You are on page 1of 6

Pengertian Filologi Kita ketahui bahwa sejarah perjalanan umat manusia telah dimulai sejak lama, secara pasti

tidak diketahui berapa ribu atau berapa juta tahun yang lalu umur sejarah manusia di muka bumi inidimulai. Bukti-bukti sejarah kehidupan manusia di masa lampau itu dapat kita temukan di masakini . Banyak peninggalan nenek moyang yang bisa kita jumpai, baik dalam bentuk benda fisik seperti candi, prasasti, senjata, alat-alat rumah tangga, atau naskah, maupun dalam bentuk nonfisik seperti tradisi, budaya, pola pikir, dan sejenisnya. Sebagai manusia dan bangsa yangmenghargai peninggalan nenek moyangnya, upaya mempelajari, melestarikan, danmenumbuhkembangkan warisan leluhur itu Kita lakukan. Naskah-naskah klasik sebagai salah satu jenis produk budaya pada masa lampau cukup pentingkeberadaannya. Penting karena dalam naskah-naskah tersebut terkandung banyak hasil pemikiran pada cendikiawan pendahulu kita yang kini kita warisi. Karya-karya tersebut haruskita pelajari agar hormat kita kepada nenek moyang kita bertambah karena perkenalan kitadengan karya-karya mereka yang berkualitas.Beragamnya warisan sastra klasik bangsa kita oleh para pakar disebutnya dengan beberapaistilah. Akan tetapi, yang dimaksud tetap sama, mengacu kepda karya-karya tradisional daridaerah-daerah nusantara. Keragaman yang ditandai bahasa yang digunakan, beragama karena budaya yang mereka kenalkan lewat karya-karyanya, beragam karena pemikiran yang merekalontarkan. Keseragaman pada satu hal, yakni hampir semua karya mereka tidak pernahdimilikinya sebagai karya sendiri. Jarang yang mencantumkan penulis dalam karya klasik.Penulis atau mungkin penyalin beranggapan bahwa karya itu milik bersama.Keragaman karyaklasik itu dapat ditinjau dari berbagai segi yang umum, yakni (1) naskah-naskah yang berisi teks sejarah, (2) naskah-naskah keagamaan, (3) naskah-naskah sains, dan (4)naskah-naskah kesusastraan. Naskah yang sangat berharga itu berserakan tempatnya. Banyak yang belum dikenal masyarakat.Kekhawatiran atas kepunahan nasakah ituharus diwaspadai, harus ada yang mencobamlestarikannya, harus ada yang mengenalkannya dalam bahasa sekarang. Oleh karena itu,salahsatu studi keilmuan mengarahkan pandangannya ke sana, pada naskah-naskah, yaitufilologi. Filologi merupakan salah satu bentuk usaha manusia menggali harta terpendamitu. Lebih khusus lagi, Filologi merupakan ilmu yang bidang kajiannya adalah meneliti naskah-naskah klasik peninggalan masa lalu.Kajian atau studi yang dilakukan dalam filoogi merupakan kajian kritis karena di dalamnya ada proses memilah dan memilih dengan tingkat kehati-hatian yang sangat tinggi. Segala sesuatudilakukan untuk mendapat naskah asli atau setidaknya mendekati keaslian. Dalam filologi,naskah yang demikian disebut naskah yang autoritatifPenelitian naskah dalam filologi tidak hanya meneliti bentuk fisik naskah tetapi juga sampaikandungan terdalam yang ada di dalamnya. Ada upaya untuk merekonstruksi atau menghadirkankembali ide-ide, pola pikir, atau rumusan-rumusan hikmah kehidupan yang telah dicapai para pendahulu kita. Dengan demikian filologi merupakan ilmu yang menghubungkan kita danganlandasan kokoh masa lalu agar maksimal meningkatkan kualitas kita (sebagai bangsa yangmemiliki sejarah yang demikian panjang) di masa kini dan masa yang akan datang. B.Tuju an Filologi

