You are on page 1of 14

HELMINTHES PARASIT USUS MANUSIA DAN HEWAN

Trematoda Usus Trematoda merupakan cacing pipih yang berbentuk seperti daun, dilengkapi dengan alat-alat ekskresi, alat pencernaan, alat reproduksi jantan dan betina yang menjadi satu (hermafrodit) kecuali pada Trematoda darah (Schistosoma). Mempunyai batil isap kepala di bagian anterior tubuh dan batil isap perut di bagian posterior tubuh. Dalam siklus hidupnya Trematoda pada umumnya memerlukan keong sebagai hospes perantara I dan hewan lain (Ikan, Crustacea , keong) ataupun tumbuh-tumbuhan air sebagai hospes perantara kedua. Manusia atau hewan Vertebrata dapat menjadi hospes definitifnya. Habitat Trematoda dalam tubuh hospes definitif bermacam-macam, ada yang di usus, hati, paru-paru, dan darah. Macam-macam spesies Trematoda usus adalah: F. buski, H. heterophyes, M. yokagawai, Echinostoma, Hypoderaeum dan Gastrodiscus. Manusia menjadi hospes definitifnya dan hewan-hewan lain seperti mamalia (anjing, kucing) dan burung dapat menjadi hospes reservoar. Siklus hidup selalu memerlukan keong sebagai hospes perantara I dan hospes perantara II (keong : Echinostoma, tumbuhan air F.buski; ikan H.heterophyes dan M.yokogawai). Patologi penyakit yang disebabkan oleh Trematoda usus disebabkan oleh perlekatan cacing pada mukosa usus dengan batil isapnya. Semakin besar ukuran cacing maka semakin parah kerusakan yang ditimbulkan. Gejala klinis tergantung jumlah parasit dalam usus, pada infeksi ringan gejala tidak nyata, sedangkan pada infeksi berat gejala yang timbul adalah sakit perut, diare, dan akibat terjadinya malabsorpsi bisa timbul edema. Diagnosis dilakukan dengan menemukan telur dalam tinja penderita. Bila bentuk telur hampir sama maka perlu menemukan cacing dewasanya dalam tinja penderita. Obat-obatan untuk trematoda usus hampir sama, yaitu tetrakloretilen, heksilresorsinol, dan praziquantel.

CACING (HELMINTHES, VERMES)

Hampir setiap orang sudah mengenal cacing. Di dalam perut manusia terutama pada anak kecil sering terdapat cacing perut, sedangkan di dalam tanah sering dijumpai cacing tanah. Tubuh cacing dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu bagian ujung anterior (depan), ujung posterior (belakang), permukaan dorsal (permukaan atas, punggung), dan permukaan ventral (permukaan bawah, perut). Tubuh cacing bersifat simetris bilateral (dapat dibagi menjadi dua bagian kiri dan kanan yang sama besarnya). Berdasarkan bentuk tubuhnya, cacing dibagi menjadi tiga filum, yaitu:

Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes (cacing gilig), dan Annelida (cacing gelang).

A. Bentuk, Sifat, dan Peranan Platyhelminthes Platyhelminthes dari kata Platy berarti pipih, dan helminthes berarti cacing. Jadi, Platyhelminthes artinya cacing bertubuh pipih. Ciri-Ciri dan Sifat Platyhelminthes Bentuk tubuh cacing yang tergolong dalam filum Platyhelminthes adalah pipih, lunak. ada yang memanjang seperti pita, simetris bilateral, dan tidak mempunyai rongga tubuh. Alat pencernaan cacing pipih tidak sempurna. Cacing pipih yang hidup dalam usus hewan dan manusia tidak mempunyai usus yang berkembang baik, sedangkan yang hidup di alam babas mempunyai usus yang bercabang, dan selain itu, tidak ada anus Pada cacing filum ini, ekskresi zat-zat sisa dilakukan melalui sel-sel api. Sistem peredaran darah dan sistem pernapasan tidak ada. Sistem sarafnya berupa sepasang ganglion (cincin saraf) yang terletak di ujung anterior (daerah kepala) dengan benangbenang saraf yang bercabang di seluruh tubuh. Perkembangbiakannya dilakukan secara seksual. Hewan ini bersifat hermaprodit, yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat pada satu tubuh. Penggolongan Platyhelminthes Platyhelminthes terdiri atas tiga kelas, yaitu: 1. Turbellaria (cacing berbulu getar),

