You are on page 1of 33

BIOLOGY

Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua. Ciri-ciri tumbuhan paku diantaranya adalah: 1. Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut berupa xilem dan floem. 2. Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada tumbuhan lain sebagai epifit atau di sisa-sisa tumbuhan lain/sampah-sampah sebagai saprofit. 3. Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak spora atau sporangium. Kotak-kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus. Sorus-sorus ini berkumpul di permukaan bawah dari helaian daun.

4. Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita lihat sehari-hari disebut generasi sporofit. 5. Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku ada yang khusus menghasilkan spora, disebut sporofil. Daun yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil, berfungsi untuk fotosintesis. 6. Tidak berbunga. 7. Umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam tanah). Tumbuhan paku dibagi menjadi 4 kelas, yaitu: 1. Paku Purba (Psilophytinae) 2. Paku Kawat (Lycopodiinae) 3. Paku Ekor Kuda (Equisetinae) 4. Paku Sejati (Filicinae)

Paku Purba (Psilophytinae)

Paku purba merupakan salah satu jenis tumbuhan paku yang hampir punah. Tumbuhan ini hidup di zaman

purba dan sekarang ditemukan dalam bentuk fosil. Daunnya kecil, terkadang tidak berdaun. Species yang masih ada adalah Psilotum. Paku Kawat (Lycopodiinae) Paku kawat memiliki ciri-ciri: berdaun kecil dengan susunan spiral; batang seperti kawat; sporangium muncul di ketiak daun dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut), umumnya hidup di darat.

Paku Ekor Kuda (Equisetinae)

Ciri-ciri tumbuhan ini adalah berdaun tunggal dengan ukuran kecil dan tersusun spiral, batang berwarna hijau dan beruas-ruas. Sporangium terletak di dalam strobilus (kerucut).

Paku Sejati (Filicinae)

Tumbuhan ini sering kita sebut dengan pakis. Ciri-cirinya adalah; daun berukuran besar, daun muda menggulung sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Berdasarkan tempat hidupnya, paku sejati dikelompokan menjadi; 1. Tumbuhan paku yang hidup di tanah seperti pada lereng pegunungan. Contoh: paku tiang (Alsophilla glauca), suplir (Adiantum cuneatum) dan pakis (Nephrolepis sp.)

2. Tumbuhan paku yang tumbuh di perairan. Contoh: semanggi (Marsilea crenata) dan paku air (Azolla pinnata). 3. Tumbuhan paku yang menempel pada tumbuhan lain/epifit. Contoh: paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) dan paku sarang burung (Asplenium nidus)

MANFAAT TUMBUHAN PAKU


Manfaat Tumbuhan Pakua; a. Sebagai tanaman hiasan :- Platycerium nidus (paku tanduk rusa)- Asplenium nidus (paku sarang burung)- Adiantum cuneatum (suplir)Selaginella wildenowii (paku rane) b. Sebagai bahan penghasil obat-obatan :Asipidium filix-mas- Dryopteris filix-masLycopodium clavatum c. Sebagai tanaman sayuran :- Marsilea crenata (semanggi)- Salvinia natans (paku sampan = kiambang) d. Sebagai pupuk hijau dalam pertanian :- Azolla pinnata >> bersimbiosis dengan anabaena azollae (gangang biru) e. Sebagai pelindung tanaman di persemaian :Gleichenia linearis f. Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara :Tumbuhan paku yang sudah mati pada zaman purba.Manfaat lumut hati: 1.Menahan erosi 2 . O b a t - o b a t a n = Marchantia polymorpha(obat radang hati)

Secara umum lumut daun memiliki peranan sebagi : Produsen Mencegah erosi Sebagai penyerap dan penyimpanan air Sphagnum dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kapas serta pupuk. Marchantia dapat dimanfaatkan sebagai alternative obat penyakit hati(hepatitis) Tumbuhan ini benar-benar telah berupa kormus, jadi telah jelas adanya akar, batang dan daun. Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagi epifit. Paku menyukai tempatlembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai (paku laut) sampai sekitar kawah-kawah(paku kawah). Berdasarkan spora yang dihasilkan dikenal 3 jenis tumbuhan paku, yaitu: 1. Paku Homosfor atau Isospor >> menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya pakukawat (Lycopodium clavatum). 2. Paku Heterospor >> menghasilkan dua jenis spora yaitu: mikrospora (jantan) danmakrospora (betina), misalnya paku rane (Selaginella wildenowii) dan semanggi(Marsilea crenata). 3. Paku Peralihan >> menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama (isospora)tetapi sebagian jantan dan sebagian betina (heterospora), misalnya paku ekor kuda(Equisetum debile)

Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku,, xilem terdapat di tengahdikelilingi,, floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris.. Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. danCyathea sp.). Batang tersebut kebanyakan berupa akar tongkat (Rhizoma). Tipe berkaspembuluh angkut batang sama dengan akar, yaitu tipe konsentris. BERMACAM-MACAM DAUN PAKU daun yang kecil-kecil disebut Mikrofil daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai dagingdaun (Mesofil) daun yang khusus untuk asimilasi disebut Tropofil daun yang khusus menghasilkan spora disebut Sporofil - Sporangium adalah kotak spora - Sorus adalah badan tempat berkumpulnya kotak spora - Indusium adalah selpaut yang menlindungi sorus muda Perkembangbiakan paku tergolong Metagenesis. Berbeda dengan lumut, yang sehari-harikita sebut sebagai tanaman paku adalah fase sporofit-nya. Tumbuhan paku yang ada dibumi ini mempunyai masa kejayaan dalam zaman Paileozoikum, terutama dalam zamankarbon -> disebut zaman paku. Sisa-sisanya sekarang dapat digali sebagai batubara.

a. Paku Purba (Psilopyta) Divisi Psilophyta disebut juga paku purba. Sesuai dengan namanya, tumbuhan paku ini sudah banyak yang punah. Jenis tumbuhan ini, yang masih ada hanya sedikit saja. Diperkirakan hanya tinggal 10 13 species yang berasal dari 2 genus. Paku purba merupakan paku telanjang yang tidak berdaun. Kalau pun ada, paku purba hanya mempunyai daun-daun kecil (mikro l) yang belum terdeferensi. Oleh karenanya, fotosintesis berada di batang yang mengandung klorol. Paku purba juga ada yang belum punya akar. Dengan demikian, paku purba ini tidak mempunyai jaringan pengangkut. Tentunya, paku ini akan memiliki rizoid untuk mengangkut air dan mineral. Tumbuhan paku ini juga mempunyai sifat homospora, dan banyak hidup di daerah tropis dan subtropis. Contoh paku kuda adalah Rhynia sp. yang merupakan paku purba berdaun dan Psilotum nudum yang merupakan paku purba tidak berdaun. b. Paku Kawat (Lycophyta) Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang sudah punah maupun yang sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dinamakan paku kawat karena mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yang mempunyai akar, batang dan daun sejati. Daunnya kecilkecil (mikrol), tidak bertangkai dan bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporol terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yang menyebut paku kawat itu sama saja pinus

tanah. Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.). c. Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta) Divisi Arthrophyta memiliki tubuh yang cabangnya berkarang dan jelas kelihatan berbuku-buku dan beruasruas. Lapisan luar (epidermisnya), mengandung silika sehingga terlihat berpasir. Orang banyak menggunakan batang ekor kuda untuk menggosok pot ataupun kuali, sebelum ditemukan alat penggosok dari baja. Oleh karenanya, tumbuhan ini disebut juga dengan tumbuhan penggosok. Daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun berkarang. Sporol selalu berbeda dengan daun biasa, biasanya berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Sporol tersebut merupakan badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang yang juga disebut sebagai strobilus. Akarnya sangat kecil dan halus, terdapat pada buku-buku dari rhizoma atau pada pangkal batang. Beberapa jenisnya ada yang memiliki semacam umbi untuk menghadapi masa yang buruk. Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya adalah paku ekor kuda (Equisetum debile).

d. Paku sejati (Filicophyta)

Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang bisa selalu kita temukan. Mengapa? Sebab, kita bisa menemukannya di sawah, di pekarangan rumah yang teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yang ada di depan rumah kita. Paku sejati juga termasuk tumbuhan yang memiliki struktur tubuh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sejati. Batangnya ada yang tertanam di dalam tanah membenruk rihzoma. Daunnya berupa makro l dan bentuknya bermacam-macam, bertangkai, dan tulangnya bercabang-cabang. Saat masih muda, daunnya akan tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat sporangium. Contoh tanaman paku sejati adalah paku tanduk rusa (Plathycerium coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi (Marsillea crenata).
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2249928-klasi%EF %AC%81kasi-tumbuhan-paku/#ixzz1ldUUN9RM

