You are on page 1of 10

SITOKIN

Leukosit dan sel-sel lain menghasilkan protein larut atau glikoprotein yang dipanggil sitokin
(cytokines) yang berfungsi sebagai pengutus kimia (chemical messengers) antara sel. Fungsi
utama sitokin adalah terlibat dalam pengaturan perkembangan dan perilaku sel-sel yang terlibat
dalam respon imun.
Lazimnya sitokin sintetik tetapi ada juga yang diekspres
1. permukaan sel
2. tersimpan dalam matriks luar sel
Sitokin bergabung dengan sel sasaran melalui reseptor permukaan yang berhubung dengan tapak
jalan transduksi isyarat intrasel.
Efek sitokin mungkin
1. autokrin (bertindak atas sel yang menghasilkan)
2. parakrin (bertindak atas sel lain yang dekat)
3. endokrin (bertindak atas sasaran jauh)
Kebanyakan sitokin berupaya bertindak bersama antara satu dengan lainnya untuk menghasilkan
efek sinergistik, tetapi ada juga yang menjadi antagonis ke efek sitokin lain. Interaksi antara
berbagai sitokin saat respon imun menentukan apakah respon dihasilkan didominasi oleh
keimunan humor (serta kelas antibodi yang dihasilkan) atau perantaraan sel.
Sitokin merupakan protein sistem imun yang bertindak sebagai pengubahsuai respons biologi
(biological response modifiers) . Protein-protein ini mengkoordinasi interaksi antara sel-sel
dalam sistem imun.
Sitokin adalah
- monokin (dihasilkan oleh makrofaj, seperti interleukin-1, faktor Nekrosis tumor,
interferon o dan |)
- limfokin (dihasilkan oleh sel T teraktif dan sel NK, seperti interleukin 2-6, interferon ,
limfotoksin).
Sel-sel endotelium dan fibroblas serta beberapa jenis lain juga mungkin menghasilkan sitokin.

Satu fitur penting sitokin adalah dampaknya adalah pleiotropik dan berlebihan (redundant).
- Sitokin tidak memberikan efek spesifik ke atas hanya satu jenis sel sasaran.
Kebanyakan memiliki efek biologi pegunungan luas atas lebih dari satu jenis sel atau tisu.
- Berbagai sitokin pula dapat berinteraksi dengan jenis sel yang sama untuk menghasilkan
efek yang sama (yaitu fungsi tindih).
Penamaan sitokin adalah berdasarkan sel yang menghasilkannya atau bioasai yang digunakan
untuk mentakrifkannya. Limfokin adalah bahan polipeptid bukan imunoglobulin yang bertindak
atas fungsi sel lain.
Sebagian besar darinya dihasilkan oleh limfosit T. Ia mungkin menekan atau merangsang
sesuatu respon imun.Limfokin mungkin memudahkan proliferasi, pertumbuhan atau diskriminasi
sel, serta mungkin bertindak atas fatal gen untuk mengontrol fungsi sel. Limfokin mungkin
memiliki efek autokrin atau parakrin. Monokin pula adalah sitokin yang dihasilkan oleh monosit
(dan makrofaj).
A. Interleukin (IL)
Interleukin adalah sekelompok sitokin yang disintesis oleh limfosit, monosit dan beberapa jenis
sel lain yang meningkatkan pertumbuhan sel T, sel B, sel pokok hematopoietik serta memiliki
beberapa fungsi biologi lainnya.
