You are on page 1of 21

Pentingnya Wawasan Tentang Narkoba

Penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja menjadi masalah dilematis. Kenapa? Karena tidak hanya menyangkut remaja atau pelajar itu sendiri. Tetapi juga melibatkan banyak pihak baik keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, teman sebaya, tenaga kesehatan, serta aparat hukum, baik sebagai faktor penyebab, pencetus ataupun yang menanggulangi. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa puber, pada masa inilah umumnya dikenal sebagai masa pancaroba, keadaan dimana remaja penuh energi, serba ingin tahu, belum sepenuhnya memiliki pertimbangan yang matang, mudah terombang ambing, mudah terpengaruh, nekat dan berani, emosi tinggi, selalu ingin coba dan tidak mau ketinggalan. Wawasan dan pengetahuan mengenai narkoba akan menjadi peran yang paling penting untuk mengetahui apa itu narkoba dan bagaimana narkoba menjadi barang paling berbahaya dan rentan keberadaannya khususnya di kalangan remaja. NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Bahasa populernya ialah NARKOBA yaitu singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Kata Narkotika berasal dari bahasa Yunani yakni Narkoum yang berarti membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Namun perlu diketahui sebelumnya bahwa narkotika memiliki khasiat dan manfaat yang digunakan dalam dunia kedokteran pada penanganannya diperuntukan untuk kesehatan dan pengobatan serta berguna bagi penelitian perkembangan ilmu pengetahuan farmakologi. Ironisnya saat ini malah disalahgunakan oleh pihak tertentu yang menjadikan narkotika sebagai komoditas ilegal. Narkoba menyerang dan merusak syaraf manusia yang mengakibatkan perasaan dan akal seseorang tidak berfungsi normal. Bila dua organ tersebut tidak berfungsi, sebenarnya manusia telah kehilangan kemanusiaannya. Pada dasarnya alkohol dan rokok adalah awal pintu masuk seseorang terjerumus narkoba. Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Dilematis, penyebab penyalahgunaan narkoba kerap menjadi permasalahan yang kompleks. Dan banyak sekali faktor penyebabnya diantaranya: - Faktor individual: kebanyakan dimulai pada saat usia remaja, sebab pada usia tersebut sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial. - Faktor lingkungan: faktor lingkungan ini meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat. Lingkungan Keluarga Harus menjadi perhatian khususnya pada lingkungan keluarga yakni; Komunikasi orang tua dan anak kurang baik, hubungan kurang harmonis, orang tua bercerai, kesibukan orang tua yang berlebihan sehingga lupa pada anak, orang tua yang otoriter, kurangnya orang teladan disekitar keluarga dan kurangnya kehidupan beragama. Lingkungan Sekolah Peranan lingkungan sekolah yang menjadi penting karena sebagian remaja hampir setengahnya di habiskan di lingkungan sekolah. Namun ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan lingkungan sekolah yang menjadi penyebab penyalahgunaan narkoba, diantaranya; lingkungan sekolah yang kurang disiplin, letak geografis lingkungan sekolah berdekatan dengan tempat hiburan, sekolah yang tidak memberikan perhatian dan pengembangan diri terhadap siswanya, dan adanya pengguna narkoba di lingkungan sekolah. Lingkungan Masyarakat Dalam lingkungan masyarakat yang perlu diperhatikan adalah lemahnya penegak hukum dan situasi politik, sosial ekonomi yang kurang mendukung. Beberapa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba diatas tidak seluruhnya menjadi penyabab penyalahgunaan narkoba. Baiknya mencegah daripada mengobati, beberapa pelaku narkoba mengakui kesusahan untuk berhenti dari narkoba karena sudah ketergantungan. Beberapa peran penting yang harus diperhatikan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yakni; pendidikan agama sejak dini, pendidikan dilingkungan keluarga, pendidikan agama di lingkungan sekolah atau kampus dan wawasan tentang narkoba. (DEDI Humas BNN)

