You are on page 1of 41

FAKTOR PEMBENTUK MUKA BUMI DI DARATAN DAN LAUTAN A.

TENAGA ENDOGEN Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini pada umumnya memberikan berbagai bentuk relief kulit bumi dan bersifat membangun. Tenaga endogen dapat dibedakan menjadi tiga bagian. Pembagiannya adalah sebagai berikut. 1) TEKTOGENETIK Tektogenetik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya perubahan letak kedudukan lapisan kulit bumi, baik secara horizontal maupun vertikal. Gerakan tektogenetik dikenal dengan istilah dislokasi. Berdasarkan kecepatan gerak lurus dan luas daerahnya, pembagian gerakan tektogenetik adalah sebagai berikut. a. Gerakan epirogenetik adalah gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi. Gerakan ini relatif lambat dan berlangsung agak lama di suatu daerah yang luas. Contohnya pembentukan kontinen atau benua. Tanda-tanda yang kelihatannya jelas dari gerak epirogenetik dapat dibedakan menjadi dua. Epirogenetik positif (perubahan permukaan laut positif) adalah gerak turunnya suatu daratan sehingga permukaan air laut kelihatan naik. Epirogenetik negatif (perubahan permukaan laut negatif) adalah gerak naiknya suatu daratan sehingga permukaan air laut kelihatan turun. b. Gerak orogenetik adalah gerakan atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lebih cepat daripada gerakan epirogenetik serta meliputi daerah yang sempit. Gerak orogenetik menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilah peristiwa dislokasi, baik dalam bentuk lipatan maupun patahan. Lipatan (fold) Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang plastis. Lapisan yang melengkung membentuk lipatan yang besar, punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove disebut idiogeosinklinal. Adakalanya sebuah daerah lipatan terjadi dari beberapa antiklinal dan sinklinal. Deretan semacam itu masing- masing disebut antiklinorium dan sinklinorium. Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di antaranya sebagai berikut. Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial, kekuatannya sama atau seimbang dengan tenaga tangensial. Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga radial lebih kecil daripada tenaga tangensial. Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah. Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja. Patahan (fault) Patahan adalah gejala retaknya kulit bumi yang tidak plastis akibat pengaruh tenaga horizontal dan tenaga vertikal. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau tenggelam. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan semula, kadang bergeser dengan arah mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan, bagian-bagiannya tetap berada di tempatnya. Horst (tanah naik) adalah lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat patahnya lapisan-lapisan tanah sekitarnya. Graben/slenk (tanah turun) adalah lapisan tanah yang terletak lebih rendah dari daerah sekelilingnya akibat patahnya lapisan sekitarnya. Dekstral terjadi jika kita berdiri potongan yang berada di depan kita bergeser ke kanan.

Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu dan potongan di depan kita bergeser ke arah kiri. Block mountain terjadi akibat tena ga endogen yang membentuk retakanretakan di suatu daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah satu kompleks pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok litosfer. 2) GUNUNG API (VULKANISME) Vulkanisme merupakan salah satu gejala alam yang mencakup peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma (massa cair pijar) ke permukaan bumi melalui suatu rekahan dalam kerak bumi. Magma yang sudah keluar disebut lava. 3) GEMPA BUMI (SEISME) Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan kekuatan yang berada dari dalam bumi, yaitu sentakan asli yang bersumber dari dalam bumi merambat melalui permukaan lalu menerobos permukaan kulit bumi karena keseimbangannya yang terganggu. Batuan kulit bumi menjadi bergeser sampai tercapainya keseimbangan kembali. Penyebab timbulnya gangguan keseimbangan itu di antaranya adalah karena tenaga dari dalam bumi, peristiwa vulkanisme, tektonisme, dan tanah runtuh. Menurut sebab terjadinya, gempa dibedakan menjadi tiga macam. a) Gempa vulkanis Gempa vulkanis adalah gempa yang terjadi akibat meletusnya gunung api. Apabila gunung api akan meletus, maka timbulah tekanan gas dari dalam. Tekanan ini menyebabkan terjadinya getaran yang kita sebut gempa bumi. Gempa vulkanis hanya terdapat di daerah gunung api yang akan, sedang, atau sesudah meletus. Bahaya gempa ini relatif kecil, tetapi sangat terasa di sekitarnya. b) Gempa tektonik Gempa tektonik disebabkan oleh gerak tektonik yang merupakan akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang seringkali mengalami gempa tektonik adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Bahaya gempa ini sangat besar sekali sebab akibat gempa yang timbul, tanah dapat mengalami retakan, terbalik bahkan dapat bergeser. c) Gempa runtuhan (terban) Gempa runtuhan dapat terjadi karena gugurnya atau runtuhnya tanah di daerah tambang yang berbentuk terowongan atau pegunungan kapur. Pada umumnya di pegunungan kapur terdapat gua yang disebabkan oleh korosi. Jika gua atau lubang tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Namun, bahaya yang ditimbulkan gempa bumi ini relatif kecil. Lokasi episentrum (pusat gempa) pada suatu tempat dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara. Menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Homoseista adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat- tempat yang mengalami atau mencatat gelombang primer pada waktu yang sama. Menggunakan tiga sismograf yang ditempatkan pada sebuah stasiun gempa. Menggunakan tiga tempat yang telah diketahui jarak episentralnya. Jika dari stasiun A diketahui jaraknya adalah XA, dari stasiun B adalah XB, dan dari stasiun C adalah XC. Dengan titik A, B, dan C sebagai pusat lingkaran, dibuat lingkaran yang masingmasing beradius XA, XB, dan XC. Ketiga lingkaran itu berpotongan di sebuah titik. Maka titik itu merupakan episentrum yang dicari. Jarak episentral dapat dihitung dengan menggunakan rumus Hukum Laska. D = {(S P) 1} x 1 Megameter Keterangan : D = Jarak episentral