Ciri-ciri dan aktiviti beberapa interleukin diterangkan di bawah:
1. Interleukin-1: dihasilkan oleh fagosit mononukleus teraktif yang distimulasi oleh
lipopolisakarida atau interaksi dengan sel T CD4
+
. Ia adalah sejenis monokin dan
bahantara keradangan serta berkongsi banyak ciri-ciri dengan faktor nekrosis tumor
(TNF). Ia terdiri dari 2 rantai polipeptid (17 KD setiap), yang disebut IL-1 o dan IL-1 |,
keduanya memiliki kegiatan yang serupa dan bergabung dengan reseptor yang sama. IL-1
o adalah tergabung ke membran tetapi IL-1 | terdapat bebas dalam peredaran. Reseptor
IL-1 terdapat pada banyak jenis sel. IL-1 bertindak apakah mengaktifkan adenilat siklase
dan meningkatkan tingkat Camp, atau mengaruh faktor-faktor nukleus yang bertindak
sebagai aktivator fatal gen. IL-1 bertindak sama ada mengaktifkan adenilat siklase dan
meningkatkan aras cAMP, atau mengaruh faktor-faktor nukleus yang bertindak sebagai
pengaktif transkripsi gen. Dampak tindakannya tergantung konsentrasi. Kesan
tindakannya bergantung kepada kepekatan. Pada konsentrasi rendah sebagian besar
dampaknya adalah imunokawalan dan membantu proliferasi sel T CD4
+
dan
pertumbuhan serta diskriminasi sel B. Pada kepekatan rendah sebahagian besar kesannya
adalah imunokawalan dan membantu proliferasi sel T CD4
+
dan pertumbuhan serta
pembezaan sel B. Pada tingkat yang tinggi ia terdapat dalam peredaran darah perifer dan
menyebabkan kenaikan suhu (demam) dan meningkatkan pembentukan protein fase akut
kelenjar. Pada aras yang tinggi ia terdapat dalam peredaran darah periferi dan
menyebabkan kenaikan suhu (demam) dan meningkatkan pembentukan protein fasa akut
oleh hepar. Ia juga mengaruh cachexia. Ia juga mengaruh cachexia .
Reseptor IL-1 (IL-1R) terdiri dari satu rantai 80 KD yang terdapat pada limfosit T dan
fibroblas. Reseptor IL-1 (IL-1R) terdiri dari satu rantai 80 kD yang terdapat pada limfosit
T dan fibroblas. Sel T CD4
+
memiliki lebih banyak reseptor dibandingkan sel T CD8
+.

Sel T CD4
+
mempunyai lebih banyak reseptor berbanding sel T CD8
+
. Ada individu
yang tidak mengekspres reseptor IL-1. Terdapat individu yang tidak mengekspres
reseptor IL-1. Sel-sel mereka tidak dapat menjalani mitosis apabila distimulasi dan gagal
menghasilkan IL-2. Sel-sel mereka tidak boleh menjalani mitosis apabila distimulasi dan
gagal menghasilkan IL-2. Ini menyebabkan ketiadaan respon imun dan diklasifikasikan
sebagai sejenis kekurangan imun gabungan . Ini menyebabkan ketiadaan gerak balas
imun dan dikelaskan sebagai sejenis kekurangan imun gabungan . Mereka sangat rentan
kepada infeksi oportunis. Penyakit ini diwarisi sebagai satu trait resesif autosom.
2. Interleukin-2: terdiri dari satu Glikoprotein 15.5 KD yang disintesis sebagian besar oleh
sel T CD4
+
dan sedikit oleh sel T CD8
+.
Interleukin-2: terdiri dari satu glikoprotein
15.5 kD yang disintesis sebahagian besar oleh sel T CD4
+
dan sedikit oleh sel T CD8
+
.
Ia memiliki efek autokrin dan bertindak ke atas sel yang menghasilkan. Pada tingkat
fisiologis tidak memiliki efek endokrin. Pada aras fisiologi ia tidak mempunyai kesan
endokrin. Dampak utamanya adalah ke atas limfosit. Kesan utamanya ialah ke atas
limfosit. Jumlah IL-2 yang disintesis oleh limfosit T adalah satu faktor penting yang
menentukan kekuatan suatu respon imun. Kuantiti IL-2 yang disintesis oleh limfosit T
ialah satu faktor penting yang menentukan kekuatan sesuatu gerak balas imun. IL-2 juga
membantu pembentukan sitokin lain oleh sel T termasuk interferon dan limfotoksin. IL-
2 juga membantu pembentukan sitokin lain oleh sel T termasuk interferon dan
limfotoksin. IL-2 berinteraksi dengan limfosit T melalui reseptor IL-2. IL-2 berinteraksi
dengan limfosit T melalui reseptor IL-2. IL-2 juga meningkatkan pertumbuhan sel NK
dan kegiatan sitolisis sel NK dalam pembentukan sel LAK (lymphokine activated killer
cells). IL-2 juga meningkatkan pertumbuhan sel NK dan aktiviti sitolisis sel NK melalui
pembentukan sel LAK (lymphokine activated killer cells) . Untuk sel B pula, IL-2
bertindak sebagai faktor pertumbuhan serta meningkatkan sintesis antibodi. Untuk sel B
pula, IL-2 bertindak sebagai faktor pertumbuhan serta meningkatkan sintesis antibodi.
