You are on page 1of 37

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI (15 18) TAHUN TENTANG EFEK PENGGUNAAN OBAT PEREDA NYERI MENSTRUASIPosted: 27th

h June 2011 by subijakto in Uncategorized 0BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Setiap bulan, secara periodik seorang wanita normal akan mengalami reproduksi, yaitu menstruasi adalah meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh sperma. Peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri haid (disminore) (www.kesrepro.info). Rasa nyeri saat haid merupakan keluhan ginekologi yang paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Rasa nyeri saat haid tidak diketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi yaitu ketidak seimbangan hormon dan faktor psikologis. Disminore dibedakan menjadi 2 yaitu disminore primer dan disminore sekunder. Yang Dikatakan disminore primer adalah menstruasi yang sangat nyeri yang terjadi dengan tidak adanya penyebab patologis yang dapat ditunjukkan, keadaan ini lebih sering pada wanita ovulasi dan belum pernah mengandung. Sedangkan disminore sekunder juga dapat disebut sebagai salah satu indikasi yang dapat mengarah ke beberapa penyakit tertentu seringkali berhubungan dengan penyakit pelvis seperti endometriosis, penyakit peradangan pelvis dan polip uterus. Rasa nyeri dapat merupakan gangguan primer maupun sekunder dari berbagai jenis penyakit. ( Price, Sylvia, 2006:1288)

Di Amerika Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10 15% diantaranya mengalami dismenore berat yang menyebabkan Ibu tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Biasanya gejala disminore primer terjadi pada wanita usia produktif 3 sampai 5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum pernah hamil (Journal

Occupational and Enviromental, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN 3 Bojonegoro pada bulan November 2010 kepada 25 siswi putri, didapatkan 20% siswi dari 5 siswi tidak mengalami nyeri saat menstruasi dan sebagian besar dengan prosentase 80% dari 25 siswi di dapatkan sebanyak 20 siswi mengalami nyeri saat menstruasi yang menganggu proses belajar. Karena nyeri tersebut, banyak siswi yang menggunakan obat pereda nyeri menstruasi. Beberapa jenis obat yang digunakan remaja putri untuk mengtasi nyeri saat menstruasi seperti feminax, asam mefenamat dan beberapa obat baru seperti kiranti.

Hal yang kerap disebut sebagai penyebab nyeri haid adalah faktor keturunan dan faktor psikis. Akan tetapi, akhir akhir ini zat kimia bernama prostaglandin dinyatakan dapat meningkatkan nyeri haid. Prostaglandin adalah salah satu senyawa kimia dalam darah yang mengatur beberapa aktifitas tubuh, termasuk aktivitas rahim. Bila kadar prostaglandin berlebih, maka kontraksi rahim pada masa haid bertambah sehingga terjadi nyeri yang hebat. Nyeri bisa jadi semakin bertambah karena konsumsi kafein maupun nikotin, disamping stress, kurang olahraga, dan gizi yang tidak seimbang, penyebab lain timbulnya nyeri luar biasa adalah penyakit seperti endometriosis dan tumor pada rahim ( www.hd.co.id. ). Pada prinsipnya, pengobatan untuk nyeri haid adalah eliminasi penyebab patologis terjadinya nyeri terutama pada kasus dismenore sekunder. Sedangkan pada kasus dismenore primer, biasanya wanita lebih sering menggunakan cara instan yaitu dengan mengkonsumsi obat pereda nyeri haid. Sayangnya, berdasarkan kajian teoritik sampai saat ini obat pereda nyeri haid belum ada yang aman terutama bila diminum dalam waktu yang lama. Dan dalam jangka waktu yang lama pula, obat pereda nyeri haid dapat merusak usus bila digunakan lebih dari 3 bulan. Seperti golongan obat Anti Inflamasi Non Steroid ( AINS ) seperti Ibuprofen. Oleh karena itu, dapat diberikan alternatif pengobatan untuk mengurangi nyeri, misalnya tidur dan istirahat yang cukup, olah raga yang teratur, pemijatan atau aroma terapi dan dapat juga menggunakan kompres hangat untuk mengurangi nyeri ( www.suaramerdeka.com, 2010 )

Dewasa ini, untuk penatalaksanaan nyeri yang lebih baik menggunakan kompres hangat dan telah banyak digunakan untuk mengurangi berbagai nyeri. Misalnya pada keluhan nyeri / sakit kepala, kaki kram dan nyeri akibat pembesaran rahim pada ibu hamil (Esty, 2010). Selain itu kompres hangat juga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada leher yang kaku (Ve, 2009). Serta dapat digunakan untuk mengurangi nyeri pada kaki yang terkilir (Nusdwinuringtyas N, 2010) dan untuk mengurangi nyeri pada sinus dan hidung pada kasus sinusitis (www.multiply.com.2008). Aplikasi panas dapat mengakibatkan dilatasi atau membuka aliran darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot (Turana Y). Suhu panas diketahui bisa meminimalkan keteganga otot. Akibatnya setelah otot otot relaks, rasa nyeripun berangsur angsur hilang (www.rileks.com, 2009). Dari fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro.

1.2.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang di uraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi? .

1.3.

Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro.

1.4. 1.4.1.

Manfaat Penelitian Bagi Institusi

Sebagai tambahan referensi dan informasi dalam bidang pendidikan kesehatan, serta dapat dijadikan tambahan ke perpustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

1.4.2.

Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang efek dari obat pereda nyeri haid.

1.4.3.

Bagi Profesi Kebidanan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan kebidanan yang akan dilakukan tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi dan dalam memberikan asuhan pada kasus disminorhea.

1.4.4.

Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan baru dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu kebidanan. Serta di jadikan pengalaman pertama dalam melaksanakan penelitian demi penelitian selanjutnya.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Konsep Pengetahuan

2.1.1.

Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memacahkan masalah yang dihadapi (Setiadi, 2007).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan what yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar dipengaruhi oleh mata dan telinga, dan terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu (know), memahami (compehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo dalam Setiadi, 2007).

