You are on page 1of 20

Volume

rssN 0215-9198 No. 9 Tahun 2005

Pu$mm
Srategi Linguistik dalam Percakapan (Kajian Bahasa Gender) Ni Nyoman Psdmadewi

Mewujudkan Komunikasi Secara Efektif: Upaya Meminimalkan Konflik Internal dalam Masyarakat Etnis Bali I Nengah Suandi

Bentuk Pasif dan Identitas Nasional dalam Bahasa Indonesia


Wayan Teguh

Struktur dan Makna Hubungan Antarunsur dalam paribasan


Sumarlan

Kajian Ulang Bladbadan Bahasa Bali Nengah Arnawa


Perspektif Sosiolinguistik pada Perencanaan Bahasa di Singapura N,L Nym Seri Malini
Perencanaan Bahasa ( Bahasa Jepang) Nlaria Gorethy Nienie

Kebijakan Dwibahasa dalam Pendidikan di Pilipina

I Made Rujeg

Geguritan Siti Badariah: Antara Konvensi dan Inovasi l{ayan Cika

Strategi Linguistik
dalam Percakapan

JURNAL ILMU.ILMU BUDAYA


FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA Volume Y No.9 Tahun 2005

Ketua Penyunting

Made Jiwa Atmaja


Anggota

Sapardi Djoko Damono (UI), Kuntowijoyo (UGM) I Wayan Resen, T. Fatimah Djajasudarma (Unpad)
Pelaksana

I Ketut Sudewa
I

(Sekretaris)

I GN.Indra Kecapa
Gusti Ketut Agung Sandriani Kadek Sariani AA. Ngurah Rai Supartha Ketua SMFS UNUD, Ketua BPM FS UNUD
Penerbit

Yayasan Guna Widya, Fakultas Sastra UNUD Jl. Nias 13, Denpasar, Telp. (0361) 224121
email :taksu04 @yahoo.com

ISSN 021s-9198

Daftar Isi
PengantarRedaksi Mengolah Percakapan

. .

NiNyomanPadmadewi
Srategi Linguistik dalam Percakapan

(Kajian Bahasa Gender)

INengahSuandi
Mewujudkan Komunikasi Secara Efektif:
Upaya Meminirnalkan Konflik Intemal

dalam Masy arakat Etnis

ali

21

. .
. .

IWayan Teguh
Bentuk Pasif dan Identitas Nasional dalam Bahasa tndonesia

4l
53

Sumarlan Struktur dan Makna Hubungan Antarunsur dalam Paribasan .............

NengahArnawa Kajian Ulang Bladbadan Bahasa Bali N.L Nym Seri Malini
Perspektif Sosiolinguistik pada Perencanaan
Bahasa di Singapura

IJ

89

Maria GorethyNienie
Perencanaan Bahasa ( Bahasa Jepang)
105

I Made Rajeg Kebijakan Dwibahasa dalam Pendidikan di Pilipina


I Wayan Cika
Geguritan Siti Badariah: Antara Konvensi dan Inovasi

119

133

Redaksi
Pedoman Bagi Penulis
148

vl

PUSTAKA
Volume V, No. 9 Tahun 2005

ISSN 021s - 9198

Kajian Ulang Bladbadan Bahasa Bali


NengahArnawa'

Abstrak : Tulisan ini melaporkan hasil analisis mengenai Bladbadan Bahasa Bali. Bladbadan adalah salah satu repetorium bahasa Bali yang di
dalamnya terjadi transposisi maloru dengan menggunakan peranglwt

emosif. Perangkat emosif yang digunakan dalam pemaknaan bladbadan adalahfonet*, leksikal dan sintal$is, yang didulatng aleh kaidah-kaidah pembentukan kata dalam bahasa Bali. Hasilnya adalah bladbadan dilihat bukan sebagai permainan bunyi semata, bukanpula sebagaimetafora, karena antara giing "kerangka" dengan
kata sasaran tidak memiliki hubungan semantik.
Abstracts :
This article reports the result of the analysis of the Balinese Bladbadan riddles. Bladbadan is one of those types of riddles within rhe repertoir of the Balinese language, withinwhich has taken place a transposition of meaning by way of emotive means. The emotive means used in determining the meaningfulness of the bladbadan riddles includes the phonetic, the lexical and the syntactic supported by rules of word formation in the Balinese language. The result is thatform ofbladbadan riddle seen notjust as play on sounds nor as metaphor because between the .... frame and target word there is no semantic relation.

