You are on page 1of 5

NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh; Makmur Karim S.

Ag Dalam rangka Hari Anak Nasional 23 Juli 2010, alangkah baiknya kalau kita luangkan sedikit waktu untuk mengkaji sejauh mana keterlibatan Anak-anak Bangsa terhadap Narkoba (Narkotika dan Obat-obat berbahaya lainnya). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dadang Hawari (1990), diperoleh data; Bahwa pada umumnya kasus (penyalahgunaan Zat) mulai memakai Zat pada usia Remaja (13 17 tahun) sebanyak 97 % dan usia termuda 9 tahun. Ini menunjukkan betapa remaja sudah sekian jauh mengenal dan menggunakan narkoba dalam usia yang relatif muda dan dalam jumlah yang sangat besar. Sebagai generasi penerus estafet kepemimpinan dalam sebuah bangsa, remaja memiliki peranan penting, karena nasib bangsa ke depan ditentukan oleh anak-anak hari ini. Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup bukan di zamanmu (Hadis). Ungkapan ini memberi petunjuk betapa perlunya dipersiapkan generasi ke depan, bila kita masih menginginkan generasi di belakang kita, bisa hidup dengan baik dan selalu dalam kedamaian. Prilaku menyimpang (anti sosial/ psikopatik) remaja saat ini semakin meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas dapat dilihat dari semakin maraknya; perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan Narkoba, minum-minuman keras, pemerkosaan dan perampokan yang dilakukan oleh remaja. Sedangkan segi kualitas dapat dilihat dari cara-cara mereka berbuat kejahatan, perkelahian pelajar dengan menggunakan kelewang, pisau, golok dan yang lebih memprihatinkan tindak perkosaan yang dilakukan secara bergiliran, bahkan adanya pemaksaan perkosaan seperti yang terjadi baru-baru ini di Stadion Teladan, Medan. Hal ini menunjukkan betapa jauh sudah penyimpangan; kenakalan remaja yang terjadi, semua itu tidak terlepas dari semakin banyaknya peredaran gelap narkoba dan banyaknya jenis yang dipasarkan, memberikan efek yang berbeda-beda pula bagi pemakainya. Lalu apa sebenarnya narkoba itu?

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika bahan adiktif lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. (UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika) Jenis narkotika antara lain heroin, cocain, ganja, candu, hasis, dan opium. Sedangkan jenis psikotropika antara lain ekstasi/inex, sabu-sabu, magadon/nipam, rohipnol, pil BK, ampitamin, dan segala jenis minum-minuman keras lainnya. Maka segala jenis zat yang termasuk pada kategori di atas baik berbentuk pil, serbuk, daun, biji atau cairan, termasuk narkoba. Faktor-Faktor Keterlibatan Remaja. Ada banyak faktor yang menyebabkan remaja terjerumus kepada penyalah gunaan narkoba, adakalanya faktor keluarga, lingkungan dan faktor diri sendiri. Secara umum keterlibatan remaja dapat diklasifikasikan kepada tiga bagian: Pertama, mereka ang ingin mengalami (The Experience seekers). Remaja yang punya kecendrungan keras ingin tahu apalagi setelah mendengar dari teman yang sudah pernah menggunakan atau melihat dari tontonan Film atau dibaca melalui surat kabar dan lain sebagainya lalu ingin mencobaa dengan berbagai alasan, antara lain:1. Ingin menghilangkan keruetan dalam hidup yang dialami (ingin keluar dari masalah. 2. Dengan maksud supaya diketahui orang tuanya (perasaan ingin berontak) ingin menunjukkan keberanian atau ingin mendapat perhatian. Kedua, mereka yang ingin menjauhi kenyataan (The Oblivion seekers). Remaja yang mengalami kegagalan, merasa dirinya selalu mendapat tekanan dari sekelilingnya, lalu dia ingin keluar dari kenyataan hidup dan ingin mencari pelarian kedunia khayal, dan dia dengar dengan mengkonsumsi Narkoba akan tercapai apa yang dia maksud, lalu dia konsumsi Narkoba; ia merasakan didunia ini seperti berada dialam khayal; Dia fly (terbang) dan seolah-olah tidak akan pernah kembali, namun setelah dia sadar dari fly dia tidak mendapatkan apa-apa selain daripada kepala tambah pusing, puyeng dan justru menambah masalah karena banyak hutang.

Ketiga, mereka yang ingin merubah kepribadiannya (Personality change). Banyak remaja yang merasa minder, apakah karena ia miskin, atau memiliki wajah pas-pasan atau karena bentuk tubuh yang kurang ideal menyebabkan dia tidak PeDe (Percaya Diri), dia ingin menghilangkan perasaan tidak PeDe nya, dan dia dekati Narkoba yang dianggapnya bisa merubah kepribadiannya; dari penakut menjadi berani, dari perasaan lesu menjadi bergairah dan dari murung menjadi Happy, namun itu semua bersifat sementara; setelah dia sadar, ia tidak mendapatkan dirinya kecuali tetap seperti sedia kala dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, bagi tiap-tiap sesuatu ada kelebihan, mestinya inilah yang perlu diingatnya dan untuk menjadikannya tetap PeDe. Namun dia telah terlanjur dengan Narkoba dan mengalami ketergantungan terhadapnya, dan tanpa itu dia tetap akan minder. Selain faktor diatas ada faktor dominan yang mempengaruhi remaja hingga memakai Narkoba, yaitu apa yang dinamakan dengan Peer Group (tekanan kelompok sebaya), atau suatu kelompok supaya dapat diterima kedalam kelompok tertentu dan bila sudah memasukinya akan sulit melepaskan diri daripadanya. Disamping faktor-faktor yang telah disebutkan tadi, faktor mudahnya untuk mendapatkan barang haram ini juga merupakan faktor yang banyak memberi kesempatan kepada pemula dan coba-coba untuk melakukannya dan terjerumus didalamnya. Tanda Tanda Remaja Terlibat Narkoba. Untuk mengetahuiapakah anggota keluarga; anak, adik, saudara atau siapapun dia sudah terlibat narkoba atau tidak dapat dilihat dari prilaku penyimpangan berikut ini: 1. Sering membolos, 2. Terlibat kenakalan Remaja, 3. Dikeluarkan atau diskors darn sekolah, karena kelakuan buruk, 4. Sering minggat dari rumah atau bermalam dirumah kawannya, 5. Selalu berbohong, 6. Berulang-ulang mabuk atau menyalah gunakan Narkoba dan zat editif lainnya, 7. Sering mencuri, 8. Sering merusak baarang milik orang lain, 9. Prestasi disekolah jauh dibawah kecerdasan (IQ), berakibat tidak naik kelas,

