ppm yaitu 465 nm dengan absorbansi sebesar 0,789. Dan dari kurva kalibrasi dari deret standar yang dibuat diperoleh persamaan garis y = 0,08x dengan linieritas sebesar 0,999.

Daftar Pustaka
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia : Jakarta Underwood, A.L dan R.A Day, Ir. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta

10

11

You might also like