BRYOPHYTA / TUMBUHAN LUMUT Kingdom plantae meliputi organisme multiseluler yang telah terdiferensiasi, eukariotik dan sel selnya memiliki dinding sel selulosa. Hampir seluruh anggota plantae sel selnya mempunyai

klorofil sehingga bersifat autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri. Yang termasuk plantae adalah lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Adapun penjelasan dari berbagai kelompok tumbuhan/plantae sebagai berikut : Termasuk divisi bryophyte, berasal dari bahasa yunani yang berarti tumbuhan lumut , pada umumnya lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Tubuh lumut dapat dibedakan antara sporofit dan gametofitnya. Gambar 9. Tumbuhan lumut dengan sporofit muda dan bagian-bagian lumut 1. Ciri Ciri Tubuh a. Sel sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa. b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya (anteredium maupun arkegonium) terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta). c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian bagian sebagai berikut: 1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang membentuk rizoid rizoid epidermis. 2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks. 3. Silinder pusat terdiri dari sel sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam garam mineral (makanan). Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem. d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel se l daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. f. Rizoid tampak seperti rambut / benang benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam garam mineral (makanan). g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas: 1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium. 2. Seta atau tangki 3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora 4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora. 5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora. Gambar 10. Struktur sporofit (sporogonium) 2. Reproduksi Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut: 1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher. 2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. G Jika a satu (m disebut 3. Klasif Digo menjadi a. Lumu akar yan Siklus h Sporofit

lumut in lumut ga Gambar 11. anteredium d onoesis) da berumah du fikasi olongkan m tiga kelas ya ut daun / Mu Lumut daun ng disebut riz idup lumut m pada umum i antara lain: ambut Sphag Gambar 12. Pergiliran Ke dan arkegon an jika dalam ua (diesis). enjadi dua aitu Musci, H usci n banyak ter zoid dan stru mengalami pe mnya lebih ke Polytricum j gnum. Sphagnum eturunan tum ium berada d m satu individ kelas , nam Hepaticeae, d rdapat ditem uktur seperti ergantian an ecil , berumu juniperinum, dan Polytric mbuhan lumu dalam satu in u hanya terd mun berdasa dan Anthoce mpat tempa daun. tara generas ur pendek d Furaria, Pog cum juniperin ut.dan seper ndividu, tumb dapat antered arkan peneli roraceae.

at yang lemb si haploid de an hidup ter gonatum cirr num rti bagan met buhan lumut dium atau ar itian terbaru bab, mempu ngan diploid rgantung pad ratum, Aerob tagenesis: t disebut ber rkegonium sa u maka lumu unyai struktu . da gametofit brysis longiss rumah aja ut dibagi ur seperti t. Contoh sima, dan b. Lumut hati (Hepaticeae) Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan Porella. Gambar 13. Marchantia polymorpha dengan anteridium dan arkegonium c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae) Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis. 4. Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia , tetapi ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.

Jenis-jenis Tumbuhan Lumut (daun, hati, tanduk)- Dalam tulisan kali ini kita akan membahas 3 jenis tumbuhan lumut yaitu lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk. Ketiga jenis tumbuhan lumut diatas memiliki ciri masing-masing yang berbeda. Simak uraian berikut tentang jenis-jenis tumbuhan lumut. 1. Ciri-ciri struktur Lumut Daun Lumut daun (moss) merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal. Hamparan lumut daun

terdiri atas kelompok lumut yang padat, yang saling menyokong satu sama lain. Setiap tumbuhan yang tergabung dalam hamparan tersebut melekat pada substrat dengan sel memanjang atau filamen seluler yang disebut rizoid. Gametofitnya tumbuh tegak di permukaan tanah, memiliki bagian-bagian yang menyerupai akar, batang, dan daun yang sesungguhnya tidak sama dengan struktur yang sama pada tumbuhan vaskuler. Gametofit merupakan generasi dominan, tempat terjadinya fotosintesis. Sporofit tumbuh membentuk suatu batang panjang yang muncul dari arkegonium. Pada ujung batang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat terjadinya pembelahan meiosis dan spora haploid berkembang. Gambar 7.3b sporofit yang memiliki sporangium berbentuk kapsul dengan tutupnya disebut kaliptra. Jika kadar air rendah, kaliptra terlepas, gigi peristom terbuka, dan spora keluar.

Gambar 7.3 Lumut daun Salah satu contoh lumut daun adalah lumut gambut atau sphagnum, terhampar menutupi permukaan daratan bumi seperti karpet. Hamparan lumut gambut sangat tebal, terdiri atas tumbuhan hidup dan mati di tanah basah, mengikat banyak sekali karbon organik. Sebagai tempat penyimpanan karbon, rawa gambut tersebut berperan penting dalam menstabilkan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Sphagnum tumbuh di daerah tundra, merupakan makanan rusa kutub. Lumut daun dapat dimanfaatkan sebagai media tanaman (pengganti ijuk). Siklus hidupnya sudah kamu lihat pada Gambar 7.1. 2. Ciri-ciri struktur Lumut Hati Hutan tropis merupakan tempat hidup lumut hati dengan keanekaragaman yang paling besar. Gametofitnya merupakan lembaran daun tipis yang menempel pada substratnya dengan rizoid yang halus. Lembaran daun dibagi menjadi beberapa lobus, bentuknya seperti hati hewan, epidermisnya mengandung klorofil. Pada permukaan gametofit terdapat badan seperti mangkuk yang berisi kuncup (gemma) yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan aseksual. Kuncup yang terlepas dan jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi individu baru. Siklus hidup lumut hati hampir sama dengan siklus hidup lumut daun. Gambar 7.4b Lembaran daun (gametofit dengan mangkuk berisi gemma, anteridium, dan arkegonium.