Kata Kunci: Makna Bladbadan

'

Nengah Arnawa staf pengajar IKIP PGRI Bali

73

PU$IAKA
VolumeYNo.9 Tahun2005

l.Pendahuluan
Btadbadanmerupakan salah satu repertoriurn bahasa Bali. Repertorium ini sudah sering dikaji oleh berbagai pihak. Beberapa paparan tentan g bladbadan sebelum ini dapat ditemukan dalam artikel dan beberapa buku bahan ajar. Tulisan ini mencoba menyodorkan hasil kaji ulang terhadap repertoriun bahasa Bali ini. Kajian bladbadan yang telah dilakukan beberapa pakar sebelum ini dikonsentrasikan pada dua hal. Pertama pada bentuk. Dari dirnensi bladbadan dipandang sebagaiperminanbunyr. Kedua d.ri dimensi semantik. Dari dimensi ini bladbadan dipandang sebagai metafora. Persoalaru:ya adalah betukahbladbadan demikianadanya?
2. Pandangan tentang Bladbadan sebelum

ini

Sukrawati (1995) mengkaji bladbadan dari dimensi bentuk. Peneliti ini memandang btadbadansebagai permainan bunyi. Dijelaskan olehnya bahwa ada enam proses pembentukan bladbadan, yaitu

(l) modifikasikatadasar, (2) mengganti fonem awal sebuah kata dasar, (3) menghilangkanfonemawalsebuahkatadasar, (4) menghilangkan fonem awal kata dasar dan disertai pengulangan, (5) mengganti suku pertama kata dasar, dan (6) menghilangkan suku pertaina kata dasar.
Dalambentuk bahan ajar, bladbadandiuraikan oteh Ginarsa (1 985), Simpen (1988), Tinggen (1995), dan Gautama (1995). Ginarsa (1985) mendefinisikan bladbadansebagaikalimatyangdimulurkanataudipanjangkanseliinggamelukiskan
maksud pembicaraan. Defurisi ini tidak memand ang bladbadan sebagai metafora seperti yang dikemukakan oleh Simpen (1988), Tinggen (1995), dan Gautaina

(1995). Perbedaan pandangan ini mendorong penulis untuk mengkaji ulang repertorium bahasa Bali.
3.

PerangkatEmotif dalam Pembentukan


B I adb ad an

Bladbadan

sujati 'makna

dibangun oleh ti ga komponen, y akai giin g " ker an gka ", ar ti denotasi', dansuksemanipun 'makna asosiasi' (Ginarsa, 1985 :

65; Simperl 1988:39;Gautani4 1995:t7;danTinggen, 1995:5). Untuk menulianii

malcsdbladbadan,hendalcryadipahamimaknadenotasikerangkayangdigunakan.

74

PUSTAKA
Volume V, No. 9 Tahun 2005

Makna denotasi itutidakperlu diucapkan secara eksplisit (Sukrawati,1995:242). Makna denotasi merupakan batu loncatan untuk memahami makna asosiasinya.

Dalam bahasa Bali ditemukan bermacain-macam bentuk bladbadan.


Adanyaberbagaibentuk blabadanmencerminkandiperant<annyaperangkatemotif yang berbeda dalamproses pembentukan dan pemaknaannya. Ullmann (1977
:

135)me,nrmuskantigaperangkatemotifyangberbedauntukmengungkapkanmalcra, yaitu perangkat emotif fonetik, leksikal, dan sintaksis. Berdasarkan data yang diperoleh ketiga perangkat emotif itu berperan dalam pemaknaanbladbadan. Pemanfaatan ketiga perangkat emotif itu ditopang oleh kaidah-kaidah pembentukan

katabahasaBafi. Perangkaternotiffonetiklebihmenekankanpadaaqpekkeselarasanfonotatik. Ullmann (197 7 : 1 3 5 ) mengatakan dalam banyak bahasa perubahan-perubahan rangkaian bunyi (fonotatik) sering digunakan untuk mengungkapkan makna. Dikaitkan denganbladbadan, perangkat fonotik ini tampakjelas pada data berilrut

ini

(l)

Gusti nambrang ne mangkin, arak tape malu duke di pamereman

(GK,bait23).
Adinda tak acuh sekarang, arak tapai, malu ketika di tempat tidu:. "Adinda malu ketika di tempat tidu"'. (2) Kadong lcone ongol-ongol Cina malakar kedele. taunan kalaina apang ane muani enu satia (MS:34) Meskipun ongol-ongol Cina terbuat dari kedelai, bertahun-tahun ditinggalkan supaya yang laki-laki tetap setia. 'Meskipun ditinggalkan (isti) bertahun-tatrun zuami agar tetap setia' Kalimat

(l

- 2 ) di atas

menggunakanbladbadanberilattini.

