You are on page 1of 6

BAB 7 PROPOSISI

A.

Pengertian Proposisi Pada paparan-paparan terdahulu, istilah proposisi telah berulang dicantumkan.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan proposisi? Proposisi lazim juga disebut dengan istilah keputusan. Proposisi menyatakan suatu pendapat (suatu pengertian). Apakah pendapat itu benar atau salah belumlah dipersoalkan. Proposisi merupakan suatu kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari. Contoh poposisi yang menyuguhkan yaitu, Semua orang Negro hitam dan proposisi yang mengingkari yaitu, Semua orang Negro tidak hitam. Yang menjadi masalah bagi kita dalam logika ini adalah bahwa proposisi itu diujarkan atau dituliskan dalam suatu kalimat yang lengkap. Proposisi merupakan pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara dua term. Jadi, proposisi itu dinyatakan dalam S dan P. B. Macam Proposisi 1. Ditinjau dari Segi Bentuk Ditinjau dari segi bentuk, proposisi dapat dibedakan atas: (1) proposisi tunggal; dan (2) proposisi majemuk. Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya mengandung sebuah pernyataan. Contohnya: Semua manusia berambut. Proposisi majemuk kebalikannya yaitu proposisi yang mengandung lebih dari sebuah pernyataan. Contohnya: Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan dan pakar hukum. Proposisi tersebut sama dengan dua buah proposisi yaitu: (1) Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar pendidikan; dan (2) Prof. Dr. H. Achmad Sanusi adalah seorang pakar hukum. Proposisi majemuk dibedakan atas: (1) proposisi majemuk kopulatif yaitu proposisi yang dibentuk lebih dari satu proposisi afirmatif.; dan (2) proposisi majemuk remotif yaitu proposisi majemuk yang dibentuk oleh lebih dari satu proposisi negatif. 2. Ditinjau dari Materinya

Ditinjau dari isi materinya, proposisi dapat dibedakan atas: (1) proposisi analitik yaitu proposisi yang P-nya merupakan keharusan bagi S-nya, contoh: Nyi Uneh adalah manusia; --Nyi Uneh (S) tidak bisa tidak pasti manusia (P)--; dan (2) proposisi sintetik yaitu proposisi yang P-nya bukan merupakan keharusan dari S, contoh: Nyi Uneh adalah gemuk Gemuk bukan suatu keharusan bagi Nyi Uneh3. Ditinjau dari Kualitasnya Ditinjau dari kualitasnya, proposisi dibedakan atas: (1) proposisi afirmatif; dan (2) proposisi negatif. Proposisi afirmatif ialah proposisi yang bersifat menetap, misalnya: Sebagian besar mahasiswa PBS Indonesia dan Daerah, FKIP, Uninus lulus ujian mata kuliah morfologi. Proposisi negatif yaitu proposisi yang bersifat mengingkari, misalnya: Sebagian kecil mahasiswa PBS Indonesia dan Daerah, FKIP, Uninus tidak lulus ujian mata kuliah morfologi. 4. Ditinjau dari Kuantitasnya Dilihat dari kuantitasnya, proposisi itu dibedakan atas: (1) universal, (2) Patikular, dan (3) singular. Proposisi universal ialah proposisi yang mencakup semua lingkungan subjek, misalnya: Semua manusia pasti mati. Proposisi patikular adalah proposisi mancakup sebagian saja dari lingkungan subjek, misalnya: Beberapa mahasiswa Uninus berasal dari Bandung. Proposisi singular yaitu proposisi yang menjelaskan individu manusia atau benda, misalnya : Nyi Uneh adalah mahasiswi Uninus. 5. Ditinjau dari Relasinya Ditinjau dari relasinya, proposisi dapat dibedakan atas: (1) kategoris, (2) hipotesis, dan (3) disjunktif. Proposisi kategoris ialah proposisi yang berhubungan antara S dan Pnya tidak mengisyaratkan apa-apa dan boleh menerima kemungkinan apa saja secara tidak terbatas, misalnya: Semua mahasiswa rajin. Proposisi hipotesis ialah proposisi yang hubungan antara S dan P ditentukan oleh syarat (syarat), misalnya: Apabila rajin kamu pasti lulus. Proposisi disjunktif ialah proposisi bagi S merupakan alternative atau salah satu dari P, misalnya: Hasil dari ujian ialah lulus atau tidak lulus. C. Penyederhanaan Bentuk Proposisi Jika bentuk-bentuk proposisi digabungkan, maka terjadilah penyederhnaan proposisi yang dapat dilihat dalam diagram berikut.

proposisi

universal

khusus

afrimatif (A)

negative (E)

afirmatif (I)

negatif (O)

1) Proposisi universal afirmatif dilambangkan dengan A 2) Proposisi universal negatif dilambangkan dengan E 3) Proposisi khusus afirmatif dilambangkan dengan I 4) Proposisi khusus negatif dilambangkan dengan O Contoh: A Semua manusia mempunyai akal E Tidak seorang pun manusia adalah kera I Sebagian manusia adalah korengan O Sebagian manusia tidak korengan semua S adalah P tidak satu pun S adalah P sebagian S adalah P sebagian S tidaklah P

Berdasarkan contoh dapat paparan di atas, kita dapat menyimpulkan:

1) A = term S tersebar sedangkan term P tidak tersebar 2) E = term S dan P tersebar 3) I = term S dan P tidaklah tersebar 4) O = term S tidak tersebar sedangkan term P tersebar.