Namun, IL-2 tidak mengaruh pertukaran kelas antibodi. Walau bagaimanapun, IL-2 tidak
mengaruh pertukaran kelas antibodi.
Reseptor IL-2 (IL-2r) terdapat pada permukaan sel T, sel NK dan sel B. Reseptor IL-2
(IL-2R) terdapat pada permukaan sel T, sel NK dan sel B. Ia dikenal juga sebagai CD25
dan terdiri dari 2 rantai yaitu p55 (55 KD) dan p70 (70 KD). Ia dikenali juga sebagai
CD25 dan terdiri dari 2 rantai iaitu p55 (55 kD) dan p70 (70 kD).
3. Interleukin-3: sejenis limfokin 20 KD yang disintesis oleh sel T CD4
+
dan bertindak
sebagai faktor stimulasi koloni (Colony stimulating factor) yang membantu proliferasi
beberapa sel hematopoietik dan diskriminasi limfosit. Interleukin-3: sejenis limfokin 20
kD yang disintesis oleh sel T CD4
+
dan bertindak sebagai faktor stimulasi koloni (colony
stimulating factor) yang membantu proliferasi sesetengah sel hematopoietik dan
pembezaan limfosit. Ia bertindak dengan bergabung ke reseptor, dan mengaruh fosforilasi
tirosin, serta mengaruh pembentukan koloni-koloni sel eritroid, mieloid, megakariosit dan
hematopoietik limfa. Ia bertindak dengan bergabung kepada reseptor dan mengaruh
fosforilasi tirosin, serta mengaruh pembentukan koloni-koloni sel eritroid, mieloid,
megakariosit dan hematopoietik limfa. IL-3 juga membantu proliferasi sel mast dan
nyahgranulasi histamina . IL-3 juga membantu proliferasi sel mast dan nyahgranulasi
histamina .
4. Interleukin-4 (Faktor pertumbuhan sel B): sitokin 20 KD yang dihasilkan oleh sel T
CD4
+
dan sel mast teraktif. Interleukin-4 (Faktor pertumbuhan sel B): sitokin 20 kD
yang dihasilkan oleh sel T CD4
+
dan sel mast teraktif. Dalam mencit IL-4 bertindak
sebagai faktor pertumbuhan dan diskriminasi untuk sel B serta merupakan faktor yang
mengaruh pertukaran ke sintesis IgE. Dalam mencit IL-4 bertindak sebagai faktor
pertumbuhan dan pembezaan untuk sel B serta merupakan faktor yang mengaruh
pertukaran kepada sintesis IgE. Oleh itu ia mungkin signifikan dalam alergi. Oleh itu ia
mungkin signifikan dalam alergi. IL-4 juga berfungsi sebagai faktor pertumbuhan sel
mast dan aktivator makrofaj. IL-4 juga berfungsi sebagai faktor pertumbuhan sel mast
dan pengaktif makrofaj.
5. Interleukin-5 (Faktor diskriminasi eosinofil): dihasilkan oleh beberapa sel T CD4
+

dan sel mast teraktif. Interleukin-5 (Faktor pembezaan eosinofil): dihasilkan oleh
sesetengah sel T CD4
+
dan sel mast teraktif. Ia membantu pertumbuhan sel B dan
diskriminasi menjadi sel yang ditutupi IgA. Ia membantu pertumbuhan sel B dan
pembezaan menjadi sel yang merembeskan IgA. Bertindak bersama IL-2 dan IL-4 untuk
mengaruh pertumbuhan dan diskriminasi sel B. Bertindak bersama IL-2 dan IL-4 untuk
mengaruh pertumbuhan dan pembezaan sel B. IL-5 juga merangsang pertumbuhan dan
diskriminasi eosinofil. IL-5 juga merangsang pertumbuhan dan pembezaan eosinofil.
Eosinofil yang diaktifkan oleh IL-5 mampu menghancurkan helmin. Eosinofil yang
diaktifkan oleh IL-5 mampu memusnahkan helmin.