Gambar 7.4 Kelompok Lumut hati Perkembangbiakan seksual terjadi melalui pembentukan arkegonium dan anteridium, biasanya tumbuh pada gametofit yang berbeda. Tangkai arkegonium disebut arkegoniofor, sedangkan tangkai anteridium disebut anteridiofor. Lekukan pada payung pembawa anteridium lebih dangkal dibanding dengan payung arkegonium. Pada tiap lekukan terdapat satu arkegonium, yang tumbuh ke arah bawah. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot, sementara arkegoniofor terus memanjang. Zigot tumbuh menjadi sporofit dan terbentuk kapsul tempat tumbuhnya spora yang haploid. Spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi benang yang tidak tentu bentuknya dan berfungsi sebagai sel pemula pembentukan gametofit. 3. Ciri-ciri struktur Tanduk Di antara semua lumut, lumut tanduk adalah yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan tumbuhan vaskuler. Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Sampai saat ini ketiga divisi lumut itu masih bertahan sebagai tumbuhan darat. Adanya hamparan lumut pada permukaan tanah dapat mencegah erosi. Selain itu, rizoid lumut dapat menembus permukaan batuan. Proses ini secara bertahap membentuk tanah baru. Oleh karena itu, tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan pionir. Dapatkah kamu sebutkan manfaat lainnya?

Gambar 7.5 Lumut tanduk

> Jenis-Jenis Lumut


>>> Tubuh lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran daun dan ada pula yang seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya, tetapi belum terdapat akar yang sesungguhnya sehingga lumut ini oleh para ahli dibedakan menjadi dua kelas, yaitu Hepaticae (lumut hati) dan Musci (lumut daun).

1) Hepaticopsida/Lumut Hati Seringkah Anda menemukan lumut di tempat yang basah atau di tempat kering seperti pada kulit-kulit pohon, di atas tanah, atau batu cadas? Golongan lumut ini sering hidup di daerah tersebut. Gambar tersebut menunjukkan salah satu contoh species lumut hati yang terkenal. Contoh lumut hati yang lain adalah Marchantia geminata, Anthoceros natans, Ricceia natans, dan Marchantia polymorpha. Amatilah bentuk tubuhnya! Tubuhnya berwujud tumbuhan yang pipih hijau seperti pita yang bercabang-cabang dan di tengahnya ada urat daun. Permukaan atasnya lebih hijau dibandingkan dengan permukaan bawahnya, hal ini menunjukkan bahwa lumut tersebut mengandung klorofil, apakah lumut tersebut dapat melakukan fotosintesis?

Sebagian besar lumut hati ini mempunyai sel-sel yang mengandung minyak. Minyak tersebut berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri. Tumbuhnya lekat dengan permukaan tanah yang lembap dengan ratusan rizoid yang panjang dan halus. Cara perkembangbiakannya sama dengan lumut pada umumnya, yaitu secara seksual dan tempat anteridium dan arkegonium terpisah, jadi Marchantiales ini berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan anteridiofor dan pendukung arkegonium dinamakan arkegoniofor. Pada tiap lekukan (lobus) terdapat satu arkegonium yang tumbuh ke arah bawah. Pada saat turun hujan, pembuahan ini akan terjadi, yaitu oleh percikan air hujan, cairan yang mengandung spermatozoid terlempar dari anteridium ke arkegoniofor dan terbentuk zigot, kemudian menjadi sporofit dan terbentuk kapsul sebagai tempat terbentuknya spora, sementara arkegoniofor akan tumbuh terus memanjang. Spora ini akan jatuh pada tempat yang cocok sehingga akan berkecambah menjadi protonema yang berupa benang pendek dan mengandung klorofil dan selanjutnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati. Lumut hati juga melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan pemisahan bagian tubuhnya (fragmentasi) dan pembentukan kuncup (gemma) pada bagian atas daun, kuncup yang terlepas tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut hati. Apa peranan lumut hati bagi kehidupan kita? Dahulu, lumut ini digunakan sebagai bahan obat penyakit hepar (hati), tetapi sampai saat ini belum diketahui secara pasti kepentingan ekonomisnya. Tetapi dapat digunakan sebagai indikator untuk daerah lembap dan basah. 2) Bryopsida/Lumut Daun Tahukah Anda lumut ini disebut sebagai lumut sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Habitatnya yang amat luas, dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul dan secara periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Dapat tumbuh juga di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, batang dan cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi di dalam air jarang ditemukan. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam. Perhatikan bagian-bagian lumut daun pada Gambar 7.18!

