You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada tahun-tahun belakangan ini, peserta didik dari berbagai bidang kesehatan, termasuk kedokteran, fisioterapi, terapi okupasi, dan kebidanan, berkumpul bersama untuk belajar dengan metode peer teaching atau dalam kata lainnya belajar dalam kelompok kecil (Adler,Bryk,Cesta, and McEachen,1995). Metode pendekatan terkini pada perawatan kesehatan, termasuk menatalaksanakan hasil akhir perawatan kesehatan, menuntut perawat dan semua professional perawatan kesehatan untuk bekerja dengan efektif di dalam dan antar kelompok. Keterampilan kerja tim, seperti komunikasi, negosiasi, resolusi konflik,dan pemikiran kritis merupakan hasil penerapan dari peer teaching. Penerapan prinsip-prinsip dinamika kelompok dalam interaksi mereka dengan keluarga dan kelompok komunitas selama perawatan juga menjadi bagian dari pekerjaan perawat sehari-hari. Keikutsertaan dalam pembelajaran metode peer teaching akan bermanfaat mengingat peran yang dimainkan keperawatan pada kelompok pendidikan pasien, seperti kelompok pendukung, kelas pra- dan pascanatal, dan atau kelompok pendidikan orangtua (Nasmith and Daigle,1996). Peer teaching adalah metode dalam mengajar suatu kelompok dengan melibatkan teman sebaya yang memiliki pemahaman lebih dari teman lainnya. Peer teaching melibatkan seseorang /student belajar dari dan kepada orang lain yang sifatnya saling menguntungkan dan saling berbagi ilmu pengetahuan, ide, daan pengalaman antar partisipan. Hal yang ditekankan pada proses belajar, termasuk didalamnya dukungan emosional pengajar ketika mengajar yang lain seperti mengajar dirinya sendiri.Bagian yang signifikan pada metode peer teaching yaitu melibatkan pelajar bekerja professional ketika mengajar teman lainnya dengan terencana 1.2 Tujuan Agar mahasiswa mampu memahami konsep peer teaching dan mengaplikasikannya dalam Pendidikan Ilmu Keperawatan.

1.3 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Tujuan 1.3 Sistematika Penulisan BAB IIPEER TEACHING 2.1 Definisi dan Pengertian Dasar 2.2 Tujuan Penerapan Metode Peer Teaching 2.3 Kegunaan dari Metode Peer Teaching 2.4 Prinsip atau Konsep yang Mendasari Metode Peer Teaching 2.5 Teknik dan Strategi Pelaksanaan Peer Teaching BAB III LAMPIRAN KESIMPULAN

BAB II ISI
2.1 Definisi dan Pengertian Dasar Peer Teaching adalah metode belajar dengan menggunakan suatu pendekatan dimana seorang anak menjelaskan suatu materi kepada teman lainnya yang rata-rata usianya sebaya, dimana anak yang menjelaskan ini memiliki pengetahuan yang lebih dibanding teman yang lainnya. Dalam metode peer teaching dikenal juga istilah cross age teaching (pembelajaran lintas usia) yang terjadi ketika seorang tutor memiliki perbedaan usia baik lebih tua maupun lebih muda dibanding dengan tutee-nya. Orangorang yang terlibat dalam peer teaching saling memanfaatkan dan melibatkan pertukaran pengetahuan, gagasan dan pengalaman diantara peserta. Penggunaan metode peer teaching dengan teman sebaya dapat memperdalam ilmu melelui teman yang lebih paham dari kita. 2.2 Tujuan Penerapan Metode Peer Teaching Peer teaching or peer tutoring sangat efektif untuk meningkatkan harga diri (selfesteem), pengembangan akademik dan social, meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Professor Ensign at Southern Connecticut State University menjelaskan bahwa peer tutoring menyediakan one on one attention, terjadinya feedback atau umpan balik, dan belajar secara aktif. Ensign menyebutkan peer teaching dapat meningkatkan keseluruhan perilaku, sikap, harga diri, komunikasi, keterampilan interpersonal dengan adanya salnig kerja sama, dan terjadi perilaku social yang positif seperti adany pujian dan dorongan. Peer teaching memberi kesempatan untuk pengajar focus mengajar dengan informasi yang baru, sementara peer tutor dapat menyediakan kekuatan untuk kebutuhan praktik individual dan feedback

