You are on page 1of 3

Outline PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP STRES PSIKOSOSIAL PADA USIA LANJUT

06 Desember 2011

Hendra purnawan Bab I 1.Latar Belakang: Masa usia lanjut merupakan salah satu periode dari perkembangan kehidupan manusia, sehingga cenderung mempunyai sifat dan sikap yang khas dalam hubungan dengan dunianya, dalam hubungan dengan masyarakatnya. Faktor psikososial pada usia lanjut merupakan permasalahan yang sangat membebani kehidupannya yang pada gilirannya berpengaruh terhadap berbagai gangguan fisik, mental dan psikososialnya. Tertawa sangat baik karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap stres psikososial pada usia lanjut. 2.Rumusan Masalah: Apakah secara parsial dan bersama-sama pngalaman yang di peroeh lansia dari lamanya mengikuti terapi tertawa Tujuan dan Kegunaan penelitian: Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan terapi terhadap stres psikososial pada usia lanjut,di ketahui tingkat stres psikososial usia sebelum dan sesudah dilakukan terapi tertawa Bab II Tinjauan Pustaka 1.Kerangka Teori Terapi Tertawa Mengurangi Stress dan Mencegah Penyakit. Dalam dunia psikoterapi, tertawa dapat dilakukan dengan terapi tertawa. Tertawa biasa dan tertawa yang dibuat-buat berbeda dengan terapi tertawa. Terapi tertawa merupakan tertawa yang dimulai dengan tahap demi tahap. Sehingga efek yang dirasakan bagi yang tertawa benar-benar bermanfaat

Terapi tertawa untuk mengurangi stres sudah banyak dilakukan orang. Tertawa 5-10 menit bisa merangsang pengeluaran endorphine dan serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga metanonin. Ketiga zat ini merupakan zat baik untuk otak sehingga membuat kita bisa merasa lebih tenang. Terapi tertawa merupakan teknik yang mudah dilakukan, tetapi efeknya sangat luar biasa, bahkan dapat menyembuhkan pasien dengan gangguan mental akibat stres berat. Tertawa dalam dunia medis, merupakan obat mujarab gangguan stres atau gangguan penyakit lainnya. Dari penjabaran diatas dapat di simpulkan bahwa psikologi tertawa memiliki dampak positif terhadap tubuh kita, antara lain: 1. Mengurangi stres. Tertawa akan mengurangi tingkat stress tertentu dan menumbuhkan hormon penyeimbang yang dihasilkan saat stress. 2. Meningkatkan kekebalan. Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena pada dasarnya tertawa membawa keseimbangan pada semua komponen sistem kekebalan tubuh. 3. Menurunkan tekanan darah tinggi. Tertawa dapat dipercaya mampu mencegah penyakit, seperti penyakit jantung, karena marah dan takut yang merupakan emosi penyebab serangn jantung bisa diatasi dengan tertawa. Secara garis besar, tertawa juga memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Tertawa sebagai olahraga Tertawa merupakan tindakan fisik yang bisa menjadi olahraga ringan untuk tubuh. Ketika tertawa, wajah Anda mengalami peregangan otot. Hal ini akan meningkatkan denyut nadi dan oksigen yang tersebar ke jaringan. Ini dikarenakan saat tertawa Anda akan benapas lebih cepat. Tidak hanya itu, tertawa membuat jantung memompa lebih cepat. Ini akan membuat sirkulasi peredaran darah jauh lebih lancar.

2. Meningkatkan imun tubuh Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu menangkal flu. Rendahnya tingkat stres dapat memperkuat kekebalan tubuh. Sebuah studi menunjukan bahwa antibodi mampu memerangi infeksi yang ada dalam tubuh saat tertawa. Hal itu disebabkan karena kadar oksigen meningkat ketika Anda tertawa. 3. Baik untuk hati Penelitian di California, Amerika Serikat, menemukan bahwa dengan menonton acara humor di TV dapat meningkatkan 26 persen kolestrol baik dalam tubuh. Penelitian ini juga dilakukan oleh para penderita diabetes, yang berhasil menurunkan risiko terkena penyakit jantung dengan menonton acara humor.

4. Baik untuk kesehatan mental


Tertawa membantu seseorang menahan energi negatif saat suasana hati buruk. Endorfin yang dihasilkan saat tertawa membuat perasaan jauh lebih baik.

Bab III Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan tes awal tes akhir dengan pendekatan cross sectional dan experimental. Responden diambil dengan menggunakan metode Nonprobability Sampling dari 60 responden menjadi 20 responden. Pemberian terapi tertawa dua kali dalam seminggu. Instrumen yang digunakan untuk mengukur stres psikososial adalah Social Readjustment Rating Scale (SRSS) dari Holmes&Rahe. Perbedaan kondisi stres psikososial antara sebelun dan sesudah pemberian terapi tertawa akan diuji dengan paired t-test. Hasil: Uji paired t-test menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan yaitu p = 0,000 pada hasil post test dengan nilai a=0,05 dan hasil t hitung 5,917 > t tabel 2,09. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 18 orang (90%) mengalami penurunan dan hanya dua orang (10%) yang tidak mengalami penurunan tingkat stres psikososial.

You might also like