You are on page 1of 5

Hernia Anak

M. Relly Sofiar
Sekitar 400 tahun yang lalu, seorang ahli bedah Prancis bernama Ambroise Pare mengakui bahwa hernia inguinalis pada anak-anak itu mungkin bersifat kongenital dan dapat disembuhkan.Sayangnya, meskipun banyak studi yang mengatakan bahwa tindakan medis konservatif pada hernia inguinalis banyak yang berhasil, tidak berarti konservatif efektif untuk mengobati hernia inguinalis.Semua hernia inguinalis anak memerlukan perawatan operasi untuk mencegah perkembangan komplikasi, seperti hernia inguinalis inkarserata.Kebanyakan hernia terjadi pada saat lahir/kongenital atau dalam masa kanak-kanak.Pada tulisan ini, embriologi, presentasi klinis, dan pengelolaan hernia inguinalis dibahas dalam kaitannya dengan populasi anak. Diagnosis hernia inguinalis banyak ditegakkan pada neonates; pada periode ini resiko terjadinya inkarserata sangat tinggi. Sebaliknya, insiden hernia inguinalis meningkat pada bayi premature yang selamat karena manajemen terapi intesif yang sangat baik.

adalah 6 18 % dan meningkat pada bayi premature, hal ini antara lain disebabkan oleh cincin pembentuk hernia anak adalah berasal tunika vaginalis yg tidak menutup sehingga jepitan yang ditimbulkan kurang kuat, vaskularisasi usus pada anak masih elastis serta jarak antara internal dan eksternal ring yang sangat dekat.

Insiden terjadinya nekrosis pada hernia inkarserata pada anak

Patofisilogi
Penyebab hernia inguinalis pada anak bisa disebut kelainan perkembangan embriologi janin.Pada masa sebelum lahir atau janin di dalam kandungan,terdapat adanya hubungan/saluran antara rongga abdomen dan skrotum.Saluran ini disebut kanal inguinal.Pada laki-laki testis atau buah zakar akan melewati saluran ini dan turun ke arah skrotum secara normal.Normalnya, tunika vaginalis tertutup sebelum sesaat janin lahir dan sesudah testis turun ke kantung skrotum/descencus testis.Kelemahan dinding/lantai inguinalis memungkinkan kanal atau saluran ini tidak tertutup dan memungkinkan untuk terjadinya penonjolan atau turunnya usus dari rongga perut ke arah skrotum dan disebut dengan Hernia Inguinalis dan jika massa atau tonjolan tersebut hanya berisi cairan disebut dengan Hidrokel . Hernia inguinalis secara anatomi dibedakan menjadi hernia inguinalis langsung dan tidak langsung.Hernia langsung adalah proses penonjolan/turunnya usus melalui inguinalis medial dari arteri epigastrika inferior dan hernia tidak langsung muncul dari bagian lateral arteri epigastrika inferior.Kedua bentuk hernia diatas akhirnya dapat menyebabkan massa atau tonjolan di inguinal, dan untuk membedakan antara dua jenis hernia tersebut harus dilakukan pemeriksaan fisik. Insiden inkaresrasi dilaporkan sekitar 6-18%. Insiden ini meningkat pada neonates dan bayi muda, bervariasi antara 31% dan 40%. Angka inkareserasi lebih tinggi pada bayi yang prematur dibandingkan pada yang

cukup bulan. Infark testis juga dilaporkan terjadi pada hernia inkareserata. Pada bayi 3 bulan, infark gonad terjadi pada 30% kasus.