S P = Selisih waktu antara gelombang primer dan sekundernya yang dicatat pada sismograf dalam satuan menit. 1 = Satu menit merupakan pengurangan tetap. 1 Megameter = 1.000 kilometer. Klasifikasi gempa juga dapat dibedakan berdasarkan pusat gempa (episentrumnya). 1) Berdasarkan bentuk episentrumnya Gempa linear memiliki episentrum berbentuk garis. Gempa sentral memiliki episentrum berbentuk titik. 2) Berdasarkan jarak episentrumnya Gempa setempat/lokal memiliki jarak episentrum kurang dari 10.000 km. Gempa jauh memiliki jarak episentrum sekitar 10.000 km. Gempa sangat jauh memiliki jarak episentrum sekitar 10.000 km. 3) Berdasarkan letak episentrumnya Gempa darat memiliki letak episentrum di daratan. Gempa laut memiliki letak episentrum di dasar laut atau permukaan laut. B. TENAGA EKSOGEN Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga ini bersifat merusak dan mengikis kulit bumi, terutama pada bagian-bagian yang tinggi, tetapi sebaliknya tenaga eksogen mengisi bagian-bagian yang rendah. Faktor yang berperan sebagai tenaga eksogen adalah air, angin, organisme, sinar matahari, dan es. Tenaga eksogen bisa menyebabkan terjadinya pelapukan (weathering), erosi, denudasi, tanah longsor, dan tanah menjalar (soil creep). Jadi, dengan adanya tenaga eksogen, litosfer mengalami kerusakan kemudian dibangun lagi oleh tenaga endogen, lalu dirusak lagi oleh tenaga eksogen, selanjutnya dibangun lagi oleh tenaga endogen, dan seterusnya.

Proses pembentukan lautan berdasarkan teori laplace ( kabut) Proses terbentuknya laut berawal dari proses pembentukan bumi ang mana, menurut laplace, bumi terbentuk 4 miliar tahun yang lalu, karen pembentukan bumi berawal dari pengerutan matahari yang mengakibatkan, bagian dari matahari terlepas, sehingga terlempar keluar dan saling tabrakan, akhirnya terbentuklah planet, slah satunya planet bumi, karena pada saat itu gravitasi bumi sangat kuat sehingga menarik asteroid, sehingga terjadi tabrakan. dengan adanya tabrakan yang cukup banyak dan dashyat, akhirnya terbentuklah kawah kawah, dari kawah itulah mul;ai terbentuk lautan, di mana pada awalnya, karena bumi di selimuti oleh kabut sehingga bumi mengalami pembekuan, setelah tak lama kemudian debu yang menyelimuti bumi menghilang dan sinar matahri dapat tembus, mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air yang ada, dan mulai turun hujan, hujan yang berlalu sangat lama ini mengakibatkan kawah yang terbentuk tadi terisi oleh air,,, Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/1927125-pembentukan-laut-berdasarkan-teorilaplace/#ixzz1lhK1Zo6i beginilah proses pembentukan terbentuknya laut Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, ketika atmosfer bumi tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk

ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan. Pada awalnya, laut bersifat sangat asam (dengan suhu sekitar 100 c) hal ini disebabkan oleh keadaan bumi yang sangat panas dan keadaan atmosfer bumi yang dipenuhi oleh karbondioksida. Pada saat itu juga, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi disertai fenomena pasang surut air laut yang begitu cepat terjadi karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi. Kemudian, secara perlahan-lahan jumlah karbondioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, hal inilah yang menyebabkan air laut kini semakin asin. Dengan adanya air laut yang disebabkan oleh fenomena alam pada 4,4 milyar tahun lalu (seperti sudah dijelaskan di atas) bumi kemudian mengalami perubahan bentuk daratan. Contoh kasus: Terpisahnya Benua Amerika dari Eropa dan Afrika. Hal ini juga terjadi dibeberapa rekam kejadian alam sebelumnya yang mencatat bahwa sebelumnya daratan di bumi saling menyatu. Animasi menjelaskan perubahan bentuk daratan di bumi hingga saat ini. Pergeseran bentuk bumi (menurut para ahli geologi) juga disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang mengakibatkan keretakan pada daratan dibumi. Animasi menunjukkan proses terpisahnya daratan, dimana batuan cair panas (magma) keluar dari dalam perut bumi dan mendorong permukaan agar terpisah pada arah yang berlawanan dari titik sumber retakan.

