You are on page 1of 8

KLONO TOPENG

Sekilas Cerita Tentang Sejarah Topeng. Dahulu pada mulanya pertunjukan topeng lebih di sebut dengan sebutan wayang topeng karena dalam konteks pementasannya masuk dalam kriteria wayang yaitu menyajikan lakon, menggunakan iringan, menggunakan dialog, menggunakan solah ( sabet ). Untuk di wilayah Klaten sampai sekarang masih menyebutnya sebagai pertunjukan wayang topeng. Pencipta topeng Adapun yang di kenal sebagai pencipta topeng adalah Sunan Kalijaga, yang kemudian mengajarkannya kepada dalang dalang di Klaten yang kemudian di pelajari secara turun temurun di lingkungan daerah Klaten. ( Untuk penciptaan topeng detail dapat di baca di Pakem sastra Mirudo vit gevery en Boekhanderl Stoom drukkerij De Bliksem Solo, 1930. Hal 14. Dan atau ; Petikan majalah bulanan Sasadara ingkang kawedalaken ing Paheman Radya Pustaka tahun III, 1832 (Jawi), cat. Perpustakaan Sasono pustoko Keraton Surakarta.) Sedangkan untuk sumber tari topeng di Solo, di paparkan oleh seorang dalang asal Klaten bernama R.Tiksno Sudarso. Beliau pernah belajar pedalangan di Radya Pustaka tahun 1928. Bahwa, Mula-mula Mangkunegoro I ( Samber Nyowo ) mula- mula mengajar berperang di antaranya pencak silat kepada sentana- sentana dalem Mangkunegoro. Tapi kemudian tidak di ijinkan pemerintah Inggris. Untuk itu lalu mereka berpura-pura mengajarkan tari-tarian agar tidak di ketahui bahwa mereka sedang berlatih berperang. Pada satu ketika saat tarian tersebut hendak di pagelarkan oleh putra Mangkunegoro I, mereka merasa malu karena belum pernah menari, lalu munculah ide untuk menggunakan topeng. Adapun topeng yang di pakai menyerupai topeng yang sudah ada di Ponorogo tapi pe-watakan dan wanda di sesuaikan.

Kegunaan Pertunjukan di Beberapa Daerah Untuk di Surakarta : di katakan bahwa selain untuk fungsi hiburan, tarian tersebut juga menjadi sebuah sarana untuk menyembah kepada Tuhan, dari satu sumber dikatakan bahwa orang yang sudah berani menari topeng (menggigit topeng) artinya sudah siap untuk menghadapi segala kemungkinan apapun. Yang di artikan menjadi dua kemungkinan yaitu berarti kesurupan atau arti yang lain di artikan berani untuk manunggal yang berarti bertemu Yang Maha Kuasa. Sedang di beberapa daerah yang lain saya simpulkan selain sebagai fungsi hiburan yaitu di gunakan dalam upacara-upacara ritual. Untuk tarian Klono topeng yang akan saya coba analisa dalam tulisan saya ini merupakan tari Klono topeng versi Pak Sunarno, karena yang saya ketahui Tarian ini punya beberapa versi, seperti pada tari tari tradisi Surakarta yang lain. Jadi, untuk struktur gerak, rangkaian gerak, dan iringan adalah sesusai dengan karya tersebut. Cerita dalam tari Topeng Klono Diambil dari siklus Panji Yang menggambarkan Prabu Klono Sewandono Jatuh cinta pada Dewi Candrakirana seorang putri Raja Kediri , karena sedang dirundung asmara maka ia selalu merias dirinya , ini tergambarkan pada ragam dan gerak tari yang menggambarkan orang yang sedang merias dirinya Tata Pakaian Irah- irahan ( tekes ). Sumping. Kalung kece. Kalung Ulur. Kelat bahu.

Gelang tangan. Celana panjang atau pendek. Kain. Sabuk, bara samir. Epek timang. Sampur 1 atau 2 lembar. Keris anggar ( gayaman ).

Selain busana seperti yang terperinci di atas ada tambahan irah-irahan yang belum pernah di pakai dalam topeng, yaitu tekan miring (panjen), popogan dan makuta. Namun, dalam perkembangannya busana tari Klono mengalami penyederhanaan; yaitu sejak tahun 19591960 yang dilakukan S.D Humardani. Yaitu sebagai berikut : 1. Celana. 2. Kain. 3. Sabuk. 4. Epek timang. 5. Keris. 6. Sampur 1 lembar. 7. Topeng. 8. Kaos. (tergantung cuaca). 9. Iket, tidak selalu di pakai juga. Kemudian penyederhanaan dilanjutkan kembali pada tahun 1971 oleh PKJT, sebagai berikut : 1. Celana Cinde (panjen). 2. Kain 3. Sabuk dan Bara.

