You are on page 1of 22

RANGKUMAN BUKU MEMBACA SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Prof. DR.

Henry Guntur Tarigan

PENDAHULUAN
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi : a. Keterampilan menyimak (mendengarkan) b. Keterampilan berbicara c. Keterampilan membaca d. Keterampilan menulis Setiap aspek tersebut erat kaitannya dan saling berhubungan : a. Hubungan antara berbicara dan menyimak Meningkatkan keterampilan menhyimak berarti membantu

meningkatkan kualitas berbicara seseorang b. Hubuangan antara menymak dan membaca Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan selama tahun tahun permulaan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskan pelajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melalui menyimak daripada melalui membaca. c. Hubungan berbicara dengan membaca Kemampuan membaca mencakup ujaran yang jelas dan lancar, kosa kata yang luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimat kalimat lengkap / sempurna kalau diperlukan, pembeda-bedaan

pendengaran

yang

tepat

dan

kemampuan

mengikuti

perkembangan urutan suatu cerita atau menguhubungkan sutau kejadian dalam urutan yang wajar. d. Hubungan antara lisan dengan tulisan Seorang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis dan kosa kata, pola kalimat, serta organisasi ide ide yang memberi ciri kepada ujaranya merupakan dasar bagi ekapresi tulis berikutnya. MEMBACA Pengertian membaca

Tarigan mengutip bahwa dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses pembacaan sandi dan penyandian kembali (a recording and decoding process). Berbeda dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding), sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan katakata tulis dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson, 1972, p.209-210) Jelas bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang bersangkuta dengan bahasa Tujuan membaca Tujuan utama membaca adalah mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna arti erat sekali hubungan dengan maksud, tujuan, atau intensif kita membaca
a. Reading for details or facts b. Reading for main ideas c. Reading for sequence or organization d. Reading for inference e. Reading to classify f. Reading to evaluate

g. Reading to compare or contrast Membaca sebagai Suatu Keterampilan Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu : a. Pengenalan terhadap aksara atau tanda baca b. Korelasi aksara beserta tanda tanda baca dengan unsur unsur linguistic formal ; c. Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau Meaning Aspek aspek membaca

Skema 1

Aspek aspek membaca

Skema 2

Membaca

Mengembangkan keterampilan membaca Setiap guru haruslah dapat membantu serta membimbing para pelajar unutk mengembangkan serta meningkatkan keterampilan keterampilan yang meraka butuhkan dalam membaca usaha yang dapat dilaksanakan unutk meningkatkan keterampilan membaca . Tahapan perkembangan membaca Tahap I : para pelajar disuruh membaca bahan yang telah

mereka pelajari, mengucapkannya dengan baik atau atau bahan yang mungkin telah mereka ingat. Tahap II : Guru atau kelompok guru bahasa asing pada sekolah yang bersangkutan menyusun kata-kata serta struktur-struktur yang telah diketahui tersebut menjadi bahan dialog atau paragrap yang beraneka ragam , para pelajar dibimbing serta dibantu dalam membaca bahan yang baru disusun yang mangandung unsur-unsur yang sudah biasa bagi mereka. Tahap III : Para pelajar mulai membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih mereka. Tahap IV : Beberapa spesialis dalam bidang membaca mengajurkan penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan pada tahap ini. Tahap V : Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka asing atau belum biasa bagi

bagi para pelajar.

MEMBACA NYARING Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid atau pun pembaca bersama sama dengan orang lain atau pendengar yang menangkap serta memahami informasi, fikiran, dan perasaan orang seorang pengarang. Orang yang membca nyaring pertama haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bacaan, dia harus mempalajari keterampilan penafsiran atas lambang lambang tertulis sehingga penyusunan kata kata serta penekanan sesuai ujaran pembicarran yang hidup. Membaca nyaring yang baik menuntut agar pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, Karena dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar. Dia juga harus dapat mengelompokan kata kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar. MEMBACA DALAM HATI

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut: 1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun, 2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala, 3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring, 4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk, 5. mengerti dan memahami bahan bacaan,

6. dituntut kecepatan mata dalam membaca, 7. membaca dengan pemahaman yang baik, 8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.

Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua membaca ekstensif dan membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut : I. Membaca Ekstensif membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi : 1. Membaca Survai (Survey Reading) Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif. Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut : (a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada), (b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada, (c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada). 2. Membaca Sekilas Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat

dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat. Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah : (a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata. (b) Metode hambatan. (c) Metode gerak mata; metode membaca yang dengan mengembangkan hambatan mambaca : (a) vokalisai atau berguman ketika membaca, (b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara, (c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca, (d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita, (e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca, (f) gerakan 1. Membaca mata kembali pada Reading) kata-kata membaca sebelumnya. Dangkal (Superficial dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang yang kecepatan dapat motivasi; metode yang yang berusaha mengalami memotivasi pembaca(pemula)

menigkatkan kecepatan gerak mata. Hambatanmengurangi kecepatan

mendatangkan

kesenangan,

kegembiraan

sebagai

pengisi waktu senggang. I. Membaca Intensif membaca intensif atau intensive reading adalah membaca apa dengan penuh penghayatan kita kuasai. untuk Yang menyerap yang seharusnya

termasuk dalam membaca intensif adalah :

MEMBACA TELAAH ISI Membaca telaah isi dapat dibagi kedalam 4 bagian : 1. 2. 3. 4. Membaca Membaca Membaca Membaca teliti pemahaman kritis ide

1. MEMBACA TELITI Membaca teliti memerlukan suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Artinya, dalam membaca teliti memerlukan survey yang cepat, membaca dengan cara seksama, dan dapat menemukan hubungan antar paragraph. Dalam membaca telaah isi pembaca harus dapat menemukan ide yang terkandung didalam sebuah paragraph. Ide tersebut kadangkala terdapat dalam judul atau dinyatakan dalam dua atau tiga kalimat saja. Untuk dapat mengembangkan fikiran pokok sebuah paragraph dapat diketahui dengan beberapa hal : a. Dengan mengemukakan alasan Biasanya kalimat pokoknya dijelaskan dalam kalimat judul. b. Dengan mengutarakan perincian Penulis yang baik akan mengutarakan perincian-perincian yang membuat keterangan itu jelas dan lengkap c. Dengan mengetengahkan contoh

Penulis akan memberikan contoh permasalahan dalam suatu wacana dengan memberikan penjelas berupa beberapa contoh penggunaan bahasa d. Dengan perbandingan atau pertentangan Dengan menyadari butir-butir komparasai tertentu yang sangat penting sebagai suatu penjelasan terhadap penyataan umum kalimat judul. Dalam membaca teliti para mahasiswa hendaknya membuat catatan agar membantu dalam hal menolong kita untuk memahami apa yang kit abaca atau dengan, membuat kita mencari ide atau fakta yang penting dan untuk membantu ingatan kita. Membuat catatan yang efektif : a. Bacalah sekilas seluruh kutipan b. Tentukan apakah kita perlu mencatat sampai hal yang sekecil-kecilnya c. Buatlah catatan dengan kata-kata sendiri d. Mengembangkan singkatan-singkatan e. Memakai tanda kutipan f. Buatlah catatan yang jelas g. Periksa kembali catatan yang telah dibuat Menandai buku dilakukan untuk mempermudah kita dalam mencari hal yang penting dalam suatu buku yang kita pinjam atau miliki. Yang disebut dengan pemilik buku sejati adalah orang yang memiliki buku, membacanya dan menandainya walaupun dengan coretan-coretan kecil. Pada hakikatnya membaca sebuah buku bermakna mengadakan konversi atau percakapan antara pembaca dan pengarang. Terdapat beberapa cara untuk menandai sebuah buku antara lain : 1. Menggarisbawahi hal-hal yang penting 2. Membuat tanda-tanda bintang 3. Memberi angka pada pinggir halaman

4. 5. 6. 7.

Membubuhkan nomor halaman lain pada pinggir halaman Melingkari kata atau frase Membuat catatan pinggir halaman Membuat teks outline

Apabila didalam kelas usahakan jangan mencatat setiap perkataan guru, namun catatlah hal yang penting saja beserta penunjangnya. Dengarkan isyarat-isyarat yang diberikan guru yang menandakan bahwa yang dikatakannya adalah penting. Frase-frase seperti Perhatikanlah bahwa, Perlu diingat bahwa, Yang penting ialah , mengingatkan hal-hal yang penting yang perlu dicatat. SQ3R adalah teknik yang mencakup Survey, Question, Read, Recite, Review. Survey (Penelitian/Pendahuluan) Kita diharuskan untuk memeriksa dengan seksama setiap bagian tugas yang diberikan mulai dari atas sampai bawah.

Question (Tanya) Berupa tanya jawab yang dapat berupa diskusi atau mempertanyakan mengapa ada bagian ini dalam tugas yang diberikan?