Proses pembentukan lautan berdasarkan teori laplace ( kabut) Proses terbentuknya laut berawal dari proses pembentukan bumi ang mana, menurut laplace, bumi terbentuk 4 miliar tahun yang lalu, karen pembentukan bumi berawal dari pengerutan matahari yang mengakibatkan, bagian dari matahari terlepas, sehingga terlempar keluar dan saling tabrakan, akhirnya terbentuklah planet, slah satunya planet bumi, karena pada saat itu gravitasi bumi sangat kuat sehingga menarik asteroid, sehingga terjadi tabrakan. dengan adanya tabrakan yang cukup banyak dan dashyat, akhirnya terbentuklah kawah kawah, dari kawah itulah mul;ai

terbentuk lautan, di mana pada awalnya, karena bumi di selimuti oleh kabut sehingga bumi mengalami pembekuan, setelah tak lama kemudian debu yang menyelimuti bumi menghilang dan sinar matahri dapat tembus, mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air yang ada, dan mulai turun hujan, hujan yang berlalu sangat lama ini mengakibatkan kawah yang terbentuk tadi terisi oleh air,,,

proses pembentukan laut berdasarkan teori laplace Sejarah singkat penemu teori laplace Kant, Immanuel (1724-1804) - Seorang filsuf Jerman yang pada tahun 1755 mengajukan cikalbakal teori modern tentang tata surya. Kant percaya bahwa planet-planet tumbuh dari sebuah cakram materi di sekeliling Matahari, sebuah gagasan yang kemudian dikembangkan oleh Marquis de Laplace. Kant juga berpendapat bahwa nebula suram yang terlihat di antariksa adalah galaksi tersendiri seperti galaksi Bima Sakti kita. Pendapat tersebut kini telah terbukti kebenarannya. Laplace, Pierre Simon, Marquis de (1749-1827) - Seorang ahli matematika Prancis yang mengembangkan teori asal mula tata surya yang digagas oleh Immanuel Kant. Di tahun 1796, Laplace melukiskan bagaimana cincin-cincin materi yang terlempar dari Matahari dapat memadat menjadi planet-planet. Perincian teori tersebut telah ditinjau kembali, tetapi pada pokoknya tidak berbeda dengan teori-teori modern mengenai awal-mula terjadinya tata surya. Pembahasan Menurut teori laplace Bahwa bumi berasal dari suatu bintang yang berbentuk kabut raksasa bersuhu tidak terlalu panas dan penyebarannya terpencar dalam kondisi berputar dan dikenal sebagai awal-mula dari matahari. Akibat perputaran tersebut menyebabkan matahari ini kehilangan daya energinya dan akhirnya mengkerut. Sebagai akibat dari proses pengkerutan tersebut, maka ia akan berputar lebih cepat lagi. Dalam keadaan seperti ini, maka pada bagian ekuator kecepatannya akan semakin meningkat dan menimbulkan terjadinya gaya sentrifugal. Gaya ini akhirnya akan melampaui tarikan dari gayaberatnya, yang semula berfungsi sebagai penyeimbang, dan menyebabkan sebagian dari bahan yang berasal dari matahari tersebut terlempar. Bahan-bahan yang terlempar ini kemudian dalam perjalanannya juga berputar mengikut i induknya, juga akan mengkerut dan membentuk sejumlah planit-planit, salah satunya adalah planit bumi. Bumi dilahirkan 4,5 milyar tahun yang lalu, tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai yang berukuran kecil hingga ke ukuran asteroid sebesar ratusan kilometer. Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi. Lama kelamaan dengan semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio bumi tumbuh semakin besar. Sejalan dengan semakin berkembangnya embrio bumi tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa yang ada mulai semakin cepat

menabrak permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas secara besar besaran pula. Laut sendiri menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, Para ahli sendiri memiliki beberapa versi tentang hal itu. Salah satu versi yang di angkat kali ini adalah bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan. Dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garamgaraman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias luar biasa tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi. Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin. Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut.

PEMBENTUKAN DATARAN Optimalisasi Sistem Operasi Windows 1. Pengertian Gunung 2. Proses terjadinya Gunung 3. Rangkaian Gunung-gunung Dimuka Bumi 4. Latihan 5. Team

Halaman Utuh Pengertian Gunung

Gunung : Cikuray di Garut, Jawa Barat Gunung adalah suatu daerah daratan yang mempunyai perbedaan tinggi yang menyolok dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal. Misalnya, Ensiklopedia Britannica mendefinisikan gunung apabila memiliki puncak lebih 2000 kaki atau 610 m.

Proses Terjadinya Gunung Gunung terjadi karena adanya proses gaya tektonik yang bekerja dalam bumi yang disebut dengan orogenesis dan epeirogenesis. Dalam proses orogenesis ini sedimen yang terkumpul menjadi berubah bentuk karena mendapat gaya tekan dari tumbukan lempeng tektonik. Ada tiga tipe tumbukan lempeng tektonik, antara lempeng busur kepulauan dan benua, lautan dan benua, dan antara benua dengan benua. Tumbukan lempeng lautan dan benua menimbulkan deposit sedimen laut terhadap tepi lempeng benua. Tumbukan antara lempeng busur kepulauan dengan benua berakibat lempeng lautan menyusup ke lapisan asthenosfir dan batuan vulkanik dan sedimen menumpuk pada sisi benua sehingga terjadilah pegunungan Sierra Nevada di California pada zaman Mesozoic. Sedangkan tumbukan lempeng benua dengan benua merupakan proses pembentukan sistem pegunungan Himalaya dan Ural Sedangkan dalam proses epeirogenesis merupakan gerakan yang membentuk benua yang bekerja sepanjang jari-jari bumi. Proses ini juga disebut gerakan radial karena gerakan mengarah atau menjauhi titik pusat bumi dan terjadi pada daerah yang sangat luas sehingga prosesnya lebih lambat dibandingkan dengan proses orogenesis. Pembentukan dataran rendah (graben) dan dataran tinggi (horts) adalah salah satu contoh proses epeirogenesis. Proses pembentukan gunung berlangsung menurut skala tahun geologi yaitu berkisar antara 45 450 juta tahun yang lalu. Misalnya pegunungan Himalaya terbentuk mulai dari 45 juta tahun yang lalu, sedangkan pegunungan Appalache terbentuk mulai dari 450 jutan tahun yang lalu.