Pengakuan Sejumlah Remaja Soal Merokok


Mulai Curi Rokok Papa hingga Berbagi Rokok dengan Papa
Slogan tentang bahaya merokok tak hanya satu dua ditemukan. Di setiap iklan rokok maupun kemasan rokok, bahaya rokok dipaparkan secara jelas. Zat-zat yang terkandung dalam rokok pun ditunjukkan beserta takarannya. Kendati demikian, jumlah perokok makin hari makin meningkat. Remaja pun ikutikutan menjadikan rokok sebagai salah satu akfititasnya. Sebagian besarnya mengaku merokok dimulai dari coba-coba. Seperti penuturan Oji. Siswa salah satu SMA swasta di Kota Padang ini mengaku, merokok karena melihat kebiasaan orangorang di sekitarnya yang banyak merokok. Karena penasaran, di kelas satu SMP, Oji pun mencoba merokok bersama temanteman sekolahnya. Menurut siswa berusia 16 tahun ini, ia merokok sembunyi-sembunyi. Biasanya itu dilakukannya di warung-warung. Di saat pulang sekolah dan tempat yang kemungkinan minim untuk diketahui oleh keluarganya. Di rumah memang tidak boleh merokok. Tapi sepertinya orang rumah sudah tahu kalau aku merokok. Dulu waktu SMP memang dimarahi. Tapi sekarang sudah tidak dihiraukan lagi, ujar remaja berbadan tambun ini. Ada lagi cerita yang menarik. Misalnya Agung. Ia jarang sekali untuk membeli rokok karena jajannya memang pas-pasan. Namun, aksi Agung untuk mendapatkan rokok, terbilang nekat. Diam-diam ia mencuri rokok orangtua laki-lakinya. Bahkan ia sudah hapal di mana orangtuanya menaruh rokoknya. Papa tidak pernah menghitung jumlah rokoknya. Awalnya saya ambil satu. Namun, karena tidak ketahuan saya ambil lagi, begitu seterusnya. Ambilnya sebatang-batang saja. Kalau sekali banyak, takutnya papa curiga, ujar remaja berambut lurus ini. Dari kalangan mahasiswa berbeda lagi. Merokok sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Bahkan, yang tak kalah menariknya lagi, ada mahasiswa yang berbagi rokok dengan orangtuanya. Katanya, orangtua sudah memaklumi kebiasaan merokoknya karena sudah dianggap besar. Sebab itu, Doni sering berbagi rokok dengan orangtuanya. Malahan mahasiswa berumur 21 tahun ini sering memberi orangtuanya rokok. Kita sudah mahasiswa ini, sudah bebas. Tidak ada yang perlu dibatas-batasi lagi. Waktu masih sekolah kita memang dilarang ini, dilarang itu. Tapi menyandang status mahasiswa, tidak ada lagi yang perlu dilarang, termasuk merokok, ujar Doni ketika ditanya alasannya merokok. Bahkan, kaum hawa kini telah banyak menghisap rokok. Salah satunya Widya. Mahasiswa Akademi Kebidanan ini malah terang-terangan merokok di depan teman-teman-teman prianya. Beberapa teman cowok aku banyak yang sudah tahu, kecuali pacar dan orangtua. Awalnya mereka memang kaget, tutur mahasiswa berusia 21 tahun ini. Alasan merokok, Widya mengaku untuk menghilangkan stres. Menurutnya, merokok mampu menenangkan pikirannya. Kendati pun ia sudah tahu bahaya merokok, tapi ia tidak ambil pusing. Sebab, ia merokok hanya kadang-kadang, tergantung suasana hatinya saja. Begitu juga dengan Ade, mahasiswa perguruan tinggi Islam ini juga bukan perokok berat. Ia merokok hanya sesekali saja. Sama halnya dengan Widya, ia merokok untuk menghilangkan stres. Setelah habis sekitar dua batangan, biasanya Ade menghentikan rokoknya. Dan itu dilanjutkanya sebulan hingga tiga bulan kemudian. Lalu merokok lagi jika memang sudah ingin..(fresti)

Masihkah Anak Indonesia Menjadi Harapan Bangsa?


