You are on page 1of 10

MEMECAHKAN MASALAH DENGAN SISTEM ANALISIS BIAYA MANFAAT (COST BENEFIT ANALYSIS)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

Disusun oleh : Aulia Siska Narastiti 2113008

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA POLITEKNIK POS INDONESIA BANDUNG

Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah MEMECAHKAN MASALAH DENGAN SISTEM ANALISIS BIAYA MANFAAT (COST BENEFIT ANALYSIS) ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu mata kuliah Pengantar Manajemen di Politeknik Pos Indonesia, Bandung. Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kanaidi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan membimbing penulis serta pihak-pihak yang telah membantupenulis dalam menyusun makalah ini. Penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan karya tulis ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Bandung, Desember 2011

Pengertian Cost Benefit Analysis Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan maknat ekstualnya yaitu benefit cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalam perhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana dengan mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain penekanan yang digunakan adalah pada rasio finansial atau keuangan. Dibandingkan penerapannya dalam bidang investasi, penerapan Benefit Cost Ratio (BCR) telah banyak mengalami perkembangan. Salah satu perkembangan analisis BCR antara lain yaitu penerapannya dalam bidang pengembangan ekonomi daerah. Dalam bidang pengembangan ekonomi daerah, analisis ini umum digunakan pemerintah daerah untuk menentukan kelayakan pengembangan suatu proyek. Relatif berbeda dengan penerapan BCR di bidang investasi, penerapan BCR dalam proses pemilihan suatu proyek terkait upaya pengembangan ekonomi daerah relatif lebih sulit. Hal ini dikarenakan aplikasi BCR dalam sektor publik harus mempertimbangkan beberapa aspek terkait social benefit ( social welfare function ) dan lingkungan serta tak kalah penting adalah faktorefisiensi. Faktor efisiensi mutlak menjadi perhatian menimbang terbatasnya dana dan kemampuan pemerintah daerah sendiri. Secara terinci aspek-aspek tersebut juga mempertimbangkan dampak penerapan suatu program dalam masyarakat baik secara langsung ( direct impact) maupun tidak langsung ( indirect impact) faktor eksternalitas, ketidakpastian ( uncertainty), risiko ( risk) serta shadow price. Terkait perhitungan risiko dan ketidakpastian, hal ini dapat diatasi dengan menggunakan asuransi dan melakukan lindung nilai (hedging). Efisiensi ekonomi merupakan kontribusi murni suatu program dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sehingga yang menjadi

perhatian utama dalam penerapan BCR dalam suatu proyek pemerintah yang berkaitan dengan sektor publik adalah redistribusi sumber daya. Analisis biaya-manfaat (CBA), kadang-kadang disebut analisis manfaat-biaya (BCA), adalah proses sistematis untuk menghitung dan membandingkan manfaat dan biaya dari proyek untuk dua tujuan:
Untuk menentukan apakah itu adalah investasi yang sehat (pembenaran / kelayakan)

Untuk melihat bagaimana membandingkan dengan proyek-proyek alternatif (peringkat / prioritas tugas). Ini melibatkan membandingkan biaya total diharapkan setiap pilihan terhadap manfaat yang diharapkan total, untuk melihat apakah manfaatnya lebih besar daripada biaya, dan seberapa banyak.

CBA adalah terkait dengan, tetapi berbeda dari analisis efektivitas biaya. Dalam CBA, manfaat dan biaya yang dinyatakan dalam bentuk uang, dan disesuaikan dengan nilai waktu dari uang, sehingga semua aliran arus manfaat dan biaya proyek dari waktu ke waktu (yang cenderung terjadi pada titik-titik berbeda dalam waktu) disajikan pada dasar umum dalam hal mereka "nilai sekarang". Erat terkait, tapi sedikit berbeda, teknik formal meliputi analisis efektivitas biaya, biaya utilitas, analisis dampak ekonomi, analisis dampak fiskal dan Return on Investment Sosial (SROI) analisis.