Read (Baca) Membaca keseluruhan tugas yang diberikan dengan seksama. Kita harus mengenal pikiran-pikiran pokok agar kita dapat mengikuti deretan pikiran para pengarang.

Recite (Menceritakan kembali dengan kata-kata senduru)

Menceritakan dengan kata-kata sendiri sesuai dengan keyakinan pada diri sendiri bahwa kita telah memahami betul setiap bab dan sub-bab yang terdapat pada tugas tersebut. Review (Tinjau kembali) Peninjauan berfungsi untuk melihat apakah setiap bagian dari tugas telah sempurna. Jangan dibaca, hanya lihat-lihat saja judul, gambargambar dan tinjau kembali pertanyaanp-pertanyaandan saransaran studi lainnya. 1. MEMBACA PEMAHAMAN Membaca pemahaman bertujuan untuk memahami : 1. Standar atau norma kesastraan 2. Resensi kritis 3. Drama tulis 4. Pola-pola fiksi Standar kesastraan merupakan sesuatu yang berkesinambungan dan terus menerus dibaca dan dinikmati banyak orang. Kesusastraan tercipta atas dasar pemikiran pembaca yang menyukai hal tersebut dan dirasa mengandung keindahan dan kebenaran yang disetujui masyarakat. Kesusastraan sendiri dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara : a. b. c. d. e. Puisi atau prosa Fakta atau fiksi Klasik atau modern Subjektif atau objektif Eksposisi atau normative

Resensi kritis berguna agar dapat mengetengahkan komentar kesegaran cerita, memberikan suatu rangkuman dan mengemukakan fakta-fakta untuk menunjang pertimbangan dan penilaiannya serta analisis isi. Membaca resensi kritis dapat membantu kita untuk mempelajari secara cepat standar-standar

karya sastra yang bermutu tunggi. Resensi hanya memberikan kita pengetahuan sebuah buku, bukan keselutuhan isi dan detail isi buku. Prinsip-prinsip kritik drama Apa yang hendak dilakukan oleh seniman ? Betapa baikkah sang seniman telah memanfaatkan unsur-unsur drama ? Bermanfaatkah hal itu dilakukan? Unsur-unsur drama 1. Plot Merupakan pergerakan sebuah lakon dari permulaan, melalui suatu bagian tengah dan menuju suatu akhir atau sering disebut dengan jalan cerita. 2. Karakterisasi a. Tokoh gagal, badut atau the foil. Tokoh yang berpendirian lain dengan tokoh lain b. Tokoh idaman/the type character. Tokoh utama dalam suatu lakon yang dapat dibedakan dengan dengan diberi ciri dengan cepat, orang yang luar biasa. c. Tokoh statis. Tokoh yang statis/sama dari awal sampai akhir tak ada perubahan lakon. d. Tokoh yang berkembang. Tokoh yang dapat berubah-ubah dan berkembang karakternya. 1. Dialog Dialog haruslah memajukan atau menunjang aksi serta dialog harus lebih tertib daripada ujaran sehari-hari. 2. Aneka sarana kesastraan Gaya bahasa ulangan (repetisi) Simbolisme atau perlambang Empati serat jarak estetik Jenis-jenis drama

1. Drama tragedy Cirinya adalah sebagai berikut : Lakon sedih haruslah mengenai subjek yang seruis Mempunyai seorang yang bersifat pahlawan/gagah berani Setiap peristiwa harus jujur Mempunyai emosi-emosi pada setiap lakonnya (sedih dan kasihan) 1. Komedi Mempunyai ciri sebagai berikut : Subjeknay melakonkan pada taraf atau nada yang ringan Gelak tawa yang ditimbulkan adalah kelucuan yang bijaksana Melakonkan yang terjadi atau kadang terjadi 1. Melodrama Cirinya adalah : Serius tapi tidak seotentik seperti pada tragedy Adanya unsur kesempatan Emosi yang bersifat sentimentalitas Hampir selalu berakhir dengan kemenangan/bahagia Fiksi merupakan penyajian atau presentasi cara seorang pengarang memandang hidup ini. Fiksi dapat dikatakan sebagai suatu istilah yang dipergunakan untuk membedakan uraian yang tidak bersifat historis dari uraian yang bersifat historis dengan penunjukan dan penekanan khusus pada segi sastranya. Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi adalah pada maksud dan tujuan. Dengan kata lain narasi nonfiksi ialah fakta-fakta dan narasi fiksi ialah keinginan yang seharusnya terjadi. Cerita nonfiksi bersifat aktualis, sedangkan fiksi bersifat realitas. Unsur-unsur fiksi antara lain : Tema. Dasar cerita yang merupakan tujuan. Plot. Struktur gerak atau laku dalam drama atau fiksi. Ada 5 bagian dala plot yaitu : 1. Situation (menggambarkan keadaan)