Anak Indonesia adalah harapan bangsa di masa yang akan datang. Di atas pundak merekalah estafet perjuangan bangsa, mereka mengemban amanat kemajuan bangsa ini. Mereka yang menentukan nasib bangsa dimasa mendatang. Semua dari kita tahu kalimat diatas, semua sangat mengerti arti kalimat tersebut. Dan semua sudah sangat paham sekali bahwa anak-anak kita sekarang ini ialah wajah Indonesia di masa mendatang. Tapi rasanya kalimat penyemangat itu hanya kita bisa dengar di buku-buku pelajaran. atau di pidato-pidatonya para negarawan kita. Atau juga kita baca disitus-situs internet yang sering mngkampanyekan peranan remaja. Hanya sebatas itu, tidak sampai masuk pada penerapan yang mendalam dan serius. Dan tidak juga mendapat perhatian yang baik. Rasanya sudah lupa kita dengan masalah ini, bahkan sampai orang tertinggi dinegara kita ini pun rasanya sudah tidak tahu lagi tentang pentingnya masalah ini. Inilah yang tergambar jelas dari apa yang saya lihat semalam pada acara dadakan jumpa Presiden dengan para wartawan di Istana Presiden. Pertemuan yang dibuka pada pukul 20.00 dan selesai pada pukul 21.30 tersebut juga dihadiri para pembantu presiden yang duduk di kiri kanan ruangan. Dan ini adalah pertemuan kedua presiden dengan para wartawan secara langsung pada tahun 2012 ini. Dibukan dengan pertanyaan yang diajukan oleh wartawan Tv-One soal pertemuannya dengan kader Ngeyel-nya Nazarudin yang juga bendahara PD pada tanggal 23 Mei sebelum kaburnya Nazar. Presiden seperti kebiasaan- menjawab pertanyaan tersebut dengan tenang dan berusaha untuk berwibawa. soal demi soal dilontarkan dari para wartawan dan semua bisa dijawab oleh orang nomor 1 itu dengan gayanya yang khas. Ini yang membuat saya mengerutkan kening. Dari sekian banyak pertanyaan tidak ada satupun pertanyaan yang diarahkan ke SBY soal Tawuran Anak Sekolahan yang hamper selalu terjadi dan sudah sangat sering terjadi, di Jakarta khususnya. Semua pertanyan berkutat hanya pada masalah ekonomi, politik, kebijakan luar negeri dan sebagainya. Tidak ada satupun yang menyangkut soal Tawuran Anak Sekolahan ini. Apakah tawuran ini sesuatu yangwajar terjadi? Apakah sudah tidak penting lagi mendidik anak punya moral? Apa sudah tidak penting lagi kita membicarakan soal masa depan bangsa? Apakah kita merasa aman akan masa depan negeri ini dengan remaja yang semakin giat tawuran? Apakah urusan partai lebih penting dari pada ngurusin anak bangsa? Ketika partainya diserang oleh media karena kasus wisma atlit, sang ketua dewan Pembina maju mengadakan jumpa pers guna mengumumkan kebenaran partainya. Tapi ketika ada remaja sekolah tawuran, tidak ada reaksi yang keluar dari Istana. Kasian remaja sekarang! Jadi kepada siapa kita berharap akan masa depan bangsa ini? Kepada remaja kah, yang rajin tawuran? Atau kepada petinggi negeri yang lebih peduli partainya dari pada negerinya?