2. Trematoda (cacing isap), dan 3. Cestoda (cacing pita).

1. Turbellaria (Cacing Berbulu Getar) Contoh hewan yang tergolong Turbellaria adalah Planaria. Struktur tubuh Planaria A. Bentuk tubuh luar B. Sistem pencernaan C. Sistem saraf D. Sistem reproduksi E. Sistem ekskresi F. Sel api Ciri-Ciri dan Sifat Turbellaria Bentuk tubuh Turbellaria pipih, dan lunak, dan pada permukaan kulit tubuhnya bersilia. Sistem pencernaan Turbellaria terdiri atas mulut yang terletak di bagian ventral dan di tengah-tengah; usus yang bercabang-cabang membentuk sistem gastro vaskular; dan tidak mempunyai anus. Turbellaria mempunyai bintik mata di kepala. Indera mata ini sangat peka terhadap cahaya. Daya regenerasinya sangat besar. Apabila tubuhnya terpotong menjadi dua maka akan membentuk dua indi-vidu baru. Bagian potongan yang tidak mempunyai kepa-la, akan membentuk kepala, sedangkan bagian potong-an yang tidak mempunyai ekor akan membentuk ekor. Alat kelamin Turbellaria bersifat hermaprodit, artinya dalam satu tubuh terdapat alat kelamin jantan dan betina. Habitatnya di kolam air tawar yang jernih, terutama terdapat di bawah batu atau di bawah daun 2. Kelas Trematoda (Cacing isap) Golongan cacing isap mempunyai mulut di bagian depan yang digunakan untuk melubangi bagian tubuh hewan atau manusia yang dihinggapinya. Ciri-Ciri dan sifat Trematoda Tubuh Trematoda pipih tidak bersilia. Di bagian depan terdapat mulut dan mempunyai alat pengisap. Jumlah alat pengisap ada dua buah, yaitu satu alat isap terdapat pada sekeliling mulut, dan yang satu lagi ter-dapat di permukaan ventral tidak jauh dari mulut. Panjang tubuhnya antara 2 5 sentimeter, dan lebarnya sekitar 1 sentimeter. Pada umumnya Trematoda bersifat parasit. Alat pencernaan pada Trematoda berupa usus yang bercabang dua ke arah belakang. Tiap cabang mem-punyai cabang-cabang kecil ke arah samping. Hewan ini tidak mempunyai anus, jadi sisa pencernaannya dike-luarkan melalui mulut.

Sistem sarafnya berupa sepasang ganglion. Tiap ganglion terdapat seberkas saraf yang memanjang dan terdapat percabangan ke arah samping. Alat reproduksi Trematoda yang jantan mempunyai testes, sedangkan yang betina mempunyai ovarium. Contoh Trematoda: Fasciola hepatica (cacing parasit pada hati ternak). Daur hidup Fasciola hepatica Cacing hati dewasa hidup di dalam hati ternak kemudian bertelur. Telur tersebut terbawa bersama tinja keluar tubuh. Sampai di dalam air, telur tersebut menetas menjadi larva bersilia, disebut mirasidium.