6. Interleukin-6: dihasilkan oleh sel endotelium, fagosit mononukleus, fibroblas, sel T
teraktif dan beberapa jenis sel lain. Interleukin-6: dihasilkan oleh sel endotelium, fagosit
mononukleus, fibroblas, sel T teraktif dan beberapa jenis sel lain. Dampak utamanya
adalah ke atas hepatosit dan sel B. Kesan utamanya ialah ke atas hepatosit dan sel B. IL-6
mengaruh sel kelenjar menghasilkan protein fase akut. IL-6 mengaruh sel hepar
menghasilkan protein fasa akut. Ia penting untuk diskriminasi sel B menjadi sel yang
menghasilkan antibodi dan bertindak bersama IL-1 untuk mengaktifkan sel Th. Ia penting
untuk pembezaan sel B menjadi sel yang menghasilkan antibodi dan bertindak bersama
IL-1 untuk mengaktifkan sel Th. IL-6 dulu dikenal sebagai faktor diskriminasi sel B. IL-6
dulu dikenali sebagai faktor pembezaan sel B.
7. Interleukin-8: IL-8 dikategorikan sebagai kemokin (chemokine) dan berfungsi menarik
leukosit seperti neutrofil, sel T dan monosit. Interleukin-8: IL-8 dikategorikan sebagai
kemokin (chemokine) dan berfungsi menarik leukosit seperti neutrofil, sel T dan
monosit. Ia dihasilkan oleh monosit, makrofaj, sel fibroblas dan sel endotelium, dan
mengaktifkan neutrofil serta mempromosikan angiogenesis. Ia dihasilkan oleh monosit,
makrofaj, sel fibroblas dan sel endotelium, dan mengaktifkan neutrofil serta mempromosi
angiogenesis. Karena itu ia memainkan peran penting dalam respon peradangan dan
pemulihan otot. Oleh itu ia memainkan peranan penting dalam gerak balas keradangan
dan pemulihan tisu.
8. Interleukin-10: dalam manusia ia bertindak sebagai faktor perencat sintesis sitokin dan
diekspres oleh sel T CD4
+
dan CD8
+,
monosit, makrofaj, sel B teraktif dan lain-lain.
Interleukin-10: dalam manusia ia bertindak sebagai faktor perencat sintesis sitokin dan
diekspres oleh sel T CD4
+
dan CD8
+
, monosit, makrofaj, sel B teraktif dan lain-lain. Ia
merencat beberapa respon imun tetapi meningkatkan beberapa yang lain. Ia merencat
sesetengah gerak balas imun tetapi meningkatkan sesetengah yang lain. Ia merencat
sintesis sitokin oleh sel Th1 dan pembentukan interferon , IL-1, IL-6 dan TNF o. Ia
merencat sintesis sitokin oleh sel Th1 dan pembentukan interferon , IL-1, IL-6 dan TNF
o . Walaupun IL-10 menekan keimunan perantaraan sel, ia merangsang limfosit B, IL-2
dan IL-4. Walaupun IL-10 menekan keimunan perantaraan sel, ia merangsang limfosit B,
IL-2 dan IL-4. Ia juga terlibat dalam kontrol produksi IgE. Ia juga terlibat dalam kawalan
penghasilan IgE.
B. B. Interferon (IFN) Interferon (IFN)
Sekelompok protein imunokawalan yang dihasilkan oleh sel T, fibroblas dan beberapa jenis sel
lain setelah rangsangan oleh virus, antigen, mitogen, DNA dwibebenang atau lektin. Sekumpulan
protein imunokawalan yang dihasilkan oleh sel T, fibroblas dan beberapa jenis sel lain selepas
rangsangan oleh virus, antigen, mitogen, DNA dwibebenang atau lektin. IFN diklasifikasikan
sebagai o atau | (memiliki aktivitas anti-virus) dan (IFN imun). A dan | menggunakan
reseptor yang sama tetapi memiliki reseptor lain. IFN dikelaskan sebagai o atau | (mempunyai
aktiviti anti-virus) dan (IFN imun). o dan | menggunakan reseptor yang sama tetapi
mempunyai reseptor lain. IFN memiliki fungsi kontrol dan meningkatkan kemampuan makrofaj
menghancurkan sel tumor, virus dan bakteri. IFN mempunyai fungsi kawalan dan meningkatkan
keupayaan makrofaj memusnahkan sel tumor, virus dan bakteria. IFN o dan | dulu dikenal
sebagai IFN jenis I, stabil asam dan dihasilkan terutama oleh leukosit dan fibroblas. IFN o dan |
dulu dikenali sebagai IFN jenis I, stabil asid dan dihasilkan terutamanya oleh leukosit dan
fibroblas. IFN (jenis II atau IFN imun) adalah tak stabil asam dan dihasilkan terutama oleh
limfosit T yang diaktifkan oleh antigen atau mitogen. IFN (jenis II atau IFN imun) adalah tak
stabil asid dan dihasilkan terutamanya oleh limfosit T yang diaktifkan oleh antigen atau mitogen.
