Professional Documents
Culture Documents
RANGKAIAN RL.................................................................................................1 RANGKAIAN LC.................................................................................................3 RANGKAIAN RLC...............................................................................................6 RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK......................................................................7 Sumber Tegangan Bolak Balik......................................................................7 Resistor dalam Rangkaian Sumber Tegangan Bolak Balik............................9 Nilai RootMeansSquared (rms) untuk Tegangan dan Arus Bolak Balik....10 Daya dalam Rangkaian Arus Bolak Balik....................................................12 Induktor dalam rangkaian arus bolak balik.................................................13 Kapasitor dalam rangkaian arus bolak balik...............................................14
Kapasitor dalam rangkaian arus bolak balik
RANGKAIAN RL
Apabila sekejap. Elemen rangkaian yang memiliki induktansi diri yang besar disebut induktor, dilambangkan: Rangkaian induktor. Induktansi induktor menghasilkan tgl balik yang menghasilkan arus induksi yang melawan adanya perubahan arus. arus tidak serta-merta naik atau turun. induktor menyebabkan rangkaian bersifat lembam terhadap adanya perubahan tegangan (atau perubahan arus). yang tidak memiliki koil pun sebenarnya memiliki induktansi diri, tetapi seringkali dapat diabaikan apabila terdapat dalam rangkaian terdapat koil, seperti solenoid, maka
dI IR L = 0 dt Setelah saklar ditutup, menurut Hk Kirchoff: Penyelesaiannya : misalkan x=( /R) I, maka dx = - dI
diperoleh:
I (t ) = I 0 e t /
RANGKAIAN LC
Mula-mula kapasitor dalam keadaan terisi penuh muatanQmax Memudian saklar S di tutup saat t= 0. Teramati arus listrik berosilasi antara nilai-nilai positif dan negatif.
Asumsi: tidak ada resistansi dalam rangkaian dan tidak ada energi yang diradiasikan dari rangkaian, sehingga energi total sistem adalah kekal.
Tinjauan grafis osilasi rangkaian LC dan analoginya dengan osilasi sistem massa pegas:
Karena
dan
maka diperoleh :
Arus listrik :
Sehingga
1 LC
Dan
Secara grafis :
RANGKAIAN RLC
Mula-mula saklar S1tertutup dan saklar S2 terbuka, sehingga kapasitor Cterisi penuh dengan muatan Qmax.Kemudian, S1 dibuka dan S2 ditutup, arus I mengalir dalam rangkaian RLC (loop bagian kanan).Karena ada resistansi (R) maka energi total yang tersimpan pada C dan L tidak lagi konstan, sebagian terdisipasi menjadi energi panas (internal) pada resistansi R, dengan laju: 7
Karena
dan
maka diperoleh :
Penyelesaiannya adalah:
dengan
Simbol untuk sumber tegangan bolak balik dinyatakan dalam Gambar 11.11, yang secara matermatis dinyatakan dalam 9
V(t) = Vmsin(t) nilai maksimum Vm disebut amplitudo sumber tegangan bolak balik.Fungsi sinusoida, yaitu sin(t) menyatakan fase tegangan sumber fase sebesar t. Tegangan berubah dari fungsi sinus berubah dari 1 ke ditunjukkan dalam Gambar 11.12.
V(t) = V0sin(t)
Vm sampai dengan Vm
Karena tegangan tersebut memenuhi fungsi sinus maka nilai tegangan pada saat t dan saat t +T adalah tepat sama, sehingga T disebut periode. Frekuensi f didefinisikan sebagai f = 1/T dengan satuan s1 atau hertz (Hz). Sedangkan frekuensi sudut adalah = 2f. Untuk memudahkan pembacaan maka huruf kecil digunakan menyatakan besaran yang berubah terhadap waktu, sebaliknya huruf kapital untuk besaran yang konstan. Apabila sumber tegangan dihubungkan dengan rangkaian RLC maka energi yang diberikan akan habis dalam resistor. Setelah bekerja selama rentang waktu peralihan, arus AC akan mengalir dalam rangkaian dan memberikan tanggapan kepada sumber tegangan. Arus dalam rangkaian inilah yang dirumuskan sebagai :
i(t)= i_(m ) sin(wt-)
yang juga berosilasi dengan frekuensi yang sama dengan sumber tegangan, namun dengan amplitudo arus Im serta memiliki beda fase yang 10
Tampak bahwa arus sesaat pada resistor iR(t), sumber tegangan bolak balik v(t) dan tegangan sesaat pada resistor vR(t) adalah sefase satu sama lain, artinya ketiganya mencapai maksimum dan minimum dalam waktu yang sama. Fase arus pada resistor sama dengan fase sumber tegangan bolak balik, yaitu sesuai dengan fungsi sin(t). Hubungan antara iR(t) dengan vR(t) dapat juga dinyatakan dengan diagram fasor seperti pada Gambar 11.15. Suatu fasor adalah vector yang berputar dengan arah kebalikan arah jarum jam dengan kecepatan sudut . Panjang vektor merupakan amplitudo, sedangkan proyeksi vektor pada sumbu vertikalnya merupakan nilai sesaat dari besaran yang berubah terhadap waktu tersebut.