Tawuran Pelajar
Lagi2 tawuranlagi2 tawuran, apa enaknya para remaja ini melakukan hal tersebut? Setiap tahun ada saja korban yang mati sia2 gara2 tawuran ini. Tawuran sudah menyeluruh, hampir disetiap sekolah dan universitas di Indonesia pasti pernah ada kasus tawuran seperti ini. Hebatnya lagi para siswa ini membawa senjata tajam untuk berperang dengan tujuan yang tidak jelas. Darah muda darahnya para remaja, begitu kata om Rhoma.. memang benar darah muda masih mencari2 jati diri, masih labil, masih sok jago, masih suka2, dan masih merasa bahwa dirinya jiwa muda yang penuh semangat. Tetapi kalo kita nggak jaga baik2 maka hancurlah masa depan anak2 Indonesia gara2 budaya tawuran ini. Turun temurun Kono katanya tawuran ini disebabkan dendam turun temurun yang berasal dari nenek moyangnya murid sekolah atau universitas dari zaman dulunya, yang akhirnya diturunkan kepada junior2 atau adik2 kelasnya. Weleh, kalo kayak gini gk ada abisnya donk.. Ya, budaya turun temurun ini tidak memandang sebab, hal sepele bisa jadi pemicu atau bahkan nggak ada apa2 juga bisa memulai aksi tawuran ini. Bukannya menjelekkan nama institusi pendidikan, tetapi mayoritas remaja yang suka tawuran ini berasal dari sekolah yang cenderung keras cara mendidiknya dan banyak siswa lelakinya misalnya STM.. kalo dikampus misalnya fakultas teknik atau fakultas yang keras didikannya tetapi bukan berarti ini menjadi patokan. Aksi sok jago ini bisa dimaksudnkan untuk unjuk gigi atau pamer otot bahwa sekolah mereka lebih jago, atau supaya sekolah lainnya takut. Berdampak pada keresahan Menurut cerita dari teman yang pernah jadi korban tawuran, dia rela pindah keluar pulau hanya gara2 resah karena ancaman tawuran ini. Dulu, ia pernah ditelanjangi dan dipukuli hingga akhirnya harus pulang jalan kaki dengan kaos oblong dan celana kolor. Awalnya ketika ia naik bus kota menuju sekolahnya, ternyata mendadak disuatu jalan ada razia dari sekolah lain yang musuh sekolahnya. Tak ayal lagi kawan saya diperiksa badge sekolahnya wuih begitu tau ternyata badge nya dari sekolah musuhnya, langsung aja dipukuli ampe diturunkan paksa dari bus. Ditelanjangi dan diambil dompetnya apesss seperti misalnya kasus tawuran mahasiswa fakultas teknik dan fisipol Universitas Tanjungpura yang terjadi 13 Maret 2010 lalu, adalah salah satu potret bahwa tawuran sudah menjadi tradisi dikalangan dunia pendidikan. Mahasiswa dua fakultas tersebut bentrok kemarin , sekitar pukul 16.30. Tidak hanya saling pukul atau lempar, mereka juga melakukan aksi pembakaran. Yang menjadi korban adalah salah satu gedung FISIP. Seorang mahasiswa FISIP, Abanus, menjelaskan bahwa tawuran itu sebenarnya berlangsung sejak dua hari terakhir. Pemicunya adalah pemukulan terhadap mahasiswa fakultas teknik pada waktu sebelumnya. Semua saling merasa sok jago dan merasa kuat.. bila seperti ini mau dibawa kemana masa depan bangsa kita? Di jalan mereka berteriak seolah pahlawan bagi rakyat, tetapi di kampus mereka saling melempar batu karena hanya masalah sepele Tawuran ini akhirnya berdampak pada keresahan, dan ada yang lebih gila lagi kaum cewek pun bisa jadi ajang pelecehan gara2 tawuran ini. Ck ck ck ini sih sudah tindakan kriminal tapi tawuran tidak akan pernah selesai, tetapi mungkin bisa selesai apabila : y Ada satu generasi/angkatan disekolah yang bertikai menggelar reformasi untuk berdamai sehingga dari satu generasi ini akan meneruskan ke junior dibawahnya sehingga terjadi masa pemutus pertikaian. y Mengadakan acara bersama antar sekolah seperti ajang seni dan bakat, atau pelatihan dan seminar bersama, tidak mengadakan kegiatan yang bersifat kompetensi misak tanding sepak bola dsb ini akan memacu perkelahian juga. y Dan kegiatan persahabatan lainnya yang bersifat kerjasama, bukan kompetensi. Masih banyak jalan lainnya, misal dari sekolah memberikan tata tertib bagi siswa yang terlibat tawuran akan dikeluarkan dari sekolah, mengadakan pengawasan yang ketat saat siswa diluar sekolah. Selain dari itu orang tua juga harus benar2 mengawasi tingkah laku dan pergaulan anaknya. Ingatlah bahwa kekerasan tidak akan memberi manfaat apapun, tekun belajar dan raih masa depan.. lihat tuh makin banyak pengangguran, hati2 anda bakal jadi listing tambahan untuk pengangguran berikutnya bila tidak belajar dengan benar. Stop tawuran stop kekerasan !!