10. Sering melawan otoritas yang lebih tinggi seperti; melawan guru, orang tua, melawan aturan aturan dirumah atau disekolah dan tidak disiplin, 11. Sering memulai perkelahian. Bila kelainan diatas sudah didapati pada salah seorang anggota keluarga alangkah baiknya supaya diberikan perhatian ekstra sekaligus diselidiki kebenaran terlibat atau tidaknya, untuk diambil langkah-langkah penanganan. Klasifikasi Pemakai Narkoba Remaja yang terlibat Narkoba dapat dikelompokkan kepada sejauhmana keterlibatan dan ketergantungannya, dapat dibagi kepada tiga kelompok besar yaitu : Pertama: Ketergantungan Primer, kelompok pemakai ini ditandai dengan gangguan kejiwaan, kecemasan dan depresi, yang pada umumnya terdapat pada orangorang dengan kepribadian yang tidak stabil. Terhadap gangguan kejiwaan ini mereka mencoba mengobati diri sendiri dengan tidak berkonsultasi kepada Dokder/ Psikiater akibatnya terjadi penyalah gunaan Narkoba dan mengalami ketergantungan. Kedua: Ketergantungan Simpotis, Kelompok ini mereka yang berkeperibadian anti sosial (Psikopotik). Pemakai Narkoba ini adalah karena kesenangan semata hurahura, bersuka ria dan lainnya. Mereka tidak hanya memakai untuk diri sendiri, tetapi juga menularkan nya kepada orang lain dengan berbagai cara. Ketiga: Ketergantungan Reaktif, yaitu terutama terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dari tekanan kelompok sebaya (Peer Group) mereka jadi korban karena ikut-ikutan. Usaha Penanggulangan Narkoba. Sebagaimana asal muasal keterlibatan Remaja dengan narkoba adalah disebabkan oleh tiga faktor yakni keluarga, lingkungan dan diri sendiri. Maka untuk penaggulangan nya pun harus dimulai dari ketiga faktor tersebut. Pertama, penanggulangan melalui keluarga, dapat dilakukan dengan mengenali tanda-tanda keterlibatannya sebagaimana telah diterangkan diatas, maka setelah mengetahui postif tidaknya dia terlibat, lalu dilakukan penangan sesuai dengan gejala

yang didapati pada anak tersebut, apakah harus diserahkan kepada panti rehabiltasi atau cukup hanya dengan pengawasan ekstra ketat terhadap anak yang telah disinyalir terlibat. Kedua, penanggulangan dalam masyarakat, penanggulangan ini dapat dilakukan melalui dua cara: (1). Melalui pendekatan Represif, yaitu: a. melakukan penyembuhan terhadap pecandu-pecandu secara medis, b. pengejaran terhadap sumber-sunbernya yaitu penyeludup dan pengedar-pengedar Narkotik gelap, c. Penghukuman yang berat (setimpal) terhadap penyeludup dan pengedar, d. pembasmian terhadap tanaman-tanaman yang mengandung narkotik di daerah-daerah, (sekaligus tindakan preventif) dan lainlain. (2).Melalui pendekatan Preventif, yaitu: a. melalui pengawasan ketat terhadap lintas penyeludupan serta peredaran Narkotika gelap. b. Imunisasi (pengebalan) masyarakat agar tidak mudah terjerumus ke dalam lembah Narkotika antara lain dengan usaha-usaha: Mempertebal Iman melalui ajaran-ajaran agama, etika dan norma-norma sosial lainnya. Penerangan-penerangan tentang bahaya penyalah gunaan Narkotika. Menurut pandangan ahli-ahli, salah satu usaha preventif adalah disajikannya sebuah bacaan sederhana mengenai Narkotik, (masalah dan bahayanya) agar orang-orang tua yang telah membacanya dapat ikut berpartisifisi dalam penanggulangan Narkotik minimal menolong dan mencegah kemungkinan bahaya Narkotik dalam lingkungan keluarganya. Penjagaan ketat terhadap penyeludup dan pengedar, dan lain-lain. Dan Ketiga, pencegahan melalui penyadaran terhadap ajaran agama tentunya merupakan alternatif terbaik bagi pencegahan dan penanggulangan Narkoba karena tidak satu agamapun didunia ini yang mentolerir terhadap penyalah gunaan Narkoba. *Penulis adalah: Peneliti di Pusat Infornasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) dan GAN Indonesia.

You might also like