You are on page 1of 272

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA

ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 10 MALANG

SKRIPSI

Oleh: YUANITA NOVITASARI NIM 206341403536

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI AGUSTUS 2010

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 10 MALANG

SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh YUANITA NOVITASARI NIM 206341403536

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI AGUSTUS 2010

ABSTRAK

Novitasari, Yuanita. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Ketrampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Prof. Dr. Hj. Mimien H. Irawati, M.S, (II) Dra. Nursasi Handayani, M.Si. Kata kunci: Group Investigation, Contextual Teaching and Learning, keterampilan kerja ilmiah, hasil belajar biologi. Pembaharuan di bidang kurikulum dalam pembelajaran, menuntut adanya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis proses dan hasil. Berdasarkan wawancara dan observasi di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang, keterampilan kerja ilmiah peserta didik rendah karena pembelajaran yang diterapkan lebih menekankan kepada hasil tanpa memperdulikan proses. Keterampilan kerja ilmiah yang rendah dimungkinkan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Diperlukan metode yang nantinya melatih keterampilan kerja ilmiah peserta didik sehingga dimungkinkan hasil belajar peserta didik akan meningkat. Perlu dilakukan penelitian tentang penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar Biologi peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif-kuantitatif. PTK dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas XI IPA 2 semester genap tahun ajaran 2009-2010 SMA Negeri 10 Malang yang berjumlah 38 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2009-Agustus 2010. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, catatan lapangan, lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, lembar observasi psikomotor, rubrik laporan kerja ilmiah, soal tes hasil belajar kognitif dan soal tes hasil belajar afektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan keterampilan kerja ilmiah peserta didik mengalami peningkatan antara antara siklus I (58%) dan siklus II (95%). Peningkatan juga terlihat pada rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik antara siklus I (72) dan siklus II (80). Rerata hasil belajar biologi peserta didik juga mengalami peningkatan antara siklus I (80) dan siklus II (84). Persentase ketuntasan hasil belajar biologi peserta didik juga mengalami peningkatan antara siklus I (92%) dan siklus II (95%). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa Penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang dalam pembelajaran

Biologi. Saran dari penelitian ini adalah hendaknya peneliti memperhatikan alokasi waktu yang digunakan agar pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara efisien dan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru bidang studi ataupun peneliti yang lain untuk menerapkan model dan pendekatan tersebut.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Berbasis Contextual Teaching And Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Malang dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan beberapa pihak. Untuk itu disampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada: 1. Prof. Dr. Hj. Mimien Henie Irawati, M.S, selaku pembimbing I, dan Dra. Nursasi Handayani, M.Si, selaku pembimbing II yang telah sabar membimbing dan memberi motivasi selama proses penyelesaian skripsi. 2. Dra. Sunarmi, M. Pd, selaku penguji yang telah bersedia menguji yang telah memberikan arahan, masukan, dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 3. Dra. Hj. Niken Asih Santjojo, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 10Malang, dan Dra. Sri Ledjariati, selaku guru bidang studi Biologi SMA Negeri 10 Malang atas kerjasama dan bantuannya dalam pengumpulan data dan informasi sehubungan dengan penulisan skripsi. 4. Peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang atas kerja sama yang tiada terkira selama proses pengambilan data skripsi. 5. Orang tua tercinta yang telah memberikan doa dan semangat yang besar dalam penyelesaian skripsi ini.

iii

6. Sururul Ain, Marta Christina, Sulistio Ningsih dan Santi Amalia Rizki selaku observer yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga diterima dengan lapang dada menerima kritik dan saran demi perbaikan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat.

Malang, Agustus 2010

Penulis

iv

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Masalah ..................................................................... Rumusan Masalah .............................................................................. Tujuan Penelitian................................................................................ Manfaat Penelitian.............................................................................. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. Definisi Operasional ........................................................................... 1 7 8 8 8 8 i iii v vii viii x

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. B. C. D. E. F. Pembelajaran Kooperatif .................................................................... Group Investigation (GI) .................................................................... Contextual Teaching and Learning (CTL) ......................................... Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning ... Keterampilan Kerja Ilmiah ................................................................. Hasil Belajar ....................................................................................... 12 13 17 21 23 27

BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................ Subjek Penelitian ............................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ................................... Prosedur Penelitian ............................................................................ Teknik Analisis Data ......................................................................... Kriteria Keberhasilan Tindakan ........................................................ 29 29 29 30 30 36 41

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pra Penelitian..................................................................................... B. Siklus I............................................................................................... 1. Perencanaan .................................................................................... 2. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 3. Observasi......................................................................................... 4. Refleksi ........................................................................................... C. Siklus II ............................................................................................. 1. Perencanaan .................................................................................... 42 43 43 45 54 55 67 67

2. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................... 3. Observasi......................................................................................... 4. Refleksi ........................................................................................... BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) ................. B. Peningkatan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik .................... C. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik .......................................... BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ B. Saran .................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

69 78 78

92 99 105

112 113 114 116 117 249

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 2.

Halaman

Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I ...... 117 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I ..................................................................................................... 118 Format Catatan Lapangan Siklus I ............................................................ 122 Lembar Observasi Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus I ............................ 123 Rubrik Penilaian Laporan Kerja Ilmiah Siklus I....................................... 127 Rubrik Perencanaan Kerja Ilmiah Siklus I ................................................ 129 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................ 130 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I ........................................................ 145 Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Kognitif Siklus I .......................................... 159

3. 4. 7. 8. 5. 6. 9.

10. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Afektif Siklus I ........................................... 167 11. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik Siklus I ....... 178 12. Pembagian Kelompok Siklus I.................................................................. 180 13. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I ..................................... 181 14. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I ....................... 182 15. Catatan Lapangan Siklus I ........................................................................ 183 16. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus II ..... 188 17. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II ..................................................................................................... 189 18. Format Catatan Lapangan Siklus II .......................................................... 193 19. Lembar Observasi Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus II .......................... 194 20. Rubrik Penilaian Laporan Kerja Ilmiah Siklus II ..................................... 198 21. Rubrik Perencanaan Kerja Ilmiah Siklus II .............................................. 200

viii

22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II........................................... 201 23. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II ....................................................... 213 24. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Kognitif Siklus II......................................... 224 25. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Afektif Siklus II.......................................... 232 26. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Siklus II ............................ 243 27. Pembagian Kelompok Siklus II ................................................................ 245 28. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus II ................................... 246 29. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II ...................... 247 30. Catatan Lapangan Siklus II ....................................................................... 248

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 9 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 29 3.2 Data, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian ....................................... 30 3.4 Penentuan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik ............................ 39 3.4 Penentuan Hasil Belajar Peserta Didik .................................................. 40 3. 5 Kriteria Keberhasilan Tindakan ............................................................. 41 4.1 Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik Siklus I................................. 57 4.2 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ....................................................... 62 4.3 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Kognitif Siklus I ................................... 63 4.4 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Afektif Siklus I ..................................... 64 4.5 Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta Didik Siklus II ............................... 81 4.6 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II ..................................................... 86 4.7 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Kognitif Siklus II ................................. 87 4.8 Analisis Butir Soal Tiap Aspek Afektif Siklus II ................................... 89

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

4.1 Peserta Didik Merencanakan Kerjasama Dibimbing oleh Guru ............... 48 4.2 Peserta Didik Melakukan Kerja Ilmiah ..................................................... 49 4.3 Peserta Didik Menganalisis dan Mensintesis Data ................................... 51 4.4 Presentasi Hasil Kerja Ilmiah .................................................................... 53 4.5 Peserta Didik Mengerjakan Soal Tes Kognitif dan Soal Tes Afektif ....... 54 4.6 Peserta Didik Merencanakan Kerjasama .................................................. 72 4.7 Peserta Didik Melakukan Kerja Ilmiah tentang Irama Pernapasan .......... 73 4.8 Peserta Didik Menganalisis dan Mensintesis Hasil Kerja Ilmiah ............. 75 4.9 Presentasi Hasil Kerja Ilmiah .................................................................... 76 4.10 Peserta Didik Mengerjakan Soal Tes ....................................................... 77 5.1 Perbedaan Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus I dengan Siklus II ............. 99 5.2 Perbedaan Keterampilan Kerja Ilmiah Tiap Aspek Siklus I dengan Siklus II ..................................................................................................... 99 5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II.................................... 105 5.4 Perbedaan Hasil Belajar Tiap Aspek Siklus I dengan Siklus II ................ 105

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah peserta didik agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap belajar sebagai bentuk perubahan tingkah laku hasil belajar. Pendidikan sebagai suatu upaya untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi memerlukan suatu pendukung yaitu mutu pendidikan (Margono, 2004 dalam Meriani, 2008). Kurikulum KTSP telah berlaku dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) menuntut adanya pelaksanaan pembelajaran yang berbasis proses dan hasil. Penilaian kegiatan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar di akhir kegiatan pembelajaran, akan tetapi penilaian tersebut juga dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dibutuhkan suatu bentuk pembelajaran yang inovatif dan juga asessmen autentik untuk memenuhi tuntutan kurikulum. Berdasarkan wawancara dan observasi di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang tanggal 3-7 Mei 2010, diketahui bahwa keterampilan kerja ilmiah peserta didik kurang. Saat perencanaan penyelidikan ilmiah banyak peserta didik yang

2 kurang bisa menyusun rumusan masalah. Sebagai contoh rumusan masalah yang kurang tepat adalah sebutkan perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain! seharusnya rumusan masalah yang tepat adalah apa ada perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain? Peserta didik juga kurang bisa menyusun tujuan penelitian. Sebagai contoh tujuan penelitian yang kurang tepat adalah dapat mengidentifikasi perbedaan organorgan pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain seharusnya tujuan peneltian yang tepat adalah untuk mengetahui perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain. Peserta didik juga kurang bisa menyusun hipotesis. Sebagai contoh hipotesis yang kurang tepat adalah perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dibanding vertebrata lain adalah mulut, kerongkongan, usus, lambung dan kloaka seharusnya hipotesis yang tepat adalah ada perbedaan organ-organ pencernaan pada ikan dengan vertebrata lain. Peserta didik pada saat menentukan langkah kerja, menetapkan cara memperoleh data yang sesuai dan menetapkan cara menganalisis data masih sering kebingungan bagaimana caranya dan sering bertanya kepada guru. Peserta didik pada saat pelaksanaan tindakan ilmiah sebagian besar kurang terbiasa menyiapkan alat serta bahan yang dibutuhkan dalam penyelidikan ilmiah tersebut dan menerapkan prosedur kerja penyelidikan ilmiah. Sebagai contohnya peserta didik masih terlihat kebingungan apa yang harus mereka persiapkan untuk memulai penyelidikan ilmiahnya dan apa yang harus mereka lakukan untuk penyelidikan ilmiahnya selain itu setelah penyelidikan ilmiah telah dilakukan peserta didik kurang bisa menganalisis data yang diperoleh dan menyimpulkan hasil penelitian. Sebagai contoh banyak peserta didik yang kebingungan

3 bagaimana cara menganalisis data yang telah mereka peroleh dan kesimpulan apa yang didapatkan dengan bertanya kepada guru lebih lanjut. Peserta didik saat mengkomunikasikan hasil penyelidikan juga kurang bisa mengkomunikasikan masalah penelitian, langkah-langkah kerja, menjelaskan data, cara menganalisis data, dan kesimpulan dari hasil penelitian baik secara lisan maupun tulisan. Sebagai contoh pada saat mempresentasikan hasil penelitian peserta didik sebagian besar hanya sekedar membaca tanpa menekankan kepada peserta didik lainnya konsep-konsep yang penting sehingga banyak peserta didik yang kurang paham. Peserta didik pada saat bersikap ilmiah kurang bisa bekerja sama. Sebagai contoh pada saat penyelidikan ilmiah masih terdapat peserta didik yang lebih dominan dalam kelompoknya tanpa ada pembagian tugas masingmasing. Peserta didik juga kurang berani dan sopan dalam mengajukan pertanyaan serta kurang sopan dalam memberi sanggahan. Sebagai contohnya pada saat bertanya atau menyanggah sistematika kata-kata peserta didik kurang runtut dan terkesan memaksa untuk mengajukan pertanyaan dan sanggahan. Peserta didik juga kurang bisa berpendapat secara ilmiah dan kritis serta kurang berani memberi usulan. Sebagai contohnya banyak peserta didik tidak mengajukan pendapatnya dan usulannya pada saat presentasi hasil penelitian. Keterampilan Kerja Ilmiah yang rendah tersebut dimungkinkan terjadi karena pembelajaran yang diterapkan kebanyakan lebih menekankan kepada hasil tanpa memperdulikan pada proses. Pembelajaran hanya ditekankan pada nilai akhir peserta didik tanpa memperdulikan keterampilan apa yang diperoleh peserta didik. Kurang diterapkannya pembelajaran yang mengasah keterampilan kerja

4 ilmiah peserta didik juga mengakibatkan peserta didik kurang terbiasa memperoleh ilmu dengan langkah-langkah yang ada pada keterampilan kerja ilmiah yaitu merencanakan penyelidikan ilmiah, melaksanakan penyelidikan ilmiah, mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah, dan bersikap ilmiah. Guru memiliki peran yang besar dalam hal membelajarkan peserta didik, jadi guru seharusnya lebih mengutamakan apa yang telah diperoleh peserta didik dengan membuat peserta didiknya lebih aktif dan ilmu yang diperolehnya lebih mengena. Guru mengubah kegiatan pembelajaran dari yang berorientasi pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered), menerapkan metode pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan dan keterampilan proses peserta didik dalam menemukan, dan memahami konsep dari materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan baru dari hasil pengamatan atau peserta didik dapat membangun suatu konsep baru dari pengetahuan awal yang dimiliki sebelumnya. Kenyataannya guru pada saat mengajar di kelas lebih dominan menjelaskan materi dan belum menekankan pada keterampilan kerja ilmiah peserta didik (Suherman, 2009). Keterampilan kerja ilmiah yang rendah mengakibatkan hasil belajar peserta didik juga rendah. Terbukti dengan hasil belajar pada ranah kognitif hasil nilai tes tulis yang dilaksanakan guru, kurang lebih 20% peserta didik yang kurang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75. Hasil belajar dalam ranah psikomotor dari keterampilan peserta didik saat pelaksanaan kerja ilmiah juga kurang lebih 25% peserta didik yang tidak memenuhi KKM, karena

5 peserta didik banyak yang belum terampil menggunakan alat-alat yang berada di laboratorium serta peserta didik yang hanya pasif pada saat kerja kelompok, hasil belajar dalam ranah afektif kurang diperhatikan oleh guru karena guru hanya menilai hasil belajar afektif dari sikap peserta didik pada proses belajar dan belum mengacu sikap peserta didik terhadap ilmu yang telah didapatkan. Berdasarkan uraian tersebut, diperlukan metode yang mampu melatih keterampilan kerja ilmiah peserta didik karena keterampilan kerja ilmiah peserta didik diharapkan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Terkadang peserta didik juga merasa bosan dan tidak tertarik dengan apa yang dipelajari saat pembelajaran berlangsung karena peserta didik tidak pernah diajak untuk menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Metode yang selama ini diterapkan di dalam kelas juga masih belum memperhatikan keterampilan kerja ilmiah dari peserta didik. Perubahan-perubahan pada pola kegiatan belajar mengajar, penggunaan media pembelajaran yang tepat, dan memerlukan pola penilaian yang tepat merupakan alternatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Kegiatan belajar mengajar yang dipilih hendaknya dipilih dan dirancang agar dapat melatih keterampilan kerja ilmiah peserta didik sehingga mampu mengidentifikasi masalah serta memecahkan masalah menggunakan berbagai kemampuan dan prosedur ilmiah (Ibrahim dan Nur, 2000). Selama mengajar guru telah mengupayakan berbagai model pembelajaran yang lebih mendorong peserta didik lebih aktif seperti metode diskusi presentasi, TPS, JigSaw, dan praktikum akan tetapi metode-metode yang telah diterapkan belum bisa menyusun peserta didiknya memiliki keterampilan kerja ilmiah. Keterampilan kerja ilmiah dalam belajar Biologi penting dikembangkan, karena

6 dalam belajar Biologi peserta didik cenderung sulit memahami konsep yang bersifat abstrak. Akibatnya peserta didik lebih banyak pasif sehingga hasil belajarnya tidak optimal oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang membuat peserta didik untuk mengalami dan mendapatkan ilmu secara langsung, bukan hanya bersumber dari buku pedoman maupun artikel. Menyikapi masalah tersebut metode pembelajaran Kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning diharapkan mampu meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar, karena pembelajaran model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan peseta didik secara aktif dalam proses mencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan yang berasal dari pengalaman nyata sehari-hari. Pelaksanaan model GI peserta didik dilibatkan secara aktif sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui pengamatan. Model GI menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, dkk. 2004). Pembelajaran CTL dalam penerapannya melibatkan peserta didik secara langsung dalam kegiatan belajar sehingga peserta didik mengalami sendiri. Model CTL dalam proses pembelajarannya berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami sehingga belajar akan lebih bermakna (Muslich, 2009). Keunggulan model ini adalah model GI berbasis CTL ini adalah dapat melatih peserta didik untuk menemukan masalah sendiri serta menemukan jawaban atas masalahnya tersebut sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik, peserta didik langsung terlibat dan mengalami apa yang dipelajari bukan hanya

7 teori, peserta didik dibiasakan dengan masalah-masalah yang nyata disekitar peserta didik, melatih peserta didik menemukan masalah dan memecahkan masalah di lingkungan sekitar. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Apriska (2009) dimana penerapan pembelajaran GI dapat meningkatkan Keterampilan Kerja ilmiah Peserta. Penelitian Holisah (2008) juga menjelaskan bahwa pembelajaran Group investigation dengan pendekatan kontektual dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Buana (2009) hasilnya menunjukkan bahwa CTL dapat meningkatkan hasil belajar kognitif Biologi peserta didik. Penelitian Wirawan (2008) juga menjelaskan bahwa CTL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk aspek kognitif. Perlu dilakukan penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan masalah sebagai berikut. a. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang? b. Bagaimanakah penerapan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL dapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 10 Malang?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah dijabarkan sebagai berikut. a. Meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang melalui pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. b. Meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang melalui pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah sebagai berikut. a. Bagi guru, dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik dan hasil belajar peserta didik selama proses belajar mengajar dan dapat menerapkan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. b. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik dan hasil belajarnya, membiasakan peserta didik untuk membangun pengetahuan secara mandiri melalui proses sains. c. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL agar bisa diterapkan pada saat sudah menjadi guru.

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terdiri dari beberapa variabel seperti yang tertera pada Tabel 1.1.

F. Definisi Istilah/Operasional Agar tidak terjadi kesalah-pahaman dalam penelitian untuk itu perlu didefinisikan lingkup istilah berikut.

9
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Penelitian No Variabel 1 Model GI . berbasis CTL Indikator a. Seleksi topik Memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum. Membentuk kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups). b. Merencanakan kerjasama Merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih. c. Implementasi Pelaksanaan rencana yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan. d. Analisis dan sintesis Menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang telah diperoleh. e. Penyajian hasil akhir Penyajian topik yang telah dipelajari. f. Evaluasi Evaluasi aktivitas peserta didik dan tes tertulis. a. Merencanakan penyelidikan ilmiah (P2) b. Melaksanakan penyelidikan ilmiah (P3) c. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah (P3) d. Bersikap ilmiah, yang meliputi. Bekerja sama. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan. Berpendapat secara ilmiah dan kritis. Sopan dalam memberi sanggahan. Berani memberi usulan. Menghargai pendapat orang lain. Kognitif Menyebutkan alat pernapasan pada manusia (C1). Menyebutkan urutan organ-organ pernapasan pada manusia (C1). Menunjukkan urutan organ-organ pernapasan pada manusia (C3). Menyebutkan struktur alat pernafasan pada manusia (C1). Menjelaskan struktur alat pernafasan pada manusia (C2). Menunjukkan struktur alat pernafasan pada manusia (C3). Menyebutkan fungsi alat pernapasan pada manusia (C1). Menjelaskan fungsi alat pernafasan pada manusia (C2). Menunjukkan fungsi alat pernafasan pada manusia (C3). Menunjukkan proses pernapasan pada manusia (C3). Menyebutkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C1). Menjelaskan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C2). Menunjukkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C3). Membedakan macam-macam volume pernapasan pada manusia (C4). Menyebutkan volume pernapasan pada manusia (C1). Menghitung volume pernapasan pada manusia (C4). Meyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan (C1). Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan (C1). Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan (C2). Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan (C4). Menyebutkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok (C1). Menunjukkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok (C3).

2 Keterampilan . Kerja Ilmiah

3 Hasil Belajar . Peserta didik

10
Menjelaskan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan (C2). Menunjukkan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan (C3). Menyebutkan perbedaan organ-organ pernafasan hewan vertebrata (C1). Menunjukkan perbedaan organ-organ pernafasan hewan vertebrata (C3). Menyebutkan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata (C1). Menjelaskan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata (C1). Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan yang ditimbulkan akibat rokok (C3). Menyebutkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (C1). Menjelaskan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (C2). Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia (C3). Afektif Mempengaruhi sikap agar organ-organ pernapasan pada manusia tetap sehat (A4). Mengkonfirmasi struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia (A2). Mengusulkan sikap berkaitan dengan struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia (A3). Mengkonfirmasi proses pernafasan pada manusia (A2). Mengusulkan sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar (A3). Mempengaruhi sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar (A4). Mengkonfirmasi organ-organ pernafasan pada hewan vertebrata (A2). Mempengaruhi sikap agar proses pernafasan pada hewan vertebrata tidak terganggu (A4). Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan (A2). Mengusulkan sikap agar memiliki volume pernapasan pada manusia yang normal (A3). Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat volume pernapasan dalam keadaan normal (A4). Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan pada manusia (A2). Mengusulkan sikap agar irama pernapasan pada manusia berlangsung normal (A3). Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat irama pernapasan pada manusia berlangsung normal (A4). Menkonfirmasi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan (A2). Mengusulkan agar menyikapi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan (A3). Mempengaruhi agar menghindari rokok yang membahayakan kesehatan sistem pernapasan (A4). Mengkonfirmasi kandungan TAR dan nikotin yang berbahaya (A2). Mempengaruhi sikap agar memiliki pola hidup yang sehat agar terhindar dari gangguan/kelainan pada sistem pernapasan (A4). Psikomotor Mengukur volume pernafasan pada manusia melalui percobaan Membedakan macam-macam volume pernapasan melalui percobaan Mengukur irama pernapasan pada manusia melalui percobaan Melakukan pembedah terhadap vertebrata Menunjukkan organ-organ pernapasan pada vertebrata

11 1. Group Investigation merupakan model pembelajaran dengan beberapa langkah yaitu seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir serta evaluasi. 2. Contextual Teaching and Learning merupakan pembelajaran yang dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari-hari peserta didik untuk memperoleh suatu masalah yang nantinya di pecahkan. 3. Group Investigation berbasis Contextual Teaching Learning merupakan model pembelajaran dengan beberapa langkah yaitu seleksi topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, penyajian hasil akhir serta evaluasi yang mana dalam proses pembelajarannya dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari-hari peserta didik untuk memperoleh suatu masalah yang nantinya di pecahkan. 4. Keterampilan Kerja Ilmiah adalah kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah pada materi sistem pernapasan yang meliputi merencanakan penyelidikan ilmiah, melaksanakan penyelidikan ilmiah, mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah, dan bersikap ilmiah, yang diukur dengan menggunakan rubrik perencanaan kajian ilmiah, lembar observasi keterampilan kerja ilmiah dan laporan kerja ilmiah. 5. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang di ukur dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, dan lembar observasi hasil belajar psikomotor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Holubee, 2001 dalam Nurhadi, dkk. 2004). Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang disusun untuk membantu pengembangan kerja sama dan interaksi peserta didik yang bertujuan untuk menghilangkan persaingan dalam kelas. Usaha kerja sama masing-masing kelompok mengakibatkan manfaat timbal balik sedemikian rupa sehingga semua anggota kelompok memperoleh prestasi. Kegagalan maupun keberhasilan ditanggung bersama. Peserta didik mengetahui bahwa prestasi yang dicapai disebabkan oleh dirinya dan anggota kelompoknya. Peserta didik merasakan kebanggan atas prestasinya bersama-sama dengan anggota kelompok (Nurhadi, dkk. 2004). Pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama, saling menyumbang pikiran, dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Definisi tersebut memiliki pengertian luas, meliputi belajar berkolaborasi, belajar kelompok, juga menyatakan ciri sosiologis yaitu penekanan pada aspek tugas-tugas bersama yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok, dan pendelegasian wewenang dari guru kepada peserta didik.

12

13 Guru berperan sebagai fasilitator dalam membimbing peserta didik menyelesaikan tugasnya. Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Peserta didik bekerja dalam tim (team) untuk menuntaskan tujuan belajar. 2. Tim terdiri dari peserta didik-peserta didik yang mempunyai tingkat keberhasilan tinggi, sedang, dan rendah. 3. Bila memungkinkan tim merupakan campuran suku, budaya, dan jenis kelamin. 4. Sistem penghargaan diorientasikan baik pada kelompok maupun pada individu (Nurhadi, dkk. 2004). Menurut Arends (2008) Cooperative learning ditandai oleh adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward. Peserta didik dalam situasi kooperatif didorong atau dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersamaan dan harus mengoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu. Pembelajaran dalam cooperative learning dapat ditandai denga fitur-fitur sebagai berikut. 1. Peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar. 2. Tim-tim terdiri dari peserta didik yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi. 3. Bilamana mungkin tim-tim terdiri dari campuran ras, budaya, dan jenis kelamin. 4. Sistem reward berorientasi kelompok maupun individu.

B. Group Investigation (GI) Model Group Investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara

14 mempelajarinya melalui investigasi. Model ini menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, dkk. 2004). Guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 peserta didik dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para peserta didik memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan, dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan (Arends, 2008). Tahap-tahap pembelajaran model GI secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap 1 Menentukan sub-topik, yaitu guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik dengan bertanya tentang percobaan/penelitian apa saja yang dapat dilakukan dari topik tersebut. Setelah itu guru menyajikan informasi kepada peserta didik dan mengelompokkan peserta didik sesuai dengan prinsip pembelajaran kooperatif, yaitu dalam satu kelompok terdiri dari anggota yang heterogen baik jenis kelamin, suku, latar belakang social, dan ekonomi serta tingkat inteligensi yang diperoleh dari nilai sebelumnya. Tahap 2 Rencana penelitian, yaitu guru menyampaikan sub-sub topik dan membagikan lembar kerja peserta didik kepada tiap-tiap kelompok untuk dibahas di dalam

15 kelompoknya. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok membagi tugas untuk masing-masing anggotanya. Tahap 3 Melaksanakan rencana penelitian, yaitu peserta didik melakukan penelitian/penyelidikan dan guru mengamati aktivitas peserta didik selama melaksanakan penelitian/penyelidikan berdasrkan lembar observasi aktivitas dan keterampilan kooperatif peserta didik model GI serta mengarahkan peserta didik jika mengalami kesulitan. Tahap 4 Merencanakan presentasi, yaitu masing-masing kelompok menyiapkan laporan hasil penelitian yang akan dipresentasikan di depan kelas. Tahap 5 Melakukan presentasi, yaitu semua kelompok dengan sub-topik yang berbeda mempresentasikan laporan hasil penelitian secara bergantian dan kelompok lain yang membahas sub-topik yang sama berperan sebagai pembanding. Tahap 6 Evaluasi, yaitu guru mengadakan tes yang harus dikerjakan peserta didik secara individual. Hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah. 1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas,

16 kemudian peserta didik mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja. 2. Rencana Kooperatif Peserta didik bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas. 3. Peran Guru Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompokkelompok memperhatikan peserta didik mengatur pekerjaan dan membantu peserta didik mengatur pekerjaannya dan membantu jika peserta didik menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok (Slavin, 1995). Pembelajaran model GI memiliki enam keuntungan sebagai berikut. 1. Mengembangkan peraturan dan motivasi diri peserta didik karena dalam pembelajaran ini peserta didik banyak membuat keputusan. 2. Meningkatkan perkembangan kemampuan penelitian (kerja ilmiah) peserta didik penelitian ini mengajarkan peserta didik agar dapat melakukan penelitian baik secara individu maupun kelompok. 3. Meningkatkan kemampuan bekerja sama peserta didik. Hal ini disebabkan peserta didik harus menyusun sendiri rencana kelompok ketika menyelesaikan masalah dan menghasilkan kesepakatan umum selama pembelajaran. 4. Meningkatkan kreativitas peserta didik karena metode ini memungkinkan peserta didik untuk berkreasi pada saat pembelajaran berlangsung.

17 5. Memberikan cakupan pengetahuan yang luas karena peserta didik secara bersama-sama melaporkan temuan penelitian dengan sebaran topik yang bermacam-macam. 6. Setiap peserta didik menjadi ahli dalam topik yang besar (Ambrose, 2006).

C. Contextual Teaching and Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situsai dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan sehari-hari (Muslich, 2009). Belajar secara kontekstual adalah belajar yang akan terjadi bila dihubungkan dengan pengalaman nyata sehari-hari. Pembelajaran kontekstual dapat dilakukan dengan menerapkan tujuh komponen CTL, yaitu. 1. Konstruktivisme (Constructivism) Merupakan landasan berfikir atau filosofi pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan. a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta didik. b. Memberi kesempatan peserta didik menemukan dan mengekpresikan idenya sendiri. c. Menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

18 2. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan berbasis CTL. Pengetahuan dan pengetahuan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Siklus inquiry adalah. a. Observasi (observation). b. Bertanya (questioning). c. Mengajukan Dugaan (hiphotesis). d. Pengumpulan Data (data gathering). e. Penyimpulan (conclusion). 3. Bertanya (Questioning) Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir peserta didik. Bagi peserta didik, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peserta didik dibagi kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tau memberi tahu yang belum tahu, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. Kelompok peserta didik bisa sangat bervariasi bentuknya, baik keanggotaan, dan jumlah.

19 5. Pemodelan (Modeling) Dalam pendekatan CTL guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik. Seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata. Peserta didik contoh tersebut dikatakan sebagai model. Peserta didik lain bisa menggunakan model tersebut sebagai standar kompetensi yang harus dicapainya. 6. Refleksi (Reflection) Refleksi juga bagian penting dalam pembelajaran dengan pendekatan CTL. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir kebelakang apa yang sudah kita lakukan dimasa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Kunci dari itu semua adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap dibenak peserta didik. Peserta didik mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana merasakan ide-ide baru. Pada akhir pelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar peserta didik melakukan refleksi. 7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assesment) Authentic Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik. Gambaran perkembangan peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahawa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian (assessment) bukanlah untuk mencari informasi tentang belajar peserta didik. Hal-hal yang bisa digunakan

20 dalam menilai prestasi peserta didik adalah laporan, PR, kuis, karya tulis, presentasi, jurnal dan lain-lain. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut. 1. Pembelajaran dilaksanakan dalam kontek autentik yaitu pembelajaran yang diarahkan pada ketercapaiaan keterampilan dalam konteks kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam lingkungan yang alamiah. 2. Pembelajaran memberikan kesempatan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna. 3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. 4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling mengoreksi antar teman. 5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan, bekerja-sama dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam. 6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama. 7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan. Jika model pembelajaran CTL ini diterapkan, maka langkahnya sebagai berikut. 1. Memotivasi peserta didik (memfokuskan perhatian peserta didik) dengan cara tanya jawab berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara pembelajaran yang digunakan.

21 3. Guru membagi peserta didik dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. 4. Guru membagikan lembar kerja peserta didik yang berisi masalah yang akan diselesaikan secara berkelompok. 5. Guru memfasilitasi peserta didik menyampaikan cara pembelajaran yang digunakan dalam memecahkan masalah. 6. Guru membantu peserta didik dalam melakukan berbagi tugas dalam menyelesaikan masalah. 7. Guru mendorong peserta didik dalam melakukan penyelidikan kelompoknya. 8. Guru senantiasa menyajikan pertanyaan yang membuat peserta didik berfikir tentang kelayakan pemecahan masalah atau menggali apa yang dipikirkan peserta didik. 9. Membantu peserta didik memecahkan dan menyiapkan bahan presentasi didepan kelas. 10. Membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir.

D. Group Investigation Berbasis Contextual Teaching and Learning Pembelajaran model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan peseta didik secara aktif dalam proses mencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan yang berasal dari pengalaman nyata sehari-hari. Pelaksanaan model GI berbasis CTL, peserta didik dilibatkan secara aktif sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui pengamatan serta menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, dkk. 2004) dimana dalam penerapannya melibatkan peserta didik secara langsung

22 dalam kegiatan belajar sehingga peserta didik mengalami sendiri serta proses pembelajarannya berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami sehingga belajar akan lebih bermakna (Muslich, 2009). Tahap-tahap pembelajaran model GI berbasis CTL secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap 1 Menentukan sub-topik, yaitu guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok kemudian menentukan sub-topik dari masing-masing kelompok. Tahap ini juga merupakan penerapan komponen masyarakat belajar (learning comunity) dimana dalam pelaksanaan pembelajaran peserta didik dibagi kedalam kelompokkelompok yang anggotanya heterogen. Tahap 2 Merencana penelitian, yaitu guru membagikan lembar kerja peserta didik kepada tiap-tiap kelompok untuk dibahas di dalam kelompoknya. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok membagi tugas untuk masing-masing anggotanya untuk membuat perencanaan kerja ilmiah. Tahap ini juga berarti penerapan komponen kontruktivisme (contructivism) dimana peserta didik membangun pengetahuan sedikit demi sedikit. Tahap 3 Melaksanakan rencana penelitian, yaitu peserta didik melakukan penelitian/penyelidikan. Tahap ini juga berarti penerapan komponen menemukan (inqury) dimana peserta didik memperoleh pengetahuan dari menemukan seperangkat fakta-fakta yang telah berhasil mereka temukan sendiri.

23 Tahap 4 Melakukan presentasi, yaitu semua kelompok dengan sub-topik yang berbeda mempresentasikan laporan hasil penelitian secara bergantian dan kelompok lain yang membahas sub-topik yang sama berperan sebagai pembanding. Tahap ini juga merupakan penerapan komponen bertanya (questioning) dimana dengan presentasi hasil akhir maka peserta didik terdorong untuk bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Tahap 5 Evaluasi, yaitu guru mengadakan tes yang harus dikerjakan peserta didik secara individual. Tahap ini juga merupakan penerapan komponen penilaian sebenarnya (authentic assesment) yang merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran perkembangan peserta didik.

