You are on page 1of 16

10 Langkah untuk meningkatkan keimanan

Submitted by roemasa on Wed, 10/21/2009 - 13:10

Setiap anak yang baru lahir mengetahui bahwa Tuhannya hanya satu yaitu Allah Swt., tidak peduli keyakinan apa yang dipeluk oleh kedua orang tuanya. Namun bukan berarti seorang anak yang lahir dengan fitrah seperti itu, atau keyakinan alami, ketika nanti dia tumbuh besar akan menjadikannya seorang Muslim yang baik dan beriman. Sudah menjadi tugas setiap Muslim untuk menjaga dan mengevaluasi kadar keimanannya. Artinya seseorang harus secara rutin menjaga imannya dan mengamati apakah kadar keimanannya berkurang atau bertambah dan mencari tahu apa sebabnya. Seandainya kadar keimanannya berkurang, maka ia harus meningkatkannya sebelum benar-benar turun hingga bisa menghancurkan hatinya. Terdapat banyak cara untuk meningkatkan kadar keimanan seseorang dan perbuatan-perbuatan itu termasuk di dalamnya dengan memperbanyak berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa dan menjauhi orang yang mengajak kepada perbuatan dosa itu. Ada 10 langkah yang bisa ditempuh guna meningkatkan kadar keimanan kita: 1. Membaca dan merenungkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dengan begitu akan membuat hati tenang dan damai. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih, anggap Allah sedang berbicara dengan kita. Manusia digambarkan dalam beberapa kategori di dalam Al-Qur'an; pikirkan kategori manusia seperti apa kita. 2. Menyadari kebesaran Allah Swt. Semuanya berada dalam kendali-Nya. Terdapat banyak tanda-tanda kebesaran-Nya yang bisa kita saksikan. Semua yang terjadi merupakan kehendak-Nya. Allah Swt. melihat dan mencatat segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang berada di bebatuan hitam di dalam malam yang gelap gulita tanpa sinar bulan tetap akan terlihat dan dicatat. 3. Berusahalah untuk menambah pengetahuan, setidaknya sesuatu yang dasar dalam hidup kita misalkan bagaimana berwudhu yang benar. Mengetahui makna di balik nama-nama Allah dalam asmaul husna. Orang yang bertaqwa adalah mereka yang berilmu. 4. Menghadiri majelis-majelis yang di dalamnya berisi kegiatan untuk mengingat Allah. Dalam majelis seperti itu kita akan dikelilingi oleh para malaikat. 5. Kita harus memperbanyak perbuatan baik. Satu perbuatan baik akan diikuti oleh perbuatan baik lainnya. Allah Swt. akan mempermudah jalan bagi seseorang yang melakukan perbuatan baik. Perbuatan baik harus dilakukan secara terus menerus bukan cuma sesekali saja. 6. Kita harus takut akan kematian; mengingat mati akan membuat kita takut untuk berbuat kesenangan. 7. Mengingat beberapa tingkatan akhirat, contohnya ketika kita di dalam kubur, ketika kita diadili atau ketika kita di surga atau neraka. 8. Berdoa, sebagai realisasi bahwa kita membutuhkan Dia. Tundukkan diri kita dan jangan iri terdapat sesuatu yang berbau materi yang ada di dunia ini. 9. Cinta kita kepada Allah Swt. harus ditunjukkan dalam bukti nyata. Kita mengharap Allah akan menerima semua ibadah kita, dan menghindarkan kita dari berbuat dosa. Sebelum tidur, kita harus merenungkan perbuatan baik apa saja yang telah kita lakukan pada hari ini. 10. Menyadari dampak dari dosa dan ketidaktaatan- kadar keimanan seseorang akan meningkat dengan cara berbuat baik dan kadar keimanan kita akan menurun apabila berbuat maksiat. Semua yang terjadi merupakan kehendak-Nya. Ketika musibah menimpa kita- itupun berasal dari Allah Swt. Dan merupakan akibat langsung dari ketidaktaatan kita kepada-Nya.