Giing Arti Sujati Sulaemanipun oKerangka' 'MakimDenotasi'


arak

'MaknaAsosiasi'

tape

berem pamereman

'araktapai'

'beram' 'tempattidur' Cina


lalru'tahu'
launan 'bertahun-tahun'

--

ongol-ongolCinamalakar
kedele 'ongol-ongol terbuat dari kedelai'

75

PUSTAKA
Volume Y No. 9 Tahun 2005

Iranyamemiliki asosiasipadatataranbentuk. Selanjutoiya ,l,,atamercm.tidur, pada


derivasi dengan konfila {pe-an} sehingga terbenfuk katapamereman 'tempat tidur'. proseslni menyebabka n orot i-p" ' arak tapai' dimalornip amereman, tempat tidur, .
Dengan mengacu kepada bagan asosiasi makna 1,ang dikembangkan Ullrnann (1977 63), proses p ernaltcraan arak tape itu dapat digamb-arkan tataran makna asosiasi mengalani proses

Bent'k arak tape' arak tapai' merupakan hasil pemanjangan (pemururan) dai berem'beram'. Kata b ercm'beram' itu diasosiarilu, a.ng* merem. tidur,. Jika diperhatikan antarakata bercm'beram' dengan kat u *"i"*.tidur, tampak adanya kemiripan fonotatik. oleh karen a iu berem.beram, dan mere,nt.tidur,

seperti berikut ini.

'berem' s,

'merem' S"S

'pamereman,

t
I

*.
trl

t
flz

A
arak tape
berem
I f I
I

JJ
A
I
a

+-a

n4

merem

pamereman

I I I

Perangkatemotif Fonetik

Proses pembentukan kata dalarn bahasa Bali

Keterangan
trr

= nama unfuk giing'kerungka, bladbadan

s,

=maknan,
= nama untuk makna denotasi kerangka

\
s2

q
S,
tro su

=maknan,
= nama unfuk makna asosiasi

=maknan,
= narna untuk maksud, bladbadan

= malrsud bladbadan

76

PUSIAKA
Volume V, No. 9 Tahun 2005

Bagan di atas dapat dijelaskan seperti berikut ini. Pertama, terdapat hubungan

referensial antara arak tape'arak tapai' dengan berem'beram'. Bentttk arak tap e' araktapai' (n, ) rnerupakan giing dari konstruk si bl adb adarz itu. Kedua, kataberem (n ) memilitl hubungan referensial dengan s, yakni berem. Hubungan referensial antaranrdengati s, merupakan makna denotasi dari giing bladbadan iru, Ketiga, dengan batuan perangkat emotif fonetik, kata berem (n ) diasosiasikan danganmerem(q)yangmemilikimaknareferensial'merem"tidul:'. Karenaadanya perangkat ernotif fonetih kata berem (r5) mennlin hubungan asosiatif dengan kata merem (n ) padatataranbentuk, sedangkan pada tataran makna hubungan asosiatif itu tidak terjadi. Keemp at,katameren mengalami proses derivasi dengan konfiks {pe-an} sehinggaterbentttklatapamereman 'tempattidur'. Karenaproses derivasi inilah q dan no memiliki asosiasi pada tataran bentuk dan makna.. Proses yang sama terjadi pada pemaknaanbladbadan ongol-ongol Cina m al akar kc dc I e,' ongol-ongol Cina terbuat dari kedelai'. Kerangka b I a db ad a n frzmenlilikimaknadenotasitahu'tahul. Denganbantuanperangkatemotiffonetik, katatahu 'tahu'diasosiasikan dengantaun 'tahun'. Selanjufirya,katataun 'tahun' padatatarunmakna asosiasi mengalami proses derivasi dengan penambahan sufiks ' {-an} sehingga menjadi taunan'bertahun-tahun'. Akan tetapi tidak si1'
bladbadan mengalami proses derivasi dalam pemaknaannya, seperti data be.l,i.., ,.

ini

(3)

Tuak sekeh tiang suba (GK, bait 4).

Nira masam saya suka "Sayamenyukainya''.

(4) Apang

anake luh dogenm masare cara ratu, rep ? (MS 5) Supaya kaurn perempuan saja tidur bag airaja,takut ? 'Apakah kaum perempuan saja yang mesti takut (kepada laki-laki)

Bentuk tu ak s ekeh memiliki makna d enotasi cuka. Dengan menggunakan perangkat emotif fonetik, kata cuka ini diasosiasikan dengan sulm sehrngga antata kedua kata itu hanya meemiliki asosiasi dalam bentuk. Selanjutnya,kata tuka mengalami proses zero (0) sehingga tidak mengalami perubahan bentuk dalam pengungkapan maksud bladbadavt ini. Proses yang sama terjadi pula pada pemalvtaan bladbadan masare cara ratu'tidrtr seperti raja' yang memiliki makna denotasisirep 'tidur'untukmengungkapkan maknaasosiasirep 'takut'. Katarep 'takut'mengalamiproses 0 (zero)untukmerumuskanmaksudbladbadan itu. Selain