E. Keterampilan Kerja Ilmiah Keterampilan kerja ilmiah adalah keterampilan dalam melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah, meliputi penyelidikan ilmiah, komunikasi ilmiah, dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah suatu bentuk tingkah laku peserta didik yang muncul berupa tanggapan dalam bertindak selama melakukan suatu kegiatan ilmiah seperti dalam bekerja sama, kedisiplinan, maupun rasa keingin-tahuan (Pujiningrum, 2001 dalam Apriska, 2009). Menurut Margono (2004 dalam Apriska, 2009) belajar sains berarti pula belajar menangani masalah-masalah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu yang disebut metode ilmiah (scientific method). Secara garis besar metode ilmiah meliputi beberapa langkah, yaitu 1) melakukan survei yang akurat untuk

24 menangani suatu masalah, 2) menemukan metode untuk menangani masalah, 3) mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah, 4) mengambarkan kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan. Metode ilmiah dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Furchan (1982 dalam Apriska, 2009) menjelaskan bahwa pendekatan ilmiah adalah suatu proses penyelidikan sistemik yang terdiri atas bagian-bagian yang saling bergantung (Interdependent). Langkah-langkah dalam pendekatan ilmiah adalah 1) perumusan hipotesis, 2) pengajuan hipotesis, 3) cara berpikir deduktif, 4) pengumpulan data dan analisis data, 5) penerimaan atau penolakan hipotesis. Menurut standar kompetensi mata pelajaran Biologi SMA dan MA (2003 dalam BSNP, 2006), kerja ilmiah terdiri atas 4 kompetensi dasar, yaitu. 1. Merencanakan penelitian ilmiah Peserta didik mampu membuat perencanaan penelitian sederhana antara lain menetapkan dan merumuskan tujuan penelitian, langkah kerja, hipotesis, variabel, dan instrumen yang tepat untuk tujuan penelitian. 2. Melaksanakan penelitian ilmiah Peserta didik mampu melaksanakan langkah-langkah kerja ilmiah yang terorganisir dan menarik kesimpulan terhadap hasil penemuannya. 3. Mengkomunikasikan hasil penelitian ilmiah Peserta didik mampu menyajikan hasil penelitiannya dan kajiannya dengan berbagai cara kepada berbagai kelompok sasaran untuk berbagai tujuan.

25 4. Bersikap ilmiah Peserta didik mampu mengembangkan sikap ilmiah, antara lain keingintahuan, berani, santun, kepedulian lingkungan, berpendapat secara ilmiah, kritis, bekerja sama, jujur, dan tekun. Menurut BSNP (2006) disebutkan bahwa Standar Kompetensi untuk mata pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah meliputi kerja ilmiah serta pemahaman konsep dan penerapannya. Kerja ilmiah meliputi sebagai berikut. 1. Merencanakan penyelidikan ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penelitian. b. Merumuskan tujuan penelitian. c. Menentukan langkah kerja dan cara pengumpulan data. d. Menyusun hipotesis. e. Menetapkan variabel, termasuk yang dikendalikan adalah variabel bebas. f. Menetapkan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian. g. Menetapkan cara memperoleh data yang sesuai. h. Menetapkan cara menganalisis data. 2. Melaksanakan penyelidikan ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Mengidentifikasi masalah riil yang perlu diteliti. b. Mengidentifikasi metode penelitian yang khusus untuk bidang biologi. c. Menyiapkan peralatan/instrumen yang sesuai untuk penyelidikan ilmiah. d. Menerapkan tekhnik/proses pengumpulan data. e. Mengolah data sesuai dengan jenis/keperluannya. f. Menganalisis data.

26 g. Menyimpulkan hasil penelitian. h. Merekomendasikan tindak lanjut dari hasil penelitian. 3. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Menginformasikan rasional penelitian/penyelidikan ilmiah. b. Mengkomunikasikan masalah penelitian/penyelidikan secara jelas dalam laporan. c. Mengkomunikasikan prosedur perolehan data. d. Mengkomunikasikan cara mengolah dan menganalisis data yang sesuai untuk menjawab masalah penelitian. e. Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel/diagram alur, grafik, flow chart, dan peta konsep. f. Menggunakan media yang sesuai dalam penyajian hasil pengolahan data. g. Menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan. h. Mengkomunikasikan kesimpulan dan temuan penelitian. i. Menggunakan bahasa, simbol, dan peristilahan yang sesuai untuk bidang biologi. 4. Bersikap ilmiah, terdiri atas deskriptor sebagai berikut. a. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumentasi. b. Berpendapat secara ilmiah dan kritis. c. Menghargai pendapat orang lain. d. Bekerja sama. e. Sopan dalam memberi sanggahan. f. Berani memberi usulan.

27 g. Jujur terhadap fakta.

F. Hasil Belajar Sudjana (1995) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dalam kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar. Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar mengajar. Perubahan ini berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap yang biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikimotorik. Menurut Sudijono (1995) dalam konteks evaluasi maka ketiga ranah tersebut harus dijadikan sasaran dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, yaitu (1) Apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pembelajaran yang telah diberikan kepada mereka? (2) Apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya? (3) Apakah materi pembelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara konkret dalam praktek atau dalam kehidupan sehari-hari. Bloom (2001 dalam Sudijono, 1995) berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain yaitu: (1) ranah proses berpikir (cognitive domain), (2) ranah nialai atau sikap (affective domain), dan (3) ranah keterampilan (psychomotor domain).

28 1. Ranah kognitif (Cognitive domain) Berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mensintesis (C5), dan menilai (C6). 2. Ranah afektif (Affective domain) Berkenaan dengan sikap yang terdiri atas lima aspek, meliputi: penerimaan (A1), penanggapan (A2), penilaian (A3), pengelolaan (A4), dan bermuatan nilai (A5). 3. Ranah psikomotorik (Psychomotor domain) Berkenaan dengan hasil keterampilan dan kemampuan bertindak meliputi; gerakan refleks (P1), gerakan dasar (P2), gerakan tanggap (P3), kegiatan fisik (P4) dan komunikasi tidak berwacana (P5). Hasil belajar peserta didik dapat ditunjukkan dengan semakin bermutunya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotori yang diketahui dari hasil pengukuran. Tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Dalam penelitian ini hasil belajar peserta didik diukur berdasarkan hasil skor tes akhir siklus yang diberikan di akhir kegiatan pembelajaran serta ketuntasan belajar yang dicapai oleh peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif-kuantitatif.

B. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang Semester Genap Tahun ajaran 2009-2010 sebanyak 38 peserta didik yang mana peserta didik laki-laki sebanyak 16 dan peserta didik perempuan sebanyak 22.

C. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMA Negeri 10 Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember sampai dengan Agustus. Secara rinci jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. Kegiatan Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Observasi Refleksi Pelaporan Waktu 1 Desember 2009 9 Mei 2010 10 Mei 2010 30 Mei 2010 10 Mei 2010 30 Mei 2010 10 Mei 2010 30 Mei 2010 31 Mei 2010 31 Agustus 2010

29

30 D. Data, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian Adapun data, sumber data, instrumen, dan prosedur pengambilan data pada penelitian ini dicantumkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian No 1. Data Model GI berbasis CTL Sumber Data Guru Instrumen Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik Rubrik perencanaan kerja ilmiah Lembar observasi keterampilan kerja ilmiah Rubrik laporan kerja ilmiah Tes hasil belajar kognitif Tes hasil belajar afektif Lembar observasi hasil belajar psikomotor

Peserta didik

2.

Keterampilan Kerja Ilmiah

Peserta didik Peserta didik Peserta didik

3.

Hasil Belajar

Peserta didik Peserta didik Peserta didik

E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus tindakan. Setiap siklus tindakan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Setiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, termasuk tahap pra penelitian yaitu observasi awal kemudian tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Pra Penelitian Kegiatan pra penelitian berupa observasi awal terhadap sekolah yang dijadikan tempat penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah sehingga dapat ditentukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui. Selain itu observasi awal juga bertujuan untuk mengetahui kondisi

31 lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta kondisi peserta didik. Observasi yang dilakukan oleh peneliti terdiri atas wawancara dengan pihak sekolah yaitu guru Biologi kelas XI IPA dan kegiatan observasi langsung di kelas kemudian dilanjutkan dengan proses refleksi. Refleksi awal dilakukan dengan menganalisis dan merefleksi apa yang telah diperoleh pada saat observasi yang telah dilakukan pada awal kegiatan penelitian. Hasil dari analisis dan refleksi yang dilakukan peneliti akan digunakan sebagai data awal untuk menentukan perencanaan tindakan siklus I.

SIKLUS I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I direncanakan dalam 3 kali pertemuan

masing-masing 2x45 menit dengan materi sistem pernapasan yang meliputi sub materi sistem pernapasan pada aves, sistem pernapasan pada amphibi, sistem pernapasan pada kadal, sistem pernapasan pada aves, sistem pernapasan pada mamalia, dan sistem pernapasan pada manusia. Langkah-langkah yang
dilaksanakan pada tindakan siklus I adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan terdiri dari langkah-lagkah sebagai berikut.

a. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. b. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik. c. Menyusun lembar untuk catatan lapangan. d. Menyusun lembar observasi keterampilan kerja ilmiah peserta didik. e. Menyusun rubrik penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik. f. Menyusun rubrik perencanaan kerja ilmiah.

32 g. Menyusun lembar observasi psikomotor peserta didik. h. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir kogintif siklus I beserta kunci jawabannya. i. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir afektif siklus I beserta kunci jawabannya. j. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Sistem Pernapasan pada Hewan. k. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk enam kelompok dengan enam subtopik yang berbeda-beda. a. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang heterogen berdasarkan hasil belajar sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan. Pelaksaanan tindakan berupa kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA 2 SMA 10 Malang pada pelajaran Biologi pokok bahasan sistem pernapasan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. Peneliti bertindak sebagai guru kelas dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya yang dibantu oleh lima observer.

3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk memperoleh semua data berupa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik,

33 keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Observer berjumlah lima
orang yaitu empat orang mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2006 dan satu orang guru biologi kelas XI IPA 2. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan

keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik diobservasi dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, rubrik laporan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik diobservasi dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, lembar observasi hasil belajar psikomotor peserta didik.

4. Refleksi Tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tindakan pada siklus I. Dilakukan analisis data hasil penelitian pada tahap refleksi kemudian hasilnya dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada pelaksanaan tindakan sehingga dapat ditetapkan sasaran-sasaran perbaikan, perencanaan dan implementasi tindakan baru. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai bahan pertimbangan dan untuk menindak lanjuti tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II.

34 SIKLUS II Pelaksanaan penelitian pada siklus II pada dasarnya sama dengan pelaksanaan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I dengan memperhatikan hasil refleksi yang dilakukan di akhir siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II direncanakan dalam 3 kali pertemuan masing-masing 2x45 menit dengan materi frekuensi pernapasan, volume pernapasan, bahaya rokok dan penyakit/gangguan pada sistem pernapasan. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tindakan siklus II adalah
sebagai berikut.

1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan terdiri dari langkah-lagkah sebagai berikut.

b. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. c. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik. d. Menyusun lembar untuk catatan lapangan. e. Menyusun lembar observasi keterampilan kerja ilmiah peserta didik. f. Menyusun rubrik penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik. g. Menyusun rubrik perencanaan kerja ilmiah. h. Menyusun lembar observasi psikomotor peserta didik. i. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir kogintif siklus I beserta kunci jawabannya. j. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir afektif siklus I beserta kunci jawabannya. k. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Sistem Pernapasan pada Hewan.

35 l. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk enam kelompok dengan enam subtopik yang berbeda-beda. m. Membagi peserta didik menjadi 8 kelompok yang heterogen berdasarkan hasil belajar sebelumnya.

2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan dalam tahap perencanaan. Pelaksaanan tindakan berupa kegiatan pembelajaran di kelas XI IPA 2 SMA 10 Malang pada pelajaran Biologi pokok bahasan sistem pernapasan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model GI berbasis CTL. Peneliti bertindak sebagai guru kelas dan melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya yang dibantu oleh lima observer.

3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk memperoleh semua data berupa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Observer berjumlah lima
orang yaitu empat orang mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2006 dan satu orang guru biologi kelas XI IPA 2. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan

keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta

36 didik diobservasi dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, rubrik laporan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik diobservasi dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, lembar observasi hasil belajar psikomotor peserta didik.

4. Refleksi Tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tindakan pada siklus II. Dilakukan analisis data hasil penelitian pada tahap refleksi kemudian hasilnya dibandingkan dengan indikator keberhasilan tindakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan pada siklus II.

F. Teknik Analisis Data Untuk memperoleh kebenaran, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi data dari penelitian ini diperoleh dengan membandingkan informasi antara observer yang satu dengan observer yang lain. Adapun dari beberapa macam teknik triangulasi, maka pada penelitian ini yang akan digunakan adalah teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah teknik yang digunakan dengan cara membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Penelitian ini akan menggunakan cara yaitu membandingkan hasil wawancara guru Biologi kelas XI IPA dengan dokumen hasil observasi para observer.

37 Data yang diperoleh pelaksanaan tindakan berupa data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Data Kualitatif Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data hasil tindakan yang meliputi data hasil observasi, data hasil wawancara dengan guru, dan data hasil catatan lapangan. Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dengan meliputi tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh tersebut akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data dan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi Data Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi.

b. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dengan mengorganisasikan data hasil reduksi dalam bentuk naratif yang memungkinkan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data selanjutnya ditafsirkan dan dievaluasi untuk merencanakan tindakan selanjutnya. Adapun hasil penafsiran dan evaluasi berupa penjelasan tentang (a) perbedaan antara rencana tindakan dan pelaksanaan, (b) persepsi peneliti, guru pengamat, dan teman sejawat yang terlibat dalam pengamatan dan catatan lapangan terhadap tindakan yang dilakukan, (c) efek dari

38 tindakan dan penyebabnya, (d) hambatan yang dialami dan penyebabnya, (e) perlunya perubahan dan tindakan lanjutan, dan (f) alternatif tindakan yang tepat.

c. Kesimpulan/Verifikasi Data Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Memverifikasi hasil kesimpulan merupakan kegiatan menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna dari data yang diperoleh dari lapangan untuk mencapai kesimpulan yang kuat.

2. Data Kuantitatif Cara menganalisis data penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Keterampilan Kerja Ilmiah Data tentang keterampilan kerja ilmiah peserta didik dikumpulkan menggunakan lembar observasi kerja ilmiah peserta didik, perencanaan kerja ilmiah, dan laporan kerja ilmiah peserta didik. Aspek peningkatan kerja ilmiah yang dicapai oleh peserta didik dihitung berdasarkan skor keterampilan kerja ilmiah peserta didik pada masing-masing aspek dan laporan hasil kerja ilmiah. Skor keterampilan kerja ilmiah dari hasil oservasi dihitung dengan menggunakan rumus.
Skor kerja ilmiah peserta didik (perdeskriptor) =

deskriptor yang muncul X 100 total deskriptor

Penilaian perencanaan kerja ilmiah peserta didik menggunakan rumus berikut.


Nilai

jumlah skor yang dicapai X 100 jumlah skor maksimum

Penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik menggunakan rumus berikut.

39
Nilai

jumlah skor yang dicapai X 100 jumlah skor maksimum

Skor keterampilan kerja ilmiah peserta didik total dihitung dari hasil rerata skor keterampilan kerja ilmiah hasil observasi, perencanaan kerja ilmiah, dan skor laporan kerja ilmiah peserta didik. Skor total
skor observasi skor perencanaa n skor laporan 3

Untuk menentukan skor keterampilan kerja ilmiah yang dicapai oleh seluruh kelas maka ditentukan rerata skor keterampilan kerja ilmiah dari seluruh peserta didik tersebut.
Rerata skor kerja ilmiah seluruh peserta didik

jumlah total skor KKI jumlah total siswa

Berdasarkan hasil rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik yang sudah diperoleh kemudian menentukan kategori keberhasilan keterampilan kerja ilmiah peserta didik seperti yang terdapat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Penentuan Kategori Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik. Nilai Rerata 86-100 75-85 60-74 40-59 < 40 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

(Sumber: Diadaptasi dari Arikunto, 2003)

b. Hasil Belajar Data hasil belajar peserta didik berupa nilai tes kognitif, afektif, dan observasi psikomotor pada setiap siklus. Nilai tes kognitif diperoleh menggunakan rumus berikut.

40
Nilai tes jumlah skor yang dicapai X 100% jumlah skor maksimum

Nilai tes afektif diperoleh menggunakan rumus berikut.


Nilai tes jumlah skor yang dicapai X 100% jumlah skor maksimum

Nilai psikomotor diperoleh menggunakan rumus berikut.


Skor psikomotor (perdeskriptor) =

deskriptor yang muncul X 100 total deskriptor

Skor hasil belajar peserta didik total dihitung dari hasil rerata skor hasil belajar diperoleh dari nilai tes kognitif, nilai tes afektif, dan observasi psikomotor. Skor total
skor kognitif skor afektif skor psikomotor 3

Untuk menentukan skor hasil belajar yang dicapai oleh seluruh kelas maka ditentukan rerata skor keterampilan hasil belajar dari seluruh peserta didik tersebut.
Rerata skor hasil belajar peserta didik =

jumlah total skor hasil belajar jumlah total siswa

(Sumber: Arikunto, 2003) Berdasarkan hasil rerata hasil belajar peserta didik yang sudah diperoleh kemudian menentukan kategori keberhasilan hasil belajar peserta didik seperti yang terdapat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Penentuan Kategori Hasil Belajar Peserta didik. Nilai Rerata 86-100 75-85 60-74 40-59 < 40 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

(Sumber: SMA Negeri 10 Malang)

41 G. Kriteria Keberhasilan Tindakan Tindakan pada penelitian ini dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar jika terjadi peningkatan rata nilai kelas serta ketuntasan klasikal pada keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar siklus II dibandingkan pada siklus I. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Keberhasilan Tindakan Elemen yang Diteliti Keterampilan Kerja Ilmiah Hasil Belajar Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta didik Sesudah Tindakan KKI I < KKI II HB I < HB II KPG I < KPG II KPPD I < KPPD II

Keterangan: KKI I = Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus I KKI II = Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus II HB I = Hasil Belajar Siklus I HB II = Hasil Belajar Siklus II KPG I = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I KPG II = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus II KPPD I = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I KPPD II = Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pra Penelitian Kegiatan pra penelitian berupa observasi pada tanggal 3-7 Mei 2010 di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang untuk mengidentifikasi masalah sehingga dapat ditentukan tindakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui. Selain itu observasi awal juga bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta kondisi peserta didik. Observasi yang dilakukan oleh peneliti terdiri atas wawancara dengan pihak sekolah yaitu guru Biologi dan kegiatan observasi langsung di kelas kemudian dilanjutkan dengan proses refleksi. Dari observasi yang telah dilakukan maka didapatkan hasil refleksi yaitu keterampilan kerja ilmiah peserta didik di SMA Negeri 10 Malang yang masing rendah. Keterampilan kerja ilmiah yang rendah ini terlihat pada saat peserta didik membuat rumusan masalah, hipotesis, dan tujuan penelitian masih ada yang kurang tepat. Peserta didik pada saat menentukan langkah kerja, menetapkan cara memperoleh data yang sesuai dan menetapkan cara menganalisis data masih sering kebingungan bagaimana caranya dan sering bertanya kepada guru. Peserta didik pada saat pelaksanaan tindakan ilmiah sebagian besar kurang terbiasa menyiapkan alat serta bahan yang dibutuhkan dalam penyelidikan ilmiah tersebut dan menerapkan prosedur kerja penyelidikan ilmiah. Peserta didik kurang bisa menganalisis data yang diperoleh dan menyimpulkan hasil penelitian. Peserta

42

43 didik saat mengkomunikasikan hasil penyelidikan juga kurang bisa mengkomunikasikan masalah penelitian, langkah-langkah kerja, menjelaskan data, cara menganalisis data, dan kesimpulan dari hasil penelitian baik secara lisan maupun tulisan. Peserta didik pada saat bersikap ilmiah kurang bisa bekerja sama. Peserta didik juga kurang berani dan sopan dalam mengajukan pertanyaan serta kurang sopan dalam memberi sanggahan. Peserta didik juga kurang bisa berpendapat secara ilmiah dan kritis serta kurang berani memberi usulan.

B. Siklus I Tahap penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Tahap perencanaan adalah tahap merencanakan tindakan yang akan dilakukan bersama-sama dengan guru Biologi dengan melihat hasil observasi yang telah dilakukan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang. Bersama-sama dengan guru bidang studi Biologi, direncanakan pelaksanaan tindakan kelas untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL). Perencanaan yang dilakukan antara lain. a. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks pembelajaran model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning (Lampiran 1). b. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

44 sintaks pembelajaran model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning (Lampiran 2). c. Menyusun lembar untuk catatan lapangan yang digunakan untuk merekam kegiatan pembelajaran yang tidak terekam dalam lembar observasi kegiatan guru (Lampiran 3). d. Menyusun lembar observasi keterampilan kerja ilmiah peserta didik untuk mengamati keterampilan kerja ilmiah peserta didik selama kegiatan pembelajaran (Lampiran 4). e. Menyusun rubrik penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik (Lampiran 5). f. Menyusun rubrik perencanaan kerja ilmiah (Lampiran 6). g. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Sistem Pernapasan pada Hewan (Lampiran 7). h. Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk enam kelompok dengan enam subtopik yang berbeda-beda (Lampiran 8). i. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir kogintif siklus I beserta kunci jawabannya (Lampiran 9). j. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir afektif siklus I beserta kunci jawabannya (Lampiran 10). k. Menyusun lembar observasi psikomotor peserta didik untuk menilai hasil belajar psikomotor peserta didik selama kegiatan pembelajaran (Lampiran 11). l. Membagi peserta didik menjadi 6 kelompok yang heterogen (Lampiran 12).

45 2. Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan I, Senin 10 Mei 2010 (2x45 menit) Pertemuan I siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Mei 2010 di kelas XI IPA 2 SMAN 10 Malang. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning, sedangkan yang diukur adalah keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar biologi.

Tahap I Pendahuluan (8 menit) Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama delapan menit. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. Guru kemudian menanyakan kabar peserta didik dan menanyakan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran. Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan dengan menyuruh semua peserta didik untuk berdiri dan mengambil nafas serta menghembuskan nafas. Setelah peserta didik mengambil napas dan menghembuskan napas guru kemudian bertanya: apa yang telah kita lakukan bersama-sama tadi? Yohannes menjawab: kita bernafas bu. Berdasarkan jawaban peserta didik tersebut, guru bertanya kembali: bagaimanakah udara dapat masuk dan keluar? Bayu menjawab: udara masuk melalui hidung kemudian menuju ke faring terus ke trakea terus ke bronkus kemudian paruparu. Guru kemudian menghubungkan bahwa materi yang akan di pelajari yaitu sistem pernapasan pada hewan: baiklah untuk mempelajarinya lebih lanjut maka hari ini kita bersama-sama akan belajar tentang sistem pernapasan pada hewan. Guru kemudian menyampaikan tujuan yang akan di capai serta menerangkan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan yaitu

46 pembelajaran kooperatif model GI dengan pendekatan CTL yang terdiri dari tahap pemilihan topik, perencanaan penyelidikan, implementasi, analisis, sintesis, presentasi laporan, dan evaluasi. Guru menjelaskan tahapan-tahapan pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peserta didik meliputi: merumuskan masalah, merumuskan tujuan penelitian, menyusun hipotesis, menentukan langkah kerja, mencari data, menganalisis data, menyusun pembahasan, kemudian menyimpulkan hasil penelitian. Peserta didik berusaha memahami tahapan-tahapan tersebut karena ini adalah pengalaman pertama bagi mereka.

Tahap II Seleksi Topik (2 menit) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok pada tahap seleksi topik. Guru meminta ketua masing-masing kelompok untuk maju kedepan dan memilih subtopik investigasi yang akan dilaksanakan: ibu minta ketua masing-masing kelompok untuk mengambil undian subtopik ke depan. Hasil dari seleksi topik adalah kelompok I mendapat subtopik sistem pernapasan pada mencit, kelompok II mendapat subtopik sistem pernapasan pada ikan, kelompok III mendapat subtopik sistem pernapasan pada kadal, kelompok IV mendapat subtopik sistem pernapasan pada katak, kelompok V mendapat subtopik sistem pernapasan pada burung, dan kelompok VI mendapat subtopik sistem pernapasan pada manusia. Guru menentukan tempat duduk masingmasing kelompok dan memberi instruksi pada peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompoknya: tempat duduk kelompok harus urut, kelompok I duduk di pojok sebelah kiri, kelompok I duduk di tengah, kelompok III duduk di

47 pojok sebelah kanan, kelompok IV duduk di belakang pojok sebelah kiri kelompok I, Kelompok V duduk ditengah dibelakang kelompok II, dan Kelompok VI duduk di belakang pojok sebelah kanan kelompok III. Kemudian guru membagikan LKPD yang berisi prosedur kerja yang harus mereka laksanakan kepada masing-masing ketua kelompok sesuai dengan subtopik yang didapatkan.

Tahap III Merencanakan Kerja Sama (15 menit) Guru memberikan arahan pada masing-masing kelompok untuk merumuskan masalah sesuai dengan permasalahan yang didapatkan. Setiap kelompok memiliki masalah yang berbeda-beda karena subtopik yang mereka dapatkan berbeda-beda. Guru membimbing peserta didik dalam merumuskan masalah investigasi: bagaimana rumusan masalah, hipotesis penelitian dan tujuan penelitian berdasarkan tujuan yang ada di dalam LKPD? Setelah masing-masing kelompok sudah mampu merumuskan masalah investigasi, guru meminta tiap-tiap kelompok untuk merumuskan tujuan investigasi, menyusun hipotesis, dan menentukan langkah kerja yang akan mereka lakukan untuk memperoleh data investigasi yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sudah mereka peroleh. Guru mengarahkan peserta didik memperkirakan alat dan bahan yang mereka butuhkan selama kegiatan investigasi, kemudian peserta didik menentukan langkah kerja yang akan mereka lakukan: apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data agar rumusan masalah yang telah kalian susun dapat terjawab dan bagaimana cara kalian mendapatkan data? Guru mengontrol kelengkapan alat dan bahan yang digunakan. Semua alat

48 yang dibutuhkan oleh peserta didik bisa dipersiapkan dengan mengambil alat dan bahan di laboratorium. Alat dan bahan sebelumnya telah disiapkan oleh guru. Peserta didik yang sedang merencanakan kerjasama seperti yang terlihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Peserta Didik Merencanakan Kerjasama Dibimbing oleh Guru

Tahap IV Implementasi (50 menit) Pelaksanaan tahap implementasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Guru menyuruh peserta didik untuk segera mengambil alat dan bahan serta segera bekerja dalam kelompoknya masing-masing: ibu beri waktu kalian 50 menit untuk mengumpulkan data dengan melakukan praktikum sesuai dengan subtopik masing-masing, segera mengambil alat dan bahan kemudian langsung melakukan praktikumnya. Peserta didik melaksanakan investigasi sesuai dengan langkah kerja yang sudah mereka tentukan. Suasana kelas menjadi sedikit ramai pada pelaksanaan investigasi karena tiap-tiap anggota kelompok sibuk dengan bahan mereka masing-masing. Masing-masing kelompok sudah ada pembagian tugas. Ada beberapa peserta didik yang bertugas mengamati bahan amatan, sedangkan peserta didik yang lain mencatat data-data hasil pengamatan. Seluruh anggota kelompok

49 mendiskusikan data yang sudah mereka peroleh setelah mereka selesai dengan pengamatan yang mereka lakukan. Pembagian tugas dalam kelompok ini dimaksudkan agar proses pengamatan dan pencatatan data hasil pengamatan bisa berlangsung cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Guru membimbing peserta didik pada saat melakukan pengamatan dan memberi bantuan jika diperlukan terutama yang berkaitan dengan langkah kerja yang mereka lakukan, seperti misalnya saat peserta didik bertanya bagaimana cara membedah hewan: bu, bagaimana cara membedah burungnya? Guru kemudian membimbing peserta didik: terlebih dahulu bulu-bulu burung kalian cabuti, bedah dari bawah ke atas kemudian ke samping membentuk huruf Y dan langkah terakhir sternum kalian angkat ke atas agar organ-organ pernapasannya terlihat semua. Guru juga memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang aktif selama kegiatan pengamatan: kenapa kamu hanya diam saja, bantu temannya membedah dan mengidentifikasi agar kamu juga mengerti apa saja sistem pernapasannya pada burung. Peserta didik yang sedang melakukan kerja ilmiah seperti yang terlihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Peserta Didik Melakukan Kerja Ilmiah

50 Tahap V Analisis dan Sintesis (15 menit) Waktu yang dibutuhkan untuk tahap analisis dan sintesis adalah 15 menit. Peserta didik harus menganalisis data yang sudah mereka peroleh. Ada tiga kelompok yang mengalami kesulitan dalam menganalisis data. Guru berusaha membimbing kelompok-kelompok tersebut dalam menganalisis data dengan cara menuntun mereka secara perlahan-perlahan tentang cara menganalisis data: bagaimana cara menganalisis data yang telah kalian dapatkan? Data yang telah didapatkan nanti kalian hubungkan dengan pengetahuan yang kalian ketahui dan juga dengan kajian literatur yang kalian punya. Guru juga meminta peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan: data yang telah kalian analisis kemudian dibuat suatu kesimpulan akhir. Pembahasan hasil pengamatan lebih lanjut yang disertai dengan kajian literatur bisa mereka lakukan di rumah dan di susun dalam bentuk laporan kerja ilmiah: hasil praktikum yang disertai dengan analisis dan sintesis sementara nanti kalian kumpulkan dan pada pertemuan selanjutnya kalian harus membuat laporan hasil kerja ilmiah yang format laporannya sudah ada pada LKPD masing-masing. Guru juga meminta masing-masing kelompok mendiskusikan bahan diskusi dalam LKPD yang bertujuan untuk melengkapi pembahasan yang akan mereka susun dalam laporan kerja ilmiah. Guru meminta peserta didik untuk mempersiapkan bahan presentasi yang akan mereka presentasikan di depan kelas pada akhir tahap analisis dan sintesis dan menyusun laporan kerja ilmiah sesuai dengan format laporan kerja ilmiah yang sudah tercantum dalam LKPD. Bahan yang harus mereka presentasikan meliputi judul, rumusan masalah, tujuan, hipotesis, langkah

51 kerja, data, analisis data, kesimpulan, dan jawaban diskusi: untuk pertemuan selanjutnya selain kalian harus sudah membuat laporan hasil kerja ilmiah, kalian harus mempersiapkan bahan untuk presentasi hasil kerja ilmiah. Kalian boleh membuat power poin atau membuat gambar yang akan mendukung kalian pada saat presentasi hasil kerja ilmiah. Peserta didik yang sedang menganalisis dan mensisntesis data hasil kerja ilmiah seperti yang terlihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Peserta Didik Menganalisis dan Mensintesis Data

b. Pertemuan II, Jumat 14 Mei 2010 (2x45 menit) Pertemuan II siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Mei 2010. Alokasi waktu untuk pertemuan II ini adalah 90 menit. Guru membuka pertemuan hari ini dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru mengarahkan peserta didik untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran yang masih belum selesai pada pertemuan sebelumnya.

Tahap VI Presentasi Hasil (90 menit) Waktu yang dibutuhkan untuk presentasi hasil investigasi adalah 90 menit. Guru meminta semua kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja

52 mereka. Setelah satu kelompok presentasi guru mempersilahkan peserta didik yang lain untuk menanggapi atau menambahkan. Setelah itu diberi waktu untuk sesi pertanyaan yang dibatasi hanya tiga orang yang bertanya. Masingmasing kelompok diberi waktu 15 menit untuk mempresentasikan hasil kerja mereka. 5 menit untuk presentasi hasil kerja ilmiah dan 10 menit untuk tambahan, sanggahan dan pertanyaan dari peserta diskusi. Anggota kelompok lain (selain kelompok yang presentasi) bertindak sebagai peserta diskusi yang bebas untuk menambahkan, menyanggah, dan bertanya. Selama presentasi, guru selalu mengarahkan jawaban peserta didik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya membuat peserta didik berfikir kritis. Guru memberikan penguatan dan beberapa koreksi hasil diskusi yang kurang tepat. Selain itu guru juga memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami. Secara umum diskusi kelas pada pertemuan kali ini berjalan cukup lancar dan aktif. Banyak peserta didik yang aktif bertanya, akan tetapi karena keterbatasan waktu banyak peserta didik yang tidak mempunyai kesempatan untuk bertanya seperti Bayu Alvian, Ricko, Pricillia, dan Roudhotus. Ada beberapa peserta didik yang tidak aktif yang hanya diam saja atau ramai mengobrol sendiri seperti Windhiansyah, Bramatyo Widi, Dwi Kurnia, dan Yuri Hutomo. Namun guru kemudian memperingatkan peserta didik yang hanya diam dan ramai mengobrol sendiri bahwa semua aktifitas pada saat pembelajaran berlangsung akan dinilai. Pelaksanaan presentasi hasil akhir kerja ilmiah oleh peserta didik seperti yang terlihat pada gambar 4.4.

53

Gambar 4.4 Presentasi Hasil Kerja Ilmiah

c. Pertemuan III, Senin 17 Mei 2010 (2x45 menit) Pertemuan III siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Mei 2010. Alokasi waktu untuk pertemuan III ini adalah 90 menit. Guru membuka pertemuan hari ini dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru memerintahkan peserta didik untuk menyiapkan alat tulis yang diperlukan untuk mengikuti tes akhir siklus I serta mengintruksikan peserta didik agar memasukkan semua buku pedoman baik literature, artikel, laporan maupun LKS ke dalam tas.

Tahap VII Evaluasi (90 menit) Pemberian tes akhir siklus pada peserta didik dilakukan pada tahap evaluasi. Adapun tahap evaluasi ini adalah mengukur hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif peserta didik selama siklus I berlangsung. Alokasi waktu yang diberikan adalah 45 menit untuk mengerjakan tes kognitif yang berupa pilihan ganda sebanyak 25 soal dan 45 menit berikutnya untuk mengerjakan afektif berupa skala linkert sebanyak 50 soal. Pemberian tes akhir siklus ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan siklus I. Pelaksanaan

54 evaluasi tes hasil belajar kognitif dan tes hasil belajar afektif seperti yang terlihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Peserta Didik Mengerjakan Soal Tes Kognitif dan Soal Tes Afektif

3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk memperoleh semua data berupa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Guru dibantu para observer untuk mengobservasi keberlangsungan pembelajaran. Observer berjumlah lima orang yaitu empat orang mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2006 dan satu orang guru Biologi. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik diobservasi dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, rubrik laporan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik diobservasi dengan

55 menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, lembar observasi hasil belajar psikomotor peserta didik.

4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan para observer yaitu Sururul Ain, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006, Marta Christina, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006, Santi Amalia Rizki, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006, Sulistio Ningsih, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006, dan Dra. Sri Ledjariati, Guru Biologi SMA Negeri 10 Malang selama penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning pada siklus I didapatkan.

a. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dari semua observer yang terlibat selama kegiatan observasi (Lampiran 13), hasil analisis menunjukkan bahwa 90% indikator pelaksanaan pembelajaran sudah tercapai. Jumlah persentase tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa indikator yang menurut beberapa observer masih belum terlaksana selama kegiatan pembelajaran. Indikator yang belum terlaksana tersebut harus dilaksanakan oleh peneliti pada siklus II agar pada siklus II semua kegiatan pembelajaran bisa terlaksana dengan baik. Adapun indikator yang belum terlaksana adalah guru tidak menjelaskan tentang metode GI berbasis CTL dan guru tidak memberi komentar atas laporan hasil penyelidikan peserta didik.