Struktur tubuh Fasciola hepatica A. Sistem pencernaan B. Sistem reproduksi Mirasidium mencari inang perantara yaitu siput air (Lymnea javanica), dan masuk ke dalam tubuh siput ter-sebut. Tetapi bila tidak bertemu dengan siput air selama kurang Iebih delapan jam maka mirasidium akan mati. Mirasidium yang sudah masuk ke dalam tubuh siput air, selanjutnya akan berubah bentuk menjadi kista yang di-sebut sporokis. Pada stadium ini terjadi perbanyakan diri dengan membentuk larva-larva baru yang disebut redia. Kemudian, sporokis pecah dan keluarlah redia-redia itu. Pada fase berikutnya tiap redia akan menghasilkan larva baru yang mempunyai ekor dan bentuknya seperti berudu, disebut serkaria. Selanjutnya serkaria keluar dari tubuh siput. berenang di dalam air dan akhirnya melekat pada rumput yang ada di tepi perairan. Serkaria kemudian berubah bentuknya menjadi kista, disebut metaserkaria. Suatu ketika bila rumput yang mengandung kista itu dimakan oleh ternak, misalnya biri-biri atau sapi, maka di dalam usus halus ternak kista tersebut terlarut akhirnya keluar cacing hati yang kecil berupa larva. Selanjutnya masuk ke peredaran darah sampai ke hati. dan seterus-nya cacing tersebut hidup dan menetap di dalam hati hingga dewasa.

Skema daur hidup Fasciola hepatica

Keterangan gambar : A. ternak, B. siput air, C. Rumput 1. mirasidium 2. sparokis 3. redia 4. serkaria 5. Melaserkana Contoh cacing Trematoda yang lain adalah:

Clonorchis sinensis, hidup di dalam hati manusia. Cacing tersebut telah banyak menyerang prang-prang RRC, Cina, dan Korea:

Paragonimus, parasit pada paru-paru manusia, kucing. babi, dan anjing: Schistosoma, parasit di dalam pembuluh darah vena manusia. Penyakitnya disebut Schistosomiasis

3. Kelas Cestoda (Cacing Pita) Ciri-Ciri dan Sitat Cestoda Cabing pita bentuk tubuhnya pipih memanjang. Kepala cacing pita kecil disebut skoleks yang mengan-dung empat alat isap di bagian sampingnya dan pada ujung kepala ada alat pengait atau rostellum. Alat isap dan pengait cacing pita berfungsi untuk melekatkan diri pada dinding usus inang. Di belakang kepala terdapat leher pendek yang disebut daerah tunas. Leher pendek ini menghubungkan skoleks dengan badannya atau strobila, yang terdiri atas banyak proglotida. Proglotid berada di ruang usus. Proglotid muda terbentuk di belakang leher pendek dan di depan proglotid pertama yang sudah ada. Dengan demikian proglotid yang jauh dari bagian leher adalah yang tua. Pada masing-masing proglotid terdapat otot, parenkim, alat ekskresi, organ kelamin jantan dan betina. Mata, mulut, dan saluran pencernaan belum ada. Sari

makanan diperoleh dari inangnya diserap melalui per-mukaan tubuhnya. Contoh Cestoda: Taenia solium (cacing pita babi) Cacing pita babi panjangnya mencapai lebih dari 3 meter. Tu-buhnya tersusun atas rangkaian proglotid yang panjang. Inang tetapnya (tuan rumah yang dihinggapi) adalah manusia. Hidup di dalam usus halus dengan mengisap sari-sari makanan. Inang perantaranya hewan babi. Daur hidup Taenia solium Pada proglotid yang masak telah terjadi fertilisasi sel telur oleh sel sperma. Fertilisasi terjadi dengan sendirinya dalam satu proglotid atau fertilisasi silang antarproglotid atau antardua cacing. Sel telur yang telah dibuahi berkembang menjadi embrio.

Skema daur hidup Taenia solium Cacing pita dewasa pada tubuh bagian belakana terdapat proglotid yang masak. Proglotid tersebut mengandung embrio yang nantinya akan keluar ke alam bebas bersama tinja. Apabila proglotid tersebut termakan oleh babi, masuk ke dalam perut babi dan dicerna hingga embrio di dalamnya keluar. Embrio yang keluar ter-sebut disebut heksakan atau onkosfer. Kemudian, heksakan mengikuti peredaran darah di dalam tubuh babi, akhirnya masuk ke dalam jaringan otot dan membentuk kista, disebut sistiserkus. Apabila orang makan daging babi yang belum begitu matang dan mengandung sistiserkus, maka di dalam usus manusia kista akan pecah. Dari kista yang pecah keluarlah larva kecil, dan selanjutnya tumbuh menjadi cacing pita dewasa di dalam usus manusia. Contoh lain dari cacing pita yang termasuk Ces-toda adalah sebagai berikut. a. Taenia saginata (cacing pita sapi) Cacing tersebut sebagai parasit di dalam usus halus manusia, dengan hewan perantaranya sapi. Pada skoleksnya tidak mempunyai kait-kait. Panjang tubuhnya 4 12 meter.