Amatilah struktur tubuhnya! Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Amatilah batang dan daunnya dengan menyayat setipis mungkin, kemudian letakkan di objek glass, tetesi dengan air lalu tutuplah dengan cover glass. Amatilah di bawah mikroskop! Apakah Anda menemukan jaringan pengangkut? Jika tidak menemukannya, berarti dia tidak mempunyai jaringan pengangkut. Inilah yang membedakan lumut dengan tumbuhan tingkat tinggi, sehingga digolongkan tersendiri. Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada lumut daun yang bersifat banci atau berumah satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan yang bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti corong, seperti tampak pada Gambar 7.18! Karena sporofit yang ada di dalam arkegonium terus tumbuh membesar dan memanjang, maka arkegonium lama kelamaan akan robek dan akan membentuk tudung (kaliptra) pada bagian atas sporofit. Bagian atas sporofit ini akan terus membesar dan membentuk kapsul/sporangium. Kapsul yang telah masak memperlihatkan susunan yang khusus, yaitu berbentuk seperti tabung silindris dan pada puncaknya mempunyai penutup yang disebut operculum, di bawah operculum terdapat gigi peristom jika dalam keadaan lembap akan menutup sehingga spora tidak bisa keluar. Apabila keadaan kering atau kapsul sudah masak, maka gigi peristom akan membuka menghadap ke luar dan

operculum terlepas sehingga spora akan keluar, lihat Gambar 7.18! Gigi peristom juga mempunyai tangkai yang disebut seta. Seta ini akan mengangkat kapsul ke atas, sehingga spora yang akan dikeluarkannya mudah tertiup angin dan tersebar ke mana-mana. Spora tersebut bila jatuh pada tempat yang cocok akan tumbuh menjadi protonema, tumbuh tunas-tunas, dan menjadi tumbuhan lumut. Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel telur, dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi sporofit. Contoh species lumut daun yang terkenal adalah Sphagnum sp. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

3. Lumut Kerak (Lichenes) Sebenarnya lumut kerak ini merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta yang uniseluler.

Ada sekitar 18.000 species Lichenes yang sudah diidentifikasi. Lichenes ini mampu hidup pada lingkungan yang kurang baik, dapat ditemukan di bebatuan. Bagaimana hubungan kedua organisme tersebut sehingga dapat tumbuh menjadi Lichenes? Coba ingat kembali materi tentang alga! Alga mempunyai klorofil sehingga dia mampu melakukan fotosintesis yang akan menghasilkan makanan. Selanjutnya, makanan tersebut digunakan oleh jamur untuk hidup dan tumbuh. Jamur melalui hifa-hifanya dapat menyerap dan menyimpan air dan mineral yang juga akan digunakan oleh alga. Jadi, keduanya saling membutuhkan. Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada lumut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu. Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indikator pH. Berapa banyakkah jenis lumut kerak yang dapat kita temukan? Lumut kerak yang talusnya seperti kerak dan melekat erat substratnya dinamakan krustosa, misalnya Physcia. Jika talusnya berbentuk seperti daun dinamakan foliosa, misalnya Parmelia. Jika bentuk talusnya tegak seperti semak atau mengantung seperti pita/jumbai dinamakan fruktikosa, misalnya Usnea (lumut janggut) yang melekat pada pucuk pohon di daerah pegunungan. Sejak dahulu, Usnea dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena mengandung asam usnin, yang merupakan bahan antibiotik.

Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan potongan lumut kerak, maka induk akan terlepas. Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung. Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.

