You are on page 1of 126

i

TESIS

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ALFREDO MAHENDRA DJ

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

TESIS

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ALFREDO MAHENDRA DJ NIM: 0990661030

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
i

ii

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana

ALFREDO MAHENDRA DJ NIM: 0990661030

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

ii

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 Juni 2011

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr.Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si NIP 19720804 19970 2 001

A.A. Gede Suarjaya. SE., MM NIP 196 00801 198603 1 004

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,

Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM NIP 19620922 198702 1 002

Prof. Dr. dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K) NIP 19590215 198510 2 001

iii

iv

Penetapan Panitia Penguji

Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal: 10 Juni 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No: 1026 / H14.4 / HK / 2011, Tanggal 23 Mei 2011

Ketua : Dr.Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si Anggota : 1. A.A. Gede Suarjaya. SE., MM 2. Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si 3. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si 4. Dra. Ni Ketut Purnawati, MS

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah TESIS dengan Judul : PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (UU NO. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Denpasar, 16 Juni 2011 Mahasiswa,

Nama NIM PS

: Alfredo Mahendra Dj : 0990661030 : Magister Manajemen PPS FE Unud

vi

UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas kurnia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr.Luh Gede Sri Artini, SE., M.Si sebagai

pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesarbesarnya pula penulis sampaikan kepada A. A Gede Suarjaya, SE., MM Sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. I Made Bakta, Sp. PD (KHOM), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Wayan Ramantha, SE., MM., Ak sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan

vi

vii

rasa terima kasih kepada Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM sebagai Ketua Program MM Unud. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si, Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE., M.Si dan Dra. Ni Ketut Purnawati, MS yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada saluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Marcel Jemalit, ST dan Ibu Dewi Herlina Sukrowati yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Ni Kadek Wahyu Witaharini tersayang dan teman-teman angkatan 22 Magister Manajemen Udayana yang dengan penuh pengorbanan dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga. Denpasar, 16 Juni 2011 Penulis

vii

viii

ABSTRAK PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan, untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode penentuan sampel yang dilakukan dengan metode sampling jenuh, dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel adalah sebanyak 30 sampel perusahaan manufaktur yang secara berturutturut membagikan dividen selama periode 2006-2009. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (www. idx.co.id) dan ICMD tahun 2006-2009. Pengujian hipotesis penelitian digunakan teknik analisis berganda dan moderated regression analysis, dengan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 2) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan,3) leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan,5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, 6) kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya profitablitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Ini berarti Profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya, yang tercermin dengan meningkatnya nilai Tobins Q. Disarankan pada penelitian berikutnya untuk menambah variabel moderasi lainnya selain kebijakan dividen yang digunakan dalam penelitian ini. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Nilai perusahaan dan Kebijakan Dividen

viii

ix

ABSTRACT EFFECT FINANCIAL PERFORMANCE TO THE FIRM VALUE (DIVIDEND POLICY AS MODERATING VARIABLE) TO MANUFACTURING COMPANY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE Firm value is very important because the high value of the firm which will be followed by higher shareholder wealth. The higher the stock price the higher the value of the company, to achieve general corporate value investors give up their management to professionals. This study aims to determine the effect on the value of the company's financial performance with the dividend policy as a moderating variable. The population in this study are all manufacturing companies listed on the BEI. Sampling method performed with saturated sampling method, and based on predetermined criteria, the number of samples is a sample of 30 manufacturing companies consecutive dividend during the period 2006-2009. The research data is secondary data obtained from the Indonesian Stock Exchange (www. idx.co.id) and ICMD 2006-2009. Hypothesis testing studies used analytical techniques and moderated multiple regression analysis, with application tool of SPSS (Statistical Product and Service Solutions). The results showed that: 1) liquidity not significant positive effect on firm value, 2) dividend policy is not able to significantly moderate the effect of liquidity on the value company, 3) leverage not significant negative effect on firm value, 4) dividend policy is not able to significantly moderate the effect of leverage on firm value, 5) Profitability significant positive effect on firm value, 6) dividend policy is not able to significantly moderate the effect of profitability on firm value. The results showed that profitability is only significant positive influence to the value of the company This means that high profitability can provide added value to the company, which is reflected by the increasing value of Tobins Q. It is suggested in subsequent studies to add other moderating variables in addition to dividend policy used in this study. Keywords: Financial Performance, Firm value and Dividend Policy

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM......................................................................................... i PRASYARAT GELAR................................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii PENETAPANAN PANITA PENGUJI......................................................... iv PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS.................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................ vi ABSTRAK................................................................................................... viii ABSTRACT................................................................................................. ix DAFTAR ISI............................................................................................... x DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1.1 Latar Belakang........................................................................... 1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 1 1 16 16 17 18 18 18 23 28 30 33 37 37 39 40 41 42 43 45 45 49 50 50

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 2.1 Landasan Teori........................................................................... 2.1.1 Nilai Perusahaan ...................................................................... 2.1.2 Kinerja keuangan ..................................................................... 2.1.3 Dividen...................................................................................... 2.1.3.1 Kontroversi Dividen................................................................. 2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen............ 2.2 Kajian empirik.......................................................................... 2.2.1 Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan.......................... 2.2.2 Pengaruh kebijakan dividen terhadap likuiditas dan nilai perusahaan.................................................................. 2.2.3 Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan............................ 2.2.4 Pengaruh Kebijakan dividen terhadap leverage dan nilai perusahaan..................................................................... 2.2.5 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan........................ 2.2.6 Pengaruh kebijakan dividen terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan................................................................. BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual................................................................. 3.2 Hipotesis..................................................................................... BAB IV METODE PENELITIAN.............................................................. 4.1 Identifikasi Variabel................................................................... x

xi

4.2 Definisi Operasional Variabel..................................................... 4.3 Populasi dan sampel .................................................................. 4.4 Jenis dan Sumber Data............................................................... 4.4.1 Jenis Data................................................................................... 4.4.2 Sumber Data. ............................................................................ 4.5 Metode Pengumpulan Data....................................................... 4.6 Teknik Analisis Data................................................................. 4.6.1 Analisis Regresi......................................................................... BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 5.1 Hasil penelitian........................................................................... 5.1.1 Statistik Deskriptif...................................................................... 5.1.2 Uji asumsi Klasik........................................................................ 5.1.2.1 Uji Normalitas.............................................................................. 5.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas.................................................................. 5.1.3 Analisis regresi.............................................................................. 5.1.4 Uji t. ............................................................................................ 5.2 Pembahasan.................................................................................. 5.3 Implikasi penelitian..................................................................... BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan................................................................................... 6.2 Saran............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... LAMPIRAN..................................................................................................

50 54 55 55 56 56 56 57 63 63 63 66 66 68 70 73 75 79 80 80 81 83 89

xi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1

Likuiditas (X1) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)....................................................................... 63

Tabel 5.2

Leverage (X2) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)........................................................................ 63

Tabel 5.3

Profitabilitas (X3) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)........................................................................ 64 70 71 71

Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6

Hasil analisis regresi........................................................... Hasil analisis regresi........................................................... Hasil analisis regresi...........................................................

xii

xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Grafik 5.1 Grafik 5.2 Kerangka konseptual Grafik Normal Plot.............................................................. Scatterplot........................................................................... 49 67 69

xiii

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No

Lampiran

Halaman 89 90 91 92 93 94 100 106

1. Perkembangan Dividend Payout Ratio periode 2006-2009.................... 2. Perkembangan Cash Ratio periode 2006-2009..................................... 3. Perkembangan Debt to Equity Ratio periode 2006-2009...................... 4. Perkembangan Return On Equity periode 2006-2009........................... 5. Perkembangan Tobins Q periode 2006-2009......................................... 6. Output regresi Likuiditas (X1), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)............................................................................... 7. Output regresi Leverage (X2), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)................................................................................ 8. Output regresi Profitabilitas (X3), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y).........................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. (Harjito dan Martono, 2005). Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Enterprise Value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Ishaluddin, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Wahyudi, Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010)

menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : 1

keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan adalah nilai laba masa yang akan datang di ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001 dalam Kusumadilaga, 2010). Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang investor akan memutuskan akan menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) ada kegiatan terpenting yang perlu untuk dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten, ia harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di bursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. Tanpa keyakinan tersebut, pemodal tentunya tidak akan bersedia membeli sekuritas yang ditawarkan perusahaan (atau diperjual-belikan di bursa). Indikator kepercayaan pemodal akan pasar modal dan instrumen-instrumen keuangannya, dicerminkan antara lain oleh dana masyarakat yang dihimpun di pasar modal (Pinuji, 2009). Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Keadaan seperti itu, pasar modal dikatakan efisiensi secara informasional. Pasar modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua

informasi yang relevan. Informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan

menyesatkan para pemodal dalam melakukan investasi pada sekuritas, sehingga hal ini dapat merugikan para pemodal. Semakin cepat dan tepat informasi sampai kepada calon pemodal dan dicerminkan pada harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien (Imron, 2002 dalam Pinuji, 2009). Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah akhir dari proses akuntansi dengan tujuan untuk perusahaan

memberikan infomasi keuangan yang dapat menjelaskan kondisi

dalam suatu periode. Informasi keuangan tersebut mempunyai fungsi sebagai sarana informasi, alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik

perusahaan, penggambaran terhadap indikator keberhasilan perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Harahap, 2004). Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut sebagai tolak-ukur atau pedoman dalam melakukan transaksi jual-beli saham suatu perusahaan. Laporan keuangan dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang andal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan haruslah memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya (Wintoro, 2002 dalam Raharjo, 2005). Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan investor dapat melakukan proses penilaian (valuation) saham yang mencerminkan hubungan antara risiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi

masing-masing jenis saham. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menimbulkan reaksi pasar. Bahasa teknis pasar modal istilah reaksi pasar ini mengacu pada perilaku investor dan perilaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi (menjual atau membeli saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang disampaikan ke pasar. Reaksi pasar ini akan ditunjukkan dengan adanya perubahan dari harga sekuritas yang bersangkutan (Husnan, 2002). Pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan dari harga pasar saham tersebut di bursa efek Indonesia. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh oleh investor. Umumnya investor akan mencari perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dikatakan perolehan modal perusahaan dan nilai perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan keuangannya. Horne (2005) menyatakan bahwa pengukuran kinerja keuangan meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah di audit akuntan publik. Rasio-rasio tersebut di rancang untuk membantu para analisis atau investor dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Penggunaan informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan biasanya analis atau investor akan menghitung rasio-rasio keuangannya yang mencakup rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan profitabilitas perusahaan untuk

dasar

pertimbangan

dalam

keputusan

investasi.

Dalam

penelitian

ini

menggunakan rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas (Riyanto, 2001). Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia maka dianggap baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Harjito dan Martono ,2001). Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang harus terus di bayar (Prayitno, 2008). Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh cash ratio (CR) yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on equity (ROE). ROE merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang diperoleh pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan. ROE membandingkan besarnya laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Semakin tinggi ROE

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap investasi yang dilakukan dan semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat

pengembaliannya akan semakin rendah pula. Seorang calon investor perlu melihat ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang dilakukannya (Sitepu, 2010). Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham perusahaan akan semakin meningkat. Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh

kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjangnya. Leverage dalam penelitian ini diwakili oleh debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang membandingkan total utang ekuitas. Rasio ini mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur. Total utang meliputi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada, seperti yang dikemukakan oleh Warren et al. (2004) dalam Sitepu (2010) bahwa semakin kecil rasio DER, semakin baik kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi yang buruk. Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Dividen adalah proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliknya (Sunariyah, 2004). Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperolehnya. Besarnya dividen tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yang membagikannya tersebut juga rendah. Kemampuan sebuah perusahaan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi. Dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Martono, 2005). Investor dalam menentukan saham yang akan dibeli atau dijual, akan mempertimbangkan informasi yang tersedia. Informasi tersebut berguna dalam menentukan tingkat keuntungan beserta risiko saham yang akan dijual atau dibeli. Salah satu informasi yang dapat diperoleh seorang investor adalah pengumuman pembayaran dividen. Pengumuman tersebut di dalam pasar modal tertera nama saham, tanggal pengumuman, jumlah dividen yang dibagikan serta jenis dividen. Menurut Mullins (1983) seperti yang dikutip Bandi, Hartono (2000), dalam Wardani (2009) pengumuman pembayaran dividen merupakan sumber informasi dan menyebabkan reaksi pasar kuat dan positif. Informasi atas

dividen menghipotesiskan bahwa para manager menggunakan pengumuman dividen untuk memberi sinyal perubahan dalam pengharapannya tentang prospek perusahaan yang akan datang (Aharony dan Swary, 1980 dalam Wardani, 2009). Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk di investasikan kembali di dalam perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana internal akan makin besar. Saat laba akan dibagi atau ditahan, tetap harus mempertimbangkan tujuan perusahaan yaitu

memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan. Kebijakan dividen sangat penting karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai performa (performance) perusahaan. Masing-masing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, karena kebijakan dividen berpengaruh dalam membayar dividen kepada para pemegang sahamnya, maka perusahaan mungkin tidak dapat mempertahankan dana yang cukup untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Perusahaan harus dapat mempertimbangkan

antara besarnya laba yang akan ditahan untuk mengembangkan perusahaan (Nurmala, 2006). Besar Kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan dilakukan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor. Menurut Gitman (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah debt covenant, likuiditas, posisi kas, prospek pertumbuhan perusahaan dan kuasa kendali para pemegang saham yang memiliki mayoritas saham perusahaan. Kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan perusahaan (Kartika, 2005 dalam Erlangga, 2009). Dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai syarat prospek perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan dianggap semakin baik, dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang tercermin melalui harga saham akan semakin baik pula (Rozeff, 1982 dalam Erlangga, 2009). Beberapa penelitian telah mengembangkan dan menguji berbagai model untuk menjelaskan perilaku dividen. Telah dilakukan survei terhadap manajer kantor pusat dan investor untuk menentukan pandangan beberapa peneliti tersebut mengenai dividen. Memahami keyakinan manajer yang terlibat dalam penetapan