Model terjadinya gunung mengalami tiga tingkatan proses, yaitu: 1. Akumulasi sedimen: lapisan lapisan sedimen dan batuan vulkanik menumpuk sampai kedalaman beberapa kilometer. 2. Perubahan bentuk batuan dan pengangkatan kerak bumi:sedimen yang terbentuk tadi mengalami deformasi karena adanya gaya kompresi akibat tumbukan antar lempenglempeng tektonik. 3. Pengangkatan kerak bumi akibat gerakan blok sesar: tumbukan antar lempeng akan mengangkat sebagian kerak bumi sebagai lipatan lebih tinggi dari sekitarnya sehingga terbentuk gunung. Sedangkan jika terjadi gaya tegangan atau tarikan antar lempeng maka akan terbentuk graben (lembah) Skema Proses Terjadinya Pegunungan Himalaya

Sebelum terbentuk pegunungan Himalaya , terjadi gerakan lempeng India ke arah lempeng Eurasia. Lempeng India merupakan komposisi batuan yang sangat tua 2-2,5 milyar tahun. Titik referensi yang berwarna kotak kuning masih berada dibawah . Setelah mengalami proses tumbukan yang lama antara dua lempeng tersebut maka sebagian dari tepi lempeng India terangkat dimana terlihat kotak kuning berubah posisi ke tempat yang lebih tinggi.Sehingga terbentuklah pegunungan Himalaya saat ini.

Skema Pembentukan Dataran Rendah (Graben)

(Sumber: http://csmres.jmu.edu/geollab/vageol/vahist/mtnmodel.html) Kulit bumi yang sebelumnya dalam kondisi seimbang, mendapat gaya tektonik yang saling berlawanan arah (gaya regangan) akibat desakan panas ke atas, sehingga menimbulkan retakan (cracking). Proses tektonik ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu geologi yang cukup lama. Blok yang retak menjadi turun akibat gaya tarik gaya berat sehingga terbentuk

Rangkaian Gunung-Gunung di Muka Bumi Sistem rangkaian jalur pegunungan di bumi meliputi Pegunungan Cordillera, Amerika Utara, Pegunungan Andes, Alpin, Ural, Appalache, Himalaya, Caledonia dan Tasmania. Gambar di bawah ini menunjukkan Peta Rangkaian Gunung-Gunung di Bumi.

(Sumber: United States Geological Survey) Ahli Geologi mengklasifikasikan gunung menurut ketinggiannya yaitu gunung tinggi, menengah dan rendah. Warna merah pada peta menunjukkan gunung-gunung tinggi seperti pegunungan Himalaya, Andes , warna jingga menunjukkan gunung dengan tinggi menengah seperti pegunungan Ahaggar di Algeria sedangkan warna kuning menunjukkan gunung dengan ketinggian rendah seperti pegunungan Meratus di Kalimantan , Indonesia. 1. Pengertian Gunung 2. Proses terjadinya Gunung 3. Rangkaian Gunung-gunung Dimuka Bumi 4. Latihan 5. Team

Proses Terbentuknya Pulau Jawa 07:39 Rysa Sahrial No comments Bagikan

Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat proses pergerakan anak benua India ke utara, yang bertabrakan dengan lempengan sebelah utara. Pergerakan lempeng bumi inilah yang kemudian melahirkan Gunung Himalaya. Konon, proses tersebut terjadi pada 20-36 juta tahun yang silam. Anak benua yang di selatan sebagian terendam air laut, sehingga yang muncul di permukaan adalah gugusan-gugusan pulau yang merupakan mata rantai gunung berapi. Gugusan pulau-pulau di Asia Tenggara, yang sebagian adalah Nuswantoro (Nusantara), yang pada zaman dahulu disebut Sweta Dwipa. Dari bagian daratan ini salah satunya adalah gugusan anak benua yang disebut Jawata, yang satu potongan bagiannya adalah pulau Jawa.Jawata artinya gurunya orang Jawa. Wong dari kata Wahong, dan Tiyang dari kata Ti Hyang, yang berarti keturunan atau berasal dari Dewata. Konon karena itulah pulau Bali sampai kini masih dikenal sebagai pulau Dewata, karena juga merupakan potongan dari benua Sweta Dwipa atau Jawata. Mengingat kalau dulunya anak benua India dan Sweta Dwipa atau Jawata itu satu daerah, maka tidak heran kalau ada budayanya yang hampir sama, atau mudah saling menerima pengaruh. Juga perkembagan agama di wilayah ini, khususnya Hindu dan Budha yang nyaris sama. sumber: http://www.strov.co.cc/2010/02/proses-terbentuknya-pulaujawa.html Internet, Komputer, mainan, bisnis internet, busana, hanphone, muslim, buku, blog, website, usaha, balckberry, androin, laptop, modem, teknologi, Nasional, Ekonomi, kesehatan, hiburan, hukum, industri, internasioanl, jasa,