b. Taenia pisiformis (cacing pita pada anjing dan kucing) Taenia pisiformis dewasa hidup di dalam usus halus anjing dan kucing. Hewan perantaranya adalah kelinci. c. Diphyllobothrium latum Cacing ini hidup menetap pada manusia. Hewan perantaranya adalah ikan. Cacing ter-sebut juga disebut cacing pita ikan. Panjang tubuhnya mencapai 3 10 meter Peranan Platyhelminthes bagi Kehidupan Manusia Platyhelminthes kebanyakan merugikan ma-nusia. Sebagian besar hidup sebagai parasit di dalam usus, ataupun dalam hati. Cacing yang hidup di dalam usus, menghisap sari makanan. Sklangkan yang hidup di dalam hati, merusak jaringan di dalam hati dan juga mengisap makanan yang ada di dalam hati.

B. Bentuk, Sifat, dan Peranan Nemathelminthes Nemathelminthes berasal dari kata nema berarti benang, dan helminthes berarti awing. Nemathelminthes artinya cacing benang atau juga disebut cacing gilig. Ciri-Ciri dan Sifat Nemathelminthes Tubuh cacing yang tergolong dalam Nema-thelminthes berbentuk bulat panjang, tidak berseg-men, dan tertutup oleh kutikula. Pada ujung dan pangkal tubuh runcing. Cacing ini mempunyai mulut di ujung kabala dan dubur di ujung ekor. Saluran pencernaannya berupa usus yang berbentuk tabu ng lurus, terbentang dari mulut sam-pai anus. Urutan saluran pencernaannya terdiri atas mulut, tekak, usus, dari anus. Nemitalminthes tidak mempunyai sistem peredaran darah. hanya mampunyai caftan tubuh yang berfungsi sebagai darah. Jenis kelamin Nemathelminthes, dapat dibe-dakan menjadi jenis jantan dan betina. Jenis jantan lebih kecil dari jenis betina. Ujung posterior pada jenis jantan agak menggulung dan memiliki spikula (dun). Organ kelamin jantan berupa sebuah testes. Organ kelamin betina berupa sepasang ovarium. Alat pengeluarannya terdiri atas sepasang gin-jai, dan disebut nephridium. Perkernbangbiakan dilakukan secara kawin. Pembuahan antara sel telur dan spermatozoid akan terbentuk zigot. kemudian berkembang men-jadi embrio yang masih terdapat di dalam telur. Embrio tersebut nantinya akan menjadi individu baru. Berikut ini beberapa contoh cacing Nemathel-minthes yang hidup sebagai parasit.

1. Bangsa Ascaris (Cacing Perut), antara lain: a. Ascaris lumbricoides, hidup di dalam usus halus manusia; b. Ascaris suillae, hidup di dalam usus halus babi; c. Ascaris megalocephala, hidup di dalam usus halus kuda. Hampir setiap anak dapat terserang As-cans lumbricoides. Cacing tersebut tubuhnya bulat panjang, dan kedua ujungnya runcing. Permukaan tubuhnya licin dan tertutup oleh kutikula. Hewan cacing tersebut berbahaya karena mengisap sari makanan di dalam usus halus. Daur hidup Ascaris lumbricoides (cacing perut) Cacing betina setelah fertilisasi, selanjutnya ber-telur. Telur dari dalam usus manusia keluar bersama faeses ke alam bebas. Telur yang berembrio tersebut jika tertelan bersama makanan oleh manusia, akan menetas di dalam usus menghasilkan larva kecil. Larva kecil mengikuti peredaran darah masuk ke jantung, paru-paru, menuju trakea dan sampai di farink. Kemudian, tertelan bersama makanan yang masuk ke kerongkongan. Akhirnya sampai di usus halus dan tumbuh menjadi dewasa menetap di dalam usus halus manusia.