10

kebijakan dividen mungkin memberi kontribusi terhadap pemahaman mengenai mengapa perusahaan membayar dividen kas. Penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Powell ini juga memberi kontribusi terhadap riset survei mengenai kebijakan dividen. Bukti-bukti temuan menunjukkan: (1). Sebagian besar responden yakin bahwa kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. (2). Responden biasanya mengatakan sangat setuju dengan pernyataan mengenai signaling explanation dari relevansi dividen. (3). Pandangan manajer mengenai penetapan pembayaran dividen saat ini konsisten dengan yang dilaporkan oleh manajer menurut wawancara yang dilakukan oleh Litner (1956) (Apriani, 2005). Survei yang telah dilakukan oleh Farrely, Baker dan Edelman (1985) dalam Apriani (2005), menunjukkan bahwa manajer kantor pusat yakin kalau kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan dan bahwa terdapat tingkatan optimal pembayaran dividen. Dalam praktek sebagian besar perusahaan

membayar dividen meskipun membayar dividen membutuhkan biaya. Investor akan menggunakan pengumuman dividen sebagai informasi untuk menilai harga saham perusahaan. Banyak bukti empiris mendukung pandangan mengenai dividen sebagai signaling (Baker dan Powell, 1999 dalam Apriani (2005). Penelitian Baskin (1989) menyimpulkan bahwa manajer mungkin dapat mengembangkan kebijakan dividen untuk mempengaruhi harga sahamnya

(Apriani, 2005). Penelitian yang dilakukan Apriani (2005) menyimpulkan bahwa pasar bereaksi kuat terhadap pengumuman kenaikan/penurunan dividen, yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan/penurunan dividen. Penelitian Apriani mendukung

11

penelitian yang dilakukan oleh Aharony, Falk dan Swary (1988) dan Impson (1997). Alasan penelitian ini menggunakan dividend payout ratio (DPR) untuk mewakili kebijakan dividen dikarenakan DPR pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. (Miller dan Modigliani, 1961 dalam Saxena, 1995), telah mengembangkan irrelevant dividend, yang selanjutnya disusul dengan beberapa studi yang membahas tentang pembayaran dividen dan berbagai variasi dalam kebijakan pembayaran dividen dan berbagai variasi dalam kebijakan pembayaran dividen dengan memfokuskan pada ketidaksempurnaan pasar. Brigham (2006) juga mengatakan bahwa manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividen payout ratio yang stabil. Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor industri manufaktur. Industri manufaktur memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2010 sebanyak 170 perusahaan dari 477 perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta industri manufaktur dalam perekonomian di Indonesia mempunyai posisi yang dominan. Kelompok industri manufaktur memiliki target dividend payout ratio paling tinggi dibandingkan dengan kelompok industri lainnya.

12

Siregar (2010) dalam penelitiannya mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham menyimpulkan bahwa ROE dan DER secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Susilo (2009) dalam penelitiannya dengan menggunakan variabel ROE, memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian Siregar (2010) didukung juga oleh Fitriyanti (2009) yang menemukan bahwa variabel DER berpengaruh terhadap harga saham secara parsial maupun simultan. Lestyorini (2008) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham dan menemukan hasil penelitian yang berbeda dengan Fitriyanti (2009), Susilo (2009) dan Siregar (2010). Hasil penelitian Lestroyini (2010) dengan menggunakan variabel keuangan ROE, ROI, EPS dan DER menemukan bahwa secara

individu/parsial hanya ROI dan EPS yang berpengaruh terhadap harga saham dan secara simultan (ROE ROI, EPS dan DER) berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian Fitriyanti (2009) dengan menggunakan DER dan Jhojor (2009) menggunakan ROE menemukan hasil parsial serupa yang ditemukan Lestroyini (2010). Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sujasno, (2004) menemukan bahwa cash ratio, debt ratio dan return investement (ROI) secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap DPR (dividend payout ratio). Hartoyo (2008) dengan menggunakan analisis faktor, menemukan bahwa ROE dan DER berpengaruh terhadap DPR (dividend payout ratio). Berbeda dengan Marlina dan Danica (2009) dengan menggunakan variabel keuangan cash position, debt to equity ratio dan return on

13

assets, debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Nugroho (2004) dengan menggunakan analisis faktor dalam penelitiannya menemukan bahwa cash ratio tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Lestari (2009) menguji pengaruh faktor-faktor terhadap dividend payout Ratio dengan salah satu variabel Return on Equity menemukan bahwa Return on Equity tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Sembiring (2010) yang menguji pengaruh struktur modal dan dividen terhadap harga saham. kebijakan

Hasil penelitian menemukan secara simultan

struktur modal berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya kebijakan dividen (dividend payout ratio) yang mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Hasugian (2008) menemukan hasil yang berbeda dengan Sembiring (2010), dimana kebijakan dividen sebagai salah satu faktor independent terhadap harga saham sebagai variabel dependent menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh kebijakan dividen secara parsial dan simultan terhadap harga saham setelah ex dividend day. Berdasarkan penjelasan dan hasil penelitan secara parsial dan simultan antara variabel di atas diperoleh bahwa kinerja keuangan yang diwakili oleh likuiditas, leverage dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham. Arus kas merupakan cerminan kinerja manajemen keuangan dalam mengambil keputusan keuangan. Arus kas di dalam penelitian ini didefinisikan sebagai likuiditas. Karena likuiditas dapat memberikan kemakmuran terhadap pemegang saham apabila perusahaan memiliki kas yang

14

benar-benar bebas, untuk dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dan memberikan sinyal positif bagi investor mengenai kepemilikan kas perusahaan untuk membiayai aktivitas produksinya. Hutang dalam penelitian ini di definisikan sebagai leverage. Hutang merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya bekerja sementara di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut hutang, yang pada saatnya harus dikembalikan. Semakin tinggi hutang yang dimiliki, semakin kecil kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham berupa dividen dan semakin buruk penilaian investor terhadap perusahaan. Investor yang melakukan investasi di sebuah perusahaan dapat dilihat melalui profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan tingkat pengembalian terhadap sebuah investasi. Semakin tinggi laba perusahaan, kemampuan untuk mengembalikan dana dalam bentuk dividen akan semakin tinggi untuk memakmurkan investor atau pemilik saham. Apabila profitabilitas dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan menyebabkan peningkatan harga saham karena tingkat pengembalian investasi tinggi. Pemaksimuman kesejahteraan pemilik perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena akan memberikan sinyal positif bagi investor atau calon investor. Kebijakan dividen menarik digunakan sebagai variabel moderasi antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan dalam penelitian ini, karena perusahaan akan memaksimumkan nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan stake holder atau pemegang saham. Keseimbangan pencapaian tujuan stake holder perusahaan berpeluang mendapatkan keuntungan optimal

15

sehingga kinerja perusahaan akan dinilai baik oleh investor. Kinerja keuangan yang diwakili oleh likuiditas, leverage dan profitabilitas yang baik akan direspon positif oleh investor. Respon positif ini akan ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan saham perusahaan. Apabila permintaan saham meningkat sedang yang sudah memiliki saham tersebut juga enggan menjual (karena kinerja perusahaa bagus) maka harga saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan salah satu di ukur dengan mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga pasar saham (Murtini, 2008). Hasil kontroversi pada penelitian mengenai kebijakan dividen sebagai pemoderasi antara kinerja keuangan dan nilai perusahaan sebelumnya yang dilakukan oleh Enggar (2009) pada perusahaan manufakur yang menemukan kebijakan dividen mampu memoderasi kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Berbeda dengan Murtini (2008) yang menemukan kebijakan dividen tidak mampu mempengaruhi nilai perusahan. Penelitian tentang nilai perusahaan menarik untuk diteliti karena berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya masih ditemukan hasil-hasil penelitian yang kontroversi antara variabel dependent (X) terhadap variabel independent (Y) dan variabel moderasi (Z). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak hanya untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan, kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, dalam penelitian ini kebijakan dividen digunakan sebagai variabel moderasi antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dan menguji lebih lanjut hasil penelitian yang diperoleh oleh Enggar (2009) dan Murtini (2008).

16

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah : 1) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 2) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan? 3) Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 4) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan? 5) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 6) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan?

1.3

Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah : 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan? 2) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan likuiditas dengan nilai perusahaan? 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan?

17

4) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan leverage dengan nilai perusahaan? 5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan? 6) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan?

1.4

Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis bagi banyak pihak yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu : 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris menyangkut yaitu pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (kebijakan dividen sebagai variabel moderating) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapakan mampu memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan investasi.

18

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1

Landasan teoritis

2.1.2 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset (Susanti, 2010). Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluangpeluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Untung, dkk, 2006 dalam Susanti, 2010). Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahudin (2008)

18

19

dalam Kusumadilaga (2010). Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham, untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Samuel (2000), Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Wahyudo (2005), Nurlela dan Ishaluddin (2008) dalam Kusumadilaga (2010) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan pada harga yang wajar, penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah : a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio metode kapitalisasi ; b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas ; c) pendekatan dividen antara lain pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e) pendekatan harga saham ; f) pendekatan economic value added (Suharli, 2006 dalam Kusumadilaga, 2010).

20

Tujuan perusahaan pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut masih

terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau

memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi (Erlina, 2002).

Susanti (2010), Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah: 1) PER (Price Earning Ratio) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham (Mohammad Usman, 2001 dalam Malla Bahagia, 2008). Rumus yang digunakan adalah :
PER H arg aPasarSaham x 100 % (1) Laba per lembarsaham

21

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PER : a) Tingkat pertumbuhan laba b) Dividend Payout Ratio c) Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.

Menurut

Yusuf (2005) dalam Susanti (2010), hubungan faktor-faktor

tersebut terhadap price earning ratio dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Semakin tinggi pertumbuhan laba semakin tinggi price earning ratio nya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba dengan price earning ratio nya bersifat positif. Ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan

kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki price earning ratio yang tinggi pula, karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar. b) Semakin tinggi dividend payout ratio, semakin tinggi price earning ratio nya. dividend payout ratio memiliki hubungan positif dengan

22

price earning ratio, di mana dividend payout ratio menentukan besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan besarnya dividen ini secara positif dapat mempengaruhi harga saham terutama pada pasar modal didominasi yang mempunyai strategi mengejar dividen sebagai target utama, maka semakin tinggi dividen semakin tinggi price earning ratio. c) Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah price earning ratio, (r) merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi saham, atau disebut juga sebagai tingkat keuntungan yang di isyaratkan. Jika keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang di isyaratkan, berarti hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu (r) memiliki hubungan yang negatif dengan price earning ratio, semakin tinggi tingkat keuntungan yang di isyaratkan semakin rendah nilai price earning ratio nya. Price earning ratio adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar price earning ratio, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

23

2) PBV (Price Book Value) Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 2006)., yang diproksikan dengan :
PBV NilaiPasar x 100 % .(2) H arg aSaham

2.1.2 Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan. Kinerja berarti pula bahwa dengan masukan tertentu untuk memperoleh keluaran tertentu. Secara implisit definisi kinerja mengandung suatu pengertian adanya suatu efisiensi yang dapat diartikan secara umum sebagai rasio atau perbandingan antara masukan dan keluaran. Kinerja perusahaan sebagai emiten di pasar modal merupakan prestasi yang dicapai perusahaan yang menerbitkan saham yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi (operating result) perusahaan tersebut dan biasanya diukur dalam rasio-rasio keuangan (Siregar, 2010). Menurut Fabozzi (1999) dalam Siregar (2010), kinerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berada dalam kendali pihak manajemen perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berada di luar kendali manajemen perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah:

24

1). Faktor Internal a) Manajemen Personalia Berkaitan dengan sumber daya manusia agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi. b) Manajemen Pemasaran Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan. c) Manajemen Produksi Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkan. d) Manajemen Keuangan Berkaitan dengan perencanaan, mencari, dan memanfaatkan dana untuk memaksimumkan efisiensi perusahaan. 2). Faktor Eksternal a) Kondisi perekonomian Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. b) Kondisi Industri Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan, dan lain-lain. Pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan ukuran rasio sudah menjadi suatu parameter yang terbilang umum saat ini. Dalam penelitianpenelitian yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan dilakukan

25

berdasarkan pada ketentuan: (1) hasil penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, (2) menggunakan tolok ukur yang telah ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, (3) kelaziman dalam praktek, (4) mengembangkan model pengukuran melalui pengujian secara statistik terlebih dahulu dengan memilih tolok ukur yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sawir (2005) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Nainggolan (2004) dalam Christiani (2010) menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, antara lain : rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. 1) Laporan keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, catatan-catatan dan bagian integral dari laporan keuangan. (IAI, 1994 dalam Raharjo, 2005). Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan suatu perusahaan dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba mencerminkan hasilhasil yang dicapai selama periode tertentu (Riyanto,1995 dalam Raharjo, 2005).