Kemampuan IFN untuk mencegah infeksi sel tak terinfeksi adalah spesifik spesies tetapi tidak
spesifik virus. Keupayaan IFN untuk menghalang infeksi sel tak terinfeksi adalah spesifik
spesies tetapi tidak spesifik virus. Infeksi oleh hampir semua virus dapat direncat oleh IFN.
Infeksi oleh hampir semua virus boleh direncat oleh IFN. IFN tidak aktivitas anti-virus sendiri.
IFN tidak mempunyai aktiviti anti-virus sendiri. Ia bertindak dengan mengaruh pembentukan
satu set protein kedua yang merencat translasi kromosom virus. Ia bertindak dengan mengaruh
pembentukan satu set protein kedua yang merencat translasi mRNA virus. Sel NK juga bisa
menghasilkan IFN . Sel NK juga boleh menghasilkan IFN .

Gambar menunjukkan beberapa bahan yang dapat mengaruh penghasilan IFN Rajah
menunjukkan beberapa bahan yang boleh mengaruh penghasilan IFN
1. Interferon o: dihasilkan oleh makrofaj dan sel B. Interferon o : dihasilkan oleh
makrofaj dan sel B. Dapat mencegah replikasi virus, memiliki aktifitas anti-proliferasi,
pirogen (mengaruh demam). Boleh menghalang replikasi virus, mempunyai aktiviti anti-
proliferasi, pirogen (mengaruh demam). IFN o merangsang aktivitas sel NK dan
mengaruh Awal mula antigen MHC kelas I. IFN o merangsang aktiviti sel NK dan
mengaruh pengekspresan antigen MHC kelas I. IFN o rekombinan kini digunakan untuk
pengobatan beberapa jenis kanker seperti Kaposi's sarcoma, hairy cell leukemia, renal
cell carcinoma dan hepatitis kronis. IFN o rekombinan kini digunakan untuk rawatan
beberapa jenis kanser seperti Kaposi's sarcoma, hairy cell leukemia, renal cell carcinoma
dan hepatitis kronik.
2. Interferon |: protein antivirus (20 KD) yang dihasilkan oleh fibroblas dan mencegah
replikasi virus. Interferon | : protein antivirus (20 kD) yang dihasilkan oleh fibroblas
dan menghalang replikasi virus. Penghasilannya bisa diaruh oleh RNA atau DNA virus
dan poliribonukleotida. Penghasilannya boleh diaruh oleh RNA atau DNA virus dan
poliribonukleotida.
3. Interferon : limfokin Glikoprotein (21-24 KD) yang dihasilkan oleh sel T teraktif dan
sel NK. Interferon : limfokin glikoprotein (21-24 kD) yang dihasilkan oleh sel T
teraktif dan sel NK. Ia memiliki aktivitas anti-proliferasi dan antivirus serta sangat kuat
mengaktifkan fagosit mononukleus untuk memusnahkkan mikroorganisma intrasel dan
sel tumor. Ia mempunyai aktiviti anti-proliferasi dan antivirus serta sangat kuat
mengaktifkan fagosit mononukleus untuk memusnahkkan mikroorganisma intrasel dan
sel tumor. Ia menyebabkan banyak sel mengekspres molekul MHC kelas II dan juga
dapat meningkatkan pengekpresan molekul MHC kelas I. Ia menyebabkan banyak sel
mengekspres molekul MHC kelas II serta boleh juga meningkatkan pengekpresan
molekul MHC kelas I. Sitokin ini juga membantu diskriminasi limfosit B dan T. Sitokin
ini juga membantu pembezaan limfosit B dan T. Interferon juga kuat mengaktifkan sel
NK. Interferon juga kuat mengaktifkan sel NK. Interferon rekombinan telah
digunakan untuk pengobatan penyakit Hodgkin, acute lymphocytic leukemia, dan mycosis
fungoides. Reseptor interferon ada pada kebanyakan sel kecuali eritrosit. Interferon
rekombinan telah digunakan untuk rawatan penyakit Hodgkin, acute lymphocytic
leukemia , dan mycosis fungoides . Reseptor interferon wujud pada kebanyakan sel
kecuali eritrosit.