Kekerasan Media Mengarah Kenakalan Remaja


. NEW YORK-- Anak-anak yang banyak terpapar kekerasan dari media lebih berisiko untuk memiliki perilaku yang mengarah pada tindakan kekerasan saat remaja. Meskipun hal itu tetap tergantung pada berbagai hal lain. Demikian diungkap sebuah penelitian. Para peneliti mengatakan, mempertimbangkan bukti acara televisi penuh kekerasan, film dan video games dapat mempengaruhi perilaku anak. "Meskipun tetap mempertimbangkan berbagai faktor, penelitian menunjukkan kekerasan melalui media benar memberikan pengaruh terhadap tindak kekerasan," ujar pemimpin peneliti dari Rutgers Universitu di Newark, New Jersey, Paul Boxer.Dia menuturkan, secara rata-rata para remaja yang tidak terpapar kejahatan melalui media tidak menunjukkan prilaku yang mengarah pada kekerasan. Penemuan itu melibatkan wawancara dengan 820 remaja dan survei terhadap orangtua dan guru. Sekitar setengah dari para remaja itu berasal dari Michigan High School, sementara yang lainnya berasal dari pusat penahanan remaja. Subjek juga dicampur antara laki-laki dan perempuan dan golongan minoritas serta non minoritas. Tim Boxer bertanya kepada para remaja tentang tayangan televisi favorit, film dan video games pada saat mereka berusia 7 tahun. Kemudian dinilai untuk menentukan paparan kekerasan dari media tersebut. Para peneliti juga mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi risiko kekerasan atau agresivitas pada saat anak-anak, termasuk kesulitan belajar, sejarah masalah psikologis dan emosi serta paparan kekerasan pada kehidupan nyata. Mereka menemukan, meskipun tetap mempertimbangkan faktor-faktor lain, paparan kekerasan media secara berlebihan berkaitan dengan risiko tinggi yang mengarah pada kekerasan dan prilaku agresif pada saat remaja. Bahkan para remaja yang tergolong risiko rendah pada kekerasan tampak rentah terhadap rentan pada pengaruh kekerasan pada media. Berdasarkan pada penemuan terbaru dan sebelumnya, peneliti menyimpulkan, sangat kecil kemungkinan kesalahan dari pernyataan yang mengatakan paparan yang menyatakan kekerasan dari media secara konsisten dan substansial berpengaruh terhadap prilaku yang mengarah pada kekerasan. Para peneliti kemudian melanjutkan studi paparan media apa yang paling berpengaruh terhadap anak-anak pra-sekolah. Boxer mengatakan, pada anak yang lebih kecil maka mereka akan meniru perilaku yang mereka lihat. Padahal mereka belum bisa mebedakan perilaku yang berdasar pada kenyataan atau imajinasi dan yang benar atau salah. Dengan memahami mekanisme tersebut pada perkembangan anak, peneliti menyarankan, para orangtua atau guru dapat mempelajari untuk campur tangan pada prilaku potensial menuju agresivitas atau antisosial dan mengubahnya pada usia yang masih kecil. (reuters/ri)