Skema daur hidup Ascaris lumbricoides 2. Cacing Tambang Dua spesies cacing tambang yang terkenal, yaitu se-bagai berikut. a. Ancylostoma duodenale, hidup di dalam usus manusia. Cacing tersebut mengisap darah inang-nya. sehingga dapat menimbulkan anemia. Cacing tersebut terdapat di daerah tropika Asia dan Afrika. b. Necator americanus, hidup sebagai parasit di dalam usus manusia. Cacing tersebut terdapat di daerah tropika Amerika. lstilah cacing tambang, karena semula banyak dijumpai di daerah tambang batu bara. Namun sebe-tulnya cacing ini juga banyak dijumpai di daerah per-kebunan karat.

Cacing tambang tubuhnya berukuran kecil. Pan-jangnya hanya 1 5 sentimeter. Mulutnya terdapat di bagian ujung depan dilengkapi alai kait untuk melekatkan diri pada dinding usus. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia, dan berbahaya bagi manusia karena dapat mengisap darah. Cacing tambang hidup bergerombol hingga jumlahnya ribuan cacing dan mengisap darah secara bersama-sama. Daur hidup cacing tambang Daur hidup cacing tambang dapat dipelajari pada Gambar di bawah ini. Cacing betina setelah kawin, kemudian bertelur. Telur cacing dari dalam usus manusia keluar ber-sama faeses ke alam bebas.

skema daur hidup cacing tambang Telur di alam bebas akan menetas menghasil-kan larva kecil. Jika larva kecil tersebut terinjak oleh manusia, maka melalui pori-pori kutit di sela-sela jari kaki, masuk ke peredaran darah menuju ke jantung, paru-paru, kemudian ke trakea akhirnya ke faring. Larva tersebut kemudian tertelan bersama makanan masuk ke usus halus, dan seterusnya men-jadi dewasa di usus tersebut. Contoh cacing lain yang termasuk Nemathelmintes 1. Oxyuris vermicularis (cacing kremi) Cacing kremi hidup di dalam rektum manusia, dan dapat mengganggu manusia karena menim-bulkan rasa gatal. 2. Trichinella spiraliis (cacing otot pada manusia) Trichinella spirallis dewasa hidup di dalam usus manusia. Larva cacing ini membentuk kista dan bersembunyi pada otot rangka (daging) hewan mammalia. Jika daging termakan manusia larva keluar dan dewasa di dalam usus manusia.

Cacing Filaria Contoh cacing Filaria adalah Wuchereria dan Filaria bancrofti. Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah. Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah manusia. Penularannya me-lalui nyamuk Culex.

Beberapa cacing yang termasuk Nemathelminthes Peranan Nemathelminthes bagi Kehidupan Manusia Nemathelminthes kebanyakan merugikan manusia, yaitu sebagai parasit di dalam tubuh manusia maupun tubuh ternak dan tumbuhan. C. Bentuk, Sifat, dan Peranan Annelida Annelida berasal dari kata annulus berarti cincin. Jadi Annelida merupakan cacing yang tubuhnya tersusun atas cincin-cincin atau beruas-ruas. Ciri-Ciri dan Sifat Annelida Tubuh Annelida berbentuk bulat memanjang, disusun atas segmen-segmen serupa cincin yang sama bentuk dan ukurannya. Segmen-segmen yang demikian disebut somit atau metameri. Keadaan bersegmen-segmen seperti ini tidak hanya di bagian luar tubuh saja,,tetapi juga tampak pada bagian tubuh dalam. Setiap unit segmen tadi mengandung beberapa elemen organ utama yang sama. Jadi, pada setiap somit mengandung bagian organ utama seperti otot, saraf, alat sirkulasi, ekskresi. dan organ reproduksi. Tubuh Annelida simetris bilateral, triploblastik (memiliki lapisan ektoderm, meso-derm, dan endoderm). Lapisan ektoderm atau kulit terdiri atas epitel kolumner yang mengandung kelenjar unisel dan sel sensori. Lapisan epitel ini dilapisi lagi oleh lapisan kutikula yang tipis dan lembap. Alat pencernaannya terdiri atas mulut, faring, esofagus, crop, gizzard, usus, dan anus. Mulut terletak di ujung anterior dan anus di ujung posterior.

