You are on page 1of 35

Kelompok : 5 MEPI 3/ semester 3 Sa adah Sri Mulyati Tia Rahmawati Toat Amrullah Wasiatun Naimahh Yasin

lets start the lesson....

Teori Produksi
y Teori prilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan

teori prilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk mengunakan faktor produksi atau yang akan diproses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memiliki pengetahuan yang lengkap (perfect knowledge) atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum. Pemahaman prilaku konsumen akan memudahkan pemahaman mengenai prilaku produsen.

Dimensi Jangka Pendek dan Jangka Panjang


y Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run)

semua faktor produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah atau mengurangi kapasitas produksi dengan menambah atau mengurangi mesin produksi. Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang berkaitan dengan ukuran waktu kronologis. Misalnya ada kualifikasi yang menyatakan bahwa jangka panjang berkisar antara 5-25 tahun. Jangka sangat panjang bila waktunya lebih dan 25 tahun. y Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode jangka panjang adalah periode produksi di mana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.

Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel


y Pengertian produksi dengan satu faktor produksi

variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, di mana ada faktor produksi yang tidak dapat diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi faktor produksi oleh perusahaan, ekonomi membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour). Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.


(5.1) y Dimana : Q = tingkat output y K = barang modal y L = tenaga kerja buruh
y Q=f(K,L) y

Produksi Total, Produksi Marjinal Dan Produksi Rata-Rata


y Produksi total (total produk) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marjinal (marginal product). Adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah ratarata output yang dihasilkan perunit faktor produksi. y Produksi Total TP = f(K,L) (5.2) y Di mana : TP = produksi total y K = barang modal (yang dianggap konstan) y L = tenaga kerja / buruh


y Produksi Marjinal : y MP = TP = Produksi marjinal y MP = TP = aTP y y y y y y y y

(5.3)

aL Di mana = MP = produksi marjinal Di mana = MP = produksi marjinal Produksi rata-rata AP = TP L Di mana : AP = produksi rata-rata

.(5.4)

Tabel 5.1 Produksi Total, Produksi Marjinal dan Produksi Rata-rata Usaha Tekstil Tradisional (Satu Faktor Produksi Variabel)
Mesin (unit) Buruh (orang) Produksi Total (TP) (bal) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 5 20 45 80 105 120 126 120 108 90 Produksi Marjinal (MP) (bal) 5 15 25 35 25 15 6 -6 -12 -18 Produksi Rata-rata (bal) 5 10 15 20 21 20 18 15 12 9

Tahap-tahap Proses Produksi


Terbagi menjadi tiga tahap produksi (the three stages of production): y 1. Tahap I (stageI), sampai pada saat kondisi AP maksimum y 2. Tahap II (stageII), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol y 3. Tahap III (saat ) MP sudah benilai < nol (negatif). y Penahapan ini berguna untuk memahami pada tahap mana perusahaan berproduksi.

Diagram 5.1

Kurva Tp,Mp, dan Ap Kasus Usaha Tekstil Tradisional


140

120

100

80

60

40

20

10

Diagram 5.2 Kurva TP,MP,dan AP


TP TPL TP

L1

L2

L3

APL MPL MP2 MP1 = AP1

APL 0 L1 L2 L3 MPL L

perkembangan teknologi
y Kemajuannteknologi dapat membuat tingkat

prodoktivitas meningkat. Secara grafis dapat di gambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada Diagram 5.3, akibat kemajuan teknologi, luas kurva TP 3> TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar. Dari Diagram 5.3 tampak bahwa > >

Diagram 5.3 Pengaruh teknologi terhadap Output


Q31

TP31

TP21 TP11

Produksi Dengan Dua Input Variable


y Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya

faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam.

Isokuan (Isoquant)
y Isokuan adalah kurva yang menggambarkan

berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha
tekstil tradisional dengan asumsi mesin dapat ditambah.

