You are on page 1of 4

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN ANSIETAS/ KECEMASAN I. KONSEP DASAR A.

Pengertian Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang sfesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan (Stuart dan sundeen, 1990, hal 75). Tingkatan ansietas (peplau, 1963) terdiri atas: 1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi dan menghasilkan kreativitas. Ansietas sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Ansietas berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan sfesifik dan tidak dapat berfikir pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain. Tingkat panik dari ansietas, berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami panik, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan juga berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.

2.

3.

4.

B. Rentang Respon Ansietas

C. Faktor Predisposisi Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan faktor pendukung timbulnya ansietas : 1. Dalam pandangan psikoanalitik (Freud, 1969) ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan super ego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya. 2. Menurut pandangan interpersonal (Sullivan, 1953), ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan harga diri rendah mulai mengalami perkembangan ansietas yang berat. 3. Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk prustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dirinya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan lebih sering menunjukan ansietas pada kehidupan selanjutnya. 4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. 5. Kajian biologis menunjukkan banhwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepine. Reseptor ini membantu mengatur ansietas penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroreguler (GABA) juga berperan dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endofrin. Selain itu telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap ansietas. D. Faktor Presipitasi Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal dan eksternal. Stressor pencetus dapat dikelompokan menjadi 2 kategori: 1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. 2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. E. Respon Fisiologis Terhadap Ansietas 1. Sistem Kardiovaskuler: Palpitasi, jantung berdebar, TD meningkat, rasa mau pingsan, nadi meningkat.

2. Sistem pernafasan : nafas cepat dan pendek, tekanan pada dada, nafas dangkal, perasaan tercekik, terengah-engah 3. Traktus urinarius : tidak dapat menahan bak, sering berkemih 4. Sist neuromuskular : refleks, reaksi kejutan, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang, kelemahan. 5. Sist gastrointestinal : nafsu makan ber<, mual, diare 6. Sist integumen : wajah kemerahan, berkeringat setempat, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. F. Respon Perilaku, Kognitif dan Afektif 1. Perilaku : gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik diri, lari dari masalah 2. Kognitif : perhatian terganggu, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berfikir, lapang persepsi, kreativitas bingung, sangat waspada, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian. 3. Afektif : mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervous, takut, gugup, glisah, takut. G. Sumber Koping Individu dapat mengalami stres dan ansietas dengan menggerakan sumber koping tersebut didalam lingkungan. Koping dalam penyeleseian masalah berupa dukungan sosial dan keyakinan budaya.

H. Mekanisme Koping 1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorinetasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistis tuntutan situasi stres. 2. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, jka berlangsung pada tingkat sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif terhadap stres.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku. Secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas, intesitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas. Masalah yang sering muncul pada gangguan ansietas adalah sbb: a. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dari lingkungan.

b. Gangguan perilaku : kecemasan c. Koping individu tak efektif B. Diagnosa Keperawatan C. Perencanaan D. Pelaksanaan E. Evaluasi

You might also like