77

PUSTAKA
\rolume V No. 9 Tahun 2005

itu, ditemukan juga pembentukan bl adb ada n melalui proses perulangan, seperti pada databerikut ini. (5) Anake muani bas sing pesan nyakmakibul dawa, nyikut-nyikutang raga(MS:3 5). Kaum lelaki sangat tidak mau berhrngging panjang, membandingbandingkandiri. 'Kawin lelaki tidak mau berteposeiiro'
makibul dawa'bertungging panjang' memiliki malcra denotasi ikut'ekor' . Dari kata ilan, dengan bantuan perangkat emotif fonetik diasosiasikan dengan silafi'ukur'. Selanjutnya, melalui proses afiksasi dan perulangan dibentuklah kata nyilatt-nyilatfarg 'mengukur-ukurkarq 'membandingKerangka
6 ladbadan

bandingkan'.'' Jadi, bladabadan makibul dawa'bertungging panjang' selain menggunakan perangkat emotif fonetik juga menerapkan proses afiksasi dan
penrlangan.

Mencermati bentuk-be ntttk b I adb ad an seperti data yang digunakan pada kafimat (l) sampai dengan (5) tampak adanya keimiripan bentuk antara q dengan nn.Dengan demikian, pemaknaan bladbadan seperti pada kalimat (l) - (5) elapat dikatakanmenggunakanperangkateinotiffonetik. Berdasarkanadanyakemiripan fonotatik yang digunakan untuk mengungkapkan makn a bladbadara seperti data pada kalirnat ( I ) - (5), pandangan yang mengatakan bladbadan sebagai permainan bunyi dapat diterirma. Akan tetapi, kenyataarmya tidak semua bladbadan menggunakan proses modifikasi bunyi untuk mengungkapkan makna asosiasinya. Ditemukansejumlahdata bladbadanyangpadatataranmalaradetonatifdanmakna asosiatifnya menggunakan bentuk (dasar) yang sania tetapi dengan makna asosiasi yangberbeda. Contoh:

(6)

Yanpayumatatu di lima.sida matemu ring gusti ...tiang anteng ngayahin (GK, bait 6). Jika jadi luka di tangan, bisa berjumpa dengan adinda ... sayarajin
melayani. Jika adinda mau saya nikahi, saya sanggup melayanimu'.

(7)

Lenggatanpaon.punapi kayun iratu 7 (GK, bait 19).


Para-para di dapur, bagaimananiaksud adik? 'Bagaimana niaksud adinda ?'

78

PUSTAKA
Volume V, No. 9 Thhun 2005

(8)

Masihmatukad amas, suluk pisan ring gusti(GK, bait I 8).


Juga bersungai deras, ingin sekali pada adinda.

'Saya sangat menginginkan adinda'.

Kalimat (6) - (8), secara berurutan menggunakanbladbadan sebagai


berikut.

Giing
'Kerangka'

Arti Sujati
'MaknaDenotasi' sida 'lukateriris'

Sulcsemanipun

'MaknaAsosiasi'
sida 'dapat'

tatu di lima 'lukaditangan' lengatan paon para-paradi dapur'


tukad anas
'sungai deras'

punapi
para-para di atas

punapi

tungku'

'bagaimana'

suluk
'deras'

suluk 'inginsekali'

Bladbadan tatu di lima'htkadi tangan' memiliki makna denotasi sfda 'lukateriris'danyangdimalsudkanolehbladbadanifiadalahsida'dapat'. Dilihat dari aspek fonotatiknya, bentrfl<sida 'luka di tangan'tidakmengalami modifikasi bunyi untuk mengungkapkan sida'dapat' yang menjadi maksud bladbadan itu. Demikian pula dengan bladbadan lengatan paon'para-para di dapur' yang bermakna denotasi punapi' pxa-pwadi atas nrngku' untuk mengungkapkan maksud punapi'bagaimana'. Mekanisine yang sama pun terjadi pada bladbadan tukad anas 'svngai deras' yang memliki makna denotasi suluk 'sungai deras' unfuk mengungkapkan maksud suluk 'ingin sekali'. Oleh karena itu, bentuk-bentuk bladbadan seperti data pada kalimt (6) - (8) itu kurang tepatjika dikatakan sebagai perminan bunyi, dalam arti terjadinya proses modifikasi bunyi pada tataran makna denotasi untuk mengungkap makna asosiasi. Bentuk-benntk bladbadan seperti int lebihtepatdikatakanmenggunakanperangkatemotifleksikal, yaladmenggun4kan
dua kata secara utuh untuk motivasi semantik yang berbeda. Ulhnann
(

1977 : 136)

menjelaskan, dalampenggunaanbahasa secara figuratifperangkat emotiflelaikal cukup potensial digunakan. Perangkat emot'if leksikal dapat dieksplsitkan dengan memajankan leksikon tanpa proses modifikasi bunyi guna mewujudkan motivasi

semantikyangberbeda.