56 b. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan oleh peserta didik (Lampiran 14) menunjukkan dari keseluruhan peserta didik, rata-rata nilai kelas adalah 85 dengan presentase ketuntasan adalah 100%. Rata-rata nilai kelas tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa indikator yang menurut beberapa observer masih belum terlihat pada peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Indikator yang belum terlihat pada peserta didik saat pembelajaran berlangsung adalah diantaranya peserta didik tidak menyiapkan ringkasan laporan hasil kerja ilmiah, peserta didik tidak memberikan tanggapan atas pengamatan dari kelompok lain, dan peserta didik tidak menanggapi hasil presentasi kelompok lain. Persentase ketuntasan 100% menunjukkan semua peserta didik memperoleh nilai yang sesuai denga KKM ( Kriteria Kelulusan Minimal) di SMA Negeri 10 yaitu 75.

c. Keterampilan Kerja Ilmiah Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I menghasilkan data tentang Keterampilan Kerja Ilmiah, Laporan Kerja Ilmiah, dan Perencanaan Kerja Ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan Keterampilan Kerja Ilmiah yang rendah hanya 58% peserta didik yang tuntas. Rendahnya Keterampilan Kerja Ilmiah peserta didik dikarenakan peserta didik belum pernah melakukan kerja ilmiah. Diketahui rata-rata nilai Keterampilan Kerja Ilmiah peserta didik yaitu 72 sudah tergolong dalam katagori cukup baik dan dapat dikatakan Keterampilan Kerja Ilmiah peserta didik belum tuntas.

57
Tabel 4.1 Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik Siklus I Kelomp ok I No Dada 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 Aktivitas Peserta didik 1 2 3 83 60 67 100 80 83 67 80 83 83 60 67 100 80 83 83 100 67 100 100 83 83 60 83 83 60 83 83 80 83 100 80 83 67 60 83 83 80 83 83 100 67 83 100 67 67 80 83 100 100 100 83 80 83 83 100 100 83 80 67 67 60 50 83 80 83 100 60 83 83 80 67 100 100 83 83 100 83 83 60 83 100 80 83 67 40 50 83 100 100 67 40 50 83 100 83 100 80 83 100 60 83 83 60 67 83 80 67 67 60 50 67 60 50 82 76 75 5 4 33 67 33 33 67 50 67 33 50 50 50 67 67 50 50 33 67 33 67 33 50 50 50 67 67 67 33 50 33 67 33 67 33 50 33 33 50 50 50 86 86 86 86 86 86 80 80 80 80 80 80 93 93 93 93 93 93 93 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 86 93 93 93 93 93 93 93 87 6 76 76 76 76 76 76 79 79 79 79 79 79 76 76 76 76 76 76 76 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 82 79 79 79 79 79 79 79 79 Ratarata 68 82 71 68 82 77 85 70 73 76 79 73 80 78 78 72 90 75 87 72 66 77 77 78 86 84 71 80 60 86 60 84 78 78 69 73 67 67 72 Ket TT T TT TT T T T TT TT T T TT T T T TT T T T TT TT T T T T T TT T TT T TT T T T TT TT TT TT 22

II

III

IV

VI

Rata-rata

Rata-rata nilai kelas = 72 Persentase ketuntasan klasikal = 58% Keterangan: 1 = Merencanakan penyelidikan ilmiah 2 = Melaksanakan penyelidikan ilmiah 3 = Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah 4 = Bersikap ilmiah 5 = Perencanaan keterampilan Ilmiah 6 = Laporan keterampilan ilmiah

58 Keterampilan Kerja Ilmiah yang berupa bersikap ilmiah, peserta didik kurang mampu menerapkan aspek bersikap ilmiah yang terdiri dari bekerja sama, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat secara ilmiah dan kritis, sopan dalam memberi sanggahan, berani memberi usulan, dan menghargai pendapat orang lain. Rendahnya aspek kerja ilmiah tersebut terlihat selama kegiatan diskusi, baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Sebagian besar peserta didik pasif atau jika peserta didik aktif, yang aktif hanyalah peserta didik yang sama. Untuk mengatasi rendahnya nilai aspek bekerja ilmiah maka guru akan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang aktif dan jika tetap tidak aktif guru akan menunjuk beberapa peserta didik untuk bertanya. Guru juga menekankan bahwa penilaian dilakukan tidak hanya terhadap individu tetapi juga pada kelompok sehingga masing-masing anggota kelompok harus saling bekerja sama untuk memperoleh nilai yang baik.

1) Merencanakan Penyelidikan Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator merencanakan penyelidikan ilmiah adalah 82 dan tergolong dalam katagori baik. Nilai ini sudah melampaui skor ketuntasan sehingga dapat dikatakan untuk indikator ini keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah tuntas dengan kategori baik. Merencanakan penyelidikan ilmiah terdiri dari deskriptor mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penyelidikan, merumuskan tujuan penelitian, menyusun hipotesis penelitian, menentukan langkah kerja, menetapkan cara memperoleh data yang sesuai, dan menetapkan cara menganalisis data.

59 2) Melaksanakan Penyelidikan Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator melaksanakan penyelidikan ilmiah adalah 76 dan dikatakan sudah tuntas dengan kategori baik. Nilai ini sudah melampaui skor ketuntasan sehingga dapat dikatakan untuk indikator ini keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah tuntas dengan kategori baik. Melaksanakan penyelidikan ilmiah terdiri dari deskriptor menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian, menerapkan prosedur kerja, mengambil data dengan benar, menganalisis data, dan menimpulkan hasil penelitian.

3) Mengkomunikasikan Hasil Penyelidikan Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah adalah 75 dan dikatakan sudah tuntas dengan kategori baik. Nilai ini sudah melampaui skor ketuntasan sehingga dapat dikatakan untuk indikator ini keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah tuntas dengan kategori baik. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah terdiri dari deskriptor mengkomunikasikan masalah penelitian secara jelas, mengkomunikasikan langkah-langkah kerja, menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan, mengkomunikasikan cara menganalisis data, mengkomunikasikan kesimpulan dari hasil penelitian, dan mencantumkan referensi dengan format yang benar.

4) Bersikap Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator bersikap ilmiah adalah 50 termasuk dalam katagori kurang dan dikatakan belum tuntas karena masih dibawah KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yaitu 75. Hasil rerata klasikal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan kerja ilmiah peserta didik untuk indikator merencanakan

60 penyelidikan ilmiah, melaksanakan penyelidikan ilmiah dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah dianggap tuntas karena hasil rerata di atas nilai 75. Indikator yang lain yaitu bersikap ilmiah, nilai rerata peserta didik masih di bawah 75. Bersikap ilmiah terdiri dari deskriptor bekerja sama, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat secara ilmiah dan kritis, sopan dalam memberi sanggahan, berani memberi usulan, dan menghargai pendapat orang lain.

5) Merencanakan Laporan Kerja Ilmiah Rerata perencanaan laporan kerja ilmiah nilai yang diperoleh juga sudah menunjukkan ketuntasan, yaitu 87 dan tergolong dalam katagori baik karena sudah lebih dari KKM yaitu 75. Hal ini menunjukkan bahwa semua kelompok telah mampu untuk merencanakan suatu penyelidikan yang berupa pembuatan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan serta cara kerja untuk memperoleh data dimana dapat dilihat dari segi kualitas, bahasa dan penulisan yang benar dari proses perencanaan kerja ilmiah pada masing-masing kelompok.

6) Laporan Kerja Ilmiah Rerata nilai laporan kerja ilmiah yang diperoleh juga sudah menunjukkan ketuntasan, yaitu 79 tergolong baik dan sudah melebihi dari KKM sebesar 75. Menunjukkan seluruh kelompok sudah mampu membuat laporan hasil keterampilan kerja ilmiah yang sesuai dengan prosedur dan kerangka laporan yang ditetapkan oleh guru yaitu terdiri dari judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, alat dan bahan, langkah kerja, data hasil penelitian, analisis, pembahasan, kesimpulan, dan daftar rujukan.

61 Dapat dikatakan bahwa tindakan pada siklus I untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik masih belum begitu berhasil karena ada aspek keterampilan kerja ilmiah yang masih belum mencapai indikator keberhasilan tindakan. Keadaan inilah yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II.

d. Hasil Belajar Hasil belajar peserta didik diperoleh dari nilai tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif dan lembar observasi hasil belajar psikomotor. Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I menghasilkan data tentang hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor peserta didik kelas XI IPA 2 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.

1) Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa rerata hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus I adalah sebesar 81 dan tergolong dalam katagori baik. Nilai tersebut adalah rerata secara klasikal. Terdapat 4 peserta didik yang tidak tuntas nilainya untuk memenuhi KKM di SMA Negeri 10 sebesar 75. Dari 38 peserta didik terdapat 4 peserta didik yang tidak tuntas nilainya, sehingga ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif adalah sebesar 89% dari total seluruh peserta didik memperoleh nilai lebih atau sama dengan 75. Pengetahuan yang telah dipelajari dan dipahami peserta didik sudah tergolong tinggi. Tingginya pengetahuan tersebut menunjukkan bahwa tindakan siklus I untuk meningkatkan hasil belajar kognitif sudah berhasil karena persentase ketuntasan yang telah diperoleh berada di atas nilai ketuntasan pada indikator keberhasilan tindakan.

62 Kondisi ini perlu dipertahankan dan bahkan ditingkatkan pada siklus II agar hasil belajar kognitif peserta didik menjadi lebih baik.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Peserta didik Siklus I No Nama 1 Afrida Maratus S 2 Alfredo Septatrisna P 3 Analis Himma F 4 Anindya Rizki 5 Aris Setyowati 6 Bayu Alvian 7 Bramantyo Widi S 8 Chandra Sina Putra 9 Christina Setyaningrum 10 Dara Talita 11 Deni Hafiidh K 12 Dhian Zhafarina 13 Dian Agustin 14 Dimas Maharendra O 15 Dwi Handayani S 16 Dwi Kurnia P 17 Dwi Pratiwi 18 Erfin Ramadana P 19 Friskilla Gawit 20 Iska Rochmalia 21 Kenia Bella C 22 Larasati Eka D 23 Maya Errianan Y 24 Pipit Pujiati 25 Priscilla Andriana E 26 Ricko Ardya P 27 Risky Hendrata 28 Rizal Hariansah 29 Romauli Elizabeth 30 Roudhatus Sadiah 31 Vani Maulina 32 Viajeng Purnama P 33 Windhiansyah Lazuardi 34 Wirangga Luvianca 35 Yohanes Tommy 36 Yuri Hutomo P 37 Yusfina A 38 Yussi Oktarisa Rata-rata Rata-rata nilai kelas = 80 Persentase ketuntasan = 92% Kognitif 84 88 92 82 72 88 75 85 80 80 75 72 75 84 75 70 78 78 76 76 72 80 84 86 92 92 80 84 80 80 84 75 80 84 84 80 84 82 81 Afektif 77 84 83 86 84 90 68 84 80 88 91 89 71 81 86 91 80 84 72 85 76 78 76 83 64 89 86 85 76 84 80 74 88 76 89 75 84 78 81 Psikomotor 100 86 86 71 71 71 100 71 100 71 100 71 71 71 71 71 71 100 71 71 71 71 71 71 71 100 71 86 71 100 71 100 71 71 100 71 71 71 79 Rata-rata 87 86 87 80 76 83 81 80 87 80 89 77 72 75 77 77 76 87 73 77 73 76 77 80 76 94 79 85 76 88 78 83 80 77 91 75 80 77 80 Ket T T T T T T T T T T T T TT T T T T T TT T TT T T T T T T T T T T T T T T T T T 35

63 Tiap-tiap soal pada tes hasil belajar kognitif siklus I nantinya akan di analisis berdasarkan sub ranah kognitif yang berupa C1, C2, dan C3. Hasil analisis berdasarkan sub ranah kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Sub Ranah Kognitif Siklus I Aspek C1 C2 C3 Rerata 88,16 65,35 57,89

Keterangan: C1 = mengingat C2 = memahami C3 = menerapkan

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 didapatkan bahwa pada aspek mengingat (C1) memiliki rata-rata 88,16. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang sangat baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik mampu mengingat materi sistem pernapasan. Aspek memahami (C2) memiliki rata-rata 65,35. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang kurang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik kurang mampu memahami materi sistem pernapasan. Aspek menerapkan (C3) memiliki rata-rata 57,89. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang kurang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik kurang mampu menerapkan materi sistem pernapasan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penerapan model GI berbasis CTL kemampuan kognitif peserta didik siklus I sudah mencapai tingkat menerapkan (C3).

64 2) Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa rerata hasil belajar afektif peserta didik pada siklus I adalah sebesar 81 tergolong dalam katagori baik. Nilai tersebut adalah rerata secara klasikal. Hasil belajar secara individual dapat diketahui bahwa terdapat ada 5 peserta didik yang tidak tuntas nilainya untuk memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMA Negeri 10. Dari 38 peserta didik terdapat 5 peserta didik yang tidak tuntas nilainya, sehingga ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif adalah sebesar 87% dari total seluruh peserta didik memperoleh nilai lebih atau sama dengan 75. Dapat dikatakan bahwa sikap peserta didik terhadap pengetahuan yang dipelajari dan di ketahui sudah tergolong baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tindakan siklus I untuk meningkatkan hasil belajar afektif sudah berhasil karena persentase ketuntasan yang telah diperoleh berada di atas nilai ketuntasan pada indikator keberhasilan tindakan. Tiap-tiap soal pada tes hasil belajar afektif siklus I juga di analisis berdasarkan aspek-aspek afektif yang berupa A1, A2, A3, dan A4. Hasil analisis berdasarkan aspek-aspek yang terdapat di dalam soal tes hasil belajar afektif di dapatkan rerata tiap aspek yang terlihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Sub Ranah Afektif Aspek A1 A2 A3 A4 Rerata 61,31 71,23 72,94 83,58

Keterangan: A1 = penerimaan A2 = penanggapan A3 = penilaian A4 = pengelolaan

65 Berdasarkan data pada Tabel 4.4 didapatkan bahwa pada aspek penerimaan (A1) memiliki rata-rata 61,31. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang cukup baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk bisa menerima materi sistem pernapasan. Aspek penanggapan (A2) memiliki rata-rata 71,23. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang cukup baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk lebih menerapakan materi sistem pernapasan. Aspek penilaian (A3) memiliki rata-rata 72,94. Ratarata tersebut menunjukkan nilai yang cukup baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk menilai baik dan buruknya berkaitan dengan materi sistem pernapasan. Aspek pengelolaan (A4) memiliki rata-rata 83,58. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk bisa mengelola hidupnya berkaitan dengan materi sistem pernapasan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penerapan model GI berbasis CTL kemampuan afektif peserta didik siklus I sudah mencapai tingkat pengelolaan (A4).

3) Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa rerata hasil belajar psikomotor peserta didik pada siklus I adalah sebesar 79 tergolong dalam katagori baik serta sudah termasuk tuntas akan tetapi tingkat ketuntasan klasikal belum begitu baik. Banyak peserta didik yang tidak memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 sehingga dapat diketahui bahwa banyak peserta didik yang tidak tuntas.

66 Keterampilan peserta didik pada saat implementasi untuk mendapatkan data kurang begitu baik atau dimungkinkan banyak peserta didik yang tidak ikut andil pada saat implementasi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tindakan siklus I untuk meningkatkan hasil belajar psikomotor belum berhasil karena persentase ketuntasan yang telah diperoleh berada di bawah nilai ketuntasan pada indicator. Kondisi ini harus ditingkatkan pada siklus II agar hasil belajar afektif peserta didik tetap menjadi lebih baik. Nilai rata-rata hasil belajar peserta didik seluruh kelas pada siklus I adalah 80 tergolong dalam katagori baik dengan persentase ketuntasan sebesar 92%. Hasil belajar peserta didik sudah tergolong baik dan dapat dikatakan bahwa metode GI berbasis CTL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik namun demikian hasil belajar peserta didik masih perlu ditigkatkan dengan melaksanakan siklus II.

e. Kekurangan dan Kelebihan Kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilihat dari analisis di atas adalah bahwa didapatkan nilai keterampilan kerja ilmiah indikator bersikap ilmiah adalah rendah dan nilai psikomotor adalah rendah. Dapat dilihat juga dari catatan lapangan beberapa observer pada siklus I (Lampiran 15) didapatkan analisis kegiatan pembelajaran yang berlangsung adalah banyak peserta didik aktif dan semangat mengikuti pembelajaran baik pada saat perencanaan kerja ilmiah, implementasi, maupun presentasi hasil kerja ilmiah. Terdapat beberapa peserta didik yang hanya pasif dan kurang aktif, kurang konsentrasi, kurang ikut andil dalam kelompoknya, ramai/tidak memperhatikan, sibuk dengan kesibukannya masing-masing, dan berdiskusi sendiri di luar materi.

67 f. Rencana Perbaikan Siklus II Dengan melihat dari hasil refleksi para observer selama berlangsungnya pembelajaran pada siklus I maka akan dilakukan perbaikan pada siklus II. Adapun rencana perbaikannya adalah sebagai berikut. a) Mengurangi jumlah anggota perkelompok yang mana pada siklus I pada tiap-tiap kelompok terdiri dari 6-7 orang, sehingga untuk meperbaikinya pada siklus II anggota kelompok akan dibuat terdiri dari 4-5 orang sehingga dimungkinkan tidak ada peserta didik yang tidak bekerja dalam kelompoknya sehingga nilai psikomotor dapat meningkat. b) Terdapat dua kelompok yang mendapatkan sub materi yang sama, dimana nantinya pada saat presentasi hasil kerja ilmiah akan ada kelompok penyaji dan kelompok pembanding sehingga diharapkan keterampilan kerja ilmiah indikator bersikap ilmiah dapat meningkat.

C. Siklus II Tahap penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan Hasil refleksi siklus I menunjukkan bahwa tindakan pada siklus I masih belum berhasil. Ketidak-berhasilan ini menyebabkan tindakan berlanjut ke siklus II. Peneliti melakukan perencanaan tindakan pada siklus II dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I dan berusaha menggunakan saran-saran perbaikan untuk pelaksanaan tindakan siklus II. Tahap perencanaan adalah tahap merencanakan yang dilakukan bersama-sama dengan guru Biologi. Bersama-sama dengan guru bidang studi biologi merencanakan pelaksanaan tindakan kelas untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual

68 Teaching and Learning (CTL). Perencanaan tinadakan yang dilakukan oleh peneliti antara lain. a. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks pembelajaran model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning (Lampiran 16). b. Menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik untuk mengamati keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan sintaks pembelajaran model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) (Lampiran 17). c. Menyusun lembar untuk catatan lapangan yang digunakan untuk merekam kegiatan pembelajaran yang tidak terekam dalam lembar observasi kegiatan guru (Lampiran 18). d. Menyusun lembar observasi keterampilan kerja ilmiah peserta didik untuk mengamati keterampilan kerja ilmiah peserta didik selama kegiatan pembelajaran (Lampiran 19). e. Menyusun rubrik penilaian laporan kerja ilmiah peserta didik (Lampiran 20). f. Menyusun rubrik perencanaan kerja ilmiah (Lampiran 21). g. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Sistem Pernapasan pada Hewan (Lampiran 22). h. Menyusun LKPD untuk enam kelompok dengan enam subtopik yang berbeda-beda (Lampiran 23). i. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir kogintif siklus I beserta kunci jawabannya (Lampiran 24).

69 j. Merancang alat evaluasi pembelajaran berupa tes akhir afektif siklus I beserta kunci jawabannya (Lampiran 25). k. Menyusun lembar observasi psikomotor peserta didik untuk menilai hasil belajar psikomotor peserta didik selama kegiatan pembelajaran (Lampiran 26). l. Membagi kelas menjadi 8 kelompok yang heterogen (Lampiran 27).

2. Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan I, Jumat 21 Mei 2010 (2x45 menit) Pertemuan II siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 21 Mei 2010 di kelas XI IPA 2 SMAN 10 Malang. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning, sedangkan yang diukur adalah keterampilan kerja ilmiah dan hasil belajar biologi.

Tahap I Pendahuluan (8 menit) Kegiatan pendahuluan dilaksanakan selama delapan menit. Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran peserta didik. Guru menanyakan kabar peserta didik dan menanyakan kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran. Guru kemudian menggali pengetahuan awal peserta didik dengan dengan bertanya: apakah terdapat perbedaan kecepatan bernapas orang ketika sedang istirahat dengan orang setelah berlari-lari? Windiansyah menjawab: ada bu. Berdasarkan jawaban Windiansyah, guru bertanya kembali: kira-kira apakah perbedaannya. Pricillia menjawab: orang yang sedang istirahat napasnya lebih pelan dan teratur sedangkan orang setelah

70 berlari lari napasnya lebih cepat dan tidak teratur. Berdasarkan jawaban Pricillia guru kemudian menghubungkan bahwa materi yang akan di pelajari yaitu volume pernapasan, frekuensi Pernapasan dan gangguan pada sistem pernapasan: baiklah untuk mempelajarainya lebih lanjut maka hari ini kita akan mempelajarinya bersama-sama tentang volume pernapasan, frekuensi pernapasan dan gangguan pada sistem pernapasan. Guru kemudian menyampaikan tujuan yang akan di capai serta menerangkan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran kooperatif model GI dengan pendekatan CTL yang terdiri dari tahap pemilihan topik, perencanaan penyelidikan, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi laporan, dan evaluasi. Guru juga menjelaskan tahapan-tahapan pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan dengan metode pembelajaran yang akan digunakan. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peserta didik meliputi: merumuskan masalah, merumuskan tujuan penelitian, menyusun hipotesis, menentukan langkah kerja, mencari data, menganalisis data, menyusun pembahasan, kemudian menyimpulkan hasil penelitian.

Tahap II Seleksi Topik (2 menit) Guru membagi peserta didik menjadi 8 kelompok pada tahap seleksi topik. Guru meminta ketua masing-masing kelompok untuk maju kedepan dan memilih subtopik investigasi yang akan dilaksanakan: ibu minta ketua masing-masing kelompok untuk mengambil undian subtopik ke depan. Guru menentukan tempat duduk masing-masing kelompok dan memberi instruksi pada peserta didik untuk duduk sesuai dengan kelompoknya: tempat duduk kelompok harus urut, kelompok I duduk di pojok sebelah kiri, kelompok I

71 duduk di tengah, kelompok III duduk di pojok sebelah kanan, kelompok IV duduk di belakang pojok sebelah kiri kelompok I, Kelompok V duduk ditengah dibelakang kelompok II, Kelompok VI duduk di belakang pojok sebelah kanan kelompok III, kelompok VI dan VII duduk dibelakang sendiri. Guru membagikan LKPD yang berisi prosedur kerja yang harus mereka laksanakan kepada masing-masing ketua kelompok sesuai dengan subtopik yang didapatkan.

Tahap III Merencanakan Kerja Sama (15 menit) Guru memberikan arahan pada masing-masing kelompok untuk merumuskan masalah sesuai dengan permasalahan yang didapatkan. Setiap kelompok memiliki masalah yang berbeda-beda karena subtopik yang mereka dapatkan berbeda-beda. Guru membimbing peserta didik dalam merumuskan masalah investigasi: seperti pada siklus I kemarin buat rumusan masalah, hipotesis penelitian, dan tujuan penelitian berdasarkan tujuan yang ada di dalam LKPD. Setelah masing-masing kelompok sudah mampu merumuskan masalah investigasi, guru meminta tiap-tiap kelompok untuk merumuskan tujuan investigasi, menyusun hipotesis, dan menentukan langkah kerja yang akan mereka lakukan untuk memperoleh data investigasi yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sudah mereka peroleh. Guru mengarahkan peserta didik untuk memperkirakan alat dan bahan yang mereka butuhkan selama kegiatan investigasi setelah peserta didik menentukan langkah kerja yang akan mereka lakukan: apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data agar rumusan masalah yang telah kalian susun dapat terjawab? Bagaimana cara kalian mendapatkan data?

72 Semua alat yang dibutuhkan oleh peserta didik bisa dipersiapakan dengan mengebon di laboratorium, sedangkan bahan yang akan mereka gunakan dipersiapkan oleh peserta didik sendiri. Guru hanya mengontrol kelengkapan alat dan bahan yang digunakan oleh peserta didik. Peserta didik merencanakan kerjasama terlihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Peserta Didik Merencanakan Kerjasama

Tahap IV Implementasi (50 menit) Pelaksanaan tahap implementasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Peserta didik melaksanakan investigasi sesuai dengan langkah kerja yang sudah mereka tentukan: ibu beri waktu kalian 50 menit untuk mengumpulkan data dengan melakukan praktikum sesuai dengan subtopik masing-masing, segera mengambil alat dan bahan kemudian langsung melakukan praktikumnya. Suasana kelas menjadi agak ramai pada pelaksanaan investigasi karena tiap-tiap anggota kelompok sibuk dengan bahan mereka masing-masing. Masing-masing kelompok sudah ada pembagian tugas dimana ada beberapa peserta didik yang bertugas mengamati bahan amatan, sedangkan peserta didik yang lain mencatat data-data hasil pengamatan. Seluruh anggota kelompok mendiskusikan data yang sudah mereka peroleh setelah mereka

73 selesai dengan pengamatan yang mereka lakukan. Pembagian tugas dalam kelompok ini dimaksudkan agar proses pengamatan dan pencatatan data hasil pengamatan bisa berlangsung cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Guru membimbing peserta didik pada saat melakukan pengamatan dan memberi bantuan jika diperlukan terutama yang berkaitan dengan langkah kerja yang mereka lakukan: bu, bagaimana cara menggunakan spirometer ini? Guru menjelaskan: kalian arahkan dulu jarum spirometer pada angka nol kemudian kalian hembuskan napas kalian pada spirometer maka jarum angka pada spirometer akan bergerak dan catat hasilnya Guru juga member motivasi kepada peserta didik yang kurang aktif selama kegiatan pengamatan: kenapa kamu hanya diam saja, bantu temannya melakukan praktikum dengan menggunakan respirometer agar kamu juga mengerti apa saja macam-macam volume pernapasan. Peserta didik melakukan kerja ilmiah tentang irama pernapasan terlihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Peserta Didik Melakukan Kerja Ilmiah tentang Irama Pernapasan

Tahap V Analisis dan Sintesis (15 menit) Waktu yang dibutuhkan untuk tahap analisis dan sintesis adalah 15 menit. Peserta didik harus menganalisis data yang sudah mereka peroleh. Guru berusaha membimbing kelompok-kelompok tersebut dalam

74 menganalisis data dengan cara menuntun mereka secara perlahan-perlahan tentang cara menganalisis data: bagaimana cara menganalisis data yang telah kalian dapatkan? Data yang telah didapatkan nanti kalian hubungkan dengan pengetahuan yang kalian ketahui dan juga dengan kajian literatur yang kalian punya. Guru juga meminta peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan: sama seperti pada siklus sebelumnya, data yang telah kalian analisis kemudian dibuat suatu kesimpulan akhir. Pembahasan hasil pengamatan lebih lanjut yang disertai dengan kajian literatur bisa mereka lakukan di rumah dan di susun dalam bentuk laporan kerja ilmiah. Selain itu guru juga meminta masing-masing kelompok mendiskusikan bahan diskusi dalam LKPD yang bertujuan untuk melengkapi pembahasan yang akan mereka susun dalam laporan kerja ilmiah: hasil praktikum yang disertai dengan analisis dan sintesis sementara nanti kalian kumpulkan dan pada pertemuan selanjutnya kalian harus membuat laporan hasil kerja ilmiah yang format laporannya sudah ada pada LKPD masing-masing. Guru juga meminta peserta didik untuk mempersiapkan bahan presentasi yang akan mereka presentasikan di depan kelas pada akhir tahap analisis dan sintesis dan menyusun laporan kerja ilmiah sesuai dengan format laporan kerja ilmiah yang sudah tercantum dalam LKPD. Bahan yang harus mereka presentasikan meliputi judul, rumusan masalah, tujuan, hipotesis, langkah kerja, data, analisis data, kesimpulan dan jawaban diskusi: untuk pertemuan selanjutnya selain kalian harus sudah membuat laporan hasil kerja ilmiah, kalian harus mempersiapkan bahan untuk presentasi hasil kerja ilmiah. Kalian boleh membuat power poin atau membuat gambar yang akan

75 mendukung kalian pada saat presentasi hasil kerja ilmiah. Peserta didik menganalisis dan mensintesis hasil kerja ilmiah terlihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Peserta Didik Menganalisis dan Mensintesis Hasil Kerja Ilmiah

b. Pertemuan II, Senin 24 Mei 2010 (2x45 menit) Pertemuan II siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Mei 2010. Alokasi waktu untuk pertemuan II ini adalah 90 menit. Guru membuka pertemuan hari ini dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu guru mengarahkan peserta didik untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran yang masih belum selesai pada pertemuan sebelumnya.

Tahap VI Presentasi Hasil (90 menit) Waktu yang dibutuhkan untuk presentasi hasil investigasi adalah 90 menit. Tahap presentasi hasil, guru meminta empat kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja mereka dan empat kelompok lain sebagai pembanding. Setelah satu kelompok presentasi guru mempersilahkan kelompok pembanding menanggapi atau menambahkan. Setelah itu diberi waktu untuk sesi pertanyaan yang dibatasi hanya tiga orang yang bertanya. Masing-masing kelompok penyaji diberi waktu 10 menit untuk

76 mempresentasikan hasil kerja mereka sedangkan kelompok pembanding diberi waktu 5 menit untuk menanggapi atau menambahakan dari apa yang belum disampaikan oleh kelompok penyaji. Untuk sesi pertanyaan diberi waktu 5 menit. Anggota kelompok lain (selain kelompok penyaji dan pembanding) bertindak sebagai peserta diskusi yang bebas untuk menambahkan, menyanggah, dan bertanya. Selama presentasi, guru selalu mengarahkan jawaban peserta didik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya membuat peserta didik berfikir kritis. Guru memberikan penguatan dan beberapa koreksi hasil diskusi yang kurang tepat. Guru juga memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami. Secara umum diskusi kelas pada pertemuan kali ini berjalan cukup lancar dan aktif. Banyak peserta didik yang aktif bertanya. Karena keterbatasan waktu banyak peserta didik yang tidak mempunyai kesempatan untuk bertanya. Guru memperingatkan jika ada peserta didik yang hanya diam dan ramai mengobrol sendiri bahwa semua aktifitas pada saat pembelajaran berlangsung akan dinilai dan peserta didik yang aktif bertanya akan mendapatkan poin. Pelaksanaan presentasi hasil akhir kerja ilmiah terlihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Presentasi Hasil Kerja Ilmiah

77 c. Pertemuan III, Jumat 28 Mei 2010 (2x45 menit) Pertemuan III siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 28 Mei 2010. Alokasi waktu untuk pertemuan III ini adalah 90 menit. Guru membuka pertemuan hari ini dengan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran peserta didik. Guru meminta agar peserta didik untuk menyiapkan alat tulis yang diperlukan untuk mengikuti tes akhir siklus II serta memasukkan semua buku pedoman baik literature, artikel, laporan maupun LKS kedalam tas.

Tahap VII Evaluasi (90 menit) Pemberian tes akhir siklus pada peserta didik dilakukan pada tahap evaluasi. Adapun tahap evaluasi ini adalah mengukur hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif peserta didik selama siklus II berlangsung. Alokasi waktu yang diberikan adalah 45 menit untuk mengerjakan tes kognitif yang berupa pilihan ganda sebanyak 25 soal dan 45 menit berikutnya untuk mengerjakan afektif berupa skala linkert sebanyak 50 soal. Pemberian tes akhir siklus ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan siklus II dalam hal membenahi kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan evaluasi tes hasil belajar kognitif dan tes hasil belajar afektif terlihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Peserta Didik Mengerjakan Soal Tes

78 3. Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk memperoleh semua data berupa keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Guru dibantu para observer untuk mengobservasi keberlangsungan pembelajaran. Observer berjumlah lima orang yaitu empat orang mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2006 dan satu orang guru biologi kelas XI IPA 2. Kegiatan yang diobservasi adalah kegiatan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik diobservasi dengan menggunakan lembar keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, keterampilan kerja ilmiah diobservasi dengan menggunakan lembar observasi keterampilan kerja ilmiah, rubrik perencanaan kerja ilmiah, rubrik laporan kerja ilmiah, dan hasil belajar peserta didik diobservasi dengan menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes hasil belajar afektif, lembar observasi hasil belajar psikomotor peserta didik.

4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan para observer yaitu Sururul Ain, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006, Marta Christina, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006, Santi Amalia Rizki, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006, Sulistio Ningsih, mahasiswa Universitas Negeri Malang Angkatan 2006 dan Dra. Sri Ledjariati, Guru Biologi

79 SMA Negeri Malang selama penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus II didapatkan.

a. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Berdasarkan hasil pengamatan para observer selama penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning pada siklus II dengan melihat dari hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dari semua observer yang terlibat selama kegiatan observasi (Lampiran 28), hasil analisis menunjukkan bahwa 95% indikator pelaksanaan pembelajaran sudah tercapai. Jumlah persentase tersebut menunjukkan bahwa indicator sudah hampir keseluruhan dilakukan oleh guru. Indikator yang belum muncul hanyalah guru tidak memberi komentar atas laporan hasil penyelidikan peserta didik. Ini mengalami kenaikan dari Persentase pada siklus I, karena apa yang belum nampak pada siklus I berdasarkan pengamatan observer diperbaiki dan dilakukan oleh guru pada siklus II.

b. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Jika dibandingkan dengan melihat hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan oleh peserta didik (Lampiran 29) hasil analisis menunjukkan dari keseluruhan peserta didik, rata-rata nilai kelas adalah 99 dengan presentase ketuntasan adalah 100%. Rata-rata nilai kelas tersebut menunjukkan bahwa seluruh indikator yang menurut beberapa observer sudah hampir terlihat semua pada peserta didik selama kegiatan pembelajaran pembelajaran berlangsung.

80 Persentase ketuntasan 100% menunjukkan semua peserta didik telah tuntas dalam hal nilainya yang sesuai denga KKM ( Kriteria Kelulusan Minimal) di SMA Negeri 10 yaitu 75. Siklus II merupakan perbaikan guru terhadap siklus I sehingga indikator yang tidak muncul pada siklus I berusaha dimunculkan oleh guru pada peserta didik dengan memberi motivasi pada peserta didik.

c. Keterampilan Kerja Ilmiah Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tahap pelaksanaan tindakan siklus I. Tahap pelaksanaan tindakan siklus II ini diperoleh data tentang Keterampilan Kerja Ilmiah, Laporan Kerja Ilmiah, dan Perencanaan Kerja Ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa rerata klasikal kerja ilmiah peserta didik menunjukkan nilai 80 dalam katagori baik dan dapat dikatakan bahwa keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah tuntas karena nilai ketuntasan kerja ilmiah adalah 75. Keterampilan Kerja Ilmiah peserta didik mengalami peningkatan pada siklus II karena peserta didik sudah mulai terbiasa melakukan kerja ilmiah. Dapat diketahui rata-rata nilai Keterampilan Kerja Ilmiah peserta didik sebenarnya cukup baik yaitu 79 sudah tergolong dalam katagori baik. Sama seperti pada siklus I, peserta didik kurang mampu menerapkan aspek bersikap ilmiah yang terdiri dari bekerja sama, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat secara ilmiah dan kritis, sopan dalam memberi sanggahan, berani memberi usulan dan menghargai pendapat orang lain.