lingkungan, olahraga, opini, otomotif, pendidikan, perbankan, perdagangan, kecantikan, game, makanan geo 8 ; proses terbentuknya daratan Proses terbentuknya daratan tidak lepas dari proses terbentuknya planet bumi yang merupakan salah satu benda langit yang terbentuk dari awan/gas/asap langit kemudian bumi itu berupa bintang yang sangat kecil karena proses tekanan antar material pembentuk yang mempunyai tekanan (gravitasi) kearah memusat (Inti bumi) sehingga menimbulkan pijaran panas memancar dilangit. Kemudian saat melewati beberapa proses benda langit yang akhirnya diketahui bernama bumi (yang saat itu masih berupa bola pijar) mulai mendingin (karena suhu ruang langit sangat dingin, karena jaraknya jauh dari sumber panas (matahari), maka bumi yang termasuk jauh dari matahari dan menerima kualitas panas Matahari lebih rendah daripada planet yg lebih dekat, sehingga lebih dulu mendingin dan membeku menjadi es, bagian luar (kulit) bumi membentuk dasar tanah, air & atmosfer (terjadi karena siklus alam). Selanjutnya mengalami (siklus) gejolak dari inti bumi yang mengarah keluar ke permukaan bumi (gunung berapi) atau membentuk aktivitas vulkanik & tektonik dari gunung berapi pada dasar tanah yang baru terbentuk itu. Aktivitas inti bumi menimbulkan banyak terbentuk gunung berapi yang memancarkan meterial dari inti bumi membentuk tanah daratan, sehingga dasar tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas planet bumi (siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Relief tanah lempeng benua terbentuk karena siklus alam, tanah mempunyai jenis, berat, masa jenis & kandungan material yang berbeda dan menekan ke inti bumi (gravitasi bumi) menimbulkan tekanan besar menghasilkan panas inti bumi. Bentuk relief daratan lempeng benua sebagian besar terbentuk karena proses siklus hidrologi global dalam jumlah besar (pada masa itu terjadi banjir gadang berupa air bah yang menutupi permukaan planet bumi karena es mencair dalam jumlah besar) sehingga 2/3 lebih permukaan bumi hampir ditutupi oleh air yang seperti pada samudera altantik utara ke selatan telah mengikis memotong tanah antara benua Amerika, Eropa & Afrika dalam jumlah sangat besar yang bentuknya seperti bentuk pola aliran sungai raksasa. Pada akhirnya relief lempengan daratan benua terbentuk, karena bergeser membentuk pecahan benua. Daratan seperti yang kita kenal bentuknya seperti sekarang ini kemungkinan untuk berubah lagi (secara extrim) sangat kecil karena bobot lempengan tanah daratan benua sangat berat & tekanannya ke inti bumi sangat kuat, dan pergeserannya sangat kecil.

<p>Your browser does not support iframes.</p>

Popular Posts

Proses Pembentukan Bumi

10 Teknologi Masa Depan Misteri Di Indonesia Yang Belum Terpecahkan 10 Pembunuh Tersadis DiDunia, Menurut PBB Project Bluebeam , Projek Paling Berbahaya Di Muka Bumi ini

<p>Your browser does not support iframes.</p> KERABAT


Berbagai Pendapat Yang Mungkin Berguna Software Komputer Tools

Proses Pembentukan Bumi 2:38 PM Roz 10 comments Sebelum itu, mari kita pahami pengertian Bumi: Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita. Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori: 1.Theory Big bang

Teori ini adalh yang paling terkenal gan. Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi

mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu: 1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur. 2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan. 3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca. 2. Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. 3. Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.

Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi. 4. Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu. Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat. Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planetplanet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.

5. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya Kesimpulan Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu: 1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi. 2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Read more: http://argakencana.blogspot.com/2010/07/proses-pembentukanbumi.html#ixzz1lhOlfECC

Contoh MakalaH Tentang Abrasi PENDAHULUAN Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya. PENGERTIAN ABRASI Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global. PENYEBAB ABRASI Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari

10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi. Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya. Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan limbah sampah di sungai. Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara. Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai. PENYELESAIAN Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-kesulitan yanag akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman

bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%. Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi denga sangat serius karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya. Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah yang berserakan. Selain itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir ke laut. Hal ini dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh beberapa biota laut. Pemerintah seharusnya menghimbau agar seluruh pabrik-pabrik tersebut agar membuang limbahnya setelah dinetralisasi terlebih dahulu. KESIMPULAN DAN SARAN Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global. 2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan. 3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. 4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai. Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan apabila hal ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan bukian hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat. Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami sampaikan. Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari masyarakat. 2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang merusak lingkungan. 3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera dilakukan agar

abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah. 4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari pantai. Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga keasrian dan kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam menanggulangi masalah yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.

DEFINISI ABRASI | PENGERTIAN ABRASI Definisi Abrasi atau Pengertian Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Tindakan manusia yang mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat.

Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove.