Referensi: Islamway.com

5 (Lima) Perkara yang Dapat Meningkatkan Iman Seseorang


Posted by Admin pada 27/10/2009

Ketahuilah, iman yang ada di dalam diri seorang hamba itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang atau bahkan hilang tanpa bekas dari diri seseorang. Al-Imam Abdurrahman bin Amr Al-Auzai rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah. Beliau menjawab: Betul (bertambah), sampai seperti gunung. Lalu beliau ditanya lagi: Apakah bisa berkurang? Beliau menjawab: Ya, sampai tidak tersisa sedikitpun. Demikian pula Imam Ahlus Sunnah wal Jamaah, Ahmad bin Hambal rahimahullah pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah dan berkurang? Beliau menjawab: Iman bertambah sampai puncak langit yang tujuh dan berkurang sampai kerak bumi yang tujuh. Beliau juga menyatakan: Iman itu (terdiri atas) ucapan dan amalan, bisa bertambah dan berkurang. Apabila engkau mengamalkan kebajikan, maka iman akan bertambah, dan apabila engkau menyianyiakannya, maka iman pun akan berkurang. Nah, inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah itu, yakni meyakini bahwa sesungguhnya iman seseorang itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Setelah kita tahu bahwa ternyata iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang, lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin untuk menjaga kualitas imannya? Al Imam Allamah Abdurrahman bin Nashr As Sadi rahimahullah mengatakan: Seorang mukmin yang diberi taufiq oleh Allah Taala, dia senantiasa berusaha melakukan dua hal: Pertama, memurnikan keimanan dan cabang-cabangnya, dengan cara mengilmui dan mengamalkannya. Kedua, berusaha untuk menolak atau membentengi diri dari bentuk-bentuk ujian (cobaan) yang tampak maupun tersembunyi yang dapat menafikannya (menghilangkannya), membatalkannya atau mengikis keimanannya itu. (At Taudhih wal Bayan lisy Syajarotil Iman, hal 38). Saudaraku muslimin, ketahuilah! Ada beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan bertambahnya iman seseorang, di antaranya adalah: Pertama: Membaca dan tadabbur (merenungkan atau memikirkan isi kandungan) Al Quranul Karim. Orang yang membaca, mentadabburi dan memperhatikan isi kandungan Al Quran akan mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang menjadikan imannya kuat dan bertambah. Allah Subhanahu wa Taala mengabarkan tentang orang-orang mukmin yang berbuat demikian: Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah iman bereka, dan kepada Rabb mereka itulah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal [8]: 2) Al Imam Al Ajurri rahimahullah berkata: Barangsiapa mentadabburi Al Quran, dia akan mengenal Rabb-nya Azza wa Jalla dan mengetahui keagungan, kekuasaan dan qudrah-Nya serta ibadah yang diwajibkan atasnya. Maka dia senantiasa melakukan setiap kewajiban dan menjauhi segala sesuatu yang tidak disukai maulanya (yakni Allah Taala).

Kedua: Mengenal Al Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al Quran dan As Sunnah yang menunjukkan kesempurnaan Allah secara mutlak dari berbagai segi. Bila seorang hamba mengenal Rabbnya dengan pengetahuan yang hakiki, kemudian selamat dari jalan orangorang yang menyimpang, sungguh ia telah diberi taufiq dalam mendapatkan tambahan iman. Karena seorang hamba bila mengenal Allah dengan jalan yang benar, dia termasuk orang yang paling kuat imannya dan ketaatannya, kuat takutnya dan muroqobahnya kepada Allah Taala. Allah Taala berfirman: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-Nya adalah ulama. (QS. Fathir [35]: 28). Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: Sesungguhnya hamba yang benar-benar takut kepada Allah adalah ulama yang mengenal Allah. (Tafsir Ibnu Katsir 3/533). Ketiga: Memperhatikan siroh atau perjalanan hidup Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yakni dengan mengamati, memperhatikan dan mempelajari siroh beliau dan sifat-sifatnya yang baik serta perangainya yang mulia. Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan: Dari sini kalian mengetahui sangat pentingnya hamba untuk mengenal Rasul dan apa yang dibawanya, dan membenarkan pada apa yang beliau kabarkan serta mentaati apa yang beliau perintahkan. Karena tidak ada jalan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat kecuali dengan tuntunannya. Tidak ada jalan untuk mengetahui baik dan buruk secara mendetail kecuali darinya.Maka kalau seseorang memperhatikan sifat dan akhlak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam Al Quran dan Al Hadits, niscaya dia akan mendapatkan manfaat dengannya, yakni ketaatannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjadi kuat, dan bertambah cintanya kepada beliau. Itu adalah tanda bertambahnya keimanan yang mewariskan mutabaah dan amalan sholih. Keempat: Mempraktekkan (mengamalkan) kebaikan-kebaikan agama Islam. Ketahuilah,