79

PUSTAKA
Volume Y No.9 Tahun 2005

emotif sintaksisjuga ditemukan dalaln bladbadan. Ulknann (1977 : L37)mengatakan, perangkat emotifsintaksis berupa susunan kata (word-order). Perangkat einotif sintaksis dapatjugadipandang sebagai tautan sintagmatik, yakni hubungan linier antara unsur-unsur bahasa dalam tataran tertentu (Aminuddin, 1988 : 108; Kridalaksana, 1993 : I 99). Ini berarii, maksud sebuah 6 ladbadan dapat ditentukan
Selain perangkat emotiffonetik dan leksikal, penggunaan perangkat

oleh hubungan linier (sintagrmtik) dalam satuan kalimat tertentu.

Contoh:

(9) Buin pidan gantin titiang

ngalap padi, manyidanang ketemu

lamun idepe Ring I Manik. Kapan saat saya memetik padi, dapat berjumpa seperti harapanku denganlManik. 'Aku sangat berharap dapat menikah deng anI Mu&'.

(9b)Yadin mangalap padi, manyingal yan gusti lesu ... titiang


mangulurinpisan (GK, bait 6). Meskipun memetik padi, menggendong j ikalau adinda letih ... sei ;,
mengabulkansekali.

'Meskipun menggendong jikalau adinda letih ... saya sanggup


melaksanakan'.

(L}a\ Eilnsansketimun paite susti!


Ingatlah mentimun pahitimu adik!

'Ingaflahjanji adik!'

(lDb) Ketimin pait.

mangupaya sai-sai ... apang macunduk ring Gusli


... agar bertemu dengan

Mirah (GK, bait 29).


Mcntimun pahit berupaya sering-sering Gusti

Mirah. 'Sayaterusberupaya agardapatmenemui Gusti

Mirah'

Kalimat (9 - 9b) dan ( 10a - I 0b) menggunak an bladbadan sebagai berikut"

GiW 'Kerangka'

Arti

Sujati

Suksemanipun

'MaknaDenotasi' 'MaknaAsosiatif

80

PUSTAKA
Volume V No. 9 Thhun 2005

padi memetikpadi'
ngalap

manyi
menuai'

manyidaang 'dapat' 2. manyingal


1.

'menggendong'

ketimun

pait

paya

l. semaya janjil
2.upaya 'upaya'

'mentimunpahit'

'paia'

Kalimat (9a) dan (9b) menggunakan benhtk 6 I adbadan yang sama, yakni ngalap padi'memetik padi' dengan makna denotasi yang sama, yakni manyi 'menuai' tetapi digunakan untuk mengungkapkan makna asosiasi yang berbeda. Pada kalimat (9 a) ngalap p adi' memetk padi' dima}sudkan untuk mengungkapkan makna asosiatif laa nyidaang'dapat' , sedangkan pada kalimat (9b) dimaksudkan untuk mengungkapkan makna asosiatif manyinggal'menggendong'. Pemaknaan ganda seperti ini terjadi karena kata manyi'menuai' dapat diasosiasikan pada tataran bentuk dengan manyingal'menggendong' dan manyidaang' dapat'. Fenomena ini dapat didiagramkan seperti berikut ini. manyidaang 'dapat'

(9a, 9b) ngalap

padi 'memetikpadi'

manyi menuai

manyingal
menggendong'

Demikian pula halnya dengan bladbadanpada kalimat (l0a) dan (10b). Pada kali imt ( I 0a) dan ( I 0b), bentttk b I a db a d a n y ang di gunakan adalah ke t i mun pait 'ketimunpahit'denganmakna denotasiyang sama, yakni 'paya'paia'tetapi untuk digunakan mengungkapkan makna asosiasi yang berbeda. Pada kalimat (1 0a) bladbadan itu dimaknai semaya Janji' dan pada kalimat (lOb) dinaknai upaya' upaya',sehingga didiagramkan seperti berikut ini.