2.1.2.

Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo dalam Setiadi (2007), untuk memperoleh pengetahuan ada berbagai cara yaitu :

1.Cara tradisional atau non ilmiah yang terdiri dari : 1). Cara coba-salah (Trial and Error).

Cara ini di pakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya di lakukan dengan coba-coba. Bila percobaan pertama gagal, di lakukan percobaan yang kedua dan seterusnya sampai masalah tersebut terpecahkan.

2). Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang di lakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang di lakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya di wariskan turun temurun. Kebisaan ini seolah-olah di terima dari sumbernya sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Para pemegang otoritas pada prinsipnya adalah orang lain menerima pendapat yang di kemukakan oleh yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan perasaannya sendiri.

3). Berdasarkan pengalamannya sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Pada masa lain apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4). Melalui Jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara manusia berpikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi, sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

1.Cara Modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Mengacu pada konsep pengetahuan di atas bila dikaitkan dengan berbagai dasar dari ketidakmampuan keluarga atau seseorang dalam melakukan tugas-tugas perkembangan akan diperoleh gambaran sebagai berikut :

1). Ketidaksanggupan mengenal masalah karena kurangnya pengetahuan.

2). Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat karena tidak memahami sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak sanggup menyelesaikan masalah karena kurangnya pengetahuan.

3). Ketidakmampuan menggunakan sumber daya masyarakat.

Dari tingkatan pengetahuan di atas disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dimana seseorang mampu mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan baik jika mempunyai 56 % 100 % pengetahuan.

4). Tingkat pengetahuan tidak baik

Tingkat pengetahuan tidak baik adalah tingkat pengetahuan dimana seseorang tidak mampu mengetahui, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat dikatakan tidak baik jika seseorang mempunyai < 40-55% pengetahuan.

2.1.3.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Secara global pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal. Namun terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi pengetahuan, diantaranya adalah :

1.Faktor Intrinsik 1). Sifat kepribadian

Tingkah laku individu bersifat unit sesuai kepribadian yang dimiliki karena dapat dipengaruhi oleh aspek kepribadian seperti pengalaman hidup, perubahan usia, watak, temperamen system nilai serta kepercayaan.

2). Bakat pembawaan

Bakat sangat berpengaruh dalam tingkah laku karena merupakan interaksi dari faktor keturunan dan lingkungan.

3). Intelegensi

Seseorang yang mempunyai intelegensi rendah akan bertingkah laku lambat dalam pengambilan keputusan.

4). Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Motivasi merupakan kekuatan dari dalam dan dampak dari luar sebagai gerak-gerik dalam menjalankan fungsinya. Motivasi berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan (Saifudin, 2008).

5). Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis (Hurlock dalam Nursalam dan Pariani, 2001).

1.Faktor Ekstrinsik 1). Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembagan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan adalah input ke dalam diri seseorang sebagai sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun eksternal (Ann Mariner dalam Nursalam dan Siti Pariani (2001).

2). Pengalaman

Seperti yang dikatakan Hurlock yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani (2001), bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih dipercaya dari orang-orang yang belum cukup tinggi dewasanya.

3). Kebudayaan

Kebudayaan yang berlaku disuatu wilayah secara tidak langsung akan memberikan pengaruh yang besar kepada seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Masyarakat yang memegang teguh adat dan budayanya cenderung lebih susah untuk memperoleh pengetahuan dibandingkan dengan masyarakat yang mempunyai kultur budaya terbuka.

4). Pendidikan

Menurut Koentjoroningrat dalam Nursalam dan Pariani (2001), mengatakan bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin mudah orang tersebut menerima informasi, sehingga seseorang lebih mudah menerima terhadap nilai-nilai yang baru di kembangkan.

5). Pekerjaan

Menurut Markum dalam Nursalam dan Pariani (2001), bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Seorang siswi yang dalam masa pendidikannya juga harus bekerja untuk dapat membiayai studinya mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat bagi derjaat kesehatannya. Hal ini dikarenakan waktu luang yang ada dimanfaatkan untuk bekerja dan beristirahat.

6). Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang (Gordon B Davis, 2005). Menurut George Terry (2005) informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2006).

2.1.4.

Cara Mengukur Pengetahuan

Menurut Nursalam (2008), untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :

1.Pengetahuan baik 2.Pengetahuan cukup 3.Pengetahuan kurang 2.2.

: 76-100 %. : 56-75 % : < 56 %

Konsep Remaja Putri

2.2.1.

Pengertian Remaja putri

Remaja putri adalah seorang remaja putri yang menempuh pendidikan setara dengan SMP atau SMU. Seorang remaja putri identik dengan perubahan dan permasalahan yang terjadi pada dirinya di usia remaja. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa anak anak ke masa dewasa, selama masa remaja akan terjadi penambahan kecepatan pertumbuhan atau pacu tumbuh (Growth Spurt) mulai munculnya tanda tanda seks sekunder, pada perempuan mulai terjadi fertilisasi dan terjadi perubahan perubahan psikososial (Soetjiningsih, dikutip oleh Martiani, 2009).

2.2.2.

Tahap Tahap Masa Remaja

Tahap tahap masa remaja menurut Kartono (1990, dikutip oleh Arya, 2010) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1.Masa Remaja Awal / Dini (Early Adoloscence) Umur 12 15 tahun. Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa

1.Masa Remaja Pertengahan (Middle Adolescence) Umur 15 18 tahun. Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya

1.Masa Remaja Akhir ( Late Adolescence ) Umur 18 21 tahun. Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.

2.2.3.

Pertumbuhan yang Terjadi Pada Seorang Remaja putri

1.Tinggi Badan Remaja perempuan tumbuh dengan kecepatan 5.5 cm per tahun ( 4, 7.5 cm ) sekitar 2 tahun setelah mulainya pacu tumbuh remaja perempuan mengalami puncak kecepatan tinggi badan dengan kecepatan sekitar 8 cm per tahun ( 10 15 cm ). Kecepatan maksimal dicapai 6 12 bulan sebelum menarche dan ini dipertahankan hanya untuk beberapa bulan. Kemudian kecepatan

pertumbuhan linier mengalami deselerasi untuk 2 tahun berikutnya atau lebih. Keadaan ini sesuai dengan Tingkat Kematangan Seksual (TKS).