26

Laporan keuangan merupakan data yang dapat memberikan gambaran tentang keuangan perusahaan untuk itu perlu dilakukan suatu interpretasi terhadap data keuangan perusahaan pada suatu perusahaan. Dengan interpretasi terhadap laporan keuangan tersebut maka diharapkan laporan keuangan dapat memberikan manfaat bagi pemakainya. Adanya analis data keuangan pada periode tertentu memberikan informasi tentang hasilhasil yang telah dicapai dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan (Raharjo, 2005). Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dengan segala keterbatasannya dapat menjadi alat dalam mengkomunikasikan data keuangan suatu perusahaan dengan pihak-pihak berkepentingan. Pihakpihak tersebut merupakan pihak yang ingin mengetahui secara mendalam tentang laporan keuangan suatu perusahaan, maka pihak-pihak tersebut akan memberikan tekanan metode analisis yang berbeda-beda sesuai

dengan kepentingan masing-masing (Raharjo, 2005). Harmanto (1992) dalam Raharjo (2005) melalui laporan keuangan dapat diperoleh informasi-informasi yang penting suatu perusahaan yaitu berupa: a) Informasi tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan. b) Informasi mengenai sumber-sumber ekonomi, harta atau kekayaan bersih yang timbul dalam aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba.

27

c) Informasi mengenai hasil usaha perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk menilai dan membuat estimasi tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. d) Informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban yang disebabkan oleh aktivitas pembelanjaan dan investasi. e) Informasi penting lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti kebijakan akuntansi yang diterapkan di perusahaan. 2) Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempuyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya, dengan kata penyederhanaan ini dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian ( Harahap, 2004). Adapun rasio keuangan yang populer dan sering digunakan dalam bisnis adalah : 1) Rasio likuiditas, menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. 2) Rasio Solvabilitas/leverage, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

28

3) Rasio rentabilitas/pofitabilitas, kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui sumber yang ada, penjualan dan kegiatan lainya. 4) Rasio aktivitas, mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam penjualan dan kegiatan lainnya. 5) Rasio pasar, mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai oleh perusahaan. 6) Rasio pertumbuhan, menggambarkan persentasi pertumbuhan perusahaan dari tahun ke tahun.

2.1.3 Dividen Salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham adalah dividen. Menurut Napa (1999: 151) dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri). Menurut Sunariyah (2004: 48) dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dividen

merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan. Menurut Sunariyah (2003:118) dividen yang dibagikan kepada pemegang saham bisa berupa :

29

1) Dividen Tunai (cash dividend) Dividen Tunai adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai setiap lembarnya. 2) Dividen Saham (stock dividend) Dividen saham merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu berupa pemberian tambahan saham kepada pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan saham-saham yang dimiliki. Menurut Tjiptono Darmaji dan Hendy (2001 : 9) dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai dan dividen saham. 1) Dividen Tunai Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. 2) Dividen Saham Dividen saham artinya kepada para pemegang saham saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki oleh seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Sedangkan Baridwan (2004 : 233) menyatakan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat berbentuk :

30

1) Dividen yang berbentuk uang Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah lembar yang dimiliki. 2) Dividen yang berbentuk aktiva ( selain kas dan saham sendiri) Dividen yang dibagikan kadang kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang barang hasil produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya. 3) Dividen saham (stock dividen) Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain. 2.1.3.1 Kontroversi Dividen Kebijakan dividen masih merupakan masalah yang mengundang perdebatan, karena terdapat lebih dari satu pendapat. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006: 334) pendapat tentang dividen dikelompokkan menjadi tiga yaitu : 1) Dividen dibagi sebesar besarnya Argumentasi pendapat ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan. Argumentasi ini mempunyai kesalahan dalam hal bahwa peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila

31

laba yang diperoleh oleh perusahaan juga meningkat. Perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar apabila laba yang diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, harga saham akan naik. Harga saham tersebut disebabkan karena kenaikan laba dan bukan kenaikan pembayaran dividen. 2) Dividen tidak relevan Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern, jadi yang penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan memberikan NPV yang positif, tidak peduli apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai berasal dari dalam perusahaan (menahan laba) ataukah dari luar perusahaan (menerbitkan saham baru). Dampak pilihan keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan pemodal, atau keputusan dividen adalah tidak relevan (the irrelevant of dividend). 3) Dividen dibagikan sekecil kecilnya Penganut pendapat bahwa dividen seharusnya dibagikan sekecil kecilnya, mengabaikan adanya biaya emisi (floatation cost). Apabila perusahaan menerbitkan saham baru, perusahaan akan menanggung berbagai biaya ( yang disebut sebagai floatation cost ), seperti fee untuk underwriter, biaya notaris, akuntan, konsultan hukum, pendaftaran saham saham, dan sebagainya, yang berkisar antara 2 4 %.

32

Brigham and Houston (2001 : 66) menelaah tiga teori preferensi investor yaitu : 1) Teori Ketidakrelevanan Dividen Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen (dividen irrelevance theory) ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya, dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung semata mata pada pendapatan yang dihasilkan aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba ditahan. 2) Teori bird-in-the-hand Pandangan MM untuk teori yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang tinggi. 3) Teori Preferensi Pajak Ada 3 alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu : a) Tarif pajak untuk pendapatan dividen yang tinggi bila dibandingkan dengan tarif pajak untuk keuntungan modal membuat investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen yang dibayarkan) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan.

33

Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan

menggantikan dividen yang pajaknya lebih tinggi. b) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual karena adanya efek nilai waktu. c) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang. Ahli waris yang menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian sebagai dasar biaya, dengan demikian terhindar dari pajak keuntungan modal. 2.1.3.2 Faktor faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Menurut Ridwan Sudjaja dan Berlian (2001: 230-231) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen : 1) Peraturan Hukum Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba yang terdahulu dan laba sekarang. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para kreditor dengan melarang pembayaran dividen yang menyedot membagikan investasinya bukan membagikan keuntungan Peraturan mengenai tak mampu bayar. Perusahaan boleh tidak membayar dividen jika tidak mampu

(bangkrutjumlah hutang lebih besar dari jumlah harta).

34

2)

Faktor keuangan dan ekonomi a). Posisi Likuiditas Laba ditahan biasanya di investasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah di investasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak membayar dividen karena keadaan likuiditasnya. b). Perlunya membayar kembali pinjaman Jika perusahaan telah membuat penjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya, maka ia dapat melunasi penjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya, diputuskannya bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan. c). Keterbatasan karena kontrak pinjaman Kontrak pinjaman apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. Pembatasan-pembatasan itu dimaksudkan untuk melindungi para kreditur.

35

d). tingkat penjualan aktiva Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari dan semakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan. e). Tingkat laba Laba dibagikan kepada para pemegang saham atau tetap ditahan di perusahaan untuk digunakan kembali. f). Stabilitas laba. Perusahaan yang labanya relatif teratur seringkali dapat

memperkirakan bagaimana laba di kemudian hari. Perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan labanya dalam bentuk dividen dengan presentasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang labanya berfluktuasi. i) Keputusan kebijakan dividen Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per lembar saham pada tingkat yang konstan. Nilai dividen selalu terlambat dibandingkan dengan nilai keuntungan, artinya dividen itu baru akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya laba itu benar-benar mantap dan nampak cukup permanen. Sekali dividen naik, maka segala daya dan upaya yang akan dikerahkan supaya tingkatan yang baru itu

36

dapat terus dipertahankan.

Laba akan tetap dipertahankan sampai

betul-betul jelas bahwa labanya memang tak mungkin pulih kembali. Menurut Harjito dan Martono (2005) pertimbangan manajerial dalam menentukan kebijakan dividen adalah : 1) Kebutuhan dana bagi perusahaan Semakin besar Kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayarkan dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen. 2) Likuiditas perusahaan Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 3) Kemampuan untuk meminjam Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk

mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. 4) Pembatasan pembatasan dalam perjanjian utang Ketentuan perlindungan (protective covenant) dalam suatu perjanjian utang sering mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen.

37

Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar utangnya. Biasanya, pembatasan ini dinyatakan dalam persentase maksimum dari laba kumulatif. 5) Pengendalian perusahaan Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan. Bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh saham yang beredar. Dianggap berbahaya bila perusahaan terlalu besar membayar dividennya, sehingga

pengendalian perusahaan menjadi berpindah tangan.

2.2 Kajian Empirik 2.2.1 Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan telah diteliti oleh Siregar (2010) dengan obyek peneltian perusahaan manufaktur periode 2006-2008. Menggunakan teknik purposive sampling sampel yang diperoleh 61 perusahaan. Hasil penelitian menemukan secara parsial dan simultan likuiditas berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin melalui harga sahamnya. Dalam penelitian di interpretasikan nilai koefisien likuiditas adalah

38

negatif yang artinya semakin tinggi likuiditas semakin rendah nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham. Interpretasi menyebutkan hal tersebut terjadi dikarenakan kondisi ekonomi dan persepsi subjektif dari investor. Penelitian Siregar (2010) didukung oleh Ervin (1998) yang menguji relevansi-nilai relatif laba dan arus kas tindakan dalam konteks siklus kehidupan perusahaan. Laba diperkirakan lebih nilai-relevan dalam tahap dewasa. Arus kas diharapkan menjadi nilai relevan secara bertahap ditandai dalam tahap pertumbuhan dan penurunan perusahaan. Hasil penelitian mendukung hipotesis bahwa laba lebih nilai-relevan daripada operasi, investasi atau arus kas pembiayaan dalam tahap siklus kehidupan dewasa. Pada start-up investasi nilai arus kas yang lebih relevan daripada laba dalam tahap pertumbuhan dan penurunan arus kas operasi lebih memiliki nilai-relevant daripada laba. Penelitian Siregar (2010) dan Ervin (1998) didukung oleh Hartini (2010) yang menemukan secara parsial dan simultan likuiditas memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada likuiditas sebagai variabel dependen untuk meguji pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Menurut Helfert (2000) ukuran likuiditas dengan analisis ratio dari sudut pemberi jaminan dapat dinilai melalui rasio kas (cash ratio). Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak hanya menjelaskan pengaruh secara langsung variabel likuiditas (dependen) dan nilai perusahaan (independen). Penelitian juga memasukkan variabel kebijakan dividen sebagai

39

variabel moderasi untuk menjelaskan pengaruhnya antara hubungan variabel likuiditas terhadap nilai perusahaan. 2.2.2 Pengaruh kebijakan dividen terhadap likuiditas dan nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen tersebut telah diteliti oleh Murtini (2008) obyek penelitian perusahaan manufaktur tahun 2000-2004 dengan sampel 22 perusahaan. Penelitian Murtini (2008) menyatakan likuiditas yang dinilai dari arus kas bebas perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan kinerja manajemen keuangan dalam mengambil keputusan keuangan. Nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran pemegang saham apabila perusahaan memiliki kas yang benarbenar bebas, yang dapat dibagikan kepada pemilik saham sebagai dividen. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Hartini (2010) yang menyatakan terdapat

hubungan antara nilai perusahaan dengan pembayaran dividen, arus kas bersih, leverage dan earnings per share yang diharapkan setiap tahun oleh perusahaan bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang. Perbedaan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi untuk menjelaskan pengaruhnya antara hubungan likuiditas terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan Lisa dan Clara (2009), Hartoyo (2008), Sujasno (2004), Nugroho (2004), Lestari (2009), Duha Al- Kuwari, Anil

40

dan Kapoor (2008) terletak pada proxy kebijakan dividen yang digunakan yaitu dividend payout ratio. Dividend payout ratio pada hakikatnya menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Brigham (2006) juga menyatakan bahwa manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividend payout ratio yang stabil. Persamaan lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan likuiditas sebagai salah satu perwakilan kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini seperti penelitian Murtini (2008) yang menggunakan arus kas bebas. 2.2.3 Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan telah diteliti oleh Jhohor (2009) meneliti pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia dengan hasil penelitian secara parsial variabel leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi secara simultan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil penelitian Jhojor (2009), Hartini (2010) menemukan leverage secara parsial dan simultan memiliki pengaruh terhadap harga saham dengan meyimpulkan investor tidak melihat perusahaan dari faktor leverage-nya. Hasil penelitian serupa dengan Hartini (2010) di dukung oleh Fitriyanti (2009) dan Siregar (2010) dengan menggunakan uji F dan t menunjukkan bahwa leverage secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.