'DPSDN6LDUDQ797HUKDGDS.HQDNDODQ5HPDMD
Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus modernisasi dan teknologi yang semakin berkembang, maka arus hubungan antar kota-kota besar dan daerah semkain lancar, cepat dan mudah. Dunia teknologi yang semakin canggih, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, disisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas diberbagai lapisan masyarakat. Meningkatnya kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri perfilman kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu ditampilkan dilayar kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik, khususnya remaja. Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk. Berbagai acara yang menayangkan tentang pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia gemerlap (dugem). Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy, goyang-goyangan yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dengan memaki-maki atau menghina dan sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang sering mempengaruhi remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk mengikuti perilaku tersebut. Dari tayangan tayangan tersebut ada remaja yang hanya sekedar menyaksikan, tapi tidak terpengaruh mengikutinya. Dan ada juga remaja yang memang gemar menyaksikan dan terpengaruh untuk mengikuti hal tersebut guna mencari sensasi di lingkungan pergaulan. Remaja inilah yang paling rawan melakukan berbagai pelanggaran, karena mereka mudah terpengaruh dan ingin mencari sensasi dilingkungan pergaulan agar dapat disebut sebagai remaja yang gaul. Terhadap remaja yang mudah terpengaruh oleh adegan-adegan tersebut, mengakibatkan mereka selalu berbuat iseng dalam bergaul atau dalam bentuk kenakalan. Apalagi mereka bergaul dengan teman yang nakal maka semakin mudah pula mereka terpengaruh. Seperti nonton film porno karena ketertarikan akan program televisi yang bersifat sensualitas hingga menimbulkan suatu bentuk penyimpangan dalam bergaul. Serta cara berpacaran yang sudah melewati batas, hingga menimbulkan seks bebas dikalangan remaja yang pada akhirnya banyak diantara remaja-remaja yang menikah di usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan pemerkosaan dan pencabulan dikalangan remaja. Begitu juga program yang menayangkan adegan kekerasan sehingga remaja yang pola pikirnya masih labil dan emosional cenderung untuk melakukan perilaku yang kasar dan tidak sopan baik kepada teman sendiri, maupun kepada guru bahkan orang tua seklaipun. Banyak sekali dampak negatif yang dirasakan terhadap remaja hanya saja terkadang remaja tidak terlalu merespon berbagai dampak yang muncul.

Duh, Dua ABG Perempuan ini Pesta Miras bersama 18 Remaja

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- Polsek Bunaken meringkus 20 anak baru gede (ABG) saat pesta miras, di belakang Pondek Pesantren Assalam, Kelurahan Bailang, Kecamatan Bunaken, Kamis (10/11/2011).

Dua dari 20 ABG yang diringkus berstatus sebagai siswi SMK asal Karame, yakni DS Alias Dina (17) dan SD alias Stevi (17). Sisanya para ABG Lelaki.

Menurut Kapolsek Bunaken,Inspektur Satu Frelly Sumampow, para kawanan ABG itu tertangkap bersama barang bukti minuman keras jenis cap tikus. Sebanyak 10 botol Cap tikus diisi dalam kemasan botol air mineral diamankan. Minuman cap tikus tersebut, dicampur dengan minuman buah-buah rasa jeruk. "Ini dalam rangka operasi anti mabuk kita intensifkan patroli dengan sasaran preman atau pun pesta miras," ujar Kapolsek Bunaken

Adapun, pengrebekan tersebut dipimpin oleh kanit patroli Aiptu Johan Kaleb. Saat diringkus para ABG tak berkutik, dan digiring ke markas Polsek. Kapolsek mengatakan, para peserta pesta miras tersebut dikenakan tindak pidana ringan. (ryo)

Satnarkoba Polres Sidoarjo ObrakAbrik Pesta Sabu


SIDOARJO (kabarsidoarjo.com)-Jajaran unit narkoba Polres Sidoarjo berhasil menggrebek tiga pemuda yang sedang berpesta Sabu- sabu disebuah kamar kos milik Edi (32), di Desa Ketegan Taman.

Tersangka sabu-sabu Ketiga pemuda yag berhasil disergap, Fery Ardiyansah (20), warga Jalan Stasiun Baru Kec. Taman, Slamet Ariyanto (23), warga asal Dungus Puri Mojokerto, dan Adi Setiawan (19), warga Jalan Kebonsari Baru Jambangan Surabaya. Kasat reskrim narkoba, AKP Chotib Widianto saat dikonfirmasi membenarkan telah menangkap tiga pemuda yang berpesta sabu. Pemilik kamar kos, Edi berhasil lolos dari sergapan anggota. Kami masih melakukan perburuan, dengan ciri- ciri yang telah diketahui, ujar AKP Chotib Widianto, Jumat (27/05/2011). Penyergapan pesta sabu tersebut dilakukan pada kamis (26/05) jam 02. 00 dinihari. Setelah mendapatkan informasi dari warga setempat, jika di kamar kos tersebut sedang berlangsung pesta sabu. Petugas langsung melakukan penggerebekan dan berhasil mengamankan tiga remaja yang dalam keadaan teler. Barang bukti yang berhasil diamankan berupa, sabu seberat 0, 26 gram, sisa sabu yang dalam pipet (alat berupa pipa kaca), seberat 0, 59 gram dan pil koplo jenis LL sebayak 40 butir, tegas AKP Chotib Widianto. (Arip)