1.Berat Badan Memasuki masa pubertas, remaja perempuan telah mencapai kira kira 60 % berat dewasa. Delam masa 3 6 bulan sebelum pacu tumbuh tinggi badannya. Kenaikan berat badan remaja perempuan hanya sekitar 2 kg / tahun (Masa Prasekolah) kemudian terjadi akselerasi dan akhirnya mencapai puncak kecepatan berat badan Peak Weight Volocity (PWV) sekitar 8 kg / tahun. Sekitar 91 % remaja normal, kecepatan kenaikan berat badannya berkisar antara 5.5 10.5 kg / tahun.

1.Tulang Pelvis Selama pubertas terdapat peningkatan pada ukuran lebar pelvis daripada ukuran anteroposterior. Demikian pula bagian depan pelvis menjadi lebar dan lebih bulat.

1.Organ organ Reproduksi Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara stadium 2 atau disebut breast bud yaitu terdiri dari penonjolan putting disertai pembesaran daerah ariola sekitar 8 12 tahun. Haid pertama (Menarche) terjadi pada stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi. Pada umur berapa masing masing individu mengalaminya. Rata rata pada umur 10.5 15.5 tahun, pada remaja juga terjadi tumbuhnya rambut pubis dan pada aksila (Soetjiningsih, dikutip oleh Martiani, 2009)

2.2.4.

Ciri Ciri Seks Pada Remaja Putri

1.Ciri seks sekunder remaja putri 1). Panggul menjadi lebar dan bulat

2).

Payudara berkembang

3).

Rambut kemaluan timbul

4).

Kulit menjadi kasar dan tebal

5).

Kelenjar keringat & kelenjar lemak menjadi lebih aktif

1.Ciri Seks Primer Remaja Putri 1). Jika remaja perempuan, sudah mengalami menarche maka remaja tersebut dikatakan sudah dapat melakukan fungsi reproduksi

2). Menstruasi yang pertama ini menandakan bahwa remaja sudah punya mampu untuk hamil jika melakukan hubungan seksual (Whandhi, 2008)

2.2.5.

Tugas Perkembangan Remaja

Setiap tahap perkembangan remaja akan terdapat tantangan dan kesulitan kesulitan yang membutuhkan suatu ketrampilan untuk mengatasinya. Pada masa remaja, mereka dihadapkan pada dua tugas utama, yaitu ; mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orang tua dan membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan mandiri.

1.Kebebasan dan Ketergantungan Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara remaja dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebasan emosional dari orang tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan aktivitas. Dalam perkembangan menuju kedewasaan, remaja berangsur-angsur mengalami perubahan yang membutuhkan kedua kemampuan yaitu kebebasan dan ketergantungan secara bersama-sama.

1.Pembentukan identitas diri Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang panjang dan kompleks, yang memulihkan kontinuitas dari masa lalu. Pada masa remaja, seorang remaja akan berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan ikatan dengan orang tua karena mereka ingin mencari identitas diri.

Menurut Erick Erikson Identitas diri dikarakteristikkan sebagai pencapaian suatu realitas diri sepenuhnya dalam kehidupan sosialnya, suatu rasa tentang diri yang saling berkaitan dan

berkelanjutan, ditempuh dalam jangka waktu yang sangat lama. Dasarnya lebih bersifat psikologikal, sehingga dapat dirubah atau diganti standarnya.

1). Diffusion status yaitu suatu keadaan dimana seseorang kehilangan arah, dia tidak melakukan eksplorasi dan tidak mempunyai komitmen terhadap peran-peran tertentu, sehingga mereka tidak dapat menemukan identitas dirinya.

2). Foreclosure Status yaitu suatu keadaan dimana seseorang dapat menemukan identitas diri dan mempunyai komitmen namun tanpa melalui eksplorasi terlebih dahulu.

3). Moratorium Status yaitu suatu keadaan yang menggambarkan seseorang sedang sibuk-sibuknya mencari identitas diri.

4). Identity Achievement yaitu suatu keadaan dimana seseorang telah menemukan identitasnya dan membuat komitmen-komitmen setelah melalui eksplorasi terlebih dahulu.

Secara gari besar terdapat tiga hal yang mendukung pembentukan Status Identitas Diri Remaja :

1). Keyakinan dan kemantapan bahwa ia mendapat dukungan orang tua

2). Mengembangkan rasa untuk ingin bekerja dan mandiri

3). Mampu mencapai prospektif dan pandangan refleksi diri terhadap masa depannya

2.2.6.

Perkembangan Kognitif Remaja

Adalimaperubahan kognitif yaitu :

1.Remaja sudah bias melihat ke depan (future) ke hal-hal yang mungkin, termasuk mengerti keterbatasannya dalam memahami realita

2.Remaja mampu berfikir abstrak. Kemampuan ini berdampak dan dapat diaplikasikan dalam proses penalaran dan berfikir logis 3.Remaja mulai berfikir lebih sering tentang berfikir itu sendiri 4.Pemikirannya lebih multidimensional dibandingkan singular 5.Remaja mengerti hal-hal yang bersifat relative 2.3. Konsep Disminore

2.3.1.

Pengertian Dismenore

Disminore merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada wanita dan hampir semua wanita mengalami sensasi tidak nyaman selama haid, rasa tidak enak di perut bagian bawah, punggung bawah bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid (Widjajanto, 1999 dikutip dalam Arya, 2010). Manuaba (2001) mendifinisikan disminore sebagai sakit atau nyeri yang dirasakan saat menstruasi yang mengakibatkan aktifitas sehari- hari menjadi terganggu.

2.3.2.