41

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada leverage sebagai variabel dependen untuk menguji pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. leverage digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui cerminan struktur modal perusahaan untuk memenuhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya jangka pendek maupun jangka panjangnya. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak hanya menjelaskan pengaruh secara langsung variabel leverage (dependen) dan nilai perusahaan (independen). Penelitian juga memasukkan variabel kebijakan dividen sebagai variabel moderasi untuk menjelaskan pengaruhnya antara hubungan variabel leverage terhadap nilai perusahaan. 2.2.4 Pengaruh Kebijakan dividen terhadap leverage dan nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen tersebut telah diteliti oleh Hartini (2010) yang menyatakan terdapat hubungan antara nilai perusahaan dengan pembayaran dividen, arus kas bersih, leverage dan earnings per share yang di harapkan setiap tahun oleh perusahaan bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaaan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi antara variabel leverage dan nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Nugroho (2004), Lestari (2009) adalah penggunaan kebijakan dividen dengan variabel

42

proxy dividend payout ratio yang berguna memberikan informasi kepada investor dan penggunaan variabel leverage yang sama dengan penelitian Hartini (2010). 2.2.5 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Penelitian mengenai profitabilitas terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh Susilo (2009) meneliti pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan yang tercermin melalui harga sahamnya pada perusahaan perbankan yang terdaftar pada bursa efek indonesia tahun 2005-2007. Hasil penelitian menemukan secara parsial dan simultan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut bisa dijelaskan bahwa penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Hasil penelitian Susilo (2009) didukung oleh Lestroyini (2008), Fitriyanti (2009) dan Siregar (2010) secara parsial dan simultan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian Rob et al. (2003) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak pada profitabilitas sebagai variabel dependen. Profitabilitas digunakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian yang akan diberikan kepada pemegang saham, jika tingkat pengembalian tinggi sebuah investasi dimiliki sebuah perusahaan akan memberikan sinyal positif bagi investor dalam

43

melakukan penilaian. Semakin tinggi profitabilitas semakin tinggi pemaksimalan kesejahteraan pemegang saham sehingga berdampak pada nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya, penelitian ini tidak hanya menjelaskan pengaruh secara langsung variabel profitabilitas (dependen) dan nilai perusahaan (independen). Penelitian juga memasukkan variabel kebijakan dividen sebagai variabel moderasi untuk menjelaskan pengaruhnya antara hubungan variabel profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 2.2.6 Pengaruh kebijakan dividen terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan ini berkaitan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan Erlangga (2009) pada perusahaan manufaktur periode 2004-2007 yang terdaftar di BEJ, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Penelitian Erlangga didukung oleh Wardani (2009), Sembiring (2010), Nova (2010) dan Eugene and Kenneth (1997) menyimpulkan bahwa pengaruh dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Murtini (2008) pada perusahaan manufaktur yang melakukan pembagian dividen minimal 2 tahun berturut-turut pada tahun 2000-2004. Hasil penelitian menemukan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen dengan menyatakan besarnya dividen yang

44

dibagikan pada pemegang saham tidak mempengaruhi nilai perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa dividen tidak memiliki kandungan informasi sehingga besarnya dividen tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian Murtini (2008) didukung oleh Hasugian (2008) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh kebijakan dividen secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan yang tercermin melalui harga saham. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kebijakan dividen tidak dapat dipergunakan untuk meramalkan harga saham oleh para investor. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-peneltian sebelumnya terletak pada nilai perusahaan sebagai variabel independen. Seperti peneltian Erlangga (2009) yang menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi dan profitabilitas sebagai variabel dependen. Perbedaannya dengan penelitian Erlangga (2009) adalah dari kinerja keuangan dalam penelitian ini diwakili oleh likuiditas, leverage, dan profitabilitas sebagai variabel dependen dan penggunaan proxy yang sama dengan penelitian Kim et al. (2008) Tobins q di sini digunakan sebagai proksi nilai perusahaan. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental Herawati, (2008) dalam Susanti, (2010).

45

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1

Kerangka Konseptual Pada dasarnnya manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai

perusahaan. Dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai utang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat di simpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimilisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi (Erlina, 2002). Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan (Nainggolan, 2004 dalam Christiani, 2010). Masyarakat atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan sebagai dasar keputusan investasi, di antaranya adalah mengenai kinerja keuangan perusahaan. Baik-buruknya kinerja keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan

45 53

46

merupakan salah satu indikator yang di pergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang terekspresikan adalah harga pasar saham di bursa efek. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan di dapatkan oleh investor. Investor akan berusaha mencari perusahaan yang memiliki kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dengan jalan membeli saham-sahamnya. Dapat dikatakan perolehan modal perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan keuangannya (Christiani, 2010). Pada umumnya tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan yaitu capital gain ataupun dividen. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham. Dalam hal ini pemegang saham berharap untuk mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar atau minimal relative sama setiap tahun. Perusahaan juga menginginkan laba ditahan dalam jumlah relative besar agar leluasa melakukan reinvestasi. Perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana untuk memenuhi dua kepentingan yang berbeda. Pembuatan keputusan yang tepat dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat memaksimalkan nilai perusahaan dan nilai para pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang (Hasugian, 2008). Kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, hal ini di karenakan kebijakan dividen menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan

47

perusahaan (Kartika, 2005 dalam Erlangga, 2009). Dividen memiliki atau mengandung informasi sebagai syarat prospek perusahaan (Rozeff, 1982 dalam Erlangga, 2009). Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan dianggap semakin baik, dan pada akhirnya penilaian terhadap perusahaan yang tercermin melalui harga saham akan semakin baik pula. Rasio keuangan yang diduga mempengaruhi dividend payout ratio dan Nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah : Likuiditas yang diproksikan

dengan cash ratio, rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar) dari kas yang tersedia dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapar segera diuangkan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya lebih tepat waktu di bandingkan current ratio maupun quick ratio. Hal ini di sebabkan karena current ratio mengandung akun piutang dagang dan persediaan. Sedangkan quick ratio mengandung akun piutang dagang dimana kedua akun tersebut relatif lama untuk berubah menjadi kas. Kedua adalah Leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio, aturan struktur financial konservatif memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal sendiri. Diasumsikan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus di bangun dari modal sendiri yaitu modal yang tahan risiko maka aturan financial tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Jika perusahaan menggunakan

48

modal yang berasal dari pinjaman maka akan menimbulkan beban tetap berupa bunga pinjaman. Jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri), maka perusahaan wajib memberikan balas jasa dalam bentuk dividen. Semakin besar pembelanjaan perusahaan yang menggunakan modal dari para pemegang sahamnya maka semakin besar pula dividen yang harus dibagikan. Para kreditur umumnya senang bila rasio ini rendah, semakin rendah rasio tersebut berarti semakin tinggi tingkat pembelanjaan perusahaan yang disediakan oleh para pemegang saham dan semakin besar tingkat perlindungan kreditur dari kehilangan uang yang di investasikan ke perusahaan tersebut. Data yang diperoleh selama periode 1986-1993 menunjukkan adanya keragaman yang tinggi dari nilai debt to equity ratio (DER) pada tiga kelompok industri. Kelompok industri manufaktur, industri keuangan, dan industri lain-lain

mempunyai nilai DER masing-masing sebesar 110.84%, 607.29%, dan 77.36%. Perbedaan yang tinggi pada nilai DER berdasarkan kelompok industri tersebut menjadi menarik untuk diteliti. Rasio terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang diproksikan dengan ROE. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal sendiri yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh, maka kemampuan perusahaan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi dan harga saham yang akan dihasilkan perusahaan akan semakin tinggi. Berdasarkan pembahasan di atas maka kerangka konsep dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

49

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Likuiditas (X1) Profitabilitas (X2) H5 H1 H4 Kebijakan Dividen (Z) H3 Leverage (X3)

H6 H2 Nilai Perusahaan (Y)

3.2

Hipotesis Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka hipotesis dapat dirumuskan

sebagai berikut. H1 : H2: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. H3: H4: Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. H5 : H6: Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

50

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1

Identifikasi Variabel Pengujian hipotesi dan analisis data dalam penelitian ini dapat di identifikasi

variabel-variabel yang akan digunakan dalam model penelitian yaitu: 1) Dependent variable () atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. 2) Independent variabel (X) atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan yang terdiri dari likuiditas, leverage dan profitabilitas. 3) Moderating Variabel (Z) adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen (Kusimadilaga, 2010). Variabel Moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen.

4.2

Definisi Operasional Variabel 1) Nilai perusahaan Nilai perusahaan adalah nilai laba yang masa akan datang di ekspektasi yang dihitung kembali dengan suku bunga yang tepat (Winardi, 2001 dalam Kusumadilaga, 2010). Data yang digunakan adalah laporan

50

51

keuangan dan jumlah lembar saham pada perusahaan manufakur yang secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang diperoleh melalui (www.idx.co.id). Alar ukur yang digunakan untuk nilai perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tobins Q, Tobins Q adalah perbandingan antara market value of equity ditambah dengan hutang (debt) dengan book market value ditambah dengan hutang (debt) (Susanti, 2010). Menurut Yuniasih,dkk (2007) menyebutkan bahwa nilai perusahaan diukur melalui Tobins Q, yang diformulasikan (dengan satuan persentase) Tobins Q ={(CP x Jumlah Saham) + TL + I)} CA TA .(3)

Dimana : Tobins Q CP TL I CA TA = Nilai perusahaan = Closing Price = Total Liabilities = Inventory = Current Assets = Total Assets

2)Kinerja Keuangan Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Likuiditas Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Data yang digunakan untuk menilai likuiditas dalam penelitian ini adalah

52

laporan keuangan pada perusahaan manufakur yang secara berturutturut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang diperoleh melalui (www.idx.co.id). Likuiditas dalam penelitian ini diwakili oleh cash ratio. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera di uangkan (Riyanto, 2001 :332). Secara matematis, cash ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (dengan menggunakan

menggunakan persentase):

Cash Ratio

Kas Efek x 100 % (4) Utang Lancar

b) Profitabilitas Profitabilitas memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang saham (Sawir, 2005). Data yang digunakan untuk menilai Profitabilitas dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada perusahaan manufakur yang secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang diperoleh melalui (www.idx.co.id). Profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on equity. Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Secara matematis, return on equity dapat

53

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (dengan satuan persentase):


Laba Bersih Setelah Pajak x 100% ...(5) Modal Sendiri

Re turn on Equity

c) Leverage Leverage adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjangnya. Data yang digunakan untuk menilai leverage dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada perusahaan manufakur yang secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang diperoleh melalui (www.idx.co.id). Leverage didalam penelitian ini diwakili oleh debt to equity ratio. Debt to equity ratio adalah rasio yang merupakan perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Secara matematis, debt to equity ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (dengan satuan persentase):
Total Utang x 100 % (6) Total Modal Sendiri

Debt to Equity Ratio

3)Kebijakan Dividen (Z) Kebijakan dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Kebijakan dividen dalam penelitian ini diwakili oleh dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan pada perusahaan manufakur yang secara berturut-turut membagikan dividen pada tahun 2006-2009 yang

54

diperoleh melalui (www.idx.co.id). Menurut Keown et al. (2005 :148) dividend payout ratio adalah jumlah dividen relatif terhadap net income perusahaan atau earning per share. Menurut Harjito, A dan Martono (2005) menyatakan bahwa dividend payout ratio merupakan rasio yang

menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Secara matematis, Dividen Payout Ratio dapat dinyatakan dengan rumus (dengan menggunakan persentase) :
Dividen per Share x 100 % (7) Earning per Share

Dividen Payout Ratio

4.3

Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah perusahaanperusahaan pada sektor

manufaktur yang telah terdaftar Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009 dan membagikan dividen dari tahun 2006-2009 yaitu sebanyak 170 perusahaan sektor manufaktur. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non random Sampling. Menurut Nata Wirawan (2002 : 115) Non Random Sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu, sehingga setiap anggota populasi tidak mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Pada penarikan sampel dengan cara ini pandapat dan pengetahuan dari peneliti akan menjadi dasar pemilihan anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Subyektivitas dari peneliti sangat berperan di dalam pemilihan sampel. Cara pengambilan sampel yang termasuk ke dalam

55

penarikan sampel yang bersifat tidak acak ini adalah penarikan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu adalah suatu cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu, anggota-anggota sampel akan dipilih sedemikan rupa, sehingga sampel yang dibentuk tersebut dapat mewakili (mencerminkan) sifat-sifat populasi induknya. Sampel tersebut adalah perusahaan-perusahaan Sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang secara berturut-turut membagikan dividen selama periode penelitian 2006-2009. Jumlah dalam kriteria sebanyak 30 perusahaan dari 170 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek.

4.4

Jenis Dan Sumber Data

4.4.1 Jenis data Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. 1) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau yang diangkakan (Sugiyono, 2003 : 14). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan dari perusahaan manufaktur periode 2006-2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema atau gambar ( Sugiyono, 2003 : 14 ). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah penjelasan mengenai gambaran umum perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

56

4.4.2 Sumber Data Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya adalah data sekunder eksternal, yaitu data yang tidak langsung di dapat dari perusahaan, tapi diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah dan dipublikasikan oleh pihak lain yaitu Bursa Efek Indonesia berupa, data melalui internet (www.idx.co.id) dalam hal ini data keuangan dari tahun 20062009.

4.5

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi non prilaku. Observasi non prilaku adalah metode pengumpulan data dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Dengan metode ini semua data diperoleh melalui pengumpulan data dengan cara mengamati, mencatat serta mempelajari uraian uraian dari buku buku, karya ilmiah berupa jurnal, tesis dan dokumen dokumen yang terdapat dalam

Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) tahun 2006-2009.

