You are on page 1of 12

Kimia PVC (Polivinil Klorida)

KOMPETENSI KEAHLIAN : REKAYA PERANGKAT LUNAK

Kelmpok II
y y y y y Ayu Desi Sumartini (6) Dodi Nurhadi (11) Mochammad Rezza Wikandito (19) Putu Purwati (22) Charly Binarta (8)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA DENPASAR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TEKNOLOGI INFORMASI (SMK TI) BALI GLOBAL JL.TUKAD CITARUM NO.44 DENPASAR, JL.KEBO IWA NO.120X TELP.(0361) 249434, 8060445, 411508, FAX (0361) 411509 2010/2011

1. Definisi PVC (Polivilin Klorida)


Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC,

adalah polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik. PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya. Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada proses ini, monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi, bersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman ukuran partikel resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik, dan membutuhkan mekanisme pendinginan untuk

mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke campuran untuk mempertahankan suspensi. Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi akan disentrifugasi untuk memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya sebesar kurang dari 1 PPM. Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan PVC dengan butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga perbedaan aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir, biasanya membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV

stabilizer, pelumas, plasticizer, bahan penolong proses, pengatur termal, pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan pengembang, dan pigmen pilihan.

2. Pembagian Polimer
a. Berdasarkan Jenis Monomernya 1. Homo Polimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan protein. (-P-P-P-P-P-P-P-P-)n Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk polimer yang berikatan tunggal.

2. Kompolimer
Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan 9produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut : (-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n Kopolimer tidak beraturan Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :

Sistem blok : (-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n Kopolimer blok

Sistem berseling : (-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n Kopolimer berseling

b. Berdasarkan Asalnya 1. Polimer Alami


Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini

No 1.

Polimer Pati/amilum

Monomer Glukosa

Polimerisasi Kondensasi

Contoh Biji-bijian, umbi akar

2.

Selulosa

Glukosa

Kondensasi

Sayur, Kapas

Kayu,

3.

Protein

Asam amino

Kondensasi

Susu,

daging,

telur, wol, sutera Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)

4.

Asam nukleat

Nukleotida

5.

Karet alam

Isoprena

Adisi

Getah pohon karet

Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat

rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

2. Sintetis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian struktur molekul alam guna mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya

pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini sudah berhasil

mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No 1. 2. Polimer Polietena Polipropena Monomer Etena Propena Terdapat pada Kantung, kabel plastik Tali, karung, botol plastik 3. PVC Vinil klorida Pipa paralon, pelapis lantai 4. Polivinil alcohol 5. Teflon Tetrafluoroetena Wajan atau panci anti lengket 6. Dakron Metil tereftalat dan etilena glikol Pipa rekam magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis) Vinil alcohol Bak air

7.

Nilon

Asam adipat dan heksametilena diamin

Tekstil

8. 9. 10.

Polibutadiena Poliester Melamin

Butadiena Ester dan etilena glikol Fenol formaldehida

Ban motor Ban mobil Piring dan gelas melamin

11.

Epoksi resin

Metoksi benzena dan alcohol sekunder

Penyalut cat (cat epoksi)

c. Berdasarkan Ketahanannya Terhadap Panas


Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti melamin).

1. Polimer Termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur ulang). Contohnya polietilene,

polipropilena, dan PVC.

2. Polimer Termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan bakelit.

3. Polimer Elastomer
Elastomer merupakan polimer yang menjadi lengket bila dipanaskan. Polimer ini dapat di ubah bentuknya bila diberi gaya, dan kembali seperti semula bila gaya dihilangkan. Contohnya karet alam, karet sintetik, dan spon.

d. Berdasarkan Proses Pembentukannya


Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) membentuk molekul yang besar (polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

1. Polimer Adisi
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang bertambah di dalam senyawa yang terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak jenuh). Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan jenuh). Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan karbon berikatan rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Polimer adisi ini biasanya identik dengan plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan polimerisasi adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon dan poliisoprena.

Berikut beberapa contoh pembentukannya : a. Pembentukan polietena (polietilena) dari etena (etilena) O2 nCH2 = CH2 etena tegangan tinggi - (CH2 - CH2)n polietena

b. Pembentuka teflon dari tetrafluoro etena

nCF2 = CF2 tetrafluoroetena

- (CF2 - CF2)n politetraetilena (teflon)

c. Pembentukan polivinil dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)

nCH2 = CH2

- (CH2 - CH)n

Cl

Cl

d. Pembentukan polisoprena dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena) CH3 CH3

nH2C = C CH = CH2

- (HC = C - CH = CH)n -

Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari nomor 1 dan C nomor 3 terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C nomor 3 membentuk ikatan rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada polimerisasi adisi tidak terbentuk hasil samping dan monomernya harus mengandung ikatan rangkap.

2. Polimer Kondensasi

Kondensasi merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus fungsi antara kedua monomernya. Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya, senyawa polipeptida atau protein dan polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh reaksi polimerisasi kondensasi. kondensasi : Berikut beberapa contoh pembentukan polimerisasi

1. Pembentukan nilon Nilon merupakan suatu polimer yang ditemukan oleh Wallace Hume Carothers di tahun 1934 sewaktu bekerja di perusahaan Du Pont. Polimer nilon dibentuk dari monomer asam 6-aminoheksanoat

(HOOCCH2(CH2 )3CH2 NH2). Dalam polimerisasi ini, gugus karboksil dari monomer berikatan dengan gugus amino dari monomer tersebut. 2. Pembentukan Polyester (Polietilena Tereftalat) atau Dakron Sama halnya pada nilon-66, polyester dakron dibentuk oleh 2 polimer berlainan, yaitu dari etilena glikol (polialkohol) dengan dimetil tereftalat (senyawa ester).