Konsep Dasar Analisis Cost Benefit Analysis Keterbatasan anggaran pemerintah merupakan hal yang umum ditemui. Di sisi lain, pemerintahdihadapkan pada berbagai alternatif program yang akan dilaksanakan. Hal tersebutmenyebabkan pemerintah harus jeli dalam menentukan program yang diprioritaskan. Pemilihanprioritas suatu proyek tidak mudah. Dalam memutuskan kelayakan suatu proyek yangberhubungan dengan sektor publik, pemerintah dihadapkan pada banyak pertimbangan danpermasalahan. Dalam hal ini, prioritas yang dipilih harus mempertimbangkan kepentingan publik atau masyarakat umum Terkait dengan proses pengambilan keputusan mengenai kelayakan suatu proyek atau program,pemerintah memerlukan suatu alat analisis yang mampu digunakan dalam meminimalkankesalahan dalam pemilihan keputusan. Salah satu analisis yang dapat digunakan sebagai alatuntuk memilih program yang layak diprioritaskan adalah dengan menggunakan analisis.

Manfaat Cost Benefit Analysis-Ratio Terkait dengan penerapan BCR dalam perekonomian suatu daerah, maka sesuai denganpedoman penyusunan anggaran berbasis kinerja, pemerintah harus menentukan target kinerja.Target tersebut ditetapkan berdasarkan prioritas tertentu. Dalam hal ini, BCR tidak hanyamembantu pengambil kebijakan untuk memilih alternatif terbaik dari pilihan yang ada, yang dalamhal ini pemilihan alternatif terbaik dilakukan berdasarkan alasan perbandingan antara life cycles benefit dengan biaya yang dikeluarkan, melainkan juga dapat membandingkan alternatif-alternatif tersebut. Analisis BCR masih dapat diterapkan ketika suatu proyek telah diputuskan untuk dilakukan, sehingga manfaat yang kedua dari dilakukannya analisis BCR adalah dapat mengontrol perkembangan dari proyek yang bersangkutan pada tahun-tahun ke depan. Manfaat ketiga dari penerapan BCR adalah BCR dapat digunakan untuk evaluasi suatu proyek yang telah selesai dikerjakan. Tujuan dilakukannya evaluasi ini adalah untuk mengetahui kinerjasuatu proyek dan hasil analisis yang telah dilakukan dapat digunakan untuk perbaikan program yang selanjutnya. Berdasarkan hasil analisis ini, pemerintah dapat menentukan pilihan yang tepat dan anggarandapat dialokasikan secara efektif. Pemilihan alternatif dan penentuan prioritas ini berkontribusipada pencapaian anggaran berbasis kinerja, yang merupakan salah satu pilar reformasianggaran. Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa landasan utama penetapan suatu proyekdalam kapasitas pengembangan daerah tidak mutlak hanya dilakukan berdasarkan variabel manfaat dan biaya. Dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah, analisis utama yang harusdikedepankan oleh pemerintah daerah adalah sejauh mana kontribusi suatu proyek dalamkomunitas dan ekonomi lokal suatu wilayah.Secara umum, BCR dapat membantu penggunanya untuk:
1. Membantu dalam proses pengambilan keputusan. 2. Menambah alternatif atau pilihan. 3. Mengurangi biaya alternatif yang tidak efektif.

Penerapan Analisis Benefit Cost Ratio

Salah satu pengembangan dari model BCR di Indonesia adalah metode Analisis Kelayakan Suatu Proyek. Metode ini umum digunakan dalam penilaian kelayakan suatu proyek. Analisis ini merupakan suatu analisis yang dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh terhadap suatu kelayakan proyek yang mencakup analisis dari berbagai aspek yang harus dilakukan secara terpadu. Pada prinsipnya analisis ini mencakup analisis aspek pemasaran, analisis aspek keuangan, analisis aspek teknis dan operasi, analisis aspek sumber daya manusia, analisis aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial, serta analisis dampak lingkungan.