2.3 Kegunaan Metode Peer Teaching Dari kegiatan yang dilakukan Westberg dan Jason (1996) dapat dibuat suatu rangkuman yang berguna mengenai gagasan yang tersirat dan ditekankan beberapa alasan penting penggunaan metode peer teaching : Proses kelompok dan keterampilan pembentukan tim. Pembelajaran peer teaching memiliki manfaat intrapersonal, interpersonal juga manfaat kelompok. Dengan saling berbagi ide bersama rekan mereka, anggota kelompok belajar dapat menghargai perbedaan pandangan dan kemampuan yang mereka salurkan melalui aktivitas mereka dengan kelompok yang lain, dan ereka salurkan kemudian dalam kehidupan pekerjaan mereka (Dimock, 1986, Corey and Corey,1997;Westberg and Jason, 1996) Pembelajaran antar rekan:. Rekan dapat memfasilitasi, memperjelas kesenjangan pengetahuan, mengkaji dan menelaah konsep, serta saling berbagi sumber maupun pengalaman pribadi yang relevan. Melalui diskusi dengan rekan yang lain, peserta didik dapat memperluas wawasan mereka dalam konteks opini rekan mereka, dapat belajar keterampilan interpersonal yang efektif, dan mengetahui kelebihan maupun kelemahan diri ataupun rekan mereka Pembelajaran bersifat aktif dan terindividualisasi: Di dalam konteks peer teaching yang menekankan kerja sama, setiap individu terlibat aktif dalam proses pembelajaran begitu begitu mereka mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran, sasaran maupun gaya belajar mereka. Individualisasi terhadap proses pembelajaran seseorang di dalam peer teaching dapat meningkatkan konsep diri, antusiasme, kepercayaan diri, dan motivasi untuk belajar. Karena bersifat aktif dan pribadi, kemungkinan besar pembelajaran tersebut dapat memberikan manfaat dan mudah dicapai. Pembelajaran berlangsung secara bertahap: kelompok belajar berfungsi sebagai jangkar untuk menciptakan dan membentuk pengetahuan yang progresif Berorientasi pada evaluasi/pertumbuhan: umpan balik evaluatif sangat penting untuk memfasilitasi pertumbuhan individu dan kelompok. Refleksi diri yang kritis dan umpan balik dari orang lain merupakan pondasi untuk meningkatkan pembelajaran diri dan perkembangan professional 4

Landasan pengujian untuk pengembangan profesional: pembelajaran peer teaching menawarkan suatu lingkungan yang aman dan pondasi pengujian untuk belajar dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan yang dapat disalurkan ke dalam situasi pekerjaan. Dalam peer teaching, peserta didik dapat mengalami dan memainkan berbagai peran dengan rekan maupun pembimbing mereka.

Belajar cara belajar : masalah yang ada dijadikan sebagai dasar pengkajian terhadap isu pembelajaran. Pembahasan mengenai masalah menantang peserta didik untuk mengkaji segala kemungkinan penjelasan, untuk mengingat apa yang mereka ketahui, untuk mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran sehingga mereka dapat membentuk suatu solusi.

2.4 Prinsip atau Konsep yang Mendasari Peer Teaching Konsep peer teaching Konsep peer teaching yaitu mendiskusikan masalah masalah yang dihadapi di kelas dan menerima saran-saran dari pemandu dan guru-guru lainnya (peer teachers). Peer teaching juga membicarakan pelajaran bersama atau mengerjakan tugas dengan kelompok kecil, dimana terjadi saling lempar pertanyaan dan jawaban yang juga dimungkinkan adanya tanggapan dari teman lainnya. Diskusi semacam ini akan dinamis apabila dari masing-masing anggota telah mempersiapkan materi dan dal;am suasana yang menyenangkan. Nuansa belajar seperti ini memberikan gambaran betapa besar peran pelaku belajar menggunakan waktu dan energinya untuk bisa memahami dan memaknakan materi. Kreatifitas meningkat menakala menghadapi suatu permasalahan, lalu pergi ke perpustakaan mencari acuan referensi yang relevan, imajinasi menjadi berkembang karena tidak ada batasan kekakuan berpikir serta akan terjadi keberanian memberikan sikap dan mengambil keputusan yang mempu dipertanggungjawabkan. Beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan adalah lama semester, frekuensi sesi, durasi setiap sesi, dan pengalaman pembimbing. Dengan mempertahankan peserta didik yang sama dalam suatu kelompok selama dua semester untuk satu tahun penuh perolehan pengetahuan dan keterampilan pengembangan kelompok secara bertahap akan semakin mudah.