sesungguhnya ajaran Islam itu semuanya baik, paling benar aqidahnya, paling terpuji akhlaknya, paling adil hukum-hukumnya. Dari pandangan inilah Allah menghiasi keimanan di hati seorang hamba dan membuatnya cinta kepada keimanan, sebagaimana Allah memenuhi cinta-Nya kepada pilihan-Nya, yakni Nabiyullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (lihat QS. Al Hujurat [49]: 7) Maka iman di hati seorang hamba adalah sesuatu yang sangat dicintai dan yang paling indah. Oleh karena itu seorang hamba akan merasakan manisnya iman yang ada di hatinya, sehingga dia akan menghiasi hatinya dengan pokok-pokok dan hakikat-hakikat keimanan, dan menghiasi anggota badannya dengan amal-amal nyata (amal sholih). (At Taudhih wal Bayan, hal 32-33) Kelima: Membaca siroh atau perjalanan hidup Salafush Shalih. Yang dimaksud Salafush Shalih di sini adalah para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan orang-orangyang mengikuti mereka dengan baik (lihat QS. At Taubah [9]: 100). Barangsiapa membaca dan memperhatikan perjalanan hidup mereka, akan mengetahui kebaikan-kebaikan mereka, akhlak-akhlak yang agung, ittiba mereka kepada Allah, perhatian mereka kepada iman, rasa takut mereka dari dosa,

kemaksiatan, riya dan nifaq, juga ketaatan mereka dan bersegera dalam kebaikan, kekuatan iman mereka dan kuatnya ibadah mereka kepada Allah dan sebagainya. Dengan memperhatikan keadaan mereka, maka iman menjadi kuat dan timbul keinginan untuk menyerupai mereka dalam segala hal. Sebagaimana ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : Barangsiapa lebih serupa dengan mereka (para shahabat Rasulullah), maka dia lebih sempurna imannya. (lihat Kitab Al Ubudiyah, hal 94). Dan tentunya, barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka. Itulah beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan bertambahnya keimanan. Adapun hal-hal yang dapat melemahkan iman seseorang adalah sebaliknya, di antaranya: Kebodohan terhadap syariat Islam, lalai, lupa dan berpaling dari ketaatan, melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa besar, mengikuti hawa nafsu dan sebagainya. Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa diberi tambahan iman, dan dijauhkan dari kelemahan dan kehinaan. Wallahul mustaan.
Dikutip dari salafy.or.id offline Dinukil dan disarikan dari Majalah Salafy, edisi XVIII/Shafar/1418 oleh Abu Abdillah Ibnu Zuhri Judul: Iman bisa meningkat dan bisa turun
Baca risalah terkait ini: 1.AKANKAH AMALKU DITERIMA? 2.22 Perkara Yang Membatalkan Amalan Seseorang 3.Keutamaan Al Quran 4.Al-Qur`an Obat Segala Penyakit 5. Membaca Perjalanan (siroh) Ulama Ahlus Sunnah

Bagaimana cara menambah keimanan melalui Al-Quran

Barangkali ada sesaorang telah berkata," Aku telah banyak membaca Al-Quran tetapi aku tidak merasakan perubahan dan nikmat keimanan yang aku peroleh daripadanya." Keadaan ini terjadi apabila Al-Quran dibaca tanpa pemahaman makna dan berinteraksi jiwa dengan Al-Quran. Sedangkan apabila kita membaca Al-Quran, seharusnya ia dapat mengubah persepsi jiwa kita dan dapat diambil manfaat darinya dan seterusnya dapat meningkatkan keimanan kita melaluinya. Perlu ada kesungguhan, kesabaran, kegigihan dan ketekunan untuk mendekati Al-Quran untuk tujuan ini lebih-lebih lagi bagi orang yang baru melangkah ke arah ini.