81
Tabel 4.5 Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik Siklus II Kelomp ok I No Dada 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 Aktifitas Peserta didik 1 2 3 4 100 100 83 83 100 80 83 50 100 80 83 50 100 60 83 67 100 60 83 50 100 100 83 83 83 80 83 50 100 60 83 67 83 60 83 50 100 60 83 50 100 80 83 67 100 100 83 83 83 60 83 50 100 60 83 50 100 60 83 67 100 100 83 83 100 60 83 50 100 100 83 67 100 80 83 67 100 60 83 50 100 80 83 67 100 100 83 67 100 80 83 50 100 80 83 50 100 60 83 67 100 80 83 50 100 80 83 50 100 60 83 50 100 60 83 50 100 100 83 67 100 100 83 50 100 80 83 50 100 60 83 50 100 60 83 50 100 60 83 50 100 80 83 67 100 80 83 67 100 80 83 67 99 76 83 59 5 81 81 81 81 81 79 79 79 79 79 85 85 85 85 85 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 91 91 91 91 91 91 91 91 87 6 82 82 82 82 82 79 79 79 79 79 81 81 81 81 81 83 83 83 83 83 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 82 82 82 82 84 Ratarata 88 79 79 79 76 87 76 78 72 75 83 86 74 77 79 88 76 85 82 76 82 85 79 79 79 79 79 76 76 85 84 81 78 78 78 83 83 83 80 Ket T T T T T T T T TT T T T TT T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 36

II

III

IV

VI

VII

VIII

Rata-rata

Rata-rata nilai kelas = 80 Persentase ketuntasan klasikal= 95% Keterangan: 1 = Merencanakan penyelidikan ilmiah 2 = Melaksanakan penyelidikan ilmiah 3 = Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah 4 = Bersikap ilmiah 5 = Perencanaan keterampilan Ilmiah 6 = Laporan keterampilan ilmiah

82 Upaya untuk mengatasi rendahnya nilai aspek bekerja ilmiah maka guru akan selalu memperingatakan kepada peserta didik bahwa guru akan memberi tambahan nilai bagi peserta didik yang aktif. Guru juga menekankan bahwa penilaian dilakukan tidak hanya terhadap individu tetapi juga pada kelompok sehingga masing-masing anggota kelompok harus saling bekerja sama untuk memperoleh nilai yang baik. Siklus II hasil keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan, yaitu 95% peserta didik tuntas. Hasil tindakan pada siklus II ini juga menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik siklus I dan siklus II. Rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik pada siklus I hanya mencapai nilai 72 sedangkan untuk siklus II rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik mampu mencapai nilai 80.

1) Merencanakan Penyelididkan Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator merencanakan penyelidikan ilmiah pada siklus II adalah 99 dan tergolong dalam katagori sangat baik. Nilai ini sudah melampaui skor ketuntasan sehingga dapat dikatakan untuk indikator ini keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah tuntas. Merencanakan penyelidikan ilmiah terdiri dari deskriptor mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penyelidikan, merumuskan tujuan penelitian, menyusun hipotesis penelitian, menentukan langkah kerja, menetapkan cara memperoleh data yang sesuai, dan menetapkan cara menganalisis data.

83 2) Melaksanaka Penyelididkan Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator melaksanakan penyelidikan ilmiah adalah 76 dan tergolong dalam katagori baik. Nilai ini sudah melampaui skor ketuntasan sehingga dapat dikatakan untuk indikator ini keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah tuntas. Melaksanakan penyelidikan ilmiah terdiri dari deskriptor menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian, menerapkan prosedur kerja, mengambil data dengan benar, menganalisis data, dan menimpulkan hasil penelitian.

3) Mengkomunikasikan Hasil Penyelidikan Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah adalah 83 dan dikatakan sudah tuntas dengan kategori baik. Nilai ini sudah melampaui skor ketuntasan sehingga dapat dikatakan untuk indikator ini keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah tuntas. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah terdiri dari deskriptor mengkomunikasikan masalah penelitian secara jelas, mengkomunikasikan langkah-langkah kerja, menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan, mengkomunikasikan cara menganalisis data, mengkomunikasikan kesimpulan dari hasil penelitian, dan mencantumkan referensi dengan format yang benar.

4) Bersikap Ilmiah Rerata klasikal untuk indikator bersikap ilmiah adalah 59 termasuk dalam katagori kurang dan dikatakan belum tuntas karensa masih dibawah KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yaitu 75. Bersikap ilmiah terdiri dari deskriptor bekerja sama, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat

84 secara ilmiah dan kritis, sopan dalam memberi sanggahan, berani memberi usulan, dan menghargai pendapat orang lain. Dibanding dengan siklus I rerata klasikal didapatkan peningkatan dimana pada siklus I hanya 50. Hasil rerata klasikal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan kerja ilmiah peserta didik untuk indikator merencanakan penyelidikan ilmiah, melaksanakan penyelidikan ilmiah dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah dianggap tuntas karena hasil rerata untuk dua aspek tersebut di atas nilai 75. Untuk satu indikator yang lain, yaitu bersikap ilmiah, nilai rerata peserta didik masih di bawah 75.

5) Perencanaan Laporan Kerja Ilmiah Rerata perencanaan laporan kerja ilmiah nilai yang diperoleh juga sudah menunjukkan ketuntasan, yaitu 87 dan termasuk sangat baik karena sudah lebih dari KKM. Semua kelompok telah mampu untuk merencanakan suatu penyelidikan yang berupa pembuatan rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, alat dan bahan yang akan digunakan serta cara kerja untuk memperoleh data dimana dapat dilihat dari segi kualitas, bahasa, dan penulisan yang benar dari proses perencanaan kerja ilmiah pada masing-masing kelompok.

6) Laporan Kerja Iilmiah Rerata laporan kerja ilmiah nilai yang diperoleh juga sudah menunjukkan ketuntasan, yaitu 84 dan termasuk katagori baik karena sudah lebih dari KKM yaitu 75, menunjukkan bahwa seluruh kelompok sudah mampu membuat laporan hasil keterampilan kerja ilmiah yang sesuai dengan prosedur dan kerangkan laporan yang ditetapkan oleh guru yaitu terdiri dari judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, alat dan bahan, langkah kerja, data hasil

85 penelitian, analisis, pembahasan, kesimpulan, dan daftar rujukan. Dibanding dengan siklus I, rata-rata nilai laporan kelas mengalami peningkatan. Ini menunjukkan bahwa peserta didik semakin mampu membuat laporan hasil investigasi karena pada saat siklus I telah pernah membuat laporan hasil investigasi. Nilai rata-rata keseluruhan keterampilan kerja ilmiah peserta didik seluruh kelas adalah 80 dan tergolong dalam katagori baik dengan Persentase kelulusan 95%. Dapat dikatakan bahwa tindakan pada siklus II untuk meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik sudah berhasil dan untuk memperbaiki siklus I sudah dikatakan cukup baik karena sudah terdapat peningkatan walaupun pada indikator bersikap ilmiah masih belum tuntas.

d. Hasil Belajar Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II menghasilkan data tentang hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif dan hasil belajar psikomotor peserta didik seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.6. 1) Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa rerata hasil belajar kognitif peserta didik pada siklus II adalah sebesar 78 sudah tergolong dalam katagori baik. Hasil belajar secara individual terdapat 3 peserta didik yang tidak tuntas nilainya untuk memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMA Negeri 10 yaitu 75, mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I yang ada 4 peserta didik yang tidak tuntas nilainya untuk memenuhi KKM. Jumlah keseluruhan peserta didik yaitu 38 terdapat 3 peserta didik yang tidak tuntas nilainya, sehingga ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif adalah sebesar 92%

86 dari total seluruh peserta didik memperoleh nilai lebih atau sama dengan 75. Dapat dikatakan bahwa tindakan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik sudah berhasil dan hasilnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tindakan pada siklus I.
Tabel 4.6 Hasil Belajar Peserta didik Siklus II No Nama 1 Afrida Maratus S 2 Alfredo Septatrisna P 3 Analis Himma F 4 Anindya Rizki 5 Aris Setyowati 6 Bayu Alvian 7 Bramantyo Widi S 8 Chandra Sina Putra 9 Christina Setyaningrum 10 Dara Talita 11 Deni Hafiidh K 12 Dhian Zhafarina 13 Dian Agustin 14 Dimas Maharendra O 15 Dwi Handayani S 16 Dwi Kurnia P 17 Dwi Pratiwi 18 Erfin Ramadana P 19 Friskilla Gawit 20 Iska Rochmalia 21 Kenia Bella C 22 Larasati Eka D 23 Maya Errianan Y 24 Pipit Pujiati 25 Priscilla Andriana E 26 Ricko Ardya P 27 Risky Hendrata 28 Rizal Hariansah 29 Romauli Elizabeth 30 Roudhatus Sadiah 31 Vani Maulina 32 Viajeng Purnama P 33 Windhiansyah Lazuardi 34 Wirangga Luvianca 35 Yohanes Tommy 36 Yuri Hutomo P 37 Yusfina A 38 Yussi Oktarisa Rata-rata Rata-rata nilai kelas = 84 Persentase ketuntasan = 95% Kognitif 82 90 88 82 77 79 75 75 70 78 75 79 75 75 75 83 78 75 83 81 75 75 70 75 81 85 78 70 75 75 75 78 75 84 75 81 84 87 78 Afektif 91 85 91 85 91 83 73 85 79 80 87 86 83 86 85 71 91 91 85 83 84 84 80 89 75 86 91 85 74 91 86 86 80 85 86 95 80 87 85 Psikomotor 100 100 86 71 71 86 86 71 86 86 86 86 71 86 71 71 71 86 86 71 86 86 71 71 86 100 71 71 71 100 86 86 71 86 100 71 86 86 82 Rata-rata 91 92 88 79 80 83 78 77 78 81 83 84 76 82 77 75 80 84 85 78 82 82 74 78 81 90 80 75 73 89 82 83 76 85 87 82 83 87 84 Ket T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T TT T T T T T TT T T T T T T T T T 36

87 Tiap-tiap soal pada tes hasil belajar kognitif siklus II nantinya akan di analisis berdasarkan aspek-aspek kognitif yang berupa C1, C2 dan C3. Hasil analisis berdasarkan aspek-aspek yang terdapat di dalam soal tes hasil belajar kognitif di dapatkan rerata tiap aspek yang terlihat pada tabel yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan Sub Ranah Kognitif Siklus II Aspek C1 C2 C3 C4 Rerata 57,89 66,32 68,42 45,61

Keterangan: C1 = mengingat C2 = memahami C3 = menerapkan C4 = menganalisis

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan bahwa pada aspek mengingat (C1) memiliki rata-rata 57,89. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang kurang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik kurang mampu mengingat materi yang telah dipelajari. Siklus I dibanding dengan siklus II didapatkan bahwa pada siklus II aspek mengingat (C1) mengalami penurunan. Aspek memahami (C2) memiliki rata-rata 66,32. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang kurang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik kurang mampu memahami materi yang telah dipelajari. Siklus I dibanding dengan siklus II didapatkan bahwa pada siklus II aspek memahami (C2) mengalami peningkatan. Aspek menerapkan (C3) memiliki rata-rata 68,42. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang kurang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik kurang mampu menerapkan materi yang telah dipelajari. Siklus I dibanding

88 dengan siklus II didapatkan bahwa pada siklus II aspek menerapkan (C3) mengalami peningkatan. Aspek menganalisis (C4) memiliki rata-rata 45,61. Ratarata tersebut menunjukkan nilai yang kurang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik kurang mampu menganalisis materi yang telah dipelajari. Siklus I dibanding dengan siklus II didapatkan bahwa pada siklus II terdapat aspek menganalisis (C4) sedangkan pada siklus I belum ada. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penerapan model GI berbasis CTL kemampuan kognitif peserta didik pada siklus II sudah mencapai tingkat menganalisis (C4).

2) Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa rerata hasil belajar afektif peserta didik pada siklus II adalah sebesar 85 sudah tergolong dalam katagori baik. Hasil belajar secara individual terdapat 4 peserta didik yang tidak tuntas nilainya untuk memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMA Negeri 10, sehingga mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I yang ada 5 peserta didik yang tidak tuntas nilainya untuk memenuhi KKM. Dari 38 peserta didik terdapat 4 peserta didik yang tidak tuntas nilainya, sehingga ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif adalah sebesar 89% dari total seluruh peserta didik memperoleh nilai lebih atau sama dengan 75. Tindakan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar afektif peserta didik sudah berhasil dan hasilnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tindakan pada siklus I. Tiap-tiap soal pada tes hasil belajar afektif siklus II sama seperti tes hasil belajar kognitif, juga di analisis berdasarkan aspek-aspek afektif yang berupa A1, A2, A3, dan A4. Hasil analisis berdasarkan aspek-aspek yang terdapat di dalam

89 soal tes hasil belajar afektif di dapatkan rerata tiap aspek yang terlihat pada tabel yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Belajar Afektif Berdasarkan Sub Ranah Afektif Siklus II Aspek A1 A2 A3 A4 Rerata 63,44 75,63 76,13 78,89

Keterangan: A1 = penerimaan A2 = penanggapan A3 = penilaian A4 = pengelolaan

Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwa pada aspek penerimaan (A1) memiliki rata-rata 63,44 dan mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang cukup baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk bisa menerima materi yang telah dipelajari. Aspek penanggapan (A2) memiliki rata-rata 75,63 dan mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang cukup baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk lebih menerapakan materi yang telah dipelajari. Aspek penilaian (A3) memiliki ratarata 76,13 dan mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang cukup baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk menilai baik dan buruknya berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Aspek pengelolaan (A4) memiliki rata-rata 78,89 dan mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Rata-rata tersebut menunjukkan nilai yang baik yang berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk

90 bisa mengelola hidupnya berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penerapan model GI berbasis CTL kemampuan afektif peserta didik siklus I sudah mencapai tingkat pengelolaan (A4).

3) Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa rerata hasil belajar psikomotor peserta didik pada siklus II adalah sebesar 82 sudah tergolong dalam katagori baik. Hasil belajar secara individual terjadi peningkatan dibanding dengan siklus I. Dapat dikatakan bahwa tindakan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar psikomotor peserta didik sudah berhasil dan hasilnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tindakan pada siklus I, dapat dikatakan bahwa keterampilan peserta didik pada saat implementasi untuk mendapatkan data sudah mengalami peningkatan. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar peserta didik seluruh kelas adalah 84 dan tergolong dalam katagori baik dengan Persentase ketuntasan sebesar 95%. Dapat dikatakan pada siklus II jika dibanding dengan siklus I maka hasil belajar peserta didik sudah mengalami peningkatan dan dikatakan bahwa siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunanakan metode GI berbasis CTL.

e. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah pada siklus II nilai keterampilan kerja ilmiah indikator bersikap ilmiah sudah mengalami peningkatan dan nilai psikomotor peserta didik juga sudah mengalami

91 peningkatan. Berdasarkan analisis catatan lapangan siklus II (Lampiran 30) didapatkan hasil bahwa proses pembelajaran yang lebih baik dibanding dengan siklus I. Hal ini ditandai dengan peserta didik lebih aktif berdiskusi dalam kelompok, banyak peserta didik yang antusias/aktif bertanya, berpendapat dan menyanggah, banyak peserta didik yang memperhatikan, banyak peserta didik yang aktif mengerjakan kegiatan invesitgasi kelompok sehingga dibanding dengan siklus I pada saat siklus II pembelajaran sudah berjalan dengan lebih baik.

BAB V PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation(GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) Model Pembelajaran Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan peseta didik secara aktif dalam proses mencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan yang berasal dari pengalaman nyata sehari-hari. Pembelajaran model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah adanya suatu pembelajaran yang akan menghasilkan pengetahuan baru bagi peserta didik yang mana objek pengamatan tersebut berasal dari pengalaman nyata sehari-hari peserta didik. Pelaksanaan model GI peserta didik dilibatkan secara aktif sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui pengamatan. Model ini menuntut para peserta didik memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Nurhadi, dkk, 2004). Pembelajaran CTL dalam penerapannya melibatkan peserta didik secara langsung dalam kegiatan belajar sehingga peserta didik mengalami sendiri. CTL dalam proses pembelajarannya berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami sehingga belajar akan lebih bermakna. Penerapan model pembelajaran GI berbasis CTL dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya memahami pengetahuan

92

93 baru dengan peserta didik bekerja dan mengalami sendiri sehingga peserta didik mengalami sendiri bukan hanya mengetahuinya. Berdasarkan hasil pengamatan para observer selama penerapan

pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning pada siklus I, hanya ada beberapa indikator kegiatan pembelajaran yang belum tercapai dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Tercapainya hampir seluruh indikator tersebut dapat dilihat dalam lembar observasi kegiatan guru. Ketercapaian indikator kegiatan pembelajaran ini juga terjadi pada pelaksanaan siklus II yang mana jika dibanding dengan siklus I hanya satu indikator yang belum tercapai, yang artinya guru sudah mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning. Penerapan model GI berbasis CTL terdiri dari 6 tahapan antara lain: seleksi topik, merencanakan investigasi, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil dan evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan secara runtut sehingga tujuan dari penerapan model GI berbasis CTL bisa tercapai. Guru melakukan apersepsi pada tahap pendahuluan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Berdasarkan kemampuan awal tersebut guru mencoba mengarahkan peserta didik untuk memasuki topik bahasan yang akan dipelajari. Tahap berikutnya guru menentukan subtopik-subtopik bahasan yang khusus yang nantinya akan dipelajari peserta didik dalam kelompok. Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan akademis. Menurut Arends (2008), dalam kelompok yang heterogen peserta didik dengan kemampuan kurang belajar

94 lebih banyak dengan bekerja berdampingan dengan peserta didik yang memiliki kemampuan lebih. Diharapkan dengan kelompok yang heterogen dapat memperlancar proses pembelajaran. Guru meminta masing-masing kelompok memilih sub-subtopik yang akan dipelajari. Pembelajaran kooperatif model GI setiap kelompok memiliki subtopik yang berbeda dengan kelompok lain, dan pemilihan subtopik ini didasarkan pada kesenangan kelompok terhadap subtopik tersebut. Tahap selanjutnya adalah guru mengajak peserta didik untuk

melaksanakan penyelidikan ilmiah berupa pengamatan di laboratorium. Selama pelaksanaan penyelidikan ilmiah banyak peserta didik yang tampak aktif namun juga masih terdapat peserta didik yang hanya pasif saja. Selama pelaksanaan penyelidikan ilmiah pertama-tama peserta didik diminta untuk merumuskan

masalah, menentukan tujuan, membuat hipotesis, menentukan langkah kerja, dan langkah terakhir adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara kelompok. Data yang diperoleh merupakan hasil pengamatan bahan amatan yang telah ditentukan sesuai dengan masalah yang dikembangkan Berdasarkan data yang telah diperoleh kemudian peserta didik melakukan analisis data untuk memperoleh suatu kesimpulan sementara dari permasalahan yang dikembangkan. Metode CTL peserta didik diberi kesempatan untuk menemukan dan

mengekpresikan idenya sendiri dan menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar agar pengetahuan yang diperoleh peserta didik bukan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Peserta didik juga diaktifkan untuk mengkontruksikan pengetahuan dan memecahkan masalah masalah-masalahnya sendiri. Tahap pengkontruksian serta pemecahan masalah-

95 masalah itu dapat dilalaksanakan dengan proses investigasi. Tahapan investigasi yang harus mereka lakukan bisa mereka laksanakan melalui model pembelajaran GI. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik suatu hubungan antara penerapan model pembelajaran GI dengan CTL. Pelaksanaan model GI peserta didik melakukan suatu kegiatan investigasi dalam kelompok-kelompok kecil sedangkan dalam pelaksanaan CTL suatu kegiatan pembelajaran dimulai dari adanya pemicu masalah yang berasal dari pengalaman sehari-hari peserta didik, dan untuk memecahkan masalah tersebut peserta didik harus melaksanakan suatu penyelidikan ilmiah atau investigasi. Menggunakan model GI berbasis CTL maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan adanya pemicu masalah yang berasal dari pengalaman sehari-hari peserta didik, kemudian dilakukan investigasi dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan masalah tersebut. Tahapan pembelajaran selanjutnya peserta didik melaporkan hasil investigasinya dengan mengkomunikasikannya dalam bentuk laporan dan presentasi hasil investigasi. Selama tahap pelaporan hasil investigasi, peserta didik diharapkan untuk berpendapat, menyanggah dan bertanya. Menurut Sardiman (2008) menjelaskan bahwa bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam CTL, peserta didik bertanya menunjukkan adanya perhatian terhadap materi yang dipelajari dan adanya upaya untuk menemukan jawaban sebagai bentuk pengetahuan, sedangkan bagi guru pertanyaan adalah mengupayakan keaktifan peserta didik. Peserta didik cenderung pasif selama kegiatan diskusi kelas pada siklus I, kalaupun ada peserta didik yang aktif hanya sebagian saja dan tetap peserta didik yang sama. Masalah tersebut bisa diatasi pada pelaksanaan siklus II.

96 Peserta didik cenderung lebih aktif pada siklus II. Banyaknya peserta didik yang aktif bertanya, berpendapat maupun menyanggah jika ada pernyataan yang kurang sesuai dengan hasil investigasi kelompoknya. Peningkatan keaktifan bertanya pada siklus II ini disebabkan karena pada siklus II pada saat pembagian kelompok, anggota kelompoknya lebih sedikit dibanding siklus I, hal ini mengakibatkan dalam kelompok tidak dimungkinkan ada peserta didik yang tidak aktif dalam kegiatan investigasi sehingga mengakibatkan semua anggota kelompok masingmasing peserta didik lebih memahami pengetahuan apa yang telah mereka peroleh. Perbedaan siklus II dibanding dengan siklus I adalah adanya dua

kelompok yang membahas materi yang sama juga memicu masing-masing anggota kelompok untuk bisa membandingkan antara hasil dari kelompoknya dengan hasil kelompok lain pada materi yang sama. Peningkatan keaktifan peserta didik tersebut juga dimungkinkan karena guru selalu memberi motivasi peserta didik untuk lebih aktif dengan memberi tambahan nilai kepada peserta didik yang aktif dan memberitahukan bahwa nilai yang diperoleh tergantung kepada keaktifan peserta didik karena setiap peserta didik yang aktif akan dicatat oleh para obeserver. Sesuai dengan pernyataan Dimyati (2002) bahwa pemberian hadiah, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar peserta didik. Selain itu juga pemberian penghargaan sebagai bentuk reinforcement atas keberhasilan peserta didik juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk aktif berpendapat selama kegiatan pembelajaran. Selama kegiatan presentasi hasil investigasi kelas guru juga memberi koreksi atas jawaban peserta didik dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pancingan yang menuntun peserta didik untuk lebih memahami konsep-konsep

97 penting sehingga jawaban peserta didik yang semula kurang tepat dengan adanaya pertanyaan-pertanaan pancingan tersebut peserta didik bisa mengoreksi jawaban. Menurut Hasibuan (2008) pertanyaan dari peserta didik dan umpan balik dari guru merupakan salah satu hal yang penting dalam pembelajaran karena setiap kegiatan peserta didik selama belajar akan meningkatkan hasil proses belajar mereka. Kegiatan mengajar akan menjadi sesuatu yang menarik dan membangun bilamana pengajar mampu menangani reaksi dan kegiatan murid secara cermat. Tahap presentasi hasil investigasi pada akhirnya guru mengajak peserta didik untuk menyimpulkan hasil pembelajaran. Corebima (2004) juga menjelaskan salah satu alternatif peningkatan kemampuan berfikir peserta didik adalah dengan menggalakkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memacu proses berfikir, bertanya juga merupakan teknik pembelajaran paling umum serta bersifat fundamental terhadap pembelajaran bermutu tinggi. Tahap yang terakhir yaitu evaluasi guru akan mengadakan tes akhir pada setiap siklus. Tes akhir ini penting untuk mengetahui kesuksesan penerapan metode yang telah dilaksanakan oleh guru. Selain itu tes akhir ini juga bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan dan pemahaman terhadap pengetahuan peserta didik. Tes yang diberikan oleh guru mencakup tes kogntif dan afektif. Menurut Yulaelawati (2004) hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar mengajar. Perubahan ini berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang biasanya meliputi ranah kognitif, afektif dan psikimotorik. Penerapan suatu metode pembelajaran harus diiringi oleh suatu sistem penilaian yang tepat untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan metode

98 pembelajaran tersebut. Diperlukan suatu authentic assessment untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan metode pembelajaran. Authentic assessment adalah prosedur penilaian yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Prinsip penilaian autentik adalah mengukur semua aspek pembelajaran meliputi proses, kinerja, dan produk dengan menggunakan berbagai cara dan sumber (Nurhadi, dkk, 2004). Berdasarkan pernyataan di atas maka dalam penelitian ini juga menerapkan penilaian autentik yang mengukur keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes kognitif pada tiap akhir siklus, penilaian psikomotor dengan menggunakan Lembar Observasi Psikomotor pada saat tahap implementasi dan penilaian afektif diperoleh dari hasil tes afektif pada tiap akhir siklus. Penilaian kerja ilmiah diperoleh dari Lembar Observasi Keterampilan Kerja ilmiah, Rubrik Penilaian Laporan Kerja Ilmiah dan Rubrik Penilaian Perencanaan Kerja Ilmiah, sedangkan untuk proses pembelajaran dengan model GI berbasis CTL dinilai dengan menggunakan Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Oleh Guru dan Lembar Keterlaksananaan Pembelajaran Oleh Peserta didik. Pembelajaran kooperatif model GI berbasi CTL ini merupakan suatu model pembelajaran yang memiliki keunggulan sekaligus kelemahan. Keunggulan model ini adalah model GI berbasis CTL ini merupakan model pembelajaran yang sangat efektif untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolahsekolah karena model pembelajaran ini dapat melatih peserta didik untuk menemukan masalah sendiri serta menemukan jawaban atas masalahnya tersebut sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik, peserta didik langsung

99 terlibat dan mengalami apa yang dipelajari bukan hanya teori, peserta didik dibiasakan dengan masalah-masalah yang nyata disekitar peserta didik, melatih peserta didik menemukan masalah dan memecahkan masalah di lingkungan sekitar. Sama seperti model-model pembelajaran yang lain, model pembelajaran GI berbasis CTL juga memiliki kelemahan. Kelemahan model pembelajaran ini yaitu dengan adanya perbedaan subtopik pada masing-masing kelompok sehingga mengharuskan masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil

investigasinya sehingga menyita banyak waktu selama kegiatan pembelajaran.

B. Peningkatan Keterampilan Kerja Ilmiah Peserta didik


82 80 78 76 74 72 70 68 KKI Siklus I Siklus II

Gambar 5.1 Perbedaan Keterampilan Kerja Ilmiah Siklus I dengan Siklus II

120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 Siklus I Siklus II

Keterangan: 1. Merencanakan penyelidikan ilmiah 2. Melaksanakan penyelidikan ilmiah 3. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah 4. Bersikap ilmiah 5. Perencanaan keterampilan ilmiah 6. Laporan keterampilan ilmiah

Gambar 5.2 Perbedaan Keterampilan Kerja Ilmiah Tiap Aspek Siklus I dengan Siklus II

100 Kemampuan kerja ilmiah adalah kemampuan dalam melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah, meliputi penyelidikan ilmiah, komunikasi ilmiah, dan sikap ilmiah (Pujiningrum, 2004). Tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian tindakan kelas ini menghasilkan data tentang keterampilan kerja ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2. Berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang terlihat pada Gambar 5.1 pada siklus I maka dapat diketahui bahwa rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik adalah 76 dan persentase ketuntasan sebesar 83%. Rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik pada siklus II adalah 81 dan persentase ketuntasan sebesar 100%. Berdasarkan nilai rerata dan persentse ketuntasan di atas maka dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan kerja ilmiah peserta didik pada siklus II. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil akhir yang didapatkan peserta didik adalah pemilihan strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Strategi yang memberikan hasil yang baik adalah strategi pembelajaran yang banyak melibatkan peserta didik berfikir, berargumen, berbicara, dan mengutarakan gagasan-gagasannya. Sebaliknya hasil yang diperoleh akan rendah apabila peserta didik hanya pasif dan menjadi pendengar ceramah guru dengan metode monolog dari guru. Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) menuntut peserta didik untuk aktif dan berpikir. Dimana kemampuan berpikir

101 berdasarkan taksonomi Bloom meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan meciptakan (Yulaelawati, 2004). Indikator merencanakan penyelidikan ilmiah akan menuntut peserta didik agar mampu mengidentifikasi masalah untuk diselidiki, merumuskan tujuan penyelidikan, menyusun hipotesis penyelidikan, menentukan langkah kerja, menetapkan cara memperoleh data yang sesuai, dan menetapkan cara menganalisis data. Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada Gambar 5.2, pada siklus I diketahui bahwa rerata untuk indikator merencanakan penyelidikan ilmiah adalah 82 sedangkan pada siklus II rerata untuk indikator merencanakan penyelidikan ilmiah adalah 99 berarti pada siklus II kemampuan peserta didik untuk merencanakan penyelidikan ilmiah mengalami peningkatan. Peningkatan ini disebabkan karena peserta didik sudah mandiri dan terbiasa untuk

merencanakan penyelidikan ilmiah yang akan mereka laksanakan. Indikator melaksanakan penyelidikan ilmiah peserta didik dituntut untuk menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian, menerapkan prosedur kerja, mengambil data dengan benar, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diketahui bahwa rerata untuk indikator melaksanakan penyelidikan ilmiah adalah 76 sedangkan pada siklus II rerata untuk indikator melaksanakan penyelidikan ilmiah adalah 76. Berdasarkan nilai rerata tersebut jelas terlihat bahwa tidak terjadi peningkatan dalam melaksanakan penyelidikan ilmiah. Tidak terjadi peningkatan ini disebabkan karena baik pada siklus I maupun siklus II peserta didik sudah bisa menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian, menerapkan prosedur kerja, mengambil data dengan benar, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil penelitian dengan

102 benar. Menurut Ambrose (2006) salah satu keuntungan pembelajaran kooperatif model Group Investigation adalah meningkatkan kemandirian peserta didik karena pembelajaran ini menyediakan banyak ruang bagi peserta didik untuk mengambil keputusan. Indikator mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah peserta didik dituntut untuk dapat mengkomunikasikan masalah penelitian secara jelas dalam laporan, mengkomunikasikan langkah-langkah kerja, menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan, mengkomunikasikan cara menganalisis data, mengkomunikasikan kesimpulan dari hasil penelitian, dan mencantumkan referensi dengan format yang benar. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diketahui bahwa rerata untuk indikator mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah adalah 75 sedangkan pada siklus II rerata untuk indikator

mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah adalah 83. Berdasarkan nilai rerata tersebut jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan dalam mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah. Hal ini dikarenakan pada siklus II guru selalu mengingatkan bahwa keaktifan peserta didik di catat oleh observer dan peserta didik yang aktif akan diberi tambahan nilai. Hasil penelitian siklus II jelas terlihat bahwa solusi tersebut berhasil. Pemberian tambahan nilai ini merupakan suatu bentuk penghargaan bagi peserta didik yang sudah aktif untuk berpendapat selama diskusi. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2008) penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari, yaitu mendorong seseorang memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatan atau usahanya. Indikator bersikap ilmiah peserta didik dituntut untuk bekerja sama, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat secara ilmiah dan kritis,

103 sopan dalam memberi sanggahan, berani memberi usulan, dan menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diketahui bahwa rerata untuk indikator mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah adalah 50 sedangkan pada siklus II rerata untuk indikator mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah adalah 59. Berdasarkan nilai rerata tersebut jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan dalam mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah. Sama seperti indikator sebelumnya meningkatnya indikator bersikap ilmiah dikarenakan pada siklus II guru selalu mengingatkan bahwa keaktifan peserta didik di catat oleh observer dan peserta didik yang aktif akan diberi tambahan nilai, jadi setiap peserta didik yang bertanya, berpendapata serta menyanggah akan diberi tambahan nilai selain itu dikarenakan pada siklus II jumlah anggota kelompok lebih sedikit dibanding dengan siklus I. Dimungkinkan peserta didik semuanya ikut andil dalam melakukan proses investigasi sehingga masing-masing peserta didik lebih memahami hasil dari investigasi dari kelompoknya masingmasing. Rendahnya nilai indikator bersikap ilmiah pada siklus I ini dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru bukan berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik belum terbiasa untuk aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Menurut Thordike (dalam Sanjaya, 2008) mengungkapkan hukumhukum belajar, pertama hukum kesiapan (law of readiness), implikasi praktisnya adalah keberhasilan belajar peserta didik sangata tergantung pada kesiapan. Hukum kedua adalah hukum latihan (law of exercise), implikasi praktisnya semakin sering suatu strategi di ulang maka semakin dikuasai. Pada saat siklus I, penerapan pembelajaran GI berbasis CTL baru pertama kali diterapkan yang mengakibatkan belum terbiasa dan menyebabkan keterampilan kerja ilmiah pada

104 siklus I terutama pada indikator bersikap ilmiah menjadi rendah. BSNP (2006) menjelaskan bahwa indikator bersikap ilmiah adalah menunjukkan kriteria peserta didik aktif selama proses pembelajaran yaitu berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumentasi, berpendapat secara ilmiah dan kritis, menghargai pendapat orang lain, bekerja sama, sopan dalam member sanggahan, berani memberi usulan dan jujur terhadap fakta. Berdasarkan kenyataan tersebut agar keterampilan kerja ilmiah peserta didik khususnya dalam hal bersikap ilmiah memiliki nilai yang tinggi maka peserta didik harus dibiasakan untuk lebih aktif pada saat pembelajaran dan model pembelajaran yang diterapkan juga seharusnya model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk aktif. Peserta didik juga diminta untuk membuat laporan kerja ilmiah. Laporan yang dibuat oleh masing-masing kelompok tergolong baik. Hal ini disebabkan peneliti telah memberi format penyusunan laporan ilmiah beserta penilaiannya sehingga peserta didik terpacu untuk membuat laporan yang benar. Peserta didik juga mengumpulkan laporan tepat pada waktunya. Siklus II nilai rata-rata laporan mengalami peningkatan dibanding pada siklus I. Siklus II nilai rata-rata laporan adalah 84 sedangkan pada siklus I nilai rata-rata laporan adalah 76. Hal ini disebabkan karena masing-masing kelompok telah terbiasa membuat laporan hasil investigasi hasil mereka belajar pada siklus I. Perencanaan kelompok dalam membuat rumusan masalah, tujuan penyelidikan dan hipotesis penyelidikan juga dinilai. Hal ini untuk mengetahui seberapa menguasai peserta didik dalam membuat rencana penyelidikan. Aspek yang dinilai adalah kualitas, penulisan dan bahasa. Perencanaan kerja ilmiah maka didapatkan pada siklus II sebesar 87 yang mengalami peningkatan dibanding

105 siklus I sebesar 80. hal ini dikarenakan pada siklus II peserta didik sudah mulai terbiasa dalam membuat umusan masalah, tujuan penyelidikan dan hipotesis penyelidikan. Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Jiniari (2009) dimana penerapan pembelajaran GI dapat meningkatkan Keterampilan Kerja ilmiah Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 4 Malang sebesar 47,62%. Penelitian Holisah (2008) juga menjelaskan bahwa pembelajaran Group investigation dengan pendekatan kontektual dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah sebesar 11,83%.

C. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik


85 84 83 82 81 80 79 78 Hasil Belajar Gambar 5.3 Perbedaan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II Siklus I Siklus II

86 84 82 80 78 76 74 1 2 3 Siklus I Siklus II

Keterangan: 1. Hasil belajar kognitif 2. Hasil belajar afektif 3. Hasil belajar psikomotor

Gambar 5.4 Perbedaan Hasil Belajar Tiap Aspek Siklus I dengan Siklus II

106 Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar mengajar. Perubahan ini berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang biasanya meliputi ranah kognitif, afektif dan psikimotorik (Yulaelawati, 2004). Hasil belajar peserta didik dalam penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) diperoleh dari rerata tes kognitif, tes afektif dan penilaian psikomotor pada setiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada Gambar 5.3, penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning diketahui bahwa rerata hasil belajar peserta didik pada siklus I adalah 80. Sedangkan pada siklus II rerata hasil belajar peserta didik adalah 84. Berdasarkan nilai rerata tersebut jelas terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada siklus II bila dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Peningkatan tersebut sudah menggambarkan keberhasilan penerapan

pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan hasil belajar juga terlihat dari meningkatnya persentase ketuntasan belajar peserta didik. Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I adalah sebesar 92% dan pada siklus II adalah 95%. Dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Menurut Tuu (2004) salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik adalah pemilihan strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Strategi yang memberikan hasil yang baik adalah strategi pembelajaran yang banyak melibatkan

107 peserta didik berfikir, beragumen, berbicara dan mengutarakan gagasangagasannya. Sebaliknya hasil yang diperoleh rednah apabila peserta didik hanya pasif dan menjadi pendengar ceramah guru dengan metode monolog dari guru. GI berbasis CTL akan menuntut peserta didik untuk aktif dan berfikir tingkat tinggi. Pernyataan cara berfikir tingkat tinggi diperkuat oleh Rooijakers (1991) bahwa terdapat 5 tingkat kemampuan berfikir yaitu pengetahuan (peserta didik belajar hanya dng menerima), komprehensi (berfikir dalam konsep dan belajar pengertian), aplikasi (berfikir menerapkan), analisa dan sintesa (berfikir dan menguraikan) dan evaluasi (berfikir kreatif atau berfikir untuk memecahkan masalah) Hasil belajar pesrta didik dapat ditunjukkan dengan semakin bermutunya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang diketahui dari hasil pengukuran. Tes hasil belajar merupakan salah satu alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik diukur berdasarkan hasil skor tes akhir siklus yang diberikan di akhir kegiatan pembelajaran serta ketuntasan belajar yang dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan Gambar 5.4 terlihat nilai kognitif pada siklus I rata-rata nilai kognitif kelas adalah 81 dan pada siklus II rata-rata nilai kognitif adalah 78. Hasil belajar kognitif pada siklus II mengalami penurunan dibanding pada siklus I. Hal ini dikarenakan materi pada siklus II merupakan kelanjutan dari materi dari siklus I yang dinilai lebih sulit. Sesuai dengan pernyataan Arikunto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya adalah materi dimana materimateri yang di ajarkan di Indonesia adalah materi yang berdasarkan Kurikulum dan materi-materi yang disampaikan harus sesuai dengan urutan penyajian materi.

108 Kesuksesan siklus II dalam memperbaiki siklus I dinilai berhasil jika dilihat pada persentase ketuntasan belajar yang mana pada siklus II hanya dua peserta didik yang tidak tuntas dibandingkan siklus I sebanyak tiga orang. Dilihat dari nilai afektif pada siklus I rata-rata nilai afektif kelas adalah 81 dan pada siklus II rata-rata nilai kognitif adalah 85. Hasil belajar kognitif pada siklus II mengalami peningkatan dibanding pada siklus I, ini membuktikan bahwa kesuksesan siklus II dalam memperbaiki siklus I dinilai berhasil. Dilihat pada presentase ketuntasan belajar yang mana pada siklus II hanya tiga peserta didik yang tidak tuntas dibandingkan siklus I sebanyak empat orang, ini berarti bahwa sikap peserta didik dalam mengaplikasikan ilmu yang didapatkan sudah baik. Rata-rata nilai psikomotor kelas adalah 79 dan pada siklus II rata-rata nilai kognitif adalah 82. Hasil psikomotor pada siklus II mengalami peningkatan

dibanding pada siklus I, ini membuktikan bahwa kesuksesan siklus II dalam memperbaiki siklus I dinilai berhasil berarti bahwa keterampilan peserta didik pada saat implementasi sudah mengalami peningkatan. Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Buana (2009) hasilnya menunjukkan bahwa CTL dapat meningkatkan hasil belajar kognitif Biologi peserta didik kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Malang dimana peningkatannya sebesar 15%. Penelitian Wirawan (2008) juga menjelaskan bahwa CTL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk aspek kognitif peserta didik kelas X-6 SMA Negeri 5 Malang sebesar 7,91%. Hasil analisis soal tes hasil belajar kognitif berdasarkan tiap aspek yang terdapat pada ranah kognitif maka diketahui aspek mengingat (C1) pada siklus II memiliki rata-rata 57,89 yang mengalami penurunan dibanding dengan siklus I

109 rata-ratanya sebesar 88,16. Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik mampu mengingat materi sistem pernapasan dan penurunan pada siklus II diakibatkan karena peserta didik sudah terbiasa dengan hasil belajar tingkat tinggi yang bukan hanya mengingat saja. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) aspek C1 merupakan tingkat terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip yang telah dipelajari sedangkan model GI berbasis CTL menuntut peserta didik berfikir tingkat tinggi yang berupa menganalisis dan mensintesis. Aspek memahami (C2) siklus II memiliki rata-rata 66,32 yang mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I yang rata-ratanya sebesar 65,35. Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik mampu memahami materi sistem pernapasan. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002) aspek C2 merupakan tingkatan ranah kognitif yang berupa kemampuan memahami dan mengerti tentang isi pelajaran. Aspek menerapkan (C3) siklus II memiliki rata-rata 68,42 yang mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I yang rata-ratanya sebesar 57, 89. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002) aspek C3 merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lain yang sesuai dalam situasi konkret. Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik mampu menerapkan materi sistem pernapasan. Aspek menganalisis (C4) siklus II memiliki rata-rata 45,61 sedangkan pada siklus I tidak terdapat aspek C4. Berdasarkan hal tersebut berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik mampu menganalisis materi sistem pernapasan. Pada siklus II terdapat aspek sampai C4, ini

110 mengakibatkan nilai hasil belajar kognitif pada siklus II mengalami penurunan selain itu pada aspek C1 siklus II dibanding dengan siklus I juga mengalami penurunan. Sesuai dengan pernyataan Dimyanti dan Mudjiono (2002) aspek menganalisis (C4) merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagianbagian yang menjadi unsur pokok dimana untuk menganalisis peserta didik diminta untuk menganalisis hubungan atau situasi yang komplek atau konsepkonsep dasar sehingga aspek C4 merupakan hasil belajar yang memerlukan kemampuan tingkat tinggi. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penerapan model GI berbasis CTL kemampuan kognitif peserta didik pada siklus II sudah mencapai tingkat menganalisis (C4). Hasil analisis soal tes hasil belajar afektif berdasarkan tiap aspek yang terdapat pada ranah afektif maka diketahui aspek penerimaan (A1) memiliki ratarata 63,44 dan mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I yang hanya sebesar 61,31. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002) aspek A1 masih berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat lebih aktif dalam hal ini peserta didik diminta untuk menunjukkan kesadaran dan kesediaan untuk menerima semua hal yang terkait dengan materi. Berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk bisa menerima materi sistem pernapasan. Aspek penanggapan (A2) memiliki rata-rata 75,63 dan mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I yang hanya sebesar 71,23. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002) aspek A2 merupakan kesengajaan untuk merespon stimulasi dan terikat secara aktif dalam hal ini peserta didik diminta menunjukkan persetujuan, kesediaan dan kepuasan dalam merespon. Berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik

111 memiliki sikap untuk lebih menerapakan materi sistem pernapasan. Aspek penilaian (A3) memiliki rata-rata 76,13 dan mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I yang hanya sebesar 72,94. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002) aspek A3 merupakan kemampuan menerima gejala atau kegiatan sehingga merespon lebih lanjut untuk memutuskan suatu sikap dalam hal ini peserta didik dituntut untuk menunjukkan penerimaan terhadap nilai, kesukaan dan keterikatan terhadap suatu nilai. Berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk menilai baik dan buruknya berkaitan dengan materi sistem pernapasan. Aspek pengelolaan (A4) memiliki rata-rata 78,89 dan mengalami penurunan dibanding dengan siklus I yang sebesar 78,89. Berarti bahwa dari penerapan model GI berbasis CTL membuat peserta didik memiliki sikap untuk bisa mengelola hidupnya berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Aspek A4 pada siklus II mengalami penurunan dibanding dengan siklus I dikarenakan pada siklus II materi sistem pernapasan lebih banyak tentang kehidupan sehari-hari seperti misalnya sub materi bahaya rokok,

gangguan/penyakit pada sistem pernapasan sedangkan menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002) aspek C4 merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya sendiri berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya sehingga sedikit sulit bagi peserta didik untuk membentuk nilai-nilai bagi dirinya sendiri berkaitan dengan materi yang seputar kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa dengan penerapan model GI berbasis CTL kemampuan afektif peserta didik siklus I sudah mencapai tingkat pengelolaan (A4).

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpuan sebagai berikut. 1. Penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan keterampilan kerja ilmiah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang dalam pembelajaran Biologi karena melatih keterampilan peserta didik dalam merencanakan kerja ilmiah, melaksanakan kerja ilmiah, mengkomunikasikan hasil kerja ilmiah dan bersikap ilmiah. 2. Penerapan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Malang dalam pembelajaran Biologi karena melatih kemampuan peserta didik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 3. Terjadinya peningkatan rerata keterampilan kerja ilmiah peserta didik antara siklus I (72) dan siklus II (80). Peningkatan juga terlihat pada persentase ketuntasan keterampilan kerja ilmiah peserta didik antara siklus I (58%) dan siklus II (95%). 4. Terjadinya peningkatan rerata hasil belajar peserta didik antara siklus I (80) dan siklus II (84). Peningkatan juga terlihat pada persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik antara siklus I (92%) dan siklus II (95%).

112

113 B. Saran Saran yang muncul setelah penerapan pembelajara Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah. 1. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) harus memperhatikan alokasi waktu yang digunakan agar pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara efisien karena terdiri dari tahap menentukan sub topik, merencanakan kerjasama, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil kerja ilmiah, dan evaluasi. 2. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) sebaiknya dengan team teaching agar proses pembelajaran berjalan maksimal. 3. Guru bidang studi Biologi hendaknya dalam membuat soal perlu memperhatikan sub ranah yang terdapat pada ranah kognitif berupa C1, C2, C3, C4, C5 dan C6 serta ranah afektif berupa A1, A2, A3, A4, dan A5. 4. Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) seharusnya digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan kerja ilmiah peserta didik sehingga nanti hasil belajar biologi peserta didik juga mengalami peningkatan. 5. Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) hendaknya dapat digunakan oleh peneliti yang lain untuk melaksanakan penelitian yang serupa pada materi dan sekolah yang berbeda sehingga dapat dijadikan pembanding bagi penelitian sebelumnya.

114 DAFTAR PUSTAKA

Ambrose. 2006. Group Investigation (GI) a Cooperate Learning Model, (Online), (http:google.grpinv.htm, diakses 17 Juni 2010). Apriska, J. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) dengan Pendekatan Problem Based Learning (PBL) untuk Meningktakan Ketrampilan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Arends, R. I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Buana, M. F. 2009. Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan metode kooperatif model Number Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Corebima, A. D. 2004. Bertanya dan Berfikir pada Proses Pembelajaran. Malang: Lembaga Penelitian UM. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rieka Cipta. Hasibuan dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Holisah, N. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/ Ctl) untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Kelas X-4 SMAN 7 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Ibrahim, M & M, Nur. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : UNESA University Press. Margono, H. 2000. Metode Laboratorium. Malang: Universitas Negeri Malang. Meriani, A. 2008. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Konsep Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Menggunakan Pendekatan Sains

115 Teknologi MMasyarakat (STM) (Studi Kuasi Eksperimen) Siswa Kelas IX F SMPN 2 Colomadu Tahun Ajaran 2007/2008. (Online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/2116/1/A420040057.pdf, diakses 5 Juni 2010). Muslich, M. 2009. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Konstekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Pujiningrum. 2004. Penerapan Pembelajaran Berbasis Kerja Ilmiah Secara Kooperatif Tipe STAD dengan Penilaian Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa Kelas II SMAN 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Rooijakkers, A. 1991. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo. Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slavin, R. E. 1995. Cooperatif Learning: Theory Research and Practice. Boston: Allyn & Bacon. Sudijono, A. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suherman, E. 2009. Model Belajar Dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa, (online), (http://www.co-operation.org/pages/cl-methods.html, diakses tanggal 11 Mei 2010) Tuu, T. 2004. Disiplin pada Perilaku dan prestasi Siswa. Jakarta: PT Gramedia Widiasrana Indonesia. Wirawan, H. 2008. Penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL) dengan Metode Kooperatif model Number Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 5 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori, dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya.

117 Lampiran 1: Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH GURU Hari / Tanggal : Pengamat : Siklus ke: Pokok Bahasan : Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
No 1 Tahap I Menentukan sub topic Tahap 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Membuka proses belajar mengajar Menjelaskan tujuan pembelajaran Menjelaskan kegiatan pembelajarn model GI berbasis CTL Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok Menentukan topik untuk setiap kelompok Mempersilakan siswa merencanakan kerjasama dengan mebuat rumusan masalah, tujuan dan hipotesis. Membantu siswa bekerja sama secara kooperatif Mengamati siswa dalam melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat Meminta siswa mengamati, mencari pemecahan dan berdiskusi Membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa Memeriksa laporan yang dibuat masing-masing kelompok Memberikan komentar atas laporan yang telah dibuat Memfasilitatori kegiatan presentasi di kelas Membantu siswa dalam membahas hasil investigasi sebagai nara sumber Memberikan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran Melakukan evaluasi Menutup proses belajar-mengajar Penilaian Ya Tidak

Tahap II Merencanakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas Tahap III Implementasi

7. 8. 9. 10.

Tahap IV Menyajikan laporan / presentasi kelompok

11. 12. 13. 14. 15.

Tahap V 16. Evaluasi 17. (Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009)

Malang. .2010 Observer

(..)

118

Lampiran 2: Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH PESERTA DIDIK Hari/tanggal : Pengamat : Siklus ke: Pokok bahasan : Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
Tahap 1 Aktivitas keterampilan kooperatis 1 Menetukan sub topik dan pembentukan kelompok Deskriptor: a. Menanggapi penjelasan guru b. Menyumbang gagasan atau ide tentang sub topic c. Memperhatikan pendapat anggota kelompok d. Ikut berdiskudi tentang pengorganisasian kelompok e. Duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan dengan cepat f. Memperhatikan aturan main dalam pembelajarn GI berbasis CTL g. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami h. Antusias dengan pembelajaran GI berbasis CTL Merencanakan penyelidikan Deskriptor a. Ide penyelidik sesuai dengan sub topic yang diangkat b. Mampu menjelaskan ide mereka kepada anggota kelompok c. Mendengarkan penjelasan ide dari anggota kelompok d. Berbagi tugas dengansesama anggota kelompok Implementasi / melaksnakan rencana penyelidikan Deskriptor: a. Melaksanakan penyelidikan sesuai dengan rencana 2 Kelompok I 3 4 5 6 7 1 2 Kelompok II 3 4 5 6 7 1 2 Kelompok III 3 4 5 6 7

II

III

119

b.

IV

VI

Mengumpulkan informasi/mengambil data dengantepat dan lengkap c. Mendiskusikan hasil penyelidikan dengan sesame anggota kelompok d. Mengevaluasi hasil penyelidikan dengan anggota kelompok Analisis dan sintesis Deskriptor: Aktif dalam menganalisis dan mensintesis hasil penyelidikan Mempresentasikan laporan hasil penyelidikan Deskriptor: a. Melakukan presentasi laporan hasil penyelidikan b. Ikut berpartisipasi pada saat presentasi c. Memberikan tanggapan atas pengamatan dari kelompok lain d. Menanggapi hasil presentasi kelompok lain Evaluasi Deskriptor: Mengikuti evaluasi terhadap hasil penyelidikan

Keterangan: 1-7 = Nomer dada peserta didik tiap kelompok yang sudah di tentukan

120

Lanjutan Lampiran 2. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Siswa Siklus I LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH PESERTA DIDIK Hari/tanggal : Pengamat : Siklus ke: Pokok bahasan : Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
Tahap 1 Aktivitas keterampilan kooperatis 1 Menetukan sub topik dan pembentukan kelompok Deskriptor: a. Menanggapi penjelasan guru b. Menyumbang gagasan atau ide tentang sub topic c. Memperhatikan pendapat anggota kelompok d. Ikut berdiskudi tentang pengorganisasian kelompok e. Duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan dengan cepat f. Memperhatikan aturan main dalam pembelajarn GI berbasis CTL g. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami h. Antusias dg pembelajaran GI berbasis CTL Merencanakan penyelidikan Deskriptor a. Ide penyelidik sesuai dengan sub topic yang diangkat b. Mampu menjelaskan ide mereka kepada anggota kelompok c. Mendengarkan penjelasan ide dari anggota kelompok d. Berbagi tugas dengansesama anggota kelompok Implementasi / melaksnakan rencana penyelidikan Deskriptor: a. Melaksanakan penyelidikan sesuai dengan rencana 2 Kelompok IV 3 4 5 6 7 1 2 Kelompok V 3 4 5 6 7 1 2 Kelompok VI 3 4 5 6 7

II

III

121

b.

IV

VI

Mengumpulkan informasi/mengambil data dengantepat dan lengkap c. Mendiskusikan hasil penyelidikan dengan sesame anggota kelompok d. Mengevaluasi hasil penyelidikan dengan anggota kelompok Analisis dan sintesis Deskriptor: Aktif dalam menganalisis dan mensintesis hasil penyelidikan Mempresentasikan laporan hasil penyelidikan Deskriptor: a. Melakukan presentasi laporan hasil penyelidikan b. Ikut berpartisipasi pada saat presentasi c. Memberikan tanggapan atas pengamatan dari kelompok lain d. Menanggapi hasil presentasi kelompok lain Evaluasi Deskriptor: mengikuti evaluasi terhadap hasil penyelidikan (Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009)

Keterangan: 1-7 = Nomer dada peserta didik tiap kelompok yang sudah di tentukan

122

Lampiran 3: Format Catatan Lapangan Siklus I CATATAN LAPANGAN Hari/tanggal Kelas/semester Pertemuan keObserver Petunjuk : : : : : Mohon lembar ini di isi dengan hal-hal yang belum terekam dalam lembar observasi

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ... ................................ c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik d. Siswa yang selalu aktif e. Siswa yang selalu pasif
(Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009)

Malang,................... Observer

123 Lampiran 4: Lembar Observasi Ketrampilan Kerja Ilmiah Siklus I LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN KERJA ILMIAH Topik Kelompok Nama Observer Hari/ Tanggal : : : :

Berilah tanda cek () pada pernyataan yang sesuai dengan hasil observasi.
Kelompok I No. 1. Indikator dan Deskriptor 1 Merencanakan penyelidikan ilmiah Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penyelidikan Merumuskan tujuan penelitian Menyusun hipotesis penelitian Menentukan langkah kerja Menetapkan cara memperoleh data yang sesuai Menetapkan cara menganalisis data SKOR 2. Melaksanakan penyelidikan ilmiah Menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian Menerapkan prosedur kerja Mengambil data dengan benar Menganalisis data Menyimpulkan hasil penelitian SKOR 3. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah Mengkomunikasikan masalah penelitian secara jelas dalam laporan Mengkomunikasikan langkah-langkah kerja Menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan Mengkomunikasikan cara menganalisis data Mengkomunikasikan kesimpulan dari hasil penelitian 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Kelompok II Kelompok III

124
Mencantumkan referensi dengan format yang benar SKOR 4. Bersikap ilmiah Bekerja sama Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan Berpendapat secara ilmiah dan kritis Sopan dalam memberi sanggahan Berani memberi usulan Menghargai pendapat orang lain SKOR

at oran

Keterangan: 1-7 = Nomer dada peserta didik tiap kelompok yang sudah di tentukan

125 Lanjutan Lampiran 4. Lembar Observasi Ketrampilan Kerja Ilmiah Siklus I

LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN KERJA ILMIAH Topik Kelompok Nama Observer Hari/ Tanggal : : : :

Berilah tanda cek () pada pernyataan yang sesuai dengan hasil observasi.
Kelompok IV No. 1. Indikator dan Deskriptor 1 Merencanakan penyelidikan ilmiah Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penyelidikan Merumuskan tujuan penelitian Menyusun hipotesis penelitian Menentukan langkah kerja Menetapkan cara memperoleh data yang sesuai Menetapkan cara menganalisis data SKOR 2. Melaksanakan penyelidikan ilmiah Menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian Menerapkan prosedur kerja Mengambil data dengan benar Menganalisis data Menyimpulkan hasil penelitian SKOR 3. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah Mengkomunikasikan masalah penelitian secara jelas dalam laporan Mengkomunikasikan langkah-langkah kerja Menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Kelompok V Kelompok VI

126
Mengkomunikasikan cara menganalisis data Mengkomunikasikan kesimpulan dari hasil penelitian Mencantumkan referensi dengan format yang benar SKOR Bersikap ilmiah Bekerja sama Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan Berpendapat secara ilmiah dan kritis Sopan dalam memberi sanggahan Berani memberi usulan Menghargai pendapat orang lain SKOR (Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009)

4.

at orang l

Keterangan: 1-7 = Nomer dada peserta didik tiap kelompok yang sudah di tentukan

127 Lampiran 5: Rubrik Penilaian Laporan Kerja Ilmiah Siklus I

No 1

Deskriptor Judul Penelitian - Judul penelitian benar dan penulisan benar - Judul penelitian benar tapi penulisan salah - Judul penelitian dan penulisan salah Rumusan Masalah - Rumusan masalah berupa kalimat tanya dan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. - Rumusan masalah berupa kalimat tanya tapi kurang sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. - Rumusan masalah bukan kalimat tanya dan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. Tujuan Penelitian - Tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah dan berupa kalimat pernyataan. - Tujuan penelitian tidak mengacu pada rumusan masalah dan berupa kalimat pernyataan. - Tujuan penelitian tidak mengacu pada rumusan masalah dan bukan kalimat pernyataan. Hipotesis Penelitian - Hipotesis penelitan merupakan jawaban sementara, berupa kalimat pernyataan dan penulisan benar. - Hipotesis penelitan bukan jawaban sementara, berupa kalimat pernyataan dan penulisan benar. - Hipotesis penelitan bukan jawaban sementara dan bukan kalimat pernyataan . Alat dan Bahan - Alat dan bahan yang digunakan sesuai dan lengkap untuk memperoleh data penelitian - Alat dan bahan yang digunakan kurang lengkap untuk memperoleh data penelitian - Tidak ada alat dan bahan penelitian Langkah Kerja - Langkah kerja urut dan sudah sesuai untuk memperoleh data penelitian - Langkah kerja tidak urut dan kurang sesuai untuk memperoleh data penelitian - Tidak ada langkah kerja penelitian Data Hasil Penelitian - Data hasil penelitian sesuai dengan hasil pengamatan - Data hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil pengamatan - Tidak ada data hasil penelitian

Skor 3 2 1

3 2 1

2 1 3 2 1

3 2 1 3 2 1

3 2 1

Analisis Data - Menganalisis data hasil penelitian dengan benar sekaligus memberi kesimpulan sementara. - Menganalisis data hasil penelitian kurang benar dan memberi kesimpulan sementara. - tidak ada analisis data

3 2 1

128
9 Pembahasan - Pembahasan benar , menjelaskan hasil analisis data, disertai teori pendukung. - Pembahasan benar , tidak menjelaskan hasil analisis data, tidak disertai teori pendukung. - Pembahasan kurang benar , tidak menjelaskan hasil analisis data, dan tidak disertai teori pendukung. 3 2 1

10

Kesimpulan Hasil Penelitian - Kesimpulan sesuai dengan tujuan penulisan dan penulisannya benar - Kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian dan penulisan salah - Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan penelitian dan penulisan salah

3 2 1

11

Daftar rujukan - Penulisan daftar rujukan benar. - Penulisan daftar rujukan salah. - Tidak ada daftar rujukan

3 2 1

skor laporan

skor yang diperoleh x 100 Total skor maksimal (33)

129 Lampiran 6: Rubrik Perencanaan Kerja Ilmiah Siklus I

No 1

Deskriptor Penulisan Rumusan masalah ditulis runtut dan berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis kurang runtut dan berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis tidak runtut dan berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis kurang runtut dan tidak berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis tidak runtut dan tidak berupa kalimat tanya Kualitas Rumusan masalah sesuai dengan topik yang diselidiki dan dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah berupa kurang sesuai dengan topik yang diselidiki dan dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah tidak sesuai dengan topik yang diselidiki dan dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah kurang sesuai dengan topik yang diselidiki dan kurang dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah tidak sesuai dengan topik yang diselidiki dan tidak dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri.

Skor 5 4 3 2 1

5 4 3 2 1

3.

Bahasa Rumusan masalah mudah dimengerti dan bahasanya sesuai dengan EYD Rumusan masalah kurang bisa dimengerti dan bahasanya sesuai dengan EYD Rumusan masalah sulit dimengerti dan bahasanya sesuai dengan EYD Rumusan masalah kurang bisa dimengerti dan bahasanya kurang sesuai dengan EYD Rumusan masalah sulit dimengerti dan bahasanya tidak sesuai dengan EYD

5 4 3 2 1

LAMPIRAN-LAMPIRAN

130 Lampiran 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu

: SMA Negeri 10 Malang : Biologi : XI / 2 : 6 x 45 menit

Standart Kompetensi 3.

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada saling temas

Kompetensi Dasar

3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan manusia dan hewan.

I.

Indikator Menyebutkan alat pernapasan pada manusia. Menyebutkan urutan alat-alat pernapasan pada manusia. Menunjukkan urutan alat-alat pernapasan pada manusia. Menyebutkan struktur alat pernafasan pada manusia. Menjelaskan struktur alat pernafasan pada manusia. Menunjukkan struktur alat pernafasan pada manusia. Menyebutkan fungsi alat pernapasan pada manusia. Menjelaskan fungsi alat pernafasan pada manusia. Menunjukkan fungsi alat pernafasan pada manusia. Menunjukkan proses pernapasan pada manusia. Menyebutkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata. Menunjukkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata. Menyebutkan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata. Menjelaskan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata.

131

Mempengaruhi sikap agar alat-alat pernapasan pada manusia tetap sehat. Mengkonfirmasi struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia. Mengusulkan sikap berkaitan dengan struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia. Mengkonfirmasi proses pernafasan pada manusia. Mengusulkan sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar. Mempengaruhi sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar. Mengkonfirmasi alat-alat pernafasan pada hewan vertebrata. Mempengaruhi sikap agar proses pernafasan pada hewan vertebrata tidak terganggu.

II.

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran siswa memiliki keterampilan kerja ilmiah serta mampu: Menyebutkan alat pernapasan pada manusia. Menyebutkan urutan alat-alat pernapasan pada manusia. Menunjukkan urutan alat-alat pernapasan pada manusia. Menyebutkan struktur alat pernafasan pada manusia. Menjelaskan struktur alat pernafasan pada manusia. Menunjukkan struktur alat pernafasan pada manusia. Menyebutkan fungsi alat pernapasan pada manusia. Menjelaskan fungsi alat pernafasan pada manusia. Menunjukkan fungsi alat pernafasan pada manusia. Menunjukkan proses pernapasan pada manusia. Menyebutkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata. Menunjukkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata. Menyebutkan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata. Menjelaskan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata. Mempengaruhi sikap agar alat-alat pernapasan pada manusia tetap sehat. Mengkonfirmasi struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia.

132

Mengusulkan sikap berkaitan dengan struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia. Mengkonfirmasi proses pernafasan pada manusia. Mengusulkan sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar. Mempengaruhi sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar. Mengkonfirmasi alat-alat pernafasan pada hewan vertebrata. Mempengaruhi sikap agar proses pernafasan pada hewan vertebrata tidak terganggu.

III.

Materi Ajar Organ-organ pernafasan pada manusia Struktur dan fungsi organ-organ pernapasan pada manusia Proses pernafasan pada manusia Organ-organ pernafasan pada hewan vertebrata Proses pernafasan pada hewan vertebrata

IV.

Metode Pembelajaran : Siklus I Metode: Kooperatif Model: Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning Langkah langkah Pembelajaran : Siklus I Pertemuan I (2 x 45) : Tahap I. Pendahuluan (8 menit) 1. Guru mengucapkan salam dan mempresensi peserta didik 2. Guru menanyakan kabar peserta didik 3. Guru mengecek kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran

V.

133 4. Guru memotivasi peserta didik dengan menyuruh semua peserta didik untuk berdiri sebelum memulai pembelajaran ibu minta kalian semua untuk berdiri 5. Kemudian hembuskan 6. Guru bertanya apa yang telah kita lakukan bersama-sama barusan? 7. Harapan jawaban peserta didik kita bernafas bu 8. Guru bertanya kembali bagaimanakah udara dapat masuk dan keluar? 9. Guru kemudian melanjutkan dengan berkata untuk mempelajari lebih lanjut hal tersebut maka kita akan mempelajari tentang SISTEM PERNAPASAN 10. Guru menulis materi di papan tulis. 11. Guru menyampaikan tujuan yang akan di capai pada pembelajaran hari ini. 12. Guru menerangkan model pembelajaran yang digunakan yaitu guru menyuruh peserta didik mengambil nafas dan menghembuskan nafas sekarang tarik nafas dalam dalam kemudian

pembelajaran kooperatif model GI dengan pendekatan CTL. 13. Guru memberikan sekilas penjelasan tentang sistem pernapasan Tahap II. Seleksi topik (2 menit) 1. Peserta didik dikelompokkan ke dalam 6 kelompok yang heterogen. 2. Guru memberi instruksi pada ketua kelompok untuk mengambil undian yang berisi subtopik investigasi yang akan dilaksanakan oleh masingmasing kelompok. 3. Masing-masing kelompok mendapatkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berisi prosedur kerja yang akan mereka lakukan. Tahap III. Merencanakan kerjasama (15 menit) 1. Peserta didik membuat rencana investigasi yaitu dengan menentukan rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis berdasarkan subtopik investigasi yang diperoleh. Guru membantu peserta didik dalam merumuskan rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis investigasi. 2. Peserta didik menyiapkan investigasi yang akan dilakukan dan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

134 Tahap IV. Implementasi (50 menit) 1. Peserta didik melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang ada di LKPD. 2. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberi bantuan jika diperlukan. 3. Peserta didik mencatat data hasil pengamatan. Tahap V. Analisis dan sintesis (15 menit) 1. Peserta didik menganalisis data hasil pengamatan. 2. Peserta didik menyusun kesimpulan dari hasil pengamatan. 3. Peserta didik membuat laporan hasil investigasi Pertemuan II (2 x 45) : Tahap VI. Presentasi hasil (90 menit) 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan laporan hasil investigasi selama 15. Sedangkan kelompok lain boleh memberikan tanggapan ataupun pertanyaan. 2. Guru memberikan koreksi dengan memberi pertanyaan yang memancing peserta didik untuk menjawab dengan benar setiap kali satu kelompok maju untuk presentasi 3. Guru melaksanakan refleksi di akhir pembelajaran yang mengarahkan peserta didik kepada konsep-konsep penting dari materi yang telah dibahas. Pertemuan III (2 x 45) : Tahap VII. Evaluasi (90 menit) Guru memberikan ujian akhir yang berupa soal pilihan ganda yang berupa tes hasil belajar kognitif dan tes hasil belajar afektif.

VI.

Deskripsi Materi A. Organ Pernapasan Manusia

Organ pernapasan pada manusia terdiri dari: rongga hidung faring trakea

135 bronkus paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

Gambar 1. Organ Pernapasan Manusia

B. Struktur Organ Pernapasan Manusia Pernapasan pada manusia dilakukan melalui organ respirasi yang terdiri dari rongga hidung, faring, trakea, bronkus dan pulmo. 1. Rongga hidung Rongga hidung merupakan bagian paling atas dari organ pernapasan. Rongga hidung merupakan tempat masuknya udara pernapasan. Permukaan dalam dinding rongga hidung dilapisi selaput lendir, banyak ditumbuhi rambut dan terdapat banyak ujung saraf indra pembau. Lubang hidung terbagi menjadi dua yaitu sebelah kanan dan kiri yang dibatasi oleh sekat hidung. Rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut. Rongga hidung memiliki tiga fungsi utama yaitu menghangatkan udara, melembabkan udara dan menyaring udara. Menyaring udara dimana ditunjukkan kepada benda-benda asing yang tidak berbentuk gas misalnya debu yang akan dihalangi oleh rambut-rambut yang tumbuh kearah luar lubang hidung. Menghangatkan udara yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh dimana di dalam rongga hidung terdapat konka yang banyak mengadung kapiler darah. Melembabkan adalah dimana udara kering yang masuk ke rongga hidung akan menjadi lembah oleh adanya lendir yang terdapat di rongga hidung.

136

Gambar 2. Rongga Hidung

2. Faring Pada bagian belakang rongga hidung terdapat daerah yang disebut faring. Faring merupakan tempat terjadinya persimpangan antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan. Pada faring terdapat klep atau epiglottis yang bertugas mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka epiglotis. Epiglotis selalu dalam keadaan terbuka dan hanya menutup jika ada makanan yang masuk ke kerongkongan. Dibawah faring terdapat pangkjal batang tenggorok yang disebut laring. Laring terdiri dari lempengan-lempengan tulang rawan. Pada laring terdapat celah yang disebut glotis yang akan menuju ke batang tenggorok. Pada laring juga terdapat selaput suara yang akan bergetar jika ada uadara yang melaluinya, misalnya pada saat kita berbicara.