Secara umum, filologi bertujuan mengungkapkan hasil pemikiran, pengalaman, dan budaya yanghidup pada masa lalu. Dengan cara seperti itu muncul juga manfaatnya, yakni terkodifikasinyanilai-nilai budaya klasik, melestarikan budaya yang terkandung dalam naskah itu danmemperkenalkannya kepada masyarkat.Selain itu, kalau kita amati tujuan-tujuan penelitian yang dilakukan 8 mahasiswa pascasarjanaUNPAD tersebut, bisa kita rumuskan tujuantujuan khusus yang menjadi ciri khas flologisebagai berikut :1.mengungkapkan gambaran naskah dari segi fisik dan isinya;2.mengemukakan persamaan dan perbedaan antarnaskah yang berbeda;3.menjelaskan pertalian antarnaskah;4.menguraikan fungsi isi, cerita dan fungsi teksnya;5.Menyajikan suntingan teks yang mendekati teks asli, autoritatif, bersih dari kesalahan untuk keperluan penelitian dalam berbagai bidang ilmu (sastra, bahasa, filsafat)6.Menyajikan terjemahan hasil suntingan teks dan tulisan dan bahasa yang mudah dipahamimasyarakat luas (misalnya dalam tulisan dan bahasa Indonesia)Kebudayaan Yunani lama memiliki pengaruh cukup besar bagi masyarakat Barat padaumumnya. Peranan nilai-nilai kebudayaan Yunani lama terlihat dari berbagai aspek kehidupan.Mitologi Yunani sering dirasa pas untuk mengungkapkan pikiran. Bahkan para ilmuwan seringmenggunakan istilah yang berasal dari legenda Yunani kuna.Menyajikan ilmu Yunani kuna sangat penting, mengingat kebudayaan Yunani kuna hingga saatini tetap dianggap sebagai sumber bagi segala ilmu pengetahuan. Usaha untuk mengungkapkankebudayaan Yunani kuna ini dilakukan oleh ilmu filologi yang juga berasal dari kebudayaanYunani kuna. C . Filologi di Eropa Daratan Ilmu filologi diketahui berasal dari kawasan kerajaan Yunani, tepatnya di kota Iskandariyah.Pada abad ke-3 s.M, bangsa ini berhasil membaca naskah-naskah Yunani lama yang berasal dariabad ke8 s.M. dalam huruf yang berasal dari huruf bangsa Funisia, dan kemudian dikenalsebagai huruf Yunani. Huruf-huruf ini ditulis pada satu sisi bahan yang terbuat dari daun papirus.Bentuknya berupa gulungan, sehingga tidak mudah untuk menyimpannya karena memerlukantempat yang luas, dan setelah dibaca harus digulung kembali agar bagian awal naskah selalu berada di depan. Isinya adalah rekaman tradisi lisan mereka pada abad-abad sebelumnya. Bahanyang diteliti antara lain karya sastra Homerus, dan ilmu pengetahuan yang hingga saat ini tetapmemiliki nilai agung seperti tulisan Socrates dan Aristoteles.Pada abad ke-3 s.M, kota Iskandariyah merupakan pusat ilmu pengetahuan. Banyak naskahdengan berbagai disiplin ilmu ditelaah. Naskah-naskah tersebut dikenali huruf-hurufnya, bahasanya, dan dipahami isinya. Kemudian naskah tersebut ditulis kembali dengan huruf dan bahasa yang digunakan pada saat pengerjaan itu. Para penggarap naskah ini kemudian dikenalsebagai ahli filologi. Dan metode yang mereka gunakan kemudian disebut ilmu filologi.Penggarapan naskah tidak hanya dilakukan demi ilmu pengetahuan. Naskah-naskah juga disalinuntuk kemudian diperdagangkan. Semakin banyak usaha penyalinan naskah, namun semakin besar pula kemungkinan terjadinya kerusakan pada bacaan, karena proses penyalinan yang tidak sesuai, atau pun karena kemampuan penyalin yang terbatas. Kegiatan filologi Iskandariyahmakin ramai hingga jatuhnya kota ini ke tangan bangsa Romawi pada abad ke-1 s.M.Selanjutnya, kegiatan filologi berpusat di kota Roma. Bahan telaah utamanya tetap naskahYunani kuna. Pada abad kesatu, perkembangannya berupa pembuatan resensi naskahnaskahtertentu. Kegiatan ini terus berkembang hingga pada abad ke-4 kerajaan Romawi terpecahmenjadi Romawi Barat dan Romawi Timur. Peristiwa ini mempengaruhi perkembangan filologiselanjutnya.