Dalam gambar tersebut, analisis aspek pemasaran merupakan kunci utama dalam menentukan kelayakan suatu proyek. Pemahaman terhadap pasar menurut Kottler, diawali dengan identifikasi produk yang akan dipasarkan dan seberapa besar produk ini dibutuhkan oleh konsumen. Salah satu persyaratan suatu proyek yang layak adalah keharusan dalam memiliki prospek penguasaan pangsa pasar yang baik. Namun tidak cukup hanya itu, penting juga untuk menganalisis kesinambungan performansi penguasaan pasar di masa depan. Hal inilah harus dipersiapkan dalam penyusunan business plan dan road map proyek. Analisis kedua yang harus dilakukan adalah analisis finansial. Dalam analisis ini dilakukanpengukuran kelayakan suatu proyek secara finansial dimulai dari estimasi biaya dan

pendapatanyang dihasilkan dari proyek tersebut. Estimasi biaya menurut Petty. J.W., mencakup:
1. Estimasi biaya investasi awal. Estimasi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran

yang pasti mengenai keseluruhan biaya yang dibutuhkan. Keseluruhan biaya ini meliputi biaya perolehan ijin usaha, biaya peralatan,biaya instalasi, biaya engineering, biaya pelatihan, biaya pembelian tanah dan biaya lain yang dikeluarkan pada awal investasi dilakukan.
2. Estimasi biaya operasiTerdapat tiga macam biaya operasi. Pertama, biaya langsung,

yaitu segala biaya yangmempunyai keterkaitan langsung dengan proses produksi mencakup biaya bahan langsungdan biaya tenaga kerja langsung. Kedua, biaya tidak langsung, yaitu biaya yang tidak terkait langsung dengan proses produksi. Biaya ini mencakup biaya bahan tidak langsung, biayatenaga kerja tak langsung dan berbagai biaya tak langsung lainnya. Ketiga, biaya komersial. Biaya komersial adalah biaya yang mencakup biaya pemasaran dan biaya administrasi.
3. Estimasi pendapatanBiaya pendapatan dapat diestimasi dengan menggunakan proyeksi

pendapatan yang akan diperoleh per tahun. Estimasi per tahun dilakukan untuk mempermudah perhitungan sehingga estimasi yang dilakukan cenderung lebih tepat. Perlu dicatat bahwa estimasi pendapatan ini dilakukan berdasarkan cash flow, yaitu aliran kas yang akan dihasilkan oleh suatu proyek. Dasar evaluasi adalah menggunakan cash flow dan bukan menggunakan pendapatan. Hal ini dilakukan karena perhitungan dividen maupun reinvestasi yang akan dilakukan adalah menggunakan kas dan bukan menggunakan pendapatan.Terdapat dua indikator finansial yang umum digunakan untuk menilai sehat atau tidaknya suatu proyek secara finansial. Indikator-indikator ini juga biasa digunakan dalam perhitungan analisis benefit cost (atau analisis benefit cost ratio ). Indikator-indikator tersebut antara lain:

Internal Rate of Return (IRR). IRR (Tingkat Pengembalian Internal) didefinisikan sebagai tingkat pengembalian investasi yang dihasilkan suatu proyek yang diukur dengan membandingkan cash flow yang dihasilkan proyek dengan investasi yang dikeluarkan untuk proyek tersebut. Untuk dapat digunakan sebagai analisis pembanding dalam keputusan investasi maka nilai IRR harus dibandingkan dengan nilai perhitungan. Minimal Attractive Rate of Return (MARR). MARR merupakan suatu tingkat pengembalian tertentu yang diperoleh relatif tanpa risiko misalnya dengan

membandingkan tingkat pengembalian dari investasi yang ditanamkan melalui deposito.

Net Present Value (NPV). NPV didefinisikan sebagai nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkanselisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. NPV yang dianggap layak adalah NPV yang bernilai positif. NPV bernilai positif mengindikasikan cash flow yang dihasilkan melebihi jumlah yang diinvestasikan. Perhitungan NPV dapat diketahuisebagai berikut: n n 2 2 10 )r 1( B ...... )r 1( B )r 1( B B NPV +++++++= atau +=== n t 0 t t t )r 1( B NPV .