Annelida mempunyai sistem sirkulasi tertutup berupa pembuluh darah atau ronggarongga yang bercabang ke lateral pada setiap somite. Plasma darahnya mengandung hemoglobin yang larut

10

Respirasi pada cacing ini dengan epidermis atau de-ngan insang. Pada setiap somit juga terdapat sistem ekskresi. Sistem saraf Annelida terdiri atas ganglion otak dan ganglion pada masing-masing segmen yang dihubungkan oleh tali saraf. Alat kelaminnya terpisah atau hermaprodit. Cacing ini memiliki coelom (rongga tubuh) yang berisi cairan tubuh yang bening, terletak an-tara dinding tubuh dan endoderm. Penggolongan Annelida Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: 1. Polychaeta (cacing berambut banyak), 2. Oligochaeta (cacing berambut sedikit), dan 3. Hirudinea (golongan lintah dan pacet).

1. Kelas Polychaeta (Cacing Berambut Banyak) Polychaeta berasal dari kata poly berarti banyak, dan chaeta berarti bulu-bulu kaku atau rambut. Jadi, Polychaeta berarti golongan cacing yang mempunyai rambut banyak. Ciri-Ciri dan Sifat Polychaeta Bentuk tubuh cacing ini bulat panjang dan berseg-men-segmen. Tiap segmen tubuh bagian samping ter-dapat kaki berdaging, disebut parapodia yang dilengkapi dengan rambut-rambut. Tubuh Polychaeta terdapat metameri yang amat balk. Metameri adalah segmensegmen yang ukurannya hampir sama, dan tiap segmen (ruas) mempunyai alat-alat tubuh yang sama, misalnya alat ekskresi, alat peredaran darah, alat reproduksi, dan alat pencernaan makanan. Sistem peredaran darah Polychaeta bersifat ter-tutup, artinya darah dialirkan melalui pembuluh-pem-buluh darah arteri dan vena. Sistem saratnya tangga tali. Di sebelah anterior ter-dapat sepasang ganglion, yaitu ganglion suprafaringeal yang dianggap sebagai otaknya. Ganglion tersebut dihubungkan dengan ganglion subfaringeal oleh jaringan sirkumfaringeal yang berhubungan dengan berkas saraf ventralis yang memanjang di sepanjang tubuh cacing. Pada sistem sarafnya terdapat pula berkas saraf dorsal. Pada berkas saraf tersebut terdapat cabang-cabang saraf ke seluruh bagian tubuhnya.

11

Di

bagian

kepala

Polychaeta

terdapat

mata,

mulut,

dan

tentakel.

Sistem pencernaan makanan berupa usus yang hampir lurus dari depan sampai belakang. Habitatnya di air laut.

anatomi polychaeta keterangan gambar : 1. taring, 2 esofagus, 3 jantung, 4. testes, 5. ovarium, 6. proventikulus, 7 ventrikulus, 8. usus Contoh cacing yang termasuk Polychaeta adalah sebagai berikut. a. Nereis virens (kelabang laut). b. Eunice viridis (cacing wawo), enak dimakan. c. Aphrodite (mencit laut). d. Lysidice oele (cacing palolo), enak dimakan.