D . Filologi di Romawi B arat dan Romawi T im u r Di daerah Romawi Barat, kegiatan filologi mengikuti kegiatan filologi Yunani abad ke-3 s.M.Penggarapan naskah dalam bahasa Latin yang sudah digarap secara filologis sejak abad ke3s.M. Bentuk naskah latin itu berupa puisi dan prosa yang banyak mewarnai dunia pendidikan diEropa pada abad-abad selanjutnya. Tradisi ini dikembangkan di kerajaan Romawi Barat, dan bahasa Latin menjadi bahasa ilmu pengetahuan. Sejak terjadi Kristenisasi di Eropa, kegiatanfilologi digunakan untuk kepentingan agama, dan naskah-naskah Yunani kuna ditinggalkankarena dianggap jahiliah. Sejak abad ke-4, mulai digunakan codex (bentuk buku) menggunakan bahan kulit binatang yang lebih awet dari pada papirus, dan lebih mudah dibaca karena telahdilengkapi dengan nomor halamanPada waktu telaah teks Yunani di Romawi Barat tampak mundur, tampak mulai bermunculan pusat-pusat teks Yunani di Romawi Timur. Masingmasing kota menjadi pusat studi dalam bidang tertentu yang selanjutnya berkembang menjadi perguruan tinggi dan menghasilkan tenagaahli dalam bidang masing-masing. Pada masa ini, mulai muncul kebiasaan menulis tafsir di tepisebuah naskah, yang disebut scholia. Meskipun begitu, Romawi Timur dianggap kurang ahlidalam menelaah teks-teks Yunani lama. Hal ini melatar belakangi diadakannya kuliah filologi di berbagai perguruan tinggi. E . Filologi di Zaman Renaisans Menyebarnya era Renaisans di Eropa pada abad ke-13 hingga ke-16 menyebabkan munculnyakecenderungan pada aliran humanisme. Kata asal humanisme dari humaniora (kata Yunani)atau amunista (kata Latin), yang semula berarti guru yang mengelola tatabahasa, retorika, puisi,dan filsafat. Karena bahan yang diperlukan berasal dari teks klasik, terjadi pergeseran artimenjadi aliran yang mempelajari sastra klasik untk menggali kandungan isinya. Maka, kegiatantelaah teks lama timbul kembali.Ketika kekuasaan Romawi Timur (Bizantium) jatuh ke tangan bangsa Turki pada abad ke-15,ahli filologi berpindah ke Eropa Selatan, terutama Roma. Di sana mereka menjadi pengajar, penyalin naskah, atau penerjemah teks Yunani dalam bahasa Latin.Penemuan mesin cetak oleh Gutenberg pada abad ke-15 juga mempengaruhi perkembanganfilologi. Kemudahan menyalin naskah dan kebutuhan naskah yang semakin meningkat dari perguruan tinggi meningkatkan perkembangan filologi. Filologi juga digunakan untuk kepentingan telaah ilmu agama. Dalam perkembangannya, filologi sempat digunakan untuk mengkaji naskah nonklasik. Hasilnya, pengertian filologi menjadi kabur dengan ilmu bahasa.Mulai abad ke-19 ilmu bahasa itu berdiri sendiri, menjadi Linguistik, dan Filologi mendapat pengertian aslinya kembali. F .