4. Epek timang. 5. Keres. 6. Sampur 1 helai. 7. Topeng. Untuk catatan bahwa penyederhanaan masih berlangsung hingga sekarang, dengan tujuan mencari pemantapan

Tata Iringan Pada mula nya iringan menggunakan laras Slendro, walaupun pada tahun 1965-an di desa desa (Klaten) sudah terdengar gamelan dengan laras pelog, tapi pathet ini hanya di pakai di sebagian babak dari Topeng Klono. Namun di Surakarta, dikatakan oleh Bapak Martopangrawit, bahwa adegan Klono dalam iringan wayang kulit gedog menggunakan laras pelog, Namun yang sebenarnya dalam wayang topeng adegan Klono selalu menggunakan Lancaran Bendrong dan Gending Genjong ketuk 2 kerep laras slendro pathet 9. Namun pada jaman Mangkunegoro IV, salah satu dalang diminta untuk merubah laras slendro menjadi pelog pada adegan Klono topeng ini. Dan perubahan tersebut masih di gunakan hingga sekarang. Sedangkan iringan beserta irama yang di pakai dalam Topeng Klono versi Pak Sunarno adalah sebagai berikut : 1. Ada ada Srambahan. Cakepan sebagai berikut : Rindhu mawur mangawur awur wurahan. Tengaranging ajurit. Gong magurugangsa, ( Lanjutnya saya belum sempat mendapatkan cakepannya, ada-ada ini juga di pinjam

dari Sl.9) 2. Lancaran Blendrong ( Irama lancar ). 3. Gangsaran 6. 4. Ldr. Pucung Rubuh Pl.6 ( 1 kali, irama tanggung). 5. Lcn. Bendrong Pl 6 (9) ( irama tanggung, lancar,ngelikberulang ) 6. Ldr. Eling-eling Pl.6 ( tanggung ke irama dadi terus ke wiled). kembali ke tanggung sebelum ke Sampak. 7. Sampak Pl 6 (9). Untuk lebih jelasnya, dihalaman berikutnya saya lampirkan notasi dari catatan pribadi saya secara berurutan. Saya lampirkan pula notasi terpisah dari sumber lain. ( Barry Drummond). Catatan : untuk sampak biasanya punya salahan yang berbeda-beda di notasi yang saya tulis saya tulis persis seperti iringan yang saya miliki untuk versi Klono topeng pak Sunarno. Dan sedikit kritik dan pertanyaan di bagian sampak ada kesimpangsiuran ada yang main nada 1 dan ada yang 5 pada waktu bersamaan.

Struktur dan Ragam Gerak

1.Bagian maju beksan ada-ada : Setelah jengkeng, Iringan : Lnc.

    

Pacak jangga Lumaksana ombak banyu Srising Besut Tanjak kanan

Bendrong Pl 6 (9) Irama Lancar.    Jengkeng Nikelwarti Sembahan

3. Beksan II Iringan : Ldr Pucung Rubuh Pl 6                 Kedua tangan malangkerik Ogek lambung Ukel miwir busana Genjat Mlintir brengos 3x Ngracik Genjot Tanjak kanan Lumaksana 3x Besut Tanjak Ogek lambung Genjot Sabetan, Pandhongan, Besut

2. Bagian beksan I: Iringan : Gangsaran 6.  Ambil topeng, berdiri, memkai topeng, pacak jangga.          Ulap-ulap kiri Trecet Obah bahu Pacak jangga Lumaksana 4x Besut Tanjak miring kanan Seblak sampur kiri ulap-ulap kiri Geblag kanan kebyok sampur kanan, kiri kebyok    Ulap-ulap kiri Trecet Obah bahu

Tanjak ( Masuk ke Lnc. Bendrong Pl 6 (9). irama tanggung.  

irama lancar ). Trecet mundur Besut tancep

     

Tertawa Ngancap Bopongan Lumaksana jajag Sabetan besut Tanjak

5. Gambyongan Iringan : Ldr Eling Eling Pl 6. Irama tanggung dadi lalu ke wiled waktu batangan.   Kengser Panggel ukel Batangan Tatapan tawing Kengsel ukel karma Laku telu Nacah Srisig entrangan kanan Ulap-ulap kiri Nubruk Lampah mundur ( seseg ke irama dadi ).      Besut tanjak Entragan Pandhongan alus Besut Tancep

4. Beksan II Iringan : Lncn. Bendrong Pl.6 (9).               Ogek lambung Ngigel jangga Entragan Trap jamangak Lombo ngracik Nyabet Ngelus bara Entragan Tumpang tali Ngracik Tebak bumi ( Mulai seseg ). Ngracut Ulap-ulap kanan Pandhongan ( seseg peralihan ke

        

6. Bagian mundur beksan sampak pl 6           Tanjak kiri Capeng Cancut Ombak banyu Srisig Besut tanjak Nikel warti Jengkeng Sembahan gedheg

---0o0---

You might also like