Morbiditas/Mortalitas
Hernia inguinalis inkarserata dapat mengakibatkan komplikasi parah dan bahkan kematian.Hernia inguinalis tampaknya terjadi secara merata di antara semua ras. Hernia inguinalis lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Rasio laki-laki dan perempuan sekitar 4-8:1.

diagnosa
A. anamnesa Orang tua bayi atau anak dengan hernia inguinalis pada umumnya mengatakan pada bayi atau anak mereka ditemukan tonjolan yang jelas pada daerah inguinoscrotal pada anak laki-laki dan pada daerah inguinolabial pada anak perempuan dan biasanya pada awalnya bersifat hilang timbul.Tonjolan ini biasanya sering timbul pada saat bayi menangis dan batuk.Biasanya hernia yang masih bersifat hilang timbul jarang menimbulkan rasa sakit pada bayi dan anakanak. Jika pasien atau keluarga memberikan riwayat bahwa massa atau benjolan atau tonjolan tersebut disertai dengan rasa sakit maka kita harus mencurigai sudah terjadinya hernia inguinalis strangulasi/inkarserata.Jika ini terjadi maka tanda-tandanya adalah anak mungkin rewel, tidak mau makan, dan jika ditenangkan tetap menangis. Kulit di atas tonjolan pada umumnya berwarna kemerahan. B.Pemeriksaan Fisik Pasien diperiksa pada posisi terlentang dan berdiri.Dari pemeriksaan fisik seorang anak dengan hernia inguinalis biasanya ditemukan massa atau benjolan yang teraba halus yang berasal dari rongga perut. Massa hanya dapat terlihat setelah batuk dan menangis Pada anak perempuan,ditemukan adanya pembengkakan pada inguinolabial yang sering sulit dibedakan dengan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan. Pada anak lakilaki, pada palpasi kantong hernia akan terasa seperti meraba 2 lembar sutera sehingga dinamakan silk sign yang signifikan untk pemeriksaan hernia anak. palpasi dengan menekan kedua testis adalah penting untuk menyingkirkan suatu testis tidak turun/undescencus testis. Pada hernia inguinalis inkarserata usus dapat menjadi bengkak, edema, membesar, dan terjepit di luar rongga perut, proses yang dikenal sebagai inkarserata.Hernia inguinalis inkarserata adalah penyebab paling umum dari obstruksi usus pada bayi dan anak-anak dan penyebab paling umum kedua

obstruksi usus di Amerika Utara. Jika inkarserata menjadi begitu parah sehingga suplai pembuluh terganggu maka akan terjadi hernia inguinalis inkarserata. Dalam inkarserata, dapat terjadi nekrosis iskemik pada usus, dan juga mengakibatkan perforasi usus.Jika pasien tampak toksik, tindakan operasi harus dengan segera dilakukan. darah kasus dapat bedah

Transiluminasi, Hernia dan hidrokel pada anak laki-laki: Pada anak laki-laki, membedakan antara hernia dan hidrokel tidak selalu mudah. Transiluminasi telah dianjurkan sebagai pemeriksaan untuk membedakan antara kantung yang berisi cairan di dalam skrotum (hidrokel) dan adanya usus di kantung skrotum. Namun, dalam kasus hernia inguinalis inkarserata, transiluminasi mungkin tidak menguntungkan karena setiap organ yang memiliki rongga dan berisi cairan dalam skrotum bayi yang muda juga bisa bertransiluminasi.

D.Pemeriksaan Laboratorium Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang diperlukan dalam penilaian pasien yang dicurigai mengalami hernia inguinalis dan / atau hidrokel

E.Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiologi umumnya tidak diindikasikan untuk menilai hernia inguinalis.Namun,pemeriksaan ultrasonografi dapat membantu dalam penilaian pasien tertentu.Ultrasonografi untuk membedakan antara hidrokel dan hernia inguinalis. Ultrasonografi mampu menemukan kantung berisi cairan di dalam skrotum, yang akan adekuat dengan diagnosis hidrokel. Namun, jika pasien memiliki hernia inguinalis inkarserata,ultrasonografi mungkin tidak cukup sensitif untuk membedakan antara dua kondisi tersebut diatas. Dengan demikian, studi ini jarang membantu dalam pengobatan pasien anak atau bayi dengan hernia inguinalis. Ketika pemeriksaan fisik menunjukkan diagnosis selain hernia atau hidrokel, pencitraan yang tepat, termasuk ultrasonografi, mungkin diperlukan. Kelenjar getah bening inguinalis membesar dapat mirip dengan hernia inguinalis inkarserata, dan tindakan ultrasonografi perlu untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Meskipun tes ini sangat sensitif, penggunaannya terbatas.Karena komplikasi yang mungkin akan terjadi lebih buruk, termasuk perforasi usus dan sepsis , injeksi kontras jarang dilakukan saat ini.