Pembacaan Al-Quran perlulah di sertai pemahaman, penghayatan akal dan proses interaksi jiwa dan gerak hati supaya hati jadi lebih sensitif dan merasai akan setiap ayat-ayat yang dibaca. Perlu tanamkan azam, setiap kali kita membaca AlQuran, tujuan kita adalah untuk memahami apa yang dibaca dan berusaha merasakan pengaruhnya dalam hati kita. Ibnu Mas'ud pernah berkata," Janganlah kamu mempercepatkan bacaan Al-Quran tanpa adanya tadabbur seperti membaca syair. Janganlah kamu melagukan Al-Quran tanpa aturan, seperti kurma basah dan buruk, yang berguguran ketika pelepahnya digoyang. Berusahalah untuk menemui keajaibannya, gerakkanlah hatimu dengannya, jangan sampai perhatian kamu hanya tertuju ke akhir surah (kerana ingin mempercepatkan bacaan)." Interaksi jiwa yang betul dengan Al Quran akan menggetarkan jiwa sebagaimana firman Allah dalam Surah AlZumar:23 yang bermaksud...... "Allah telah menurunkan perkataan yang Quran yang serupa(mutu ayat-ayatnya) gementar kulit orang-orang yang takut kemudian menjadi tenang , kulit dan mengingati Allah." paling baik(iaitu) Allagi berulang-ulang, kepada Tuhannya, hati mereka untuk

Ada beberapa cara (atas ketentuan Allah SWT) untuk meningkatkan interaksi dan penguasaan Al- Quran terhadap jiwa dan perasaan kita.

Menyibukkan diri dengan Al- Quran.

Iaitu memberikan waktu yang cukup lama setiap hari, konsisten dalam mendampinginya pada sebarang masa dan keadaan. Maknanya, tentukan waktu untuk ini, contohnya sejam atau dua jam sehari secara terus menerus. Apabila ditentukan waktu

berinteraksi ini contohnya selama satu jam terus menerus untuk mendampingi Al-Quran, ia lebih baik dan berkesan dari membaca Al- Quran berkali-kali dalam sehari tapi dalam waktu yang terpisah-pisah. Lebih-lebih lagi jika kita mula-mula berjinak-jinak dengan Al-Quran. Ini adalah kerana perasaan manusia memerlukan masa yang relatifnya agak lama untuk mengintegrasikan Al Quran dalam hati dan perasaan. Peruntukkan masa yang pendek tidak mencukupi untuk interaksi jiwa yang positif dan efektif dengan Al-Quran. Menyibukkan diri dengan Al-Quran perlulah dilakukan terus menerus, berkesinambungan setiap hari, untuk memberi kesempatan agar ayat-ayat yang di baca meresap dalam diri, kesannya sedikit demi sedikit dapat diserap sehingga dapat mendekatkan jiwa dengan Allah dan menambahkan keimanan padaNya.

Persiapan mental

Persiapan mental untuk menghadapi dan memahami Al-Quran memainkan peranan penting dalam proses integrasi dengannya. Pertemuan dengan Al-Quran ini perlulah dilakukan di tempat yang tenang, jauh dari keramaian dan kebisingan dan dikerjakan pada waktu kita tidak merasa letih atau mengantuk. Dengan kata lain kita perlu menyepi bersama-sama Al-Quran untuk mempercepatkan proses interaksi. Suasana begini akan dapat mendorong kita untuk menangis , berdoa, meratap dan merendahkan diri semasa kita berinteraksi dengan Al-Quran. Dalam suasana yang tenang, sunyi dan damai ini, pengaruh AlQuran akan lebih berkesan dan membekas dijiwa.