Abrasi Pantai Ancam Daratan admin | Apr 11, 2011 | 10 comments

Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya tidak lepas dengan garis pantai, Indonesia sendiri memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia, garis pantai Indonesia sendiri sepanjang 95,181 kilometer. Namun sebanyak 20 persen dari garis pantai di sepnjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan, tentunya kerusakan ini disebabakan oleh beberapa faktor, antara lain perubahan lingkungan dan abrasi pantai. Sangat disayangkan memang, rusakanya garis pantai kita, namun tentunya itu tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor baik faktor alam maupun faktor manusia, saya melihat abrasi pantai itu umumnya secara alami, namun ulah manusia juga menjadi faktor utama, kata Pengamat Keluatan, Profesor Sahala Hutabarat kepada Maritim Magazine. Ulah manusia yang dimaksud Sahala yaitu, banyaknya manusia yang tidak peduli sama trumbu karang, dimana banyak masyarakat yang mengambil begitu saja karang-karang yang ada dipantai. Karang itu khan bisa menghambat ombak, dan mengurangi kekuatan gelombang yang mencapai pantai, jika karang dipantai diambil tentunya, hambatan ombak akan berkurang dan abrasipun tak terhindarkan, ujarnya. Gelombang ombak sendiri terbagi menjadi dua, yaitu gelombang menyebar dan gelombang memusat. Sahala menjabarakan, gelombang yang paling berbahaya tentunya gelombang memusat yang langsung mengarah ke pantai, jika karang pantai hilang, masih kata Sahala maka gelombang itu tentunya akan menggerus pantai, sehingga abrasi pantai tak terhindarkan. Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang telah dirusak oleh manusia, Industri-industri ditepi pantai yang juga menjadi faktor abrasi pantai, seperti misalnya pembangunan pelabuhan. Pencegahannya supaya tidak terjadi abrasi, bisa dibuat penahanpenahan gelombang, saya kasih contoh di Ancol, adanya batu-batu, itu bisa mencegah abrasi. Karena gelombang yang harusnya terpusat, karena adanya batu-batu itu maka gelombang bisa terpencar, tegas Sahala. Faktor lain disebutkan oleh Profesor Ilmu Kelautan UNDIP ini yaitu perubahan iklim menjadi penyebab abrasi pantai. Pasalnya dengan kondisi saat ini, tidak bisa terhindarkan. Mau tidak mau perubahan iklim juga menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai, jika dalam kurun waktu 10 tahun perbuahan iklim tidak bisa diminimalisir, dan kutub utara mencair maka pantai tersebut bisa menjadi terancam dan berbahaya, Ada beberapa solusi untuk mengatasi (paling tidak menghambat) masalah abrasi pantai ini, yang dijabarkan oleh Sahala Hutabarat, dimana Pemerintah harus segera secara bertahap melakukan

pembangunan alat pemecah ombak, revetment, dan pembentukan tembok laut (groin), dan Hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena dampak abrasi tersebut. Penanganan abrasi pantai memang sulit. Solusi di atas memiliki resiko dan kekurangan masingmasing. Pemasangan alat pemecah ombak tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Sedangkan penanaman vegetasi mangrove pun tidak dapat dilakukan disemua jenis pantai karena mangrove hanya tumbuh di daerah yang berlumpur, ujarnya. Tetapi meskipun sangat sulit, usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas daratan di Indonesia banyak yang akan berkurang. Bahkan beberapa pulau terancam hilang, cetusnya. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh gerusan air laut baik yang disebabkan oleh meningkatnya permukaan air laut ataupun oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak. Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga di pesisir pantai yang telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil di perairan Indonesia. Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dr Moch Amron mengatakan bahwa sebanyak 20 persen dari garis pantai di sepanjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan akibat berbagai permasalahan antara lain perubahan lingkungan dan abrasi pantai. 20 persen garis pantai di Indonesia mengalami kerusakan, kata Amron, di Kementerian PU, Jakarta. Amron mencontohkan, panjang garis pantai di Pulau Bali telah mengalami abrasi sekitar 91 kilometer atau 20,8 persen dari garis pantai pulau tersebut. Hal itu sangat disayangkan karena Indonesia memiliki garis pantai sekitar 95 kilometer. Kerusakan garis pantai itu disebabkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi pantai yang juga mengancam keberadaan lahan produktif dan pariwisata, terangnya. Sementara itu, Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP) melalaui Direktur Pesisir dan Lautan Ditjen KP3K , Dr, Ir Subandono Diposaptono mengatakan penanganan Abrasi tersebut memang wilayah dirinya, ada dua faktor yang dibuat oleh KKP, yaitu pembangunan Struktur dan Nonstruktur, namun KKP hanya berada pada wilayah Nonstruktur, yaitu penanaman pohon mangrove dan trumbu buatan. Ini masuk dalam mitigasi bencana dalam PP nomer 64 tahun 2010, disebutkan abrasi pantai. Dan kita juga sudah menangani di daerah Demak, kata Subandono. Dikaui oleh Subandono, ada sekitar 20 Provinsi dan ratusan lokasi yang sudah terkena abrasi, dan penanganannya pun terus dilakukan, namun KKP tidak bisa bekerja sendirian, untuk penanganan abrasi dengan cara pembuatan tembok perlu kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Kami tidak bisa bekerja sendirian, tentunya penanganan abrasi dengan membuat tembok-tembok perlu bekerjasama dengan PU, kami hanya sebatas penanganan lunak, ujarnya. Penganan abrasi sendiri tentunya tidak sembarangan, seperti pembuatan tembok, perlu kajian secara komperhensif, karena masih kata Subandono jika pembangunan dilakukan disatu titik tanpa ada penagnagn yang serius maka bisa merubah tempat lain. Jika tempat A ditangani tanpa

melakukan kajian, maka bisa berakibat patal ke tempat lain. Harus dilihat dari arah mana gelombangnya, dan jika dibuat tembok apakah tidak akan merusak tempat lain, tentunya khan tidak boleh sembarangan, pungkasnya.