Pembagian Disminore

Menurut Syaifudin (1999, dikutip dalam Arya, 2010), disminore dibagi menjadi :

1.Disminore primer Disminore primer adalah rasa nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya kelainan pada alat reproduksi yang nyata. Disminore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche, biasanya setelah 12 bulan. Pada siklus haid bulan- bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoir yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri timbul sebelumnya atau beberapa jam. Sifat rasa nyeri adalah berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya. Pembagian klinis disminore (Manuaba, 1999 dikutip dalam Arya, 2010) yaitu :

1).

Ringan : Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja / aktivitas sehari-hari.

2).

Sedang : Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan kerja / aktivitas.

3). Berat : Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai rasa sakit kepala, pinggang, diare dan rasa tertekan.

1.Disminore sekunder Disminore sekunder disebabkan oleh penyebab organik yang bisa didentifikasi. Disminore bisa disebabkan oleh adenomiosis, polip, endometriosis, atau infeksi.

2.3.3.

Penyebab Disminore

Menurut Wiknjosastro (1999 dikutip dalam Arya, 2010), beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab disminore primer, antara lain :

1.Faktor kejiwaan Pada gadis yang secara emosional tidak stabil mudah timbul disminore. Apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid.

1.Faktor konstitusi Faktor ini erat hubungannya dengan faktor tersebut di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor faktor ini seperti anemia, penyakit menular, dan sebagainya.

1.Faktor obstruksi kanalis servikalis Salah satu teori paling tua untuk menerangkan terjadinya disminore primer adalah stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab disminore.

1.Faktor endokrin Pada mulanya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada disminore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktifitas otot usus (Winkjosastro, 1999 dikutip dalam Arya, 2010) menyatakan bahwa endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot-

otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain disminore, dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea, muntah.

1.Faktor Alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatinkan adanya asosiasi antara disminore dengan urtikaria, migraine, atau asma bronkhiale.

2.3.4.

Upaya penanganan disminore

Upaya penanganan merupakan suatu cara atau ikhtiar yang dilakukan oleh seseorang untuk mengatasi atau menangani suatu persoalan atau masalah (Poerwadarminta, 2000 dikutip dalam Arya, 2010). Upaya penanganan keadaan disminore (Syaifudin, 1999 dikutip dalam Arya, 2010), yaitu :

1.Pola hidup sehat Dimana dengan menerapkan pola hidup sehat dapat membantu dalam upaya menangani gangguan menstruasi khususnya disminore, yang termasuk dalam pola hidup sehat yaitu olah raga secara teratur, mempertahankan diit seimbang seperti buah, sayuran hijau, kacang-kacangan. daging serta menerapkan istirahat yang cukup.

1.Pemberian obat analgetik Dewasa ini banyak beredar obat- obat analgetik yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik, jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur.

1.Terapi hormonal Mempunyai tujuan terapi hormonal ialah untuk menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud membukakan bahwa gangguan benar- benar disminore primer atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

1.Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin memegang peranan yang semakin penting terhadap disminore primer termasuk di indometasin, ibuprofein, dan naproksen. Kurang lebih 70%

penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 5 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid. Selain cara di atas, ada beberapa cara pengobatan yang biasa dilakukan untuk menghilangkan atau membantu mengurangi nyeri haid yang mengganggu yaitu :

1). Saat nyeri datang, mengkompres dengan menggunakan air hangat di daerah perut bagian bawah.

2). Meningkatkan taraf kesehatan untuk mengurangi sensitivikasi terhadap nyeri, misalnya dengan olah raga secara teratur untuk meningkatkan hormone endorphin yang berperan sebagai natural pain killer. Bisa juga dengan menyediakan waktu untuk istirahat agar tubuh tidak terlalu rentan terhadap nyeri.

3). Apabila nyeri cukup mengganggu dapat mengkonsumsi obat- obatan analgetik yang dijual secara bebas tetapi harus memperhatikan efek samping terhadap lambung.

4). Apabila disminore sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri muncul saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka harus pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan, jika yang terjadi adalah disminore sekunder.

2.4.

Konsep Obat Pereda Nyeri

2.4.1.

Definisi obat pereda nyeri

Menurut pengertian umum, obat dapat didefinisikan sebagai bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi biologis melalui proses kimia. Sedangkan definisi yang lengkap, obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan (1) pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnosa suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-gejalanya atau (2) dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi organik. Obat dapat merupakan bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D) atau merupakan merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh (Phapros, 2006).

Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas

seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal (Irman, 2007).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwasanya obat pereda nyeri disminorea merupakan kombinasi beberapa jenis obat kimia yang digunakan untuk menurunkan / meredakan rasa yang tidak nyaman yang diakibatkan karena terjadinya disminore pada saat menstruasi

2.4.2.

Kandungan obat pereda nyeri

Beberapa obat pereda nyeri menstruasi (disminore) yang sering dikonsumsi oleh remaja putri dan ibu-ibu diantaranya adalah :

1.Paracetamol Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Paracetamol dapat digunakan sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi (Indofarma, 2010).

1.Asam mefenamat Asam mefenamat adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Asam mefenamat biasa digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk mengatasi sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang haid. Seperti juga obat lain, tentunya asam mefenamat dapat menyebabkan efek samping. Contoh yang sering terjadi adalah merangsang dan merusak lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang mengidap gangguan lambung,dan sebaiknya diberikan pada saat lambung tidak dalam kondisi kosong atau setelah makan (Admin, 2010).

Asam mefenamat dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan. Asam mefenamat digunakan melalui mulut (per oral), dan sebaiknya dikonsumsi sewaktu makan. Untuk dewasa dan anak di atas 14 tahun dosis awal

yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam. Untuk penanganan dismenore, 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari. Asam mefenamat akan bereaksi dengan Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal (aspirin) dan insulin (Admin, 2010).

1.Feminax Feminax merupakan kombinasi paracetamol yang merupakan analgetika dan extrax hiosiami yang merupakan spasmolitika dalam Feminax. Feminax dimaksudkan untuk mengurangi rasa nyeri, pening, dan mulas yang timbul pada waktu haid dan untuk mengurangi rasa sakit pada waktu haid (Dismenorea) dan pada kolik (Admin, 2009).