Filologi di Kawasan T im u r T engah Bangsa Yunani lama telah sejak lama menanamkan kebudayaannya hingga di kawasan Timur Tengah. Ide filsafati dan ilmu eksakta daerah Timur Tengah terutama didapat dari bangsa Yunanilama. Perguruan tinggi sebagai pusat berbagai ilmu pengetahuan yang berasal dari Yunani.Dalam perkembangan sejarahnya, puncak perkembangan ilmu pengetahuan Yunani di kawasanTimur Tengah yaitu pada zaman dinasti Abasiyah. Pada masa kepemimpinan Makmun (809-833) perkembangan itu mencapai puncaknya. Diistananya terkumpul sejumlah ilmuwan dari negaralain yang mempelajari berbagai disiplin ilmu dan diberi fasilitas yang baik. Dikenal ada tiga penerjemah handal pada saat itu. Salah satunya adalah Hunain yang melakukan banyak haldengan mendata naskah-naskah yang diterjemahkan maupun yang belum diterjemahkan, dantempat penyimpanannya secara lengkap. Ia juga melakukan kritik teks yang tajam dengan jangkauan naskah sebanyak mungkin. Berkatnya dapat diketahui metode filologi yang digunakan pada saat itu. Kegiatan filologi juga diterapkan pada naskah-naskah yang dihasilkan penulis daridaerah itu.Timur Tengah dikenal memiliki dokumen lama berisi nilai-nilai agung. Sebelum kedatanganIslam, Timur Tengah telah memiliki karya sastra yang mengagumkan. Setelah kedatangan Islam pun karya sastra mistik Islam berkembang maju. Kedatangan bangsa Barat di kawasan inimenyebabkan karya sastra mereka dikenal dunia Barat.Meluasnya kekuasaan dinasti Umayah ke Spanyol dan Andalusia membawa ilmu pengetahuanYunani yang telah diserap bangsa Arab kembali ke Eropa dengan baju Islam. Hingga BahasaArab dipelajari sebagai alat untuk mempelajari naskah-naskah yang ditulis dalam bahasatersebut. Terdapat pusat studi ketimuran di berbagai tempat di Eropa yang menghasilkan ahli-ahli dalam mengkaji naskah-naskah Timur Tengah. G . Filologi di Kawasan Asia: India Sejak beberapa abad sebelum Masehi, bangsa Asia telah memiliki peradaban yang tinggi. Sejak mengenal huruf, sebagian besar kebudayaan mereka ditulis dalam bentuk naskah yang member banyak informasi mengenai kehidupan mereka di masa lampau.Diantara bangsa Asia yang dipandang memiliki dokumen masa lampau adalah India. Penelitianterhadap India menunjukkan adanya kontak secara langsung dengan Yunani pada zaman RajaIskandar Zulkarnain yang melakukan perjalanan sampai India pada abad ke-3. Terlihat adanya perpaduan dengan kebudayaan Yunani pada bentuk patung dan nilai-nilai ilmunya.Sejak abad ke-1 mulai terjadi kontak langsung bangsa India dengan Cina. Sekelompok pendetaBuddha mengadakan perjalanan dakwah ke Cina, dan sesudah itu musafir Cina berziarah ketempat-tempat suci agama Buddha di India. Dalam perjalanan itu, mereka sempatmenerjemahkan naskah-naskah India ke dalam bahasa Cina. Bahkan ada ringkasan delapan babilmu kedokteran India dalam bahasa Cina.Kontak antara bangsa India dengan Timur Tengah mungkin terjadi sejak awal sebelum bertemudengan bangsa

lain. Kemungkinan ini sangat kuat mengingat letak geografis kedua kebudayaan besar ini berdekatan tanpa terbatas kondisi alam tertentu. Sayangnya belum didapati keteranganyang memadai dari sedikit dokumen yang menunjukkan kontak antara keduanya. Hanya terdapatterjemahan naskah India ke dalam bahasa Persi dan catatan musafir Arab-Persi mengenai beberapa aspek kebudayaan India dalam kunjungannya ke tempat tersebut. Naskah India yang dipandang paling tua berupa kesusastraan Weda, ialah kitab suci agamaHindu yang disusun mungkin pada abad ke-6 s.M. Setelah periode Weda disusunlah naskah-naskah kitab suci lain. Selain naskah dengan nilai agama dan filsafat, ada uga naskah lama Indiayang berisi wiracarita misalnya Mahabarata dan Ramayana serta karya yang berisi ilmu pengetahuan seperti ilmu kedokteran, tatabahasa, hukum, dan politik.Telaah Filologi terhadap naskah-naskah India baru dilakukan setelah adanya kontak dengan bangsa Barat, yaitu setelah ditemukannya jalan laut ke India. Proses mengenal kubudayaan India bertahap, mulai dari bahasa daerah, bahasa Sansekerta, baru kemudian ditemukan kitab Weda.Sejak itu lah kegiatan filologi terhadap naskah India semakin berkembang dan membuahkanhasil yang sangat