Persiapan hati

Persiapan hati bermaksud persiapan hati untuk menghadapi AlQuran, persiapkan perasaan dan menumpukannya untuk mendengarkan maksud-maksud yang terkandung dalam AlQuran. Setelah mentelaah dan menghayati Al-Quran, ia dapat

mengubah rasa hati kita dari keras dan jumud kepada lembut dan mudah peka. Rasulullah saw menerangkan dalam hadisnya cara kita berinteraksi dengan Al-Quran yang bermaksud.... " Sesungguhnya Al-Quran itu diturunkan dalam keadaan dukacita. Jika kamu membacanya, maka menangislah. Jika kamu tidak menangis , maka kamu akan dibuatnya menangis." Cara-cara mempersiapkan hati i. Manfaatkan waktu-waktu ketika perasaan boleh berinteraksi secara alami dan jika pada ketika itu ia membaca Al-Quran akan memberi kesan positif dan mempercepatnya proses interaksi jiwa dengannya. Kisah Umar Al-Khattab ketika memeluk Islam: jiwanya tersentuh ketika melihat darah mengalir diwajah saudara perempuan, Fatimah. Pada ketika itu beliau mendengar bacaan Al-Quran, lantas hatinya terbuka dan terus memeluk agam Islam. ii. Sebelum membaca Al-Quran, berusahalah untuk mempengaruhi perasaan walaupun dalam jangka masa beberapa minit. Contohnya mengingatkan kematian, mendengar nasihat dan membaca buku-buku yang boleh menyentuh perasaan. Persiapan hati sebelum membaca Al-Quran ini perlu dititikberatkan untuk kesan lebih positif. Jangan ditinggalkan wasilah ini.

Membaca Al-Quran dengan Tartil dan Suara yang Indah

Dengan bacaan yang benar (tepat mengucapkan makhraj huruf sesuai dengan kaedah tajwid), suara yang lunak dan bagus serta membaca dengan perlahan dan tenang dapat mempertingkatkan proses interaksi dengan Al-Quran. Seperti kata Al-Zubaidi: " Suara yang bagus akan menambah bacaan menjadi lebih baik. Jika bacaan dihiasi dan diperindah dengan suara yang bagus,

maka akan ada daya penarik bagi hati untuk mendengarkan, memusatkan fikiran dan perhatian serta menghayatinya."

Memahami apa yang dibaca

Pemahaman dan penghayatan penting untuk berinteraksi dengan Al-Quran. Kita perlu meyakini bahawa kita mampu memahami dan berinteraksi dengan Al-Quran yang berbahasa Arab, bahasa yang boleh dan mudah difahami dan dipelajari. Interaksi jiwa dengan Al-Quran ini sebenarnya tidak memerlukan pemahaman yang mendalam.Interaksi jiwa ini bersifat relatif, ia tidak memerlukan adanya satu keistimewaan tertentu. Walaupun kadang-kadang pemahaman sesaorang akan sesuatu ayat sangat terbatas, akan tetapi ia masih boleh terpengaruh dan berhasil mewujudkan kesan yang besar pada jiwa.

Pengambilan makna ayat secara umum

Apabila membaca Al-Quran perlu wujudnya kesinambungan dan tidak memotong-motong bacaan, supaya jiwa dapat berinteraksi dengan ayat Al-Quran secara berterusan. Jiwa perlu diberi kesempatan untuk meresapi maksud ayat Al-Quran dan seterusnya mempengaruhi jiwa sedikit demi sedikit supaya hati jadi lebih sensitif. Jika kita menghadapi kesulitan memahami satu atau dua kalimat dalam satu ayat maka memadai mengambil erti yang umum sahaja. Setelah selesai kita membaca Al-Quran, bolehlah merujuk kepada kitab tafsir untuk mengetahui makna yang susah difahami.

Pengulangan ayat yang memberikan pengaruh di dalam hati

Pengulangan bacaan ayat-ayat Al-Quran ini sebenarnya penting semasa kita berinteraksi dengannya. Melalui pengulangan ini jiwa akan lebih merasai dan menghayati apa yang dibaca dan lantas menggerakkan perasaan dan seterusnya menambahkan

keimanan. Berusahalah mengulang-ulang ayat yang dapat memberi pengaruh dalam jiwa sepertimana sahabat-sahabat Rasulullah saw yang mengulang-ulang satu ayat berkali kali sepanjang malam sehingga pagi menjelang! Mereka iringi dengan doa dan tangisan untuk menghayati ayat tersebut didalam jiwa mereka....dan seterusnya menyakini dan melaksanakan tuntutan ayat tersebut!

Serasikan hakikat keimanan yang telah terhasil, memberi fokus padanya, berinteraksi dan menghayatinya dalam beberapa waktu.

