You are on page 1of 9

Kista adalah rongga patologis yang berisi caira, semicairan ataupun seperti gas dan tidak dibentuk oleh

pengumpulan nanah (Kramer, 1074). Sering ia dibatasi oleh epitel, tetapi tidak selalu. Klasifikasi kista rahang: a. Epitel 1. Odontogenik A. PERKEMBANGAN i. Kista Premordial (keratokista) ii. Kista gingiva pada bayi iii. Kista gingiva pada orang dewasa iv. Kista periodontal lateralis v. Kista dentigerous (folikular) vi. Kista erupsi vii. Kista odontogenik berkalsifikasi B. PERADANGAN i. Kista radikular ii. Kista residual iii. Kista kolateral peradangan iv. Kista paradental b. Non epitel 2. Non-Odontogenik Tambahin yaa..dari yang dikerjakan berdasarkan list

PERKEMBANGAN i. Kista Premordial (keratokista) Nama keratokista digunakan untuk menggambarkan kista rahang manapun, tempat terbentuk keratin dalam jumlah yang besar. Kista primordial lebih sering dialami oleh usia 20-30 tahun dan lebih sering sering terjadi pada laki-laki. Lokasi terjadinya kista primordial ini lebih sering terjadi pada mandibula dibandung maksila. Manifestasi klinis : Nyeri Pembengakakan Keluarnya secret Beberapa kasus asimptomatis, hal ini karena kista primordial cenderung meluas ke dalam rongga medula dan ekspansi tulang yang terlihat secara klinis terjadi secara lambat. Pathogenesis : Umumnya disepakati bahwa kista primordial merupakan kelainan perkembangan yang timbul dari epitel odonotgenik. Berada dari dua sumber utama epitel yaitu : lamina dentalis atau sisa-sisanya dan perluasan sel basal dari epitel mulut yang menutupinya. Ha; tersebut dipengaruhi oleh kelainan genetic. Pengobatan : Enukleasi Marsupialisasi ii. Kista gingiva pada bayi Frekuensi kista gingiva tinggi pada neonates, tetapi kista ini jarang terlihat setelah umur 3 bulan. Monteleone dan McLellan (1964) serta Fromm (1967) menemukan mutiara

Eipstein dan Nodulus Bohn. Mutiara Eipstein timbul sepanjang rafe mid-palatum sedangkan Nodulus Bohn ditemukan pada sisi bukal ataupun lingual dental ridge. Patogenesis : Pada stadium dini perkembangan, sisa epitel lamina dentalis mempunyai kemampuan berproliferasi, berkeratinisasi dan membentuk kista kecil. Beberapa kista gingival berdegenrasi dan menghilang, keratin dan debris dicernakan oleh sel datia. Namun ada juga yang bermuara ke permukaan yang meninggalkan celah. Kista sepanjang rafe midpalatum mempunyai asal yang berbeda. Mereka berasal dari inklusi epitel pada garis fusi lipatan palatum dan processus nasalis. Normalnya ia terbentuk lengkap pada akhir bulan keempat. Setelah kelahiran biasanya inklusi epitel atrofi dan diresorbsi. Tetapi beberapa kista bisa menghasilkan mikrokista yang mengandung keratin yang meluas ke permukaan dan pecah selama beberapa bulan pertama setelah lahir. Pengobatan : tidak ada indikasi pengobatan apapun bagi kista gingival pada bayi. iii. Kista gingiva pada orang dewasa Sebagian besar kasus terjadi pada usia 50-50 tahun. Sering terjadi pada laki-laki. Lokasi terjadinya kista gingival, sering terjadi pada mandibula terutama region caninus-premolar mandibula. Manifestasi klinis : Pembengkakan yang membesar secara perlahan tanpa rasa sakit. Lesi lunak dan berfluktuasi