1.Ibuprofen Ibuprofen adalah sejenis obat yang tergolong dalam kelompok antiperadangan non-steroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug) dan digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat artritis. Ibuprofen juga tergolong dalam kelompok analgesik dan antipiretik. Obat ini dijual dengan merk dagang Advil, Motrin, Nuprin, dan Brufen. Ibuprofen selalu digunakan sebagai obat sakit kepala. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengurangi sakit otot, nyeri haid, selesma, flu dan sakit selepas pembedahan. Nama kimia ibuprofen ialah asam 2-(4-isobutil-fenil)-propionat. Ibuprofen ada dalam dua enantiomer. Hanya S-ibuprofen saja yang digunakan sebagai penahan sakit. Aktivitas analgesik (penahan rasa sakit) Ibuprofen bekerja dengan cara menghentikan Enzim Sikloosigenase yang berimbas pada terhambatnya pula sintesis Prostaglandin yaitu suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung syaraf yang sakit. Aktivitas antipiretik (penurun panas) Ibuprofen bekerja di hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan aliran darah piretik (Wikipedia, 2011). Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui (Medikastore, 2006).

2.4.3.

Kontraindikasi obat pereda nyeri

1.Paracetamol Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati (Indofarma, 2010).

1.Asam mefenamat Efek samping penggunaan asam mefenamat diantaranya dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia. Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik. Kontraindikasi yang

mungkin terjadi yaitu penggunaan asam mefenamat pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat. Pemakaian secara hati-hati harus diperhatikan pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna (Admin, 2010).

1.Feminax Penggunaan dalam jangka waktu lama pada penderita hati dan ginjal (Admin, 2009).

1.Ibuprofen Ibuprofen tampaknya memiliki insiden terendah gastrointestinal reaksi obat yang merugikan (ADR) dari semua NSAID non-selektif. Namun, ini hanya berlaku pada dosis rendah ibuprofen, sehingga persiapan over-the-counter ibuprofen umumnya diberi label untuk menyarankan dosis harian maksimum 1.200 mg. Efek samping yang umum termasuk: mual, dispepsia, ulserasi gastrointestinal / perdarahan, menaikkan enzim hati, diare, sembelit, epistaksis, sakit kepala, pusing, priapisme, ruam, retensi garam dan cairan, dan hipertensi. Efek samping jarang termasuk: ulserasi esofagus, gagal jantung, hiperkalemia, gangguan ginjal, kebingungan, dan bronkospasme. Namun, ini jarang terjadi dengan ibuprofen dan itu dianggap sebagai agen photosensitising sangat lemah bila dibandingkan dengan anggota lain dari kelas asam 2-arylpropionic. Hal ini karena molekul ibuprofen hanya berisi bagian fenil tunggal dan tidak ada konjugasi ikatan, sehingga sistem kromofor sangat lemah dan spektrum penyerapan sangat lemah yang tidak mencapai ke dalam spektrum matahari (Medikal News, 2011).

Seiring dengan beberapa NSAID lain, ibuprofen telah terlibat dalam mengangkat risiko infark miokard (serangan jantung), khususnya di antara mereka yang kronis dengan dosis tinggi. Ibuprofen tidak boleh digunakan secara teratur pada orang dengan penyakit usus inflamasi karena kemampuannya untuk menyebabkan perdarahan dan ulserasi lambung terbentuk dalam lapisan lambung. penghilang Nyeri seperti paracetemol / acetaminophen atau obat yang mengandung kodein (yang memperlambat aktivitas usus) adalah metode lebih aman daripada ibuprofen untuk menghilangkan rasa sakit dalam IBD. Ibuprofen juga diketahui menyebabkan memburuknya IBD selama masa terjadinya ledakan-up, sehingga harus dihindari sepenuhnya (Medikal News, 2011). Ibuprofen juga dapat menimbulkan mual, sakit lambung, dan gangguan pembekuan darah (Informasi Obat, 2008).

2.4.4.

Macam-macam obat pereda nyeri menstruasi

Ada banyak obat penghilang rasa sakit (painkiller/ analgesik), yang paling populer di antaranya adalah aspirin, paracetamol dan ibuprofen. Masing-masing lebih efektif dibandingkan yang lain

dalam mengurangi rasa sakit pada kondisi yang berbeda-beda, antara lain tergantung pada sifat dan penyebab rasa sakit, usia dan riwayat medis pasien (Majalahkesehatan, 2010).

Pada dasarnya ada dua jenis obat OTC pereda nyeri, yaitu yang mengandung acetaminophen atau paracetamol dan yang mengandung non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Obat ini digunakan untuk meredakan rasa sakit dan nyeri minor yang berkaitan dengan sakit kepala, demam, flu, artritis, sakit gigi, kram menstruasi, dan migren (Kaskus, 2010). Dalam artikel yang ditulis di Majalah Kesehatan (2010), beberapa macam obat pereda nyeri haid diantaranya adalah :

1.

Aspirin

Aspirin merupakan jenis pereda sakit paling tua yang telah beredar di pasar lebih dari 100 tahun. Untuk sakit kepala, nyeri menstruasi, atau sakit gigi, banyak orang yang mengandalkan aspirin untuk mengurangi rasa sakit. Aspirin juga diandalkan sebagai obat pasca stroke. Aspirin memang manjur pada sebagian besar kondisi, tetapi tidak cocok untuk semua pasien. Anak-anak di bawah dua belas tahun dan wanita hamil tidak disarankan meminum aspirin. Untuk rasa nyeri akibat pendarahan, aspirin juga tidak disarankan karena efeknya dalam mengencerkan darah sehingga dapat memperparah pendarahan.

2.