Fokus diberikan pada apa yang telah di baca dan di yakini dari bacaan Al-Quran untuk dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan. Segala usaha yang disertai dengan amal akan menambahkan keimanan didalam hati. Ia akan mampu merubah sikap dan memperbaiki sikap dan perangai sesaorang agar menjadi lebih baik dan positif. Apabila kita mendekati dan membaca Al-Quran, sebenarnya kita sedang berinteraksi dengan Kalamullah yang Agung dan Mulia, yang mana akan memberi kesan pada jiwa, penawar kepada jiwa yang luntur iman. Al- Quran ini mempunyai peranan yang penting sebagai sumber penghasil keimanan yang tidak dapat ditandingi oleh wasilah lain. InsyaAllah, melalui Al-Quran dasar-dasar keimanan dapat di bina di dalam hati seluas dan sedalam yang mungkin. Sebenarnya kita menzalimi diri kita sendiri apabila kita tidak memberikan hak-hak Al-Quran untuk membangunkan dasardasar keimanan dalam hati kita dan tidak meluangkan masa dan kesempatan untuk berinteraksi dengan Al-Quran yang merupakan Mukjizat Allah! Mukjizat yang boleh meningkatkan keimanan kita , membersihkan hati kita dan mengingatkan kita tentang hakikat kehidupan di dunia dan akhirat. Juga kita menzalimi diri kita bila kita hanya setakat memperbanyakkan

bacaan Al-Quran, memperindahkannya tanpa tadabbur dan menghayatinya. Jadi sewajarnyalah kita memperbaiki interaksi kita dengan AlQuran supaya ia dapat memberikan kesan yang lebih mendalam dalam jiwa kita ....menjadikan Sahabat generasi Al-Quran yang pertama sebagai contoh kita dalam penghayatan Al-Quran. Mereka merupakan Al-Quran yang berjalan ditengah-tengah masyarakat jahiliyah, yang meningggikan kalimah Allah di mana sahaja mereka berada! Al- Quran ini sepatutnya dekat dihati kita selalu, petunjuk sepanjang jalan kehidupan kita.... Perbanyakkanlah membaca dan mentadabbur Al-Quran yang dapat memberikan cahaya dalam hati kita ini.....Ajaklah diri kita dan keluarga kita ...kembalilah pada AlQuran.!

Rujukan Buku Peranan dan Kekuatan Al-Quran dalam memantapkan keimanan Majdi Al-Hilali

Read more: http://cikgurabiah.blogspot.com/2010/11/bagaimana-caramenambah-keimanan.html#ixzz1jHQVLqLm

Ciri-ciri Muslim yang soleh

Sebagai seorang Muslim, kita tidak boleh berpuas hati dengan diri sendiri malah perlulah sentiasa memperbaiki dan mempertingkatkan diri sehinggalah kita menjadi seorang Muslim yang soleh. Namun penghayatan Islam yang syumul perlu dalam semua aspek hidup untuk menjadi Muslim yang soleh sebenarnya. Tanpa penghayatan ini, gelaran Muslim yang soleh tidaklah bermakna tapi hanyalah dakwaan semata-mata. Inilah yang di suruh oleh Allah SWT dalam firmanNya surah Al Baqarah: 208 yang bermaksud... " Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam sepenuhnya, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan, Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi kamu." Menjadi Muslim yang soleh merupakan matlamat kita sebenarnya apabila melalui proses tarbiyyah Islam di mana semua aspek roh, akal, jasmani di didik dan di proses sehingga melahirkan natijah yang menyeluruh yang merangkumi semua fakulti insan. Berikut merupakan ciri-ciri yang harus dimiliki agar sesaorang Muslim dapat menjadi seorang Muslim yang soleh.

1. Aqidah yang sejahtera(salimah)

Muslim yang soleh perlulah mempunyai kekuatan aqidah, hubungan dan keyakinan yang kuat dengan Allah SWT. Kekuatan inilah yang membebaskan dirinya dari syirik kepada Allah SWT: dia meninggalkan illah-illah selain Allah berupa harta, pangkat , wanita dan lain-lain... Allah sahajalah merupakan satusatunya sembahan dalam dirinya, dan kerana keyakinannya hanya pada Allah SWT maka semua urusan hidupnya dikembalikan padaNya. Perasaan takut yang dirasai dalam jiwanya menyebabkan dia rasa di awasi selalu

seperti dalam firman Allah SWT dalam Surah Al-Hadid ayat 4 yang bermaksud...... "...dan Dia bersama kamu di mana sahaja kamu berada dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Aqidah dalam dirinya aqidah yang sejahtera, bersih dan suci dari syirik dan nifak.