D. Bagan Lingkaran Ueler Ueler seorang pakar logika yang terkenal pada abad ke-18 yang berkebangsaan Swiss menyodorkan sebuah bagan yang menggambarkan empat jenis proposisi. Ia berupaya menggambarkan hubungan antar S dan P sedemikian rupa sehingga denotasinya tampak berhubungan. Bagan Ueler dapat digambarkan sebagai berikut. 1) Proposisi A dapat disajikan dengan bagan I dan II (dua bagan). Proposisi Semua S adalah P berarti denotasi S sama dengan denotasi P yaitu jumlah halhal yang ditunjukan S adalah juga yang ditunjukan oleh P yakni bagian denotasi P adalah juga bagian yang dinyatakan oleh S. 2) Proposisi E dapat digambarkan dengan bagan V. Proposisi tidak satu pun S berarti bahwa golongan S tidak mempunyai hubungan apa-apa dngan golongan P, atau kedua golongan itu satu sama lain terpisah, oleh karena S dan P keduanya tersebar. 3) Proposisi I digambarkan oleh bagan I, II, III, dan IV (empat bagan). Kita mengetahui bahwa semua berarti sebagian, karena itu proposisi sebagian S adalah P dapat digambarkan dengan: a) bagan I (semua S adalah P), b) bagan II (semua S adalah sebagian P), c) bagan III (sebagian S adalah semua P); dan d) bagan IV (sebagian S adalah sebagian P). 4) Proposisi O dapat digambarkan dengan bagan III, IV dan V. Proposisi Sebagian S tidaklah P berarti bahwa: a) sebagian S tidaklah semua P (bagan III), b) sebagian S adalah sebagian P (bagan IV), dan c) sebagian S tidaklah semua P.

E. Pertentangan dalam Proposisi Pertentangan dalam proposisi akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara proposisi-proposisi yang mempunyai S dan P yang sama tetapi kuntitas atau kualitasnya berbeda atau kedua-duanya berbeda. Ada empat bentuk pertentangan yaitu: (1) subalternasi, (2) kontrari, (3) subkontai, dan (4) kontradiktori. 1) Subalternasi Subalterasi akan terjadi apabila hubungan yang terdapat antara dua proposisi yang mempunyai S, P dan kualitas yang sama tetapi berbeda kuantitasnya. Jadi, subalteranasi merupakan hubungan yang terdapat antara proposisi universal dan proposisi khusus yang sama kualitasnya, yaitu hubungan antara proposisi A dan proposisi I dan antara proposisi E dengan proposisi O. Contoh: A semua mahasiswa Uninus Bandung lulus. I sebagian mahasiswa Uninus Bandung lulus. E semua mahasiswa Uninus Bandung tidak lulus. O sebagian mahasiswa Uninus Bandung tidak lulus. 2) Kontrari Kontrari akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara dua proposisi universal yang mempunyai S dan P yang sama tetapi kualitasnya berbeda. Hubungan antara proposisi A dan E jika memiliki bula ia mempunyai S dan P yang sama disebut kontrari. Contoh: A semua mahasiswa Uninus lulus. E semua mahasiswa Uninus tidak lulus. (tidak ada mahasiswa Uninus lulus) 3) Subkontrari Hubungan subkontrari terjadi jika hubungan antara kedua proposisi khusus yang mempunyai S dan P yang sama tetapi berbeda kualitasnya.

Contoh:

A sebagian mahasiswa Uninus lulus. E sebagian mahasiswa Uninus tidak lulus.

4) Kontradiktori Hubungan kontraiktori akan terjadi jika hubungan yang terdapat antara dua proposisi yang mempunyai S dan P yang sama tetapi kuantitas dan kualitasnya berbeda. Hubungan itu terdapat antara poposisi A dengan proposisi O dan antara proposisi E dengan proposisi I. Contoh: A smua mahasiswa Uninus lulus. O sebagian mahasiswa Uninus tidak lulus. E semua mahasiswa Uninus tidak lulus I sebagian mahasiswa Uninus lulus Perbedaan bentuk-bentuk pertentang yang sudah dipaparkan tersebut dap[at digambarkan oleh bagan yang terkenal dengan sebutan Bujur Sangkar Pertentangan yang Terdapat pada Dua Proposisi. Diagram kuno ini terkenal pula dengan nama Aristotles Square atau The Square of Opposition. Dalam bagan ini proposisi universal ditempatkan di sebelah atas, proposisi khusus di sebelah bawah, proposisi afirmatif di sebelah kiri, dan proposisi negatif di sebelah kanan. Untuk lebih jelasnya, kita bisa memperhatikan bagan berikut ini.

You might also like