You are on page 1of 11

LANDASAN PERBAIKAN KURIKULUM MANAJEMEN KURIKULUM

Dihimpun Oleh: Ahmad Kosim (1445101972) Atiqah (1445101983) Ima Sintiya Putri (1445100026)

MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Suatu era dengan spesifikasi tertentu sangat besar pengaruhnya terhadap dunia pendidikan dan lapangan kerja.perubahan-perubahan yang dapat terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang terhadap pendidikan, perubahan peran orang tua/ guru/ dosen, serta perubahan pola hubungan antar mereka. Dampak-dampak tersebut menjadi pengaruh dan tantangan bagi sistem pendidikan yang memicu penyesuaian kurikulum yang ada agar mampu memenuhi permintaan dari semua dimensi kehidupan. Dengan kata lain, suatu kurikulum akan mampu berperan sebagai alat pendidikan jika sanggup merubah dirinya dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada.

2. Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa poin yang menjadi bahasan kami, yaitu : a. Apa sajakah tantangan yang dihadapi dalam perbaikan kurikulum? b. Apa sajakah kerangka pemikiran dalam perbaikan kurikulum? c. Apa sajakah perencanaan perbaikan kurikulum? d. Apa sajakah prinsip-prinsip yang diperlukan dalam perbaikan kurikulum? e. Apa saja pendekatan yang dilakukan dalam perbaikan kurikulum? f. Apa saja prosedur perencanaan yang digunakan dalam perbaikan kurikulum? g. Siapa saja yang berpartisipasi dalam perbaikan kurikulum?

3. Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan penulisan makalah ini anatara lain: a. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kurikulum

b. Membahas lebih lanjut tentang perbaikan kurikulum khususnya tentang landasan perbaikan kurikulum sebagaimana yang telah disebutkan pada rumusan masalah.

BAB II PEMBAHASAN

1. Tantangan-tantangan yang Dihadapi a. Masalah Relevansi Pendidikan Kurikulum harus menjamin tingkat relevansi setinggi-tingginya dengan kebutuhuan masyarakat umumnya dalam rangka menunjang upaya pembangunan. Tingkat relevansi itu bukan hanya dengan kebutuhan masyarakat secara nasional, akan tetapi terutama dengan kebutuhan kondisi dan tuntutan masyarakat setempat. b. Masalah Mutu Pendidikan Kurikulum hendaknya merupakan alat yang ampuh dalam upaya

meningkatkan mutu sumber daya manusia. Disadari bahwa mutu pendidikan kita masih perlu ditingkatkan. Masih banyak para lulusan yang belum memenuhi tuntutan mutu, dilihat dari kebutuhan pasaran kerja, norma-norma sosial yang berlaku, penguasaan nilai-nilai budaya nasional dan daerah, terutama anak-anak yang bersekolah di desa, kekurangan dalam berbagai unsur penunjang menyebabkan mereka tidak mungkin belajar secara efektif, dan pada gilirannya diakui bahwa mutu pendidikannya pun masih diragukan. c. Masalah Sistem Penyampaian Sistem penyampaian erat kaitannya dengan prosedur pelaksanaan kurikulum, karena berkenaan dengan metode, media, interaksi, cara belajar, dan unsure penunjang lainnya, pengelolaan kelas, sistem bimbingan belajar, dan sebagainya. Secara teori berdasarkan kesepakatan kebijakan kurikulum yang ada seharusnya system penyampaian dapat berjalan dengan baik. Namun pada kenyataannya tidak berjalan sesuai yang rencana, dilihat dari berbagai kendala seperti : 1) Masih banyak guru yang mengajar tidak seperti yang diharapkan (tingkat kehadiran dan produktivitas kerja rendah), 2) Alat-alat yang ada tidak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar,

3) Penyelewengan dana yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki kualitas sistem instruksional, dan sebagainya.

d. Masalah Kebhinekaan Dalam Kesatuan Kurikulum juga harus mendukung kebhinekaan yang dimiliki Negara, negitu pula kurikulum yang diterapkan di Indonesia. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan pelajaran-pelajaran berbasis kebudayaan, nilai-nilai sosial dan moral, bahasa, kesenian, nilai-nilai pancasila dan sebagainya. Seperti yang sudah mulai dikembangkan dalam kurikulum saat ini yaitu kurikulum muatan lokal.