2. Ibadah yang soleh. Seorang Muslim yang soleh mempunyai niat yang ikhlas dalam amalan , yang mana niat ini sentiasa dijaga dan amalan yang dibuat mengikut syarak supaya segala amalannya adalah ibadah padaNya. Ibadahnya adalah mengikut dalil-dalil yang soheh dan dia meninggalkan amalan-amalan yang bid'ah atau berbau bi'dah. Keikhlasaan merupakan perkara utama yang perlu disemak dalam jiwa sebelum, semasa dan setelah melakukan sesuatu amalan. Tanpa ikhlas, tiada ibadah yang soleh!

3. Akhlak yang mantap Rasulullah saw adalah contoh yang terbaik bagi seorang Muslim dalam keperibadian dan akhlaq yang mulia. Sikap Ar-Rasul yang terbaik ini samada kepada lawan atau kawan, tidak menzalimi manusia, haiwan atau persekitaran, sangat lembut dan perihatin pada orang lain, sangat bertakwa pada Allah......pendekata pada diri Rasulullah itu terkumpul sifat-sifat kesempurnaan seorang manusia! Jika seorang Muslim itu mempunyai akhlak yang buruk, maka buruk juga lah ibadah pada Allah. Sewajarnya sebagai Muslim,hati mesti ikhlas, akhlak mesti baik maka ibadah jadi soleh.

4. Tubuh badan yang kuat Tubuh badan yang kuat memudahkan seorang menjalankan tugas dan tanggungjawab yang berat. Muslim

Jadi pemakanan perlu dijaga dan senaman mesti di laksana supaya kesihatan tubuh badan terpelihara. Makanan yang baik, halal dan seimbang perlu di ambil kira. Kerja-kerja dakwah yang berat dapat dipikul oleh Muslim yang kuat; kuat aqidah, baik akhlak, kuat ibadah, kuat dan sihat tubuh badan. Seorang Muslim yang kuat dan sihat lebih utama dan lebih dikasihi Allah dari Muslim yang lemah dan selalu sakit.

5. Pemikiran yang terdidik dan matang Akal adalah wadah ilmu, jadi akal seorang Muslim yang soleh perlulah sentiasa diasah selalu dengan pengisian ilmu yang bermanfaat. Medan dakwah dan tarbiah memerlukan Muslim yang berilmu, jadi penguasaan ilmu dalam pelbagai bidang adalah sangat perlu untuk menghadapi cabaran-cabaran musuh Islam yang sentiasa menyerang. Tambahan pula dalam era sekarang , di zaman yang mencabar ini, ketinggian pemikiran atau intelektualisme amat di perlukan.

6. Teratur (sistematik) dalam urusan atau kerja Muslim yang soleh harus bekerja secara teratur yang mana hasil kerjanya terbaik dan berkualiti disertai niat yang ikhlas tadi. Sifat ihsan dalam bekerja haruslah diamalkan sehingga mampu menghasilkan yang terbaik. Jika kerjanya tidak teratur, tungganglanggang, hasil kerjanya tidak berkualiti dan ini mungkin akan menghilangkan kepercayaan orang lain terhadap dirinya dan kerja yang dilakukan. Lebih-lebih lagilah di dalam kerja-kerja dakwah dan tarbiyyah, seorang muslim itu adalah contoh yang

diperhatikan oleh masyarakat. Kerja dakwah dan tarbiah yang berkualiti mempunyai pengaruh dan kesan yang besar dalam menghasilkan hasil yang berkualiti juga.

7. Menguasai diri sendiri Muslim yang soleh mampu menguasai diri, dapat bersabar ketika susah, bersyukur sewaktu senang dan bila menerima nikmat Allah SWT. Dia tenang dalam melaksanakan tanggungjawabnya lebih-lebih lagi tanggungjawab dakwah yang mencabar, sentiasa optimis dengan kejayaan dakwah dan pertolongan Allah SWT dalam kerja-kerja yang dilakukannya kerana Allah SWT sematamata. Hatinya sentiasa takut pada Allah dan mengharap pada pertolongan Allah SWT . Penguasaan diri diperolehi melalui proses yang berterusan; dia sentiasa memperbaiki diri dalam masa yang sama mengajak orang lain!