Produksi Total Usaha Tekstil Tradisional (Dua Faktor Produksi Variabel)


Mesin 1 2 Tenaga Kerja

3 45

20

80

105 135

30 80

45

105 150

150

3 4

105 135

180

150

105

180

240

210

Diagram 5.4 (Isokuan) Isokuant

Konektivitas (Conectivity)
y Asumsi koneksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan

perilaku konsumen, yaitu kurva indiferensi yang menurun dan kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi I harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi k pada tingkat produksi yang sama. Jika I adalah tenaga kerja dan k adalah barang modal (mesin), maka MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan untuk menambah 1 unit mesian, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama.

Diagram 5.5 Marginal Rate Of Technical Substitution (MRTS)

y Jumlah input L yang dapat

disubstitusikan terhadap input K agar tingkat output yang dihasilkan tidak berubah.
y Menunjukkan tingkat penggantian

K1 K2 K3 I 0 L1 L2 L3 L

marjinal yang semakin kecil sepanjang pergerakan ke bawah kurva isooquant.

Diagram 5.6 MRTS Kasus Khusus


K K

K2 K1 K0

Q = 300 Q = 200 Q = 100

6 4 2 Q = 200
Q= 100

L0 L1 L2 L (A) Kurva Produksi Liontief, ditunjukkan marjinal substitusi input sama dengan nol.

10 20 30 40 L (B) Kurva Isoquant yang memiliki tingkat marjinal substitusi antara input yang satu dengan input yang lain dalam perbandingan konstan.

Daerah Produksi Yang Ekonomis ( Relevance Range Of Production)


Mesin

D B

A
(a)

c
0

Tenaga kerja

Tenaga Kerja

)
Perubahan Uotput Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi ( Return To Scale)

y Perubahan Output Karena Perubahan Skala

Penggunaan Faktor Produksi adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi di lipat gandakan (doubling).

Skala Hasil Menaik ( Increasing To Return Scale)


Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output meningkat lebih dan satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale).

Mesin

K3 K2 K1 Q50 0 L1 L2 L3

Q60

Q15 00 Q90

Tenaga kerja

Skala Hasil Konstan (Caonstant Return To Sacale)


y Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan.

Mesi n

K 3 K K 2 1

Q7 Q60 0 0 L 1 L2 L 3

Q9 0 Q8 0

Tenaga kerja

Skala Hasil Menurun (Decreasing Return To Scale )


y Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan

output bertambah kurang dari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.
Mesin

K3 K2 K1 Q110 Q100 Q115

L1

L2

L3

Tenaga kerja

Perkembangan Teknologi
y Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan

efisiensi penggunaan faktor produksi. Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang Iebih sedikit.
y
Mesin

Q90 (periode I) Q90 (periode II)

Tenaga kerja

Capital intensive (padat modal)

Neutral (netral)

Labour intensive (padat karya)

Kurva Anggaran Produksi (Isocost)


y Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang

menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r), maka kurva isocost (I) adalah: y I = rK + wL

Modal (unit)

8 6 4 2 2 4 TC4 TC3 TC2 TC1 6 8 10 Tenaga Kerja (unit) 12 14

Keseimbangan Produsen
Di titik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen. y Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek substitusi (substitution effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu produsen juga mengenal faktor produksi inferior, yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat). Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu maksimalisasi output (output maximalization) atau minimalisasi biaya (cost minimalization). Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output. Prinsip minimalisasi biaya menyatakan target ouput yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum.
y

Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q.

Prinsip efisiensi
Mesin

K1 Q3 K1 Q2

L1

Tenaga kerja

0 L1

Tenaga kerja

Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)


y Tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk

mencapai tujuan itu, dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor produksi.

Kurva Pola Jalur Ekspansi


K Garis Perluasan Produksi
C2/PK C1/PK C0/PK

I2 I1 I0

C0/PL C1/PL C2/PL

Wasalamualaikum... The end

You might also like