Paracetamol

Paracetamol sangat populer terutama untuk meringankan gejala pilek dan flu. Paracetamol dapat mengurangi sakit kepala, nyeri tubuh dan demam pada anak-anak maupun dewasa. Dokter juga meresepkannya selama kehamilan. Namun, dosis yang diberikan harus tepat karena dapat menimbulkan keracunan bila berlebihan. Anak-anak atau orang dengan kelainan fungsi hati dan ginjal harus mendapatkan takaran paracetamol yang tepat.

3.

Ibuprofen

Ibuprofen dapat mengurangi demam dan rasa sakit ringan sampai sedang. Bila diberikan sebagai sirup, ibuprofen juga bermanfaat untuk anak-anak. Wanita hamil tidak disarankan mengkonsumsi ibuprofen karena diduga dapat membahayakan pembuluh arteri janin, menimbulkan edema dan menghambat kontraksi sehingga menunda kelahiran anak. Penggunaan ibuprofen harus diusahakan dalam dosis terkecil yang memungkinkan. Pada orang dewasa, dosis maksimum harian ibuprofen adalah 1200 mg. Dosis yang lebih banyak tidak lebih baik dalam mengurangi sakit dan demam. Orang-orang tua (lansia) memerlukan dosis yang lebih rendah karena metabolisme tubuh mereka tidak lagi bekerja cepat sehingga mereka cenderung mempertahankan obat penghilang rasa sakit lebih lama dalam tubuh.

4.

Acetaminophen

Acetaminophen adalah pereda nyeri dan penurun panas yang paling umum digunakan. Pemakaian bahan ini dalam jumlah berlebih bisa menyebabkan kerusakan hati. Resiko kerusakan hati bisa meningkat karena konsumsi alkohol selama pemakaian obat yang mengandung acetaminophen. Tanda-tanda atau gejala gangguan hati antara lain warna mata dan kulit berubah menjadi kuning, urin berwarna lebih gelap, feses berwarna lebih terang, mual, muntah dan kehilangan nafsu makan. Tanda yang terjadi bisa mirip dengan gejala flu hingga tidak diketahui selama beberapa hari karena pasien beranggapan itu adalah gejala penyakit awal yang ingin diobati. Gangguan yang lebih serius bisa berupa gangguan mental, koma, dan bahkan kematian (Kaskus, 2010).

5.

NSAID

NSAID juga sering digunakan sebagai pereda nyeri dan penurun panas. Contoh obat dari golongan ini antara lain aspirin, ibuprofen, naproxen sodium, dan ketoprofen. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko pendarahan lambung selama pemakaian obat ini, antara lain usia di atas 60 tahun, penggunaan obat pengencer darah, sebelumnya telah memiliki tukak lambung atau masalah pendarahan yang lain. Jika ada faktor resiko tersebut sebaiknya pasien memberitahukan kepada dokter sebelum pemakaian NSAID. NSAID juga bisa menyebabkan gangguan ginjal, yang faktor resikonya bisa meningkat pada pasien yang berusia di atas 60 tahun, pasien dengan tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau sebelumnya mengidap gangguan ginjal, dan/atau pasien yang menggunakan obat diuretic (Kaskus, 2010).6. Kombinasi Beberapa obat menggabungkan beberapa zat aktif, misalnya aspirin dicampur dengan paracetamol. Kafein kadang-kadang juga ditambahkan. Apakah kombinasi produk itu membantu meredakan nyeri lebih baik dibandingkan dengan pemberian secara terpisah, tidak selalu terbukti secara ilmiah. Kafein mungkin berkhasiat bagi penderita migrain, namun tidak untuk rasa sakit dari sumber lain. Kafein bahkan dapat menimbulkan efek ketagihan obat.

Obat pereda nyeri aman dan efektif jika digunakan secara benar. Jutaan orang menggunakan obat ini setiap hari. Pemakaian tidak sesuai anjuran yang tertera pada label bisa menyebabkan akibat yang serius. Satu hal yang perlu diperhatikan selama pemakaian obat over-the-counter (OTC) adalah label yang memuat daftar isi bahan aktif. Banyak obat OTC yang dijual untuk pemakaian berbeda namun memiliki bahan aktif yang sama. Bukan itu saja, bahan aktif dalam OTC juga bisa ditemui dalam obat resep. Misalnya, obat batuk dan flu bisa mengandung bahan aktif yang sama dengan obat sakit kepala atau obat resep untuk penghilang rasa sakit (Kaskus, 2010).

2.5.

Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya serta harus didukung landasan teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian dan lain-lain (Alimul, 2008)

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.1. Kerangka konsep penelitian pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Rancangan penelitian atau desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2008).

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yang dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan (Nursalam, 2008).

3.2.

Kerangka Kerja

Kerangka kerja adalah gabungan atau menghubungkan beberapa teori sehingga membentuk sebuah pola pikir penelitian yang akan dilakukan dan lazimnya berbentuk skema (Suyanto dan Ummi Salamah, 2009)

Sampel

Seluruh siswi putri kelas II di SMA Negeri 3 Bojonegoro 174 siswi

Sampling

Nonprobability sampling Total sampling

Pengumpulan Data

Kuesioner

Analisa Data

Editing, Coding, Scoring dan Tabulating

Penyajian Hasil

Penyajian hasil penelitian menggunakan diagram batang

Simpulan dan Saran

Gambar 3.1. Kerangka kerja penelitian pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro

3.3.

Sampling Desain

3.3.1.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti baik berupa orang, kejadian, perilaku atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian (Nursalam dan Pariani, 2001). Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suyanto dan Ummi Salamah, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri kelas II di SMA Negeri 3 Bojonegoro 174 siswi

3.3.2.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan harus representatif (mewakili populasi) (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri kelas II di SMA Negeri 3 Bojonegoro 174 siswi.

3.3.3.

Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari suatu populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam dan Pariani, 2001). Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Alimul, 2008)

Dalam penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling adalah tehnik pengambilan sampel dimana semua subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel (Nursalam, 2008). Sedangkan untuk jenis sampling yang digunakan adalah total sampling. Total sampling / sampling jenuh adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).

3.4.