Pathogenesis : Kista gingival pada orang dewasa berasal dari epitel sambungan (sebelumnya disebut perlekatan epitel), sama seperti kista periodontal lateralis. Epitel sambungan ini berasal dari epitel enamel yang telah berkurang. Kista gingival berasal dari perkembangan epitel sambungan setelah erupsi gigi, sedangkan kista periodontal lateralis terjadi sebelum

erupsi gigi. Epitel ini bisa mengalami penebalan setempat dan bersifat tidak agresif, berbeda dengan yang terjadi pada kista primordial. Pengobatan : Kista gingival bisa dikeluarkan dengan eksisi bedah setempat. iv. Kista periodontal lateralis Penamaan kista lateralis dibatasi untuk kista yang terjadi pada posisi periodontal lateralis, yang etiologi peradangan dan diagnosis kista primordial telah disingkirkan secara klinis serta histologis. Rentang usia terjadinya kista ini sanat luas yaitu dari usia 22 tahun hingga 85 tahun. Lebih sering terjadi pada laki-laki. Sering terjadi pada premolar mandibula, diikuti oleh region anterior maxilla. Manifestasi klinis : tanpa gejala dan seringkali ditemukan secara kebetulan selama pemeriksaan radiologi. Pathogenesis : Kemungkinan kista periodontal lateralis ini merupakan perkembangan dari salah satu epitel ini, yaitu epitel enamel yang telah berkurang, sisa-sisa lamina dentalis, dan sisa-sisa sel Malassez. Pengobatan : Kista periodontal lateralis diobati dengan enukleasi bedah. v. Kista dentigerous (folikular) Kista ini merupakan salah satu kista yang menutupi mahkota gigi yang belum erupsi dan melekat pada leher gigi. Variasi kista follikularis : y y y Tipe sentral, paling sering Tipe lateral, kista meliputi bagian lateral korona gigi. Tipe sirkumferensial, seluruh organ enamel di sekitar leher gigi menjadi kista.

Kista ini sering terjadi pada laki-laki dengan lokasi tersering adalah pada molar ketiga mandibula. Patogenesis : Terdapat dua hipotesa mengenai terjadinya kista ini : 1. Degenerasi reticulum stelata pada stadium dini perekmbangan dan mungkin disertai dengan hipoplasia enamel. 2. Terdapat akumulasi cairan pada lapisan epitel enamel yang telah berkurang setelah pembentukan mahkota gigi. Untuk hipoptesa ini tidak terdapat hipoplasia enamel. Manifestasi klinis Asimptomatis. Sebagian besar ditemukan pada pemeriksaan radiologi karena gigi gala bererupsi, atau gigi hilang, atau gigi miring. Pembengkakan terjadi secara perlahan-lahan Dapat terasa nyeri jika terinfeksi

Pengobatan Kista dentigerous bila letak gigi normal dilakukan enukleasi dan dibiarkan gigi tumbuh. Bila letak gigi miring, enakluasi dan diekstraksi. vi. Kista erupsi Kista erupsi merupakan kista dentigerous yang terjadi pada jaringan lunak. Kista erupsi terjadi bila erupsi gigi terhalang di dalam jaringan lunak yang terletak di atas tulang. Sering terjadi pada rentang usia neonates hingga usia 21 tahun, cenderung lebih sering terjadi pada wanita. Manifestasi klinis : Pembengkakan di atas gigi yang sedang erupsi Tanpa rasa nyeri, kecuali jika terinfeksi Lunak dan berfluktuasi

Pathogenesis : serupa dengan kista dentigerous

Pengobatan : Kista erupsi diobati dengan marsupialisasi. Kubah kista dieksisi, yang memaparkan mahkota gigi sehingga memungkinkan gigi tersebut bererupsi. vii. Kista odontogenik berkalsifikasi Laki-laki dan wanita mempunyai resiko yang sama mengalami kista ini. Maksila dan mandibula terlibat dalam frekuensi yang hampir sama. Kista odontogenik berkalsifikasi terdiri dari dua komponen, yaitu kista dan neoplasma. Manifestasi klinis : Pembengkakan Jarang terdapat rasa nyeri Bisa ekspansi hingga ke lingual Dapat menyebabkan pergeseran gigi

Pathogenesis : Kista odontogenik berkalsifikasi merupakan proses unikistik yang terjadi dari epitel enamel yang telah berkurang ataupun sisa epitel odontogenik didalam folikel, jaringan gingival atau tulang. Pengobatan : Kista odontogenik berkalsifikasi diobati dengan enukleasi bedah, kecuali jika ia disertai dengan tumor odontogenik lainnya seperti fibroma ameloblastoma yang membutuhkan eksisi yang lebih besar.