4.6

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan permasalahan

dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi. Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai

57

moderating variabel pada perusahaan sektor manufaktur di bursa efek Indonesia tahun 2006-2009 dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). 4.6.1 Analisis Regresi Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel yang diketahui (Gujarati, 2007). Menurut Ghozali (2006) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistic F dan nilai statistik t. perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah H0 diterima. Data yang telah di kumpulkan akan di analisis menggunakan alat bantu analisis statistik yaitu : 1) Likuiditas a) Analisis regresi linier sederhana. Y= + b1X1 + ei .............................................................................(8)

b)Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA). Y= Y + b1X1+ b2Z+b3X1.Z + ei ......................................................(9) = Nilai perusahaan = Konstanta

58

b1-b3 X1 Z X1Z ei 2) Leverage

= Koefisien regresi = Likuiditas = Kebijakan dividen = Interaksi antara likuiditas dengan kebijakan dividen = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

a) Analisis regresi linier sederhana. Y= + b1X2 + ei ...........................................................................(10)

b)Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA). Y= Y + b1X2+ b2Z+b3X2.Z + ei ....................................................(12) = Nilai perusahaan = Konstanta b1-b3 X2 Z X2Z ei 3) = Koefisien regresi = Leverage = Kebijakan dividen = Interaksi antara leverage dengan kebijakan dividen = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

Profitabilitas a) Analisis regresi linier sederhana. Y= + b1X3 + ei ..........................................................................(13)

59

b)Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA). Y= Y + b1X3+ b2Z+b3X3.Z + ei .....................................................(14) = Nilai perusahaan = Konstanta b1-b3 X3 Z X3Z ei = Koefisien regresi = Profitabilitas = Kebijakan dividen = Interaksi antara profitabilitas dengan kebijakan dividen = Error term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

Uji Interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear di mana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006). Variabel perkalian antara Kinerja Keuangan (Likuiditas X1, Leverage X2 dan Profitabilitas ,X3) dan Kebijakan dividen (Z) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel Kebijakan dividen (Z) terhadap hubungan Kinerja Keuangan (X) dan Nilai Perusahaan (). Jogiyanto (2010) menyatakan pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :

60

a) Efek Moderasi dilihat dari kenaikan R2 persamaan regresi yang berisi dengan efek-efek utama dan efek moderasi dari persamaan regresi yang hanya berisi dengan efek utama saja. b) efek moderasi juga dapat dilihat dari signifikansi koefisien b3 dari interaksi (VI*VMO). Arsintadiani dan Harsono (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hasil interaksi variabel independen (VI) dan variabel dependen (VD) dengan memasukkan variabel Moderating (VMO). Nilai efek-efek utama dan efek

moderasi (VI*VMO) jika mengalami peningkatan nilai R square dari efek utama, peningkatan R square tidak signifikan karena tingkat signifikansi b3 (VI*VMO) > 0.05 ( Los = 5 %) dan dikatakan signifikan jika tingkat signifikansi b3 (VI*VMO) < 0.05 ( Los = 5 %). Sebelum model regresi, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas dan uji heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2006) : 1) Uji normalitas Asumsi data telah berdistribusi normal adalah salah satu asumsi yang penting dalam melakukan penelitian dengan regresi. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen, dependen dan moderasi terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian dalam penelitian dengan melihat normal probability plot, di mana pada

61

grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. 2) Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006 : 105). Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastis pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Adapun dasar analisisnya adalah sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan Uji t ( Uji Signifikansi Parameter Individual) secara statistik yaitu sebagai berikut : Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Kusumadilaga, 2010). Dasar pengambilan keputusannya adalah: a. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).

62

b. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima). Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing variabel pada pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (=5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikansi), yang berarti secara individual variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan), berarti secara individual variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

63

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dideskripsikan data masing-masing variabel pada tahun 2006-2009 yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing variabel; Tabel 5.1 Likuiditas (X1) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)
Des criptive Statistics y x1 z x1z Mean 1.80134 72.35497 45.92833 2967.507 Std. Dev iation 2.604522 85.777520 38.403287 4544.740488 N 120 120 120 120

Sumber : data yang diolah, 2011

Tabel 5.2 Leverage (X2) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)
Des criptive Statistics y x2 z x2z Mean 1.80134 105.66651 45.92833 4929.462 Std. Dev iation 2.604522 174.967419 38.403287 7186.354016 N 120 120 120 120

Sumber : data yang diolah, 2011

63

64

Tabel 5.3 Profitabilitas (X3) , Nilai Perusahaan (Y) dan Kebijakan Dividen (Z)
Des criptive Statistics y x3 z x3z Mean 1.80134 21.39542 45.92833 1154.091 Std. Dev iation 2.604522 17.667563 38.403287 1887.415571 N 120 120 120 120

Sumber : data yang diolah,2011

Berdasarkan statistik deskriptif yang tersaji pada Tabel 5.1, Tabel 5.2 menunjukkan nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobins Q. (Rimba, 2010) rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Berdasarkan Tabel 5.1, 5.2, 5.3 nilai rata- rata 1.80 persen dengan nilai standar deviasi 2.60 persen yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30 persen dari mean ). Tobins Q dengan nilai terendah sebesar -0.31 yaitu perusahaan PT Mustika Ratu tbk dan yang tertinggi 12.55 yaitu perusahaan Delta Djakarta tbk. Nilai rata-rata Tobins Q sebesar 1.80 persen menunjukkan bahwa efektivitas manajemen perusahaan penelitian dalam memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomi sebesar 1.80 persen. Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata likuiditas yang diukur dengan dengan Cash ratio sebesar 72.35 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 85.77 persen, yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30 persen dari mean). Cash ratio dengan nilai terendah sebesar 1,27 persen

65

yaitu perusahaan Multi Bintang Indonesia tbk dan nilai tertinggi sebesar 426.99 persen yaitu perusahaan Lion Metal Works tbk. Nilai rata-rata cash ratio sebesar 72.35 persen menunjukkan kemampuan perusahaan membayar utang yang harus dipenuhi dengan kas tersedia dalam perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata leverage yang diukur dengan dengan debt to equity ratio sebesar 105.66 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 174.96 persen, yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30 persen dari mean). Debt to equity ratio dengan nilai terendah sebesar 10.42 persen yaitu perusahaan Mustika Ratu tbk dan nilai tertinggi sebesar 1765.66 persen yaitu perusahaan Malindo Feedmil tbk. Nilai ratarata debt to equity ratio sebesar 105.66 persen menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjangnya. Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata profitabilitas yang diukur dengan dengan return on equity sebesar 21.39 persen dengan nilai standar deviasi sebesar 17.66 persen, yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30 persen dari mean). Return on equity dengan nilai terendah sebesar 1.81 persen yaitu perusahaan Trias Sentosa tbk dan nilai tertinggi sebesar 89.66 persen yaitu perusahaan Multi Bintang Indonesia tbk. Nilai rata-rata return on equity sebesar 21.39 persen menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Hasil analisis statistik deskriptif diperoleh nilai rata-rata kebijakan dividen yang diukur dengan dengan dividend payout ratio sebesar 45.92

66

persen dengan nilai standar deviasi sebesar 38.40 persen, yang berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30 persen dari mean). Divided payout ratio dengan nilai terendah sebesar 4.13 persen yaitu perusahaan Tempo Scan Pacific tbk dan nilai tertinggi sebesar 299.19 persen yaitu perusahaan Sepatu Bata tbk. Nilai rata-rata dividend payout ratio sebesar 45.92 persen menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar proporsi laba yang dibagikan kepada para pemegang saham.

5.1.2 Uji Asumsi Klasik Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat best linear unbiased estimator (Gujarati, 2007). Model dinyatakan cukup baik dan dapat dipakai unyuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonometrik yang melandasinya. Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada dalam penelitian ini dan menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 5.1.2.1 Uji Normalitas Asumsi data telah berdistribusi normal adalah salah satu asumsi yang penting dalam melakukan penelitian dengan regresi. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen, dependen dan moderasi terdistribusi secara normal atau tidak.

67

Grafik 5.1 Grafik Normal Plot


Regresi likuiditas (X1), Nilai perusahaan (Y) dan Kebijakan dividen (Z)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8

Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Regresi Leverage (X2), Nilai perusahaan (Y) dan Kebijakan dividen (Z)

Regresi Profitabilitas (X3), Nilai perusahaan (Y) dan Kebijakan dividen (Z)

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

Dependent Variable: y
1.0

0.8

0.8
Expected Cum Prob
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Expected Cum Prob

0.6

0.6

0.4

0.4

0.2

0.2

0.0

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Observed Cum Prob

Sumber : data yang diolah,2011

Menurut Ghozali (2006), pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini

68

menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Grafik 5.1 menunjukkan bahwa data (titik) menyebar di sekitar dan mendekati garis diagonal. Ini menunjukkan bahwa data penelitian yang mencakup variabel likuiditas, leverage, profitabilitas, kebijakan dividen dan nilai perusahaan telah menunjukkan distribusi data normal yang diperlukan sebelum melakukan pengujian hipotesis. Karena berdasarkan Grafik 5.1 telah terdistribusi secara normal, maka dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya.

5.1.2.2 Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homoskodesitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SPRESID. Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, (Ghozali,2006). Grafik scatterplot ini dapat ditunjukkan pada Grafik 5.2 berikut:

69

Grafik 5.2 Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: y
4

Regression Standardized Residual

-1

-2

-3 -2 0 2 4 6

Regression Standardized Predicted Value

Regresi likuiditas (X1), Nilai perusahaan (Y) dan Kebijakan dividen (Z)

Scatterplot

Scatterplot

Dependent Variable: y
4

Dependent Variable: y

Regression Standardized Residual

Regression Standardized Residual

-2

-2

-4 -2 0 2 4 6 8

-1

Regression Standardized Predicted Value

Regression Standardized Predicted Value

Regresi Leverage (X2), Nilai perusahaan (Y) dan Kebijakan dividen (Z)

Regresi Profitabilitas (X3), Nilai perusahaan (Y) dan Kebijakan dividen (Z)

Sumber : data yang diolah,2011

70

Grafik 5.2 menjelaskan bahwa data sampel tersebar baik berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi yang digunakan.

5.1.3 Analisis regresi Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan Moderated Regression Analysis untuk mengetahui

gambaran mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai pemoderasi secara parsial. Hasil analisis regresi dapat di lihat pada Tabel berikut :

Tabel 5.4 Hasil analisis Regresi Likuiditas (x1), nilai perusahaan (y) dan kebijakan dividen(z) regression-model1a (parsial) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 2.028 0.311 -0.003 0.003 -0.103

Model (Constant) x1

t 6.517 -1.129

Sig. 0.000 0.261

Model 1 (Constant) x1 z x1z

regression-model1b (moderasi) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 0.969 0.454 -0.005 0.004 -0.163 0.020 0.008 0.301 0.000 0.000 0.148

t 2.137 -1.256 2.676 1.032

Sig. 0.035 0.212 0.009 0.304

Sumber : data yang diolah,2011

71

Tabel 5.5 Hasil analisis Regresi Leverage (x2), nilai perusahaan (z) dan kebijakan dividen regression-model2a (parsial) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 1.868 0.279 -0.001 0.001 -0.042

Model 1 (Constant) x2

t 6.695 -0.460

Sig. 0.000 0.647

Model 1 (Constant) x2 z x2z

regression-model2b (moderasi) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 0.550 0.448 0.001 0.003 0.063 0.030 0.010 0.447 0.000 0.000 -0.135

t 1.226 0.273 2.980 -0.510

Sig. 0.223 0.785 0.004 0.611

Sumber : data yang diolah,2011

Tabel 5.6 Hasil analisis Regresi Profitabilitas (x3), nilai perusahaan (y) dan kebijakan dividen(z) regression-model3a (parsial) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 0.072 0.314 0.081 0.011 0.548 regression-model3b (moderasi) Unstandardized Coefficients Standardized B Std. Error Coefficients -0.032 0.554 0.047 0.023 0.322 0.010 0.009 0.140 0.000 0.000 0.240

Model 1

(Constant) x3

t 0.228 7.124

Sig. 0.820 0.000

Model 1

(Constant) x3 z x3z

t -0.057 2.041 1.086 1.160

Sig. 0.955 0.043 0.280 0.249

Sumber : data yang diolah,2011

72

Berdasarkan Tabel 5.4 tersebut, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : 1) Likuiditas (X1) a) Analisis regresi linier sederhana. = 2.028 0.003X1 b) Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA). = 0.969 0.005X1 + 0.020Z+0.000X1.Z Berdasarkan Tabel 5.5 tersebut, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : 2) Leverage (X2) a) Analisis regresi linier sederhana. = 1.868 -0.001X2 b) Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA). = 0.550 + 0.001X2+ 0.030Z+0.000X2.Z Berdasarkan Tabel 5.6 tersebut, maka dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : 3) Profitabilitas (X3) a) Analisis regresi linier sederhana. = 0.550 + 0.081X3 b) Model Persamaan Moderated Regression Analysis (MRA). = -0.032 + 0.047X3+ 0.010Z+0.000X3.Z

73

5.1.5 Uji t ( Uji Signifikansi Parameter Individual) Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Kusumadilaga, 2010). Hasil dari output SPSS dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Likuiditas (X1) a) H1 : Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan Pengujian hipotesis pengaruh variabel Likuiditas terhadap nilai perusahaan pada Tabel 5.4 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.261 dan nilai signifikansi lebih besar dari Los (level of significance) 0.05 (=5%) maka H0 diterima (0.261>0.05), yang berarti likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. b) H2: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis pengaruh variabel moderasi kebijakan dividen terhadap likuiditas dan nilai perusahaan pada Tabel 5.4 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.304 dan nilai signifikansi lebih besar dari Los (level of significance) 0.05 (=5%) maka H0 diterima (0.304>0.05), yang berarti kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. 2) Leverage (X2) a) H3: Leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan

74

Pengujian hipotesis pengaruh variabel leverage terhadap nilai perusahaan pada Tabel 5.5 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.647 dan nilai signifikansi lebih besar dari Los (level of significance) 0.05 (=5%) maka H0 diterima (0.647>0.05), yang berarti leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. b) H4: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan Pengujian hipotesis pengaruh variabel moderasi kebijakan dividen terhadap leverage dan nilai perusahaan pada Tabel 5.5 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.611 dan nilai signifikansi lebih besar dari Los (level of significance) 0.05 (=5%) maka H0 diterima (0.611>0.05), yang berarti kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. 3) Profitabilitas (X3) a) H5 : Profitabilitas perusahaan Pengujian hipotesis pengaruh variabel Profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada Tabel 5.6 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.000 dan nilai signifikansi lebih kecil dari Los (level of significance) 0.05 (=5%) maka H0 ditolak (0.000<0.05), yang berarti profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. b) H6: Kebijakan dividen mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

75

Pengujian hipotesis pengaruh variabel moderasi kebijakan dividen terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada Tabel 5.6 diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0.249 dan nilai signifikansi lebih besar dari Los (level of significance) 0.05 (=5%) maka H0 diterima (0.249>0.05), yang berarti kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

5.2

Pembahasan Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa

kinerja keuangan perusahaan yang dilihat menggunakan indikator likuiditas dan leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hanya profitabilitas yang mampu memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Penggunaan kebijakan dividen sebagai pemoderasi menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas, leverage dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian terhadap masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Likuiditas dalam teori berhubungan positif dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi likuiditas maka nilai perusahaan tinggi dan semakin rendah likuiditas maka nilai perusahaan rendah. Kemampuan kas yang tinggi akan berdampak terhadap kemampuan kewajiban jangka pendek perusahaan dan berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Likuiditas secara parsial hasil

76

dalam penelitian ini menemukan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas tidak terlalu dipertimbangkan oleh pihak eksternal perusahaan dalam melakukan

penilaian sebuah perusahaan dan memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap perubahan harga saham sebuah perusahaan. Semakin kecil kepemilikan kas yang disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki oleh perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan karena dengan adanya nilai kas yang berlebihan atau kepemilikan kas yang tinggi pada cenderung membuat penurunan akuisisi dan merger (Harford, 1999 dalam Susanti, 2010). Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang menyatakan informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai informasi perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan Ervin (1998) yang menemukan laba lebih relevan daripada operasi, investasi, atau arus kas pembiayaan dalam siklus perusahaan maturity. Masuknya kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Erlangga (2009), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan

77

terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat likuiditas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat likuiditas rendah. 2) Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Leverage dalam teori berhubungan negatif dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi leverage maka nilai perusahaan rendah dan semakin rendah leverage maka nilai perusahaan tinggi. Penggunaan hutang harus hati-hati oleh pihak manajemen, karena semakin besar hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Leverage yang parsial dalam hasil penelitian ini menemukan memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini mengindikasikan semakin tinggi atau rendah hutang yang dimiliki sebuah perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan, karena dalam pasar modal indonesia pergerakan harga saham dan penciptaan nilai tambah

perusahaan disebabkan faktor psikologis pasar. Besar kecilnya hutang yang dimiliki perusahaan tidak terlalu diperhatikan oleh investor, karena investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan mengunakan dana tersebut dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai perusahaan. Berbeda dengan teori yang mengatakan leverage yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa klaim pihak lain relatif lebih besar ketimbang asset yang tersedia untuk menutupnya, meningkatkan resiko bahwa klaim kreditor kemungkinan tidak akan tertutup secara penuh bilamana terjadi likuidasi. Semakin rendah rasionya, maka semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang akan datang dan baik secara langsung maupun tidak

78

langsung berdampak terhadap harga saham (Hartini, 2010). Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan Fitriyanti (2009) yang menemukan leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan industri makanan dan minuman. Masuknya kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Erlangga (2009), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat leverage rendah dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat leverage tinggi. 3) Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas dalam teori berhubungan positif dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas maka nilai perusahaan tinggi dan semakin rendah profitabilitas maka nilai perusahaan rendah. Semakin baik perusahaan membayar return terhadap pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan. Profitabilitas secara parsial dalam hasil penelitian ini menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Susilo (2009) yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap perubahan harga saham

perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Lestroyini (2010) dan Jhojor (2009). Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan

79

operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang tercermin pada harga sahamnya. Masuknya kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Erlangga (2009), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas rendah.

5.3

Implikasi Penelitian Hasil penelitian ini kebijakan dividen tidak mampu memoderasi nilai

perusahaan, kemungkinan disebabkan karena periode waktu pengukuran variabel kinerja keuangan, kebijakan dividen dan nilai perusahaan bersamaan. Dalam kenyataannya investor bereaksi setelah mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Implikasi untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mengukur variabel tersebut secara time-lag yang berarti nilai perusahaan tahun t dipengaruhi oleh kinerja keuangan dan kebijakan dividen tahun t-1.

80

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan 1) Likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini mengindikasikan bahwa likuiditas tidak terlalu dipertimbangkan oleh pihak eksternal perusahaan dalam melakukan penilaian sebuah perusahaan dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham sebuah perusahaan. 2) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat likuiditas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat likuiditas rendah. 3) Leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Besar kecilnya hutang yang dimiliki perusahaan tidak terlalu diperhatikan oleh investor, karena investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan mengunakan dana tersebut dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai perusahaan. 4) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat leverage rendah dan kebijakan

80

81

dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat leverage tinggi. 5) Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, sehingga dengan profitabilitas yang tinggi dapat memberikan nilai tambah kepada nilai perusahaannya yang tercermin pada harga sahamnya. 6) Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan

kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas rendah. 6.2 Saran 1) Berdasarkan simpulan penelitian maka pengaruh variabel likuiditas dan leverage tidak signifikan dengan kajian teori dan penelitian terdahulu. Variabel profitabilitas perlu mendapat perhatian baik bagi investor maupun calon investor untuk menilai sebuah perusahaan. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur perlu memperhatikan likuiditas dan leverage agar memiliki fleksibilitas keuangan dalam mencapai nilai perusaahaan yang baik bagi pihak eksternal perusahaan.

82

2) Untuk penelitian berikutnya disarankan menggunakan time lag pada variabel kinerja keuangan dan kebijakan dividen. Hati-hati dalam penggunaan hutang bagi manajemen, karena semakin besar hutang akan menurunkan nilai perusahaan.

83

DAFTAR PUSTAKA

Anil dan Kapoor. 2008. Determinants of Dividend Payout Ratios-A Study of Indian Information Technology Sector. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 15 (2008). Anggia Prayitmo. 2008. Pengaruh Profitabilitas, solveabilitas dan likuiditas terhadap harga saham sektor properti, Tesis, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Apriani, Lisa. 2005. Reaksi Pasar terhadap Pengumuman Kenaikan/Penurunan Dividen. SNA VIII Solo, 15 16 September 2005. Arsintadiani, D dan Harsono, M. (2002). Pengaruh tingkat LMX terhadap penilaian kinerja dan kepuasan kerja dengan kesamaan gender dan locus of control sebagai variabel moderator. Jurnal Perspektif, Volume 7, Nomor 2, Desember 2002: 113-122. Baridwan, Z. 2004. Intermediate Accounting. Penerbit BPFE Yogyakarta, Edisi 8. Bebezuk. 2004.Explaining Dividend (http://www.academicjournal.org ) Policies in Argentina. (online),

Brigham and Houston. 2006. Dasar-dasar Kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.

Manajemen Keuangan.Edisi

Cahyati, Cucu. 2006. Hubungan kebijakan dividen terhadap Nilai Perusahaan pada PT.Telkom,Bandung.(online),(http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=brows e&op=read&id=jbptunikompp-gdl-s1-2006-cucucahyat-3327). C. Jensen, Michael. 2010. Value Maximization, Stake holder Theory, and the Corporate Objective Function.(online).(http://ssrn.com/abstract=220671) Christiani. S, Devi. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham Sebelum dan Sesudah Seasoned Equity Offerings Pada perusahaan Manufaktur di BEI, Tesis, Program Magister Manajemen UNUD. Duha, Al-Kuwari. 2010. To Pay or Not to Pay: Using Emerging Panel Data to Identify Factors Influencing Corporate Dividend Payout Decisions. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 14502887 Issue 42 (2010).

84

Erlina. 2002. Manajemen Keuangan. Universitas Sumatera utara : program studi akuntansi. Ervin L, Black Sr . 1998.Which is More Value-Relevant: Earnings or Cash Flows?. (online).(http://ssrn.com/abstract=118089). Erlangga, Enggar. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR, Good Corporate Governance, dan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Pemoderasi, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammdiyah Yogyakarta. Eugene and Kenneth. 2009. Taxes, Financing Decisions, and Firm Value.(online). (http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1871). Fitriyanti, Hayu. 2009. Analisis Pengaruh Roa, Roe, Dan Der Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bei. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Manajemen. (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/3020/) Flint, Anthony ., et. al .2010. Predicting Future Earnings Growth: A Test Of The Dividen Payout Ratio In The Australian Market. International Journal of Business an Finance Research. Volume 4 number 2 ,2010. Gitman, Lawrance. J. 2003. Principles of Mangerial Finance. 10thedition. Addison Wesley. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BFE Gujarati, Damodar. N. (2007). Dasar-dasar ekonometrika. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis atas laporan Keuangan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada. Harjito, A dan Martono. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. Hartini, Sri. 2010. Pengaruh Dividen Kas, Arus Kas Bersih, Leverage Ratio Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.Universitas Sumatera Utara, Program Pascasarjana. (online),(http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20595).

85

Hartoyo, Iin Hastuti. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio perusahaan Manufaktur di BEI 2005-2007. Tesis.Program Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro Semarang tidak dipublikasikan. Harmoni, Eka P. 2009. Analisis Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di BEI. Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi. (online), (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/9599). Hasugian, Hotbin, 2008. Pengaruh Kebijakan Dividen, Volume Perdagangan Saham dan Leverage Perusahaan terhadap Harga Saham Setelah Ex Dividend Day Di Bursa Efek Indonesia, Tesis, Program Pascasarjana USU. Hellfert, Erick. A. 2000. Technique of Financial Analysis. A Guide to Value Creation. Mc Graw-Hill. International Edition. Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Husnan, S dan Pudjiastuti, E. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi Kelima. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Horne, V. 2005. Analisis kinerja Perusahaan yang melakukan Right Issue di Indonesia, Simposium Nasional akuntansi IV. Jannah, Miftachul. 2009. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Muhammadyah Surakarti. Jhojor Triwati N, Barasa. 2009. Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ekonomi Akuntansi. (Online), (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/8877). Jogiyanto, H.M. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis :salah kaprah dan pengalaman-pengalaman. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Keown et al. 2005. Manajemen Keuangan (prinsip-prinsip dan aplikasi). Jakarta Barat: PT indeks kelompok Gramedia. Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating, Skripsi, Fakultas Ekonomi Diponegoro Semarang.

86

Kim, Woochan et al. 2008. Does Corporate Governance Predict Firms Market Value? Evidence from Korea.(Online).(http://ssrn.com/abstract=311275). Lestyorini. Ina. 2008. Pengaruh Variabel-variabel Keuangan Terhadap Harga Pasar Saham Setelah Initial Public Offering (ipo) Di Bursa Efek Indonesia Periodesasi 2000-2005 Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Akuntansi.(online). (http://etd.eprints.ums.ac.id/2305/). Lestari, Anggraeni Ayu. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen payout Ratio Pada perusahaan yang sahamnya Aktif di Bursa Efek Indonesia. Universitas Gunadarma. Marlina, L dan Danica, C. 2009.Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Retutn on Assets Terhadap Dividend Payout Ratio. Departemen Pengajar FE USU. Jurnal Manajemen bisnis vol.2. Murtini, Umi. 2008. Pengaruh Manajemen Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal riset akuntansi.vol 4, no 1 februari 2008 hal 32-47. Napa J, Awat. 1999. Manajemen Keuangan : Pendekatan Sistematis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Nata Wirawan. 2002. cara mudah memahami Inferensia).Edisi kedua. Denpasar : Keraras Emas. Statistik 2 (Statistik

Nurlela dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Peusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham Perusahaan-perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta. Mandiri Vol.9 No.1 Juli-September. p. 17-24 Nugroho, Setya. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, Tesis, Program Magister Manajemen Univesitas Diponegoro Semarang tidak dipublikasikan. Nova H., Rotua. 2010.Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi Akuntansi. (Online), (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/20416).