Gambar 3. Faring

137 3. Trakea Trakea merupakan pipa yang dindingnya terdiri dari tiga lapis. Lapis luar terdiri dari jaringan ikat, lapis tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan sedangkan lapis terdalam terdiri dari jaringan epitel bersilia. Lapisan bersilia ini berfungsi untuk menahan debu dan kotoran dalam udara agar tidak masuk ke dalam paru-paru. Jaringan epitel juga menghasilkan banyak lendir yang berfungsi utama untuk menagkap dan mengembalikan benda-benda asing yang akan masuk ke paru-paru bersama udara pernapasan. 4. Paru-paru Paru-paru adalah organ pernapasan yang terletak di dalam rongga dada dan di atas diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru berjumlah sepasang, paru-paru kanan dan paruparu kiri. Paru-paru kiri terdiri dari dua gelambur dan paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir. Paru-paru diselubungi oleh selaput elastis yang disebut pleura. Pleura merupakan selaput tipis rangkap dua. Paru-paru terdiri atas bronkus, bronkiolus dan alveolus. a. Bronkus Bronkus adalah cabang batang tenggorok. Jumlah sepasang yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan otot polos dan cincing tulang rawan serta lapisan jaringan epitel yang cincing tulang rawannya tidak berbentuk lingkar sempurna. Keududukan bronkus sebelah kiri lebih mendatar daripada yang sebelah kanan. b. Bronkiolus Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Salurannya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis. Cincin tulang rawannya semakin tipis dan lingkarannya tidak sempurna. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi saluran yang semakin halus. Sel-sel epitel bersilia menjadi sisik epitel. c. Alveolus Alveolus merupakan saluran akhir dari organ pernapasan yang terdapat di dalam paru-paru yang berupa gelembung-gelembung udara. Dinding alveolus tipis, lembab, setebal selapis sel dan berlekatan erat dengan kapiler

138 darah. Pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dari uadar bebas ke sel-sel darah dan karbondioksida dari udara bebas.

Gambar 4. Paru-paru

C. Proses Penapasan pada Manusia Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang rusuk (intercostalis). a. Pernafasan dada : Otot yang berperan aktif pada pernapasan dada adalah otot antar tulang rusuk luar dan otot antar tulang rusuk dalam. Jika otot antara tulang rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di rongga dada lebih kecil dibanding tekanan uadara di rongga paru-paru. Hal ini menyebabkan paru-paru mengembang sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan udara bebas. Maka akan terjadi aliran udara dari luar ke dalam rongga paru-paru, maka terjadi inspirasi. Sebaliknya bila otot antar tulang rusuk dalam relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar. Tekanan akan mendesak dinding paru-paru sehingga paru-paru ikut mengecil sehingga tekanan udara dalam rongga paru-paru meningkat. Ini menyebabkan udara dalam rongga paruparu terdorong keluar, maka terjadilah ekspirasi.

139 b. Pernafasan perut : Otot yang berperan penting dalam pernapasan perut adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi sehingga posisi diafragma akan mendatar. Posisi ini menyebabkan bertambahnya volunme rongga dada. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di rongga dada mengecil yang diikuti oleh mengembangnya paru-paru serta menurunnya tekanan udara dalam paru-paru. Ini berarti tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibangding tekanan udara diluar. Hal ini menyebabkan terjadinya aliran udara luar ke dalam saluran pernapasan, maka terjadilah isnpirasi. Sebaliknya bila otot diafragma relaksasi dan otot dinding perut berkontraksi maka isi rongga perut akan terdesak kearah diafragma sehingga posisi diafragma akan cekung kearah rongga dada. Ini menyebabkan volume rongga dada mengecil dan tekanan meningkat. Naiknya tekanan udara dalam rongga paru-paru akan menyebabkan isi rongga paru-paru terdorong keluar sehingga terjadilak ekspirasi.

Gambar 5. Pernapasan perut dan pernapasan dada

D. Sistem Pernapasan Pada Hewan Organ pernapasan pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai organ khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh. 1. Organ Pernapasan pada Ikan

140 Organ pernapasan yang digunakan ikan adalah insang. Insang terdapat di sisi kiri dan kanan kepala ikan terletak di dalam rongga insang yang di tutupi oleh operculum. Jumlah insang pada setiap sisi berkisar antara lima hingga tujuh baris yang masing-masing dipisahkan oleh celah insang. Insang pada ikan terdiri dari beberapa bagian yaitu lengkung insang berupa tulang rawan, rigi-rigi insang berada di lengkung insang yang tersusun atas tulang dan berfungsi untuk menyaring air, lembaran insang yang terletak di belakang lengkung insang berwarna merah dan berbenttuk seperti sisir yang di dalamnya mengandung banyak arteri insang. Pada beberapa ikan tertentu, rongga insang mengalami perluasan. Perluasan insang yang berlipat-lipat dan tidak beraturan disebut labirin. Labirin berfungsi untuk tempat menyimpan udara sehingga ikan dapat hidup di air yang kadar oksigennya rendah. Oksigen yang diperlukan untuk respirasi diambil dari oksigen yang larut dalam air. Bagian yang bertugas menyerap oksigen dalam air adalah kapiler darah yang terletak di dalam lembaran insang. Proses pernapasan ikan adalah melalui dua fase yaitu fase pengambilan O2 masuk ke dalam insang (inspirasi) dan fase pelepasan CO2 dan gas-gas lainnya dari inang ke air (ekspirasi). Fase inspirasi diawali dengan membukanya mulut ikan dan air masuk ke dalam rongga mulut, kemudian operculum menutup sehingga air yang sudah disaring oleh gerigi pada lengkung insang akan mengalir ke insang. Fase ekspirasi terjadi pada waktu mulut ikan tertutup, operculum terbuka dan air mengalir melalui celah insang sehingga air akan menyentuh insang dan terjadi pertukaran gas. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2. 2. Organ Pernapasan pada Katak Pada fase larva hingga berumur 20 hari organ pernapasan katak adalah tiga pasang insang luar yang terletak di belakang kepalanya. Insang luar terdiri dari lembaran-lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah. Jika insang luar bergetar, air di sekelilingnya akan bersirkulasi sehingga oksigen yang larut dalam air akan berdifusi ke dalam kapiler darah. Bersamaan dengan pertumbuhan berudu akan terbentuk celah insang dan insang dalam yang dilengkapi dengan tutup insang. Pada metamorphosis katak,

141 berudu akan berubah menjadi katak dewasa. Pada katak dewasa celah insang akan tertutup sehingga katak dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru. Selain dengan paru-paru katak dewasa bernapas dengan kulit. Katak bernapas dengan kulit saat di air. Kulit katak sangat tipis dan basah sehingga memudahkan difusi gas selain itu pada kulit katak juga terdapat pembuluh kapiler. Paru-paru pada katak dewasa berupa dua kantung berdinding tipis dan elastic yang banyak mengandung kapiler darah, serta terletak dalam rongga badan. Paru-paru berhubungan dengan rongga mulut melalui lubang yang disebut glottis. Kedua paru-paru tersebut saling berhubungan dengan bronkus (percabangan paru-paru) pendek. Proses pernapasan katak terdiri dari dua fase yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Kedua fase tersebutr berlangsung dalam keadaan mulut tertutup. Fase inspirasi yaitu fase pengambilan udara yaitu di awali dengan keadaan otot rahang bawah yang mengendur, otot sterno hyoid berkontraksi sehingga rongga mulut membesar kemudian udara masuk ke dalam rongga mulut melalui koane (celah yang menghubungkan mulut dan hidung) menuju ke tenggorokan. Setelah itu otot genio hioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil dan tekanan dalam rongga mulut meningkat, celah faring terbuka sehingga udara masuk ke paruparu. Di dalam paru-paru terjaddi pertukaran gas yaitu oksigen di ikat oleh kapiler dinding paru-paru. Fase ekspirasi di awali dengan berkontraksinya otot sterno hyoid dan otot perut sehingga rongga perut mengecil dan paru-paru tertekan dengan demikian udara dari paru-paaru yang mengandung karbon dioksida keluar melalui koane. 3. Organ Pernapasan pada Reptil Organ pernapasan reptil adalah paru-paru. Paru-paru reptil dikelilingi oleh rongga dada yang dilindungi oleh tulang rususk. Tulang rusuk ini yang merapat dan merenggang secara bergantian. Proses pernapasan reptil terdiri dari fase inspirasi dan fase ekspirasi. Fase inspirasi di awali denan tulang rusuk meregang dan volume rongga dada meningkat sehingga paru-aparu yang kosong akan terisi oleh udara yang banyak mengandung oksigen. Pada fase ekspirasi tulang rusuk

142 akan merapat sehingga udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air akan terdesak keluar paru-paru. 4. Organ Pernapasan pada Burung Organ pernapasan pada burung adalah paru-paru. Paru-paru pada burung di bungkus oleh selaput pleura dan berhubungan dengan pundi-pundi udara (sakus pneumatikus). Paru-paru pada burung tidak memiliki alveoli sehingga sebagai gantinya memiliki pembuluh-pembuluh udara yang disebut parabronki. Saluran udara parabronki bercabang-cabang yaitu berupa pembuluh kapiler udara yang letaknya berdampingan dengan kapiler-kapiler darah. Pada burung terdapat kantung udara (cadangan udara) yang berfungsi sebagai organ pernapasan pada saat terbang, membantu memperbesar ruang siring sehingga memperkeras suara, mengatur berat jenis tubuh dan mengatur suhu tubuh. Kantung udara terdiri dari kantung udara depan (pada bagian leher dan pangkal lengan) dan kantung udara belakang (dada dan perut). Mekanisme pernapasan pada burung terdiri dari dua fase yaitu fase inspirasi dan ekspirasi. Serta pengambilan udara pada burung berbeda pada waktu burung terbang dan pada waktu istirahat. Pada waktu burung terbang tidak mungkin terjadi aktifitas rongga dada karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan tempat pelekatan otot-otot untuk terbang. Akibatnya pernapasannya dilakukan dengan menggunakan cadangan udara didalam kantung udara. Pada waktu burung terbang pengambilan udara adalah sebagai berikut: pada fase inspirasi terjadi pada waktu sayap di angkat, pada saat itu kantung udara yang terletak pada pangkal lengan akan mengembang sehingga udara masuk ke kantung udara perut kemudian udara akan mengalir ke paru-paru dan sebagian masuk ke kantung udara dada sehingga darah dapat mengambil oksigen dari paru-paru. Fase eskpirasi terjadi pada waktu sayap diturunkan, pada saat ini kantung udara pada pangkal lengan mengempis sehingga kantung udara dada mengembang dan mendorong udara keluar. Pada waktu burung istirahat pengambilan udara adalah sebagai berikut: fase isnpirasi terjadi dengan di awali pergerakan tulang rusuk kedepan sehingga rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Hal ini menyebabkan udara masuk ke paru-paru. Sebagian udara yang kaya oksigen akan masuk ke paru-paru

143 dan sebagian yang lain akan masuk ke kantung udara belakang. Udara yang miskin oksigen akan masuk ke kantung udara depan. Fase ekspirasi terjadi saat rongga dada mengecil dan di ikuti mengecilnya paru-paru sehingga udara di dalam kantung udara akan dikeluarkan melalui paru-paru. Oksigen akan diikat oleh darah yang terdapat pada pembuluh-pembuluh kapiler pada pleura

VII.

Sumber belajar Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi I SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis.

VIII.

Penilaian Tes: Tes hasil belajar kognitif dan tes hasil belajar afektif Non tes: Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran guru, lembar

pengamatan keterlaksanaan pembelajaran guru, catatan lapangan, rubrik perencanaan kerja ilmiah, lembar observasi ketrampilan kerja ilmiah, laporan kerja ilmiah dan lembar pengamatan hasil belajar psikomotor

Malang, 19 April 2010

Mengetahui Guru Pamong Guru Praktikan

(Yuanita Novitasari) NIM 206341403536

145 Lampiran 8. Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 1


Tujuan pembelajaran: 1. 2. 3. 4. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan Mendeskripsikan struktur organ-organ pernapasan. Menjelaskan fungsi organ-organ pernapasan Menjelaskan proses pernapasan.

Alat dan Bahan: 1. Papan bedah 2. Alat bedah 3. Kaca pembesar 4. Larutan kloroform 5. Kapas 6. Penyungkup 7. Jarum pentul 8. Ikan

Langkah Kegiatan: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasi sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk

146 mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi: 1. Sebutkan organ-organ pernapasan beserta fungsinya pada hewan yang kalian amati! 2. Bagaimanakah struktur organ-organ pernapasan pada hewan yang kalian amati? Gambar dan beri keterangan! 3. Jelaskan proses pernapasan pada hewan yang kalian amati secara skematis!

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

147

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 2

Tujuan pembelajaran: 1. 2. 3. 4. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan Mendeskripsikan struktur organ-organ pernapasan. Menjelaskan fungsi organ-organ pernapasan Menjelaskan proses pernapasan.

Alat dan Bahan: 1. Papan bedah 2. Alat bedah 3. Kaca pembesar 4. Larutan kloroform 5. Kapas 6. Penyungkup 7. Jarum pentul 8. Katak

Langkah Kegiatan: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasi sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk

148 mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi: 1. Sebutkan organ-organ pernapasan beserta fungsinya pada hewan yang kalian amati! 2. Bagaimanakah struktur organ-organ pernapasan pada hewan yang kalian amati? Gambar dan beri keterangan! 3. Jelaskan proses pernapasan pada hewan yang kalian amati secara skematis!

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

149

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 3


Tujuan pembelajaran: 1. 2. 3. 4. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan Mendeskripsikan struktur organ-organ pernapasan. Menjelaskan fungsi organ-organ pernapasan Menjelaskan proses pernapasan.

Alat dan Bahan: 1. Papan bedah 2. Alat bedah 3. Kaca pembesar 4. Larutan kloroform 5. Kapas 6. Penyungkup 7. Jarum pentul 8. Kadal

Langkah Kegiatan: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasi sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk

150 mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi: 1. Sebutkan organ-organ pernapasan beserta fungsinya pada hewan yang kalian amati! 2. Bagaimanakah struktur organ-organ pernapasan pada hewan yang kalian amati? Gambar dan beri keterangan! 3. Jelaskan proses pernapasan pada hewan yang kalian amati secara skematis!

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

151

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 4


Tujuan pembelajaran: 1. 2. 3. 4. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan Mendeskripsikan struktur organ-organ pernapasan. Menjelaskan fungsi organ-organ pernapasan Menjelaskan proses pernapasan.

Alat dan Bahan: 1. Papan bedah 2. Alat bedah 3. Kaca pembesar 4. Larutan kloroform 5. Kapas 6. Penyungkup 7. Jarum pentul 8. Burung

Langkah Kegiatan: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasi sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk

152 mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi: 1. Sebutkan organ-organ pernapasan beserta fungsinya pada hewan yang kalian amati! 2. Bagaimanakah struktur organ-organ pernapasan pada hewan yang kalian amati? Gambar dan beri keterangan! 3. Jelaskan proses pernapasan pada hewan yang kalian amati secara skematis!

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

153

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 5


Tujuan pembelajaran: 1. 2. 3. 4. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan Mendeskripsikan struktur organ-organ pernapasan. Menjelaskan fungsi organ-organ pernapasan Menjelaskan proses pernapasan.

Alat dan Bahan: 1. Papan bedah 2. Alat bedah 3. Kaca pembesar 4. Larutan kloroform 5. Kapas 6. Penyungkup 7. Jarum pentul 8. Mencit

Langkah Kegiatan: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasi sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk

154 mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi: 1. Sebutkan organ-organ pernapasan beserta fungsinya pada hewan yang kalian amati! 2. Bagaimanakah struktur organ-organ pernapasan pada hewan yang kalian amati? Gambar dan beri keterangan! 3. Jelaskan proses pernapasan pada hewan yang kalian amati secara skematis!

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

155

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 6

Tujuan pembelajaran: 1. 2. 3. 4. Mengidentifikasi organ-organ pernapasan Mendeskripsikan struktur organ-organ pernapasan. Menjelaskan fungsi organ-organ pernapasan Menjelaskan proses pernapasan.

Alat dan Bahan: 1. Papan bedah 2. Alat bedah 3. Kaca pembesar 4. Larutan kloroform 5. Kapas 6. Penyungkup 7. Jarum pentul 8. Gambar-gambar alat-alat pernapasan pada manusia

Langkah Kegiatan: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasi sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk

156 mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi: 1. Sebutkan organ-organ pernapasan beserta fungsinya pada hewan yang kalian amati! 2. Bagaimanakah struktur organ-organ pernapasan pada hewan yang kalian amati? Gambar dan beri keterangan! 3. Jelaskan proses pernapasan pada hewan yang kalian amati secara skematis!

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

157

Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4 Tujuan 1. 2. 3. 4 Langkah kerja:

Cara memperoleh data:

Cara menganalisis:

DATA

158

ANALISIS

SINTESIS

159 Lampiran 9: Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Kognitif Siklus I

No 1

Indikator Menyebutkan alat pernapasan pada manusia.

Ranah C1

Menyebutkan alat pernapasan pada manusia

C1

Menyebutkan alat pernapasan pada manusia.

C1

Soal Urutan organ pernapasan yang benar dari luar ke dalam adalah .... a. Faring trakea hidung bronkus paru-paru b. Hidung trakea faring bronkus paru-paru c. Paru-paru hidung trakea faring bronkus d. Hidung faring trakea bronkus paru-paru e. Hidung bronkus trakea faring paru-paru Perhatikan organ-organ di bawah ini: I. Paru-paru II. Ginjal III. Kulit IV. Jantung V. Insang Yang merupakan organ pernapasan adalah. a. I dan II b. I, II dan III c. I dan V d. I dan IV e. I dan II Perhatikan organ-organ di bawah ini: I. Paru-paru II. Bronkus III. Hidung IV. Alveolus V. Trakea Organ-organ pernapasan akan membentuk suatu system pernapasan yang bekerja bersama-sama dalam menjalankan suatu fungsi yang penting bagi tubuh. Dari organ-organ pernapasan di atas, organ yang paling vital fungsinya bagi tubuh adalah. a. I dan II b. I, II dan III c. I, III dan IV

No Soal 1

Kunci D

22

160
d. e. 2 Menyebutkan urutan alat-alat pernapasan pada manusia. C1 I, IV dan V I, II, III, IV dan V 2 E

Menguraikan urutan alat-alat pernapasan pada manusia.

C3

Organ yang menghubungkan paru-paru dengan trakea adalah. a. Faring b. Trakea c. Hidung d. Laring e. Bronkus Pada saat kita makan, kadang kala kita akan tersedak jika kita makan sambil berbicara. Hal ini karena. a. Makanan akan masuk ke lambung dengan cepat tanpa dicerna terlebih dahulu b. Pada laring terdapat glotis yang berhubungan dengan faring c. Terdapat epiglottis yang akan menutup jika ada makanan yang lewat d. Makanan akan mengganjal di faring sehingga tidak bisa masuk ke lambung e. Udara akan ikut masuk sehingga makanan akan masuk ke glotis

16

161
3 Menyebutkan struktur alat pernafasan pada manusia. C1 Selaput yang membungkus paru-paru adalah. a. Alveolus b. Glotis c. Pleura d. Diafragma e. Bronkiolus Manusia memiliki dua paru-paru yaitu paru-paru kanan dan kiri yang terdiri dari beberapa gelambir. Jumlah gelambir pada paru-paru manusia adalah. a. 2 gelambir paru-paru kanan dan 2 gelamir paru-paru kiri b. 1 gelambir paru-paru kanan dan 3 gelamir paru-paru kiri c. 2 gelambir paru-paru kanan dan 3 gelamir paru-paru kiri d. 3 gelambir paru-paru kanan dan 2 gelamir paru-paru kiri e. 3 gelambir paru-paru kanan dan 3 gelamir paru-paru kiri Perhatikan pernyataan dibawah ini I. Pada dinding alveolus terjadi pertukaran antara gas O2 dan Co2 II. Trakea adalah bagian yang menghubungkan paru-paru dengan bronkus III. Hidung memiliki rambut-rambut halus dan selaput lender IV. Laring merupakan lanjutan dari saluran hidung V. Diafragma adalah selaput yang melapisi paru-paru Dari pernyataan diatas yang benar adalah. a. I dan II b. I dan III c. I, II dan III d. I dan IV e. I dan V Pada saat bernapas sebaiknya dilakukan menggunakan hidung bukan menggunakan mulut. Hal ini disebabkan. a. Udara dapat bercampur dengan makanan sehingga kehilangan banyak oksigen b. Dapat mengakibatkan tersedak c. Di dalam hidung terdapat saraf penciuman sehingga dapat mendeteksi adanya bau pada udara d. Di dalam hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lender yang akan menyaring udara e. Udara yang masuk tidak akan menuju ke lambung 3 C

Menjelaskan struktur alat pernafasan pada manusia.

C2

Menjelaskan struktur alat pernafasan pada manusia.

C2

Menunjukkan struktur alat pernafasan pada manusia.

C3

15

162
Menjelaskan struktur alat pernafasan pada manusia. C2 Paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara kenudian oksigen akan berdifusi kedalam darah. Sehingga paru-paru memiliki kharakteristik. a. Permukaan yang luas b. Permukaan yang elastis c. Kaya akan kapiler darah d. Dilindungi oleh selaput pleura e. Dinding alveolus yang tipis Amandel dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Hal ini karena... a. Amandel merupakan suatu pembengkakan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena menghambat proses difusi oksigen b. Amandel merupakan suatu pembengkakan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena menghambat difusi CO2 c. Amandel merupakan suatu pembengkakan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena menghambat pengembangan dan pengempisan alveolus d. Amandel merupakan suatu pembengkakan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena mempersempit saluran pernapasan e. Amandel merupakan suatu pembengkakan yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan karena menghambat saluran O2 dan CO2 Perhatikan gambar berikut: 18 C

Menunjukkan struktur alat pernafasan pada manusia.

C3

20

Menyebutkan fungsi alat pernafasan pada manusia.

C1

13

Tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida adalah .... a. a b. b c. c d. d e. b dan c

163
Menunjukkan fungsi alat pernafasan pada manusia. C3 Pada saat malam hari kita tidak dianjurkan untuk tidur dibawah pohon, hal ini dikarenakan. a. Banyak karbondioksida yang dihasilkan sehingga kita akan mengalami kesulitan bernapas dan mengganggu fungsi paru-paru b. Banyak oksigen yang dihasilkan sehingga kita akan mengalami kesulitan bernapas dan mengganggu fungsi paru-paru c. Banyak karbondioksida dan oksigen yang dihasilkan sehingga kita akan mengalami kesulitan bernapas dan mengganggu paru-paru d. Banyak gas-gas kimia yang dihasilkan oleh pohon pada saat malam hari sehingga berbahaya bagi system pernapasan kita e. Banyak embun yang akan dihasilkan pada saat malam hari sehingga berbahaya bagi system pernapasan kita Pada percabangan antara faring dan laring terdapat epiglotis yang akan menutup jika ada makanan masuk. Sehingga epiglotis ini memiliki peranan sebagai. a. Katup udara b. Membantu pencernaan c. Katup penutup faring d. Mengatur suara agar nyaring e. Membantu pernapasan Perhatikan gambar di bawah ini 14 A

Menjelaskan fungsi alat pernafasan pada manusia.

C2

19

Menunjukkan fungsi alat pernafasan pada manusia.

C3

24

5
Dari gambar di atas yang ditunjuk dengan angka nomer dua merupakan.. a. Organ yang bergetar jika kita bernapas dan mempunyai fungsi untuk membantu kita bernapas b. Organ yang ikut bergetar jika kita berbicara dan mempunyai fungsi untuk membantu kita berbicara c. Organ yang menutup jika kita menelan makanan dan mempunyai fungsi

164
untuk membantu kita mengatur masuknya makanan Organ yang merupakan pangkal dari saluran pernapasan dan mempunyai fungsi penghubung dengan saluran makanan e. Organ yang merupakan kelanjutan dari trakea yang mempunyai fungsi penghubung antara trakea dengan paru-paru Apabila kamu menghembuskan napas di kaca maka di kaca akan terbentuk titik-titik air. Hal ini karena. a. Dari proses pernapasan akan dihasilkan CO2 b. Dari proses pernapasan akan membutuhkan O2 c. Dari proses pernapasan akan dihasilkan H2O d. Dari proses pernapasan akan membutuhkan C6H12O6 e. Dari proses pernapasan akan dihasilkan CuSO4 Pada larva katak didapati organ pernapasan yang berbeda dengan katak yang sudah dewasa. Organ pernapasan pada katak dewasa adalah. a. Kulit b. Paru-paru c. Insang d. Trakea e. Paru-paru buku Cara pernapasan burung pada saat terbang berbeda dengan pada saat bururng istirahat. Pada saat istirahat burung bernapas dengan menggunakan. a. Siring b. Insang c. Kantung udara d. Trakea e. Paru-paru Seekor hewan berkulit licin bersisik, hidup di air dan bernapas dengan insang yang berlembar-lembar. Hewan tersebut dapat dipastikan adalah . a. Katak b. Ikan c. Kadal d. Larva katak e. Burung Alat pernapasan pada katak dewasa adalah paru-paru dan kulit. Kulit katak bisa digunakan untuk bernapas hal ini dikarenakan. a. Kulit katak licin dan selalu basah d.

Menunjukkan proses pernapasan pada manusia.

C3

21

Menyebutkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata.

C1

Menyebutkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata.

C1

Menyebutkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata.

C1

Menunjukkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan

C3

11

165
vertebrata. b. Kulit katak tidak bersisik c. Kulit katak tidak berpembuluh darah d. Kulit katak mengandung kapiler darah e. Kulit katak mengandung banyak pembuluh kapiler Ikan lele dapat hidup di air berlumpur yang kadar oksigennya rendah. Hal ini karena. a. Ikan lele tidak memiliki operculum sehingga insangnya dapat menyimpan banyak udara yang terdapat di dalam air. b. Ikan lele insangnya terdiri dari banyak lembaran sehingga dapat mengambil banyak oksigen yang terdapat dalam air c. Ikan lele memiliki operculum yang dapat membuka dan menutup untuk jalan masuknya air yang mengandung udara d. Ikan lele mempunyai struktur khas berupa labiri sehingga dapat menyimpan banyak udara yang terdapat di dalam air e. Ikan lele memiliki labirin yang akan memperluas permukaan insang sehingga dapat mengambil banyak oksigen Jika kita mengamati dan membandingkan antara ikan dengan marmut. Maka di dapatkan kenyataan bahwa.. a. Alat pernapasan ikan lebih maju dibandingkan marmut b. Alat pernapasan marmut lebih maju dibandingkanikan c. Marmut merupakan bentuk perkembangan lebih lanjut dari ikan d. Alat pernapasan ikan dan marmut sama-sama telah maju e. Ikan merupakan bentuk terdahulu dari marmot Pada system respirasi burung terdapat kantung udara. Pada waktu burung menarik napas, udara mengalir melalui. a. Hidung trakea paru-paru kantung udara b. Hidung trakea kantung udara paru-paru c. Hidung kantung udara trakea paru-paru d. Hidung kantung udara paru-paru trakea e. Hidung paru-paru trakea kantung udara Pada burung ada perbedaan cara pernapasan yaitu saat terbang dan saat istirahat. Pengambilan O2 oleh paru-paru berlangsung pada saat .. a. Inspirasi pada saat terbang b. Inspirasi pada saat terbang dan istirahat c. Inspirasi pada saat istirahat

Menunjukkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata.

C3

17

Menunjukkan perbedaan alat-alat pernafasan hewan vertebrata.

C3

23

Menyebutkan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata .

C1

10

Menyebutkan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata .

C1

12

166
d. Ekspirasi pada saat terbang e. Ekspirasi pada saat istirahat Di dalam tubuh burung di dapati suatu bentukan yang tidak didapati pada hewan-hewan lain. Bentukan yang dimaksud ini berfungsi untuk. a. Alat pernapasan pada saat terbang b. Tempat menyimpan makanan sementara c. Alat untuk membantu burung terbang d. Alat pernapasan pada saat istirahat e. Tempat menyimpan sari-sari makanan

Menjelaskan perbedaan proses pernapasan pada hewan vertebrata .

C2

25

167 Lampiran 10: Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Afektif Siklus I

No 1

Indikator Mengusulkan sikap agar alat-alat pernapasan pada manusia tetap sehat

Ranah A3

Mempercayai struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia.

A1

A3 Mengusulkan sikap

Soal Untuk menjaga kesehatan organ pernapasan kita dapat dilakukan dengan tidak melakukan kebiasaan buruk seperti merokok, yang dapat memicu rusaknya organ pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Merokok tidak akan merusak organ pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Selaput pleura yang membungkus paru-paru merupakan organ penting bagi sistem pernapasan manusia karena tanpa selaput pleura paru-paru akan menempel pada organ-organ yang lain. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Tanpa selaput pleura maka paru-paru tidak akan mengganggu sistem pernapasan. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Jika seseorang mempunyai amandel, maka dianjurkan untuk tidak melakukan

No Soal 27

Kunci A

28

11

168
berkaitan dengan struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia. operasi selama amandel tersebut tidak mengganggu jalan masukknya udara. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Amandel harus segera di operasi karena dapat mengganggu kesehatan system pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Saat kita makan tidak di anjurkan untuk sambil berbicara karena dapat membahayakan keselamatan kita jika masuk ke sistem pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Makan sambil berbincang-bincang dengan keluarga di meja makan tidak akan membahayakan diri kita a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Jika kita flue seringkali kita bernapas dengan menggunakan mulut hal ini tidak baik bagi kesehatan karena udara yang masuk tidak mengalami penyaringan terlebih dahulu a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Saat mengambil napas kita diperbolehkan menggunakan hidung ataupun

12

18

19

23

Mengkonfirmasi sikap berkaitan dengan struktur dan fungsi alat pernapasan pada manusia.

A2

24

169
mulut karena akan sama saja udara tetap akan masuk ke tubuh kita. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Mekanisme pernapasan bukan hanya memasukkan oksigen dan mengelurakan karbondioksida akan tetapi ada partikel-partikel lain yang ikut dimasukkan dan dikeluarkan selain oksigen dan karbondioksida. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Jika kita bernapas, kita hanya menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida saja. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Pada saat kita memberikan napas buatan pada orang yang baru saja tenggelam lebih baik dilakukan melalui mulut karena udara yang masuk akan lebih cepat sampai ke paru-paru. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Cara memberi napas buatan yang benar adalah menutup hidung dan memberi bantuan napas melalui hidung a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

Mempercayai pernafasan manusia.

proses pada

A1

Mengkonfirmasi proses pernafasan pada manusia.

A2

170
Seorang penyanyi lebih sering bernapas dengan menggunakan pernapasan perut karena dengan menggunakan pernapasan perut maka akan lebih dapat menahan napas dengan panjang. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Dengan menggunakan pernapasan dada maka napas kita akan lebih tahan lama saat kita menyanyi. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Ventilasi udara merupakan bagian terpenting dalam sebuah rumah karena dengan ventilasi udara yang cukup maka udara di dalam rumah dapat terus berganti a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Dalam merancang suatu bangunan rumah hendaknya tidak di anjurkan dengan vetilasi udara yang terlalu banyak a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Pembakaran sampah tidaklah berbahaya bagi kesehatan pernapasan karena asap hasil pembakaran tersebut akan naik ke udara serta akan terbawa angin sehingga udara di sekitar akan tetap bersih a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju 9 A

10

Mengusulkan pernafasan manusia.

proses pada

A3

13

14

15

171
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kita tidak di anjurkan membakar sampah karena akan mencemari udara a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Jika udara lingkungan di sekitar tempat tinggal kita telah tercemar hal ini tidak akan menjadi masalah bagi kesehatan pernapasan kita jika kita sudah terbiasa dengan udara yang tercemar tersebut a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Udara yang tercemar akan mengganggu kesehatan pernapasan bahkan bisa menyebabkan suatu penyakit. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Saat kita mengendarai sepeda motor banyak terdapat asap kendaraan bermotor namun kita tidak perlu menggunakan masker hidung untuk menyaring udara yang penuh asap tersebut. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Di perkotaan kita dianjurkan untuk menggunakan masker hidung karena udara di perkotaan penuh dengan debu dan gas-gas buangan kendaraan bermotor a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju

16

Mengkonfirmasi sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar

A2

19

20

Mengusulkan sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar A3

21

22

172
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Agar lingkungan memiliki udaranya yang bersih dan sehat bagi sistem pernapasan maka kita di anjurkan melakukan penghijauan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kegiatan penghijauan hanya di anjurkan dilakukan dikawasan hutan saja a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Agar mekanisme pernapasan kita lebih baik salah satu cara yang bisa dilakukan adalah kita melakukan latihan pernapasan pada malam hari a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya yang dilakukan secara berulang-ulang di pagi hari akan membuat pernapasan kita tetap sehat a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Dengan melakukan jogging pada siang hari maka kita bisa melatih keteraturan pernapasan kita agar lebih baik a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

25

26

Mengkonfirmasi sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar

A2

29

30

Mengusulkan sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar

31

A3

173
Joging lebih baik dilakukan pada pagi hari pada saat udara masih segar a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Di lingkungan dekat industri agar tetap memiliki udara yang bersih maka industri-industri harus memiliki cerobong-cerobong asap yang sesuai dengan kelayakan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Cerobong asap industri kecil yang tidak terlalu tinggi dan tidak memiliki system penyaringan tidak menjadi masalah a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Dalam tempat umum yang banyak di kunjungi orang seharusnya memiliki ventilisasi yang cukup sehingga tidak mengganggu system pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Ventilasi di bus tidak perlu di buka walaupun orang di dalam bus sangat penuh a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Bangun pagi, membuka jendela dan menghirup udara pagi dapat mengganggu

32

33

34

37

38

174
kesehatan system pernapasan kita a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kita harus selalu bangun pagi dan membuka jendela karena udara yang masih segar dapat kita hirup a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Membuat peraturan tentang kelayakan tinggi dan struktur cerobong asap suatu pabrik dapat menjaga udara disekitar kita tetap bersih sehingga tidak berpengaruh pada pernapasan kita a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Cerobong-cerobong asap tidak harus sesuai dengan kelayakan tinggi dan struktur cerobong asap pabrik a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Menjauhkan kawasan industry dengan kawasan penduduk merupakan salah satu cara agar kesehatan pernapasan kita tidak terganggu a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kawasan industri seharusnya dekat denga kawasan penduduk agar lebih

Mempengaruhi sikap agar proses pernapasan pada manusia berjalan lancar

39

A4

40

43

44

45

175
mudah terjangkau a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kita harus selalu menjaga kesehatan pernapasan kita yaitu dengan menjaga pola hidup kita dan kesehatan lingkungan tempat tinggal kita a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Menjaga kesehatan pernapasan kita tidak harus dilakukan dengan menjaga pola hidup kita misalnya dengan tidak melakukan hal-hal yang menggangu system pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

46

49

50

Mempercayai alat-alat pernafasan pada hewan vertebrata.