Jalan Lingkar Ajang Balap Liar


PALU, Jalan MERCUSUAR lingkar di lokasi pegaraman Kelurahan

Talise kini menjadi arena balap liar. Praktis, kondisi sangat menggangu warga yang melintas di lokasi ini

tersebut karena badan jalan dipakai kebutan. Nova, warga yang ditemui di untuk kebut-

lokasi tersebut mengatakan, pebalap liar yang umumnya remaja ini berlaku cuek dan tidak menghiraukan pengendara lainnya. Yang jadi takut pengendara motor lainnya. Kalau terjadi tabrakan bagaimana. Anak-anak yang ba balap ini laju semua bawa motor, kita yang jadi was-was, keluh Nova.

Arlin warga Talise mengatakan, kawasan jalan lingkar yang seharusnya menjadi lokasi santai atau wisata bagi warga Palu, sekarang menjadi bising dengan hadirnya remaja yang melakukan balap liar. Apalagi kalau sore-sore, sudah macam-macam di sini. Ada motor Free Style dan yang paling menggangu balapan liar ini. Kita juga heran, sampai sekarang tidak ada ketegasan dari pemerintah atau kepolisian untuk menindak ini. Padahal kondisinya sudah sangat mengganggu, ujarnya. FIT

45 Persen Remaja Jakarta Pakai Narkoba


(VIVAnews/ Dewi Umaryati) VIVAnews - Angka pengguna narkoba pada kalangan remaja di Jakarta terus mengalami peningkatan yang tajam. Dalam lingkungan sekolah jumlahnya mencapai 45 persen. Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta membentuk nota kesapahaman untuk memasukkan penyuluhan dan pencegahan narkoba di dalam kurikulum pendidikan. Wakapolda Brigjen Putut Bagusprasetyo mengatakan, kegiatan ini merupakan implementasi kebijakan Kapolri untuk membangun partnership building. Demi menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkoba. "Ini merupakan upaya preventif untuk mencegah anak-anak muda atau usia produksif agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba," ujarnya kepada wartawan, Jumat 4 Juni 2010. Hal senada juga diungkapkan, oleh Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Anjan Pramuka Putra. Menurutnya dari data yang ada pada tahun 2010, para pengguna narkoba di usia remaja atau produktif (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi) di Jakarta sebanyak 45 persen. "Jumlah ini cukup mengkhawatirkan, untuk itu perlu adanya sebuah penyuluhan, pencegahan, serta dampak dari narkoba yang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan," jelas Anjan. Ia melanjutkan, dimasukkannya masalah penyuluhan dan pecegahan narkoba ke dalam kurikulum pendidikan, dinilai bisa meredam angka penggunaan narkoba di kalangan pelajar. Seperti yang tertuang dalam UU No 35 Tahun 2009, pasal 60, dimana bahaya narkoba harus dimaksudkan ke kurimulum pendidikan dilingkungan sekolah. "Diharapkan jika sudah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah baik negeri dan swasta, sekolah DKI Jakarta bisa jadi percontohan untuk provinsi lain," tegasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto menyembut baik adanya nota kesepahaman tersebut. Ia menuturkan, dengan masuknya kurikulum bahaya narkoba dinilai dapat memberikan pencegahan kepada siswa akan dampak buruk dari narkotika. "Prinsipnya kita mencegah terus dan memberikan pemahaman kepada seluruh unsur pendidik dan siswa," imbuhnya. Nantinya, sambung Taufik, kurikulum bahaya narkoba akan diberlakukan untuk tingkat SD, SMP, SMA di Jakarta. "Guru-guru juga akan diberikan pelatihan, dan tentunya akan dibuat modul-modul tentang bahaya narkoba, mulai dari pencegahan dan penyuluhannya," tutupnya. (adi)