(3-I2a,

t2b) ketimun pait ,-+,


'mentitnun pait'

paya 'paria'

81

PUSTAKA
Volume Y No. 9 Tahun 2005

Pemaknaan bladbadan ngalap padi'memetik padi' yang memiliki makna denotasimanyi 'meruai'diasosiasikan denganmanyidaang'dapat'pada (9a) dan

dengan m:anyingal 'menggendong' pada (9b) lebih ditentukan oleh perangkat sintaksis atau tautan sintagmtik yang didrrkung oleh perangkat fonetik. Demikian

pula bladbadan ketimun pait'mentimun pahit' yang rnengandung makna denotasi paya 'paria', pada kalirmt ( 10a) diasosiasikan dengan semaya ' jar$i' dan pada kalimat(l0b)diasosiasikandenganupaya'upaya'. Jikakontekskalimat(9a-9b) dan.(l0a l0b)dihilangkan sehnggangalappadi 'memetikpadi' danlcetimunpait 'mentitnun pahit' menjadi bebas konteks, maka makna asosiasi bladbadan itu menjadi ambigu (bermakna ganda). Terhadap bentuk-benitk bladbadarz seperti itu selain perangkat emotif fonetik, perangkat emotif sintaksis juga digunakan untuk merunuskanmaknaasosiasinya. Untrkmembuktikanberperarmyaperangkatemotif sintaksis dalarf pemaknaan bladbadan seperti itu dapat diuji dengan tautan sintagmatik seperti berila$ ini.

(9a) Buin pidan gantin titiang ngalap padi, ketemu lam,un idepe ring I Manik

(-

(gb)

Yadin mangalap padi,

a. b. a. b. -)

manyidaang'dapat'
manyingal, 'menggendong' yan gusti lesu ... titiang mangulurin pisan.

manyidaang'dapat'
manyingal'menggendong'

Gmpatkosong pada kalimat (9a) dan (9b) hanya dapat diisi oleh satu pililun.

Pilihankata sangatditentukan olohhubungan linierantarkatayang terdapatpada kalimat-kalimat itu: Berdasarkan hubunganlinier itu kalimat (9a) hanya dapat diisi dengan pilihan (a) dan kalimat (9b) hanya dapat diisi dengan pilihan (b). hilah bukti bbperannyaperangkatemotifsintaksis dalampemak,aaanbladbadan. Pengajian dengancarayangsamadapatpuladilakukanterhadap kahmt(10a) dan (l0b) seperti

berikutini.

,
ketimun patei,

(l}a) Elingang

) gusti!

a. s.amayane

Janjimu' b. mangupaya 'berupaya'

82

PUSTAKA
Volume V, No.9 Tahun 2005

a. b.

samayane Jimu'

mangupaya'berupaya'

Tempat kosong pada kalimat (10a) dan (10b) hanya dapat diisi oleh satu puihan. Berdasarkan hubungan linier itu, kalimat (10a) hanya dapat diisi dengan pilihan (a) dankalimat(l0b) hanya dapatdiisi denganpilihan (b).

(4) Transposisi Makn a Bladbadan Leech (1974: l0) menjelaskan asas semantik tidak memungkinkan kekosongan dalam pikiran pemakai bahasa. Oleh karena itu, apabila terdapat perbedaanantarabentuklingual denganmaksudpenulur,makapelibatakanberusaha menghubungkannyanrelaluiprosesransposisimalcra. Transposisimaknamenrpakan strategi menghindari kekosongan semantik. Berdasarkan kajian semantik, bladbadan pada hakikatnya merupakan transposisi makna dari suatu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam proses transplrriiri makna ini diperankanperangkat emotif fonetik,leksikal, dan sintaksis. Derrgai; ketiga perangkat emotif itu, kekosongan makna dapat dihindari dalam proses komunikasi. TransposisimaY.nabladbadan dapat didiagramkan sebagai berilcut.
sr

s,

--*

s+

llA

t
nt

nzAn3An4
tl tl

l_l__-__-_,
::

Perangkatemotif Prosespembentukan
kata
Bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, terdapat hubungan

referensial antara nr yang merupakan giing'kerangka' dari konstruksi sebuah

83

PUSIAKA
Volume V No. 9 Ti*tun 2005

bladbadan dengan s2 yang merupakan makna gting atau bantang 'kerangka' tersebut. Kedua, q memiliki hubungan referensi dengan sr. Hubungan referensi antara q dengan sr merupakan arti sui ati malana denotasi' dat', giing atau bantang 'kerangka' bladbadan itu. Makna denotasi ini merupakan batu loncatan untuk prosespemaknaan bladbadan. Ketiga, denganbantuanperangkatemotif(fonetik, leksikal, sintaksr* n, diasosiasikan dengan q, sehlngga antara n, dengan q terdapat asosiasipadatataranbentuk. Keempatuntukinengungkapkan mak"sudbladbadan sesuai kontelanya, q mengalami proses pembentukan kata sehingga terbentuk nn. Oleh karena itu antaraq - s, dengan no - so terdapathubungan asosiatifbaikpada tataran bentuk dan makna. Apabila dikaitkan dengan komponen pembentuk bladbadati, yalfli gr@, arti suj ati, dan suksemanipun, hubungan n, - s, berada pada komponen giing, hubungan S - sz berada pada komponen arti sujati, sedangkan hubungan q - s, dan no - sn berada pada kompon en sulcs emanipun. Pada kenyataannya, nz - sz dan n, - s, dari proses pemaknaan bladbadan tidakprnahdiucapkan secara eksplisig tetapi cukup dipikirkan dalambenakpelibat (Sukrawati, 1995:242). Olehkarena itu bagan transposisi makna bladbadan dapar pula digambarkan seperti berikut ini.