C. C. Faktor Nekrosis tumor Faktor nekrosis tumor
1. Faktor Nekrosis tumor o (TNF o): sejenis monokin sitotoksik yang dihasilkan oleh
makrofaj yang dirangsang oleh endotoksin. Faktor nekrosis tumor o (TNF o ): sejenis
monokin sitotoksik yang dihasilkan oleh makrofaj yang dirangsang oleh endotoksin. TNF
o terlibat dalam peradangan dan pemulihan tisu cedera. TNF o terlibat dalam keradangan
dan pemulihan tisu tercedera. TNF o juga dikenal sebagai cachectin, dan dapat
mengaruh kejutan endotoksik (endotoxic shock). TNF o juga dikenali sebagai cachectin ,
dan boleh mengaruh kejutan endotoksik (endotoxic shock) . Sel-sel yang menghasilkan
TNF o termasuk monosit, makrofaj, limfosit T dan B, sel NK serta sel-sel lain yang
dirangsang oleh lipopolisakarida dan produk-produk mikroorganisma lain. Sel-sel yang
menghasilkan TNF o termasuk monosit, makrofaj, limfosit T dan B, sel NK serta sel-sel
lain yang dirangsang oleh lipopolisakarida dan produk-produk mikroorganisma lain. TNF
o dapat bergabung dengan reseptor pada beberapa jenis sel tumor dan menyebabkan lisis.
TNF o boleh bergabung dengan reseptor pada beberapa jenis sel tumor dan menyebabkan
lisis.
2. Faktor Nekrosis tumor | (TNF |): dihasilkan oleh limfosit teraktif. Faktor nekrosis
tumor | (TNF | ): dihasilkan oleh limfosit teraktif. TNF | dapat menghancurkan sel
tumor dalam kultur, mengaruh Awal mula gen, merangsang proliferasi fibroblas dan
memamerkan banyak aktivitas sama seperti TNF o, terlibat dalam peradangan dan
penolakan cedung . TNF | boleh memusnahkan sel tumor dalam kultur, mengaruh
pengekspresan gen, merangsang proliferasi fibroblas dan mempamerkan banyak aktiviti
sama seperti TNF o , terlibat dalam keradangan dan penolakan cedung . TNF | adalah
bahantara yang terlibat dalam perusakan sel sasaran oleh sel T sitotoksik, sel NK dan sel
LAK. TNF | ialah bahantara yang terlibat dalam pemusnahan sel sasaran oleh sel T
sitotoksik, sel NK dan sel LAK.

Gambar menunjukkan berbagai efek TNF Rajah menunjukkan pelbagai kesan TNF
D. D. Reseptor sitokin Reseptor sitokin
Sitokin hanya dapat bertindak atas sel sasaran yang mengekspres reseptor untuk sitokin tersebut.
Sitokin hanya boleh bertindak ke atas sel sasaran yang mengekspres reseptor untuk sitokin
tersebut. Awal mula ini adalah di bawah kontrol ketat dan terdapat reseptor berbeda keafinan
untuk sesuatu sitokin. Pengekspresan ini adalah di bawah kawalan ketat dan terdapat reseptor
berlainan keafinan untuk sesuatu sitokin. Reseptor sitokin dibagi menjadi 5 suku (kategori)
seperti ditampilkan dalam gambar berikut. Reseptor sitokin dibahagikan kepada 5 famili
(kategori) seperti ditunjukkan dalam rajah berikut. Peragbungan sitokin ke reseptor spesifiknya
akan mengaktifkan sel sasaran dan berakhir dengan efek biologi sitokin tersebut pada tingkat sel.