Jenis-Jenis Tumbuhan Paku- Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga golongan. Berikut uraian masing-masing menegnai Jenis-Jenis Tumbuhan Paku 1) Tumbuhan Paku Homospora. Dari hasil pengamatan dan penelitian diketahui bahwa ternyata tumbuhan ini ada yang mempunyai spora berumah satu dan berukuran sama besar yang dinamakan paku homospora/isospora. Contoh jenis paku ini adalah suplir (Adiantum cuneatum). Amati tumbuhan paku suplir! Batangnya menjalar di dalam tanah yang berupa rizoma, kemudian tumbuhan daun muda yang menggulung seperti spiral. Pada permukaan bawah daun fertil (sporofil) terdapat bintik-bintik coklat yang sering disebut sorus. Sorus ini merupakan kumpulan sporangium, di dalam tiap sporangium terdapat sel induk spora yang akan membelah secara mitosis yang akan menghasilkan sejumlah spora yang bentuk dan ukurannya sama. Bila spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium. Pada permukaan bawah gametofit dewasa akan terbentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan arkegonium. Jika terjadi fertilisasi terbentuk zigot. Zigot berkembang menjadi tumbuhan suplir baru (sporofit). 2) Tumbuhan Paku Heterospora. Ada pula tumbuhan paku yang mempunyai protalium tidak sama besar dan berumah dua, pemisahan jenis kelamin ini terjadi pada pembentukan spora dan ukurannya pun berbeda, sehingga tumbuhan paku ini disebut dengan paku heterospora. Spora yang berukuran besar mengandung banyak makanan cadangan dinamakan makrospora/megaspora. Adapun spora yang kecil dinamakan mikrospora, dihasilkan dari mikrosporangium. Contohnya paku semanggi (Marsilea), paku rane (Selaginella). Perlu Anda ketahui mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium, sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Selanjutnya, mikroprotalium membentuk mikroogametofit yang akan menghasilkan anteridium dan akan menghasilkan sperma. Sebaliknya makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium dan akan menghasilkan ovum. Jika terjadi fertilisasi antara sperma dan ovum, maka akan menghasilkan tumbuhan paku. Dan tumbuhan paku ini akan berkembang menghasilkan spora, demikian seterusnya.

3) Tumbuhan Paku Peralihan. Selain paku homospora dan heterospora, ada pula jenis paku yang sporangiumnya menghasilkan spora sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya, sehingga disebut dengan tumbuhan paku peralihan. Tumbuhan paku ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan heterospora, misalnya paku tapal kuda (Equisetum debile). Apabila spora jatuh ke tanah sebagian akan tumbuh menjadi protalium jantan dan sebagian tumbuh menjadi protalium betina. Dari ketiga jenis paku ini coba Anda pelajari dan diskusikan dengan teman Anda mengenai daur hidupnya dan perbedaannya! Berdasarkan daur hidup tersebut, fase manakah yang berumur panjang?

Gambar 7.24 Skema daur hidup tumbuhan paku homospora

Gambar 7.25 Skema daur hidup tumbuhan paku heterospora

Gambar 7.26 Skema daur hidup tumbuhan paku peralihan Berdasarkan sifat sporanya, jenis tumbuhan paku dapat dibedakan seperti yang telah Anda pelajari di depan. Akan tetapi pembagian ini tidak mencerminkan jauh dekatnya hubungan kekerabatannya. Dalam taksonomi, termasuk tumbuhan paku yang sudah punah dimasukkan dalam pembagian dalam beberapa divisio, yaitu sebagai berikut. 1) Psilophyta (Paku Telanjang). Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini belum berdaun dan berakar, batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabangcabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya. Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Untuk memperoleh makanan gametofit paku ini bersimbiosis dengan jamur, karena tidak mempunyai klorofil. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka tumbuhan paku dinamakan paku telanjang, misalnya Rhynia major dan Psilotum. 2) Lycopodiophyta (Paku Kawat/Paku Rambut). Tumbuhan paku ini mempunyai ciri-ciri bentuk daun kecil-kecil, tidak bertangkai, batang seperti kawat dan akarnya bercabang-cabang, selalu bertulang satu. Pada beberapa jenis, daunnya mempunyai lidah-lidah (ligula), daunnya yang amat banyak tersusun rapat menurut garis spiral. Sporangium terdapat pada ketiak daun dan berkumpul membentuk seperti kerucut yang disebut strobilus, misalnya Lycopodium elavatum, Selaginela sp. Jika Anda menemukan paku kawat amatilah sesuai dengan ciri-ciri yang sudah Anda ketahui!

Gambar 7.27 Selaginela sp. 3) Equisetophyta (Paku Ekor Kuda). Tumbuhan ini sampai sekarang masih hidup, umumnya berupa herba yang menyukai tempat-tempat lembap, biasanya hidup di dataran tinggi. Paku ekor kuda mempunyai daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun seperti karang, daunnya terdapat di setiap buku, melingkar, dan berbentuk sisik. Adapun batangnya mirip dengan daun cemara, berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Sporofil selalu berbeda dengan daun biasa, sporofil ini berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Semua sporofil tersusun dan merupakan suatu badan berbentuk gada/kerucut pada ujung batang/cabang. Protaliumnya berwarna hijau dan berkembang di luar spora. Agar lebih jelas, carilah paku ekor kuda. Setelah Anda dapatkan, amati sporofil, protalium, ciri-ciri daun dan batangnya! Bandingkan dengan Gambar 7.28 ini!

