You are on page 1of 11

SOAL SOAL (PELIMPAH AMBANG V-NOTCH)

1. Suatu saluran terbuat dari beton dengan permukaan halus, berpenampang segi empat dengan

lebar B1 = 1,00 m, mempunyai kemiringan dasar sama dengan nol (horizontal) dan kedalaman aliran h1 = 1 m untuk suatu kecepatan rata-rata = 1 m/det. Saluran tersebut menyempit secara lambat laun menjadi selebar B2 = 0,50 m. Bersamaan dengan penyempitan tersebut kemiringan dasar saluran juga berubah dari ib = 0 menjadi ib > 0 dan kembali menjadi ib = 0 (horizontal) pada waktu B2 menjadi 0,50 m. Aliran di hilir perubahan tersebut merupakan aliran tetap dan seragam. Dalam hal ini tidak ada kehilangan energi akibat geseran yang diperhitungkan karena jarak perubahan sangat pendek.

Gambar 6.2 Saluran dengan perubahan lebar dan kemiringan dasar Penurunan dasar saluran adalah sebesar z = 1,00 m, seperti pada gambar diatas. Hitung kedalaman aliran di penampang 2. Apabila dari perhitungan diperoleh harga h2 dan harga lebih dari satu, tunjukkan dan jelaskan harga-harga kedalam air dan kecepatan rata-rata tersebut yang mungkin terjadi. Harga-harga dan diperkirakan sama dengan satu ( = = 1).

2. Bagaimana cara menentukan penampang saluran disertai 1 contoh perhitungan!!


3. Sebuah saluran siku-siku dengan sudut 90o digunakan untuk mengetahui debit aliran.

Apabila tinggi peluapan a+0,5 m , dan debit aliran tersebut telah diketahui sebesar 0,075 m3/s maka berapa nilai Cd yang dipakai dalam perhitungan tersebut? ( a = Nim/100 ) 4. Sebutkan jenis jenis alat ukur ambang tipis beserta persamaan debit alirannya ? 5. Sebutkan rumus debit yang disarankan untuk alat ukur pelimpah ambang tajam berpenampang segitiga yang lebih kecil dinyatakan dalam 2 kategori (ISO Standard Handbook 16 1983) ?

Penyelesaian :

a. Hukum kontinuitas aliran antara penampang 1 dan penampang 2 :

b. Hukum ketetapan energi : Karena tidak ada kehilangan energi yang diperhitungkan maka digunakan persamaan Bernoulli antara penampang 1 dan penampang 2.

H = z1 +

= z2 +

1+1+

= 0 + h2 +

h2 +

= 2,05

h2 +

= 2,05

h3 2,05 h22 + 0,205 = 0 Dengan cara coba-coba didapat : (h2 2) (h 22 0,05 h 0,1) = 0 Untuk : h2 2 = 0 h2,1 = 2 m Untuk : h22 0,05 h 0,1 = 0

h2(2,3) = h2,2 = 0,025 + 0,317 = 0,34 m

= 0,025 0,317

h2,3 = 0,025 - 0,317 = -0,292 m Dengan demikian terdapat dua kemungkinan harga h positif. Untuk mencari harga h2 yang sama yang mungkin terjadi perlu diperiksa dengan persamaan momentum. c. Persamaan momentum : Dalam menerapkan persamaan momentum perlu asumsi : tidak ada kehilangan energi dan tekanan air karena kemiringan dasar antara penampang A dan penampang B diabaikan. Persamaan momentum antara penampang 1 dan penampang 2 adalah :

12. . g . h12 . B1 - 12 . g . h22 . B2 =

x 1 h22 x 0,5 = 2

0,5 0,25 h22 = h23 2,4 h2 + 0,8 = 0 Dengan cara coba-coba persamaan tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai berikut : (h2 1,35) (h22 + 1,35 h2 0,59) = 0 Untuk : h2 1,35 m = 0 h2,2 = 1,35 m Untuk : h22 + 1,35 h2 0,59 = 0 Terdapat 2 harga h2 yaitu :

h2(2,3) =

h2,2 = h2,3 = negatif

= 0,34 m

Apabila dilihat dari persamaan momentum maka baik h2,1 = 1,35 m maupun h2,2 = 0,34 m dapat terjadi di saluran hilir dimana h2,1 merupakan kedalaman urutan dari kedalaman h2,2.