Identifikasi Variabel

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda yang diteliti oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2005). Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada obyek penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau psikis (tidak nyata). Variabel

adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian dari sebuah teori. Variabel penelitian adalah konsep atau teori yang dapat diukur (measurable) atau diamati (observable) (Suyanto dan Ummi Salamah, 2009). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro.

3.5.

Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena dimana penentuannya berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian untuk diukur dan ditentukan karakteristiknya (Alimul, 2008).

Tabel 3.1 Definisi operasional penelitian pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Data Skor

Pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi Hasil tahu remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi yang didapatkan dari pendidikan formal, berita maupun yang lainnya 1.Definisi obat pereda nyeri 2.Jenis dan kandungan obat pereda nyeri 3.Kontraindikasi obat pereda nyeri 4.Macam-macam obat pereda nyeri haid Kuesi-oner

Ordi-nal Jawaban benar = 1

Jawaban salah = 0

Kriteria pengetahuan :

Baik

76% 100%

Cukup :

56% 75%

Kurang :

< 56%

(Nursalam, 2008)

3.6.

Pengumpulan dan Analisa Data

3.6.1.

Pengumpulan data

1.Proses pengumpulan data

Dalam pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengajukan ijin untuk melakukan penelitian di tempat penelitian. Dalam melakukan ini, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Ketua Stikes Dian Husada Mojokerto. Setelah mendapatkan ijin dari Ketua Stikes Dian Husada Mojokerto, kemudian permohonan penelitian diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bojonegoro. Setelah mendapatkan balasan atau ijin untuk melakukan penelitian, peneliti mendatangi tempat penelitian dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan tersebut kemudian peneliti melakukan kegiatan penelitian.

1.Instrumen pengumpulan data Instrumen penelitian adalah alat bantu penelitian yang digunakan untuk melakukan proses pengumpulan data (Setiadi, 2007). Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data berupa kuesioner tertutup tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui. Kuesioner tertutup adalah jenis instrumen penelitian yang tidak memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban selain yang disediakan dan untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan dan pengkategorian (Setiadi, 2007)

1.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Bojonegoro.

3.6.2.

Analisa data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera dilakukan pengolahan data. Secara garis besar pekerjaan analisa menurut Arikunto (2006) meliputi :

1.Editing Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam langkah persiapan ini diantaranya adalah :

1). Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi.

2). Mengecek kelengkapan data dalam artian memeriksa isi instrumen pengumpulan data.

3). Mengecek macam isian data.

Tahapan persiapan data ini harus dilakukan dengan maksud agar data rapi dan siap untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.

1.Coding Kegiatan penelitian yang dilakukan dalam tahapan ini adalah memberikan kode untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi. Coding dilakukan peneliti kepada data umum penelitian yang didapatkan dari lembar kuesioner

1.Scoring Menjumlahkan atau scoring adalah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjumlahkan semua jawaban dari responden untuk kemudian dilakukan pengklasifikasian atas jawaban (Setiadi, 2007). Untuk jawaban benar diberikan nilai 1 (satu) dan untuk jawaban salah diberikan nilai nol (0).

Setelah kuesioner diklasifikasikan dan dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi, selanjutnya data ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti, jawaban responden dijumlah dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan, kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa Persentase (Arikunto, 1998). Adapun rumus yang digunakan adalah :

P = x 100%

Keterangan :

P = Persentase skor sub variabel

X = Skor yang didapat

N = Skor tertinggi

(Nursalam, 2008 ; 236)

1.Tabulating (tabulasi)

Penentuan pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro ditentukan dengan kriteria :

1.Pengetahuan baik 2.Pengetahuan cukup

= 76 100 % = 56 75 % (Nursalam, 2008)

3.Pengetahuan kurang = < 56 %

Setelah didapatkan kriteria pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro, kemudian data diinterpretasikan dalam Persentase. Menurut Arikunto (2006 dikutip dalam UPI, 2009), penulisan dibagi menjadi :

1.Seluruhnya 2.Pada umumnya 3.Sebagian besar 4.Setengahnya

= 100% = 76% 99% = 51% 75% = 50%

5.Hampir setengahnya = 26% 49% 6.Sebagian kecil 7.Tidak ada = 1% 25% = 0%

Setelah data diolah selanjutnya data disajikan sebagai hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sesuai dengan klasifikasi / indikator masing-masing. Penyajian dalam bentuk angka (data numerik) yang disusun dalam kolom dan baris dengan tujuan menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda (Setiadi, 2007).

3.7.

Etika Penelitian

Etika penelitian adalah masalah yang sangat penting dalam penelitian. Menurut Hidayat (2008) etika penelitian meliputi :

3.7.1.

Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan tujuan agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia,

maka responden diberikan sebuah lembar pernyataan yang telah disiapkan oleh peneliti dan kemudian untuk ditandatangani oleh responden penelitian.

3.7.2.

Tanpa Nama (Anominity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden penelitian, peneliti tidak mencatumkan nama responden penelitian baik di alat ukur (kuesioner) maupun lembar penyajian hasil penelitian.

3.7.3.

Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

3.8.

Keterbatasan Penelitian

3.8.1.

Instrumen penelitian

Instumen pengumpulan data disusun sendiri oleh peneliti sehingga hasil penelitian masih belum dapat dikatakan sempurna

3.8.2.

Jumlah responden

Responden dalam penelitian ini hanya dari siswi kelas 2 sehingga hasil penelitian masih belum merupakan generalisasi dari seluruh siswi putri di SMA negeri 3 Bojonegoro

3.8.3.

Peneliti pemula

Peneliti belum berpengalaman, karena baru pertama kali melakukan penelitian sehingga masih banyak kekurangan dalam penelitian ini

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasil Penelitian

4.1.1.