Mortologi cacing yang termasuk Polychaeta 2. Kelas Oligochaeta (Cacing Berambut Sedikit) Oligochaeta dari kata oligos berarti sedikit, dan chaeta berarti bulu kaku atau rambut. Jadi, Oligochaeta berarti pacing yang mempunyai rambut sedikit. Oligochaeta tubuhnya bersegmen, tetapi tidak mem-punyai parapodia. Contoh: Lumbricus terrestris (cacing tanah)

morfologi cacing tanah

12

Ciri-Ciri dan Sifat Oligochaeta Bentuk tubuh Oligochaeta bulat panjang dan berseg-men, mempunyai rambut sedikit, dan tidak mempunyai parapodia. Panjang tubuhnya mencapai kurang lebih 18 cm, dan diameter tubuhnya kurang lebih 0,9 cm. Pada bagian depan tubuhnya terdapat kepala yang kecil, tetapi tidak mempunyai mata dan alat peraba. Oligochaeta bersifat hermafrodit. Pada tubuhnya ter-dapat gabungan ruas-ruas yang disebut klitelum. Klitelum berfungsi untuk reproduksi yaitu mensekresi bahan pembentuk kokon untuk tempat telurnya. Perkawinan dilakukan dengan tukar-menukar sperma sehingga pada masing-masing tubuh dapat terjadi pem-buahan. Dinding tubuhnya terdiri atas epidermis, dan dua lapisan otot, yaitu otot yang melingkar di bagian luar, dan otot yang memanjang di sebelah dalam.

Saluran pencernaan Oligochaeta terdiri atas mulut, tekak, kerongkongan, tembolok, perut kalang, usus, dan anus. Makanannya terutama daun-daun yang telah gugur, rumput dan bagian tanaman. Sebelum makanan tersebut di makan terlebih dahulu dibasahi dengan air liurnya kemudian dimasukkan ke dalam mulut. Jika makanannya mengandung asam organik akan dinetralkan dengan kalsium karbonat yang dihasilkan oleh kelenjar zat kapur pada esofagus (kerongkongan-nya). Tempat hidup di air tawar, air laut, dan tanah, Contoh cacing lainnya yang termasuk Oligochaeta ada-fah: a. Tubifex, cacing tanah yang hidupnya di air tawar; b. Moniligaster, cacing tanah raksasa. Besarnya kurang lebih sama dengan ibu jari tangan; c. Pheretima (cacing tanah Indonesia).

anatomi cacing tanah keterangan gambar :

13

A. penampang membujur cacing tanah B. penampang lintang cacing tanah 1. mulut 2. faring 3. kerongkongan 4. tembolok 5. perut kalang 6. usus 7. testes 8. ovarium 9. nefridium a. kutikula, b. epidermis, c. otot melingkar, d. otot membujur, e. pembuluh darah atas, f. pembuluh darah bawah, g. barang syaraf, h. hefridium, i. usus. 3. Kelas Hirudinea (Golongan Lintah dan Pacet) Ciri-Ciri dan Sifat Hirudinea Bentuk tubuh Hirudinea agak pipih, pada ujung-ujung tubuhnya terdapat alat pengisap. Pada permukaan tubuhnya terdapat lekukan-lekukan, tidak terdapat parapodia dan rambut. Makanan Hirudinea berupa larva serangga, cacing, dan invertebrata lain, bahkan ada yang mengisap darah vertebrata dan manusia. Khusus hewan yang mengisap darah, sekali ada kesempatan mengisap darah maka hewan ini akan mengisap darah sebanyak mungkin. Untuk selanjutnya hewan tersebut mampu bertahan de-ngan tidak makan selama 1,5 tahun. Kelamin Hirudinea umumnya bersifat hermafrodit. Satu tubuh mengandung ovarium dan testes. Contoh hewan yang termasuk Kelas Hirudinea: a. Hirudo medicinalis (Iintah), mengisap darah ver-tebrata dan manusia. b. Haemadipsa javanica (pacet), hidup di hutan menempel pada daun. Peranan Annelida bagi Kehidupan Manusia Annelida banyak yang bermanfaat bagi manusia.

14

You might also like