A1

Pada katak dewasa seandainya kulitnya ditutupi oleh sisik yang berbahan tanduk seperti kulit kadal maka sistem pernapasan katak tidak akan terganggu karena katak masih bisa bernapas dengan paru-paru. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

176
Tanpa kulitnya yang tipis dan berair maka sistem pernapasan katak akan terganggu karena katak selain bernapas dengan paru-paru juga bernapas dengan kulit. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kita sebaiknya tidak membuang sampah di sungai karena dapat membahayakan hewan-hewan yang ada d sungai seperti ikan sehingga mengganggu system pernapasannya a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Membuang sampah di sungai sudah menjadi kebiasaan masyarakat sehingga hal ini tidak akan mennggangg ekositem yang ada di sungai a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Mengganti air kolam tiap seminggu dua kali dapat mengganggu pernapasan ikan di dalam kolam a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kolam ikan seharusnya diganti minimal dua kali seminggu a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 4 A

Mengusulkan sikap agar proses pernafasan pada hewan vertebrata tidak terganggu.

A3

35

36

Mengkonfirmasi sikap agar proses pernafasan pada hewan vertebrata tidak terganggu.

A2

41

42

177
Mempengaruhi sikap agar proses pernafasan pada hewan vertebrata tidak terganggu. A4 Menjaga hutan tetap asri dan hijau berarti juga ikut menjaga keberlangsungan kesehatan pernapasan hewan-hewan yang ada di hutan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Menjaga hutan tetap asri adalah demi kepentingan manusia sendiri a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 47 A

48

178 Lampiran 11: Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik Siklus I LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR PESERTA DIDIK SIKLUS I

Hari/tanggal Pengamat Siklus kePokok bahasan Indikator

: : : : : Melakukan pembedah terhadap vertebrata Menunjukkan organ-organ pernapasan pada vertebrata

Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
Kelompok I No 1 Elemen yang dinilai 1 Pengamatan dilakukan dengan aman menggunakan seluruh indera yang sesuai 2 Alat dan bahan yang sesuai digunakan untuk melakukan pengamatan 3 Menggunakan jas laboratorium pada saat pengamatan 4 Alat dan bahan yang cocok telah dipilih untuk mengumpulkan data 5 Keterampilan menggunakan peralatan dan bahan dalam mengumpulkan data 6 Peralatan digunakan secara benar dan aman 7 Peralatan dan bahan dikembalikan dengan baik Jumlah Skor 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Kelompok II Kelompok III

179 Lanjutan Lampiran 11 Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik Siklus I

LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR PESERTA DIDIK SIKLUS I Hari/tanggal Pengamat Siklus kePokok bahasan Indikator : : : : : Melakukan pembedah terhadap vertebrata Menunjukkan organ-organ pernapasan pada vertebrata

Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
Kelompok IV No 1 Elemen yang dinilai 1 Pengamatan dilakukan dengan aman menggunakan seluruh indera yang sesuai 2 Alat dan bahan yang sesuai digunakan untuk melakukan pengamatan 3 Menggunakan jas laboratorium pada saat pengamatan 4 Alat dan bahan yang cocok telah dipilih untuk mengumpulkan data 5 Keterampilan menggunakan peralatan dan bahan dalam mengumpulkan data 6 Peralatan digunakan secara benar dan aman 7 Peralatan dan bahan dikembalikan dengan baik Jumlah Skor 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Kelompok V Kelompok VI

180 Lampiran 12: Pembagian Kelompok Siklus I

Kelompok I 1. 2. 3. 4. 5. 6. Aris Setyowati Deni Hafiidh K Dian Agustin Dimas Mahendra Roudhotus Sadiah Vani Maulina

Kelompok V 1. 2. 3. 4. 5. 6. Analis Himma F Anindya Rizki Dara Talita Dhian Zhafarina RickoArdya P Yussi Oktarisa

Kelompok II 1. 2. 3. 4. 5. 6. Afrida Maratus Christina Setyaningrum Dwi Handayani Dwi Kurnia Risky Hendrata Windhiansyah Lazuardi

Kelompok VI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bramatyo Widi S Dwi Pratiwi Friskilla Galuh Larasati Eka Rizal Hariansah Yuri Hutomo Yusfina

Kelompok III 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bayu Alvian Chandra Sina P Erfin Ramadana P Maya Errianan Y Priscilla Andriana E Romauli Elizabeth Viajeng Purnama P

Kelompok IV 1. 2. 3. 4. 5. 6. Alfredo Septatrisna P. H Iska Rochmalia Kenia Bella Pipit Pujiati Wirangga Lusvianca Yohanes Tommy M. R

180 Lampiran 13: Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus I

Observer I Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer II Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer III Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer IV Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer V Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = 100 % = 100% 100 % = 88% 100 % = 88% 100 % = 88% 100 % = 88%

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

Rata-rata ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran oleh guru adalah = Rata-rata ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran oleh guru adalah = = 90%

182 Lampiran 14: Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus I


Kelompok I No Dada 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 Rata-rata 1 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Aktivitas Siswa 3 4 100 0 100 100 100 0 100 0 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 100 0 100 100 100 0 100 100 100 0 100 100 100 0 100 100 100 100 100 0 100 100 100 0 100 0 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 100 100 100 0 100 0 100 100 100 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 100 0 100 55 5 50 75 50 50 75 75 75 75 75 75 75 75 75 50 75 50 75 50 75 75 50 75 75 50 75 75 75 50 50 75 75 75 75 75 75 75 50 50 67 6 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Ratarata 75 96 75 75 96 96 96 79 96 79 96 79 96 75 96 75 96 92 79 96 75 79 96 92 96 79 96 92 75 79 96 79 96 96 96 96 75 75 85 Ket T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 38

II

III

IV

VI

Rata-rata nilai kelas = 85 Prosentase tingkat ketuntasan = 100% Ket= 1. Menentukan sub topik 2. Merencanakan penyelidikan 3. Implementasi 4. Analisis Sintesis 5. Presentasi hasil 6. Evaluasi

183 Lampiran 15. Catatan Lapangan Siklus I Catatan Lapangan

Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan

: Senin/10 Mei 2010, Jumat/14 Mei 2010, Senin/17 Mei : Sururul Ain :I : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pada saat menyusun investigasi banyak siswa yang semangat dan berdiskusi dalam kelompok namun tidak sedikit juga siswa yang kurang konsentrasi dan kurang ikut andil dalam kelompoknya. c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Windhiansyah Lazuardi d. Siswa yang selalu aktif Erfin Ramadana, Dwi Kurnia P e. Siswa yang selalu pasif Iska Rochmalia, Larasati Eka D, Maya Erriana Y

Malang 17 Mei 2010

(Sururul Ain)

184 Catatan Lapangan Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan : Senin/10 Mei 2010, Jumat/14 Mei 2010, Senin/17 Mei : Marta Christina :I : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pada saat perencanaan investigasi banyak siswa yang ramai sendiri ketika perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi tentang rumusan masalah, tujuan dan hipotesisnya dan pada saat implementasi banyak siswa yang kebingungan dan tidak bekerja dalam kelompoknya c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Windhiansyah Lazuardi d. Siswa yang selalu aktif Analis Himma. Bayu Alvian e. Siswa yang selalu pasif Iska Rochmalia, Larasati Eka D, Maya Erriana Y

Malang 2010

17 Mei

(Marta Christina)

185 Catatan Lapangan Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan : Senin/10 Mei 2010, Jumat/14 Mei 2010, Senin/17 Mei : Santi Amalia Rizki :I : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pada saat presentasi banyak siswa yang memperhatikan dan pada saat diberi waktu untuk bertanya dan berpendapat, banyak siswa yang bertanya dan berpendapat. Namun ada juga yang masih sibuk dengan kesibukannya masing-masing misalnya memainkan handphone. c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Windhiansyah Lazuardi d. Siswa yang selalu aktif Analis Himma. Yohanes Tommy, Ricko Ardya P e. Siswa yang selalu pasif Iska Rochmalia, Larasati Eka D, Maya Erriana Y

Malang 17 Mei 2010

(Santi Amalia R)

186 Catatan Lapangan

Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan

: Senin/10 Mei 2010, Jumat/14 Mei 2010, Senin/17 Mei : Sulistio Ningsih :I : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pada saat perencanaan investigasi banyak siswa yang ramai sendiri ketika perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi tentang rumusan masalah, tujuan dan hipotesisnya dan pada saat presentasi kelas semuanya aktif bertanya dan berpendapat c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Windhiansyah Lazuardi d. Siswa yang selalu aktif Roudhotus Sadiah, Priscilla Andriana, Dara e. Siswa yang selalu pasif Iska Rochmalia, Larasati Eka D, Maya Erriana Y

Malang 17 Mei 2010

(Sulistio Ningsih)

187 Catatan Lapangan

Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan

: Senin/10 Mei 2010, Jumat/14 Mei 2010, Senin/17 Mei : Dra. Sri Ledjariati :I : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pembelajaran berjalan dengan baik, banyak siswa yang aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran, namun terkadang ada siswa yang berdiskusi di luar materi pembelajaran. Pada saat praktikum karena banyaknya anggota kelompok maka banyak anggota kelompok yang pasif dan hanya mengandalkan temannya saja untuk bekerja. Pada saat presentasi guru sudah mengontrol jalannya presentasi dengan menjadi moderator dan memancingmancing jawaban siswa yang kurang tepat sehingga siswa menganalisis kembali jawabannya. c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Windhiansyah Lazuardi d. Siswa yang selalu aktif Analis Himma. Bayu Alvian, Yohanes Tommy, Roudhotus Sadiah, Priscilla Andriana, Ricko Ardya P e. Siswa yang selalu pasif -

Malang 17 Mei 2010

(Dra. Sri Ledjariati)

188 Lampiran 16: Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh guru Siklus II LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH GURU Hari / Tanggal Pengamat Siklus kePokok Bahasan : : : :

Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
No 1 Tahap I Menentukan sub topic Tahap 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indicator Membuka proses belajar mengajar Menjelaskan tujuan pembelajaran Menjelaskan kegiatan pembelajarn model GI berbasi CTL Membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok Menentukan topik untuk setiap kelompok Mempersilakan siswa merencanakan kerjasama dengan mebuat rumusan masalah, tujuan dan hipotesis. Membantu siswa bekerja sama secara kooperatif Mengamati siswa dalam melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat Meminta siswa mengamati, mencari pemecahan dan berdiskusi Membantu memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa Memeriksa laporan yang dibuat masing-masing kelompok Memberikan komentar atas laporan yang telah dibuat Memfasilitatori kegiatan presentasi di kelas Membantu siswa dalam membahas hasil investigasi sebagai nara sumber Memberikan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran Melakukan evaluasi Menutup proses belajar-mengajar Penilaian Ya Tidak

Tahap II Merencanakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas Tahap III Implementasi

7. 8. 9. 10.

Tahap IV Menyajikan laporan / presentasi kelompok

11. 12. 13. 14. 15.

Tahap V 16. Evaluasi 17. (Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009)

Malang. .2010 Observer

(..)

189 Lampiran 17: Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH PESERTA DIDIK Hari/tanggal Pengamat Siklus kePokok bahasan : : : :

Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
Tahap 1 Aktivitas keterampilan kooperatis 1 Menetukan sub topik dan pembentukan kelompok Deskriptor: a. Menanggapi penjelasan guru b. Menyumbang gagasan atau ide tentang sub topic c. Memperhatikan pendapat anggota kelompok d. Ikut berdiskudi tentang pengorganisasian kelompok e. Duduk dalam kelompok yang sudah ditentukan dengan cepat f. Memperhatikan aturan main dalam pembelajarn GI berbasis CTL g. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami h. Antusias dengan pembelajaran GI berbasis CTL Merencanakan penyelidikan Deskriptor a. Ide penyelidik sesuai dengan sub topic yang diangkat b. Mampu menjelaskan ide mereka kepada anggota kelompok c. Mendengarkan penjelasan ide dari anggota kelompok d. Berbagi tugas dengansesama anggota kelompok Implementasi / melaksnakan rencana penyelidikan Deskriptor: a. Melaksanakan penyelidikan sesuai dengan rencana b. Mengumpulkan informasi/mengambil data dengantepat dan lengkap c. Mendiskusikan hasil penyelidikan dengan sesame anggota Kelompok I 2 3 4 5 1 Kelompok II 2 3 4 5 1 Kelompok III 2 3 4 5 1 Kelompok IV 2 3 4 5

II

III

190
kelompok d. Mengevaluasi hasil penyelidikan dengan anggota kelompok Analisis dan sintesis Deskriptor: Aktif dalam menganalisis dan mensintesis hasil penyelidikan Mempresentasikan laporan hasil penyelidikan Deskriptor: a. Melakukan presentasi laporan hasil penyelidikan b. Ikut berpartisipasi pada saat presentasi c. Memberikan tanggapan atas pengamatan dari kelompok lain d. Menanggapi hasil presentasi kelompok lain Evaluasi Deskriptor: Mengikuti evaluasi terhadap hasil penyelidikan

IV

VI

Keterangan: 1-5 = Nomer dada peserta didik pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan

191 Lanjutan Lampiran 17: Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II

LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH PESERTA DIDIK Hari/tanggal Pengamat Siklus kePokok bahasan : : : :

Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
Tahap 1 Aktivitas keterampilan kooperatis 1 Menetukan sub topik dan pembentukan kelompok Deskriptor: a. Menanggapi penjelasan guru b. Menyumbang gagasan atau ide tentang sub topic c. Memperhatikan pendapat anggota kelompok d. Ikut berdiskudi tentang pengorganisasian kelompok e. Duduk dlam kelompok yang sudah ditentukan dengan cepat f. Memperhatikan aturan main dalam pembelajarn GI berbasis CTL g. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami h. Antusias dg pembelajaran GI berbasis CTL Merencanakan penyelidikan Deskriptor a. Ide penyelidik sesuai dengan sub topic yang diangkat b. Mampu menjelaskan ide mereka kepada anggota kelompok c. Mendengarkan penjelasan ide dari anggota kelompok d. Berbagi tugas dengansesama anggota kelompok Implementasi / melaksnakan rencana penyelidikan Deskriptor: a. Melaksanakan penyelidikan sesuai dengan rencana b. Mengumpulkan informasi/mengambil data dengantepat dan lengkap Kelompok V 2 3 4 5 1 Kelompok VI 2 3 4 5 1 KelompokVII 2 3 4 KelompokVIII 1 2 3 4

II

III

192
Mendiskusikan hasil penyelidikan dengan sesame anggota kelompok d. Mengevaluasi hasil penyelidikan dengan anggota kelompok Analisis dan sintesis Deskriptor: Aktif dalam menganalisis dan mensintesis hasil penyelidikan Mempresentasikan laporan hasil penyelidikan Deskriptor: a. Melakukan presentasi laporan hasil penyelidikan b. Ikut berpartisipasi pada saat presentasi c. Memberikan tanggapan atas pengamatan dari kelompok lain d. Menanggapi hasil presentasi kelompok lain Evaluasi Deskriptor: Mengikuti evaluasi terhadap hasil penyelidikan (Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009) c.

IV

VI

Keterangan: 1-5 = Nomer dada peserta didik pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan

193 Lampiran 18: Format Catatan Lapangan Siklus II CATATAN LAPANGAN Hari/tanggal Kelas/semester Pertemuan keObserver : : : :

Petunjuk Mohon lembar ini di isi dengan hal-hal yang belum terekam dalam lembar observasi a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ... ................................ c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik d. Siswa yang selalu aktif e. Siswa yang selalu pasif
(Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009)

Malang,................... Observer

194

Lampiran 19: Lembar Observasi Ketrampilan Kerja Ilmiah Siklus II LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN KERJA ILMIAH Topik Kelompok Nama Observer Hari/ Tanggal : : : :

Petunjuk Berilah tanda cek () pada pernyataan yang sesuai dengan hasil observasi.
No . 1. Indikator dan Deskriptor Kelompok I 1 2 3 4 5 1 Kelompok II 2 3 4 5 1 Kelompok III 2 3 4 5 1 Kelompok IV 2 3 4 5

Merencanakan penyelidikan ilmiah Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penyelidikan Merumuskan tujuan penelitian Menyusun hipotesis penelitian Menentukan langkah kerja Menetapkan cara memperoleh data yang sesuai Menetapkan cara menganalisis data SKOR 2. Melaksanakan penyelidikan ilmiah Menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian Menerapkan prosedur kerja Mengambil data dengan benar Menganalisis data Menyimpulkan hasil penelitian SKOR 3. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah Mengkomunikasikan masalah penelitian secara jelas dalam laporan Mengkomunikasikan langkah-langkah kerja

195

4.

Menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan Mengkomunikasikan cara menganalisis data Mengkomunikasikan kesimpulan dari hasil penelitian Mencantumkan referensi dengan format yang benar SKOR Bersikap ilmiah Bekerja sama Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan Berpendapat secara ilmiah dan kritis Sopan dalam memberi sanggahan Berani memberi usulan Menghargai pendapat orang lain SKOR

dapat orang l

Keterangan: 1-5 = Nomer dada peserta didik pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan

196

Lanjutan Lampiran 19: Lembar Observasi Ketrampilan Kerja Ilmiah Siklus II

LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN KERJA ILMIAH Topik Kelompok Nama Observer Hari/ Tanggal : : : :

Petunjuk Berilah tanda cek () pada pernyataan yang sesuai dengan hasil observasi.
No . 1. Indikator dan Deskriptor Kelompok V 1 2 3 4 5 1 Kelompok VI 2 3 4 5 1 Kelompok VII 2 3 4 KelompokVIII 1 2 3 4

Merencanakan penyelidikan ilmiah Mengidentifikasi masalah untuk dijadikan penyelidikan Merumuskan tujuan penelitian Menyusun hipotesis penelitian Menentukan langkah kerja Menetapkan cara memperoleh data yang sesuai Menetapkan cara menganalisis data SKOR 2. Melaksanakan penyelidikan ilmiah Menyiapkan peralatan yang sesuai dalam penelitian Menerapkan prosedur kerja Mengambil data dengan benar Menganalisis data Menyimpulkan hasil penelitian SKOR 3. Mengkomunikasikan hasil penyelidikan ilmiah Mengkomunikasikan masalah penelitian secara jelas dalam laporan

197

4.

Mengkomunikasikan langkah-langkah kerja Menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan Mengkomunikasikan cara menganalisis data Mengkomunikasikan kesimpulan dari hasil penelitian Mencantumkan referensi dengan format yang benar SKOR Bersikap ilmiah Bekerja sama Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan Berpendapat secara ilmiah dan kritis Sopan dalam memberi sanggahan Berani memberi usulan Menghargai pendapat orang lain SKOR (Sumber: diadaptasi dari Jiniari, 2009)

dapat orang l

Keterangan: 1-5 = Nomer dada peserta didik pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan

198 Lampiran 20. Rubrik Penilaian Laporan Kerja Ilmiah Siklus II

No 1

Deskriptor Judul Penelitian - Judul penelitian benar dan penulisan benar - Judul penelitian benar tapi penulisan salah - Judul penelitian dan penulisan salah Rumusan Masalah - Rumusan masalah berupa kalimat tanya dan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. - Rumusan masalah berupa kalimat tanya tapi kurang sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. - Rumusan masalah bukan kalimat tanya dan sesuai dengan permasalahan yang diselidiki. Tujuan Penelitian - Tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah dan berupa kalimat pernyataan. - Tujuan penelitian tidak mengacu pada rumusan masalah dan berupa kalimat pernyataan. - Tujuan penelitian tidak mengacu pada rumusan masalah dan bukan kalimat pernyataan. Hipotesis Penelitian - Hipotesis penelitan merupakan jawaban sementara, berupa kalimat pernyataan dan penulisan benar. - Hipotesis penelitan bukan jawaban sementara, berupa kalimat pernyataan dan penulisan benar. - Hipotesis penelitan bukan jawaban sementara dan bukan kalimat pernyataan . Alat dan Bahan - Alat dan bahan yang digunakan sesuai dan lengkap untuk memperoleh data penelitian - Alat dan bahan yang digunakan kurang lengkap untuk memperoleh data penelitian - Tidak ada alat dan bahan penelitian Langkah Kerja - Langkah kerja urut dan sudah sesuai untuk memperoleh data penelitian - Langkah kerja tidak urut dan kurang sesuai untuk memperoleh data penelitian - Tidak ada langkah kerja penelitian Data Hasil Penelitian - Data hasil penelitian sesuai dengan hasil pengamatan - Data hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil pengamatan - Tidak ada data hasil penelitian

Skor 3 2 1

3 2 1

2 1 3 2 1

3 2 1 3 2 1

3 2 1

Analisis Data - Menganalisis data hasil penelitian dengan benar sekaligus memberi kesimpulan sementara. - Menganalisis data hasil penelitian kurang benar dan memberi kesimpulan sementara. - tidak ada analisis data

3 2 1

199
9 Pembahasan - Pembahasan benar , menjelaskan hasil analisis data, disertai teori pendukung. - Pembahasan benar , tidak menjelaskan hasil analisis data, tidak disertai teori pendukung. - Pembahasan kurang benar , tidak menjelaskan hasil analisis data, dan tidak disertai teori pendukung. 3 2 1

10

Kesimpulan Hasil Penelitian - Kesimpulan sesuai dengan tujuan penulisan dan penulisannya benar - Kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian dan penulisan salah - Kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan penelitian dan penulisan salah

3 2 1

11

Daftar rujukan - Penulisan daftar rujukan benar. - Penulisan daftar rujukan salah. - Tidak ada daftar rujukan

3 2 1

skor laporan

skor yang diperoleh x 100 Total skor maksimal (33)

200 Lampiran 21. Rubrik Perencanaan Kerja Ilmiah Siklus II

No 1

Deskriptor Penulisan Rumusan masalah ditulis runtut dan berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis kurang runtut dan berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis tidak runtut dan berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis kurang runtut dan tidak berupa kalimat tanya Rumusan masalah ditulis tidak runtut dan tidak berupa kalimat tanya Kualitas Rumusan masalah sesuai dengan topik yang diselidiki dan dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah berupa kurang sesuai dengan topik yang diselidiki dan dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah tidak sesuai dengan topik yang diselidiki dan dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah kurang sesuai dengan topik yang diselidiki dan kurang dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Rumusan masalah tidak sesuai dengan topik yang diselidiki dan tidak dilengkapi dengan analisis pemikiran sendiri. Bahasa Rumusan masalah mudah dimengerti dan bahasanya sesuai dengan EYD Rumusan masalah kurang bisa dimengerti dan bahasanya sesuai dengan EYD Rumusan masalah sulit dimengerti dan bahasanya sesuai dengan EYD Rumusan masalah kurang bisa dimengerti dan bahasanya kurang sesuai dengan EYD Rumusan masalah sulit dimengerti dan bahasanya tidak sesuai dengan EYD

Skor 5 4 3 2 1

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

3.

201 Lampiran 22: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu

: SMA Negeri 10 Malang : Biologi : XI / 2 : 4 x 45 menit

Standart Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada saling temas Kompetensi Dasar : 3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan manusia dan hewan. I. Indikator Menyebutkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia. Menjelaskan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia. Menunjukkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia. Membedakan macam-macam volume pernapasan pada manusia. Menyebutkan volume pernapasan pada manusia. Menghitung volume pernapasan pada manusia. Meyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan . Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan. Menyebutkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok. Menunjukkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok. Menjelaskan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan. Menunjukkan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan .

202 Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan yang ditimbulkan akibat rokok. Menyebutkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia . Menjelaskan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia . Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan. Mengusulkan sikap agar memiliki volume pernapasan pada manusia yang normal. Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat volume pernapasan dalam keadaan normal. Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan pada manusia. Mengusulkan sikap agar irama pernapasan pada manusia berlangsung normal. Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat irama pernapasan pada manusia berlangsung normal. Menkonfirmasi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan. Mengusulkan agar menyikapi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan. Mempengaruhi agar menghindari rokok yang membahayakan kesehatan sistem pernapasan. Mengkonfirmasi kandungan TAR dan nikotin yang berbahaya. Mempengaruhi sikap agar memiliki pola hidup yang sehat agar terhindar dari gangguan/kelainan pada sistem pernapasan. II. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran siswa memiliki keterampilan kerja ilmiah serta mampu: Menyebutkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia. Menjelaskan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia.

203 Menunjukkan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia. Membedakan macam-macam volume pernapasan pada manusia. Menyebutkan volume pernapasan pada manusia. Menghitung volume pernapasan pada manusia. Meyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan . Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan. Menyebutkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok. Menunjukkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok. Menjelaskan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan. Menunjukkan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan . Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan yang ditimbulkan akibat rokok. Menyebutkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia . Menjelaskan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia . Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi volume pernapasan. Mengusulkan sikap agar memiliki volume pernapasan pada manusia yang normal. Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat volume pernapasan dalam keadaan normal. Mengkonfirmasi faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan pada manusia. Mengusulkan sikap agar irama pernapasan pada manusia berlangsung normal. Mempengaruhi agar melakukan kegiatan yang membuat irama pernapasan pada manusia berlangsung normal. Menkonfirmasi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan.

204 Mengusulkan agar menyikapi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan. Mempengaruhi agar menghindari rokok yang membahayakan kesehatan sistem pernapasan. Mengkonfirmasi kandungan TAR dan nikotin yang berbahaya. Mempengaruhi sikap agar memiliki pola hidup yang sehat agar terhindar dari gangguan/kelainan pada sistem pernapasan. III. Materi Ajar Siklus II Volume pernapasan pada manusia Macam-macam volume pernapasan pada manusia Irama pernapasan pada manusia Faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan pada manusia. Gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia berkaitan dengan pola hidup sehari-hari. Bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan

IV.

Metode Pembelajaran : Siklus II Metode: Pembelajaran Kooperatif Model: Group Investigation berbasis Contextual Teaching and Learning Langkah langkah Pembelajaran : Siklus II Pertemuan I (2 x 45) : Tahap I. Pendahuluan (8 menit) 1. Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa 2. Guru menanyakan kabar siswa 3. Guru mengecek kesiapan siswa mengikuti pembelajaran

V.

205 4. Guru memotivasi siswa dengan bertanya apakah terdapat perbedaan kecepatan bernapas orang ketika sedang istirahat dengan orang setelah berlari-lari? 5. Harapan jawaban siswa beda bu 6. Guru bertanya kembali kira-kira apakah perbedaannya? 7. Harapan jawaban siswa orang yang sedang istirahat napasnya lebih pelan dan teratur sedangkan orang setelah berlari lari napasnya lebih cepat dan tidak teratur 8. Guru kemudian melanjutkan dengan berkata untuk mempelajari lebih lanjut hal tersebut maka kita akan mempelajari tentang VOLUME DAN IRAMA PERNAPASAN 9. Guru menulis materi di papan tulis. 10. Guru menyampaikan tujuan yang akan di capai pada pembelajaran hari ini. 11. Guru menerangkan model pembelajaran yang digunakan yaitu

pembelajaran kooperatif model GI dengan pendekatan CTL. 12. Guru memberikan sekilas penjelasan tentang system pernapasan Tahap II. Seleksi topik (2 menit) 1. Siswa dikelompokkan ke dalam 6 kelompok yang heterogen. 2. Guru memberi instruksi pada ketua kelompok untuk mengambil undian yang berisi subtopik investigasi yang akan dilaksanakan oleh masingmasing kelompok. 3. Masing-masing kelompok mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi prosedur kerja yang akan mereka lakukan. Tahap III. Merencanakan kerjasama (15 menit) 1. Siswa membuat rencana investigasi yaitu dengan menentukan rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis berdasarkan subtopik investigasi yang diperoleh. Guru membantu siswa dalam merumuskan rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis investigasi. 2. Siswa menyiapkan investigasi yang akan dilakukan dan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Tahap IV. Implementasi (50 menit) 1. Siswa melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang ada di LKS.

206 2. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberi bantuan jika diperlukan. 3. Siswa mencatat data hasil pengamatan. Tahap V. Analisis dan sintesis (15 menit) 1. Siswa menganalisis data hasil pengamatan. 2. Siswa menyusun kesimpulan dari hasil pengamatan. 3. Siswa membuat laporan hasil investigasi 4. Siswa menyiapkan presentasi hasil investigasi untuk didiskusikan di kelas. 5. Guru melaksanakan refleksi di akhir pembelajaran yang mengarahkan siswa kepada pemahaman materi yang telah diperoleh. Pertemuan II (2 x 45) : Tahap VI. Presentasi hasil (90 menit) 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan laporan hasil investigasi selama 10 menit dimana ada kelompok yang menjadi penyaji dan pembanding. Sedangkan kelompok lain yang tidak menjadi penyaji dan pembanding bisa memberikan tanggapan ataupun pertanyaan. 2. Guru memberikan arahan dan koreksi dari jawaban siswa. Pertemuan III (2 x 45) : Tahap VII. Evaluasi (90 menit) Guru memberikan ujian akhir yang berupa soal pilihan ganda yang berupa tes hasil belajar kognitif dan tes hasil belajar afektif.

VI.

Deskripsi Materi A. Volume dan Kapasitas Paru-Paru Volume udara pernapasan pada setiap orang berbeda-beda tergantung pada ukuran paru-paru, kekuatan bernapas dan cara bernapas. Pada orang dewasa volume paru-paru berkisar antara 5-6 liter yang terdiri dari: volume tidal yaitu volume udara hasil isnpirasi atau ekspirasi pada setiap kali bernapas normal, sebanyak kira-kira 500 mililiter pada rata-rata orang dewasa. volume cadangan isnpirasi yaitu volume udara ekstra yang dapat di inspirasi setelah volume tidal, biasanya mencapai 3000 mililiter.

207 volume cadangan ekspirasi yaitu jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal sebanyak kira-kira 1100 mililiter. volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat kira-kira sebanyak 1200 mililiter. Dalam proses bernapas terkadang diperlukan penyatuan dua atau lebih jenis-jenis volume udara. Kombinasi dari jenis-jenis volume itu disebut kapasitas paru-paru. Beberapa jenis kapasitas paru-paru sebagai berikut: Kapasitas inspirasi Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah dengan volume cadangan inspirasi. Kapasitas inspirasi merupakan jumlah udara yang dapat di hirup oleh seseorang mulai inspirasi atau ekspirasi normal dan mengembangkan paru-parunya sampai jumlahnya maksimum (kira-kira 3500 mililiter) Kapasitas residu fungsional Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah dengan volume residu. Besarnya kapasitas residu fungsional adalah udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 mililiter) Kapasitas Vital Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Kapasitas vital ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter)

Kapasitas paru-paru total Kapasitas paru-paru total adalah volume maksimum dimana paru-paru dapat dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa (kira-kira 5800 mililiter) atau sama dengan kapasitas vital ditambah dengan volume residu.

208

Gambar 1. Volume Paru-paru

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Akan tetapi, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = 500 cc). Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan. Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang

209 dimakan. Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian. Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan ekspirasi. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat.

B. Frekuensi Pernapasan Frekuensi pernapasan adalah intensitas memasukkan atau mengeluarkan udara per menit. Pada umumnya intensitas pernapasan pada manusia berkisar antara 15 - 18 kali. Cepat lambatnya manusia melakukan pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut: umur

bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat. Karena pada usia lanjut energy yang dibutuhkan lebih sedikit disbanding pada usia pertumbuhan sehingga oksigen yang diperlukan lebih sedikit. jenis kelamin

pada umumnya laki-laki banyak membutuhkan energy oleh karena itu laki-laki memerlukan oksigen yang lebih banyak dibanding wanita. suhu tubuh

makin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolisme sehingga diperlukan peningkatan pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. posisi tubuh

posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat berdiri, otot akan berkontraksi sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih

210 banyak dan laju pernapasan pun akan meningkat disbanding pada saat orang duduk. Kegiatan tubuh

Orang yang giat melakukan aktifitas memerlukan lebih banyak energi dibanding orang yang santai atau tidur. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut tubuh perlu lebih banyak oksigen untuk pernapasan seluler dan tubuh lebih banyak memproduksi pernapasannya. zat sisa sehingga tubuh perlu meningkatkan frekuensi

C. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel.komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Zat ini bersifat karsinogenik dan mampu memicu kanker paru-paru. Nikotin adalah zat aditif yang mempengaruhi saraf dan peredaran darah. Karbonmonoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah dan membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Asap yang dihembuskan para perokok dapat di bagi atas asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Terdapat 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping. Misalnya karbon monoksida, 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama , benzopiren 3 kali, dan ammonia 50 kali. Bahan bahan ini dapat bertahan di ruangan berjam jam lamanya. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan paru-paru. Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul perubahan fungsi paru-paru. Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis, dan asma. Merokok

211 menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru. Hubungan tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Dibandingkan dengan bukan seorang perokok, kemungkinan timbulnya kenker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.

D. Gangguan pada Sistem Pernapasan Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem pernapasan. Faktor tersebut anatar lain karena adanya kelainan sistem saluran pernapasan dan karena infeksi kuman. 1. Kelainan pada Saluran Pernapasan Kelainan pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pernapasan antara lain sebagai berikut: a. Pembengkakan Kelenjar Limfa Disepanjang saluran pernapasan antara rongga hidung dan tekak terdapat beberapa kelenjar limfa yang cukup besar seperti amandel, polip dan adenoid. Karena suatu hal maka kelenjar itu dapat mengalami pembengkakan sehingga terjadilah penyempitan saluran pernapasan dari rongga hidung hingga tekak. Akibatnya pengambilan napas akan terganggu b. Penyempitan Saluran Pernapasan Ganguan dapat terjadi karena bronkitis dan asma. Bronkitis adalah peradangan pada trakea, bronkus maupun bronkiolus. Peradangan terjadi karena permukaan dalam yang tertutup selaput lendir akibatnya saluran pernapasan akan menyempit sehingga pengangkutan udara ke dan dari alveolus akan mengalami gangguan. Asma adalah penyempitan saluran pernapasan yang terjadi karena otot polos penyusun diding berkontraksi terus menerus yang mengakibatkan pelebaran saluran pernapasan terganggu. c. Renitis, Sinusitis dan Pleuritis Renitis adalah peradangan pada rongga hidung. Sinusitis adalah peradangan pada sebelah atas rongga hidung. Pleuritis yaitu pembengkakan yang terjadi pada selaput pembungkus pleura. 2. Gangguan pada Dinding Alveolus

212 Bila terjadi gangguan pada alveolus maka akan terjadi gangguan proses difusi oksigen dan karbondioksida. Gangguan pada dinding alveolus yang dapat terjadi antara lain karena pneumonia dan tuberkulosis. Pneumonia disebabkan infeksibakteri Diplococcus pneumonia. Yang mana ruangan alveolus terisi oleh cairan limfa. Tuberkulosis adalah tumbuhnya bintil-bintil kecil pada dinding alveolus karena infeksi Mycobacterium tuberculosis.

VII.

Sumber belajar Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. Aryulina, Diah, dkk. 2007. Biologi I SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis.

VIII.