Biaya Benefit Analysis atau CBA adalah teknik yang relatif sederhana dan * banyak digunakan untuk memutuskan apakah akan membuat perubahan. Seperti namanya, untuk menggunakan teknik hanya menambah nilai manfaat dari suatu tindakan, dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan itu. Biaya yang salah satu-off, atau mungkin sedang berlangsung. Manfaat yang paling sering diterima dari waktu ke waktu. Kami membangun ini pengaruh waktu ke analisis dengan menghitung payback period. Ini adalah waktu yang diperlukan untuk manfaat dari perubahan untuk membayar biaya. Banyak perusahaan mencari pengembalian selama periode waktu tertentu - misalnya tiga tahun. Dalam bentuk sederhana, analisis biaya-manfaat dilakukan hanya menggunakan biaya finansial dan keuntungan finansial. Sebagai contoh, analisis biaya / manfaat sederhana dari skema jalan akan mengukur biaya pembangunan jalan, dan mengurangi ini dari manfaat ekonomi untuk meningkatkan jaringan transportasi. Ini tidak akan mengukur baik biaya kerusakan lingkungan atau manfaat perjalanan lebih cepat dan lebih mudah untuk bekerja. Sebuah pendekatan yang lebih canggih untuk biaya / manfaat model pengukuran adalah mencoba untuk menempatkan nilai keuangan pada biaya dan manfaat tak berwujud. Hal ini dapat sangat subjektif - yang, misalnya, padang rumput air bersejarah senilai $ 25.000, atau apakah itu layak $ 500.000 karena jika pentingnya lingkungan? Versi biaya / manfaat analisis kami jelaskan di sini adalah selalu sederhana. Dimana sejumlah besar uang yang terlibat (misalnya, dalam transaksi pasar keuangan), evaluasi proyek dapat menjadi sebuah seni yang sangat kompleks dan canggih. Dasar-dasar ini dijelaskan dalam Prinsip-prinsip Corporate Finance oleh Richard Brealey dan Stewart Myers - ini adalah sesuatu dari sebuah otoritas pada subjek.

Contoh: Seorang direktur penjualan adalah memutuskan apakah akan menerapkan manajemen berbasis komputer kontak baru dan sistem penjualan pengolahan. Pihaknya hanya memiliki beberapa komputer, dan penjual nya tidak melek komputer. Dia menyadari bahwa komputerisasi penjualan pasukan dapat menghubungi lebih banyak pelanggan dan memberikan kualitas yang lebih tinggi keandalan dan pelayanan kepada para pelanggan. Mereka lebih mampu memenuhi komitmen, dan dapat bekerja lebih efisien dengan pemenuhan dan staf pengiriman. Keuangan Nya biaya / manfaat analisis ditunjukkan di bawah ini: Biaya: Peralatan komputer baru: 10 siap-jaringan PC dengan software pendukung masing-masing @ $ 2.450 1 server @ $ 3.500 3 printer @ $ 1.200 masing-masing Kabel & Instalasi @ $ 4.600 Penjualan Dukungan Perangkat Lunak @ $ 15.000 Biaya pelatihan: Pengenalan komputer - 8 orang @ $ 400 setiap Keterampilan keyboard - 8 orang @ $ 400 setiap Penjualan Sistem Pendukung - 12 orang @ $ 700 masing-masing Biaya lain: Waktu yang hilang: 40 hari orang @ $ 200 / hari Kehilangan penjualan melalui gangguan: perkiraan: $ 20.000 Kehilangan penjualan melalui inefisiensi selama bulan pertama: perkiraan: $ 20.000 Total biaya: $ 114.000 Manfaat: Tiga kali lipat dari kapasitas email ditembak: perkiraan: $ 40.000 / tahun Kemampuan untuk mempertahankan kampanye penjualan lewat telepon: perkiraan: $ 20.000 / tahun Peningkatan efisiensi dan keandalan tindak lanjut: perkiraan: $ 50.000 / tahun Peningkatan layanan pelanggan dan retensi: perkiraan: $ 30.000 / tahun Peningkatan akurasi informasi pelanggan: perkiraan: $ 10.000 / tahun Lebih kemampuan untuk mengelola usaha penjualan: $ 30.000 / tahun

Jumlah Manfaat: $ 180.000 / tahun Waktu pengembalian modal: $ 114.000 / $ 180.000 = 0,63 tahun a = kira-kira. 8 bulan

Sumber
www.wikipedia.org/wiki/Costbenefit_analysis.com www.management.about.com/cs/.../CostBenefit.html www.windows.lbl.gov/daylighting/.../section11.pdf

You might also like