Peragbungan sitokin ke reseptor spesifiknya akan mengaktifkan sel sasaran dan berakhir dengan
kesan-kesan biologi sitokin tersebut pada peringkat sel.

Suku reseptor sitokin Famili reseptor sitokin
E. E. Sitokin dan penyakit Sitokin dan penyakit
Oleh karena sitokin memainkan peranan yang penting dalam pengaturan, jika sitokin atau
reseptornya diekspres pada tingkat yang rendah, penyakit dapat dihasilkan. Oleh kerana sitokin
memainkan peranan yang penting dalam kawalaturan, jika sitokin atau reseptornya diekspres
pada aras yang rendah, penyakit boleh terhasil. Beberapa penyakit yang melibatkan sitokin
dijelaskan di bawah: Beberapa penyakit yang melibatkan sitokin diterangkan di bawah:
- Sindrom kejutan toksik: penyakit ini dimulai dengan pembebasan superantigen
(contoh: enterotoksin) oleh beberapa mikroorganisma. Sindrom kejutan toksik:
penyakit ini dimulakan dengan pembebasan superantigen (contoh: enterotoksin) oleh
beberapa mikroorganisma. Toksin ini akan mengaruh pembebasan sitokin yang banyak
oleh sel T. Toksin ini akan mengaruh pembebasan sitokin yang banyak oleh sel T. Oleh
karena ia bergabung ke banyak sel T, terlalu banyak sitokin dibebaskan terutama IL-1
dan TNuo, dan menganggu pengaturan jaringan sitokin. Oleh kerana ia bergabung ke
banyak sel T, terlalu banyak sitokin dibebaskan terutamanya IL-1 dan TNF- o , dan
menganggu kawalaturan rangkaian sitokin. IL-1 dan TNuo akan mengaruh reaksi
sitemik termasuk demam, diarea, pembekuan darah, kejatuhan tekanan darah dan kejutan.
IL-1 dan TNF- o akan mengaruh tindak balas sitemik termasuk demam, diarea,
pembekuan darah, kejatuhan tekanan darah dan kejutan. Penyakit ini dapat membawa
maut. Penyakit ini boleh membawa maut.
- Kejutan septik bakteri: penyakit ini dikaitkan dengan penghasilan berlebihan sitokin
akibat infeksi bakteri Gram negatif. Kejutan septik bakteria: penyakit ini dikaitkan
dengan penghasilan berlebihan sitokin akibat infeksi bakteria Gram negatif. Endotoksin
yang dibebaskan oleh organisme ini akan mengaruh makrofaj menghasilkan IL-1 dan
TNuo dengan banyak dan menyebabkan kejutan septik yang dapat membawa maut.
Endotoksin yang dibebaskan oleh organisma ini akan mengaruh makrofaj menghasilkan
IL-1 dan TNF- o dengan banyak dan menyebabkan kejutan septik yang boleh membawa
maut.
- Kanker: Beberapa kanker limfoid dan mieloid ditunjukkan memiliki kaitan dengan Awal
mula sitokin atau reseptor sitokin yang tinggi. Kanser: Beberapa kanser limfoid dan
mieloid ditunjukkan mempunyai kaitan dengan pengekspresan sitokin atau reseptor
sitokin yang tinggi. Awal mula berlebihan ini menyebabkan pertumbuhan sel yang tak
terkendali dan membawa ke kanker. Pengekspresan berlebihan ini menyebabkan
pertumbuhan sel yang tak terkawal dan membawa kepada kanser.
- Penyakit autoimun: Sel T diketahui memainkan peranan penting dalam pembangkit
autoantibodi dan kontrol keautoimunan. Penyakit autoimun: Sel T diketahui memainkan
peranan penting dalam penjanaan autoantibodi dan kawalan keautoimunan. Beberapa
ketidaknormalan sitokin dan reseptor sitokin dikaitkan dengan penyakit autoimun
sistemik. Beberapa ketidaknormalan sitokin dan reseptor sitokin dikaitkan dengan
penyakit autoimun sistemik. Contoh: SLE telah dikaitkan dengan tingkat IL-10 yang
tinggi. Contoh: SLE telah dikaitkan dengan aras IL-10 yang tinggi.

Kembali ke daftar judul kuliah Balik ke senarai tajuk kuliah

You might also like