87

Pinuji, Ponco Satriyo. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 20052007. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prayitno, Anggia. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, dan Likuiditas Terhadap Harga Saham Sektor Properti di Bursa Efek Jakarta Tahun 20012006, Skripsi, Universitas Widyatama. Program Magister Manajemen Universitas Udayana. 2010. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Raharjo, Susilo. 2005. Analisa Penfaruh Kinerja keuangan Terhadap Return Saham pada Perusaahn LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Fakultas ekonomi Universitas Islam Indonesia. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Rosyadi, 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta. Fordema Volume 6 Nomor 1, Juni 2006: 73-89. Rob Bauer et al. 2003. Empirical Evidence on Corporate Governance in Europe. The Effect on Stock Returns, Firm Value and Performance. (online ) . (http://ssrn.com/abstract=444543). Azhagiah, R dan Priya N, S. 2008. The Impact of Dividend Policy on Shareholders Wealth. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 20 (2008). Saxena, A.K. 1999. Determinant of Dividend Policy: Regulated Versus Unregulated Firms. The Journal of Finance. Sawir, Agnes . 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sembiring, Daniel Sehate. 2010. Pengaruh Perubahan Struktur Modal Dan Dividen Pay Out Ratio Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Lembaga Keuangan Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi Akuntansi. (online), (http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/18430). Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi Keempat. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

88

Sujasno. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebijakanan Deviden (Perbandingan Pada Perusahaan PMA dan PMDN yang go publik di Bursa Efek Jakarta), Tesis, Program Magister Manajemen Univesitas Diponegoro Semarang tidak dipublikasikan. Susilo, Agus. 2009. Pengaruh Pergerakan Rasio Profitabilitas Emiten Terhadap Perubahan Harga Saham (studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007), Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Manajemen. (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/5310/) Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta. Sudjaja, S dan Berlian, Inge. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta : Literata Lintas Media. Siregar, Sheila Ramadhani. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Harga Saham dengan Menggunakan Rasio Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sitepu, Citra Noveli. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga saham pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI, Skripsi, Universtias Sumatera Utara fakultas Ekonomi Medan. Winardi. 2001. Ekonomi Majerial. Bandung : Mandar Maju. Wardani, Elisa. 2009. Pengaruh Pengumuman Dividen Tunai Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia.Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ekonomi Akuntansi.(online).( http://etd.eprints.ums.ac.id/5251/). Weston, Fred. J dan Thomas, E Copeland. 1997. Manajemen Keuangan : Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara. Yuniasih, Ni Wayan dan Wirakusuma, Made Gede. 2007. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai perusahaan dengan pengungkapan Corpotare Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai variable moderasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Universitas Udayana.

89

Lampiran 1 Perkembangan Dividend Payout Ratio Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 (dalam persen)
Dividen Payout Ratio (%) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT Indofood Sukses makmur PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indo Kordsa Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Malindo Feedmil Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Radiant Utama Interinsco TBK PT Rig tenders Indonesia Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Selamat Sempurna Tbk PT Semen Gresik Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Sucaco Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT United Tractors Tbk 2006 20.51 116.51 47.99 48.09 47.73 93.73 44.28 18.63 29.49 31.61 15.01 10.80 25.20 62.92 75.60 15.06 22.26 78.66 49.97 32.63 50.00 31.03 27.87 38.87 33.29 4.13 5.63 54.12 90.85 39.85 2007 5.09 74.86 9.94 47.37 33.32 65.31 41.42 14.97 72.42 34.03 14.39 8.08 25.70 30.11 124.84 20.00 25.70 53.92 299.19 71.69 50.00 39.50 11.38 30.58 40.42 40.42 7.08 79.11 99.81 40.11 2008 40.05 38.85 38.32 66.92 35.81 12.38 39.90 31.63 59.35 42.87 17.96 6.24 18.56 32.21 142.17 25.00 30.73 52.80 6.73 157.39 50.58 39.16 54.97 31.65 95.63 105.26 8.25 48.39 99.84 40.01 2009 60.03 17.17 33.47 120.25 36.19 17.83 39.34 30.16 31.20 12.73 27.33 12.00 19.34 24.99 108.00 20.00 49.63 53.49 52.95 97.53 55.00 34.10 33.40 31.60 42.90 43.75 6.29 29.27 100.01 28.76

Sumber : www.idx.co.id

90

Lampiran 2 Perkembangan Cash Ratio Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 (dalam persen)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT Indofood Sukses makmur PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indo Kordsa Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Malindo Feedmil Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Radiant Utama Interinsco TBK PT Rig tenders Indonesia Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Selamat Sempurna Tbk PT Semen Gresik Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Sucaco Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT United Tractors Tbk Cash ratio(%) 2007 2008 48.44 60.20 50.51 28.16 29.35 32.68 158.73 201.89 5.45 14.79 8.97 6.53 35.51 26.26 40.52 40.65 138.05 62.04 39.99 60.78 147.93 105.71 12.01 15.85 185.86 208.43 2.91 4.32 11.43 49.34 286.54 225.96 43.53 38.92 100.67 57.10 45.81 4.73 3.21 4.46 195.20 179.09 93.29 131.49 3.30 2.42 16.85 11.69 5.47 40.08 207.09 187.93 25.13 119.96 10.55 14.40 36.44 23.37 19.73 42.23

2006 30.92 99.35 23.57 107.06 5.59 17.91 28.61 5.34 74.92 50.71 186.94 10.00 230.00 4.65 1.27 342.83 28.79 36.91 7.23 3.52 119.42 29.34 12.30 15.14 3.35 229.56 45.01 2.99 49.30 22.71

2009 78.94 35.29 32.66 296.27 15.36 8.49 40.10 148.13 70.12 161.05 99.27 12.35 426.99 16.79 44.56 220.85 38.18 20.83 9.49 2.40 148.61 310.79 10.04 31.48 64.14 173.96 254.68 12.45 24.84 38.32

Sumber : www.idx.co.id

91

Lampiran 3 Perkembangan Debt to Equity Ratio Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 (dalam persen)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT Indofood Sukses makmur PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indo Kordsa Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Malindo Feedmil Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Radiant Utama Interinsco TBK PT Rig tenders Indonesia Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Selamat Sempurna Tbk PT Semen Gresik Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Sucaco Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT United Tractors Tbk Debt to Equity Ratio(%) 2007 2008 48.41 44.89 98.86 152.66 116.87 121.41 28.69 33.54 69.33 55.12 94.43 100.44 262.10 311.05 44.30 32.53 51.72 48.11 52.75 38.00 33.11 37.11 115.55 63.57 27.23 25.81 168.94 1765.66 214.46 173.49 13.03 16.85 129.06 206.86 55.45 67.33 59.88 47.15 65.65 62.65 27.09 30.10 33.92 25.49 267.34 215.42 82.64 95.03 290.67 249.72 26.39 29.34 43.30 37.37 118.01 108.11 98.04 109.60 125.87 104.61

2006 57.22 97.61 140.77 31.48 65.05 120.71 213.42 59.10 61.00 44.17 36.08 85.58 25.32 98.77 207.55 10.42 119.63 65.55 42.79 53.13 34.83 58.13 114.97 72.17 324.11 23.03 58.61 107.12 94.97 143.80

2009 39.34 116.77 100.28 27.25 48.35 87.72 245.06 24.08 22.90 29.31 39.25 83.35 19.13 634.71 208.60 15.55 167.02 58.14 38.27 80.00 25.82 14.19 176.98 77.59 60.66 34.03 21.06 67.87 101.99 75.51

Sumber : www.idx.co.id

92

Lampiran 4 Perkembangan Debt to Equity Ratio Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 (dalam persen)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT Indofood Sukses makmur PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indo Kordsa Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Malindo Feedmil Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Radiant Utama Interinsco TBK PT Rig tenders Indonesia Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Selamat Sempurna Tbk PT Semen Gresik Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Sucaco Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT United Tractors Tbk Return On Equity(%) 2007 2008 20.12 21.34 22.95 18.77 24.18 27.78 10.32 16.11 10.22 12.12 44.94 48.40 13.76 12.17 14.20 20.53 4.38 9.50 8.13 3.84 20.84 19.30 20.39 24.37 14.89 18.81 15.00 9.12 42.68 64.59 3.98 7.34 19.96 14.92 4.62 3.34 16.65 57.69 16.66 16.75 26.79 31.27 17.60 19.26 15.45 3.15 21.34 26.21 22.17 23.92 13.16 14.34 32.88 43.94 1.81 5.59 72.98 77.64 26.04 23.90

2006 15.13 18.77 16.59 9.88 7.66 62.00 13.41 9.83 2.20 5.63 22.59 11.36 13.78 27.51 37.08 3.45 18.43 2.71 10.61 14.67 23.56 11.89 16.60 7.77 3.30 14.03 33.06 2.66 72.69 20.25

2009 23.94 12.77 25.17 21.43 18.88 40.67 20.44 25.72 7.34 11.94 21.55 6.04 14.76 62.89 89.66 6.64 8.82 3.57 17.58 26.69 32.62 5.84 4.92 23.41 22.85 14.94 49.82 12.57 82.21 27.58

Sumber : www.idx.co.id

93

Lampiran 5 Perkembangan Tobins q Pada perusahaan Manudaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 (dalam satuan)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Perusahaan PT Astra Otoparts Tbk PT Astra Graphia Tbk PT Astra Internasional Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Gudang Garam Tbk PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk PT Indofood Sukses makmur PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indo Kordsa Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Malindo Feedmil Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Radiant Utama Interinsco TBK PT Rig tenders Indonesia Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Selamat Sempurna Tbk PT Semen Gresik Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Sucaco Tbk PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk PT Tunas Ridean Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT Trias Sentosa Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT United Tractors Tbk Tobins Q 2007 2008 0.73 0.68 1.33 0.51 1.95 0.69 (0.03) 0.03 1.65 0.55 2.90 2.55 1.20 0.66 3.20 1.57 0.45 0.43 0.13 (0.16) 2.25 0.50 2.84 4.66 0.19 0.33 0.84 0.82 2.28 1.29 (0.08) (0.31) 0.56 0.53 0.63 0.35 0.92 0.80 7.86 10.55 3.62 2.05 0.28 (0.14) 0.40 0.55 1.47 0.96 0.79 0.50 0.90 0.32 0.22 1.08 0.52 0.50 9.81 9.39 2.97 0.82

2006 0.81 0.73 1.44 0.22 1.15 3.83 1.17 2.49 0.57 0.08 2.15 3.19 0.29 0.95 2.37 (0.03) (0.01) 0.79 0.73 1.17 2.71 0.32 0.50 0.61 0.62 1.32 1.95 0.52 10.97 1.91

2009 0.88 1.14 1.70 12.55 1.75 2.95 1.25 3.69 0.34 0.00 1.81 2.79 (0.06) 0.73 4.73 (0.05) 0.24 0.52 1.19 12.01 3.14 0.47 0.42 1.34 1.47 0.72 2.91 0.49 11.47 2.21

Sumber : www.idx.co.id

94

Lampiran 6 Output regresi Likuiditas (X1), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)

Regression - Model 1a
Des criptive Statistics y x1 Mean 1.80134 72.35497 Std. Dev iation 2.604522 85.777520 N 120 120

Cor relations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N y x1 y x1 y x1 y 1.000 -.103 . .131 120 120 x1 -.103 1.000 .131 . 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd Model 1 Variables Entered x1a Variables Remov ed . Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: y

b Model Summ ary

Change Statistics Model 1 R R Square .103 a .011 Adjusted R Square .002 Std. Error of the Estimate 2.601532 R Square Change .011 F Change 1.274 df1 1 df2 118 Sig. F Change .261 DurbinWatson 2.023

a. Predictors: (Constant), x1 b. Dependent Variable: y

95

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 8.620 798.621 807.241 df 1 118 119 Mean Square 8.620 6.768 F 1.274 Sig. .261 a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), x1 b. Dependent Variable: y


a Coefficients

Model 1 (Constant) x1

Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.028 .311 -.003 .003

Standardized Coefficients Beta -.103

t 6.517 -1.129

95% Confidence Interval for B Correlations Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial .000 1.412 2.645 .261 -.009 .002 -.103 -.103

Part -.103

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1.000 1.000

a. Dependent Variable: y

a Coefficie nt Cor relations

Model 1

Correlations Covarianc es

x1 x1

x1 1.000 7.73E-006

a. Dependent Variable: y
a Colline arity Diagnostics

Model 1

Dimension 1 2

Eigenvalue 1.646 .354

Condition Index 1.000 2.158

Varianc e Proportions (Cons tant) x1 .18 .18 .82 .82

a. Dependent Variable: y
a Res iduals Statistics

Minimum Max imum Predicted Value .68861 2.02440 Residual -1.996469 11.450176 Std. Predicted Value -4.134 .829 Std. Residual -.767 4.401 a. Dependent Variable: y

Mean 1.80134 .000000 .000 .000

Std. Deviation .269144 2.590578 1.000 .996

N 120 120 120 120

96

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

60

50

Frequency

40

30

20

10 Mean = -1.78E-16 Std. Dev. = 0.996 N = 120 -1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8

Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y
5

Regression Standardized Residual

-1 -5 -4 -3 -2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value

97

Regression - Model 1b
Des criptive Statistics y x1 z x1z Mean 1.80134 72.35497 45.92833 2967.507 Std. Dev iation 2.604522 85.777520 38.403287 4544.740488 N 120 120 120 120

Cor relations Pearson Correlation y x1 z x1z y x1 z x1z y x1 z x1z y 1.000 -.103 .384 .177 . .131 .000 .026 120 120 120 120 x1 -.103 1.000 -.109 .625 .131 . .118 .000 120 120 120 120 z .384 -.109 1.000 .436 .000 .118 . .000 120 120 120 120 x1z .177 .625 .436 1.000 .026 .000 .000 . 120 120 120 120

Sig. (1-tailed)

Variables Enter ed/Re m ovebd Model 1 Variables Entered x1z, z, xa1 Variables Remov ed . Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: y


b Model Summ ary

Change Statistics Model 1 R R Square .398 a .159 Adjusted R Square .137 Std. Error of the Estimate 2.419501 R Square Change .159 F Change 7.299 df1 3 df2 116 Sig. F Change .000 DurbinWatson 2.058

a. Predictors: (Constant), x1z, z, x1 b. Dependent Variable: y

98

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 128.179 679.062 807.241 df 3 116 119 Mean Square 42.726 5.854 F 7.299 Sig. .000 a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), x1z, z , x1 b. Dependent Variable: y


a Coe fficients

Model 1

Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) .969 .454 x1 -.005 .004 z .020 .008 x1z 8.49E-005 .000

