You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

Pengertian mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman kecakapan kepada anak didik atau usaha mewariskan nilai-nilai kebudayaan kepada muda/penerus, sejalan dengan pendapat De Quelyu generasi

dan Gazali dalam Abdurrahman(1990: 73) mengatakan bahwa belajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat .

Usman (1995: 6) menyatakan mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup berat, karena berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar (Usman, 1995: 6). Sejalan dengan

itu, Hamalik (2001: 8) menyatakan bahwa mengajar adalah usaha guru untuk mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

Dalam proses mengajar ada variasi bila guru dapat menunjukkan adanya perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola interaksi antara guru-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk.

BAB II

A. TUJUAN VARIASI MENGAJAR

Penggunaan variasi mengajar adalah untuk menarik perhatian para anak didik agar lebih berkonsentrasi kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Tujuan tersebut dapat adaah :

1.

Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa terhadap Relevandi Proses Belajar Mengajar.

Perhatian siswa dalam pelajaran yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran amat penting karena mempengaruhi keberhasilan tujuan belajar mengajar yang ditunjukan oleh penguasaan materi pelajaran pada setiap siswa. Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan didalam diri siswa.

2. Memberikan kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi

Siswa tidak akan belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada dorongan kuat yang menggerakan siswa tersebut , dorongan tersebut disebut Motivasi. Oleh sebab itu motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Motivasi setiap siswa berbeda terhadap suatu bahan pelajaran , oleh karena itu seorang guru selalu ingin memberikan

motivasi terhadap siswa yang kurang memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan.

Motivasi dapat dibedakan berdasarkan timbulnya yaitu :

Motivasi Intrinsik, motivaasi yang timbul dari diri sendiri

Motivasi Ekstrinsi yaitu motivasi yang timbul akibat dorongan dari pihak luar dirinya

Masalah akan muncul apabila ada siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya sangat diperlukan, dan peranan guru pada saat seperti ini sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat dan sebagai arah yang menentukan arah perbuatan dan alat unttuk menyeleksi perbuatan.

3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

Tanggap siswa kepada gurunya bermacam-macam, masalah akan muncul apabila ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap gurunya , yang mengakibatkan bidang pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut menjadi tidak disenangi.

Ketidak sukaan siswa terhadap guru tersebut mungkin terjadi karena :

- guru tersebut kurang bervariasi dalam mengajar atau

- gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.,

- guru kurang dapat menguasai keadaan kelas

- guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa

Hal ini kurang menguntungkan guru.

Oleh sebab itu jadilah guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa dengan cara mempunyai gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa misalnya disela-sela pelajaran selalu diselingi humor dengan pendekatan edukatif.

4. Memberikan Kemungkian Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual

Seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung dalam proses beajar mengajar. Penguasaan metode pelajaran yang dituntut kepada guru tidak hanya satu atau dua metode , tetapi lebih banyak lagi. Selain itu, seorang guru harus menguasai tiga ketrampilan meliputi :

Metode

Media

Pendekatan

Apabila seorang guru mengusai ketiga ketrampilan tersebut diatas, maka guru tersebut sangat mudah melakukan pengembangan variasi mengajar untuk mencipkan lingkungan belajar yang kondusif.

Fasilitas merupakan kelengkapan yang diperlukan disekolah. Fasilitas dapat berfungsi sebagai :

Sebagai alat bantu pengajaran

Sebagai alat peraga

Sebagai sumber belajar

Kelengkapan fasilitas belajar tersebut mempengaruhi guru dalam pemilihan metode pengajaran.

5. Mendorong Anak Didik untuk Belajar

Seorang guru harus menyediakan lingkungan belajar, kewajiban siswa adalah belajaar, kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.

Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak didik adalah motivasi intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan.

Anak didik yang kurang senang menerima pelajaran tidak harus terjadi , karena hal itu

sangat menghambat proses belajar mengajar, oleh sebab iu guru harus menciptakan

lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah

belajar. Untuk hal ini , cara akurat yang seharusnya dilakukan guru adalah

mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya mengajar,dalam penggunaan media

dan bahan pelajaran

B. PRINSIP PENGGUNAAN

Lingkungan yang kondusif dan menyenangkan dalam suasana belajar sangat diperlukan agar dapat menggariahkan belajar siswa dan merangsang siswa menjadi aktif

Prinsip - prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut :

1.

Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua variasi digunakan , selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.

2.

Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan , sehingga saat proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar tidak terganggu

3.

Penggunaan komponen variasi harus benar benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes , spontan , sesuai dengan umpan balik yang diterima oleh siswa.