2. Generating circumstances (sangkut-paut cerita) 3. Rising action (keadaan mulai memuncak) 4. Climax (peristiwa mencapai klimaks) 5. Denouement (pemecahan masalah) Pelukisan watak/penokohan Konflik Latar. Latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita. Pusat. Pusat tempat materi suatu karya imajinatif bnerkonsentrasi, bertumpu.

Jenis-jenis fiksi a. Berdasarkan bentuk Novel Novelette Short story Short short story a. Berdasarkan isi Impresionisme Romantic Realism Sosialis-realisme Realism sebenarnya Naturalism Ekspresionisme simbolisme a. berdasarkan kritik sastra 1. yang menuntut kritik sastra yang baik novel yang baik dan novel yang mungkin saja baik 2. dibawah taraf kritik sastra yang serius taraf sedang dan rendah Memahami maksud penulis

a. carilah pada paragraph pendahuluan suatu pernyataan mengenai maksud penulis, b. memperhatikan ruang lingkup pembicaraan, c. perhatikan dengan seksama bagaimana maksud maksud tersebut dalam menentukan organisasi serta penyajian bahannya, d. carilah maksud yang tersirat, yang tersembuyi. Memahami organisasi tulisan a. pendahuluan merupakan paragraph pembukaan untuk memperkenalkan subjeknya beserta pendekatan khusus terhadap hal itu. b. Isi Isi dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk tipografis mengenai bagian-bagian yang penting. c. Kesimpulan Pengarang memberikan gambarak kembali mulai dari permulaan dampai akhir dengan singkat dan jelas.

Menilai penyajian pengarang a. b. c. d. e. Segi Segi Segi Segi Segi informasi logika bahasa kualifikasi sumber informasi

Kemudian bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari ? Dengan cara menerapkan pertanyaan-pertanyaan pada setiap bahan bacaan. Siapakah pemilik buku itu ? Apa kebijaksanaan dari penulis ?

Adakah afiliasi-afiliasi social, budaya, ekonomi atau agama ? Adakah pengikatan diri pada suatu program umu dari penerbit ? Apakah penerbit memposisikan dirinya pada kontroversial atau sedang hangat dibicarakan ? hal-hal yang

Dari sumber manakah penerbit mengambil berita-berita tersebut ? Meningkatkan minat membaca Sebagai mahasiswa dan pelajar yang ingin menjadi anggota masyarakat yang dihormati serta bertanggungjawab, kita harus mencurahkan perhatian serta usaha untuk peningkatan minat membaca. Suatu sikap ingin tahu yang intlektual dan dengan usaha yang konstan untuk menggali bidang-bidang pengetahan yang baru. Juga dengan menyediakan waktu untuk membaca dan memilih bacaan yang baik. Bacaan yang baik adalah bacaan yang dapat memberikan kita pengetahuan bagu dan bermanfaat bagi keidupan kita dan orang lain dimasa sekarang dan yang akan datang. Buku-buku yang pantas dibaca merupakan buku atau bacaan yang memberi laporan, menafsirkan mengilhami atau memperkaya kehidupan disamping juga memberikan hiburan. 1. MEMBACA IDE Membaca ide ialah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memproleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Syarat bagi pembaca yang baik adalah dia tahu dan sadar mengapa da membaca. Dua maksud yang paling utama ialah : a. Mencari informasi; b. Menikmati bacaan. Pembaca yang baik juga memahami apa yang dibacanya. Hal ini menuntut perhatian dan konsentrasi dan suatu kemampuan yang erat sekali berhubungan dengan maksud. Pembaca yang baik menguasai keceatan membaca. Dan pembaca yang baik harus mengenal media cetak.