2. Faktor-faktor Perbaikan Kurikulum a. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus yang akan menimbulkan kelangkaan fasilitas belajar dan personal pembimbing sehingga membutuhkan kurikulum yang lebih sesuai, b. Peledakan IPTEK menuntut penyesuaian kurikulum agar masyarakat kita tidak tertinggal dengan negara-negara lain, c. Aspirasi manusia semakin berkembang luas, d. Dinamika masyarakat yang menyebabkan gerakan masyarakat membawa pengaruh besar bagi perkembangan pendidikan.

3. Kerangka Pemikiran Perbaikan Kurikulum Perbaikan kurikulum merupakan bagian penting dalam pengembangan kurikulum. Jika kita meninjau masalh ini secara logis dan sistematis, maka perlu diajukan pertanyaanpertanyaan sebagai berikut: a. Masalah apa yang dihadapi dalam perbaikan kurikulum? Jawaban terhadap pertanyaan ini beupaya merinci apek-aspek yang perlu diperbaiki adalah: tujuan, isi, dan keefektivitasan program. Perlu diperjelas tujuantujuan yang digunakan untuk mengubah tujuan, sehingga dapat ditentukan apakah suatu tujuan dapat dipakai atau perlu diganti dan diperbaiki. Demikian pula halnya tentang isi dan keefektivitannya. Keefektivitan yang dimaksud adalah programprogram yang berkenaan dengan perbandingan antara output yang diperoleh dengan input yang digunakan. Secara spesifik dapat ditemukan berapa banyak sarana dan

prasarana yang diaktifkan, berapa banyak tenaga kerja yang digunakan, berapa banyak waktu , biaya seta dukungan masyarakat. b. Mengapa kurikulum perlu diperbaiki? Berkenaan dengan alasan dan tujuan perbaikan kurikulum. Perbaikan kurikulum dilakukan jika kurikulum sudah tidak relevan dengan kebutuhan siswa dan senantiasa mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus. Perbaikan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, atau paling tidak merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Masalah kualitas pendidikan hendaknya disoroti berdasarkan dua kriteria, yakni kriteria proses yang menitiberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum, dan sistem intrsuksional. Kriteria yang kedua adalah kriteria produk yang dilihat segi tujuan pendidikan yang hendak dicapai. c. Bagaimana cara memperbaiki kurikulum sekolah? Berkenaan dengan proses dan prosedur yang harus ditempuh dalam memeperbaiki kurikulum. Langkah-langkah perbaikan kurikulum terdiri dari: perencanaan awal, perencanaan untuk pelaksanaan, memulai dan operasi, serta evaluasi program. d. Siapakah yang bertanggungjawab memperbaiki kurikulum? Berkenaan dengan keterlibatan para personal dalam perbaikan kurikulum. Para administrator (tingkat daerah), pemilik sekolah, kepala sekolah, guru, siswa, orang tua murid, konsultan dan masyarakat. Semua bertanggung jawab memberikan kontribusinya, memberikan informasi, membuat keputusan dan melaksanakan kurikulum di sekolah. e. Dimana perbaikan kurikulum dilakukan? Berkenaan dengan tingkat daerah dimana program perbaikan kurikulum akan dilaksanakan. Perbaikan kurikulum sejalan denagn pengembanagn kurikulum yang berlaku pada Negara bersangkutan. Secara teoritis, terdapat dua pola pengembangan kurikulum, yaitu: 1) Pola deferitas (deversified curriculum), menekankan pada pengembangan kurikulum yang dilakukan di daerah-daerah. Pola ini berdasarkan asumsi, bahwa kurikulum harus relevan dengan lingkungan atau kebutuhan masyarakat setempat. Pola ini menyebabkan tiap-tiap daerah memiliki kurikulum masing-masing yang berbeda dengan daerah lainnya.