PSIKOLOGIS
Ada seorang Ibu yang tinggal di Jakarta bercerita bahwa sejak maraknya kasus tawuran pelajar di Jakarta, Beliau mengambil inisiatif untuk mengantar dan menjemput anaknya yang sudah SMU, sebuah kebiasaan yang belum pernah Beliau lakukan sebelumnya. Bagaimana tidak ngeri, kalau pelajar yang tidak ikut-ikutan-pun ikut diserang ? Mengapa para pelajar itu begitu sering tawuran, seakan-akan mereka sudah tidak memiliki akal sehat, dan tidak bisa berpikir mana yang berguna dan mana yang tidak ? Mengapa pula para remaja banyak yang terlibat narkoba dan seks bebas ? Apa yang salah dari semua ini ? Seperti yang sudah diulas dalam artikel lain di situs ini, remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
y y y y

Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun) Masa pubertas (14 - 16 tahun) Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun) Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun) Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut. Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan

cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara. Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidak boleh berpikir, "Ya ampun... itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ? Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengerti bahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itu bahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya. Masa pubertas (14 - 16 tahun) Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini. Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri. Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun) Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri

lebih cepat dicapai dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya. Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun) Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna, baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya, minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol akan terlihat jelas pada fase ini.

Perkembangan Psikologis Remaja


Perkembangan Psikologi Remaja. Bicara tentang psikologi remaja tentu tak lepas dari perkembangan psikologis remaja, yang mana dapat dikatakan suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika memasuki usia 12-22 tahun. Pada fase perkembangan psikologi remaja, anak harus mampu meninggalkan sifat kekanakkanakannya. Lebih lanjut tentang psikologi remaja simak disini. 1. Siapa Remaja itu? Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 15 tahun = masa remaja awal, 15 18 tahun =masa remaja pertengahan, dan 18 21 tahun = masa remaja akhir. Baca selengkapnya di Batasan Usia Remaja 2. Ciri-ciri atau Karakteristik Psikologi Remaja a. Perkembangan Fisik Psikologi Remaja Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir,proporsi tubuhmencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf :2005). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni : 1) Ciri-ciri Seks Primer Perkembangan psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remajapria, sekitar usia 14 15 tahun, mengalami mimpi basah, keluar sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus menarche (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, kelelahan, depresi, dan mudah tersinggung. Psikologi remaja 2) Ciri-ciri Seks Sekunder Perkembangan psikologi remaja pada seksualitas sekunder adalah pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit

berubah menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan bulubulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan proporsional. b. Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 1220 thn secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut 1) Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak 2) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah 3) Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak 4) Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis 5) Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya psikologiremaja 6) Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi 7) Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri) pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara

c. Perkembangan Emosi Psikologi Remaja


Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosiremaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yangberkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku salah suai, misalnya : psikologi remaja 1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya 2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi : 1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lainlainnya 2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak

Pekembangan Moral Psikologi Remaja Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain). psikologi remaja d. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya. e. Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem siapa saya? (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja) adalah : 1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula 2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru 3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan citacitanya 4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis 5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri Tindakan antisipasi remaja akhir adalah: 1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya 2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan 3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap temantemannya 4) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya f. Perkembangan Kesadaran Beragama

Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangankepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan

1) Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari normanorma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. 2) Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku nakal remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari luar (eksternal). 3) Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. 4) Adanya motivasi dari keluarga , guru , teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja. 5) Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.

B. Saran Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut. Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah. Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya. Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya. Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

DAFTAR ISI
A. Pentingnya wawasan tentang narkoba ............................................................................ B. Pengakuan Sejumlah Remaja Soal Merokok .................................................................. C. Masihkan Anak Indonesia Menjadi Harapan Bangsa ? ................................................... D. Tawuran Pelajar ............................................................................................................. E. Kekerasan Media Mengarah Kenakalan Remaja ............................................................. F. Dampak Siaran TV Terhadap Kenakalan Remaja ........................................................... G. Duh, Dua ABG Perempuan Pesta Miras ......................................................................... H. Satnarkoba Polres Sidoarjo Obrak-Abrik Pesta Sabu ...................................................... I. Jalan Lingkar Ajang Balap Liar ...................................................................................... J. Psikologi ........................................................................................................................ K. Perkembangan Psikologis Remaja .................................................................................. L. Kesimpulan dan Saran.................................................................................................... 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 14 18

You might also like