Abrasi Rusak 40 Prosen Pantai Indonesia Posted on 9 November 2009 Abrasi pantai di Indonesia, telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Sedikitnya 40 prosen dari 81 ribu km pantai di Indonesia, rusak akibat abrasi. Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan kondisi ini sangat memperihatinkan bagi saya, tentunya juga bagi sahabat-sahabat semua. Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh gerusan air laut baik yang disebabkan oleh meningkatnya permukaan air laut ataupun oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.

Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerahdaerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak. Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga di pesisir pantai yang telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil di perairan Indonesia. Abrasi pantai diakibatkan oleh dua faktor utama yang disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu;

Peningkatan permukaan air laut yang diakibatkan oleh mencairnya es di daerah kutub sebagai akibat pemanasan global. Hilangnya vegetasi mangrove (hutan bakau) di pesisir pantai. Sebagaimana diketahui, mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat

terjadinya pengikisan pantai. Sayangnya hutan bakau ini banyak yang telah dirusak oleh manusia. Selain itu dapat juga diakibatkan oleh faktor bencana alam seperti tsunami. Rusaknya bibir pantai di perairan Indonesia akibat abrasi itu tidak terlepas dari geologi, kekuatan ombak laut serta pusaran angin. Solusi yang harus dilakukan Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi (paling tidak menghambat) masalah abrasi pantai ini, yaitu: Pemerintah harus segera secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak, revetment, dan pembentukan tembok laut (groin). Hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena dampak abrasi tersebut.

Penanganan abrasi pantai memang sulit. Solusi di atas memiliki resiko dan kekurangan masingmasing. Pemasangan alat pemecah ombak tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Sedangkan penanaman vegetasi mangrove pun tidak dapat dilakukan disemua jenis pantai karena mangrove hanya tumbuh di daerah yang berlumpur. Tetapi meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas daratan di Indonesia banyak yang akan berkurang. Bahkan beberapa pulau terancam hilang. Referensi: wikipedia dll. Gambar:

MENCARI SOLUSI PENCEGAHAN ABRASI PANTAI

MENURUT Sunarto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak, abrasi sebenarnya merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air

laut. Pengikisan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut bisa disebabkan mencairnya es di daerah censor akibat pemanasan global. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan hutan bakau atau mangrove. Mengapa harus hutan mangrove? Karena mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akarakarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi menyempit, bila dibiarkan bisa menjadi lebih berbahaya. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. "Banyak penduduk akan kehilangan tempat tinggal akibat rumah mereka terkena dampak abrasi. Contohnya rumah penduduk di Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak, yang sangat mengharapkan pembangunan balok pemecah ombak," terangnya. Secara umum, lanjutnya, abrasi bisa disebabkan adanya arus gelombang yang terjadi akibat pasang surut air laut, sehingga lama-kelamaan mengikis tepian pantai. Selain itu, abrasi juga bisa disebabkan faktor pemanasan global yang mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat, sehingga membuat permukaan air di seluruh dunia meningkat dan kemudian merendam daerah yang permukaannya rendah. Dari dua faktor penyebab abrasi itu, pembabatan hutan mangrove disekitar pantai merupakan penyebab yang paling utama. Untuk mengatasi persoalan abrasi ini, pemerintah bersama masyarakat telah membangun pemecah ombak serta melakukan penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi. Untuk membangun pemecah ombak, sudah tentu memerlukan biaya sangat mahal. Tak hanya itu saja, pembangunannya juga memerlukan waktu serta biaya yang tidak murah. Lantas, bagaimana solusinya? Jawabnya tentu saja dengan mengembangkan serta mengembalikan fungsi hutan mangrove. Tapi, persoalan baru pun muncul. Ternyata, tanaman mangrove hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini tentu saja menjadi persoalan tersendiri bagi kawasan pantai di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya perairannya diselimuti pasir. "Mangrove akan sulit tumbuh di daerah berpasir. Untuk itu, satu-satunya cara untuk menyelamatkan daratan dari ancaman abrasi pantai adalah dengan memasang pemecah ombak. Setelah itu, di balik pemecah ombak ditanami mangrove. Dengan demikian, tingkat kegagalan tumbuh dari mangrove dapat dikurangi ," terang Sunarto lagi.

1 ABRASI DAN PENYEBABNYA Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring denganberjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalahmasalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah diIndonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkankerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakinmenyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebihberbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengankeindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegaraberdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangatindah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagiwisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyakakan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisanegara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, saranapariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafekafe yang terdapat di arealpantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugianmaterial yang tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yangberada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangantempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi. PENYEBAB ABRASI Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh duniakarena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini 2 merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Sepertiyang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO 2 yang berasaldari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangikeluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi,sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi danmengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akanmeningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkanpermukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akanmenggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwaterjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan.Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah diIndonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yangterjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yangterjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahundan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer.Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayahkecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalanabrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan mangroveyang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi.Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes danCibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum padakondisi yang membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itudibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembanganpotensi kelautan di kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik 3 pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber dayakelautan lainnya. Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawangmerupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di keduatempat tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengantingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius,maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yangpermukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi didaerah pesisir

pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai.Beberapa pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti kasus yangterjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbahminyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang miripdengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton.Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenislimbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakartaberdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Padatahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itudiperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakanserius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), KaliSunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkansampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu mengalir keTeluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu.Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran

4 teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan melakukan penguranganlimbah sampah di sungai.Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yangsangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata diIndonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai membuatwisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnyamembuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai,karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawantidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapatmengurangi devisa negara.Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang adadisana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikankecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upayadari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrianpantai. PENYELESAIAN Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakatuntuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasimasalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara bertahap melakukanpembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove disekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasiini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitankesulitan yanag akandihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukanbiaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat 5 luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasiakan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal.Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya.Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Halini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesiamerupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahuibahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipunsangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jikamasalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkindalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yangakan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, makaperanan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidakakan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alatpemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangroveberhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipuntidak sampai 100%.Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi dengan sangat seriuskarena dapat

merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasipermasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harusditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus dibuatdan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya 6 PENUTUPDemikian apa yang sudah saya jelaskan diatas mengenai Abrasi danpenyebabnya tapi jika kita tidak merubah sikap kita terhadap lingkungan makaKerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannyawaktu.Semoga apa yang sudah saya jelaskan diatas dapat bermanfaat

Pengertian Abrasi Pantai


Definisi Abrasi atau Pengertian Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Tindakan manusia yang mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat.

Abrasi Pantai yang menumbangkan Pohon Hutan Pantai yang tidak terjadi abrasi mempunyai beberapa zonasi yang jelas, yaitu zone Ipomea pescaprae dan zone Barringtonia. Zone Ipomea pescaprae biasanya didominasi oleh Ipomea pescaprae dan Spinifex littoreus (rumput angin). Sedangkan zone Barringtonia sering terdapat

jenis-jenis pohon Barringtonia asiatica, Pongamia pinnata Merr, Cordia subcordata L, Calophyllum inophyllum L, Terminalia cattapa L, dll.

Zone Ipomea pescaprae Untuk mencegah terjadinya abrasi pantai perlu dilakukan penanaman mangrove dan pohonpohon pada hutan pantai serta memelihara pohon-pohon tersebut dari gangguan manusia.

Hutan Mangrove Manusia mengambil kayu dari hutan mangrove dan hutan pantai untuk kehidupan sehari-hari, apabila pengambilan kayu dilakukan secara terus-menerus maka pohon-pohon di pesisir pantai akan berkurang. Kerapatan pohon yang rendah pada pesisir pantai memperbesar peluang terjadinya abrasi.

Hutan Pantai

MakalaH Tentang Abrasi

PENDAHULUAN
Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke

Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi

perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.

PENGERTIAN ABRASI
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global.

PENYEBAB ABRASI

Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi. Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di

kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya. Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka

dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran yang cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton. Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan limbah sampah di sungai.

Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara. Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.

PENYELESAIAN
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatanhambatan dan juga kesulitan-kesulitan yanag akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit karena

sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%. Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi denga sangat serius karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya. Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah yang berserakan. Selain itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir ke laut. Hal ini dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh beberapa biota laut. Pemerintah seharusnya menghimbau agar seluruh pabrik-pabrik tersebut agar membuang limbahnya setelah dinetralisasi terlebih dahulu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global. 2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari lingkungan. 3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam. 4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai. Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa cara untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan apabila hal ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan bukian hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat.

Selain kesimpulan tadi, kami juga memiliki beberapa saran yang akan kami sampaikan. Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti tanpa bantuan dari masyarakat. 2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang merusak lingkungan. 3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus segera dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak bertambah parah. 4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai agar tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak mencemari pantai. Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah kami sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga keasrian dan kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam menanggulangi masalah yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.

HUTAN MANGROVE (BAKAU)

PENGERTIAN ABRASI
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah censor akibat pemanasan global.

PROSES TERJADINYA ABRASI


Proses terjadinya abrasi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. Abrasi terjadi ketika angin yang bergerak di laut menimbulkan gelombang dan arus menuju pantai. Arus dan angin tersebut lama kelamaan menggerus pinggir pantai. Gelombang di sepanjang pantai menggetarkan tanah seperti gempa kecil. Kekuatan gelombang terbesar terjadi pada waktu terjadi badai sehingga dapat mempercepat terjadinya proses abrasi. Selain faktor alam, abrasi juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya penambangan pasir. Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.

AKIBAT DARI ABRASI


Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan

Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi.

CARA MENGATASI ABRASI


Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-kesulitan yanag akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka perana

PENGERTIAN ABRASI
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini disebabkan mencairnya es di daerah censor akibat pemanasan global.

PROSES TERJADINYA ABRASI

Proses terjadinya abrasi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan. Abrasi terjadi ketika angin yang bergerak di laut menimbulkan gelombang dan arus menuju pantai. Arus dan angin tersebut lama kelamaan menggerus pinggir pantai. Gelombang di sepanjang pantai menggetarkan tanah seperti gempa kecil. Kekuatan gelombang terbesar terjadi pada waktu terjadi badai sehingga dapat mempercepat terjadinya proses abrasi. Selain faktor alam, abrasi juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya penambangan pasir. Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.

AKIBAT DARI ABRASI


Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi.

CARA MENGATASI ABRASI


Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja hambatan-hambatan dan juga kesulitan-kesulitan yanag akan dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini akan menjadi sangat sulit

karena sebagian besar pantai di Indonesia merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir, seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang. Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100% n dari semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100% This entry was posted on 10:29 PM . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

You might also like