berarti seperti berbagai kamus dan tatabahasa Sansekerta . H . Filologi di Kawasan N u santara Nusantara adalah kawasan yang termasuk Asia Tenggara. Seperti kawasan Asia pada umumnya, Nusantara telah memiliki peradaban tinggi dan diwariskan pada generasi selanjutnya melalui berbagai media, salah satunya tulisan berupa naskah. Kawasan Nusantara terbagi dalam berbagaietnis dengan ciri khas masing-masing tanpa meninggalkan sifat khas kebudayaan Nusantara.Keinginan untuk mengkaji naskah-naskah Nusantara hadir setelah ketangan bangsa Barat. Yang pertama menyadari nilai berharga naskah Nusantara adalah pedagang yang ingin mendapatuntung dari penjualan naskah tersebut. Datangnya bangsa Barat dan ditulisnya buku tentangkebudayaan Nusantara oleh Frederik de Houtman menimbulkan minat besar bangsa Barat pada Nusantara. Dan walaupun terdapat beragam suku dengan bahasa yang berbeda-beda, namununtuk mendekati bangsa ini langkah pertama yang diperlukan adalah kemampuan bahasaMelayu. Karena kemampuan berbahasa Melayu akan membuka komunikasi dengan pribumi dan bangsa lain yang juga mengunjungi daerah ini. Selanjutnya pengamatan terhadap bahasa melalui pembacaan naskah dilanjutkan oleh para penginjil yang dikirim dalam jumlah besar oleh VOC.Bahasa Nusantara dipelajari untuk kepentingan tugas penginjil. Hasilnya adalah penelitian dancatatan rapi mengenai kebudayaan bahkan hingga suku yang belum mengenal tulisan. Karenaketerbatasan tenaga, awalnya kegiatan filologi hanya sampai pada tahap menyunting. Yaitumenyajikan naskah pada bentuk aslinya ditambahkan keterangan pendahuluan. Pada tahapanselanjutnya, naskah disunting dalam bentuk transliterasi dalam huruf latin. Perkembanganselanjutnya adalah suntungan naskah disertai terjemahannya dalam bahasa asing. Pada abad ke-20 muncul suntingan yang lebih mantab dengan kritik teks disertai terjemahan dalam bahasaBelanda, Inggris, atau Jerman. Juga muncul terbitan ulang dari naskah yang sudah pernahdisunting dengan maksud untuk menyempurnakan. Pada saat itu juga banyak terbit naskah-

naskah keagamaan baik Melayu maupun Jawa, sehingga dapat dikaji oleh ahli teologi sertaselanjutnya menghasilkan karya ilmiah dalam bidang tersebut.Selanjutnya banyak diterbitkan suntingan-suntingan naskah dengan pembahasan isi ditinjau dari berbagai disiplin. Pada periode mutakhir mulai dirintis telaah naskah-naskah Nusantara dengananalisis berdasarkan ilmu sastra barat. Banyak terdapat analisis struktural, fungsi, dan amanat pada naskah-naskah tersebut.Besarnya minat dan kesempatan pada masa-masa selanjutnya mendorong terbitnya kamus bahasa-bahasa Nusantara. Kajian terhadap naskahnya juga membuka kebudayaan Nusantara danmengangkat nilai-nilai luhur yang tersimpan di dalamnya.Sedangkan dari Indonesia sendiri, tokoh pribumi yang diakui sebagai ahli filologi adalah HuseinDjayadiningrat dengan penelitian mengenai sejarah Banten. Sedangkan setelah perang duniakedua hanya terdapat sedikit ahli filologi dengan sedikit karya yang dihasilkan. Selanjutnyasetelah perginya nama-nama besar R.M.Ng. Poerbatjaraka dan Prof. R. Prijana ahli filologisangat sulit ditemukan.Usaha mencari karya filologi dari bangsa sendiri bisa dibilang sia-sia. Belum dapat ditemukansumbangan yang berarti dalam bidang filologi dari dua universitas tertua di Indonesia, yaituUniversitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Sehingga sumbangan filologi dalam perkembangan kebudayaan nasional pun hampir tak ada. Nusantara seharusnya bersyukur atas peninggalan tertulis dari generasi sebelumnya. Untuk itudiperlukan kajian filologi yang memadai sehingga dapat digunakan untuk mengetahuikebudayaan dan sejarah kehidupan sebelumnya.Sebenarnya kajian filologi akan sangat berguna juga karena dapat digunakan dalam bidang ilmulain. Sayangnya kajian filologi saat ini belum terlihat hasil yang berarti. Bila saja ilmu filologidilengkapi dengan ilmu social lainnya seperti arkeologi maupun antropologi, tentu akan didapatihasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKAFilologi, Pengantar, perkembangan, sejarah http://pbsindonesia.fkip-uninus.org/media.php?module=detailartikel&id=10

You might also like