11
Vrt=Vrmsinwt
fasor tegangan sesaat pada resistor vR(t) memiliki amplitude VRm dan proyeksinya ke arah vertikal adalah VRm sin(t) yang nilainya sama dengan tegangan sesaat vR(t).
a. b.
Gambar 11.15
(a)
waktu secara sinusoida (b) Diagram fasor untuk resistor dalam rangkaian arus bolak balik (ac)
tersebut melalui suatu resistor yang sama dan dalam rentang waktu yang sama. Karena nilai tegangan sesaat dari sumber tegangan bolak balik tidak dapat diukur maka digunakan nilai rerata dari nilai sesaat yang dihitung selama satu periode. Nilai rerata arus bolak balik adalah
Irt=0 Nilai rerata langsung untuk nilai arus adalah nol, hal ini mudah dimengerti karena arus bolak balik merupakan fungsi sinusoida dan dijumlahkan dalam batas satu periode. Agar hasil pererataan tidak nol, maka yang direratakan adalah kuadratnya, selanjutnya diambil akar terhadap nilai rerata tersebut
Untuk selanjutnya, nilai arus atau tegangan yang berubah terhadap waktu secara sinusoida, lebih mudah dikaitkan dengan nilai akar dari hasil perataan terhadap nilai kuadrat besaran tersebut yang dikenal sebagai nilai rms. Jadi, nilai rms arus adalah nilai arus maksimum pada resistor dibagi dengan akar dua:
Sesuai dengan hukum Ohm, dengan cara yang sama, nilai rms tegangan pada resistor:
Penting untuk ditekankan adalah nilai rms terdefinisi dari perhitungan jumlah panas apabila arus bolak balik dilewatkan resistor, sehingga nilai arus atau tegangan rms selalu terhadap nilai maksimum arus atau tegangan pada resistor. Perhitungan daya terpakai pada resistor dalam rangkaian arus bolak balik, dengan menggunakan konsep arus DC adalah
13
Sedangkan perhitungan daya pada resistor R dalam rangkaian dengan nilai rootmeanssquare (rms) didapat
Dari perhitungan daya tersebut dapat dipahami bahwa nilai rms suatu arus bolak balik adalah apabila nilai arus tersebut dapat memberikan daya listrik yang sama dengan nilai daya apabila arus bolak balik dianggap sebagai arus searah (DC).
14
vL(t)
dalam
15
untuk
adalah ohm (), seperti resistansi. Bedanya dengan resistansi pada resistor, reaktansi induktif bergantung secara linear pada frekuensi, semakin besar frekuensi semakin besar pula nilai ohm reaktansi induktif. Sedangkan pada frekuensi rendah, nilai XL induktor adalah mendekati nol pula. Arus sesaat pada
untuk
ILm = VLm/XL
Bandingkan sudut fase arus pada induktor tersebut terhadap sudut fase tegangan sumber tegangan bolak balik v(t) dan terhadap tegangan sesaat pada induktor vL(t). Ternyata fase arus pada induktor iL(t) tertinggal /2 terhadap fase
sumber tegangan bolak balik v(t) maupun terhadap tegangan sesaat pada inductor vL(t). Grafik arus pada induktor dan tegangan sumber bolak balik beserta diagram fasornya ditunjukkan pada Gambar 11.16.
16
induktor dalam tegangan sumber bolak balik terhadap waktu. (b) Diagram fasor untuk induktor dan tegangan sumber bolak balik.
17
artinya, tegangan sesaat pada kapasitor sama besar dan sefase dengan
untuk
SI adalah ohm () dan menyatakan resistansi efektif untuk rangkaian kapasitif murni. Nilai X berbanding terbalik dengan C
C
Grafik arus pada induktor dan tegangan sumber bolak balik beserta diagram fasornya ditunjukkan pada Gambar 11.18
18
19