Bentuk umpan balik ada dua yaitu :

a. Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa

b. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajar

C. KOMPONEN KOMPONEN VARIASI MENGAJAR

Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan

Variasi Media dan Bahan Variasi Mengajar

y Suara y Memusatkan Perhatian y Kesenyapan y Kontak Pandang y Variasi Gerakan Badan y Mengubah Posisi y Klasikal y Kelompok y Perorangan y Dsikusi, Latihan, Demontrasi dll

y y y

Visual Audio Taktil

Jenis

Verbal

y Hangat dan Antusias y Bermakna y Respon Positif y Jelas sasaran y Segera y Variasi

Komponen variasi mengajar dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan , serta variasi interaksi.

Uraian yang mendalam mengenai ketiga kelompok variasi ini akan dibahas .

1. Variasi Gaya Mengajar

Variasi ini meliputi variasi suara , variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi anak didik , variasi tersebut dilihat sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan :

menjadi dinamis dan

mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik,

menolong penerimaan bahan pelajaran dan

memberi stimulasi .

Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut :

a.

Variasi Suara

Suara guru dapat bervariasi dalam intonasi , nada, volume dan kecepatan. Guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal hal yang dianggap penting, berbicara secar pelan dengan seorang anak didik , atau berbicara secar tajam dengan anak didik yang kurang perhatian dan lain-lain.

b. Penekanan (focusing)

Berfungsi untuk menfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, digunakan penekanan verbal. Penekana tersebut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari atau memberi tanda pada papan tulis.

c.

Pemberian Waktu ( Pausing)

Untuk mendapatkan perhatian anak didik , dapt dilakukan dengan mengubah suara menjadi sepi , dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran kebagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya , pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan , untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya . Bagi anak didik , pemberian waktu dipakai untuk mengorganisasikan jawaban agar menjadi lengkap.

d. Kontak Pandang

Bila guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan pandangan ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.

e.

Gerakan Anggota Badan ( Gesturing)

Variasi dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pembicaraan.

f.

Pindah Posisi

Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapt meningkatkan kepribadian guru. Gerakan tersebut misalnya dari depan ke belakang, dari sisi kiri ke sisi kanan atau dari posisi duduk kemudian berubah menjadi posisi berdiri.Yang pentinag setiap perubahan ada tujuannya dan tidak menjemukan.

2. Variasi Media dan Bahan

Setiap anak mempunyai kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatan, juga kemampuan berbicara. Ada anak yang suka membaca, ada yangsuka mendengarkan dulu baru mambaca atau sebaliknya.

Ada tida komponen dalam variasi penggunan media yaitu, media pandang, media dengar dan media taktil.

a.

Variasi Media Pandang (Visual )

Pengunaan media visual dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta , film , slide, TV, Radio , grafik, model , demontrasi dan lianlainnya. Penggunaan media tersebut mempunyai keuntungan :

i.

Membantu secara konkret konsep berpikir, dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat

ii.

Memiliki secar potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi

iii.

Dapat membuat hasil belajar yang nyata yang akan mendorong kegiatan mandiri anak didik

iv.

Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halna dalam film

v.

Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain

vi.

Menambah frekuensi kerja, lebih dalam dan variasi belajar

b. Variasi Media Dengar ( Audio)

Pada umumnya dalam proses belajar di kelasm suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam pengunaan media dengan memerlukan sekali saling bergantian atau kombinasi dengan media pandangan ( visual ) dan media taktil (interaksi)

c.

Variasi Media Taktil ( Interaksi )

Pengunaan media yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagao media taktil. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok kecil.

3. Variasi Interaksi

Dalam pola interaksi antara guru dan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub yaitu :

a.

Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru

b.

Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru , dimana guru berbicara kepada anak didik

Bila guru berbicara dapat melalui beberapa kategori : Filling persetujuan, Penghargaan ataupeningkatan, Menggunakan pendapat anak didik, Bertanya, Ceramah ,Memberi petunjuk, Mengkritik.

Bila Anak didik dapat berbicara melalui : Pemberian respon, Pengambilan prakarsa.

Bila guru mengajukan pertanyaan dapat juga divariasikan sesuai dengan domain kognitif dari Bloom, pertanyaan dapat juga diajukan keseluruh kelas atau ditujukan kepada anak didik, maka dapat berbentuk : mendengarkan ceramah guru, mengajukan pendapat pada diskusi kelompok kecil , bekerja individual atau kerja kelompok, membahas secara keras atau secara pelan, melihat film , bekerja di laboratori

KESIMPULAN

Variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar . Komponenkomponen variasi menajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajaran dan variasi interaksi , mutlak dikuasi oleh guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, :Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.

Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008, Jakarta Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung. Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003 Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 1992 Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 2005 Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 , 2007. Jakarta

http://zanikhan.multiply.com/profile

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial, karena bahwa manusia itu adalah sebagai makluk social, di antara yang dengan yang lainnya saling membutuhkan, sehingga terjadinya interaksi yang timbalk balik. Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadinya proses komunikasi itu tentunya tidak terlepas dari tujuan yang menjadi topik atau pokok pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi atau berita. Dalam kenyataannya bahwa proses komunikasi itu tidak selama lancar , hal terjadi dikarenakan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi. Dari uraian tersebut, bahwa dalam komunikasi itu perlu diperhatikan mengenai unsure-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan, dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkatn aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran ekonomi. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya

partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.

B.

Pembatasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis membatasi masalahnya sebagai berikut : a)Pengertian Komunikasi b)Tujuan dan unsure-unsur komunikasi c)Fungsi-fungsi komunikasi d)Efektivitas proses komunikasi dalam proses pembelajaran e)Hambatan dalam Proses Komunikasi C. Tujuan Penulisan Makalah Sesuai dengan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini diarahkan untuk : a. Untuk mengetahui arti komunikasi b. Untuk mengetahui tujuan dan unsure-unsur komunikasi c. Untuk mengetahui fungsi-fungsi komunikasi d. Untuk mengetahui efektivitas proses komunikasi dalam proses pendidikan D. Sistematika Penulisan Sebagai langkah akhir dalam penulisan makalah ini, maka klasifikasi sistematika penulisannya meliputi bab I Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan, bab II diibahas tentang pengertian komunikasi, tujuan dan unsure-unsur komunikasi komunikasi, fungsi-fungsi komunikasi, dan efektivitas proses komunikasi dalam manajemen pendidikan, dan bab III merupakan bab terakhir dalam penulisan makalah ini yang berisikan tentang kesimpulan.

BAB II PEMBAHASAN B. Tujuan dan Unsur-Unsur Komunikasi Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok dalam setiap hubungan orang-orang, begitu pula dalam suatu organisasi terjadinya komunikasi tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Hal sesuai dengan pendapat Maman Ukas mengemukakan tujuan komunikasi sebagai berikut : 1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha. 2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan. 3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien. 4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi. Selanjutnya Oteng Sutisna mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi tentunya memerlukan unsur-unsur komunikasi, yaitu : 1. Harus ada suatu sumber, yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide

atau infromasi untuk diberikan. 2. Harus ada suatu maksud yang hendak dicapai, yang umumnya bias dinyatakan dalam katakata permbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai. 3. Suatu berita dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak orang-orang kepada siapa berita itu idtujukan. 4. Harus ada suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan penerima berita. 5. Harus ada penerima berita. Akhirnya harus ada umpan balik atau respon dipihak penerima berita. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk mengetahui apakah berita itu telah diterima dan dinterprestasikan dengan betul atau tidak. Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan. C. Fungsi-Fungsi Komunikasi Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah : 1. Fungsi informasi 2. Fungsi komando akan perintah 3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran 4. Fungsi integrasi Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan gagasan dan ide. Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.

Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban, ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab. Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan

pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. D. Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor. Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain : 1. Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu. 2. Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu. 3. Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi. Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiranpikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan. Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi. Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal. Menurut Oteng Sutisna bahwa Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiranpikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik. Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan

masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama. Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung. Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.

E. Hambatan Dalam Proses Komunikasi Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini : Hambatan yangbersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak in tune dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan. Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi. Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi : Gangguan (Noises), terdiri dari : Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan. Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya. Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau

menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orangorang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orangorang dan kelompok-kelompok di dalam suatu Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu : 1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha. 2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan. 3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien. 4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi. Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita. Sesuai dengan tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi. Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-

garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima. Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik. Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Saran Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut: 1. Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi, dan menggunakan saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat efektif dan efisien. 2. Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau informasi. 3. Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan komunikasi terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya tujuan yang telah diteapkan.

DAFTAR PUSTAKA 1.Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004). 2.Burhanuddin, Analisis Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Malang : Bumi Aksara, 1994). 3.Dadang Sulaeman dan Sunaryo, Psikologi Pendidikan, (Bandung : IKIP Bandung, 1983). 4.I.Nyoman Bertha, Filsafat dan Teori Pendidikan, (Bandung : FIP IKIP Bandung, 1983). 5.M. Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Mutiara Sumber-Sumber Benih Kecerdasan, 1981). 6.Maman Suherman, Pengembangan Sarana Belajar, (Jakarta : Karunia, 1986). 7.Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi, (Bandung : Ossa Promo, 1999). 8.Marsetio Donosepoetro, Manajemen dalam Pengertian dan Pendidikan Berpikir, (Surabaya : 1982). 9.Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996). 10.Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, (Bandung : Angkasa, 1983).

11.Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer, (Bandung : Alfabeta, 2005). 12.Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995. 13.http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi-dan-tingkatan-proseskomunikasi/ 14.www.teknologipendidikan.wordpress.com 15.http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/hambatan-dalam-proses-komunikasi.html 16.http://etika-filsafat-komunikasi.blogspot.com/2007/09/evasi-komunikasi.html

You might also like