Namun hal ini perlu diperiksa dengan persamaan sebagai berikut :

h2,2 = 4 h2,1 = 4 x 0,34 = 1,36 m Hasil perhitungan ini membuktikan bahwa h2,2 merupakan kedalaman urutan dari h2,1. Hasil perhitungan dari persamaan energi dimana h2 = 2 m, secara matematis adalah benar, namum secara hydraulik meragukan. Di dalam penampang A dasar saluran adalah horizontal dan kedalaman aliran h1 = 1 m adalah lebih besar daripada hc.

= 0,47 m < h1 Profil aliran merupakan profil H2 yang merupakan profil penurunan (draw down). Hal yang sama terjadi pada penampang B, dimana h2 (2 m) adalah lebih besar daripada hc.

= 0,74 m < h2 Antara A dan B dasar saluran tidak horizontal tetapi miring. Kemiringan dasar ini termasuk kemiringan landai atau kemiringan curam tergantung pada jarak antara A dan B. Dari hasil perhitungan diatas kedalaman aliran di hulu dan di penampang hilir dari kemiringan dasar adalah lebih besar daripada kedalam kritis. Dalam hal kemiringan dasar adalah kemiringan curam, maka aliran adalah aliran superkritis dan profil aliran adalah profil S1. Hal ini berarti bahwa aliran ditentukan oleh penampang di hulu dan permukaan air mendekati horizontal secara symptotis. Lengkung S1 dimulai dari suatu loncatan air yang menghasilkan kehilangan energi. Ini berarti bahwa persamaan Bernoulli tidak dapat diterapkan dan kedalaman h2 = 2 m adalah tidak mungkin. Dalam hal kemiringan landai, profil aliran yang mungkin terjadi adalah M1 atau M2. Suatu profil M2 merupakan suatu aliran subkritis yang dipercepat karena suatu kondisi penampang kontrol di hilir (yang tidak ditunjukkan dalam contoh ini). Sedang profil H2 dan suatu profil M2 kedua-duanya menunjukkan bahwa permukaan aliran menurun

di arah aliran dan dengan demikian kedalaman aliran di B adalah lebih rendah daripada kedalaman aliran di A, jadi lebih rendah daripada 2 m. Profil M1 adalah profil air balik (backwater) karena dikontrol oleh penampang di hilir, sehingga apabila h2 di B = 2 m, maka kedalaman aliran di hilir harus lebih besar dari 2 m. Kesimpulannya kedalaman h2 = 2 m di penampanag B adalah tidak mungkin.

1. Cara menentukan penampang saluran yang efisien yaitu dengan membuktikan melalui rumus:
B + 2 Zy = y Z 2 +1 2

B = Lebar dengan penampang saluran Y = tinggi muka air Z = perbandingan sisi vertikal dan horizontal

Beberapa macam penampang: a. Penampang persegi 4

b. Penampang persegi 3

c.

Penampang trapesium

d.

Penampang lingkaran

Contoh: Dalam konstruksi drainase berbentuk trapesium 1:1 atau 1:2 manakah yang lebih ekonomis??

Jawab: Trapesium 1:1 Z = 1/1 = 1 B + 2Zy = 2y Z 2 +1 B + 2y = 2y2 B = 2y(2 1) B = 2y (0,414) = 0,818 y

Trapesium 1:2 Z = 2 B + 2Zy = 2y Z 2 +1 B + 4y = 2y5 B = 2y(5 2) B = 2y (0,236) = 0,472 y

Jika untuk kedua saluran kita misalkan nilai B sama yaitu B=1m, maka Trapesium 1:1 B = 0,828 y 1 = 0,828 y Y = 1,2 m

Trapesium 1:2 B = 0,472 y 1 = 0,472 y Y = 3,1 m

Jadi yang lebih ekonomis adalah trapesium 1:1

1. Diket:

= 90o
H = a + 0,5 m Q = 0,085 m3/s

Dit: Cd=...

Jawab:
Q= 8 5 .Cd . 2 g .tg .H 2 15 2

0,085=
5 8 90o .Cd . 2.9,8.tg .( a + 0,5) 2 15 2

Cd= ?????? Pelimpah Ambang Tajam Pelimpah ambang tajam digunakan untuk mengukur debit aliran di dalam saluiran irigasi. Beberapa bentuk alat ukur pelimpah ambang tajam yang banyak digunakan adalah alat ukur Rehbock, Thomson (V Notch), Cipoletti, dan Ambang Lingkaran.

Rumus debit yang disarankan untuk alat ukur pelimpah ambang tajam berpenampang segitiga yang lebih kecil dinyatakan dalam 2 (dua) kategori (ISO Standard Handbook 16-1983) : a) Rumus untuk sudut antara dan (200 dan 1000). 9/5 9/ b) Rumus untuk sudut khusus atau spesifik (kontraksi penuh)

You might also like