8. Menjaga waktu dengan baik. Seorang Muslim yang soleh mampu menjaga masanya agar tidak terbuang begitu sahaja, setiap detik masa diperhatikan dan diisi dengan amal yang soleh. Rasulullah saw mengingatkan kita supaya jangan buang masa atau melengah-lengahkannya ....... " Jika engkau berada pada waktu petang, maka janganlah engkau menunggu waktu pagi, dan jika engkau berada pada waktu pagi, maka janganlah engkau menunggu waktu petang, dan pergunakanlah waktu sihatmu sebelum waktu sakit dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum waktu mati." (Riwayat Imam Bukhari)

Manusia sering tertipu dengan nikmat sihat dan masa lapang mereka dan tidak mempergunakannya untuk meningkat iman dan takwanya. Sebaliknya kedua-dua nikmat yang berharga ini di salahgunakan dan seringkali terbuang begitu sahaja. Detik detik waktu adalah kehidupan, jadi mensia-siakan waktu bererti mensia-siakan kehidupan. Jadi waktu perlu digunakan dengan cara yang paling effisien dan berkesan. Sebenarnya kweajipan kita lebih banyak dari waktu yang kita ada, jadi perlu merancang waktu kita setiap hari bagaimana ia digunakan.

9. Mampu bekerja sendiri (berdikari) Seorang Muslim yang soleh boleh berdikari, tidak perlu banyak bergantung pada orang lain. Pergantungannya banyak hanya pada Allah SWT dalam semua urusannya, sentiasa berdoa , bertawakkal dalam melaksanakn kerja-kerjanya. Dalam usaha mencari nafkah, dia tidak suka meminta-minta, selalu berusaha sendiri bagi menanggung diri dan dan orang-orang dibawah tanggungannya. Menyakini bahawa rezeki itu adalah dari Allah dan sentiasa berusaha untuk mendapatkan rezeki yang halal dan baik.

10. Bermanfaat pada orang lain. Islam diturunkan sebagai rahmat pada seluruh alam begitu juga kedatangan Rasulullah saw. Jadi orang muslim yang soleh juga perlu sedemikian juga...menjadi rahmat pada orang lain. Bermanfaat untuk diri sendiri, bermanfaat pada orang lain dan persekitaran. Dapat menyampaikan dakwah pada orang lain supaya kembali pada Allah dan mentarbiyyah diri, keluarga dan masyarakat supaya terikat dengan Islam. Inilah dia sebenarnya Muslim yang terbaik.....kebaikan bukan hanya untuk diri sendiri tapi ia mengalir keluar pada persekitaran yang di diaminya. Tiada

guna dia hanya boleh jaga diri saja tapi membiarkan keluarga dan masyarakat. Kesimpulannya sepuluh ciri-ciri Muslim yang soleh ini merupakan satu keperluan lebih-lebih lagi sekarang dalam rangka kita nak menyampaikan dakwah pada masyarakat dalam suasana yang mencabar dan sofistikated ini ....... Dalam suasana Islam yang dagang ini, kita kehilangan contoh peribadi Muslim yang praktik. Nak memperkatakan dan mengajak pada Islam bukan setakat teori semata-mata, tapi yang lebih berkesan adalah melalui sahsiah Muslim yang soleh. Jadi itulah sebenarnya matlamat kita melalui tarbiyyah ini.... Dihujung perjalanan kehidupan ini......dalam apa saja yang kita buat.......kita hanya mengharap keredhaan Allah SWT sahaja, bukan redha manusia! Perjalanan yang dilalui bukanlah ditaburi bunga-bunga dan permaidani merah....tapi menuntut pengorbanan dari kita! Sanggupkah kita melaluinya yang mana ganjarannya sangat mahal iaitu syurga? Jadi sama-samalah kita renung-renungkan.....

Read more: http://cikgurabiah.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-muslimyang-soleh.html#ixzz1jHR0LWyw

You might also like