nr/-'n4

I,v
s,
s4

-,

$o

Perangkat emotif dan proses pembentukan kata


Oleh kare,na dahrrrl. blabadan yang dipentingkan adalah malam, maka bagan ini dapat disederhanakan menjadi berikut ini.
SI

V
Nr
84 PUSIAKA
VolumeVNo.9Tahun2005

Berdasarkan bagan terakhir di atas tampak terjadi tansfer makna dari n, ke


so. Oleh karena itu,
(n

jika seorang penutur mengatakan suatu keran gka bladbadan

) , niaka pelibat akan melalarkan transposisi makna Sr. Mencermati proses transposisi inakna pada fenomena bladbadan seperti yang dieksplisitkan melalui bagan-bagan di atas, asosiasi yang terjadi untuk menentukan makna sebuah bladbadan terdapat pada tataran bentuk, khususnya
pada

q dengan q.

Dengan demiki an, bladbadan bukanlah metafora karena antaru

nrdenganqtidakmemilikihubungansemantikatautidaknremilikimedansemantik yang sama. Simpulan ini diambil karena secara terminologis, metafora seharusnya memiliki medan semantik yang sama atau merupakan pertandingan akibat adanya kesamaan makna (Mustansyir, I 9 B 8 : 1 40 ; Wahab , 1990: 127) .

(5)Simpulan
Berdasarkan hasil analisis, simpulan yang ditarik dalam kajian ini disajikan

berikutini.

1. 2.

Bladbadatnmerupakan salah satu repertoriumbahasa Bali yang tir dalamnya terjadi tansposisi makna dengan menggunakan perangkat emotif
Perangkatemotifyang digunakandalampemaknaanbladbadan adalah fonetik, leksikal, dan sintaksis yang didukung oleh kaidah-kaidah pembentukan kata dalam bahasa Bali. Oleh karena itubladbadan
bukan semata-mata permainan bunyi.

3.

Bladbadanbukan metafora karena antaru giiig'kerangka' dengan kata sasaran tidak memiliki hubungan semantic [.

85

PUSTAKA
Volume V, No. 9 Tahun 2005

DaftarPustaka
Aminuddin . 1988. Semantik. Bandung: Sinar Baru, Sutjiati-Beratha, Ni Luh . 1999. 'Buku pelajaran Bahasa Bali untuk Sekolah Dasar (laporan penelitian)'. Universitas Udayana, Denpasar. Chaer, Abdul 1990. Pengantar Scmatik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.

Gautama, Wayan Budha. 199 5. Pralambang B as a B ali. Denpasar : CV. Kayumas Geguritan Kasmaran ditransliterasi oleh I Ketut Ginarsa 1980. I(oleksi Gedong Kirtya, Singaraja. Geguritan Sampik ditransliterasi oleh I Ketut Mangku Ngarsa 1975. Koleksi Pusat Dokurnentasi Kebudayaan Bali. Denpasar. Ginarsa, Ketut. 1985 Paribasa Bali. Denpasar: CV. Kayumas. Kejoer .1997. Ngalawar Gerang Volume I dinyanyikan, oleh Yan Kirana. Denpasar Intan Dewata Record. Kridalaksana, Harimufil 1993 . Kamus Linguis tik. I akarta: Gramedia Pustaka
Utama.

.1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jak*;to"


PT. Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffry. 1974. Semantics: The Study of ' Meaning. England: Penguin Books. Mustansyir, Rizal. 1988. Filsafat Bahasa : Aneka Masalah Arti dan Upaya P emec altannya. Jakarta: Prima Karya. Pengkung, De.1997 . Madamar di Ab@Volumeldnyanytkanoleh De Pengkung. Denpasar: Bali Record. Santha, Jelantik. 1981. Tresnane Lebur Ajur Satonden Kembang. Diperbanyak dan diedarkan oleh Jelantik Santha. Saussure, Ferdinand de. 1 98 8. Cours e de Linguis tique G enerale diterjemahkan oleh Rahayu S. Hidayat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Simpen A.B., I Wayan. 1 988. Basi ta P arihas a. Denpas ar Upada Sastra. Srawana,I Gede. 1978. Mlancaran Ka Sasak. Denpasar Yayasan Saba Sastra

Bali.