2) Pola uniformitas (unified curriculum), menekankan keseragaman kurikulum bagi tiap jenjang pendidikan dan untuk semua daerah. Perbaikan kurikulum dilakukan secara terpusat dan dilaksanakan secara menyeluruh di semua daerah. f. Kapan perbaikan kurikulum dilaksanakan? Berkenaan dengan waktu dilakukannya perbaikan kurikulum. Untuk SD minimal setelah program berlaku selama enam tahun baru diadakan perbaikan, sedangkan untuk SLTP minimal setelah tiga tahun baru diadakan perbaikan. Cara ini dilaksanakan berhubung setelah kurikulum dilaksanakan dalam jangka waktu itu, kita dapat mengamati hasil program dan berbagai kemasalahan yang ada.

4. Perencanaan perbaikan kurikulum Menurut Stephene Romine, ada sepuluh langkah perbaikan kurikulum, yaitu: a. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. b. Menentukan tujuan perbaikan kurikulum. c. Mengiventarisasi kebutuhan program perbaikan kurikulum. d. Melaksanakan pencarian dan pengumpulan data serta informasi mengenai kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi dalam rangka penyusunan program perbaiakan kurikulum. e. Merencanakan program perbaikan kurikulum. f. Merencanakan pelaksanaan program kegiatan perbaikan kurikulum. g. Pelaksanaan program perbaikan kurikulum. h. Mengevaluasi program perbaikan kurikulum. i. Revisi program program perbaikan kurikulum. j. Pelaksanaan kurikulum yang telah diperbaiki.

5. Prinsip-prinsip Perbaikan Kurikulum a. Perbaikan kurikulum adalah proses berkesinambungan. Memperbaiki kurikulum adalah suatu pekerjaan yang tidak pernah berhenti, melalui penilaian secara berkala yang pada gilirannya menuntut perubahan pada sistem instruksional di lingkungan sekolah untuk memenuhi program tersebut. b. Perbaikan kurikulum merupakan suatu proses kerjasama. Dalam proses ini terlibat secara aktif beberapa kelompok.

c. Perbaikan kurikulum dilaksanakan pada skala yang lebih kecil. Pada dasarnya, kelompok guru-guru dan individu-individu yang mengemukakan keinginannya sendiri, menentukan suatu pemikiran kemampuannya, mambatasi masalah, melakukan penilaian dan melaksanakan perbaikan kurikulum dalam bidangnya masing-masing. d. Dalam pekerjaan perbaikan kurikulum tidak berarti semua aspek baru diubah, tetapi ddapat dilakukan terhadap aspek-aspek tertentu saja yang dirasa perlu diperbaiki, ddan tidak harus dilaksanakan dalam bentuk proyek dengan dana yang besar, asalkan tetap berada dalam lingkup sistem pendidikan yang berlaku.

6. Pendekatan Perbaikan Kurikulum a. Pendekatan autorian atau direktif, menerangkan bahwa asumsi perbaikan kurikulum harus dilakukan sekaligus dan menyeluruh. Pendekatan ini bersumber pada program perbaikan yang ditentukan dari atasan yang harus dilaksanakan oleh bawahan atau oleh semua pihak sekolah. b. Pendekatan studi kelompok atau dewan kurikulum, karakteristik utama dari pendekatan ini adalah keterlibatan para anggota staf organisasi professional dalam usaha perbaikan kurikulum melalui studi dan seleksi terhadap material serta prosedur. c. Pendekatan pengembangan staf atau in service, menerangkan bahwa manusia dan pola kerjanya harus diubah untuk mengubah kurikulum. Asumsinya bahwa cara kerja staf dapat diperbaiki melalui seminar atau pengalaman praktikum. d. Pendekatan sistem pendidikan, karakteristik dari pendekatan ini adalah sebagai berikut: 1) Perbaikan adalah masukan utama yang akan mempengaruhi banyak guru, siswa dan administrator. 2) Perbaikan menuntut kerjasama secara luas antara individu, departemen dan sekolah. 3) Perbaikan mempunyai komplikasi-komplikasi logistik. 4) Perbaikan didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang diidentifikasikan dan direkomendasikan. 5) Memerlukan pre planning dan waktu untuk mengembangkan material dan perlengkapan. 6) Harus dipadukan dengan komponen-komponen lainnya.