Laparoskopi Laparoskopi adalah metode yang sangat efektif untuk menentukan adanya hernia inguinalis tetapi hanya digunakan selektif karena memerlukan anestesi dan pembedahan. Laparoskopi dapat berguna untuk menilai sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi keberadaan hernia inguinalis berulang pada pasien dengan riwayat perbaikan operasi. Serta menilai internal inguinal ring kontralateral melalui tindakan pertoneoscopy yaitu kamera dimasukkan melalui kantunghernia yang telah direpair sehingga dapat dinilai internal ring sisi kontralateral apakah didapatkan non paten tunika vaginalis.

Tatalaksana
Hernia inguinalis pada umumnya tidak dapat sembuh secara spontan dan harus diperbaiki melalui pembedahan karena risiko menjadi hernia inkarserata/strangulasi lebih sering terjadi. [2] Secara umum, konsultasi bedah harus dilakukan pada saat diagnosis, dan perbaikan (secara elektif) harus dilakukan sangat segera setelah diagnosis dikonfirmasi. Waktu yang ideal untuk operasi adalah secepat mungkin setelah diagnosis ditegakkan, karena adanya resiko terjadinya inkareserasi. Surgical Section of the American of Paediatrics, melaporkan bahwa mereka melakukan repair pada anak yang lahir cukup bulan dengan hernia reponibel yang asimptomatik. Pada bayi preterm, sebagian besar ahli bedah melakukan operasi segera setelah pasien memungkinkan, sesuai usia. Beberapa ahli bedah mengoperasi sebelum pasien dikeluarkan dari ICU. Sebagian besar opersi hernia inguinalis pada bayi yang lebih besar dan anak-anak dilakukan sebagai prosedur ODC, kecuali pada pasien dengan masalah jantung, respirsi dan kondisi-kondosi lain yang memiliki resiko tinggi dengan anesthesia. Pada pasien dengan inkarserasi, reduksi merupakan pengobatan yang direkomendasikan selama pasiennya stabil. Kebijakan non-operatif didasarkan pada fakta berikut: kecenderungan mereduksi usus yang strangulasi memiliki resiko dan komplikasi yang besar jika dilakukan operasi emergensi dibandingkan dengan hernia inkarserata. Pasien ditidurkan dalam posisi trandelenburg. Hal ini akan membantu mengurangi edema dan memberikan sedkit efek traksi pada isi hernia. Sedasi yang adekuat bisa diberikan untuk merelaksasi otot-otot abdomen. Jika hernia tidak tereduksi dalam bebarapa jam dengan teknik ini, bisa dilakukan kompresi pelan yang konstan pada fundus kantung hernia searah cord untuk mereduksi hernia, namun teknk ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman, Sebagian besar hernia inkarserata bisa tereduksi dengan teknik ini. Setelah hernia tereduksi, bayi dirawat untuk diobservasi. Operasi elektif dilakukan 24-48 jam setelah reduksi, setelah edema dan bengkak menghilang. Kegagalan mereduksi hernia merupakan indikasi operasi emergensi. Bayi harus distabilkan sebelum operasi. Selang nasogastrik dan koreksi cairan dan elektrolit perlu dilakukan. Diberi antibiotic dan analgetik.

Komplikasi
Angka komplikasi pada operasi hernia elektif besarnya 2%, sementara untuk operasi emergensi hernia inkarserata meningkat sebanyak 8-33%. Komplikasi bisa berupa hematom, infeksi luka operasi, atrofi testis, cedera vas, iatrogenic ascent testis, rekurensi dan infark intestinal.

Daftar pustaka Glick PL, Boulanger SC. Inguinal Hernias and hydroceles. Gosfeld Pediatric Surgery. Mosby Elsevier. 2006; 1172-87 Mattei,P. fundamental of pediatric Surgery. Springer, New York. 2009. P667-670

You might also like