Gambar 7.28 Equisetum sp. 4) Pterophyta (Paku Sejati). Pernahkah Anda melihat suplir (Adiantum cuneatum), paku tiang (Alsophila galuca), ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium

bifurcatum)? Tumbuhan ini sering digunakan untuk tanaman hias, dapat juga dimanfaatkan untuk sayur, misalnya semanggi (Marsilea crenata), bahkan ada yang digunakan untuk bahan obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas. Bagaimana ciri-ciri tumbuhan ini? Dalam bahasa sehari-hari, paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku/pakis yang sebenarnya atau paku sejati, mempunyai daun-daun besar (makrofil), bertangkai, mempunyai banyak tulang, pada waktu masih muda daun itu tergulung pada ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium. Paku ini banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh/lembap, sehingga di tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran matahari.

Gambar 7.29 Paku sejati Peranan Tumbuhan Paku bagi Kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita lihat tumbuhan paku digunakan sebagai tanaman hias di rumah-rumah. Ada yang ditanam di dalam pot, dan ada yang ditempelkan di pohon, misalnya suplir (Adiantum cuneatum), dan paku tiang (Alsophila galuca) dapat pula digunakan untuk tiang bangunan, ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), dan sarang burung (Asplenium nidus). Ada pula yang dimanfaatkan untuk sayuran, misalnya semanggi (Marsilea crenata), untuk obatobatan, misalnya Dryyopteris filix-mas, Lycopodium clavatum, bahkan ada yang digunakan untuk pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae, yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Ada yang memanfaatkan untuk alat penggosok dan pembersih, yaitu pada epidermis paku ekor kuda karena berstruktur kasar dan mengandung silikon dioksida. Bahkan pada zaman dahulu fosil tumbuhan paku ini membentuk batu bara yang dapat digunakan untuk bahan bakar. Manfaat Tumbuhan Paku Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku juga berperan dalam kehidupan, antara lain: a. Sebagai tanaman hias, misalnya Adiantum cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung) dan Platycerium biforme (paku simbar menjangan). b. Sebagai tanaman obat, misalnya rimpang dari Aspidium filixmas (Dryopteris) yang mampu mengobati cacingan. c. Sebagai bingkai dalam karangan bunga.

d. Sebagai pupuk hijau. e. Sebagai sayuran, contohnya adalah Marsilea crenata (semanggi).

Angiospermae
Angiospermae. 1. Sejarah Angiospermae Sejarah penemuan Angiospermae tidak terlepas dari penemuanRobert Brown pada tahun 1827 karena, Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia. Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown. Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang. 2. Pengertian Angiospermae. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga dan spermae yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji yang tertutup tertutup. Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di dalamnya. Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka, karena anggota Angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan lebih dari 250.000 spesies. Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia ini. Ada banyak factor yang menentukan sehingga angiospermae terdapat di mana-mana. Di antaranya adalah 1. mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan 2. membentuk buah, bunga dan biji. Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80% tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil/ magnoliopsida (sekitar 65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga, distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.

Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua (Dicotyledonae). 3. Ciri-ciri Angiospermae Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Tumbuhan Angiospermae merupakan tumbuhan berkayu dan juga terdiri dari tumbuhan yang berbatang basah, jika diferensiasi lebih lanjut nampak dari adanya trakea dalam xilem dan sel-sel pengiring dalam floem. System perakaran pada tumbuhan jenis ini ada yang berakar serabut adapula yang berakar tunggang. Jenis batang pada tumbuhan berbiji tetutup ini sangat berfariasi yaitu ada yang bercabag-cabang ada pula yang tidak bercabang. Pada daun, kebanyakan berdaun lebar, tunggal, atau majemuk dengan komposisi yang beraneka ragam, demikian pula pada pertulangannya. Pada bunga, pada tumbuhan berbiji tertutup ini mempunyai organ yang benar-benar merupakan bunga menurut pengertian kita sehari-hari. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari, tetapi adapula bagianbagian bunga pada golongan ini dapat lengkap dan dapat tidak. Bunga ada, tersusun dari sporofil ditambah bagian-bagian lain misal perluasan bunga. Makrosporofil membentuk badan yang disebut putik dengan bakal biji didalamnya sedangkan makrosporofil dan mikorsporofil terpisah atau terkumpul dalam satu bunga. Cara penyerbukan pada tumbuhan jenis ini sangat bermacam-macam caranya ada yang dibantu oleh angin yang menerbangkan serbuk sari dan adapula yang dibantu dengan bantuan serangga dan lain-lain. Serbuk sari tidak langsung jatuh pada bakal biji melainkan jatuh pada kepala putik dan jarak waktu pada penyerbukan sampai dengan pembuahan relatif lebih pendek dibandingkan dengan tumbuhan berbiji telanjang. Sel kelamin jantan berupa inti seperma (inti generatif) yang tidak bergerak aktif. Susunan anotomi akar dan batang ada yang berkambium ada pula yang tidak, ada yang berpenebalan sekunder ada yang tidak. Berkas pembuluh pengangkutan ada yang kolateral terbuka adapula yang kolateral tertutup, dan adapula yang bikolateral. Pada Xilem terdiri dari trakea dan trakeida, sedangkan Floem dengan sel-sel pengiring. Dari pengertian dan pemahaman diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tumbuhan berbiji tertututup ini berdasarkan sifat dan ciri-cirinya dapatdisimpulkan bahwa struktur dan sususnan bagian bagian organ tumbuhnya sangat kompleks dan berfariasi. 4. Pembentukan gamet pada Agiospermae a. Pembentukan Gamet Jantan

