You are on page 1of 7

BUDAYA PRESEAN

OLEH : LALU SATRIAWAN KHOLID NIM : 11520241007 KELAS : E PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK ABSTRAK Penyusunan makalah ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan Budaya Presean yang pada saat ini kurang banyak dikenal oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat yang ada di luar Pulau Lombok. Budaya Peresean adalah salah satu dari sekian banyaknya Budaya yang dimiliki oleh masyarakat Lombok, Peresean yang artinya pertarungan dengan menggunakan Penjalin (Rotan) sebagai alat pukul dan Ende (Perisai) sebagai alat pelindung memang sudah dikenal oleh masyarakat Lombok sejak lama. Budaya Peresean adalah salah satu budaya yang terbilang "keras" karena dalam Budaya ini pemainnya (Pepadu) akan memperlihatkan sebuah aksi-aksi saling pukul sampai salah satu dari mereka mengeluarkan darah segar, Walaupun demikian budaya yang penuh dengan "kekerasan" itu masih di lestarikan hingga saat ini. Keunikan dari Budaya Peresean ini bisa anda saksikan ketika para Pepadu (Petarung) sudah memulai aksi saling pukulmemukul dengan menggunakan Penjalin (Rottan), pada saat pertarungan dimulai para penabuh akan memainkan sebuah alat musik tradisional Pulau Lombok, sehingga pertarunganpun berlangsung dengan gaya lenggaklenggok dari kedua Pepadu (Petarung) seirama dengan alat musik tradisional yang di mainkan oleh para penabuh, Pepadu (Petarung) saling menghalau dan memukul lawan sampai salah satu dari mereka mengeluarkan darah karena bocor ataupun ada salah satu dari mereka yang menyerah. Dari penjelasan tersebut di atas membuat penulis termotivasi untuk membuat makalah tentang Budaya Presean ini. Di mana budaya tersebut dapat digunakan untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan local untuk lebih mengenal budaya yang ada di Lombok khususnya Budaya Presean. Kata Kunci : Budaya, Presean, Pepadu

PENDAHULUAN Pulau Lombok (penduduk pada tahun 1990: 2.403.025) adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih bulat bentuknya dengan semacam ekor di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Pulau ini luasnya adalah 4.725 km (sedikit lebih kecil daripada Bali). Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana Bahasa Bali dan Bahasa Jawa. Bahasa Sasak mirip dan serumpun dengan Bahasa Bali.

Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di kawasan Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya. Bali kedua. Inilah sebutan yang sering dilontarkan pelancong asing yang pernah menikmati keindahan Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan pantai dan obyek wisata lainnya. Bahkan sebagian mereka selalu membandingkan bahwa Lombok jauh lebih indah, eksotik,

dan lebih menawan dibanding Bali, karena menawarkan lebih banyak pilihan. Anggapan itu memang tak keliru. Setidaknya bagi mereka yang telah mengenal dan mengunjungi obyek wisata di Bumi Gora ini. Banyaknya obyek wisata pantai merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, terutama para pelancong asing. Salah satunya adalah pantai di sepanjang pulau kecil yang mengelilingi Pulau Lombok, yaitu Gili (Pulau) Trawangan, Gili Meno, Gili Air, dan Gili Nongol, sebuah pulau yang baru muncul pada tahun 2000. Selain terkenal dengan tempat wisatanya, Pulau Lombok juga terkenal dengan kekayaan budaya yang dimilikinya antara lain Presean, Bau Nyale,

Maling Dedare, Perang Topat dan masih banyak lagi budaya lainnya yang ada di Pulau Lombok. Kali ini, penulis akan mengangkat tema Budaya Presean untuk makalah ini, yaitu salah satu dari sekian banyaknya Budaya yang dimiliki oleh masyarakat Lombok, Peresean yang artinya pertarungan dengan

menggunakan Penjalin (Rotan) sebagai alat pukul dan Ende (Perisai) sebagai alat pelindung memang sudah dikenal oleh masyarakat Lombok sejak lama, di mana budaya tersebut sangat terkenal di berbagai kalangan masyarakat Lombok mulai dari anak-anak, pria sampai wanita pun ada yang gemar menonton Presean ini. Dalam makalah ini penulis akan membahas apa pengertian dari Budaya Presean tersebut, bagimana pelaksanaannya dan bagaimana tanggapan maupun antusiasme masyarakat terhadap budaya tersebut serta bagaimana keunikan yang terdapat di dalam budaya tersebut sehingga tetap dilestarikan walaupun mengandung unsur kekerasan dan pertarungan.

PEMBAHASAN a. Pengertian Presean Budaya Peresean adalah salah satu dari sekian banyaknya Budaya yang dimiliki oleh masyarakat Lombok, Peresean yang artinya pertarungan dengan menggunakan Penjalin (Rotan) sebagai alat pukul dan Ende (Perisai) sebagai alat pelindung memang sudah dikenal oleh masyarakat Lombok sejak lama. Presean adalah Budaya Simbol Kejantanan Pemuda Suku Sasak di Pulau Lombok. Acara ini berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan atau biasa disebut peyalin serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras yang biasa di sebut dengan Ende. Petarung biasa di sebut dengan