Penilaian Tes: Tes hasil belajar kognitif dan tes hasil belajar afektif Non tes: Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran guru, lembar

pengamatan keterlaksanaan pembelajaran guru, catatan lapangan, rubric perencanaan kerja ilmiah, lembar observasi ketrampilan kerja ilmiah, laporan kerja ilmiah dan lembar pengamatan hasil belajar psikomotor

Malang, 19 April 2010

Mengetahui Guru Pamong Guru Praktikan

(Yuanita Novitasari) NIM 206341403536

213 Lampiran 23: Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 1


Tujuan: 1. 2. Mengukur volume pernapasan Membedakan macam-macam volume pernapasan.

Alat dan Bahan: Spirometer

Langkah Kerja: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasiu sesuai dengan indicator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi: 1. Apa yang dimaksud dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi? mana yang disebut volume tidal dan volume cadangan ekspirasi?

214 2. Apa yang dimaksud dengan kapasitas vital dan volume cadangan inspirasi? mana yang disebut kapasitas vital dan volume cadangan inspirasi? 3. Mengapa volume paru-paru setiap orang beraneka-ragam? 4. Mengapa terdapat volume paru-paru yang dibawah normal? Dapatkah volume paru-paru yang dibawah normal tersebut di usahakan menjadi normal?

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

215

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 2

Tujuan: 1. 2. Menentukan irama pernapasan Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi irama pernapasan

Alat dan Bahan: Stetoskop

Langkah Kerja: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasiu sesuai dengan indicator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi 1. Apa perbedaan irama pernapasan pada saat istirahat dan setelah melakukan aktifitas? 2. Mengapa terjadi bias terjadi penurunan dan kenaikan irama pernapasan? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi irama pernapasan?

216

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

217

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 3

Tujuan: 1. 2. 3. Mengidentifikasi kandungan yang terdapat pada rokok Menjelaskan bahaya rokok terhadap system pernapasan Mengidentifikasi gangguan/ kelainan pada sistem pernapasan yang ditimbulkan akibat rokok

Alat dan Bahan: 1. Rokok yang belum pernah dinyalakan 2. Rokok yang sebelumnya telah dinyalakan

Langkah Kerja: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasiu sesuai dengan indicator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

218 Bahan Diskusi: 1. Apa perbedaan dari kedua rokok yang telah disediakan? 2. Apa saja kandungan yang terdapat pada rokok? 3. Bagaimana mekanisme asap rokok masuk ke paru-paru manusia? 4. Berdasarkan kandungannya, bagaimana pengaruh rokok terhadap system pernapasan manusia?

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: A. Judul B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis penelitian E. Data F. Analisis Data G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka

219

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Sistem Pernapasan Tipe 4

Tujuan: 1. 2. Mengidentifikasi gangguan/ kelainan pada sistem pernapasan. Menjelaskan penyebab dari timbulnya gangguan/ kelainan pada sistem pernapasan 3. Menjelaskan bahaya gangguan/ kelainan pada sistem pernapasan terhadap tubuh manusia

Alat dan Bahan: Gambar-gambar macam-macam penyakit pada sistem pernapasan

Langkah Kerja: 1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing dan memilih topik yang akan dipelajari (seleksi topik) 2. Masing-masing kelompok membuat rancangan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu menentukan rumusan masalah, menentukan dan langkah-langkah investigasiu sesuai dengan indicator/tujuan pembelajaran. 3. Siswa melakukan kegiatan penyelidikan (investigasi) sesuai dengan rancangan yang telah dibuat 4. Siswa melakukan analisis dan sistesis data dengan membuat laporan dari hasil kegiatan belajar yang telah dilakukan serta mempersiapkan untuk mempresentasikan. Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan 5. Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan di depan kelas 6. Setelah mempresentasikan, laporan dikumpulkan pada guru.

Bahan Diskusi:

220 1. Apa saja macam gangguan/kelainan pada system pernapasan? 2. Apa yang menyebabkan timbulnya ganggua/kelainan pada system pernapasan? 3. Bahaya gangguan/kelainan system pernapasan bagi tubuh kita?

Pengembangan Masalah: Setelah kalian melakukan pengamatan dan diskusi, buatlah suatu laporan, yaitu berupa laporan hasil investigasi dan mempersiapkan presentasi di depan kelas. Format laporan: J. Judul

K. Rumusan Masalah L. Tujuan M. Hipotesis penelitian N. Data O. Analisis Data P. Pembahasan Q. Kesimpulan R. Daftar Pustaka

221

Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4 Tujuan 1. 2. 3. 4 Langkah kerja:

Cara memperoleh data:

Cara menganalisis:

222 DATA

ANALISIS

223 SINTESIS

224 Lampiran 24: Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Kognitif Siklus II

No 1

Indikator Menyebutkan perbedaan macammacam volume pernapasan pada manusia.

Ranah C1

Menyebutkan perbedaan macammacam volume pernapasan pada manusia. C2

C1

Menjelaskan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia.

Menyebutkan perbedaan macammacam volume pernapasan pada manusia.

C1

Soal Setelah kita menghembuskan napas secara nomal kita masih dapat menghembuskan napas dengan ekspirasi kuat. Udara yang masih bisa dihembuskan dengan kuat ini disebut. a. Volume residu b. Volume tidal c. Volume cadangan inspirasi d. Volume paru-paru total e. Volume cadangan ekspirasi Meskipun kamu menghembuskan nafas kuat-kuat, udara di dalam paru-paru masih tetap ada. Volume udara ini disebut .... a. Volume cadangan ekspirasi b. Kapasitas vital c. Kapasitas total d. Volume residu e. Volume vital Dalam proses bernapas kadang diperlukan penyatuan dua atau lebih volume pernapasan. Kapasitas inspirasi adalah gabungan antara.. a. Volume tidal; dengan volume residu b. Volume cadangan ekspirasi dengan volume cadangan ekspirasi c. Volume tidal dengan volume cadangan ekspirasi d. Volume tidal dengan volume cadangan inspirasi e. Volume tidal, volume residu dan volume cadangan inspirasi Perhatikan pernyataan di bawah ini I. Volume tidal II. Volume cadangan inspirasi III. Volume residu IV. Volume vital V. Volume total Yang termasuk volume udara pernapasan pada manusia adalah a. I dan IV

No Soal 1

Kunci E

225
b. I dan V c. II dan IV d. III dan V e. II dan III Kapasitas paru-paru total kira-kira sebesar 5800 mL. yang dimaksud dengan kapasitas paru-paru total adalah. a. Jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang mulai dari inspirasi atau ekspirasi normal sampai mengembangkan paru-parunya dengan maksimum b. Udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal c. Jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya. d. Volume udara yang masih ada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. e. Volume maksimum dimana paru-paru dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa. Jika volume tidal 500 mL, volume cadangan inspirasi 1500 mL, volume cadangan ekspirasi 1500 mL, dan volume residu 1500 mL, kapasitas vital paru-parunya adalah .... a. 3000 mL b. 4500 mL c. 3500 mL d. 4000 mL e. 5000 Ml Seorang atlet renang dapat bertahan cukup lama di dalam air selama berenang. Hal ini menunjukkan bahwa atlet tersebut memiliki . . . . a. volume tidal yang sangat besar b. udara residu paru-paru yang sangat besar c. kapasitas vital paru-paru besar d. udara cadangan paru-paru besar e. kapasitas inspirasi besar Perhatikan gambar di bawah ini

Menjelaskan perbedaan macam-macam volume pernapasan pada manusia.

C2

Menguraikan perbedaan macammacam volume pernapasan pada manusia.

C4

14

Menunjukkan perbedaan macammacam volume pernapasan pada manusia.

C3

21

Menyebutkan perbedaan macammacam volume pernapasan pada manusia.

C1

23

226

1500

00 500
1500

00
1000

Menyebutkan volume pernapasan pada manusia.

C1

Menguraikan volume pernapasan pada manusia.

C4

Menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi volume

C1

00 Dari gambar diagram di atas kapasitas vital paru-paru adalah.. a. 2000 cc b. 1500 cc c. 2500 cc d. 3000 cc e. 3500 cc Jika kita bernapas secara normal, volume udara yang di keluarkan atau yang dihirup pada setiap kali bernapas adalah dinamakan volume udara tidal. Volume udara tidal pada orang dewasa adalah.. a. 1000 mL b. 500 mL c. 1200 mL d. 3000 mL e. 2300 mL Volume darah orang dewasa kurang lebih 5 liter. Setiap 100 ml darah arteri pada tekanan 100 mmHg mengandung 19 ml oksigen, sedangkan setiap 100 ml darah vena pada tekanan 40 mmHg masih mengandung 12 ml oksigen. Berdasarkan kemampuan di atas, berarti setiap kali beredar darah orang dewasa mampu menghantarkan oksigen ke jaringan atau sel-sel sebanyak . . . . a. 250 ml b. 350 ml c. 500 ml d. 600 ml e. 750 ml Perhatikan hal-hal dibawah ini I. ukuran alat pernapasan II. kemampuan bernapas

22

10

227
pernapasan. III. kebiasaan bernapas IV. ukuran tubuh V. jumlah oksigen Dari pernyataan di atas yang merupakan factor pengaruh besarnya volume udara pernapasan adalah. a. I, II dan III b. I dan IV c. I dan V d. II dan IV e. III , IV dan V Perhatikan pernyataan di bawah ini I. Atlet angkat besi II. Pekerja kantor III. Kuli bangunan IV. Pemimpin perusahaan V. Sopir Dari profesi-profesi di atas yang membutuhkan oksigen lebih banyak adalah. a. I dan II b. I dan III c. I dan IV d. I dan V e. I, II dan III Perhatikan pernyataan dibawah ini I. Suhu tubuh II. Aktifitas III. Umur Cepat lambatnya pernapasan pada manusia dipengaruhi faktor-faktor diatas. Diantara ketiga faKtor diatas yang menyebabkan semakin lambatnya frekuensi pernapasan jika tingkat faktornya semakin bertambah adalah a. I b. II c. III d. I dan II e. I, II dan III Perhatikan pernyataan di bawah ini

Menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi volume pernapasan.

C1

19

Menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi irama pernapasan.

C1

Menjelaskan faktor-

C2

228
faktor yang mempengaruhi irama pernapasan. Bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin lambat. II. Bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin cepat. III. Jika suhu tubuh turun maka tubuh akan meningkatkan metabolism sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat. IV. Jika suhu tubuh turun maka tubuh akan menurunkan metabolism sehingga kebutuhan oksigen akan berkurang. V. Pada saat berdiri, otot akan berkontraksi sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak Dari pernyataan di atas yang merupakan pernyataan yang benar tentang factor penentu frekuensi pernapasan adalah. a. I dan II b. I dan III c. I dan IV d. I, II dan III e. II dan V Seorang siswa disuruh oleh gurunya untuk mengetahui kemampuan bernapas anggota keluarganya di rumah. Data yang diperolehnya adalah sebagai berikut : Kakek : kemampuan bernapas/ menit 12 15 Nenek : kemampuan bernapas/ menit 13 16 Ayah : kemampuan bernapas/ menit 14 17 Ibu : kemampuan bernapas/ menit 14 18 Kakak : kemampuan bernapas/ menit 15 18 Adik : kemampuan bernapas/ menit 20 24 Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa a. Semakin banyak usia seseorang maka semakin lambat frekuensi pernapasan dan laki-laki lebih cepat frekuensi pernapasannya dibanding perempuan b. Semakin banyak usia seseorang maka semakin cepat frekuensi pernapasan dan laki-laki lebih cepat frekuensi pernapasannya dibanding perempuan makin banyak usia seseorang maka semakin lambat frekuensi pernapasan dan laki-laki lebih lambat frekuensi pernapasannya dibanding perempuan c. Semakin banyak usia seseorang maka semakin lambat frekuensi pernapasan dan semakin banyak aktifitas yang dilakukan maka semakin I. 12 C

Menguraikan faktorfaktor yang mempengaruhi irama pernapasan.

C4

20

229
lambat frekuensi pernapasannya Semakin banyak usia seseorang maka semakin cepat frekuensi pernapasan dan semakin banyak aktifitas yang dilakukan maka semakin lambat frekuensi pernapasannya Dibawah ini merupakan bahan-bahan penyusun rokok I. Tar II. Nikotin III. Benzopiren IV. Fenol V. Kadmium. Dari bahan-bahan di atas yang bias menempel di paru-paru dan bersifat karsinogenik adalah..... a. I b. I dan II c. I dan III d. I dan IV e. V Setelah seseorang merokok andrenalin serta frekuensi denyut jantung akan meningkat. Hal ini disebakan karena.. a. Dalam rokok mengandung suatu zat yang akan menempel di paru-paru berupa TAR b. Rokok terbuat dari tembakau yang kemudian di hisap c. Rokok mengandung nikotin yang masuk ke paru-paru d. Dalam rokok mengandung senyawa kimia berbahaya yaitu fenol e. Dalam rokok mengandung senyawa kimia yang seharusnya tidak boleh masuk ke tubuh yaitu bensol Asap yang dihasilkan oleh asap rokok itu ada dua. Asap sebenarnya yaitu asap dari tembakau yang tidak berbahaya dan asap. a. Asap sampingan dari kertas pembungkus tembakau yang tidak berbahaya b. Asap sampingan yang mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya c. Asap sampingan yang dihembuskan lagi oleh perokok yang tidak berbahaya d. Asap sampingan yang mengandung bahan-bahan kimia yang tidak berbahaya e. Asap sampingan yang dihembuskan lagi oleh perokok yang berbahaya Beberapa orang yang berada dalam ruangan tertutup dan tidak ada ventilasi d.

Menyebutkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok.

C1

13

16

Menunjukkan kandungan TAR dan nikotin yang terdapat pada rokok.

C3

Menjelaskan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan.

C2

11

Menunjukkan bahaya

C3

15

230
rokok terhadap sistem pernapasan. sama sekali lama kelamaan dapat meninggal dunia, hal ini dikarenakan. . . . a. Banyak di hasilkan CO2 dan O2 dalam ruangan b. Paru-paru orang tersebut menghirup CO2 c. Hb darah orang tersebut mengikat CO2 dan O2 d. Hb dalam darah orang tersebut lebih banyak mengikat CO2 daripada O2 e. Hb dalam darah orang tersebut lebih banyak membawa CO2 daripada O2 Jika kita berada pada ruangan yang penuh dengan asap rokok sebaiknya kita keluar dari ruangan itu. Hal ini dikarenakan kita termasuk kedalam perokok pasif. Perokok pasif lebih membahayakan kesehatan hal itu karena. a. Asap rokok mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya jika terhirup baik perokok pasif maupun perokok aktif b. Perokok pasif lebih sensitif terhadap asap rokok c. Asap rokok yang terdapat bebas di udara mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya di banding asap rokok yang di hirup oleh perokok aktif d. Perokok aktif merokok dengan menghembuskan asap yang mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya e. Perokok pasif tidak merokok Rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru. Hal ini dikarenakan. a. Rokok mengandung TAR yang bersifat karsinogenik yang akan merangsang pertumbuhan sel menjadi sangat cepat b. Rokok mengandung TAR yang akan menempel di paru-paru sehingga menyebabkan paru-paru rusak c. Rokok mengandung nikotin yang menyebabkan denyut jantung semakin cepat d. Rokok mengandung nikotin yang jika dihirup menyebabkan ketagihan e. Rokok mengandung zat-zat kimia yang berbahaya yang tidak seharusnya masuk kedalam tubuh Perhatikan macam-macam penyakit dibawah ini: I. Amandel II. Asma III. Pneumonia IV. Polip V. Bronkitis Yang merupakan penyakit akibat pembengkakan kelenjar limfa yaitu.. a. I dan II b. I dan III

Menunjukkan bahaya rokok terhadap sistem pernapasan.

C3

24

Menunjukkan gangguan/ kelainan pada sistem pernapasan yang ditimbulkan akibat rokok.

C3

18

Menyebutkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia.

C1

231
c. I dan IV d. I dan V e. I, II, dan III Pada penderita asma terjadi kesulitan bernapas karena . . . . a. terjadi radang pada trakea b. adanya penyempitan bronkus c. kejang otot antartulang rusuk d. kekejangan otot polos batang tenggorok e. penyempitan rongga alveolus Amandel bisa berbahaya bagi kesehatan pernapasan kita namun dapat juga tidak berbahaya. Hal ini karena.. a. Amandel juga merupakan bagian dari organ pernapasan yang tidak mengganggu proses pernapasan b. Amandel adalah suatu pembengkakan kelenjar limfa yang alamiterjadi pada manusia asalkan besarnya tidak sampai menghalangi jalan masuknya udara c. Amandel adalah pembengkakan kelenjar limfa yang harus segera dihilangkan dengan jalan operasi d. Amandel dapat pula berperan untuk melancarkan masuknya udara dari luar e. Amandel adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya dan harus segera di tangani secara intensif Bakteri bisa menyebabkan suatu penyakit pada system pernapasan yaitu pneumonia. Hal ini disebabkan karena. a. b. c. d. e. Bakteri akan menyerang trakea sehingga menyebabkan trakea terganggu fungsinya Bakteri akan menyerang rongga hidung sehingga terjadi peradangan Bakteri yang bersamaan dengan terisinya ruang alveolus oleh cairan limfa sehingga terjadi peradangan Bakteri menyebabkan peradangan sehingga ruang alveolus terisi oleh cairan limfa Bakteri menyebabkan peradangan pada bronkus sehingga menyebabkan paru-paru terganggu fungsinya

Menjelaskan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia.

C2

17 B

Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia.

C3

25

Menunjukkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan manusia.

C3

232 Lampiran 25: Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar Afektif Siklus II

No 1

Indikator Mempercayai faktorfaktor yang mempengaruhi volume pernapasan

Ranah A1

Mengkonfirmasi agar melakukan kegiatan yang membuat volume pernapasan dalam keadaan normal.

Soal Seorang perempuan akan membutuhkan banyak oksigen dibandingkan lakilaki karena perempuan memiliki banyak jaringan adipose di tubuhnya a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Seorang laki-laki akan lebih banyak membutuhkan banyak oksigen karena lebih banyak aktifitas yang dilakukan laki-laki dibanding perempuan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Seseorang yang banyak aktifitasnya akan menyebab pengaruh jelek bagi sistem pernapasan kita karena tubuh akan lebih banyak membutuhkan oksigen a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Orang yang melakukan banyak aktifitas menyebabkan tubuh membutuhkan banyak oksigen akan tetapi tidak mengakibatkan pengaruh buruk bagi kesehatan sistem pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Membiasakan lebih banyak memakan sayur-sayuran dibandingkan daging

No Soal 3

Kunci E

21

22

33

233
dapat membuat volume pernapasan yang di butuhkan akan semakin besar Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Makan daging akan membuat volume udara yang dibuthkan akan semakin besar a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Menghirup dan menghembuskan udara secara cepat akan melatih paru-paru kita sehingga membuat volume paru-paru bertambah besar a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Paru-paru tidak akan bertambah volumenya hanya dengan kita melatih dengan menghirup dan menghembuskan udara secara cepat a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Orang yang sudah tua frekuensi napasnya lebih lambat sedangkan seorang yang masih remaja napasnya lebih cepat dan teratur karena energi yang dibutuhkan lebih banyak pada seseorang yang dalam masa pertumbuhan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju Orang yang sudah tua maupun orang yang masih remaja napasnya akan teratur karena energi yang dibutuhkan sama baik pada orang tua maupun

A2

34

Mempengaruhi sikap agar melakukan kegiatan yang membuat volume pernapasan dalam keadaan normal.

43

A4

44

2.

Mempercayai faktorfaktor yang mempengaruhi irama pernapasan pada manusia.

A1

234
a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. Mengkonfirmasi sikap agar irama pernapasan pada manusia berlangsung normal. A2 a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. masih remaja. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Semakin cepat frekuensi pernapasan seseorang maka kesehatan pernapasannya akan semakin baik Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Frekuensi pernapasan yang berirama dan teratur merupakan pertanda bahwa kesehatan pernapasan kita semakin baik Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Membiasakan memakan daging akan menyebabkan frekuensi pernapasan kita semakin baik dan terartur Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Memakan makanan yang banyak mengandung serat akan menyebabkan frekuensi pernapasan kita akan teratur Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Untuk tetap menstabilkan frekuensi pernapasan saat nantinya beranjak tua dapat dilakukan dengan senam pernapasan dan jogging di pagi hari

10

17

18

19

235
Mengusulkan sikap agar irama pernapasan pada manusia berlangsung A3 a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. Mengkonfirmasi agar melakukan kegiatan yang membuat irama pernapasan pada manusia berlangsung normal. A2 a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. A2 a. b. c. d. e. a. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Joging di pagi hari dapat menyebabkan frekuensi pernapasan kita tidak stabil saat kita tua nanti Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Lari-lari kecil di pagi hari dapat melatih paru-paru kita agar frekuensi pernapasan kita tetap dalam keadaan normal Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Lari-lari kecil di pagi hari akan membuaat frekuensi pernapasan kita semakin tidak stabil Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Bangun pagi dan lari-lari kecil disekitar rumah merupakan upaya untuk menjaga frekuensi pernapasan agar tetap berjalan normal Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Bangun pagi dan lari-lari kecil dapat mengakibatkan frekuensi pernapasan kita terganggu Sangat setuju

20

31

32

39

Mengusulkan kegiatan yang membuat irama pernapasan pada manusia berlangsung normal.

40

236
b. c. d. e. Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

Mempercayai bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan

A1

a. b. c. d. e. a. b. c. d. e.

a. b. c. d. e. a. b. c. d. e.

Perokok pasif akan lebih rentan terkena kanker karena 4000 jenis bahan kimia dalam rokok lebih banyak didapatkan pada asap samping yang di isap oleh perokok pasif. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jika kita tidak merokok dan berada pada lingkungan orang-orang yang merokok, hal ini tidaklah berbahaya bagi kesehatan sistem pernapasan kita. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Perokok aktif sebenarnya hanya menghirup asap utama yaitu asap pembakaran tembakau sedangkan asap yang mengadung bahan-bahan kimia yang berbahaya telah tersaring oleh filter yang ada pada rokok. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Perokok aktif selain menghirup asap utama yaitu asap pembakaran tembakau juga menghirup asap yang mengadung bahan-bahan kimia yang berbahaya. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

11

12

237
a. b. c. d. e. Lingkungan yang terdapat banyak orang-orang yang merokok dapat membahayakan kesehatan pernapasan kita Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju 13 A

Mengusulkan agar menyikapi bahaya rokok bagi kesehatan sistem pernapasan

A3

Lingkungan yang terdapat banyak orang merokok tidak berpengaruh terhadap kesehatan kita a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Alangkah baiknya kita tidak merokok karena dapat menyebabkan kanker a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Merokok bukan penyebab utama penyakit kanker a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Kita jangan pernah mencoba-coba untuk merokok karena sekali mencoba kita akan ketagihan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Merokok tidak menyebabkan kita ketagihan a. Sangat setuju

14

15

16

23

24

238
b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Membiasakan membuka jendela kamar saat pagi hari dapat mengganggu kesehatan pernapasan kita. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Biasakan membuka jendela kamar pada pagi hari agar udara yang masih bersih dapat masuk a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Dalam tempat umum seharusnnya disediakan ruang khusus merokok sehingga asap rokok tidak mengganggu system pernapasan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju Ruang khusus merokok seharusnnya tidak perlu diadakan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

29

30

37

38

Mempercayai kandungan TAR dan

A1

Bahan kimia yang terdapat pada rokok adalah nikotin yang bersifat karsinogenik sehingga menyebabkan sel aktif membelah.

239
nikotin berbahaya. yang a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju TAR menyebabkan sel-sel aktif membelah sehingga menyebabkan kanker paru-paru Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Kecanduan yang disebabkan nikotin dalam rokok dapat dihilangkan secara perlahan-lahan dengan mengurangi mengkonsumsi rokok sedikit demi sedikit Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Kebiasaan merokok harus dihentikan dengan suatu upaya yaitu menghentikan pengkonsumsian rokok secara langsung dengan tidak lagi mengkonsumsi rokok Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Merubah gaya hidup menjadi lebih sehat salah satunya adalah berawal dari diri kita sendiri yaitu dengan tidak membakar sampah karena dapat mencemari udara Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

Mengusulkan untuk tidak mengkonsumsi dan menghindari rokok karena mengandung TAR dan nikotin

A4

47

a. b. c. d. e.

48

Mengusulkan sikap agar memiliki pola hidup yang sehat agar terhindar dari gangguan/kelainan pada sistem pernapasan.

A4

a. b. c. d. e.

25

a. b. c. d. e.

240
a. b. c. d. e. A2 a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. Mengusulkan pola hidup yang sehat agar terhindar dari gangguan/kelainan pada sistem pernapasan. A4 a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. Membakar sampah sudah menjadi kebiasaan sehingga tidak akan mencemari udara Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Membiasakan membuka jendela kamar saat pagi hari dapat mengganggu kesehatan pernapasan kita. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Biasakan membuka jendela kamar pada pagi hari agar udara yang masih bersih dapat masuk Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Negara kita sudah bertindak lebih baik dalam menjaga kesehatan pernapasan yaitu dengan program penanaman sejuta pohon Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Program penanaman sejuta pohon akan mengurangi ketersediaan oksigen Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Menjaga tempat tinggal tetap bersih sangat membantu penderita asma agar 26 E

Mengkonfirmasi pola hidup yang dapata menyebabkan gangguan/kelainan pada sistem pernapasan.

27

28

35

36

Mengkonfirmasi gangguan/kelainan

A2

41

241
pada pernapasan. sistem a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. penyakitnya tidak sering kambuh Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Lingkungan yang banyak debu dan kurang bersih tidak akan menyebabkan penderita asma kambuh Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Untuk menghindari terserang penyakit pernapasan kita harus menjaga kebersihan udara di sekitar kita, selalu berolah raga secara teratur dan mengusahakan pergantian udara di rumah kita berjalan dengan baik. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Kebiasaan seperti olah raga teratur, menjaga kebersihan udara sekitar serta mengusahakan pergantian udara di rumah kita, hal ini tanpa kita sadari akan menyebabkan kita terserang penyakit Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Untuk menghindarkan kita dari berbagai macam penyakit pada pernapasan harus dimulai dari diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju

42

Mengusulkan pola hidup yang sehat agar terhindar dari gangguan/kelainan pada sistem pernapasan.

A4

45

a. b. c. d. e.

46

a. b. c. d. e. a. b. c. d.

49

242
e. Sangat tidak setuju Untuk menjaga kesehatan pernapasan kita harus di mulai dari lingkungan sekitar yang harus memberi contoh pola hidup sehat kepada kita. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

50

243 Lampiran 26: Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik Siklus II LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR PESERTA DIDIK Hari/tanggal Pengamat Siklus keIndikator : : : : Mengukur volume pernafasan pada manusia melalui percobaan Membedakan macam-macam volume pernapasan melalui percobaan Mengukur irama pernapasan pada manusia melalui percobaan

Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
Kelompok I No 1 Elemen yang dinilai 1 Pengamatan dilakukan dengan aman menggunakan seluruh indera yang sesuai Alat dan bahan yang sesuai digunakan untuk melakukan pengamatan Menggunakan jas laboratorium pada saat pengamatan Alat dan bahan yang cocok telah dipilih untuk mengumpulkan data Keterampilan menggunakan peralatan dan bahan dalam mengumpulkan data Peralatan digunakan secara benar dan aman 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Kelompok II Kelompok III Kelompok IV

Peralatan dan bahan dikembalikan dengan baik Jumlah Skor

244 Lanjutan Lampiran 26. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Peserta Didik Siklus II LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR PESERTA DIDIK Hari/tanggal Pengamat Siklus kePokok bahasan Indikator : : : : : Mengukur volume pernafasan pada manusia melalui percobaan Membedakan macam-macam volume pernapasan melalui percobaan Mengukur irama pernapasan pada manusia melalui percobaan

Petunjuk Berilah tanda cek list () pada kolom yang di sediakan sesuai dengan pilihan anda!
N o 1 Kelompok V Elemen yang dinilai 1 Pengamatan dilakukan dengan aman menggunakan seluruh indera yang sesuai Alat dan bahan yang sesuai digunakan untuk melakukan pengamatan Menggunakan jas laboratorium pada saat pengamatan Alat dan bahan yang cocok telah dipilih untuk mengumpulkan data Keterampilan menggunakan peralatan dan bahan dalam mengumpulkan data Peralatan digunakan secara benar dan aman 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII

Peralatan dan bahan dikembalikan dengan baik Jumlah Skor

245 Lampiran 27: Pembagian Kelompok Siklus II

Kelompok I 1. 2. 3. 4. 5. Yohanes Tommy Bramatyo Widi S Dara Talita Dwi Pratiwi Dwi Handayani

5. Friskilla Gawit Kelompok VI 1. 2. 3. 4. 5. Alfredo Septatrisna P Yusfina A Maya Errianan Y Aris Setyowati Vani Maulina

Kelompok II 1. 2. 3. 4. 5. Bayu Alvian Erfin Ramadana P Christina Setyaningrum Risky Hendrata Dwi Kurnia

Kelompok VII 1. 2. 3. 4. Wirangga Luvianca Chandra Sina Putra Pipit Pujiati Yussi Oktarisa

Kelompok III 1. 2. 3. 4. 5. Ricko Ardya P Priscilla Andriana E Yuri Hutomo Iska Rochmalia Dhian Zhafarina

Kelompok VIII 1. 2. 3. 4. Rizal Hariansah Windhiansyah Lazuardi Afrida Maratus S Deni Hafiidh K

Kelompok IV 1. 2. 3. 4. 5. Analis Himma Romauli Elizabeth Roudhotus Sadiah Viajeng Purnama P Anindya Rizki

Kelompok V 1. 2. 3. 4. Dimas Mahendrata O Kenia Bella C Larasati Eka D Dian Agustin

246 Lampiran 28: Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Siklus II

Observer I Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer II Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer III Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer IV Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = Observer V Prosentase tingkat ketercapaian = Prosentase tingkat ketercapaian = 100 % = 100% 100 % = 94% 100 % = 94% 100 % = 94% 100 % = 94%

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

Rata-rata ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran oleh guru adalah = Rata-rata ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran oleh guru adalah = = 95%

247 Lampiran 29: Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Peserta Didik Siklus II


Kelomp ok I No Dada 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Aktifitas Siswa 3 4 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 5 100 100 100 100 100 100 100 100 75 75 100 100 50 100 100 100 75 100 75 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 75 75 75 100 75 100 100 100 93 6 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Ratarata 100 100 100 100 100 100 100 100 96 96 100 100 92 100 100 100 96 100 96 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 96 96 96 100 96 100 100 100 99 Ket T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 38

II

III

IV

VI

VII

VIII

Rata-rata

Rata-rata nilai kelas = 99 Prosentase tingkat ketuntasan = 100% Ket= 1. Menentukan sub topik 2. Merencanakan penyelidikan 3. Implementasi 4. Analisis Sintesis 5. Presentasi hasil 6. Evaluasi

248 Lampiran 30: Catatan Lapangan Siklus II CATATAN LAPANGAN

Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan

: Jumat/21 Mei 2010, Senin/24 Mei 2010, Jumat/28 Mei : Sururul Ain : II : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Banyak siswa yang aktif mengerjakan invesitgasi kelompok namun kadangkadang masih ada siswa yang asik mengobrol sendiri. c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Siswa cukup tenang d. Siswa yang selalu aktif Rhoudotus, Viajeng, Afrida e. Siswa yang selalu pasif Romauli, Anindya, Deni Hafidh Malang 28 Mei 2010

(Sururul Ain)

CATATAN LAPANGAN

249

Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan

: Jumat/21 Mei 2010, Senin/24 Mei 2010, Jumat/28 Mei : Marta Christina : II : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pada saat perencanaan investigasi siswa aktif berdiskusi dalam kelompok untuk menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesisnya. Pada saat presentasi banyak siswa yan g antusias dan aktif c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Tidak ada d. Siswa yang selalu aktif Yohanes Tommy, Dara, Bayu Alvian, Christina e. Siswa yang selalu pasif Bramatya, Erfin, Risky

Malang 28 Mei 2010

(Marta Christina)

CATATAN LAPANGAN

250

Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan

: Jumat/21 Mei 2010, Senin/24 Mei 2010, Jumat/28 Mei : Santi Amalia Rizki : II : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pada saat presentasi banyak siswa yang memperhatikan dan pada saat diberi waktu untuk bertanya dan berpendapat, banyak siswa yang bertanya dan berpendapat. c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Ada siswa yang terkadang mengobrol di luar materi yang di bahas d. Siswa yang selalu aktif Ricko A, Prisscilla, Kenia Bella,Larasati e. Siswa yang selalu pasif Iska Rochmalia, Dimas M

Malang 28 Mei 2010

(Santi Amalia R)

CATATAN LAPANGAN

251

Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan

: Jumat/21 Mei 2010, Senin/24 Mei 2010, Jumat/28 Mei : Sulistio Ningsih : II : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Semua aktif bertanya pada saat presentasi hasil laporan investigasi, selain itubanyak siswa yang aktif berpendapat c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik Hampir semua siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran d. Siswa yang selalu aktif Alfredo, Vina, Wirangga, Pipit e. Siswa yang selalu pasif Chandra Sina, Yussi O

Malang, 28 Mei 2010

(Sulistio Ningsih)

CATATAN LAPANGAN

252 Hari / Tanggal 2010 Pengamat Siklus kePokok Bahasan : Jumat/21 Mei 2010, Senin/24 Mei 2010, Jumat/28 Mei : Dra. Sri Ledjariati : II : Sistem Pernapasan

a. Siswa yang tidak hadir b. Situasi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung Pembelajaran berjalan dengan baik, banyak siswa yang aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran yaitu dengan berdiskusisecara kelompok. Pada saa resentasi anyak siswa yang ingin bertanya, namun karena keterbatasan waktu, dibatasi hanya 3 penanya setiap masing-masing kelompok yang mempresentasikan hasil laporannya. c. Siswa yang membuat gaduh/tidak melaksanakan pembelajaran yang baik d. Siswa yang selalu aktif Analis Himma. Bayu Alvian, Yohanes Tommy, Roudhotus Sadiah, Priscilla Andriana, Ricko Ardya P e. Siswa yang selalu pasif -

Malang 28 Mei 2010

(Dra. Sri Ledjariati)

249
RIWAYAT HIDUP Yuanita Novitasari dilahirkan di Kediri pada tanggal 17 Juli 1987, putri kedua dari 3 bersaudara, pasangan Bapak Drs. Tri Udi Prayitno, M. Pd dan Ibu Dra. Nuryati. Selama TK SMP bertempat tinggal di PareKediri kemudian setelah SMA betempat tinggal di Bojonegoro. Menempuh pendidikan taman kanak kanak di TK Dharma Wanita dan lulus tahun 1994. Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri I Pare dan lulus tahun 2000. Pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Pare dan lulus tahun 2002. Pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Pare kemudian pindah ke SMA Negeri 1 Bojonegoro dan lulus tahun 2006. Pada tahun yang sama diterima di Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang melalui jalur Seleksi Khusus. Pada masa TK aktif dalam kegiatan tari dan drum band. Pada saat SD aktif dalam ekstrakurikuler paduan suara dan pramuka. Pada saat SMP aktif dalam ekstrakurikuler paduan suara dan PMR. Pada saat SMA aktif dalam kegiatan ekstra PMR. Pada saat kuliah pernah mengikuti Biologi idol dan menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah Zoologi Vertebrata off AA dan off G.

You might also like