PERADANGAN i. Kista radikular Kista radikular merupakan salah satu kista yang timbul dari sisa-sisa epiel pada ligamentum periodontal sebagai akibat peradangan. Biasanya peradangan mengikuti kematian pulpa gigi dan kista yang timbul dengan cara ini tersering ditemukan apeks gigi yang terkena. Sering terjadi pada usia 30-40 tahun. Lebih sering terjadi pada laki-laki. Lokasi yang paling sering terkena adalah maxilla teruatma pada region anterior maxilla. Manifestasi klinis: Tanpa gejala. Sering ditemukan sewaktu pemeriksaan radiologi dengan gigi yang pulpa nonvital. Pembengkakan yang membesar perlahan-lahan Nyeri bila ada infeksi

Etiologi: Rangsang kronis pada gigi non vital Perluasan radang saluran pulpa gigi ke jaringan periapikal membentuk granuloma dan akhirnya berkembang menjadi kista radikuler. Gangren radix. Gigi nekrosis akibat trauma.

Patogenesis: Patogenesis kista radikuler dalam tiga fase, yaitu 1. Fase pemulai Lapisan epitel kista ini dilapisi oleh lapisan epitel Malassez pada ligamentum periodontal. Sel epitel ini perlu ini dirangsang agar berproliferasi. Akan terlihat bahwa pulpa yang mati bisa memulai proses proliferasi yang kemudian diikuti oleh proses peradangan yang selanjutnya akan terdapat leukosit polimorfonuklear dimana infiltrat

ini akan berefek secara langsung ke epitel Malassez untuk berproliferasi. Selain itu, perubahan pada jaringan ikat setempat, penurunan oksigen dan peningkatan kadar karbondioksida juga akan mengaktifasi sel Malassez untuk berproliferasi. 2. Fase pembentukan kista Proses ini adalah proses rongga kista dilapisi oleh epitel odontogenik yang berproliferasi. Terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) epitel berproliferasi dan menutup permukaan jaringan ikat yang gundul pada rongga abses ataupun rongga yang bisa terjadi sebagai akibat rusaknyajaringan ikat oleh aktivitas enzim proteolitik (2) suatu rongga kista terbentuk di dalam massa epitel yang berproliferasi pada granuloma periapikal melalui degenerasi dan kematian sel di pusatnya. 3. Fase pembesaran Proliferasi epitel berlangsung terus menerus selama ada rangsangan peradangan dimana akan terjadi peningkatan jumlah protein dalam kista sehingga meningkatkan berat jenis kista. Jika peradangan berhenti, maka proliferasi epitel akan sampai ke tahap penipisan dinding epitel. Pengobatan: Kista radikuler diobati dengan marsupialisasi, dengan dekompresi atau dengan enukleasi yang diikuti oleh pengobatan terbuka atau penutupan primer. ii. Kista residual y Kista yang timbul di apeks akar gigi yang tertinggal pada pencabutan gigi atau pada tempat asal dari suatu gigi yang telah dicabut. y Maxilla lebih sering daripada mandibula.

Etiologi y y Berasal dari gigi dengan proses patologis yang tertinggal. Berasal dari gigi dengan kista yang pada pencabutan tertinggal.

Kurang bersih pengangkatan suatu kista radikuler atau granuloma.

Gambar 2.4 Kista residual akibat karies pada molar di maxilla. iii. iv. Kista kolateral peradangan Kista paradental

You might also like