You are on page 1of 3

Kesadaran Lingkungan

Hasil penelitian teoritik tentang kesadaran lingkungan hidup dari Neolaka (1991), menyatakan bahwa kesadaran adalah keadaan tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini terhadap lingkungan hidup, dan dapat terlihat pada perilaku dan tindakan masing-masing individu. Menurut Joseph Murphy (1988), kesadaran ialah siuman atau sadar akan tingkah lakunya, yaitu pikiran sadar yang mengatur akal dan dapat menentukan pilihan terhadap yang diingini misalnya baik-buruk, indah-jelek dan sebagainya. Dari teori-teori diatas dapat diberikan pengertian. Pertama, kesadaran ialah pengetahuan. Sadar sama dengan tahu. Pengetahuan tentang hal yang nyata, konkret, dimaksudkan adalah pengetahuan yang mendalam (menggugah jiwa), tahu sungguh-sungguh, dan tidak salah. Tidak asal mengetahui/tahu, sebab banyak orang tahu pentingnya lingkungan hidup tetapi belum sadar karena tindakan/perilaku merusak lingkungan/tidak mendukung terciptanya kelestarian lingkungan hidup. Kedua, kesadaran adalah bagian dari sikap atau perilaku. Pengertian kesadaran yang ada sebagian dari sikap menjadi benar jika sikap/perilaku yang ditunjukkan terus bertambah dan menjadi sifat hidupnya. Lingkungan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta (1976), adalah berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling, sekitar. Lingkungan adalah bulatan yang melingkungi atau melingkari, sekalian yang terlingkung di suatu daerah sekitarnya. Encyclopedia Amerika (1997) menyatakan bahwa lingkungan adalah faktor-faktor yang membentuk lingkungan sekitar organisme, terutama komponen-komponen yang mempengaruhi perilaku, reproduksi, dan kelestarian organisme.

Faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan


A. Faktor Ketidaktahuan Manusia beriteraksi dengan lingkungannya. Dalam interaksi manusia dengan lingkungan, ia mempengaruhi lingkungan hidup, dan juga dipengaruhi oleh lingkungan. Contoh : Dianjurkan untuk memelihara Daerah Aliran Sungai (DAS), kenyataannya DAS rusak, sungai-sungai tercemar, sampah rumah tangga dibuang ke sungai. Tercemarnya sungai-sungai dan perairan teluk

Jakarta, perairain pantai Surabaya, dan daerah pantai lainnya, karena buangan limbah industri. Anjuran untuk memelihara hutan, kenyataa hutan gundul. Hal ini membuktikan bahwa orang-orang indonesia tidak tahu tentang lingkungan hidup. Dari penjelasan diatas dapatlah dikatakan bahwa memang benar manusia Indonesia belum memiliki pengetahuan yang benar tentang lingkungan hidup. Oleh karena belum memiliki pengetahuan tentang lingkungan hidup maka jelas akan mempengaruhi kesadaran lingkungan. Dengan demikian maka adalah benar bahwa faktor ketidaktahuan terhadap lingkungan menjadi faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan B. Faktor Kemiskinan Dalam keadaan miskin, sulit sekali kita berbicara tentang kesadaran lingkungan. Yang dipikirkan oleh orang miskin adalah bagaimana caranya mengatasi kesulitan hidupnya. Pemikiran tentang pemeliharaan lingkungan, pengelolaan limbah, drainase yang bersih, sungai yang bersih dari sampah, reboisasi, penghijauan, dan lain sebagainya, tidak akan terpikirkan. Oleh karena itu, pemikiran yang beranggapan bahwa faktor kemiskinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesadaran lingkungan dapat diterima atau mengandung kebenaran. C. Faktor Kemanusiaan Kemanusiaan artinya secara manusia/sifat-sifat manusia,yang dikatakan oleh Chiras (1991) dikatakan manusia adalah bagian dari alam atau pengatur alam. Dikatakan pengatur atau penguasa karena manusia sebagai makhluk biologis mmiliki sifat serakah, yaitu sifat menganggap semua untuk dirinya dan keturunannya.jadi mengapa tidak ada kesadaran lingkungan? Jawabannya adalah karena adanya sifat dasar manusia yang ingin berkuasa/superior terhadap lingkungan hidup. Dan juga sebagai makhluk biologis ia selalu menginginkan segala sesuatu itu adalah miliknya, sehingga apa saja yang ada di sekitarnya menjadi penguasaannya. D. Faktor Gaya Hidup Ada beberapa gaya hidup di masyarakat yang dapat memperparah rusaknya lingkungan hidup yaitu: (1) Gaya hidup yang menekankan pada kenikmatan, foya-foya, berpesta pora (hedonisme); (2) Gaya hidup yang mementingkan materi (materialisme); (3) Gaya hidup yang konsumtif

(konsumerisme); (4) Gaya hidup sekuler atau yang mengutamakan kedunianan (sekularisme); (5) Gaya hidup yang mementingkan diri sendiri (individualisme).

Impian masyarakat terhadap lingkungan.


Ada beberapa hal yang di impikan masyarakat terhdap lingkungan yang mana impian ini akan terwujud apabila para pemimpin dan rakyatnya bekerja sama untuk sadar lingkungan. Impian itu muncul secara bertahap tentang hal-hal sebagai berikut: (1) Pengolahan sampah yang baik dan benar ; (2) Pengelolaan limbah cair yang baik dan benar; (3) Penanganan bencana alam yang baik dan benar; (4) Pengelolaan transportasi dengan system manajemen transportasi yang terpadu antara darat, laut,dan udara. (5) Pengelolaan sumber daya alam yang baik dan benar; (6) penelolaan sumberdaya manusia yang perlu di tingkatkan; (7) Pengelolaan pendidikan lingkungan mulai dari jenjang pendidikan taman kanakkanak sampai dengan perguruan tinggi. Setiap warga negara sadar bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan sehingga perlu menjaga dan melestarikan lingkungan hidupnya. Dengan demikian tidak perlu waktu ratusan tahun untuk sadar lingkungan tetapi bisa menjadi puluhan tahun. Gerakan sadar lingkungan ini harus dimulai sekarang dan pimpinan tertinggi yaitu Presiden yang harus memulainya dan pasti seluruh rakyat akan mendukung. Gerakan ini adalah gerakan sadar lingkungan secara radikal, bukan seperti yang terjadi selama ini, setelah ada pencanangan gerakan, semangatnya hilang dan kembali lagi seperti mulanya. Akhirnya kesadaran lingkungan akan tinggal menjadi impian anak bangsa atau masyarakat, bilamana kita tidak melakukan apa-apa, dan membiarkan kesadaran seperti ini berjalan terus.

You might also like