2.5 Teknik dan Strategi Pelaksanaan Peer Teaching Proses peer teaching melibatkan tiga tim untuk topik penelitian kolaborasi enam siswa dihubungkan untuk sebuah kurikulum atau pokok kerja pengajar-pengajar, dan pengajar untuk grup tutor mereka. Model dalam ruang kerja Pembelajaran dan Pengajaran, peer teaching harus interaktif dan student-centred. Kuliah provokatif dianggap tidak dapat diterima. Mengikuti peer teaching dan pengkajian, para siswa secara individu diwajibkan melengkapi tanggapan mereka tentang proses yang telah dijalani. Dengan kata lain, tugas mereka disini meliputi : Bekerjasama membahas rencana belajar/pembelajaran kelompok Proses pengkajian dilengkapi oleh tutor/guru, tim pengajar kelmpok, dan empat asesor kelompok Melanjutkan penulisan tanggapan oleh para siswa secara individu tentang proses pembelajaran kelompok, dengan beberapa referensi untuk mengkaji tim pengajar/tutor dan asesor keompok Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan teknik peer teaching: 1. Besar kelompok Besar kelompok mempengaruhi terlibat atau tidaknya semua peserta didik dalam aktifitas yang dimaksudkan. Besar optimal yang dianjurkan untuk kebanyakan kelompok peer teaching adalah lima sampai sepuluh anggota karena kelompok dengan ukuran seperti itu kemungkinan akan lebih kohesif, lebih interaktif, dan memungkinkan dilakukannya pemfokusan bersama, yang akan mempengaruhi pembentukan hubungan (Johnson and Johnson, 1991; Dimock and Devine, 1996; Westberg and Jason, 1996; Hare, Blumberg, Davies, and Keent, 1994). 2. Lingkungan fisik Ada sejumlah faktor di dalam lingkungan yang dapat mempengaruhi pembelajaran. Warna-warna terang yang menyolok, pencahayaan yang terlalu redup atau terlalu terang dalam sebuah ruangan, suara dari luar, suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, dan penghawaan yang tidak adekuat, dapat mepengaruhi derajat partisipasi beberapa anggota kelompok dan dapat menghambat atau memfasilitasi dialog

kelompok (Johnson and Johnson, 1991). 3. Faktor-faktor desain mata ajaran Faktor-faktor desain mata ajaran yang perlu dipertimbangkan adalah lama semester, frekuensi sesi, durasi setiap sesi, dan pengalaman sama pembimbing. Peserta didik membutuhkan jadwal yang memberikan mereka waktu untuk menyelidiki dan menganalisis informasi. Selain itu, harus ada setidaknya satu hari diantara mata ajaran yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk menyelesaikan isu pembelajaran mereka dan memeprsiapkan diri untuk sesi selanjutnya. Beberapa strategi yang harus dirubah dari peserta didik: Pengamat dan pencatat yang pasif menjadi pendengar aktif dan terlibat aktif dalam diskusi Persiapan diri yang minimal sebelum mata ajaran dimulai menjadi persiapan diri yang lebih baik Dari individu yang sekedar hadir menjadi individu yang berani mengambil resiko Individu yang sesuka hati hadir dalam kelas menjadi individu yang memenuhi harapan kelompok dalam hal kehadiran Kompetisi menjadi kerja sama dalam rekan Pembelajaran dimotivasi diri menjadi pembelajran saling ketergantungan Menganggap otoritas pengetahuan diperoleh dari teks dan pengajar menjadi sikap menerima diri sendiri dan rekan sebagai sumber pembelajaran yang relevan Kriteria program pengembangan pengajar (fasilitator) yang direkomendasikan: Komponen struktur kelompok Aspek-aspek proses kelompok Menciptakan suatu konteks untuk diskusi terbuka 7

Mendorong kreativiats dalam diskusi Mengenali dan menangani konflik kelompok Mengevaluasi tingkat keterampilan dan kemampuan pengajar dan peserta didik

KESIMPULAN

Pergerakan pembelajaran Peer Teaching ke dalam arus lingkungan belajarmengajar membutuhkan suatu peralihan bukan saja oleh peserta didik tetapi juga oleh pengajar. Menurut Corey & Corey (1997), peserta didik peer teaching merupakan anggota kelompok yang berkembang baik secara personal maupun professional melalui proses berbagi masalah umum, pergulatan dan konflik,memberikan dan menerima umpan balik dari rekan maupun pemimbing, mencoba metode baru dan memperluas sikap, dan mengembangkan keterampilan interpersonal. Begitu peserta didik berhasil menyelesaikan program pendidikannya, mereka akan memasuki suatu komunitas pembelajaran profeional sebagai seorang pekerja pengetahuan abad 21. Karakreistik yang diingingkan dari komunitas pembelajaran professional antara lain, kepemimpinan bersama, kreativitas bersama, nilai dan visi bersama, kondisi ang mendukung, dan salling berbagi praktik personal (Hord,1997,hlm.2). karakteristik tersebut sebanding dengan manfaat yang didapat saat peserta didik peer teaching mencapai tujuan mereka. Pengkajian yang dilakukan dalam peer teaching akan mewujudkan suatu kreativitas bersama yang akan terus berkembang saat lulusan bergerak mengembangkan inovasi dalam lingkup pekerjaannya. Perkembangan kreativitas tersebut terkadang dikaitkan dengan pemikiran kritis bersama yang menyebabkan terbentuknya suatu solusi yang kreatif saat terjadi suatu perubahan. Peer teaching telah menanamkan filosofi saling membantu sesama rekan yang menyebabkan pembelajaran menjadi sangat bermakna dan dapat diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Rideout, Elizabeth.2006.Pendidikan Keperawatan berdasarkan Problem Based 9

Learning.Jakarta:EGC http://www.studygs.net

http://www.mbs-sd.org http://www.lampungpost.com http://aare.edu.au http://newali.apple.com

10

You might also like