7. Prosedur Perencanaan Perbaikan Kurikulum a. Perencanaan awal Tujuan utama dari perencanaan ini adalah: a) untuk memperoleh keputusan tentang pengajuan proyek, b) untuk memperoleh pembiayaan yang diperlukan, c) untuk mempertimbangkan komitmen yang diperlukan dan memperolehnya dari pembuatan keputusan serta pengalokasian sumber-sumber. Perencanaan harus berisi informasi tentang deskripsi program, tujuan program, studi literature, pembatasan masalah, langkah-langkah yang akan ditempuh, identifikasi jenis dan mutu partisipan.

b. Rencana Pelaksanaan Faktor-faktor yang ada dalam point ini sebagai berikut: 1) Deskripsi proyek; Mengidentifikasi nama proyek, populasi yang dilayani, bagaimana dan siapa yang melaksanakannya. 2) Filsafat dan tujuan proyek; Proyek perbaikan kurikulum berdasarkan pada filsafat yang menjadi landasan tindakan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai. Landasan filsafat ini dapat bersumber dari tujuan-tujuan berbagai sekolah dan berbagai pihak yang terlibat dalam proses perbaikan kurikulum. 3) Prosedural operasional; Daerah prosedural yang perlu diperhatikan: a) manajemen dan prosedur, b) isi program, c) personal, d) siswa atau populasi yang menjadi target, e) fasilitas dan perlengkapan, f) pembinaan, g) program evaluasi dan perbaikan, h) komunikasi dan desiminasi. 4) Memulai dan Operasi; Pada tahap permulaan diperlukan masa orientasi. Administrator perlu memberi bantuan, kepemimpinan dan penguasaanpenguasaan individual. Diadakan juga monitoring dan evaluasi seta serta relokasi dana. 5) Evaluasi dan Program Perbaikan; Evaluasi dalam hal ini mencakup pada seluruh aktifitas yang dilakukan dalam proyek.

8. Kerjasama dengan Dewan Pendidikan, Kelompok Masyarakat, dan SumberSumber Luar Dewan Pendidikan, bertanggung jawab dan mempunyai otoritas untuk mengarahkan perhatiannya terhadap masalah-masalah kurikulum dan pengajaran.

Partisipasi Masyarakat, masyarakat memiliki minat dan kepentingan terhadap sekolah. Mereka dapat menyumbangkan dirinya terutama dalam perncanaan dan pembuatan keputusan. Konsultan, tenaga ini merupakan narasumber yang bermanfaat dalam perbaikan kurikulum. Konsultan merupakan individu yang diminta dari masyarakat atau lembagalembaga tertentu yang memiliki latar belakang keahlian tertentu dan pengalaman yang luas dalam bidangnya. Organisasi Profesi, keikutsertaan organisasi profesi dalam merumuskan

kebijaksanaan perbaikan kurikulum bergantung pada kemampuan dan kedudukan organisasi tersebut. Misalnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), dan organisasi lainnya yang dapat berperan aktif dalam perbaikan kurikulum dalam bentuk memberikan sumbang saran kepada panitia perbaikan kurikulum. Departemen Pendidikan Nasional, khususnya balitbang memiliki tanggung jawab pokok dalam rangka perbaikan dan pengembangan kurikulum, tetapi jika sekolah memungkinkan memperbaiki kurikulumnya sendiri, maka pihak Kandepdiknas berperan sebagai narasumber bagi sekolah.

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Prof.Dr. Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya, 2010.

10

You might also like