MEMBACA TELAAH BAHASA Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. Memperbesar daya kata 1. Ragam-ragam bahasa Dapat dibedakan menjadi lima ragam bahasa : a. Bahasa formal. Bahasa yang dipakai pada saat-saat resmi oleh orang-orang yang dianggap mempergunakan bahasa yang terbaik, misal pidato, kuliah dll. b. Bahasa informal. Bahasa yang dipakai pada situasi yang tdak resmi. Misalnya bahasa yang kita gunakan di lingkungan keluarga. Bahasa formal dan informal diklasifikasikan sebagai bahasa baku. c. Bahasa percakapan. Bahasa yang umum dipakai dalam perckapan, bahasa yang biasa kita gunakan semenjak kecil. d. Bahasa kasar. Bahasa yang tidak baku, bahasa yang dipakai oleh orang yang tidak berpendidikan. e. Bahasa slang. Bahasa yang ditujukan pada kelompokkelompok khusus serta terbatas. f. Bahasa teknis. Bahasa yang dipakai pada profesi-profesi tertentu yang telah mengembangkan kosa kata sendiri. 1. Mempelajari makna kata dari konteks Ada dua cara yaitu melalui pengalaman dan melali bacaan. Semakin banyak pengalaman yang kita miliki, maka semakin banyak kosa kata yang kita miliki. Cara yang untuk mencerminkan makna atau batasan yang ikhlas dan langsung. Knteks dapat memasukan suatu pertentangan, suatu kmparasi atau menolong kita memahami makna kata. Suasana bagian sebagai suatu mencerminkan makna kata. ialah dengan definisi perbandingan kontras yang kseluruhan atau dpat dapat

Bagian-bagian kata : 1. Prefiks (awalan) 2. Root (dasar kata) 3. Suffiks (akhiran) 4. Infiks (sisipan)

Penggunaan kamus Kamus adalah rekaman kata-kata yang membangun sesuatu bahasa. Bahasa adalah sesuatu yang hidup, tumbuh, berkembang dan berubah. Dengan menggunakan kamus kita dapat mengetahui secara tegas apakah sesuatu kata itu benar atau salah. Aneka kata Terbentuk dari kata yang homonym yaitu kata yang sama bentuk bunyinya, tetapi berlainan maknanya. Seperti : Kukur : alat pemarut Kukur : bunyi balam atau burung tekukur

Idiom (ungkapan) Idiom merupakan kata-kata yang mengandung ekspresi atau kelompok kata yang menuntut perlakuan tertentu dan khusus. Dengan kata lain idiom ialah kata yang mengandung makna khusus. Kata-kata tersebut diperlakukan sebaga satu keseluruhan. Contoh :

Buah ratap : isi ratapan; kata-kata yang diucapkan sambil menangis. Buah baju : kancing Sinonim dan antonym Sinonim ialah kata-kata yang mempunyai makna umum yang sama. Antonim ialah kata yang berlawanan maknanya. Konotasi Kata-kata yang bermakna lebih daripada yang dikayakannya. Contoh kata ibu acapkali dihubungkan dengan asuhan, perawatan, kasih sayang, kelembutan. Derivasi kata Derivasi kata ialah asal-usul kata. 1. Bahasa ilmiah dan bahasa sastra Bahasa yang digunakan dalam sebuah karya ilmiah biasanya menggunakan dua bahasa yaitu kata konotatif dan/atau denotatif. Kata denotative biasa digunakan pada laporan penelitian karena mengungkapkan fakta. Kata konotatif biasa digunakan dalam membuat cerpen, puisi, pidato dll. 2. Gaya bahasa a. Perbandingan Metafora ialah jenis gaya bahasa perbandingan yang paling singkat. Didalamnya terdapat dua ide. Contoh : Nina alah gadis ramah tapi sukar didekati, sukar ditebak isi hatinya. Diganti dengan : Nani jinak-jinak merpati

Kesamaan menyatakan bahwa yang satu sama dengan yang lain. Biasanya menggnakan kata seperti atau sebagai. Analogi acapkali menekankan suatu ide. b. Hubungan Sinekdoke dan metonimia adalah bagiannya. Sinekdoke memberi nama suatu bagian apabila yang dimaksud adalah keseluruhan atau sebalknya. Contoh : Berjuta-juta mulut harus diberi makan oleh pemerintah Metonimia adalah penggunaan satu kata bagi yang lainnya yang dimaksud : c. Pernyataan Hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berleih-lebihan. Contoh : Kurus kering tiada daya kekurangan pangan untuk pengganti kelaparan Litotes kebalikan dari hiperbola, adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, merendahkan diri. Contoh : Shakespare bukan pengarang picisan Ironi adalah jenis gaya bahasa yang mengimlpikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan adalakanya bertentangan dari apa yang sebenarnya dikatakan itu.

You might also like