Sudaryanto

. 1993. Mctode

dan Anelca Tcknik Analisis Bahasa. Yogyakarta

Duta Wacana University Press.

Sukawati, Cokorda Istri. 1 995.' Sekilas Tinjauan Bladbadan Sebagai Bentuk Permainan Bunyi dalam Bahasa Bal i', Aks ara No. 9. Tahun U 238 - 25 l.

86

PUSTAKA
Volume V,No.9 Tahun 2005

ThmpuboloqDl 1988."'semantik Sebagai Titik-tolak'Analisislinguistik'. Dalam Soedjono Dardjowidjojo (ed.), PELLBA I,I'23. Jakarta : Unika Atma
Jaya Press

Tim Penyusun Kamus Bali-Indonesia 1991. Kamus Bali - Indonesra. Diperbanyak dan diedarkan oleh Dinas Pengajaran Propinsi Daerah Tingkat I Bali,
Denpasar.

Tinggen, I Nengah 199 5 . Aneka Rup a P aribas a B ali. Singaraj a: Rikha Dewata. Ullmann, Stephen. 1977 . Semantics: An Introduction to The Science ofMeaning. Oxford: Basil Blaclovell.
Wahab, Abdul. 1990.'sepotongModel Studi Tentang Metafora'. DalamAminuddin

(ed.), Pengembangan Penelitian Kualitatif, 126 - 138. Malang : Yayasan

AsihAsahAsuh.

87

PUSIAKA
Volume Y No. 9 Tahun 2005

ffi6e&68

v.s*,,"1Jhi$q*r
nw*;.$3-.#^'*'-r"1 ::t:_vv_vvv_v
t l.,S." rXr-S,f -"io$,-tY)d)'sK'rFr&1rs'esFrt\ - -'

vv

g."*rSr;.S*-,* 1Au*w-'.,"r.'*43*t *-^o-.S**-*---r*"1-y'v )EBAlFbs&861 )


3 S u

og \g * 3 r ar FFm LT s s *r - o.".i..36 's ra I d_ ".ir,-. -f t I u&_

tr

Sang l{yang Ning f{yang amurti ni;kala'.sirati-kindndp ing akabwan tangri sthatakAra sira prati;ttlea handng hrdaya kamalct madhya nitya;{a dhyana mwang stuti ktgamantra japa mudt"a lindkasakdn ing mangkana nghing pinrih prih i citta ni nghutun anugr"ahana tulusa digicydrcg langti.

I(ehadapan Sang Hyang segala Hyang (Sang Hyaag Siwa) dslam wujud niskala yang sangat dipuja oleh pendamba keindahan; dalarn wujud nyata beliau selalu distanaka:r di dalarn bunga padma di dalarnhatil dalam pemusatan pikiran maupun pernujaan dengan nlantra-mantra utama, japa, dan mudra direalisasikan pada saat scpcrti itu; namun harapan harnba mohon anugrah sehingga berhasil mendapatkan keindahan.

i) i- -*'3. -Ffi '6==-1', -,.-,6AA'.t-"S,t


o{ p: gnur g i, *86
1

-.-i=, I o3.'.,t*'*,S*..*' t(l r: 1 e.

oo

A1

*u?.r-*

u -- C s'*i \tt --ri \ r

**roi o. 3-,n., -- i,.--.-6.,-: igt;tv.t5'6

:-r3 ls

U${S*l
u

rr t

Wr-uh ngwang niqlthalct ning mcngd jdndk alctnglang i kalarcgdn ikang pasir wukir mangkd ngwang kamawih makirtya kakawin lcumawaSa

mamafcn$)akdn wuwus menggdh cl<tnya rahaywa sang panikdl tqn amulusa katwang ing praia tczn lyan Sry Atli-suraprahltdwa sira bhupati saphala Girindrawangiaia. Hamba menyadari ketakberhasilan harnba sebagai pengarang meski tak pemale henii menikrnati keindahan di gunung dan pesisir pantai; sekarang harnba ingin menggutrah kakawin, mudah-mudahan tiada halaagan menyelesaikannya; juga trertujuan agar sejahlera sang raja dan tanpa halarrgan rnemeriatah negeri; tiada lain Sri Aatl Suraprabhawa yang merupakan pemimpin dari ketunrnan Girindra.
6 - ^. $,-,6,f '.,*.'*. =f'. i-{: -F-..p,6o,*. o'.1p,3,'.35f - - t^ *r,{o\ c[- ", g-r

* \- , ts

,"A{f;'SS*- *,{ ?T*6A6survvgAS*rl * * t fi -, - -' ! -i-r)'E*--.o- r tr I ",1') J

You might also like