Pepadu dan wasit pinggir disebut Pakembar Sedi dan wasit tengah disebut pekembar. Budaya Peresean adalah salah satu budaya yang terbilang "keras" karena dalam Budaya ini pemainnya (Pepadu) akan memperlihatkan sebuah aksi-aksi saling pukul sampai salah satu dari mereka mengeluarkan darah segar, Walaupun demikian budaya yang penuh dengan "kekerasan" itu masih di lestarikan hingga saat ini. Budaya Peresean bermula dari luapan emosi para prajurit di zaman kerajaan taun jebot, setelah para perajurit kerajaan berhasil mengalahkan lawan di medan peperangan. Hingga saat ini Budaya Peresean masih di lestarikan dan di budayakan oleh masyarakat suku sasak dengan tujun untuk menguji keberanian atau nyali Teruna (pemuda) Sasak.

b. Pelaksanaan Presean Pakaian yang digunakan hanya celana/sarung tanpa baju dan sebuah rotan di tangan kanan serta sebuah perisai yang terbuat dari kulit binatang di tangan kiri, dua orang pemuda yang berada di hadapan ratusan penonoton saling mengadu kejantanannya. Sambil menari-nari di iringi dengan Musik Gamelan (musik khas Lombok) kedua Pepadu saling menghalau lawan dengan Penyalen tanpa rasa cemas atau takut. Peraturannya sederhana yaitu tidak boleh memukul bagian bawah perut dan pertandingan akan berhenti apabila salah satu dari Pepadu mengeluarkan darah, walaupun Pepadu tersbut tidak mau menyerah akan tetapi pertandingan tetap akan berhenti. Digelarnya acara Presean ini memang merupakan rangkaian

pengenalan dan sekaligus promosi daerah Nusa Tenggara Barat yang kaya akan kebudayaannya ke depan dengan kedatangan para pemuda dalam

program Darma Siswa ini akan mampu menambah daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung ke Lombok.

c. Keunikan Presean Keunikan dari Budaya Peresean ini bisa anda saksikan ketika para Pepadu (petarung) sudah memulai aksi saling pukul-memukul dengan menggunakan Penjalin (rotan), pada saat pertarungan dimulai para penabuh akan memainkan sebuah alat musik tradisional Pulau Lombok, sehingga pertarungan pun berlangsung dengan gaya lenggak-lenggok dari kedua Pepadu (petarung) seirama dengan alat musik tradisional yang di mainkan oleh para penabuh, Pepadu (petarung) saling menghalau dan memukul lawan sampai salah satu dari mereka mengeluarkan darah karena bocor ataupun ada salah satu dari mereka yang menyerah. Keunikan lainnya yaitu para peserta tidak pernah disiapkan, para penonton pun bisa ikut serta mengambil alih menjadi seorang petarung. Aturan mainnya juga tidak membuat para petarung bingung, hanya saja tidak boleh memukul bagian bawah perut. Jika Pepadu kena pukulan di kepala sampai bocor berarti dianggap kalah dan pertandingan tidak boleh dilanjutkan lagi, walaupun Pepadu tidak mau menyerah. Hadiah yang di perebutkan tidak seberapa jika di bandingkan dengan luka yang didapatkan.

Tapi banyak juga pemuda yang ikut ambil alih dalam pertandingan ini, karena ini merupakan salah satu budaya asli Suku Sasak yang digemari oleh setiap kalangan, baik itu orang tua ataupun pemuda. Presean ini tidak membawa dendam di antara para pepadu di karenakan para Pepadu di haruskan untuk bersalaman dan pelukan persahabatan. Bertanda bahwa tidak ada dendam dan semua ini hanyalah permainan yang merupakan kekayaan budaya yang dimiliki.

PENUTUP Kesimpulan yang dapat kita ambil dari Budaya Presean adalah salah satu kekayaan budaya Bumi Gogo Rancah (Lombok). pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat Acara ini berupa rotan (penjalin)

sertaberperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung biasa disebut pepadu. Presean bermula dari luapan emosi para prajurit jaman kerajaan taun jebot sehabismengalahkan lawan di medan perang. Acara tarung presean ini juga diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat itu. Presean juga memiliki beberapa keunikan di antaranya peraturan yang sangat sederhana dan saat beralangsung pertarungan diiringi dengan music khas Lombok, yaitu Musik Gamelan. Selain itu, para petarung dalam Presean ini umumnya adalah para pemuda, sehingga untuk kelestariannya dapat dijamin. Tidak hanya itu, Presean yang di dominasi oleh kaum pria ternyata banyak juga kaum wanita dan anak-anak yang gemar menonton pertarungan tersbut, sehingga jalan untuk melestarikan kebudayaan ini seakan-akan tidak pernah menemui jalan buntu. Walaupun Budaya Presean ini identik dengan kekerasan karena Presean merupakan pertarungan antara dua pemuda Sasak untuk menguji nyali dan keberanian mereka. Akan tetapi, setelah pertarungan tidak ada dendam di antara petarung tersebut karena diwajibkan untuk bersalaman dan pelukan persahabatan. Sehingga sampai sekarang budaya ini terus dilestarikan.

DAFTAR PUSTAKA Zickrimessi.2011.http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6791977 Selasa, 13 Desember 2011 jam 19.45 WIB Admin.2010.http://lombokgilis.com/budaya-presean-simbol-kejantanan-tarunasasak-lombok.html Selasa, 13 Desember 2011 jam 21.53 WIB Sadri Aranta.2011. http://sadriaranta.blogspot.com/2009/10/profil-pulaulombok.html Rabu, 14 Desember 2011 jam 00.56 WIB Bang Yosh.2011. http://7og4nk.blogspot.com/2010/11/budaya-peresean-lombok.html Rabu, 14 Desember 2011 jam 01.53 WIB

You might also like