You are on page 1of 31

MIOLOGY INTRODUCTION

BY : IMRON ROSYADI, S.Or

40 % - 50 % tubuh manusia berupa jaringan otot

yang tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut SERABUT OTOT/SERAT OTOT Otot rangka terdiri dari 75 % air , 20 % protein, 5 % mineral (calcium, magnesium, pospor) garam inorganik, fosfat berenergi tinggi, urea, asam laktat, enzim dan pigmen, ion sodium, potassium, chlorida, asam amino, lemak dan karbohidrat.

FUNGSI OTOT RANGKA/SKELETAL

Pergerakan Penopang tubuh Produksi panas

Otot memendek KONTRAKSI

Otot memanjang

RELAKSASI

KARAKTER OTOT
1. Kontraksibilitas, kemampuan memendek dari ukuran

yang sebenarnya saat beraktivitas.


2. Ekstensibilitas, kemampuan untuk memanjang dari

ukuran yang sebenarnya .


3. Eksitabilitas, kemampuan merespons dengan kuat jika

terstimulan oleh impuls saraf.


4. Elastisitas, kemampuan untuk kembali pada ukuran

awal.

PENYUSUN OTOT
FILAMEN KONTRAKTIL

1. Filamen tebal (miosin) tersusun dari protein miosin 2. Filamen tipis (aktin) tersusun dari protein aktin (tropomiosin + troponin) FILAMEN NON KONTRAKTIL mikrotubulus

Perbandingan kadar protein dalam otot adalah :


MIOSIN : AKTIN : TROPOMIOSIN

52

23

15

Dalam setiap 100 gram jaringan otot terdapat sekitar 700 mg mioglobin

Ada beberapa bagian yang harus di

ketahui dari masa otot, antara lain : 1. Origo tempat lekat otot pada tulang 2. Insertio tempat lekat otot pada tulang lain yang relatif banyak berpindah saat berkontraksi 3. Tendo jaringan ikat yang kuat dan melekat pada tulang 4. Ligamentum jaringan ikat penghubung tulang maupun sendi-sendi 5. Kartilago tulang rawan

JENIS JARINGAN OTOT


1. OTOT RANGKA

Disebut juga otot lurik, otot serat lintang Terdapat pada otot-otot anggota badan, dinding badan, wajah Bersifat volunter (sadar)

2. OTOT JANTUNG

Hanya terdapat pada jantung


Bersifat involunter (tidak sadar)

3. OTOT POLOS

Disebut juga sebagai otot viseral


Terdapat pada lambung, usus, pembuluh darah Bersifat involunter (tidak sadar)

Perbedaan
Tempat

Otot Lurik
Melekat pada otot

Otot Polos
Dinding viscera (organ dalam) seperti lambung, kandung kemih, pembuluh darah Memanjang, berbentuk gelendong, ujung lancip Satu Tengah Tidak ada Paling lambat Lama Tidak menurut kemauan (involunter)

Otot Jantung
Dinding jantung

Bentuk serabut

Memanjang, silindris, ujung tumpul Banyak Tepi (perifer) Ada Paling cepat Sebentar Menurut kemauan (volunter)

Memanjang, silindris, serabut sel bercabang dan menyatu Satu Tengah Ada Intermediet (sedang) Sedang Tidak menurut kemauan (involunter)

Jumlah nukleus tiap sel Letak nukleus Garis melintang Kecepatan kontraksi Ketetapan kontraksi Tipe kontrol

SIFAT KERJA OTOT

ANTAGONIS, dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan


1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep. 2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna. 3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan menengadah. 4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak

telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

SINERGIS, otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup).

MEKANISME KONTRAKSI OTOT


SLIDING FILAMENT THEORY {Hansen dan Huxly (l955)}
Kontraksi otot terjadi karena adanya dua molekul filamen

di dalam sel otot kontraktil. Dimana molekul filamEn aktin meluncur diantara filamen miosin, kemudian filamen miosin mengikat ATP yang dilepaskan oleh filamen aktin untuk dipecah menjadi ADP Peristiwa saling tumpah tindih yang dilakukan oleh filamen aktin dengan cara menutup keberadaan garis H oleh garis Z.

FASE DALAM TEORI SLIDING FILAMEN


1. Keadaan istirahat.
Filamen aktin dan miosin tidak berikatan, sehingga terjadi pelebaran jembatan silang (crossbridge) pada miofibril (tidak mengikat ion Ca) karena terhambat oleh sistem tropomiosin dan troponin yang ada pada filamen aktin. Sehingga terjadi rangkaian ATP-Cross-Bridge Tidak Bermuatan

2. Rangkaian eksitasi

Persiapan kontraksi Terjadi pelepasan asetilkolin (Ach) dalam sarkolema yang diedarkan oleh T-Tubulus untuk mengikat ion Calcium dan menyatu bersama rangkaian ATP-CrossBridge tidak bermuatan menjadi rangkaian ATP-CrossBridge bermuatan. Sehingga terjadi aktivitas miosin ATPase
ATP ADP + Pi + energi untuk kontraksi

aktivitas miosin ATPase

3. Waktu kontraksi.
memberikan kesempatan bagi Cross-Bridge untuk membentuk sudut dan bentuk baru sehingga filamen aktin dapat meluncur ke arah satu sama lain, sehingga mengalami penumpukan filamen aktin yang menyebabkan garis Z tertarik dan saling berdekatan

4. Pengisian muatan.

melepaskan ikatan antara aktin dan crossbridge miosin yang lama kemudian membentuk suatu ikatan baru dengan cara mencari molekul ATP yang baru. Tetapi jika molekul ATP tidak tersedia, maka otot dalam keadaan kaku mayat.

5. Relaksasi.

tidak terjadi pemecahan ATP ke dalam ADP sehingga filamen aktin dan miosin dapat kembali ke tempat semula

TIPE SERABUT OTOT


OTOT MERAH

atau tipe I, tipe aerobik, tonik, Slow-Twitch (ST), atau Slow Oxidative (SO)
Daya tahan (long duration)

OTOT PUTIH

atau tipe II, tipe anaerobik, fasik, Fast-Twitch (FT), atau Fast-Glycolitic
Kecepatan dan kekuatan (Short Duration)

EFEK LATIHAN FISIK PADA OTOT

HIPERTROFI
terjadi pembesaran tonus otot, dikarenakan semakin bertambahnya serabut-serabut otot pada bagian tubuh tertentu (resistance effect).

ARTROFI
terjadi penyusutan tonus otot, dikarenakan berkurangnya jumlah serabut-serabut otot pada bagian tubuh tertentu (imobilisation).

JENIS KONTRAKSI OTOT

Isotonik / Dinamik, terjadi pemendekan otot untuk melawan beban yang konstan tanpa disertai perubahan tegangan otot.

Isometrik / Auksotonik, tidak terjadi perubahan panjang otot walaupun

terjadi kontraksi (kombinasi kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik).


Isokinetik, kontraksi otot maksimal pada kecepatan yang tetap atau

konstan pada pergerakan. Contoh : ayunan gerak tangan pada renang gaya Crawl.
Konsentrik, terjadi pemendekan otot pada saat berkontraksi dan berfungsi

untuk aselerasi
Eksentrik, terjadi pemanjangan otot pada saat berkontraksi dan berfungsi

untuk deselerasi
Pliometrik, merupakan kombinasi dari kontraksi isometrik dengan

isotonik (konsentrik-eksentrik)

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

You might also like