Standardized Coefficients Beta -.163 .301 .148

t 2.137 -1.256 2.676 1.032

Sig. .035 .212 .009 .304

95% Confidence Interval for B Correlations Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial .071 1.867 -.013 .003 -.103 -.116 .005 .036 .384 .241 .000 .000 .177 .095

Part -.107 .228 .088

Collinearity Statistics Tolerance VIF .430 .572 .352 2.327 1.749 2.838

a. Dependent Variable: y

a Coe fficient Corr elations

Model 1

Correlations

Covariances

x1z z x1 x1z z x1

x1z 1.000 -.649 -.752 6.76E-009 -4.1E-007 -2.4E-007

z -.649 1.000 .543 -4.1E-007 5.83E-005 1.64E-005

x1 -.752 .543 1.000 -2.4E-007 1.64E-005 1.56E-005

a. Dependent Variable: y
a Colline arity Diagnos tics

Model 1

Dimension 1 2 3 4

Eigenvalue 2.908 .626 .382 .083

Condition Index 1.000 2.155 2.760 5.904

(Cons tant) .02 .05 .21 .71

Varianc e Proportions x1 z .02 .02 .15 .13 .10 .08 .73 .77

x1z .02 .06 .24 .68

a. Dependent Variable: y
a Res iduals Statistics

Minimum Predicted Value -.04968 Residual -7.100474 Std. Predicted Value -1.784 Std. Residual -2.935 a. Dependent Variable: y

Max imum 8.02156 9.040210 5.993 3.736

Mean 1.80134 .000000 .000 .000

Std. Deviation 1.037849 2.388808 1.000 .987

N 120 120 120 120

99

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

50

40

Frequency

30

20

10 Mean = -3.26E-16 Std. Dev. = 0.987 N = 120 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8

Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y
4

Regression Standardized Residual

-1

-2

-3 -2 0 2 4 6

Regression Standardized Predicted Value

100

Lampiran 7 Output regresi Leverage (X2), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)

Regression-Model 2a
Des criptive Statistics y x2 Mean 1.80134 105.66651 Std. Dev iation 2.604522 174.967419
Cor relations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N y x2 y x2 y x2 y 1.000 -.042 . .323 120 120 x2 -.042 1.000 .323 . 120 120

N 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd Model 1 Variables Entered x2a Variables Remov ed . Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: y


b Model Sum m ary

Change Statis tics Model 1 R .042 a R Square .002 Adjusted R Square -.007 Std. Error of the Estimate 2.613197 R Square Change .002 F Change .211 df 1 1 df 2 118 Sig. F Change .647 DurbinWats on 2.014

a. Predictors: (Constant), x2 b. Dependent Variable: y

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 1.443 805.798 807.241 df 1 118 119 Mean Square 1.443 6.829 F .211 Sig. .647 a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), x2 b. Dependent Variable: y

101

a Coe fficients

Model 1

(Constant) x2

Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.868 .279 -.001 .001

Standardized Coefficients Beta -.042

t 6.695 -.460

95% Confidence Interval for B Correlations Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial .000 1.315 2.420 .647 -.003 .002 -.042 -.042

Part -.042

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1.000 1.000

a. Dependent Variable: y

a Coefficie nt Cor relations

Model 1

Correlations Covarianc es

x2 x2

x2 1.000 1.87E-006

a. Dependent Variable: y
a Colline arity Diagnostics

Model 1

Dimension 1 2

Eigenvalue 1.519 .481

Condition Index 1.000 1.776

Varianc e Proportions (Cons tant) x2 .24 .24 .76 .76

a. Dependent Variable: y
a Res iduals Statistics

Minimum Max imum Predicted Value .75677 1.86128 Residual -2.169573 10.698245 Std. Predicted Value -9.487 .544 Std. Residual -.830 4.094 a. Dependent Variable: y

Mean 1.80134 .000000 .000 .000

Std. Deviation .110100 2.602194 1.000 .996

N 120 120 120 120

102

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

50

40

Frequency

30

20

10 Mean = -1.99E-16 Std. Dev. = 0.996 N = 120 -1 0 1 2 3 4 5

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8

Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y
5

Regression Standardized Residual

-1 -10 -8 -6 -4 -2 0 2

Regression Standardized Predicted Value

103

Regression - Model 2b
Des criptive Statistics y x2 z x2z Mean 1.80134 105.66651 45.92833 4929.462 Std. Dev iation 2.604522 174.967419 38.403287 7186.354016 N 120 120 120 120

Cor relations Pearson Correlation y x2 z x2z y x2 z x2z y x2 z x2z y 1.000 -.042 .384 .130 . .323 .000 .078 120 120 120 120 x2 -.042 1.000 .011 .823 .323 . .451 .000 120 120 120 120 z .384 .011 1.000 .476 .000 .451 . .000 120 120 120 120 x2z .130 .823 .476 1.000 .078 .000 .000 . 120 120 120 120

Sig. (1-tailed)

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 122.136 685.105 807.241 df 3 116 119 Mean Square 40.712 5.906 F 6.893 Sig. .000 a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), x2z, z , x2 b. Dependent Variable: y


b Model Summ ary

Change Statis tics Model 1 R .389 a R Square .151 Adjusted R Square .129 Std. Error of the Estimate 2.430242 R Square Change .151 F Change 6.893 df 1 3 df 2 116 Sig. F Change .000 DurbinWats on 2.080

a. Predictors: (Constant), x2z, z , x 2 b. Dependent Variable: y

104

a Coe fficients

Model 1

(Constant) x2 z x2z

Unstandardized Coefficients B Std. Error .550 .448 .001 .003 .030 .010 -4.9E-005 .000

Standardized Coefficients Beta .063 .447 -.135

t 1.226 .273 2.980 -.510

Sig. .223 .785 .004 .611

95% Confidence Interval for B Correlations Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial -.338 1.437 -.006 .008 -.042 .025 .010 .050 .384 .267 .000 .000 .130 -.047

Part .023 .255 -.044

Collinearity Statistics Tolerance VIF .136 .325 .105 7.362 3.077 9.522

a. Dependent Variable: y

a Coe fficient Corr elations

Model 1

Correlations

Covariances

x2z z x2 x2z z x2

x2z 1.000 -.822 -.930 9.15E-009 -8.0E-007 -3.1E-007

z -.822 1.000 .761 -8.0E-007 .000 2.68E-005

x2 -.930 .761 1.000 -3.1E-007 2.68E-005 1.19E-005

a. Dependent Variable: y
a Colline arity Diagnos tics

Model 1

Dimension 1 2 3 4

Eigenvalue 2.916 .754 .297 .033

Condition Index 1.000 1.966 3.132 9.457

(Cons tant) .02 .07 .39 .52

Varianc e Proportions x2 z .01 .01 .05 .05 .03 .13 .91 .81

x2z .01 .01 .04 .94

a. Dependent Variable: y
a Res iduals Statistics

Minimum Predicted Value .41676 Residual -7.882694 Std. Predicted Value -1.367 Std. Residual -3.244 a. Dependent Variable: y

Max imum 8.80378 8.809252 6.912 3.625

Mean 1.80134 .000000 .000 .000

Std. Deviation 1.013090 2.399413 1.000 .987

N 120 120 120 120

105

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

50

40

Frequency

30

20

10 Mean = -2.98E-16 Std. Dev. = 0.987 N = 120 -4 -2 0 2 4

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8

Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y
4

Regression Standardized Residual

-2

-4 -2 0 2 4 6 8

Regression Standardized Predicted Value

106

Lampiran 8 Output regresi Profitabilitas (X3), Kebijakan Dividen (z) dan Nilai perusahaan (Y)

Regression-Model 3a
Des criptive Statistics y x3 Mean 1.80134 21.39542 Std. Dev iation 2.604522 17.667563
Cor relations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N y x3 y x3 y x3 y 1.000 .548 . .000 120 120 x3 .548 1.000 .000 . 120 120

N 120 120

Variables Enter ed/Re m ovebd Model 1 Variables Entered x3a Variables Remov ed . Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: y


b Model Sum m ary

Change Statis tics Model 1 R .548 a R Square .301 Adjusted R Square .295 Std. Error of the Estimate 2.187168 R Square Change .301 F Change 50.748 df 1 1 df 2 118 Sig. F Change .000

DurbinWats on 2.0

a. Predictors: (Constant), x3 b. Dependent Variable: y

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 242.763 564.477 807.241 df 1 118 119 Mean Square 242.763 4.784 F 50.748 Sig. .000 a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), x3 b. Dependent Variable: y

107

a Coefficients

Model 1 (Constant) x3

Unstandardiz ed Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta .072 .314 .081 .011 .548

t .228 7.124

95% Confidence Interval for B Correlatio ns Sig. Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial .820 -.551 .694 .000 .058 .103 .548 .548

Part .548

Collin earity Statis tics Tole rance VIF 1.000 1.000

a. Dependent Varia ble : y

a Coefficie nt Cor relations

Model 1

Correlations Covarianc es

x3 x3

x3 1.000 .000

a. Dependent Variable: y
a Colline arity Diagnostics

Model 1

Dimension 1 2

Eigenvalue 1.772 .228

Condition Index 1.000 2.791

Varianc e Proportions (Cons tant) x3 .11 .11 .89 .89

a. Dependent Variable: y
a Res iduals Statistics

Minimum Max imum Predicted Value .21791 7.31994 Residual -4.428656 10.744543 Std. Predicted Value -1.109 3.864 Std. Residual -2.025 4.913 a. Dependent Variable: y

Mean 1.80134 .000000 .000 .000

Std. Deviation 1.428296 2.177959 1.000 .996

N 120 120 120 120

108

Charts
Histogram

Dependent Variable: y

60

50

Frequency

40

30

20

10 Mean = -6.45E-17 Std. Dev. = 0.996 N = 120 -4 -2 0 2 4 6

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8

Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y

Regression Standardized Residual

-2

-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

109

Regression-Model 3b
Des criptive Statistics y x3 z x3z Mean 1.80134 21.39542 45.92833 1154.091 Std. Dev iation 2.604522 17.667563 38.403287 1887.415571 N 120 120 120 120

Cor relations Pearson Correlation y x3 z x3z y x3 z x3z y x3 z x3z y 1.000 .548 .384 .591 . .000 .000 .000 120 120 120 120 x3 .548 1.000 .255 .797 .000 . .002 .000 120 120 120 120 z .384 .255 1.000 .675 .000 .002 . .000 120 120 120 120 x3z .591 .797 .675 1.000 .000 .000 .000 . 120 120 120 120

Sig. (1-tailed)

Variables Enter ed/Re m ovebd Model 1 Variables Entered x3z, z, xa3 Variables Remov ed . Method Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: y


b Model Summ ary

Change Statis tics Model 1 R R Square .610 a .372 Adjusted R Square .355 Std. Error of the Estimate 2.091060 R Square Change .372 F Change 22.872 df1 3 df2 116 Sig. F Change .000 DurbinWats on 1.994

a. Predictors: (Constant), x3z, z , x 3 b. Dependent Variable: y

110

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 300.027 507.214 807.241 df 3 116 119 Mean Square 100.009 4.373 F 22.872 Sig. .000 a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), x3z, z , x3 b. Dependent Variable: y


a Coe fficients

Model 1

(Constant) x3 z x3z

Unstandardized Coefficients B Std. Error -.032 .554 .047 .023 .010 .009 .000 .000

Standardized Coefficients Beta .322 .140 .240

t -.057 2.041 1.086 1.160

Sig. .955 .043 .280 .249

95% Confidence Interval for B Correlations Low er Bound Upper Bound Zero-order Partial -1.129 1.066 .001 .093 .548 .186 -.008 .027 .384 .100 .000 .001 .591 .107

Part .150 .080 .085

Collinearity Statistics Tolerance VIF .218 .326 .127 4.588 3.072 7.874

a. Dependent Variable: y

a Coe fficient Corr elations

Model 1

Correlations

Covariances

x3z z x3 x3z z x3

x3z 1.000 -.807 -.876 8.12E-008 -2.0E-006 -5.8E-006

z -.807 1.000 .634 -2.0E-006 7.65E-005 .000

x3 -.876 .634 1.000 -5.8E-006 .000 .001

a. Dependent Variable: y
a Colline arity Diagnos tics

Model 1

Dimension 1 2 3 4

Eigenvalue 3.186 .482 .301 .031

Condition Index 1.000 2.570 3.256 10.165

(Cons tant) .01 .13 .01 .85

Varianc e Proportions x3 z .01 .01 .00 .00 .12 .25 .87 .74

x3z .01 .09 .00 .91

a. Dependent Variable: y
a Res iduals Statistics

Minimum Predicted Value .29266 Residual -6.127604 Std. Predicted Value -.950 Std. Residual -2.930 a. Dependent Variable: y

Max imum 8.44854 9.569146 4.186 4.576

Mean 1.80134 .000000 .000 .000

Std. Deviation 1.587840 2.064534 1.000 .987

N 120 120 120 120

111

Charts

Histogram

Dependent Variable: y

70

60

Frequency

50

40

30

20

10 Mean = -2.08E-16 Std. Dev. = 0.987 N = 120 -4 -2 0 2 4 6

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y
1.0

0.8

Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Scatterplot

Dependent Variable: y

Regression Standardized Residual

-2

-1

Regression Standardized Predicted Value

You might also like