Pembentukan serbuk sari terjadi di dalam kantung serbuk. Di dalam kantung serbuk terdapat banyak sel induk butir serbuk yang diploid. Sel induk butik serbuk ini kemudian akan membelah secara meiosis menjadi 4 sel butir serbuk (mikrospora) yang haploid. Seperti pada bagan berikut:

SEL INDUK BUTIR SERBUK (DIPLOID) Membelah secara Miosis EMPAT SEL BUTIR SERBUK (HAPLOID) Masing-masing inti butir serbuk membelah secara mitosis SATU INTI VEGETATIF DAN SATU INTI GENERATIF b. Pembentukan Gamet Betina. Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang. Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3 sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari.

5. Proses Penyerbukan dan Pembuahan Satu inti sperma membuahi sel telur. Sampai di mikropil, inti vegetatif mati. 2 inti sperma . Inti generatif membelah. Membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga). Menempel pada kepala putik Butir serbuk/serbuk sari embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga endosperma (makanan cadangan bagi embrio). Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda. Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu : 1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis) 2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:

a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda. b.Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi. c. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga. Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.

6. Faktor yang membantu penyerbukan dan pembuahan. A. Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 yaitu: a. Autogami (penyerbukan sendiri) Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami. b. Geitonogami (penyerbukan tetangga) Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu). c. Alogami (penyerbukan silang) Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies. Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut : a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena: 1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya ....(protandri). Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung 2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ....(protogini) b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon) c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh. Contoh : kopi, kina dan kaca piring.

d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik. Contoh : vanili B. Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara : a. Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya amat ringan, kecil dan kering. Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan. b. Perantara air disebut hidrogami. Contoh : pada tanaman air. c. Perantara hewan disebut zoogami. entomogamiBila serangga ornitogamiburung malakogamisiput kiroptorogamikelelawar d. Perantara manusia disebut antropogami. Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia. 7. Pengelompokan Agiospermae. Agiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dapat dibagi kedalam dua kelas yaitu kelas Monocotyledoneae dan kelas Dicotyledoneae. a. Monocotyledoneae Mempunyai biji berkeping satu, berakar serabut, batangnya dari pangkal sampai ujung hampir sama besarnya. Umumnya tidak bercabang. Akar dan batang tidak berkambium. Contohnya: Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Musa paradisiaca (pisang), Cocos nucifera (kelapa). b. Dicotyledoneae Mempunyai biji jumlah kepingnya dua, berakar tunggang, batang dari pangkal besar makin ke atas makin kecil. Batang bercabang, akar dan batang berkambium. Contohnya: Casia siamea (johar), Arachis hypogea (kacang tanah), Psidium guajava (jambu biji), Ficus elastica (karet) Tumbuhan berbiji berkeping dua terdiri dari : 1. Suku Getah Getahan (Euphorbiaceae) 2. Suku kacang kacangan (Papilionaceae) 3. Suku terung terungan (Solanceae) 4. Suku polong polongan (leguminoceae) 5. Suku jambu jambuan (Myrtaceae)

8. Ciri-ciri dan perbedaan Agiospermae. Ciri-Ciri dan Perbedaan pada tumbuhan Agiospermae berdasarkan pengelompokannya yaitu Tumbuhan Monokotil dan Dikotil. Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki: 1. Bentuk akar - Monokotil : Memiliki sistem akar serabut - Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang 2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun - Monokotil : Melengkung atau sejajar - Dikotil : Menyirip atau menjari 3. Kaliptrogen / tudung akar - Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra - Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar 4. Jumlah keping biji atau kotiledon - Monokotil : satu buah keping biji saja - Dikotil : Ada dua buah keping biji 5. Kandungan akar dan batang - Monokotil : Tidak terdapat kambium - Dikotil : Ada cambium 6. Jumlah kelopak bunga - Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga - Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima 7. Pelindung akar dan batang lembaga - Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza - Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil 8. Pertumbuhan akar dan batang - Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar - Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar ANGGIOSPERMAE

You might also like