Gambaran lokasi penelitian

SMA Negeri 3 Bojonegoro merupakan salah satu instansi pendidikan di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Bojonegoro. SMA Negeri 3 Bojonegoro berdiri sejak tahun 1985. SMA Negeri 3 Bojonegoro beralamat di Jl. Monginsidi No. 9 Bojonegoro. SMA Negeri 3 Bojonegoro mempunyai 3 jurusan yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Jumlah pimpinan sebanyak 7 orang, jumlah guru sebanyak 57 guru, dan staf penunjang sebanyak 10 orang. SMA Negeri 3 Bojonegoro memiliki 24 ruang kelas, 1 buah lab computer, 1 buah lab Bahasa Inggris, 1 Ruang UKS, 1 Ruang Guru, 1 Ruang BK dan 1 Ruang Kepala Sekolah. Jumlah siswa di tiap kelas rata-rata sebanyak 28 siswa putri dan putra. Selain itu di SMA Negeri 3 Bojonegoro juga memiliki 4 buah kantin sekolah, 1 gedung olahraga dan 1 buah musholla. Secara geografis, SMA Negeri 3 Bojonegoro berbatasan dengan :

Sebelah utara

: berbatasan dengan Tempat Pemotongan Kayu

Sebelah selatan : berbatasan dengan Perumahan Tempat Pemotongan Kayu

Sebelah barat

: berbatasan dengan Desa Sukorejo

Sebelah timur

: berbatasan dengan Perhutani

44

4.1.2.

Data Umum

1.Karakteristik responden berdasarkan umur Gambar 4.1. Karakteristik responden berdasarkan umur di SMA Negeri 3 Bojonegoro tahun 2011

Dari gambar 4.1. diatas, sebagian besar responden berumur 16 tahun yaitu sebanyak 116 responden (66,7%) dan sebagian kecil responden berumur 18 tahun yaitu sebanyak 9 responden (5,5%)

1.Karakteristik responden berdasarkan perolehan informasi tentang menstruasi Gambar 4.2. Karakteristik responden berdasarkan perolehan informasi tentang menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro tahun 2011

Dari gambar 4.2. diatas, sebagian besar responden telah mendapatkan informasi tentang menstruasi yaitu sebanyak 111 responden (63,8%) dan hampir setengah responden belum mendapatkan informasi tentang menstruasi yaitu sebanyak 63 responden (36,2%)

1.Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi kesehatan Gambar 4.3. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi kesehatan di SMA Negeri 3 Bojonegoro tahun 2011

Dari gambar 4.3. diatas, sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai menstruasi dari media elektronik, televisi / radio dan internet yaitu sebanyak 106 responden (60,9%) dan sebagian kecil responden mendapatkan informasi mengenai menstruasi dari tenaga kesehatan, teman dan tetangga yaitu sebanyak 12 responden (6,9%)

4.1.3.

Data Khusus

1.Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi Gambar 4.4. Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan remaja putri (15 18) tahun tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi di SMA Negeri 3 Bojonegoro tahun 2011

Dari gambar 4.4. diatas, hampir setengah responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi yaitu sebanyak 83 responden (47,7%) dan sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi yaitu sebanyak 39 responden (22,4%)

4.2.

Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, hampir setengah responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi yaitu sebanyak 83 responden (47,7%) dan sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi yaitu sebanyak 39 responden (22,4%). Pengetahuan remaja putri tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi dipengaruhi oleh umur dan sumber informasi.

Dari gambar 4.1. diatas, sebagian besar responden berumur 16 tahun yaitu sebanyak 116 responden (66,7%). Hurlock (dalam Nursalam dan Pariani, 2001) mengemukakan bahwa usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan logis. Dalam penelitian ini remaja putri yang telah dewasa, akan lebih mengetahui tentang efek penggunaan obat pereda nyeri saat menstruasi. Semakin tinggi usia yang dimiliki oleh seorang siswa, maka pola pikir dari siswa tersebut secara tidak langsung akan lebih berkembang dan meningkat. Dengan usia yang cukup, maka seorang remaja putri akan lebih mengetahui tentang jenis dan efek dari obat pereda nyeri menstruasi yang akan digunakan untuk mengatasi nyeri menstruasi yang dialaminya.

Dari gambar 4.3. diatas, sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai menstruasi dari media elektronik, televisi / radio dan internet yaitu sebanyak 106 responden (60,9%). Menurut George Terry (2005) informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. Dalam detik.com (2010) menyebutkan bahwa televisi, koran, kadio dan media berita lainnya pastilah tak seupdate dan secepat Internet dalam menyebarkan berita. Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya, akibatnya berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang (Wawan dan Dewi, 2010). Selain usia, sumber informasi juga memberikan pengaruh terhadap pengetahuan remaja putri tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi. Dari data di atas responden banyak mengalami penyimpangan tentang informasi yang di dapat sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan remaja putri tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang efek penggunaan obat pereda nyeri menstruasi yaitu sebanyak 83 responden (47,7%).

5.2.

Saran

5.2.1.

Bagi institusi pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan dapat menjalin kerjasama dengan instansi kesehatan ataupun tenaga kesehatan untuk dapat memberikan materi / informasi seputar kesehatan semisal efek obat pereda nyeri menstruasi agar siswi putri mengetahui efek dari masing-masing obat pereda nyeri menstruasi dan agar siswi putri tidak mengalami efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat penggunaan obat pereda nyeri.

5.2.2.

Bagi responden

Diharapkan agar remaja putri untuk lebih aktif dalam mendapatkan informasi mengenai efek obat pereda nyeri menstruasi agar tidak salah dalam pemilihan obat pereda nyeri yang digunakan untuk mengurangi efek nyeri dari menstruasi itu sendiri

50

5.2.3.

Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek obat pereda nyeri menstruasi pada remaja putri

5.2.4.

Bagi profesi kebidanan

Diharapkan profesi / tenaga kebidanan dapat menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan konseling mengenai efek obat pereda nyeri menstruasi kepada siswi putri

http://subijakto25.blog.com/2011/06/27/gambaran-pengetahuan-remaja-putri-15-%E2%80%93-18tahun-tentang-efek-penggunaan-obat-pereda-nyeri-menstruasi/ 13.14_14.12.2011

You might also like