3. Sifat PVC
Senyawa PVC ini dapat berwujud padatan dalam cairan dengan perbandingan 50% yang tersuspensi yang umumnya digunakan dalam bahan eksperimen

danpenelitian, juga seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, wujudnya juga dapat berupa bubuk putih atau padatan krim yang berwarna. PVC memiliki range berat molekul dari 60000 hingga 140000 gram/mol. Jika ditinjau dari segi kestabilan, senyawa ini sangat stabil karena berbentukpolimer sehingga fasanya berbentuk padatan yang keras sehingga hampir tidakberpengaruh (tak bereaksi) terhadap kehadiran oksidator kuat. Dari segi safety,senyawa ini hampir tidak berbahaya dan mengganggu lingkungan karen tidakberpotensi mencemari udara, air maupun tanah. Selain itu, senyawa ini juga bersifatmudah terbakar. PVC memiliki beberapa karakteristik dalam morfologi (bentuk) sebagai sebuahpolimer. Morfologi yang terbentuk selama polimerisasi akan

mempengaruhikemampuan prosesnya (processability) dan properti fisik yang dihasilkan. Dibawah inidisajikan tabel mengenai beberapa bentuk dari PVC:

4. Kegunaan
Sifat PVC yang menarik membuatnya cocok untuk berbagai macam penggunaan. PVC tahan secara biologi dan kimia, membuatnya menjadi plastik yang dipilih sebagai bahan pembuat pipa pembuangan dalam rumah tangga dan pipa lainnya di mana korosi menjadi pembatas pipa logam. Dengan tambahan berbagai bahan anti tekanan dan stabilizer, PVC menjadi bahan yang populer sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan penambahan plasticizer, PVC menjadi cukup elastis untuk digunakan sebagai insulator kabel.

1. Pakaian
PVC telah digunakan secara luas pada bahan pakaian, yaitu membuat bahan serupa kulit. PVC lebih murah dari karet, kulit, atau lateks sehingga digunakan secara luas. PVC juga waterproof sehingga dijadikan bahan pembuatan jaket, mantel, dan tas.

2. Kabel listrik
PVC yang digunakan sebagai insulasi kabel listrik harus

memakai plasticizer agar lebih elastis. Namun jika terpapar api, kabel yang tertutup PVC akan menghasilkan asap HCl dan menjadi bahan yang

berbahaya bagi kesehatan. Aplikasi di mana asap adalah bahaya utama (terutama di terowongan), PVC LSOH (low smoke, zero halogen) adalah bahan insulasi yang pada umumnya dipilih.

3. Perpipaan
Secara kasar, setengah produksi resin PVC dunia dijadikan pipa untuk berbagai keperluan perkotaan dan industri. Sifatnya yang ringan, kekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC juga bisa dicampur dengan berbagai larutan semen atau disatukan dengan pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen yang tahan kebocoran.

5. Dampak
Polyvinyl Chloride (PVC) merupakan salah satu jenis plastik yang paling luas penggunaannya, baik di dunia maupun di Indonesia. Penggunaan PVC setiap tahun mengalami peningkatan. PVC digunakan mulai dari bahan bangunan, automotif, alatalat kesehatan, hingga barang-barang yang dipakai dalam rumah tangga. PVC termasuk jenis plastik dengan aplikasi material yang luas dan mampu memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan. Namun PVC merupakan salah satu jenis plastik berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Diketahui bahwa PVC merupakan plastik berbahan dasar klorin, salah satu senyawa paling berbahaya yang pernah ada. PVC merupakan salah satu sumber penghasil dioksin. Selama proses pembuatan PVC baik dari pembentukan VCM hingga menjadi produk plastik memakai bahan yang berbahaya, seperti zat aditif yaitu stabilizer dan plasticizer. Di Eropa sendiri PVC sudah menjadi perhatian serius mulai dari akhir tahun 1990-an. Eropa melarang penggunaan PVC sampai tahun 2020. Di Indonesia belum ada peraturan yang secara khusus melarang penggunaan PVC. Produk-produk PVC dikhawatirkan menimbulkan bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survei, kajian pustaka, kuesioner dan wawancara. Untuk tujuan pertama dilakukan survei dan kajian pustaka yaitu ingin mendapatkan data pemakaian dan konsumsi PVC di Indonesia. Untuk tujuan kedua dilakukan penyebaran

kuisioner, wawancara dan kajian pustaka. Sedangkan pada tujuan ketiga ditambahkan kajian literatur yang mendukung hasil analisis SWOT. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan analisis SWOT. Dari hasil penelitian didapat, yaitu : 1. Penggunaan PVC di Indonesia yang paling tinggi adalah untuk pembuatan pipa dan kabel, yaitu sekitar 60% dari total penggunaan. Produk lainnya berturut-turut sesuai kuantitasnya adalah kulit imitasi, lembaran PVC, botol, peralatan rumah tangga ( houseware) , atap ( roofing), mainan anak, alas kaki dan lainnya. 2. Hasil analisis SWOT PVC tidak layak dipakai karena merupakan plastik yang berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan 3. Dari hasil analisis SWOT dan kajian literatur terlihat bahwa sebagai pengganti plastik PVC dapat dipakai Polietilena (PE) karena bahaya terhadap manusia dan lingkungannya lebih kecil dibandingkan dengan PVC.

You might also like